Anda di halaman 1dari 5

RESUME VII : Rancangan penelitian, Populasi dan Sampel

M. Yoelando Zafran/2114090017

A. Bentuk Rancangan Penelitian Kuantitatif


1. Pengertian
Rancangan penelitian adalah pendekatan sistematis yang digunakan peneliti untuk
melakukan studi ilmiah, sehingga nantinya terjadi sinkronisasi atas keseluruhan komponen
dan jenis data penelitian yang diidentifikasi menghasilkan hasil penelitian yang masuk akal.
Adapun definisi rancangan penelitian menurut para ahli, antara lain;
a. Sekaran (2003)
Rancangan penelitian adalah proses untuk memutuskan, di antara isu-isu yang ada
terkait dengan bagaimana mengumpulkan data lebih lanjut, menganalisis dan
menafsirkannya, dan akhirnya, untuk memberikan jawaban atas masalah tersebut.
b. Cavana (2001)
Rancangan penelitian adalah set terstruktur dari pilihan pengambilan keputusan
rasional, atau pedoman, untuk membantu dalam menghasilkan hasil penelitian yang valid dan
dapat diandalkan. Desain penelitian dalam pengaturan positivis mencakup keputusan tentang
pilihan metode pengumpulan data, dan tentang prosedur pengukuran dan
penskalaan, instrumen penelitian, sampel dan analisis data.
2. Jenis-jenis
a. Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif dilaksanakan dalam kasus-kasus di mana hubungan antara data
yang dikumpulkan dan pengamatan didirikan berdasarkan perhitungan matematika. Teori-
teori yang berkaitan dengan fenomena yang ada secara alami dapat dibuktikan atau dibantah
menggunakan perhitungan matematis.
b. Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif biasanya dilaksanakan dalam kasus-kasus di mana penting bagi
seorang peneliti untuk memiliki kesimpulan atas pengelolaan data statistik dan
statistika dalam mengumpulkan wawasan yang dapat ditindaklanjuti.
Sedangkan secara lebih spesifik, rancangan penelitian dapat dibagi menjadi lima jenis:
c. Penelitian Deskriptif
Dalam desain penelitian deskriptif, seorang peneliti semata-mata tertarik untuk
menggambarkan situasi atau kasus di bawah studi penelitiannya. Ini adalah desain penelitian
berbasis teori yang dibuat dengan mengumpulkan, menganalisis dan menyajikan data yang
dikumpulkan. Dengan menerapkan desain penelitian mendalam seperti ini, seorang peneliti
dapat memberikan wawasan tentang mengapa dan bagaimana penelitian.
d. Penelitian Eksperimental
Desain penelitian eksperimental digunakan untuk membangun hubungan antara
sebab dan akibat dari suatu situasi. Ini adalah desain penelitian kausal di mana efek yang
disebabkan oleh variabel independen terhadap variabel dependen diamati.
Misalnya, pengaruh variabel independen seperti harga pada variabel dependen seperti
kepuasan pelanggan atau loyalitas merek dipantau.
e. Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional adalah teknik desain penelitian non-eksperimental yang
membantu para peneliti untuk membangun hubungan antara dua variabel yang terhubung
erat. Diperlukan dua kelompok yang berbeda untuk melakukan metode desain penelitian ini.
Tidak ada asumsi saat mengevaluasi hubungan antara dua variabel yang berbeda dan teknik
analisis statistik digunakan untuk menghitung hubungan di antara mereka.

B. Konsep Penarikan Sampel


1. Populasi Populasi (universe)
ialah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga.
Populasi dapat dibedakan antara populasi sampling dengan populasi sasaran. Sebagai contoh,
jika seorang peneliti mengambil rumahtangga sebagai sampel; sedangkan yang diteliti hanya
anggota rumahtangga (misalnya ayah atau suami), maka seluruh rumahtangga dalam
wilayah penelitian disebut sebagai populasi sampling; sedangkan seluruh suami atau
ayah dalam wilayah penelitian itu dinamakan populasi sasaran (target population).
2. Unit sampling
Unsur-unsur yang diambil sebagai sampel, disebut unsur sampling, dan ini
merupakan unit-unit yang akan dianalisis selanjutnya. Unsur sampling diambil dengan
menggunakan kerangka sampling (sampling frame).
3. Kerangka sampling
Kerangka sampling merupakan daftar dari semua unsur sampling dalam populasi
sampling. Kerangka sampling dapat berupa daftar mengenai jumlah penduduk, jumlah
bangunan, dan mungkin berupa peta yang unit-unitnya tergambar secara jelas. Sebuah
kerangka sampling yang baik harus memenuhi syarat-syarat (1) meliputi seluruh unsur
sampel, (2) tidak ada unsur sampel yang dihitung dua kali, (3) up to date, (4) batas-
batasnya jelas, misalnya batas wilayah, rumahtangga; dan (5) dapat dilacak di lapangan.

C. Tipe-tipe sample
1. Sampling Acak Sederhana
Sampel acak sederhana (simple random sampling) ialah suatu sampel yang
diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian dari suatu populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk dipiih sebagai sampel. Dalam prakteknya, sampel acak
sederhana dapat dilakukan dengan (a) undian, atau (b) bilangan acak.
2. Sampling Sistematis
Apabila banyaknya satuan elementer yang akan dipilih cukup besar, maka
pemilihan sampel acak sederhana akan berat mengerjakannya. Dalam keadaan seperti ini
ahli statistik cenderung memakai metode lain. Pengambilan sampel acak sistematis
(systematic random sampling) ialah suatu metode pengambilan sampel, dimana hanya
unsur pertama saja dari sampel dipilih secara acak, sedangkan unsur-unsur selanjutnya
dipilih secara sistematis menurut pola tertentu.
3. Sampling Acak Berlapis
Dalam praktek sering dijumpai populasi yang tidak homogen. Makin heterogen
suatu populasi, makin besar pula perbedaan sifat antara lapisan-lapisan tersebut. Presisi
dan hasil yang dapat dicapai dengan penggunaan suatu metode pengambilan sampel, antara
lain dipengaruhi oleh derajat keseragaman dari populasi yang bersangkutan. Untuk dapat
menggambarkan secara tepat mengenai sifat-sifat populasi yang heterogen, maka populasi
yang bersangkutan dibagi ke dalam lapisan-lapisan (stratum) yang seragam dan dari
setiap lapisan diambil sampel secara acak.
4. Sampling Gugus (Cluster) Sederhana
Jika seorang peneliti ingin meneliti besarnya pendapatan per bulan dari tiap-
tiap keluarga di suatu kecamatan, sedangkan data mengenai jumlah keluarga di
kecamatan tersebut tidak tersedia, maka kecamatan tersebut dibagi menjadi desa-desa.
Desa-desa itu dijadikan gugus atau unsur sampling. Semua desa yang ada diberi nomor
dan dipilih secara acak sebuah desa atau lebih sebagai sampel. Karena unsur penelitian
adalah keluarga atau rumahtangga, maka semua rumahtangga yang ada dalam desa tersebut
yang diteliti.
5. Sampling Wilayah
Adakalanya peneliti dihadapkan pada wilayah penelitian dengan berbagai ciri
khusus pada beberapa bagian wilayah tersebut. Dalam keadaan seperti itu, sampling
wilayah (area) mungkin akan lebih tepat digunakan. Sebagai contoh, Mubyarto (1993)
membedakan empat macam pola usahatani di Kalimantan Tengah yaitu (a) pola
usahatani perladangan berpindah, yang terdapat di kecamatan-kecamatn Gunung Purei,
Tanah Siang, dan Balai Riam, (b) pola usahatani perikanan, khususnya darat yang
dijumpai di hampir semua desa di tepian sungai, (c) pola usahatani tanaman pangan
pasang surut, yang terdapat di kecamatan Kahayan Kuala, dan Kahayan Hilir, serta (d)
poloa usahatani perkebunan yang terdapat di kecamatan Kumai.

6. Langkah-langkah penarikan sampel


 Menentukan bentuk atau jenis sampel yang paling efisien dan menghasilkan
keterangan paling saksama.
 Menentukan cara pengambilan sampel dan menentukan siasat penarikan anggota
sampel sehingga sampel bias (sifat memihak yang terdapat di dalam sampel) dapat
dihindarkan.
 Mempertegas hal-hal yang harus diselidiki, yaitu keterangan apa yang akan
dikehendaki, bilamana keterangan itu diperlukan, dan bagaimana tinggi kesaksamaan
keterangan yang diinginkan.
 Menyusun kuesioner, formulir wawancara, atau daftar pertanyaan yang akan dipakai
langsung oleh penginterview.
 Memasukkan anggota populasi ke dalam sampel.
 Memeriksa data yang terkumpul terlebih dahulu sebelum memperoleh keterangan dari
dalamnya.
 Menyusun hasil penarikan sampel ke dalam daftar dan grafik agar data tersebut lebih
mudah ditafsirkan apabila tidak ada lagi kekurangan dan kesalahan.

Sumber:
Barbara, G.T. dan Fidell L.S. (1983). Using Multivariate Statistics. New York: Harper
& Row Publishers.
Cochran, W.G. (1965). Sampling Techniques. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Comrey, A.L. (1973). First Cource in Factor Analysis. New York: Academic Press.
Singarimbun, M. dan Effendi, S. (Eds). Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.
Mubyarto, et al. (1993). Desa-desa Kalimantan. Studi Bina Desa Pedalaman Kalimantan
Tengah. Yogyakarta: Aditya Media.
Penelitianilmiah.com. 2022, Pengertian Rancangan Penelitian, Jenis, Format, dan
Contohnya. Diambil pada tanggal 7 April 2023, dari https://bit.ly/3mcsIC7
DeepublishStore. 2023. Teknik Pengambilan Sampel Penelitian: Macam & Penjelasan.
Diambil pada tanggal 7 April 2023, dari https://bit.ly/3KKfMgf

Anda mungkin juga menyukai