Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PASIEN DENGAN HIPERTENSI

OLEH:
NI PUTU ARIANTINI, S.KEP
C2222038

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA USADA BALI
2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN


DENGAN HIPERTENSI DI RUANG DWARAKA RUMAH SAKIT
UMUM SURYA HUSADHA UBUNG
TANGGAL 18-20 APRIL 2022

Diajukan oleh:
Ni Putu Ariantini, S.Kep
Nim. C2222038

Telah Disahkan Sebagai Laporaan


Stase Keperawatan Medikal Bedah Minggu Pertama

Preseptor Klinik Preseptor Akademik

Ns. Ni Kadek Lia Susanti, S.Kep Ns. Komang Yogi Triana, S.Kep., M.Kep., Sp. Kep. An
NIP. 2011.08.1381 NIK.13.12.0068
NIDN. 0825118901

Mengetahui,
STIKES Bina Usada Bali
Profesi Ners
Ketua

Ns. I Putu Artha Wijaya, S.Kep., M.Kep


NIK: 11.01.004
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTENSI

1. KONSEP DASAR PENYAKIT


A. PENGERTIAN
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan
tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai
sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat
istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi. Tekanan darah yang selalu
tinggi adalah salah satu faktor risiko untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung dan
aneurisma arterial, dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis. (Armilawaty,
2007)
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi
diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh
pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg
didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan
tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90
mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.
Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa menurut JNC VII [1]
Tekanan Darah
Kategori Tekanan Darah Diastolik
Sistolik
Normal < 120 mmHg (dan) < 80 mmHg
Pre-hipertensi 120-139 mmHg (atau) 80-89 mmHg
Stadium 1 140-159 mmHg (atau) 90-99 mmHg
Stadium 2 >= 160 mmHg (atau) >= 100 mmHg
Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi
tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran
normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan
darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus
meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan
menurun drastis.
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :
1. Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum diketahui
penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi).
2. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari adanya
penyakit lain.
3. Hipertensi darurat (emergency hypertension) : kenaikan tekanan darah mendadak
(sistolik  ≥180 mm Hg dan / atau diastolik ≥120 mm Hg) dengan kerusakan organ
target yang bersifat progresif, sehingga tekanan darah harus diturunkan segera, dalam
hitungan menit sampai jam. Tekanan darah yang sangat tinggi dan terdapat kerusakan
organ, sehingga tekanan darah harus diturunkan dengan segera (dalam menit atau jam)
agar dapat membatasi kerusakan yang terjadi. Tingginya tekanan darah untuk dapat
dikategorikan sebagai hipertensi darurat tidaklah mutlak, namun kebanyakan referensi
di Indonesia memakan patokan >220/140.

B. ANATOMI DAN FISIOLOGI JANTUNG


1. Anatomi
Jantung adalah organ otot yang berongga dan berukuran sebesar kepalan tangan.
Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke pembuluh darah dengan
kontraksi ritmik dan berulang. Jantung normal terdiri dari empat ruang, 2 ruang
jantung atas dinamakan atrium dan 2 ruang jantung di bawahnya dinamakan
ventrikel, yang berfungsi sebagai pompa. Dinding yang memisahkan kedua atrium
dan ventrikel menjadi bagian kanan dan kiri dinamakan septum.
Batas-batas jantung:
a. Kanan : vena cava superior (VCS), atrium kanan, vena cava inferior (VCI)
b. Kiri : ujung ventrikel kiri
c. Anterior : atrium kanan, ventrikel kanan, sebagian kecil ventrikel kiri
d. Posterior : atrium kiri, 4 vena pulmonalis
e. Inferior : ventrikel kanan yang terletak hampir horizontal sepanjang
diafragma sampai apeks jantung
f. Superior : apendiks atrium kiri
Darah dipompakan melalui semua ruang jantung dengan bantuan keempat katup
yang mencegah agar darah tidak kembali ke belakang dan menjaga agar darah
tersebut mengalir ke tempat yang dituju. Keempat katup ini adalah katup trikuspid
yang terletak di antara atrium kanan dan ventrikel kanan, katup pulmonal, terletak
di antara ventrikel kanan dan arteri pulmonal, katup mitral yang terletak di antara
atrium kiri dan ventrikel kiri dan katup aorta, terletak di antara ventrikel kiri dan
aorta. Katup mitral memiliki 2 daun (leaflet), yaitu leaflet anterior dan posterior.
Katup lainnya memiliki tiga daun (leaflet) . Jantung dipersarafi aferen dan eferen
yang keduanya sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Saraf parasimpatis berasal
dari saraf vagus melalui preksus jantung. Serabut post ganglion pendek melewati
nodus SA dan AV, serta hanya sedikit menyebar pada ventrikel. Saraf simpatis
berasal dari trunkus toraksik dan servikal atas, mensuplai kedua atrium dan
ventrikel. Walaupun jantung tidak mempunyai persarafan somatik, stimulasi aferen
vagal dapat mencapai tingkat kesadaran dan dipersepsi sebagai nyeri. Suplai darah
jantung berasal dari arteri koronaria. Arteri koroner kanan berasal dari sinus aorta
anterior, melewati diantara trunkus pulmonalis dan apendiks atrium kanan, turun
ke lekukan A-V kanan sampai mencapai lekukan interventrikuler posterior. Pada
85% pasien arteri berlanjut sebagai arteri posterior desenden/ posterior decendens
artery (PDA) disebut dominan kanan. Arteri koroner kiri berasal dari sinus aorta
posterior kiri dan terbagi menjadi arteri anterior desenden kiri/ left anterior
descenden (LAD) interventrikuler dan sirkumfleks. LAD turun di anterior dan
inferior ke apeks jantung. Mayoritas darah vena terdrainase melalui sinus
koronarius ke atrium kanan. Sinus koronarius bermuara ke sinus venosus sistemik
pada atrium kanan, secara morfologi berhubungan dengna atrium kiri, berjalan
dalam celah atrioventrikuler
2. Fisiologi
Jantung dapat dianggap sebagai 2 bagian pompa yang terpisah terkait fungsinya
sebagai pompa darah. Masing-masing terdiri dari satu atrium-ventrikel kiri dan
kanan. Berdasarkan sirkulasi dari kedua bagian pompa jantung tersebut, pompa
kanan berfungsi untuk sirkulasi paru sedangkan bagian pompa jantung yang kiri
berperan dalam sirkulasi sistemik untuk seluruh tubuh. Kedua jenis sirkulasi yang
dilakukan oleh jantung ini adalah suatu proses yang berkesinambungan dan
berkaitan sangat erat untuk asupan oksigen manusia demi kelangsungan hidupnya.
Ada 5 pembuluh darah mayor yang mengalirkan darah dari dan ke jantung. Vena
cava inferior dan vena cava superior mengumpulkan darah dari sirkulasi vena
(disebut darah biru) dan mengalirkan darah biru tersebut ke jantung sebelah kanan.
Darah masuk ke atrium kanan, dan melalui katup trikuspid menuju ventrikel kanan,
kemudian ke paru-paru melalui katup pulmonal. Darah yang biru tersebut
melepaskan karbondioksida, mengalami oksigenasi di paru-paru, selanjutnya darah
ini menjadi berwarna merah. Darah merah ini kemudian menuju atrium kiri melalui
keempat vena pulmonalis. Dari atrium kiri, darah mengalir ke ventrikel kiri melalui
katup mitral dan selanjutnya dipompakan ke aorta. Tekanan arteri yang dihasilkan
dari kontraksi ventrikel kiri, dinamakan tekanan darah sistolik. Setelah ventrikel
kiri berkontraksi maksimal, ventrikel ini mulai mengalami relaksasi dan darah dari
atrium kiri akan mengalir ke ventrikel ini. Tekanan dalam arteri akan segera turun
saat ventrikel terisi darah. Tekanan ini selanjutnya dinamakan tekanan darah
diastolik. Kedua atrium berkontraksi secara bersamaan, begitu pula dengan kedua
ventrikel.

C. ETIOLOGI
Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke dan gagal ginjal. Disebut
juga sebagai “pembunuh diam-diam” karena orang dengan hipertensi sering tidak
menampakkan gejala, penyakit ini lebih banyak menyerang wanita dari pada pria
Penyebab hipertensi yaitu gangguan emosi, obesitas, konsumsi alcohol yang berlebihan
dan rangsangan kopi serta obat-obatan yang merangsang dapat berperan disini, tetapi
penyakit ini sangat dipengaruhi factor keturunan.
D. MANIFESTASI KLINIS
Gejala hipertensi bervariasi, mulai dari gejala ringan sampai berat
1. Gejala ringan :
a. Mual, muntah
b. Sakit Kepala
c. Kaku pada tengkuk
d. Nyeri Dada
e. Sesak Napas
2. Gejala yang lebih berat
a. Gangguan kesadaran sampai pingsan
b. Kejang
c. Nyeri Dada hebat

E. PATOFISIOLOGI
Bentuk manapun dari hipertensi yang menetap, baik primer maupun sekunder,
dapat dengan mendadak mengalami percepatan kenaikan dengan tekanan diastolik
meningkat cepat sampai di atas 130 mmHg dan menetap lebih dari 6 jam. Hal ini
dapat menyebabkan nekrosis arterial yang lama dan tersebar luas, serta hiperplasi
intima arterial interlobuler nefron-nefron. Perubahan patologis jelas terjadi terutama
pada retina, otak dan ginjal. Pada retina akan timbul perubahan eksudat, perdarahan
dan udem papil. Gejala retinopati dapat mendahului penemuan klinis kelainan ginjal
dan merupakan gejala paling terpercaya dari hipertensi maligna. Otak mempunyai
suatu mekanisme otoregulasi terhadap kenaikan ataupun penurunan tekanan darah.
Batas perubahan pada orang normal adalah sekitar 60-160 mmHg. Apabila tekanan
darah melampaui tonus pembuluh darah sehingga tidak mampu lagi menahan
kenaikan tekanan darah maka akan terjadi udem otak. Tekanan diastolik yang
sangat tinggi memungkinkan pecahnya pembuluh darah otak yang dapat
mengakibatkan kerusakan otak yang irreversible. Pada jantung kenaikan tekanan
darah yang cepat dan tinggi akan menyebabkan kenaikan after load, sehingga
terjadi payah jantung. Sedangkan pada hipertensi kronis hal ini akan terjadi lebih
lambat karena ada mekanisme adaptasi.
F. PATHWAYS KEPERAWATAN
G. KOMPLIKASI

Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi dari kerusakan organ terkait hipertensi
emergensi, yaitu edema paru, angina, eklampsia pada ibu hamil, gagal ginjal,
stroke, serangan jantung, gagal jantung, kerusakan pada mata, hingga diseksi
aorta akut. Oleh karena itu, seseorang yang mengalami hipertensi emergensi
perlu segera mendapatkan penanganan medis darurat. Umumnya, pasien jenis
hipertensi ini akan diberikan obat penurun tekanan darah melalui infus. Dengan
penanganan yang tepat, pasien memiliki peluang besar untuk pulih dan tekanan
darah kembali normal

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laborat
1) Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti :
hipokoagulabilitas, anemia.
2) BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
3) Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapatdiakibatkan
oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
4) Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal danada
DM.
b. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
c. EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang
P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
d. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal,perbaikan
ginjal.
e. Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup,pembesaran
jantung.
I. PENATALAKSANAAN KEGAWATAN

Penurunan tekanan darah harus dilakukan dengan segera namun tidak terburu-buru.
Penurunan tekanan darah yang terburu-buru dapat menyebabkan iskemik pada otak
dan ginjal. Tekanan darah harus dikurangi 25% dalam waktu 1 menit sampai 2 jam
dan diturunkan lagi ke 160/100 dalam sampai 6 jam. Medikasi yang diberikan
sebaiknya per parenteral (Infus drip, BUKAN INJEKSI). Obat yang cukup sering
digunakan adalah Nitroprusid IV dengan dosis 0,25 ug/kg/menit. Bila tidak ada,
pengobatan oral dapat diberikan sambil merujuk penderita ke Rumah Sakit.
Pengobatan oral yang dapat diberikan meliputi Nifedipinde 5-10 mg, Captorpil
12,5-25 mg, Clonidin 75-100 ug, Propanolol 10-40 mg. Penderita harus dirawat
inap.

Obat-Obat Parenteral Untuk Penanganan Hipertensi Emergensi menurut standart


pelayanan medis.

Obat Golongan Dosis Onset Kerja Masa Kerja Efek Samping


Sodium Vasodilator 0,25 – 10 Segera 1 – 2 menit Mual, hipotensi,
Nitroprusi Arteri &Vena mg/kg/mnt keracunan
d tiosianat, sianida,
Methemoglob,
 ulinemia
Nitrogliser Vasodilator 5 – 100 1 – 5 mnt 3 – 5 mnt Sakit kepala, mual,
in Arteri &Vena mg/mnt takikardi, muntah
Nikardipin Antagonis 5 – 15 5 – 15 mnt 30 – 40 mnt Hipotensi,
Kalsium mg/jam takikardi, mual,
muntah, muka
merah
Hidralazin Vasodilator 1- 20 mg 5 – 30 mnt 3 – 9 jam Peningkatan curah
IV/50 mg IM, jantung&laju
ulang Setiap 4 jantung Sakit
– 6 jam kepala, angina.

2. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian Keperawatan (pengkajian berdasarkan 6B)
1) Pengkajian
a. Pernafasan (B1 = Breathing)
Kaji adanya pernafasan, adanya gangguan pada polanafas, sianosiskarena
suplai oksigen menurun. Kaji ekspansi dada adakah kelainan pada perkusi
b. Kardiovaskuler (B2 = Blood)
Terjadi peningkatan tekanan darah, biasanya pasien bingung dan gelisah
c. Kesadaran (B3 = Brain)
Kesadaran biasanya sadar penuh
d. Perkemihan – eliminasi urin (B4 = Bladder)
Periksa warna, bau, banyaknya urine, nyeri saat berkemih daerah pelvis
depan perut bawah.
e. Pencernaan (B5 = Bowel)
Bising usus adalah peningkatan atau penurunan adanya nyeri tekan abdomen,
adanya ketidaknormalan perkusi adanya ketidak normalan palpasi pada ginjal
f. Kekuatan otot (B6 = Bone)
Pemeriksaan kekuatan otot dan membandingkan dengan ekstremitas yang
lain adakah nyeri pada persendian

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d peningkatan afterload,
vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia miokard
2. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan
oksigen.
3. Nyeri akut : sakit kepala b/d peningkatan tekanan vaskuler serebral
4. Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b/d masukan berlebihan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


1 Resiko tinggi terhadap NOC : NIC :
penurunan curah jantung ·   Cardiac Pump Cardiac Care
b/d peningkatan afterload, effectiveness a. Evaluasi adanya
vasokonstriksi, ·  Circulation Status nyeri dada
hipertrofi/rigiditas ·  Vital Sign Status ( intensitas,lokasi,
ventrikuler, iskemia durasi).
miokard b. Monitor adanya
perubahan
tekanan darah.
c. Atur periode
latihan dan
istirahat untuk
menghindari
kelelahan.
d. Pertahankan
catatan intake dan
output yang
akurat.
e. Pasang urin
kateter jika
diperlukan.
f.  Kolaborasi
dengan dokter
untuk pemberian
terapi cairan
sesuai program
g. Monitor status
nutrisi
2 Intoleransi aktivitas b/d NOC : NIC :
kelemahan, a.   Energy conservation Activity Therapy
ketidakseimbangan suplai b. Activity tolerance a. Kolaborasikan
dan kebutuhan oksigen. c.  Self Care : ADLs dengan Tenaga
Definisi : Kriteria Hasil : Rehabilitasi
Ketidakcukupan energu a.  Berpartisipasi dalam Medik
secara fisiologis maupun aktivitas fisik tanpa dalammerencanak
psikologis untuk disertai peningkatan an progran terapi
meneruskan atau tekanan darah, nadi yang tepat.
menyelesaikan aktifitas dan RR b. Bantu klien untuk
yang diminta atau b. Mampu melakukan mengidentifikasi
aktifitas sehari hari. aktivitas sehari hari aktivitas yang
Batasan karakteristik : (ADLs) secara mampu dilakukan
a.       melaporkan secara mandiri c. Bantu untuk
verbal adanya kelelahan memilih aktivitas
atau kelemahan. konsisten
b.       Respon abnormal yangsesuai
dari tekanan darah atau dengan
nadi terhadap aktifitas kemampuan fisik,
c.        Perubahan EKG psikologi dan
yang menunjukkan social
aritmia atau iskemia d.  Bantu untuk
d.       Adanya dyspneu mengidentifikasi
atau ketidaknyamanan dan mendapatkan
saat beraktivitas. sumber yang
Faktor factor yang diperlukan untuk
berhubungan : aktivitas yang
·         Tirah Baring atau diinginkan
imobilisasi e. Bantu untuk
·         Kelemahan mendpatkan alat
menyeluruh bantuan aktivitas
·         Ketidakseimbangan seperti kursi roda,
antara suplei oksigen krek
dengan kebutuhan f. Bantu untu
·         Gaya hidup yang mengidentifikasi
dipertahankan. aktivitas yang
disukai
g. Bantu klien untuk
membuat jadwal
latihan diwaktu
luang
h. Bantu
pasien/keluarga
untuk
mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
i. Sediakan
penguatan positif
bagi yang aktif
beraktivitas
j. Bantu pasien
untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
k. Monitor respon
fisik, emoi, social
dan spiritual
3 Nyeri NOC : NIC :
Definisi : a. Pain Level, Pain Management
Sensori yang tidak b.  Pain control, a. Lakukan
menyenangkan dan c. Comfort level pengkajian
pengalaman emosional Kriteria Hasil : nyeri secara
yang muncul secara a.  Mampu mengontrol komprehensif
aktual atau potensial nyeri (tahu penyebab termasuk
kerusakan jaringan atau nyeri, mampu lokasi,
menggambarkan adanya menggunakan tehnik karakteristik,
kerusakan (Asosiasi Studi nonfarmakologi untuk durasi,
Nyeri Internasional): mengurangi nyeri, frekuensi,
serangan mendadak atau mencari bantuan) kualitas dan
pelan intensitasnya dari b. Melaporkan bahwa faktor
ringan sampai berat yang nyeri berkurang dengan presipitasi
dapat diantisipasi dengan menggunakan b. Observasi
akhir yang dapat manajemen nyeri reaksi
diprediksi dan dengan c. Mampu mengenali nyeri nonverbal dari
durasi kurang dari 6 (skala, intensitas, ketidaknyaman
bulan. frekuensi dan tanda an
Batasan karakteristik : nyeri) c. Gunakan
a. Gangguan tidur d. Menyatakan rasa teknik
(mata sayu, nyaman setelah nyeri komunikasi
tampak capek, berkurang terapeutik
sulit atau gerakan e. Tanda vital dalam untuk
kacau, rentang normal mengetahui
menyeringai) pengalaman
b.  Terfokus pada nyeri pasien
diri sendiri d. Monitor vital
c.  Fokus menyempit sign sebelum
(penurunan dan sesudah
persepsi waktu, pemberian
kerusakan proses analgesik
berpikir, pertama kali
penurunan e.  Berikan
interaksi dengan analgesik tepat
orang dan waktu terutama
lingkungan) saat nyeri
d.  Tingkah laku hebat
distraksi, contoh :
jalan-jalan,
menemui orang
lain dan/atau
aktivitas, aktivitas
berulang-ulang)
e. Tingkah laku
ekspresif (contoh :
gelisah, merintih,
menangis,
waspada, iritabel,
nafas
panjang/berkeluh
kesah)
f.  Perubahan dalam
nafsu makan dan
minum

4 Ketidakseimbangan NOC : NIC :


nutrisi lebih dari a. Nutritional Status : Weight Management
kebutuhan tubuh b/d food and Fluid Intake a.  Diskusikan
masukan berlebihan b. Nutritional Status : bersama pasien
Definisi : Intake nutrisi nutrient Intake mengenai
melebihi kebutuhan c. Weight control hubungan
metabolik tubuh Kriteria Hasil : antara intake
Batasan karakteristik : a. Mengerti factor yang makanan,
-          Lipatan kulit tricep meningkatkan berat latihan,
> 25 mm untuk wanita badan peningkatan
dan > 15 mm untuk pria b. Mengidentfifikasi BB dan
-          BB 20 % di atas tingkah laku dibawah penurunan BB
ideal untuk tinggi dan kontrol klien b. Diskusikan
kerangka tubuh ideal c.  Memodifikasi diet bersama pasien
-          Makan dengan dalam waktu yang mengani
respon eksternal lama untuk kondisi medis
(misalnya : situasi sosial, mengontrol berat yang dapat
sepanjang hari) badan mempengaruhi
-          Dilaporkan atau d. Menggunakan BB
diobservasi adanya energy untuk c. Diskusikan
disfungsi pola makan aktivitas sehari hari bersama pasien
(misal : memasangkan mengenai
makanan dengan aktivitas kebiasaan,
yang lain) gaya hidup dan
-          Tingkat aktivitas factor herediter
yang menetap yang dapat
-          Konsentrasi intake mempengaruhi
makanan pada menjelang BB
malam d. Diskusikan
Faktor yang berhubungan bersama pasien
: mengenai
Intake yang berlebihan risiko yang
dalam hubungannya berhubungan
terhadap kebutuhan dengan BB
metabolisme tubuh berlebih dan
penurunan BB
e.  Dorong pasien
untuk merubah
kebiasaan
makan

Nutrition Management
a. Kaji adanya alergi
makanan
b.  Kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk menentukan
jumlah kalori dan
nutrisi yang
dibutuhkan pasien.
c. Anjurkan pasien
untuk
meningkatkan
protein dan
vitamin C
d. Yakinkan diet
yang dimakan
mengandung
tinggi serat untuk
mencegah
konstipasi
e. Ajarkan pasien
bagaimana
membuat catatan
makanan harian.
f.  Monitor jumlah
nutrisi dan
kandungan kalori
g. Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi

DAFTAR PUSTAKA
 
Doenges, ME., Moorhouse, MF., Geissler, AC. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan
Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC
Khatib, Oussama M.N. 2005. Clinical Guidelines for the Management of Hypertension.
WHO

Price, SA. & Wilson, LM. 2006.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Jakarta : EGC

Syarif, Amir. 2003. Farmakologi dan Terapi. Jakarta : FKUI

Aninomous. 2008. What Causes High Blood Pressure? akses internet di


http://www.americanheart.org/presenter.jhtml?identifier=2125

Wilkinson, Judit M. 2011. Buku saku diagnosis keperawatan: Diagnosis NANDA, intervensi
NIC, kriteria hasil NOC. Ed-9. Alih bahasa Esty Wahyuningsih. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai