Anda di halaman 1dari 27

35

BAB 3

POTRET DIRI DAZAI OSAMU MELALUI TOKOH OBA YOZO

DALAM NOVEL NINGEN SHIKKAKU

3.1 Identifikasi Diri Dazai Osamu Melalui Analisis Latar

Latar adalah salah satu unsur-unsur pembangun karya sastra. Menurut

Sudjiman (1988), latar adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan

dengan waktu, ruang dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra 1 .

Abrams (dalam Fananie, 2000) menyebutkan adanya tiga indikator latar, yaitu: latar

tempat, latar waktu, dan latar sosial2.

Dalam penelitian ini, analisis latar yang akan dibahas hanyalah analisis latar

tempat saja. Penulis melakukan analisis komponen latar tempat untuk menunjukkan

kesamaan antara latar tempat yang diangkat dalam novel ini dengan latar tempat

kejadian yang dialami Dazai dalam kehidupan nyata. Selain itu, dalam melakukan

analisis, penulis akan melakukan pembatasan terhadap data-data yang diambil untuk

dikaji. Pembatasan dilakukan untuk mendapatkan hasil sesuai dengan tujuan penelitian

ini.

3.1.1 Analisis Latar Tempat

Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam

sebuah karya fiksi. Latar tempat juga bisa disebut latar fisik. Latar tempat atau latar fisik

1
  Sudjiman, op.cit., hal: 44.
 
2
  Fananie, op.cit., 99.
 

Universitas Indonesia

Potret diri..., Krissanty Rohana Uli Sagala, FIB UI, 2009


36

adalah tempat dalam wujud fisiknya, yaitu bangunan, daerah dan sebagainya3. Secara

garis besar, ada tiga latar tempat dalam novel ini. Latar pertama adalah latar dalam

bagian pertama buku harian Yozo, yaitu tempat Yozo menghabiskan masa

kanak-kanaknya. Latar tempat dalam bagian pertama ini adalah di sebuah kampung di

Tohoku.

自分は東北の田舎にうまれましたので、汽車をはじめて見たのは、よほ

ど大きくなってからでした。(Ningen Shikkaku: 10)

Karena saya dilahirkan di sebuah kampung di Tohoku, maka saya

melihat kereta untuk pertama kalinya ketika saya sudah cukup besar.

Kutipan di atas menjelaskan tentang tempat kelahiran Oba Yozo, yaitu di

sebuah kampung di Tohoku. Ia menghabiskan masa kanak-kanak sampai SMP di daerah

tersebut. Dalam bab dua yang memaparkan mengenai biografi Dazai Osamu, telah

disebutkan bahwa Dazai lahir di desa kecil bernama Kanagi yang terletak di prefektur

Aomori yang merupakan prefektup paling utara yang termasuk ke dalam bagian wilayah

Tohoku. Dengan demikian dapat dilihat bahwa baik Dazai dan Yozo lahir dari daerah

yang sama.

Latar tempat yang kedua adalah latar yang terdapat dalam bagian kedua buku

harian Yozo. Bagian kedua buku harian Yozo menceritakan mengenai masa-masa ketika

Yozo bersekolah. Latar tempat dalam bagian ini adalah sebuah kota di luar kota

kelahirannya dan Tokyo.

3
Sudjiman, op.cit., hal: 44.

Universitas Indonesia

Potret diri..., Krissanty Rohana Uli Sagala, FIB UI, 2009


37

その中学校のすぐ近くに、自分の家と遠い親戚に当たるものの家があり

ましたので、その理由もあって、父がその海と桜の中学校を自分に選ん

でくれたのでした。(Ningen Shikkaku: 28)

Di dekat SMP tersebut ada rumah salah satu kerabat jauh keluarga,

dengan alasan itulah ayah memilihkan sekolah yang ada pohon sakura

dan laut ini untuk saya.

生まれてはじめて、いわば他郷へ出たわけなのです…(Ningen Shikkaku:

29)

Sejak lahir ini pertama kalinya saya pergi ke kota lain…

Ketika harus melanjutkan SMP, Yozo pergi keluar dari kota kelahirannya. Ia

kemudian tinggal di rumah salah seorang kerabat keluarga. Tidak disebutkan dengan

pasti nama kota tempat Yozo melanjutkan SMP. Hal yang serupa juga dialami oleh

Dazai. Pertama kalinya Dazai keluar dari kota kelahirannya, Tsugaru, adalah ketika ia

harus melanjutkan pendidikan SMP di Aomori. Sekolah tersebut sebenarnya memiliki

asrama, namun Dazai dititipkan di rumah salah seorang kerabat ayahnya. Selama di

Aomori, Dazai tinggal di rumah kerabat keluarga bernama Toyoda Tazaemon.

Hubungannya dengan Toyoda cukup baik. Di dalam Dazai Osamu Zenshu, Dazai

menyebut Toyoda dengan sebutan odosa, yang berarti ayah dalam dialek Tohoku. Ia

juga pernah menulis “Setiap kali aku mengingat odosa, aku selalu teringat akan segala

kebaikannya dan itu selalu membuatku merasa kehilangan.”4.

4
Lyons, op.cit., hal:25.

Universitas Indonesia

Potret diri..., Krissanty Rohana Uli Sagala, FIB UI, 2009


38

Dazai kemudian melanjutkan SMA di Hirosaki. Selepas SMA Dazai kemudian

mengambil jurusan Sastra Prancis di Universitas Kerajaan Tokyo. Oleh karena itu,

setamat SMA Dazai langsung hijrah ke Tokyo. Di dalam Ningen Shikkaku, tokoh Oba

Yozo juga digambarkan datang ke Tokyo untuk melanjutkan pendidikannya.

…自分は桜と海の中学校はもういい加減あきていましたし、五年に進級

せず、四年終了のままで、東京の高等学校に受験して合格し、…. (Ningen

Shikkaku: 45)

…saya telah bosan dengan SMP yang ada pohon sakura dan lautnya,

sehingga tanpa melanjutkan ke tingkat lima dan dengan hanya

berbekal sertifikat lulus dari tingkat empat, saya mengikuti ujian

masuk SMA di Tokyo dan berhasil lulus…

…やがて、自分は東京へ出てきました。(Ningen Shikkaku: 45)

…tak lama sesudah itu saya datang ke Tokyo.

Terdapat perbedaan usia ketika mereka harus pindah ke Tokyo, Dazai pindah

ke Tokyo untuk melanjutkan pendidikan di universitas, sedang Yozo pindah ke Tokyo

untuk melanjutkan pendidikan SMA. Tetapi pada akhirnya, tujuan akhir kedatangan

mereka ke Tokyo adalah sama, yaitu: untuk melanjutkan pendidikan.

Latar tempat ketiga adalah latar yang disebutkan dalam bagian tiga buku harian

Yozo. Latar tempat di bagian ini cukup banyak, hal tersebut dikarenakan Yozo sering

berpindah-pindah tempat tinggal. Tetapi, semua latar tempat di dalam bagian ini berada

di dalam wilayah Tokyo. Selama ia tinggal di Tokyo, Dazai juga kerap

Universitas Indonesia

Potret diri..., Krissanty Rohana Uli Sagala, FIB UI, 2009


39

berpindah-pindah tempat tinggal. Di awal pernikahannya dengan Hatsuyo ia sempat

tinggal di Gotanda, kemudian pindah ke beberapa tempat sebelum akhirnya ia menetap

di Mitaka sampai akhir hayatnya.

Kutipan-kutipan novel Ningen Shikkaku di atas membuktikan adanya kesamaan

latar tempat berlangsungnya berbagai peristiwa penting dalam kehidupan Oba Yozo

sang tokoh utama novel Ningen Shikkaku, dengan peristiwa-peristiwa yang dialami

pengarangnya, Dazai Osamu. Kesesuaian latar tempat berlangsungnya berbagai

peristiwa dalam kehidupan Oba Yozo dengan latar tempat peristiwa yang Dazai alami

semasa hidupnya, merujuk pada usaha identifikasi diri pengarang ke dalam tokoh

ciptaanya.

3.2 Identifikasi Diri Dazai Osamu Melalui Analisis Tokoh

Analisis tokoh dalam penelitian ini hanya akan difokuskan pada tokoh utama

Ningen Shikkaku, yaitu Oba Yozo. Di dalam Ningen Shikkaku, catatan harian Oba Yozo

dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu: bagian pertama yang menceritakan perjalanan hidup

Yozo ketika kanak-kanak, bagian kedua yang menceritakan perjalanan hidup Yozo sejak

SMP hingga ia melakukan upaya bunuh diri di kelas dua SMA, bagian ketiga

menceritakan bagian akhir perjalanan hidup Yozo sapai saat ia dimasukkan ke dalam

rumah sakit jiwa. Penulis akan berusaha menganalisis tokoh Oba Yozo di dalam setiap

bagian catatan harian. Dengan kata lain, analisis tokoh Oba Yozo akan dibagi ke dalam

tiga subbab, yaitu analisis tokoh dalam bagian pertama catatan Oba Yozo, analisis tokoh

dalam bagian kedua catatan Oba Yozo, analisis tokoh dalam bagian ketiga catatan Oba

Yozo.

Universitas Indonesia

Potret diri..., Krissanty Rohana Uli Sagala, FIB UI, 2009


40

3.2.1 Identifikasi Diri Dazai Osamu dalam Bagian Pertama Catatan Harian Oba

Yozo

Bagian pertama catatan Oba Yozo menceritakan masa kanak-kanaknya. Cerita

ini mengangkat peristiwa yang Dazai alami dalam kehidupan nyata sampai dengan

sekitar periode akhir tahun 1920-an. Di awal cerita, Yozo mengisahkan mengenai

keluarganya. Keluarga besar Oba Yozo digambarkan begitu serupa dengan keluarga

Tsushima. Dalam setiap informasi mengenai kondisi keluarga Oba, kita bisa langsung

melihat kemiripannya dengan keluarga Tsushima.

自分が衣食住に困らない家に育った…(Ningen Shikkaku: 11)

Saya dibesarkan di dalam keluarga berkecukupan...

自分の田舎の家では、十人ぐらいの家族全部、めいめいのお膳を二列に

向い合わせに並べて、末っ子の自分は、もちろん一番下の座でした。

(Ningen Shikkaku: 12)

Di rumah saya yang di kampung seluruh anggota keluarga yang

berjumlah sekitar sepuluh orang makan bersama duduk berbaris saling

berhadapan. Sebagai anak bungsu tentu saja saya duduk di kursi yang

paling ujung.

Dari kutipan-kutipan di atas, kita bisa melihat bahwa Oba Yozo terlahir dalam

sebuah keluarga berkecukupan sebagai anak bungsu dari sepuluh bersaudara. Lebih

lanjut rumah keluarga Oba dideskripsikan demikian:

Universitas Indonesia

Potret diri..., Krissanty Rohana Uli Sagala, FIB UI, 2009


41

自分は下男や下女たちを洋室に集めて、下男のひとりにめちゃくちゃに

ピアノのキイをたたかせ、(田舎ではありましたが、その家にはたいてい

のものが、そろっていました)。(Ningen Shikkaku: 21)

Saya berkumpul bersama pelayan laik-laki dan perempuan di ruangan

bergaya barat, kemudian saya menyuruh salah seorang pelayan

laki-laki untuk menekan tuts piano sembarangan (meskipun rumah

kami terletak di kampung, tetapi rumah itu dilengkapi dengan berbagai

barang-barang yang diperlukan).

Kutipan tersebut menjelaskan bahwa meskipun rumah keluaraga Oba berada di

kampung, tetapi rumah itu memiliki banyak pelayan dan berperabot yang lengkap.

Dengan kata lain, keluarga Oba adalah keluarga yang kaya. Dari penjelasan tersebut

tampak adanya kesamaan antara keluarga Oba Yozo dengan keluarga pengarang sendiri.

Keluarga Tsushima juga adalah keluarga yang kaya dan terpandang. Rumah keluarga

Tsushima yang berada di desa Kanagi tidak hanya dihuni oleh sanak keluarga, tetapi

juga belasan pelayan. Keluarga Tsushima masuk dalam daftar empat keluarga terkaya di

Aomori dan rumahnya dihuni lebih dari 30 orang.

Yang berbeda adalah posisi keduanya dalam keluarga. Di dalam Ningen

Shikkaku Yozo digambarkan sebagai anak bungsu dari sepuluh bersaudara, berbeda

dengan Dazai yang memiliki seorang adik laki-laki. Dazai dilahirkan sebagai anak

kesepuluh dari sebelas bersaudara. Ketika ia berusia tiga tahun adik lahir adik

laki-lakinya yang dinamakan Tsushima Reiji. Tetapi, Reiji meninggal di usia muda.

Kematian Reiji membuat Dazai pada akhirnya berada di posisi yang sama seperti Yozo,

yaitu anak laki-laki termuda di dalam keluarga.

Universitas Indonesia

Potret diri..., Krissanty Rohana Uli Sagala, FIB UI, 2009


42

Dazai cukup sering menyebutkan perihal keluarganya dalam berbagai karyanya.

Hubungan Dazai dengan keluarga besar Tsushima sangat kompleks. Dalam beberapa

karya kita bisa melihat Dazai menggambarkan ayah dan kakak lelakinya dengan penuh

rasa hormat, namun di lain waktu tidak jarang ia mengekspresikan kekecewaan dan

kemarahan yang ia pendam terhadap keluarganya melalui karya lainnya.

Novel Ningen Shikkaku juga secara tidak langsung menggambarkan perasaan

Dazai terhadap keluarganya, khususnya ayahnya. Di dalam Ningen Shikkaku

digambarkan bahwa hubungan Oba Yozo dengan ayahnya tidak terlalu dekat. Sejak ia

masih kecil ayahnya yang adalah anggota parlemen lebih sering menghabiskan

waktunya di Tokyo. Hal itu membuat ia jarang bertemu dengan ayahnya.

自分の父は、東京に用事が多い人でしたので、上野の桜木町に別荘を持

っ い て 、 月 の 大 半 は 東 京 の そ の 別 荘 で 暮 ら し て い ま し た 。 (Ningen

Shikkaku: 18)

Ayah saya memiliki banyak urusan di Tokyo. Karena alasan itu ia

memiliki sebuah villa yang terletak di kota Sakuraki dan

menghabiskan lebih banyak waktunya di sana.

父は議会のない時は、月に一週間か二週間しかその家で滞在していませ

んでした…(Ningen Shikkaku: 45)

Pada saat kegiatan parlemen tidak sibuk, ayah hanya tinggal di rumah

itu sekitar satu dua minggu…

Dari kutipan-kutipan di atas, dapat diketahui bahwa ayah Yozo adalah anggota

Universitas Indonesia

Potret diri..., Krissanty Rohana Uli Sagala, FIB UI, 2009


43

parlemen, dan karena pekerjaannya ia lebih sering menghabiskan waktu di villa

keluarga yang berada di Tokyo. Dari penjelasan itu langsung terlihat kemiripan antara

sosok ayah dalam Ningen Shikkaku dengan Tsushima Gan`emon, ayah Dazai. Tsushima

Gen’emon adalah orang yang berpontensi besar. Selain bekerja sebagai tuan tanah, ia

juga terlibat dalam politik, dan kemudian diangkat menjadi anggota parlemen Jepang

sejak tahun 1912. Sejak saat itu, Gen’emon lebih sering menghabiskan waktunya untuk

bekerja di Tokyo. Istrinya, Tane, ikut ia bawa pergi ke Tokyo. Itulah yang menyebabkan

Dazai telah diserahkan ke dalam pengasuhan pelayan sejak kecil.

Di mata Dazai, ayah adalah sosok yang tak terjangkau, berkuasa, dan terkadang

kejam. Di dalam Boku no Yoji Dazai mengungkapkan bahwa orang yang paling ia takuti

dalam keluarganya adalah ayahnya. Kemudian di dalam Omoide (1933) ia mengatakan

bahwa hanya sedikit hal yang ia ketahui mengenai ayahnya dan betapa sosok ayah

selalu mengintimidasinya5.

Oba Yozo dalam Ningen Shikkaku juga memiliki hubungan yang tidak

harmonis dengan ayahnya. Bagi Yozo, ayah adalah sosok yang menakutkan. Bisa

terlihat dalam kutipan di bawah ini

…いつかの父の上京の前夜、父は子供たちを客間に集め、こんど帰る時

には、どんなお土産がいいか、一人一人笑いながら尋ね、それに対する

子供たちの答えをいちいち手帳に書き留めるのでした。父が、こんなに

子供たちと親しくするのは、珍しいことでした。
「葉蔵は?」と聞かれて、

自分は、口ごもってしまいました。…自分は黙って、もじもじしている

ので、父はちょっと不機嫌な顔になり、「やはり、本か。浅草の仲店にお

5
Ibid., hal: 59.

Universitas Indonesia

Potret diri..., Krissanty Rohana Uli Sagala, FIB UI, 2009


44

正月の獅子舞いの獅子か?…」「本がいいでしょう」長兄は、真面目な顔

をして言いました。「そうか」父は、興覚め顔に手帳に書きとめもせず、

パチと手帳を閉じました。何という失敗、自分は父を怒らせた、父の復

讐は、きっと恐るべきものに違いない、今のうちに何とかして取り返し

のつかぬものか、とその夜、布団の中でがたがた震えながら考え、そっ

と起きて、客間に行き、父が、先刻、手帳をしまいこんだはずの机の引

き出しをあけて、手帳を取り上げ、パラパラめくって、お土産の注文記

入の個所を見つけ、手帳の筆をなめて、シシマイと書いて寝ました。自

分はその獅子舞いのお獅子を、ちょっとも欲しくはなかったのです。...

けれど、自分は、父がそのお獅子を自分に買って与えたいのだというこ

とに気がつき、父のその意向に迎合して、父の機嫌を直したいばかりに、

深夜、客間に忍び込むという冒険を、あえておかしたのでした。(Ningen

Shikkaku: 19-20)

Pada suatu malam sebelum ayah pergi ke Tokyo, ayah mengumpulkan

semua anak-anak di ruang tamu. Sambil tersenyum ia bertanya kepada

setiap anak apa yang kami inginkan sebagai oleh-oleh untuk

kepergiannya ke Tokyo kali ini. Dengan teliti ayah mencatat setiap

jawaban kami di dalam notes. Tidak biasanya ayah begini baik.

“Bagaimana dengan kamu Yozo?” ditanya demikian saya hanya diam.

…Karena saya tetap diam membisu, ayah mulai menunjukkan wajah

tidak sabar. “Bagaimana kalau buku? Atau topeng singa untuk tahun

baru yang dijual di Asakusa?...”

“Saya rasa lebih baik buku yah.” Kakak tertua menjawab dengan

wajah serius. “Oh?” Dengan wajah yang kurang berminat ayah

Universitas Indonesia

Potret diri..., Krissanty Rohana Uli Sagala, FIB UI, 2009


45

menutup notes tanpa mencatat apapun. Benar-benar kesalahan besar!

Sekarang saya sudah benar-benar membuat ayah marah, dan tentu saja

akibat kemarahannya itu akan sangat mengerikan. Malam itu sambil

menggigil ketakutan di dalam selimut saya berfikir bahwa saya harus

memperbaiki situasi sebelum semua terlambat. Kemudian pelan-pelan

saya pergi ke ruang tamu dan membuka laci tempat ayah biasa

menyimpan notesnya. Saya membuka notes itu dan membalik-balik

halaman sampai saya menemukan bagian tempat ayah mencatat hadiah.

Kemudian saya menjilat ujung kuas dan menulis dengan huruf besar

TOPENG SINGA, baru kemudian saya pergi tidur. Sebenarnya saya

sama sekali tidak menginginkan topeng singa itu… Tetapi jelas sekali

bahwa ayah sangat ingin membelikan saya topeng singa. Dorongan

untuk selalu menyenangkan hati dan memenuhi keinginan ayahlah

yang membuat saya mengendap-endap tengah malam.

Dari kutipan di atas terlihat jelas betapa ayah dalam novel Ningen Shikkaku

digambarkan sebagai tokoh yang menakutkan. Yozo tampak begitu ketakutan ketika ia

menyadari bahwa ia telah mengecewakan ayahnya. Begitu ketakutannya ia

sampai-sampai ia menggigil dan tidak bisa tidur. Di dalam bagian lain juga

digambarkan ketidakmampuan Yozo untuk menentang keinginan ayahnya.

自分は、美術学校に入りたかったのですが、父は、前から自分を高等学

校にいれて、末は官使にするつもりで、自分にもそれを言い渡してあっ

たので、口応え一つできないたちの自分は、ぼんやりそれに従ったので

Universitas Indonesia

Potret diri..., Krissanty Rohana Uli Sagala, FIB UI, 2009


46

した。 (Ningen Shikkaku: 45)

Saya sebenarnya ingin masuk ke sekolah seni. Tetapi sejak semula

ayah sudah menyampaikan pada saya bahwa ia ingin agak saya masuk

ke SMA supaya bisa menjadi pegawai negeri. Saya yang tidak pernah

bisa membantah sepatah kata pun hanya bisa menurut saja.

Kutipan di atas semakin menegaskan bahwa bagi Yozo keinginan ayahnya

adalah segalanya. Begitu takutnya ia terhadap ayahnya sampai-sampai ia hanya bisa

menurut saja jika ayahnya sudah memberi ultimatum. Kita bisa langsung mengenali

sosok ayah Yozo yang adalah anggota partai dan lebih sering berada di luar kota, sosok

menakutkan yang jarang berkomunikasi dengan anaknya ini sebagai representasi

Tsushima Gen’emon. Sedang keluarga besar yang menghuni rumah mewah di sebuah

kampung di Tohoku adalah reprsentasi dari keluarga Tshushima. Sosok Dazai Osamu

bisa dengan mudah diidentifikasi dalam tokoh Oba Yozo jika melihat latar belakang

keluarga tempat Oba Yozo dilahirkan, dan hubungannya dengan ayahnya.

Bagian pertama catatan harian Oba Yozo ini juga menceritakan mengenai

pengalaman Yozo selama di sekolah dasar. Kehidupan sekolah Oba Yozo dalam Ningen

Shikkaku amat menarik. Ketika masih duduk di bangku sekolah dasar ia adalah anak

yang berprestasi. Ia kemudian melanjutkan masa-masa SMP yang damai di luar kota

kelahirannya. Baru setelah setelah kepindahannya ke Tokyo prestasi belajarnya

menurun drastis. Pada dasarnya, Oba Yozo dalam cerita ini adalah seorang anak yang

cerdas. Kecerdasan Yozo bisa dilihat dalam kutipan-kutipan di bawah ini.

自分は、金持ちの家に生まれたということよりも、俗にいう「できる」

Universitas Indonesia

Potret diri..., Krissanty Rohana Uli Sagala, FIB UI, 2009


47

ことによって、学校中の尊敬を得そうになりました。(Ningen Shikkaku:

22-23)

Saya mendapatkan pengakuan di sekolah bukan karena saya dilahirkan

dalam sebuah keluarga kaya, tetapi jika dikatakan terang-terangan

lebih karena saya pandai.

自分は、子供のころから病弱で、よく一つき二つき、また一学年近くも

寝込んで学校を休んだ事さえあったのですが、それでも病みあがりのか

らだで人力車に乗って学校へ行き、学年末の試験を受けてみると、クラ

スの誰よりもいわゆる「できて」いるようでした。(Ningen Shikkaku: 23)

Ketika saya masih kecil karena berbadan lemah saya sering tidak

masuk sekolah sampai sebulan dua bulan. Saya bahkan pernah tidak

bersekolah karena sakit sampai hampir satu tahun pelajaran. Meskipun

begitu, ketika saya dengan badan yang baru sembuh saya pergi ke

sekolah naik rickshaw dan kemudian mencoba mengikuti ujian akhir

tahun, saya masih tetap menjadi yang terbaik di kelas.

Kutipan-kutipan di atas di ambil dari bagian pertama buku harian Oba Yozo.

Jelas terlihat bahwa Yozo adalah anak yang pintar dan berprestasi di sekolahnya.

Meskipun ia berbadan lemah dan terpaksa sering tidak masuk sekolah, tetapi ia tetap

menduduki posisi pertama di sekolahnya.

Dazai juga selalu menempati posisi pertama, baik ketika ia duduk di sekolah

dasar dan di SMP. Pada saat Dazai duduk di bangku SMA, ia memang sempat

mengalami masa-masa krisis setelah kematian Akutagawa –ia mulai membolos bahkan

Universitas Indonesia

Potret diri..., Krissanty Rohana Uli Sagala, FIB UI, 2009


48

sampai berupaya bunuh diri dengan cara menelan obat tidur—tetapi pada akhirnya ia

berhasil menyelesaikan pendidikannya dengan baik.

Di dalam bagian pertama catatan harian ini juga digambarkan, bahwa meskipun

Yozo terlahir dalam keluarga yang berlimpah materi, serta berprestasi di sekolahnya,

tetapi ia tidak merasa bahagia.

自分はいったい幸福なのでしょうか。自分は小さいときから、実にしば

しば、仕合わせ者だと人に言われてきましたが、自分はいつも地獄の思

いで、かえって、自分を仕合わせ者だと言った人たちのほうが比較にも

何もならぬくらいずっとずっと安楽なように自分には見えるのです。

(Ningen Shikkaku: 14)

Apakah saya benar-benar bahagia? Sejak kecil banyak orang yang

berkata betapa beruntungnya saya, padahal saya selalu merasa seperti

berada di neraka. Di mata saya, orang-orang yang mengatakan bahwa

saya adalah orang yang beruntung sebenarnya jauh lebih bahagia dari

saya.

Kutipan di atas menggambarkan perasaan Yozo. Banyak orang yang berkata

betapa beruntungnya ia lahir dalam sebuah keluarga berkecukupan, tetapi menurut Yozo

sebenarnya orang-orang itu jauh lebih beruntung dibanding dirinya.

Rasa tidak bahagia yang Yozo alami sebenarnya merupakan akibat

ketidakmampuannya memahami emosi manusia. Yozo tidak mengerti apa makna

kehidupan manusia. Lebih aneh lagi, ia mengatakan bahwa sejak kecil ia tidak

mengenal bagaimana rasanya lapar, sehingga ia merasa bahwa dirinya tidak normal. Ia

Universitas Indonesia

Potret diri..., Krissanty Rohana Uli Sagala, FIB UI, 2009


49

tidak memenuhi kualitas dasar yang harus dimiliki oleh seorang manusia.

つまり自分には、人間の営みというものが、いまだに何もわかってない、

ということになりそうです。(Ningen Shikkaku: 13)

Dengan kata lain, sampai saat ini saya tidak paham mengenai

kehidupan sehari-hari manusia.

考えれば考えるほど、自分にはわからなくなり、自分一人全く変わって

いるような、不安と恐怖に襲われるばかりのです。自分は隣人と、ほと

んど会話ができません。何を、どう言ったらいいのか、わからないので

す。そこで、考えだしたのは、道化でした。(Ningen Shikkaku: 15)

Semakin dipikir saya semakin tidak mengerti. Seakan-akan saya

seorang diri yang berbeda, saya selalu merasa ketakutan dan tidak

aman. Adalah mustahil bagi saya untuk berkomunikasi dengan orang

lain. Apa yang harus saya katakan saya tidak tahu. Pada saat itu,

satu-satunya jalan yang terfikir adalah dengan cara berpura-pura.

Kutipan-kutipan di atas menggambarkan perasaan ketakutan Yozo terhadap

manusia lain. Ia merasa berbeda dari yang lain. Satu satunnya jalan agar ia bisa diterima

dengan lingkungannya adalah dengan cara berpura-pura sebagai badut.

Kutipan-kutipan di atas sebenarnya adalah ungkapan perasaan pengarang,

Dazai Osamu, melalui tokoh Oba Yozo. Ketidakmampuan Yozo merasakan rasa lapar,

dan emosi manusia lainnya dan sebagainya itu sebenarnya hanyalah sebuah metafor.

Tokoh Yozo adalah adalah simbol dari Dazai sendiri yang hanya bisa melihat keburukan

Universitas Indonesia

Potret diri..., Krissanty Rohana Uli Sagala, FIB UI, 2009


50

orang lain, namun tidak mampu merespon emosi-emosi positif, seperti kehangatan,

cinta, dan kasih sayang. Dazai pun, sama seperti si tokoh Oba Yozo, selalu mengenakan

“topeng” dalam setiap situasi. Ia tidak mampu menunjukkan dirinya yang sebenarnya di

hadapan orang lain. Dazai pernah berkata, seperti yang dikutip oleh Keene (1987)

“Unable to feel satisfaction with anything, I was constantly involved in pointless

struggles. Ten or twenty layers of masks clung to my face, and I could not even tell how

much pain each cost me.”6 (Saya tidak pernah merasa puas pada apa pun. Saya selalu

terlibat dalam usaha-usaha yang tidak berguna. Di wajah saya tergantung sepuluh atau

dua puluh lembar topeng yang selalu menyakiti saya.).

3.2.2 Identifikasi Diri Dazai Osamu dalam Bagian Kedua Catatan Harian Oba

Yozo

Bagian kedua catatan Oba Yozo mengisahkan perjalanan hidupnya sejak ia

pindah ke luar kota untuk melanjutkan pendidikan di SMP, sampai dengan peristiwa

bunuh diri yang ia lakukan bersama seorang pelayan bar bernama Tsuneko. Kisah yang

dituangkan dalam bagian kedua ini adalah perjalan hidup Dazai di sekitar tahun 1930-an,

setelah ia masuk ke Universitas Kerajaan Tokyo.

Telah disebutkan sebelumnya bahwa Yozo pindah ke Tokyo untuk melanjutkan

pendidikan SMA. Ketika Yozo duduk di bangku SMA, ia berkenalan dengan seorang

murid di tempat kursus menggambar bernama Masao Horiki. Melalui Horiki ia

mengenal dunia hiburan malam, seperti rokok, alkohol, dan prostitusi, dan juga gerakan

komunis.

6
Keene, op.cit., 1030. 

Universitas Indonesia

Potret diri..., Krissanty Rohana Uli Sagala, FIB UI, 2009


51

自分は、やがて画塾で、ある画学生から、酒と煙草と淫売婦と質屋と左

翼思想とをしらされました。(Ningen Shikkaku: 46)

Akhirnya oleh salah seorang murid di sekolah gambar saya

diperkenalkan kepada minuman keras, rokok, porstitusi, rumah gadai,

dan paham sayap kiri.

酒、煙草、淫売婦、それは皆、人間恐怖を、たとい一時でも、まぎらす

事のできるずいぶんよい手段であることが、やがて自分にも分ってきま

した。(Ningen Shikkaku: 51)

Tak lama saya pun mengerti bahwa minuman keras, rokok, prostitusi,

kesemuanya itu mampu mengalihkan ketakutan saya akan manusia,

meskipun hanya sebentar.

Tak lama Yozo mulai kecanduan akan hal-hal tersebut. Ia merasa bahwa

alkohol, wanita dan rokok bisa membuatnya melupakan ketakutan dan rasa tak aman

yang selalu menderanya. Yozo bahkan mulai berfikir tidak masalah baginya jika

meskipun ia harus menjual seluruh harta miliknya demi mendapat kelegaan tersebut.

それらの手段を求めるためには、自分の持ち物全部を売却しても、悔い

ない気持ちさえ、抱くようになりました。(Ningen Shikkaku: 51)

Saya mulai berfikir, jika saya terpaksa harus menjual semua

barang-barang saya demi bisa mendapatkan perasaan ini maka saya

tidak akan menyesal melakukannya.

Universitas Indonesia

Potret diri..., Krissanty Rohana Uli Sagala, FIB UI, 2009


52

Dazai Osamu mulai mengkonsumsi alkohol dan rokok ketika ia duduk di

bangku SMA. Setelah kematian Akutagawa, Dazai sempat menelantarkan

pendidikannya dan mulai bermabuk-mabukan. Ketika ia masuk ke Universitas Kerajaan

Tokyo, kebiasaannya mengkonsumsi alkohol semakin bertambah parah. Di sini pula

Dazai mulai terlibat aktif dalam gerakan politik sayap kiri. Dari penjelasan tersebut

dapat kita lihat adanya kesamaan antara tokoh Oba Yozo dan Dazai Osamu. Meskipun

terdapat perbedaan waktu atau usia, namun keduanya sama-sama jatuh ke dalam dunia

hiburan malam ketika mereka sedang melanjutkan pendidikan di Tokyo.

Di dalam kutipan sebelumnya telah disebutkan bahwa Horiki yang

memperkenalkan dunia hiburan malam dan gerakan komunis. Yozo kemudian

menjelaskan peristiwa tersebut secara lebih terperinci melalui kutipan di bawah ini:

…ある日、自分を共産主義の読書会とかいう(R・Sとかいっていたか、

記憶がはっきり致しません)そんな秘密の研究会に連れてゆきました。

…自分はいわゆる「同誌」に紹介せられ、パンフレットを一部買わされ、

そうして上座のひどい醜い顔の青年から、マルクス経済学を受けました。

(Ningen Shikkaku: 53-54)

Pada suatu hari, saya dibawa menghadiri pertemuan rahasia partai

komunis. Saya tidak terlalu ingat secara pasti nama kelompok itu, jika

tidak salah mereka menyebut diri mereka Reading Society…Saya

diperkenalkan dengan apa yang disebut comrade (kawan

seperjuangan) dan disuruh membeli sebagian pamflet. Kemudian

seorang tamu istimewa, pemuda yang berwajah sangat jelek,

mengajarkan tentang ekonomi Marxis.

Universitas Indonesia

Potret diri..., Krissanty Rohana Uli Sagala, FIB UI, 2009


53

Horiki membawa Yozo menghadiri sebuah pertemuan rahasia partai komunis.

Yozo menemukan kecocokan dengan paham Marxis yang disampaikan itu, ia menjadi

semakin nyaman dan tanpa ia sadari ia telah dianggap sebagai bagian dari kelompok itu.

さまざまの用事を頼まれるほどになったのです。また、事実、自分はそ

んな用事を一度も断ったこももなく、平気で何でも引き受け…(Ningen

Shikkaku: 57)

Saya jadi sering dimintai tolong untuk melakukan berbagai macam hal.

Sebenarnya saya sendiri tidak penah menolak sekalipun permintaan

tolong tersebut, malahan saya menerimanya dengan senang hati…

Dazai dan Yozo sama-sama terlibat dalam kegiatan kelompok komunis.

Bedanya adalah Dazai mengenal partai komunis setelah ia duduk di bangku universitas.

Dazai mengenal partai komunis melalui seorang teman. Ketika ia masuk ke universitas

pada tahun 1930, teman yang telah ia kenal sejak ia masih tinggal di Aomori dan

Hirosaki telah dalam terlibat gerakan politik sayap kiri ini. Sama seperti Yozo, satu

tahun setelah ia bergabung, Dazai telah memainkan peranan yang cukup penting dalam

gerakan komunis mahasiswa, seperti membantu menyembunyikan buronan,

menyebarkan leaflet, dan sebagainya. Keterlibatannya dalam kegiatan politik ini sayap

kiri ini bahkan sempat membuatnya beberapa kali terlibat dengan pihak kepolisian.

Karena kesibukannya dalam kegiatan politik sayap kirinya, Dazai mulai

menelantarkan pendidikannya. Ia hampir tidak pernah lagi menghadiri kuliah, dan

bahkan ia hampir tidak menghasilkan karya apa pun di tahun ini. Uang yang dikirimkan

Universitas Indonesia

Potret diri..., Krissanty Rohana Uli Sagala, FIB UI, 2009


54

keluarganya untuk membiayai pendidikan Dazai gunakan untuk membantu gerakan

partai komunis.

Tindakan yang sama juga dilakukan oleh Yozo.

学校は欠席するし、学科の勉強も、すこしもしなかった… (Ningen

Shikkaku:60)

Saya membolos sekolah, bahkan saya sudah tidak belajar sama

sekali…

…何もかも、月々の定額の送金で間に合わせなければならなくなって、

自分はまごつきました。送金はやはり、二、三日で消えてしまい…(Ningen

Shikkaku: 59)

…Entah mengapa uang kiriman yang saya terima tiap bulan sudah

tidak cukup lagi. Saya jadi kebingungan. Uang kiriman tersebut habis

dalam dua, tiga hari…

Kisah dalam catatan harian bagian kedua ini ditutup dengan usaha bunuh diri

yang Yozo lakukan di Kamakura. Perjumpaannya pertama dengan Tsuneko sampai

dengan peristiwa bunuh diri yang keduanya lakukan bersama digambarkan secara

kronologis dalam kutipan-kutipan berikut ini.

同じ頃また自分は、銀座のある大カフェの女給から、おもいかげぬ恩を

受け…(Ningen Shikkaku: 65)

Pada saat yang bersamaan saya juga menerima bantuan dari seorang

Universitas Indonesia

Potret diri..., Krissanty Rohana Uli Sagala, FIB UI, 2009


55

wanita pelayan kafe di Ginza…

そ の 日 の 午 前 、 二 人 は 浅 草 の 六 区 を さ ま よ っ て き ま し た 。 (Ningen

Shikkaku: 75)

Hari itu kami menghabiskan pagi dengan berjalan-jalan di sekitar

Asakusa.

その夜、自分たちは鎌倉の海に飛び込みました。(Ningen Shikkaku: 76)

Malam itu kami berdua melompat ke dalam laut Kamakura.

Kutipan-kutipan di atas menggambarkan hubungan yang terjalin antara

Tsuneko dan Yozo. Pertama kali Yozo berjumpa dengan Tsuneko di sebuah kafe di

Ginza. Tsuneko adalah wanita pelayan kafe, ia telah menikah namun suaminya sedang

berada di dalam penjara. Hubungan Yozo dan Tsuneko bertambah dekat sampai

akhirnya mereka memutuskan untuk bunuh diri bersama di laut Kamakura.

Semasa hidupnya Dazai pernah melakukan beberapa kali percobaan bunuh diri.

Salah satu percobaan bunuh diri yang paling sering ia ungkapkan dalam berbagai

karyanya adalah percobaan bunuh diri yang ia lakukan bersama seorang pelayan kafe di

Ginza bernama Tanabe Shimeko. Tanabe Shimeko adalah pelayan di Hollywood kafe,

salah satu kafe terkenal di Ginza. Setelah berkenalan dan menghabiskan dua hari

berjalan-jalan di sekitar Tokyo, Dazai dan Shimeko kemudian pergi ke Kamakura. Pada

malam hari keduanya melakukan usaha bunuh diri dengan melemparkan diri ke laut

Tamotagaura yang berada di antara wilayah Kamakura dan Enoshima. Dalam peristiwa

itu Dazai selamat sedang Shimeko meninggal dunia.

Universitas Indonesia

Potret diri..., Krissanty Rohana Uli Sagala, FIB UI, 2009


56

Peristiwa itu sangat berbekas dalam ingatan Dazai, sampai-sampai ia

menceritakan peristiwa bunuh diri tersebut di dalam lima karya yang berbeda yang ia

terbitkan di dalam periode tahun 1932 – 1948. Dari penjelasan di atas, kita bisa melihat

kesamaan latar tempat berlangsungnya peristiwa bunuh diri yang Dazai lakukan

bersama Shimeko, dengan peristiwa bunuh diri yang Oba Yozo lakukan bersama

Tsuneko. Tidak salah lagi bahwa gadis yang digambarkan sebagai Tsuneko dalam

Ningen Shikkaku adalah Tanabe Shimeko dalam kenyataan.

3.2.3 Identifikasi Diri Dazai Osamu dalam Bagian Ketiga Catatan Harian Oba

Yozo

Dalam kehidupan nyata, cerita yang dikisahkan dalam bagian ketiga catatan

harian Oba Yozo adalah kisah yang dialami Dazai dari tahun 1930 sampai dengan tahun

1936. Bagian ketiga catatan harian Oba Yozo mengisahkan perjalanan hidup Yozo

setelah berakhirnya peristiwa bunuh diri di Kamakura, sampai dengan peristiwa ia

dimasukkan ke dalam rumah sakit jiwa pada usia 24 tahun.

Dalam kehidupan nyata, setelah peristiwa bunuh diri di Kamakura, Dazai

melanjutkan hidupnya, menikah dengan Hatsuyo dan terus berusaha menjadi penulis.

Hal itu sangat berbeda dengan apa yang dialami Oba Yozo. Setelah percobaan bunuh

diri yang gagal di Kamakura, Yozo menghabiskan empat bulan pertamanya dengan

tidak melakukan apa-apa. Ia terkungkung dalam pengawasan seorang kerabat keluarga.

Setiap perbuatan dan tingkah lakunya diawasi dengan ketat oleh Hirame. Ia kemudian

melarikan diri ke rumah kenalannya Horiki, di mana ia kemudian bertemu dengan

seorang wanita yang kemudian hidup bersamanya selama satu tahun.

Bisa dikatakan bahwa bagian ketiga catatan harian Yozo ini adalah bagian yang

Universitas Indonesia

Potret diri..., Krissanty Rohana Uli Sagala, FIB UI, 2009


57

paling banyak mengandung unsur fiksi. Banyak dari peristiwa-peristiwa yang dialami

Yozo dalam bagian ketiga catatan harian ini, seperti pertemuannya dengan Shizuko,

pernikahannya dengan Yoshiko si gadis penjual rokok, dan sebagainya, sebenarnya

tidak pernah terjadi dalam kehidupan nyata Dazai. Sosok Dazai baru bisa ditemukan

kembali dalam diri Yozo pada saat ia menjadi pecandu morfin.

Oba Yozo menjadi seorang pecandu morfin disebabkan karena

ketidaksengajaan. Yozo mendapatkan morfin untuk pertama kalinya dari seorang

apoteker tempat ia biasa membeli obat. Apoteker itu menyarankan agar Yozo berhenti

mengkonsumsi alkohol karena itu berbahaya bagi kesehatan. Sebagai gantinya, apoteker

tersebut memberi Yozo morfin agar ia bisa menenangkan diri dan tidur dengan tenang.

Tapi kemudian morfin membuatnya kecanduan.

モルヒネの注射液でした。…一日一本のつもりが、三本になり、四本に

なった頃には、自分はもうそれがなければ、仕事ができないようになっ

てきました。(Ningen Shikkaku: 152-153)

Itu adalah cairan suntikan morfin… Awalnya saya hanya berniat

menggunakannya sehari sekali, tapi kemudian bertambah jadi tiga kali

sehari; setelah itu saya jadi tidak bisa melakukan pekerjaan apa pun

jika saya tidak mendapatkan suntikan morfin sebanyak empat kali

sehari.

Kutipan di atas menggambarkan keadaan Yozo pada saat ia menjadi pecandu

morfin. Ia mengatakan bahwa ia telah sampai pada tahap di mana ia tidak bisa

melakukan apa-apa jika ia tidak mendapatkan suntikan morfin sebanyak empat kali

Universitas Indonesia

Potret diri..., Krissanty Rohana Uli Sagala, FIB UI, 2009


58

dalam sehari.

Dazai sendiri juga sempat menjadi pecandu morfin akut pada saat ia berusia

sekitar 26-27 tahun. Dazai pertama kali mendapatkan suntikan morfin ketika ia sedang

dalam perawatan usus buntu di sebuah rumah sakit. Sekeluarnya ia dari rumah sakit ia

menjadi kecanduan Pabinal. Dazai berjuang melawan kecanduannya terhadap morfin

selama kurang lebih satu tahun. Salah seorang sahabatnya, Sato Haruo, bahkan sempat

memasukkan Dazai ke rumah sakit Saiseikai pada bulan Februari 1935 guna

menyembuhkan ketergantungannya akan morfin. Ia keluar dua minggu kemudian dalam

keadaan belum sembuh.

薬品もまた、焼酎同様、いや、それ以上に、いまわしく不潔なものだと、

つぐつぐ思い知ったときには、すでに自分は完全な中毒愚者になってい

ました。(Ningen Shikkaku: 155)

Pada saat saya menyadari sepenuhnya bahwa morfin lebih berbahaya

dari alcohol, saya sudah terlanjur menjadi seorang pecandu seutuhnya.

Kutipan di atas adalah kutipan peristiwa ketika Yozo menyadari bahwa morfin

membuat kecanduan, dan ia telah menjadi seorang pecandu yang parah. Yozo sudah

memiliki utang yang sangat banyak terhadap apoteker maupun teman-temannya, namun

Yozo tidak kuasa untuk menghentikan kecanduannya akan morfin. Pada saat itu Yozo

sudah kehilangan harapan, ia berfikir hanya kematianlah yang bisa menyelamatkan

dirinya.

死にたい、いっそう、死にたい、もう取返しがつかないんだ、どんなこ

Universitas Indonesia

Potret diri..., Krissanty Rohana Uli Sagala, FIB UI, 2009


59

とをしても、何をしても、駄目になるだけなんだ、恥を上塗りをするだ

けなんだ、…死にたい、死ななければならぬ、生きているのは罪の種な

のだ、…(Ningen Shikkaku: 156)

Saya ingin mati, saya ingin mati lebih dari sebelumnya. Sudah tidak

ada jalan untuk menyembuhkan diri. Apa pun yang saya lakukan,

sudah tidak ada gunanya, melainkan hanya akan menambah rasa malu

saja. Saya ingin mati..ingin mati…hidup adalah bibit dari dosa…

Pada saat Yozo berfikir demikian, Hirame dan Horiki datang kembali untuk

menemuinya. Seakan-akan bisa membaca apa yang ada dipikiran Yozo, tanpa berkata

apa-apa, Hirame memaksa Yozo untuk naik ke dalam mobil dengan alasan akan

memeriksakan kondisi paru-parunya ke sebuah rumah sakit. Tetapi kenyataanya Hirame

membawanya ke sebuah rumah sakit jiwa.

判断も抵抗も忘れて自動車に乗り、そうしてここに連れてこられて、狂

人という事にになりました。いまに、ここから出ても、自分はやっぱり

狂人、いや、廃人という刻印を額に打ったれることでしょう。人間、失

格。(Ningen Shikkaku: 160)

Tanpa berfikir untuk menolak ataupun melawan saya naik ke dalam

mobil yang membawa saya ke sini. Sekarang saya sudah menjadi

orang gila. Meskipun nantinya saya keluar dari sini, di dahi saya sudah

akan tertempel cap yang bertuliskan “gila”, ah, tidak, melainkan

“gagal sebagai manusia”.

Universitas Indonesia

Potret diri..., Krissanty Rohana Uli Sagala, FIB UI, 2009


60

Yozo dimasukkan ke dalam rumah sakit jiwa oleh kenalannya dan bahkan

istrinya, ketika ia berusia 24 tahun. Kejadian yang sama juga dialami oleh Dazai pada

saat ia berusia 27 tahun. Tahun 1936, Sato Haruo, Ibuse Masuji, bekerja sama denga

Hatsuyo memasukkan Dazai ke rumah sakit jiwa Musashino. Sama seperti Yozo dalam

Ningen Shikkaku, di saat itu Dazai sedang terobsesi untuk melakukan bunuh diri.

Sebelum dimasukkan ke dalam rumah sakit jiwa, Dazai yang gagal merai gelar juara

dalam Akutagawa Prize mengirimkan surat kepada Sato Haruo yang berisi ungkapan

kekecewaannya dan juga keinginannya untuk bunuh diri. Dazai merasa ia telah gagal,

sehingga tidak ada alasan lagi baginya untuk hidup.

Dalam Ningen Shikkaku, Dazai sering sekali menggambarkan dirinya sebagai

orang yang gagal. Dazai, melalui tokoh Oba Yozo, mengungkapkan perasaannya yang

selalu merasa tidak memiliki tempat di dalam masyarakat.

自分にとって、
「世の中」は、やはり底知れば、おそろしいところでした。

(Ningen Shikkaku: 126)

Bagi saya, dunia adalah tempat yang menakutkan.

Melalui tokoh Oba Yozo, Dazai ingin agar pembaca tahu bahwa ia sudah

berusaha agar bisa memahami manusia lain, tetapi ia tetap saja gagal. Ketika kecil

Dazai tidak merasakan kasih sayang kedua orang tuanya, jauh di dalam lubuk hatinya

Dazai menyadari bahwa sedari kecil ia telah ditolak oleh ibunya. Penolakan ibunya dan

kurangnya kasih sayang dari ayahnya berimbas sampai ketika ia telah tumbuh dewasa.

Dazai tidak peka terhadap emosi-emosi positif manusia lain, dan hanya bisa melihat sisi

buruknya saja. Pernyataan Yozo ketika ia dibawa ke rumah sakit jiwa, bahwa ia telah

Universitas Indonesia

Potret diri..., Krissanty Rohana Uli Sagala, FIB UI, 2009


61

gagal sebagai manusia, sebenarnya adalah perasaan Dazai sendiri.

Perasaan bahwa dirinya adalah makhluk yang gagal juga tercermin dalam

beberapa bagian di dalam Ningen Shikkaku. Pada suatu kesempatan, Yozo sempat

berfikir demikian:

蟾蜍。

それが、自分だ。世間が許すも、許さぬもない。葬るも、葬らぬもない。

自分は犬よりも猫よりも劣等な動物なのだ。蟾蜍。のそのそ動いている

だけだ。(Ningen Shikkaku: 112)

Kodok.

Itulah saya. Masyarakat tidak bertoleransi, tetapi tidak pula

mengasingkan saya. Saya adalah makhluk yang lebih rendah dari

anjing ataupun kucing. Kodok. Saya hanya bisa bergerak terseok-seok

saja.

Kutipan dia atas adalah ungkapan perasaan Yozo, yang secara tidak langsung

juga merupakan cerminan perasaan Dazai. Dari kutipan di atas tampak Dazai merasa

bahwa keberadaan dirinya dalam masyarakat tidak lebih penting dari seekor kodok. Ia

adalah makhluk rendah, manusia yang gagal. Dari penjelasan-penjelasan tersebut bisa

terlihat bahwa melalui bagian ketiga buku harian Oba Yozo, Dazai ingin

menggambarkan potret dirinya sebagai manusia yang gagal.

Universitas Indonesia

Potret diri..., Krissanty Rohana Uli Sagala, FIB UI, 2009

Anda mungkin juga menyukai