Anda di halaman 1dari 191

SKRIPSI

STUDI KASUS KETIDAKJUJURAN SISWA KEPADA ORANG TUA


DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Bimbingan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Jambi

Disusun Oleh :
RISKA
NIM. A1E117052

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS JAMBI
2023
ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan sikap ketidakjujuran


siswa kepada orang tua dan mengungkapkan mengapa siswa tidak jujur kepada
orang tua. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Cara pengambilan data dengan
wawancara, observasi dan dokumentasi. Berdasarkan temuan yang peneliti
temukan dari penelitian yang telah dilakukan di SMPN 17 Kota Jambi
bahwasanya mengungkapkan tentang ketidakjujuran siswa kepada orang tua nya.
Bagi mereka ketidakjujuran menjadi masalah perilaku yang umum di kalangan
mereka, terkadang siswa tidak jujur untuk menghindari masalah dan di lain waktu,
ia mengungkapkan kebohongan agar terlihat lebih baik, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :1) Sikap tidak jujur siswa kepada orang tua nya berdasarkan
observasi adalah ketika mereka tidak memberikan informasi panggilan dari
sekolah untuk orang tua mereka berkaitan dengan perilakunya di sekolah. Mereka
tidak memberi tahu adanya permasalahan tersebut karena takut akan dimarahi
oleh orang tua nya dan siswa tidak jujur didasari oleh beberapa hal, yaitu Sikap
tidak jujur siswa kepada orang tua nya berdasarkan observasi adalah ketika
mereka tidak memberikan penjelasan kepada orang tua mengenai
permasalahannya dari sekolah untuk orang tua mereka berkaitan dengan
perilakunya disekolah. 2) Siswa tidak mengakui kepada guru bahwa mereka tidak
menuntaskan tugasnya, ketidakjujuran siswa juga dilihat dari menutupi bukti
kebohongannya agar tidak diketahui oleh orang tua yaitu berupa surat pernyataan
yang harus ditanda tangani orang tua. Siswa tidak jujur didasari oleh beberapa hal
yaitu (1) siswa berbohong untuk melihat reaksi orang tua nya, ketika ia melihat
reaksi orang tua nya yang marah ketika ia berkata jujur, itu menciptakan rasa takut
tersendiri dan ia memilih untuk berbohong agar orang tua nya tidak marah. (2)
berbohong untuk meningkatkan rasa percaya diri, siswa berusaha agar orang tua
nya tidak mengetahui permasalahannya agar tidak dianggap rendah saat dekat
dengan orang tua nya dan tetap percaya diri di sekolah, siswa akan membuat malu
dirinya sendiri jika orang tua nya datang ke sekolah. (3) siswa berbohong untuk
menutupi perbuatannya, ketika orang tua mendapatkan berita tentang masalah
mereka dari pihak sekolah, siswa berbohong untuk menutupi perbuatannya agar
orang tua mereka tidak tahu dan tidak datang ke sekolah, (4) Penyebab berbohong
bisa karena imitasi yang menjadi faktornya, sesuai dengan yang dinyatakan oleh
informan, bahwa beberapa orang tua juga tidak mengatakan alasan yang
meyakinkan tentang tidak dapat datang ke sekolah jika di undang untuk
berkonsultasi atau mendapatkan pelayanan dari BK di sekolah, (5) untuk
menghindari hukuman dari orang tua nya. Meskipun hukumannya tidak berupa
fisik, namun mereka tetap enggan jika mendapatkan hukuman. Pada dasarnya
mereka mengakui kesalahan mereka, namun pemberian hukuman dan kemarahan
yang didapatkan menurut mereka sangat tidak sesuai, dan (6) siswa yang lebih
tertutup dan kerap dimarahi oleh orang tua nya jika memiliki masalah dan berkata
jujur, sisw memilih tidak jujur untuk melupakan sesuatu yang ia alami
Kata Pengantar
i
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT atas segala
nikmat dan rahmat yang diberikan kepada peneliti sehingga bisa menyelesaikan
skipsi yang berjudul “Ketidakjujuran Siswa Kepada Orangtua di SMP Negeri 17
Kota Jambi”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengerjakan
skripsi pada program Strata-1 di prodi Bimbingan dan Konseling, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi.

Dalam penyusunan skripsi ini dari persiapan sampai terselesainya, tidak


lepas dari bantuan berbagai pihak yang dengan segala keterbukaan dan kerelaan
hati telah memberikan bimbingan, pengarahan, keterangan dan dorongan
semangat yang begitu berarti. Oleh karena itu pada kesempatan ini disampaikan
banyak terima kasih kepada :

1. Prof. Drs. H. Sutrisno, M.Sc.,Ph.D selaku Rektor Universitas Jambi.

2. Prof. Dr. M. Rusdi, S.Pd,. M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Jambi.

3. Drs. Nelyahardi,M.Pd selaku Ketua Prodi Bimbingan dan Konseling, Fakultas


FKIP, Universitas Jambi.

4. Dr. Akmal Sutja, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyusun skripsi
ini.

5. Ibu Hera Wahyuni, S.Pd., M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam
menyusun skripsi ini.

6. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga segala kebaikan dan pertolongan semuanya mendapat berkah dari
Allah Swt. Dan akhirnya saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

ii
kata sempurna, karena keterbatasan ilmu yang saya miliki. Untuk itu saya
dengan kerendahan hati mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun dari semua pihak demi membangun laporan penelitian ini.

Jambi,
Peneliti

Riska
NIM. A1E117052
DAFTAR ISI

iii
ABSTRAK..............................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Batasan Masalah...........................................................................................5
C. Rumusan Masalah........................................................................................5
D. Tujuan Penelitian.........................................................................................5
E. Manfaat Penelitian.......................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................7

A. Kajian Tentang Sikap Jujur..........................................................................7

1. Pengertian Jujur......................................................................................7
2. Bentuk-Bentuk Kejujuran......................................................................8
3. Ciri-Ciri Kejujuran.................................................................................9
4. Cara untuk Mengajarkan Kejujuran.......................................................9
5. Indikator Kejujuran..............................................................................11
6. Penyebab Tidak Jujur...........................................................................12

B. Kajian Tentang Keluarga


1. Pengertian Keluarga.............................................................................14
2. Bentuk-Bentuk Interaksi dalam Keluarga............................................15

C. Penelitian Relevan......................................................................................16
1. Penelitian Relevan................................................................................16

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................18

A. Jenis Penelitian...........................................................................................18
B. Setting Penelitian.......................................................................................19
C. Subyek Penelitian.......................................................................................19
D. Sumber Data Penelitian..............................................................................20
E. Teknik Pengumpualan Data.......................................................................20
F. Teknik Analisis Data..................................................................................23
G. Kredibilitas dan Keabsahan Data...............................................................25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................27
A. Deskripsi Subjek Penelitian.......................................................................27
B. Pembahasan dan Analisis...........................................................................47
iv
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Siswa merupakan generasi penerus serta calon pemimpin dimasa

yang akan datang. Siswa juga sebagai makhluk individu dan makhluk

sosial yang memerlukan bantuan dari orang lain. Siswa sebagai makhluk

sosial di lingkungan sosialnya yaitu di lingkungan keluarga maupun

lingkungan sekolah akan menampilkan sikap-sikap tertentu untuk

menanggapi orang lain dengan cara yang berbeda-beda.

Bantuan agar sikap siswa menjadi lebih terarah adalah melalui

bimbingan konseling dimana setiap sekolah memilikinya. Bimbingan dan

konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara

perseorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang

secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi,

kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karier, melalui

berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma

yang berlaku. Salah satunya adalah norma kejujuran, sehingga jika terjadi

ketidakjujuran terutama di lingkungan sekolah berarti menjadi tanggung

jawab guru Bimbingan Konseling untuk membenahinya.

Dijelaskan secara rinci dalam kurikulum 2013 siswa harus

memiliki sikap sosial yang baik di lingkungan sekolah maupun di

lingkungan masyarakat dan keluarga, diantara lain yaitu, sikap jujur baik

itu jujur kepada orangtua , guru, teman, dan sebagainya. Siswa dengan

1
2

sikap yang jujur, tentu harapan kita semua karena mereka adalah generasi

penerus bangsa. Jujur tidak hanya berlaku dalam perkataan saja, namun

juga dalam berbagai hal dalam kehidupan. Alasan inilah yang membuat

siswa perlu untuk terus belajar tentang kejujuran.

Pengertian “jujur” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu

memiliki arti lurus hati, tidak curang. Jujur adalah sikap atau sifat

seseorang yang menyatakan sesuatu dengan sesungguhnya dan apa

adanya, tidak ditambahi dan tidak dikurangi (Chairilsyah, 2016).

Maksudnya jujur adalah sesuainya ucapan lisan dengan kenyataannya.

Kejujuran atau sikap jujur adalah tidak berbohong, berkata atau

memberikan informasi yang sesuai dengan kenyataan (Julia & Ati, 2019).

Kejujuran itu sangat penting untuk diajarkan kepada siswa karena

siswa perlu bekal kesiapan untuk beradaptasi dan bersosialisasi pada

jenjang kehidupan lebih lanjut. Untuk mengajarkan sikap jujur pada siswa

membutuhkan beberapa pihak yang mendukung untuk ketercapaian yang

baik maka sangat diperlukan peran orangtua.

Terdapat beberapa cara orangtua untuk menanamkan kejujuran

pada siswa yakni, menanamkan kejujuran dengan bercerita, memberikan

pujian dan penghargaan secara terbuka, menyikapi kesalahan siswa dengan

baik, memberikan pemahaman dengan lembut, memberikan perhatian dan

kasih sayang, menanamkan kejujuran melalui diskusi, dan membiasakan

berkata dan bersikap jujur (Yasbiati et al., 2019). Hal tersebut dapat

dilakukan agar siswa terbiasa berkata dan berbuat jujur.


3

Dari hasil wawancara peneliti dengan Guru BK dan Guru Bidang

Studi Bahasa Indonesia di SMP Negeri 17 Kota Jambi, pada tanggal 15

Desember 2020 menyatakan bahwa tidak sedikit siswa yang menunjukkan

sikap yang kurang baik, seperti cenderung menutup diri, tidak mempunyai

rasa percaya diri yang tinggi, sering terlambat dalam mengumpulkan tugas

karena kurang peduli dengan tugas-tugas, ada siswa yang saat

mengumpulkan tugas kepada gurunya tidak mengucapkan salam dan

terimakasih, bahkan ada siswa yang hanya absen kelas lalu tidak

melakukan tanggung jawabnya dengan mengerjakan tugas yang diberikan

oleh guru bidang studi. Ada juga siswa yang komunikasi dengan temannya

kurang baik, dengan menggunakan kata-kata yang kurang tepat.

Ibu SS sebagai Guru BK melakukan kujungan rumah dan hasil

kunjungan rumah, beberapa orangtua siswa tidak mengetahui bahwa

siswa tidak jujur, orangtua mengira jika siswa tidak pernah terlambat

sekolah online dan mengerjakan tugas tepat waktu, ternyata siswa bermain

game, menonton drama korea dan tidak menyelesaikan tugas sekolah.

Beberapa orang tua siswa mengatakan jika mereka bekerja hingga sore

hari, orangtua siswa kurang memahami tentang keadaan siswa di

lingkungan sekolah, kurangnya komunikasi yang disebabkan oleh berbagai

alasan kesibukan atau keadaan latar belakang yang menjadi penyebab

kurang adanya kedekatan hubungan antara orang tua dan siswa, bahkan

ada saudara siswa yang kurang perhatian dan tidak memberikan semangat

kepada sesama saudaranya.


4

Peneliti juga melakukan wawancara selajutnya pada tanggal 28

April 2021 kepada guru BK yaitu R yang menyatakan bahwa

permasalahan kejujuran siswa ini baru saja terjadi minggu lalu, siswa saat

datang ke sekolah tidak menegur gurunya yang ada di gerbang, dia sibuk

dengan handphonenya ternyata saat dipanggil secara pribadi siswa tersebut

sibuk chattingan dengan lawan jenis dan diapun ditanyai tentang tugasnya

yang belum dikumpulkan yang sampai sekarang tidak ada tanggung

jawabnya untuk dikerjakan, siswa mengatakan dia malas untuk bersekolah

karena ayahya sering memarahi dia setiap melakukan kesalahan sehingga

menyebabkan kurang dekat dengan orang tua dan memilih untuk bermain

lalu meninggalkan tanggung jawabnya yang belum diselesaikannya dari

sekolah.

Wawancara selanjutnya dengan siswa yang berinsial AT, siswa ini

jarang mengumpulkan tugas sekolah karena tidak paham dengan cara

mengerjakannya namun guru AT sudah menjelaskan. Jika ibunya bertanya

tentang tugasnya AT tidak mengakui jika dia ada tugas dan AT juga

mengatakan kalau ibunya bertanya sudah masuk kelas atau belum saat

belajar di rumah, AT mengatakan kelas libur padahal kelas sedang

berlangsung.

Wawancara selanjutnya lagi dilakukan dengan siswa yang

berinisial KA, saat diwawancara KA seperti menutupi pembicaraanya

hingga akhirnya KA mengatakan kalau KA memang jarang sekali

mengumpulkan tugas dikarenakan HP nya hilang sehingga tidak bisa


5

mengumpulkan tugas dan KA sangat takut dengan ayahnya, kalau KA

jujur ke ayahnya akan marah dengan melontarkan kata-kata yang

menyakitkan. KA sangat takut dengan bapaknya karena setiap KA

melakukan kesalahan KA sering dimarahi, orang tua nya juga saat

hubungannya tidak baik membuat KA takut dan pergi ke rumah neneknya.

Setiap permasalahan yang terjadi antara siswa dan orang tua nya

mendapat pelayanan bimbingan konseling, termasuk masalah yang

dipaparkan dalam penelitian ini yaitu tentang ketidakjujuran anak kepada

orang tua nya. Hal tersebut didukung dengan pernyataan berdasarkan surat

keputusan bersama mentri pendidikan dan kebudayaan dengan kepala

badan administrasi kepegawaian negara Nomor 0433/1993 dan no. 25

/1993, yaitu :

Penghargaan jam kerja konselor 36 jam perminggu dengan beban


tugas meliputi penyusunan program. Konselor yang membimbing
150 siswa dihargai 24 jam, setelahnya dihargai sebagai bonus
kelebihan jam dengan ketentuan tersendiri. Ada pun tugas guru BK
adalah sebagai berikut: Bertanggung jawab tentang keseluruhan
pelaksanaan layanan koneling di sekolah. Mengumpulkan serta
menafsirkan daya yang kemudian dapat dipergunakan oleh semua
staf bimbingan di sekolah, memilih dan mempergunakan berbagai
instrumen tes psikologi untuk memperoleh informasi dengan bakat
khusus, minat, kepribadian, dan intelegensi untuk masing masing
peserta didik, melaksanakan bimbingan kelompok maupun individu
membantu petugas bimbingan untuk mengumpulkan, menyusun
dan mempergunakan informasi tentang berbagai permasalahan
pendidikan, pekerjaan, jabatan atau karir, yang dibutuhkan oleh
guru bidang studi dalam proses belajar mengajar, melayani orang
tua peserta didik ingin mengadakan konsultasi tentang anak-
anaknya (Fatimah, 2006:67).

Dari pemaparan diatas maka diketahui bimbingan konseling

memiliki peranan untuk melayani orang tua siswa di sekolah yang ingin
6

berkonsultasi mengenai siswa. Sehingga wajar kiranya jika terjadi konflik

atau permasalahan diantara siswa dan orang tua, baik di lingkungan

sekolah maupun di luar sekolah namun masih berkaitan dengan siswa

sekolah tersebut, pembimbing konseling harus sigap melayani mereka.

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di atas mengenai

berbagai problema yang dihadapi, maka peneliti tertarik melakukan

penelitian dengan judul “Studi Kasus Ketidakjujuran Siswa kepada

Orang Tua di SMP Negeri 17 Kota Jambi".

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti

membatasi permasalahan untuk menghindari pembahasan yang terlalu

meluas dalam penelitian. Adapun yang menjadi batasan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Ketidakjujuran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

ketidakjujuran siswa di lingkungan keluarga yang meliputi perkataan

dan perbuatan siswa kepada orang tua nya.

2. Subyek dalam penelitian ini dibatasi pada siswa yang memiliki

permasalahan ketidakjujuran.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah, rumusan masalah yang menjadi fokus

penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana ketidakjujuran siswa kepada orang tua ?


7

2. Mengapa siswa tidak jujur kepada orang tua ?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Mengungkapkan sikap ketidakjujuran siswa kepada orang tua

2. Mengungkapkan mengapa siswa tidak jujur kepada orang tua

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan

membantu dalam pengembangan ilmu, khususnya dalam ilmu bidang

Bimbingan Konseling, yaitu tentang Ketidakjujuran Siswa kepada

Orang Tua.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

Menambah wawasan guru tentang kejujuran pada siswa

Sekolah Menengah Pertama dan membantu siswa dalam

pembentukan sikap jujur yang baik di sekolah maupun di

lingkungan keluarganya.

b. Bagi Mahasiswa Bimbingan dan Konseling

Memberikan masukan serta wawasan mengenai

ketidakujuran siswa kepada orang tua.


8

c. Bagi Peneliti

Sebagai bahan informasi, pengetahuan, dan referensi untuk

melakukan penelitian yang serupa.


9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Tentang Sikap Jujur

1. Pengertian Jujur

Pengertian “jujur” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

memiliki arti lurus hati, tidak curang. Jujur sebagai perilaku yang

didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu

dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan (Amin,

2017). Kejujuran adalah tidak berbohong dalam berkata atau

memberikan informasi sesuai kenyataan (Julia & Ati, 2019).

Kejujuran adalah sikap yang menunjukan bahwa perbuatan yang

dilakukannya sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya tanpa adanya

manipulasi dengan cara-cara berbohong (Reffiane et al., 2016).

Kejujuran dipengaruhi oleh peran orangtua dan guru dalam proses

penanaman karakter jujur pada anak tersebut (Rochmawati, 2018).

Orangtua merupakan pendidik yang paling utama di dalam lingkungan

keluarga, sedangkan guru adalah pendidik formal yang juga

menanamkan karakter jujur tersebut di sekolah.

Dapat disimpulkan bahwa jujur atau kejujuran adalah perilaku

yang didasarkan pada upaya untuk menjadikan dirinya sebagai orang

yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan,

baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap pihak lain.

9
10

2. Bentuk-Bentuk Kejujuran

Kejujuran adalah sikap yang dapat memantulkan berbagai sikap

terpuji, sikap yang jujur adalah sikap yang diikuti dengan sikap

tanggung jawab atas apa yang diperbuat. Dengan kesiapan menghadapi

risiko dan seluruh akibatnya dengan penuh sukacita. Berikut ini

bentuk-bentuk kejujuran (Inten, 2017):

a. Jujur Pada Diri Sendiri

Tidak menyangkal kesalahan yang dibuat oleh diri sendiri,

dengan menerima kekurangan diri serta berusaha melakukan segara

aktivitas dengan jujur.

b. Jujur Terhadap Orang Lain

Jujur terhadap orang lain bukan hanya sekedar berkata dan

berbuat benar, namun memberikan manfaat bagi orang lain.

c. Jujur Terhadap Tuhan.

Kejujuran itu dalam bentuk lima hal, yaitu jujur dalam

perkataan, jujur dalam niat, jujur dalam kemauan, jujur dalam

menepati janji dan jujur dalam perbuatan (Amin, 2017).

Menurut Sa’id Hawwa (Batubara, 2015) bentuk-bentuk

kejujuran tersebut, yaitu jujur dalam perkataan, jujur dalam niat, jujur

dalam memenuhi keinginan, jujur dalam perbuatan dan jujur dalam

beragama.
11

3. Ciri-Ciri Kejujuran

Kejujuran merupakan salah satu unsur dari kekuatan spiritual,

akhlak mulia, serta kepribadian seseorang. Ciri-ciri dari kejujuran

(Santosa & Aprianto, 2020); (a) Mau berkata benar, (b) Mau

mengakui kesalahan, (c) Tidak menipu atau mencuri, (d)

Mendorong orang lain melakukan kebenaran, (e) Tidak mau

memutarbalikkan fakta, (f) Menepati janji, (g) Mengakui

keberhasilan orang lain, (h) Menjadi diri sendiri, (i) Tidak diam

dengan kesalahan orang lain. Hal tersebut merupakan suatu bagian

dasar dari karakter jujur, sehingga prinsip dasar di atas menjadi tanda

untuk melihat karakter seseorang, apakah memiliki karakter jujur atau

tidak. Menurut Kusuma dalam (Setianingsih et al., 2018) mencirikan

orang-orang yang memiliki kejujuran, yaitu jika bertekad melakukan

sesuatu tekadnya adalah kebenaran, jika berkata tidak berbohong dan

adanya kesamaan antara hatinya dengan apa yang dilakukannya.

Dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri orang yang memiliki kejujuran

yaitu tidak berbohong, tidak mengingkar janji, tidak menipu, serta

mengakui kesalahan merupakan dasar pegangan dalam berbuat jujur.

4. Cara untuk Mengajarkan Kejujuran

Kejujuran adalah nilai kehidupan mendasar yang paling penting

yang harus diajarkan pada siswa. Penerapan sikap jujur dalam

kehidupan kita itu sangat perlu dan dibutuhkan untuk menjalankan

kehidupan sehari hari. Karena sikap jujur itu adalah sikap yang baik
12

dan terpuji, berikut ini cara yang digunakan untuk mengajarkan

kejujuran (Chairilsyah, 2016):

a. Terapkan dalam Kehidupan Sehari-hari

Menerapkan sikap dan perilaku jujur dalam kehidupan

sehari-hari, seperti menerapkannya dalam bentuk ucapan atau

kalimat dikehidupan sehari-hari. Jelaskan secara detail dan berikan

contoh konkret dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dilihat dan

dipahami anak (Rochmawati, 2018). Penjelasan teori atau cerita

kejujuran saja tidaklah cukup untuk mengajarkan sikap kejujuran

namun juga perlu dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Berikan Pengetahuan dan Keyakinan Bahwa Tuhan Maha Melihat

Yang Maha Melihat akan selalu mencatat setiap perilaku

buruk ataupun baik yang mereka lakukan.

c. Berikan Pemahaman Bahwa Jujur itu Nikmat

Ajarkan siswa untuk selalu mendahulukan perilaku

kejujuran karena kejujuran akan mengantarkan mereka pada

kehidupan yang tenang dan damai tanpa dihantui dengan rasa

bersalah.

d. Pemberitahuan dan Pujian

Berilah pujian ketika siswa ada keberanian untuk jujur.

Orangtua memiliki strategi yang berbeda-beda dalam memberi

penjelasan terhadap anak-anaknya tentang apa yang terjadi dalam


13

keluarga maupun tentang suatu keadaan dalam arti untuk mengajarkan

kejujuran (Handayani, 2016).

Salah satu straregi dalam mengajarkan kejujuran adalah ketika

anak berbuat salah, sebaiknya orangtua tidak langsung memarahinya.

Apabila anak mengakui kesalahannya, berikan apresiasi. Tunjukkan

kepada merka konsekuensi dari tindakannya tersebut (misalnya,

apabila dia membohongi temannya, maka temannya akan merasa sedih

atau kecewa). Buatlah mereka merasa kalau sikap jujur itu

menyenangkan (being honest feels good) (Dewayani, 2016).

Pengungkapan tentang keadaan seperti pekerjaan bapak, pekerjaan

ibunya, siapa kakek dan nenek juga baik untuk dilakukan dengan

diungkapkan secara jelas kepada anak-anak hal ini dilakukan oleh

orangtua sebagai strategi agar anak-anak dapat mengerti keadaan yang

sebenarnya. Informasi dari pengungkapan keadaan diri orangtua juga

diperlukan oleh anak-anak agar mereka tidak merasa ada hal yang

disembunyikan dalam keluarga dan akan menjadi masalah di kemudian

hari.

5. Indikator Kejujuran Kepada Orangtua

Indikator kejujuran adalah (Chairilsyah, 2016) :

a. Tidak bersikap pura-pura

b. Berkata apa adanya

c. Tidak berkata bohong

d. Tidak menipu diri sendiri maupun orangtua


14

e. Mau mengakui kelebihan dan kekurangan (kesalahan)

f. Dapat mengemban kepercayaan atau amanah dari orang lain

g. . Dapat mengemban kepercayaan dari orangtua dan keluarga

h. Tidak membohongi diri sendiri dan orang lain

i. Tidak mengambil hak milik orang lain

j. Tidak merugikan orang lain

6. Penyebab Anak Tidak Jujur

Ketidakjujuran anak merupakan pelanggaran atau kebohongan

yang dilakukan oleh anak-anak. Ketidakjujuran yang berbagai bentuk itu

merupakan pelanggaran. Kebiasaan berbohong pada anak dapat dilakukan

dalam beberapa bentuk (Chairilsyah, 2016) yaitu:

a. Memutarbalikan keadaan.

b. Melebih-lebihkan, anak menceritakan sesuatu dengan

mengombinasikan antara kebenaran dan khayalannya.

c. Membual, anak menceritakan sesuatu yang tidak ia lakukan atau

tidak ia alami, dengan seolah-olah ia sendiri mengalami atau

merasakanya.

d. Melepas tanggung jawab dengan melemparkan kesalahan diri

sendiri pada orang lain termasuk di dalamnya adalah fitnah.

Ketidakjujuran atau berbohong yang dilakukan anak karena mereka

punya alasan ingin menguji kemampuan diri, keinginan untuk memiliki

kekuasaan atas dirinya sendiri, menutupi ketidaktahuanya bahwa ia telah

berbuat sesuatu yang “buruk” atau tidak baik dan bentuk perlindungan diri,
15

kurang parcaya diri. Kebohongan juga dilakukan dalam berbagai bentuk

yaitu memutarbalikan keadaan, melebih-lebihkan, membual, dan melepas

tanggung jawab.

Menurut Ibung (2009, 73) alasan anak untuk tidak jujur atau

berbohong adalah sebagai berikut:

a. Ingin menguji kemampuan diri.

b. Menghindar dari hukuman orangtuanya.

c. Cara ini digunakan untuk melupakan sesuatu yang tidak

menyenangkan yang pernah dialami.

Rahmah dalam (Chairilsyah, 2016) juga berpendapat ada beberapa

penyebab seorang anak berbohong atau melakukan tindakan tidak jujur

adalah sebagai berikut:

a. Anak berbohong untuk melihat reaksi lawan bicaranya, yang

biasanya dalam hai ini adalah orangtua nya.

b. Berbohong untuk membesar- besarkan dirinya, yang sengaja

dilakukan untuk meningkatkan rasa percaya diri di mata teman-

temanya dengan harapan diperhitungkan di mata teman-temanya

dan kelompok

c. Berbohong muncul pula karena imajinasinya yang berkembang

pesat atau dapat dikatakan dusta putih. Padahal, sesungguhnya

secara sadar dia tidak ingin berbohong.


16

d. Berbohong juga dapat dilakukan anak untuk menutupi

perbuatanya. Misalnya, ketika anak melakukan kesalahan anak

langsung mencari kambing hitam untuk menutupi kesalahnya

e. Berbohong juga dapat karena imitasi berbohong, di mana anak

berbohong karena ingin meniru orang lain. Anak meniru tindakan-

tindakan yang dilakukan oleh orangorang disekitarnya, terutama

orangtua. Jadi jangan heran jika orangtua pembohong maka anak

juga pembohong.

f. Berbohong karena ingin pujian. Anak melakukan kebohongan

karena ingin mendapat pujian dari orang-orang di sekitarnya,

walaupun anak harus berbohong tentang hal-hal yang tidak

dilakukanya

B. Kajian Tentang Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Keluarga merupakan rumah tangga yang memiliki hubungan darah

atau perkawinan serta menyediakan terselenggaranya fungsi-fungsi

instrumental mendasar dan fungsi-fungsi ekspresif keluarga bagi para

anggotanya yang berada dalam suatu jaringan (Lestari, 2016).

Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan

manusia, tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial

di dalam hubungan interaksi dengan kelompoknya (Gerungan, 2018).


17

Keluarga adalah suatu tipe struktur khusus yang prinsip-prinsipnya

berkaitan satu sama lain melalui ikatan-ikatan darah dan atau

hubungan perkawinan, dan yang hubungan- hubungannya bersifat fitri

yang meminta ekspektasi timbal balik yang ditentukan oleh agama

direalisasikan oleh hukum dan diinternalisasikan oleh individu (Mahdi

& Masdudi, 2019).

Dari pendapat di atas, disimpulkan bahwa keluarga adalah suatu

kesatuan sosial terkecil yang terbentuk oleh perkawinan, serta

merupakan tempat pertama dan utama bagi anak-anak untuk belajar

dan berinteraksi dalam lingkungan sekitarnya sebagai makhluk sosial.

2. Bentuk-Bentuk Interaksi dalam Keluarga

Ada beberapa bentuk interaksi dalam keluarga, yaitu interaksi

antara suami dan istri, interaksi antara ayah, ibu dan anak, interaksi

antara ayah dan anak, interaksi antara ibu dan anak dan interaksi antara

anak dan anak. Bentuk Interaksi dalam Keluarga (Hia, 2019):

a. Interaksi antara Suami dan Istri

Sebagai suami atau istri tidak saja sebagai penyampai

informasi, tetapi antara keduanya dapat saja bertindak sebagai

pendengar yang baik bagi pasangan. Terampil berkomunikasi tak

berarti hanya terampil bicara, melainkan juga terampil mendengar.

b. Interaksi antara Ibu dan Anak

Munculnya perilaku jujur dalam diri anak dapat

dipengaruhi oleh interaksi antara ibu dan anak.


18

c. Interaksi antara Ayah dan Anak

Seorang ayah dengan kesadaran yang tinggi akan

pentingnya pendidikan bagi anaknya akan berusaha meluangkan

waktu dan mencurahkan pikiran untuk memperhatikan pendidikan

anaknya. Komunikasi orangtua -anak, dalam hal ini ayah-anak

memang memegang peranan yang sangat penting bagi orangtua

untuk melakukan kontrol, pemantauan, dan dukungan pada anak.

Tindakan orangtua untuk mengontrol, memantau, dan memberikan

dukungan dapat dipersepsi dengan positif atau negatif oleh anak

(Lestari, 2012).

d. Interaksi antara Anak dan Anak

Hubungan dengan saudara dapat mempengaruhi

perkembangan individu, secara positif maupun negatif tergantung

pola interaksi yang terjadi.

C. Penelitian Relevan

Berdasarkan hasil penelitian yang relevan, berikut hasil Penelitian tentang

Komunikasi Interpersonal dalam Keluarga dan Sikap Sosial:

1. Penelitian oleh (Arlita, 2014) skripsi dengan judul “Nilai Jujur Remaja

Ditinjau dari Kualitas Hubungan Orangtua -Anak dan Transmisi

Nilai”. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa peran ibu

(73,9%) menunjukkan lebih dominan dari pada peran ayah (71,2%).

Ayah dan ibu mempunyai sumbangan yang besar terhadap nilai jujur

anak. Dengan menumbuhkan pola komunikasi yang terbuka, saling


19

percaya dan mengajak anak untuk selalu berdiskusi agar tercipta nilai-

nilai jujur anak terhadap orangtua nya.

2. Penelitian oleh (Inten, 2017) jurnal FamilyEdu dengan judul

“Penanaman Kejujuran pada Anak dalam Keluarga”. Hasil dari

penelitian tersebut dengan keteladanan contoh langsung, kebijaksanaan

dan intensitas kehadiran orangtua dalam kehidupan anak sangat

berperan penting dalam pembinaan kejujuran anak. Dengan kasih

sayang, perhatian dan keterbukaan dari orangtua akan mengetahui

apakah yang dibutuhkan anak dan bagaimana solusinya. Ketika

orangtua tidak mengetahui kebutuhan dasar anak baik yang bersifat

fisik maupun emosionalnya maka sebenarnya anak-anak belum siap

untuk menjalankan peranannya baik secara mental maupun secara

moral dalam kehidupan.


20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian kualitatif. Meleong (2016) “penelitian kualitatif berusaha

menemukan teori yang kesemuaannya berasal dari data”. Sutja, Dkk

(2017) mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang

berusaha mencari makna dengan mengumpulkan data melalui observasi,

mengamati subjek secara langsung melalui human instrumen, kemudian

mengambil kesimpulan secara induktif yaitu dari khusus ke umum,

sehingga menghasilkan suatu teori (grounded theory).

Sugiyono (2016:8) mengatakan metode penelitian kualitatif dapat

diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

postpositivisme yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang

alamiah, dimana peneliti adalah instrumen kuncinya. Dalam penelitian

kualitatif peneliti mencoba mengerti makna suatu kejadian atau peristiwa

dengan mencoba berinteraksi dengan orang-orang dalam situasi atau

fenomena tersebut.

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi

kasus. Wahyuningsih (2013) mengatakan studi kasus adalah sebuah

eksplorasi dari “suatu sistem yang terikat” atau “suatu kasus/beragam

kasus” yang dari waktu ke waktu melalui pengumpulan data yang

mendalam dengan melibatkan berbagai sumber informasi yang “kaya”

20
21

dalam suatu konteks, sistem terikat ini diikat oleh waktu dan tempat

sedangkan kasus dapat dikaji dari suatu program, peristiwa, aktivitas atau

suatu individu.

Penelitian ini tergolong pada penelitian deskriptif, Sutja, dkk

(2017) menyatakan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang

berusaha untuk menggambarkan keadaan subjek saat itu atau

menggambarkan lapangan sebagaimana adanya. Dalam penelitian ini yang

akan dibahas yaitu kejujuran siswa dan keterkaitanya dengan komunikasi

interpersonal.

B. Setting Penelitian

Peneliti melakukan penelitian di SMP Negeri 17 Kota Jambi

dikarenakan di SMP Negeri 17 tersebut terdapat dengan ketidakjujuran

siswa kepada orangtua. Penelitian ini akan dilaksanakan pada tahun 2021.

C. Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian atau peneliti

sebut sebagai partisipan yaitu, siswa kelas VIII di SMP Negeri 17 Kota

Jambi. Dalam penelitian ini peneliti mengambil 6 orang siswa sebagai

partisipan yaitu, LD, HM, AT, BR, KA dan MS. Sedangkan guru dan

orangtua sebagai informan atau orang-orang yang memberikan informasi

terkait permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini.

Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu,

snowball (bola salju). Penarikan sampel seperti ini biasanya dilakukan

pada penelitian kualitatif atau studi kasus. Jumlah sampel tidak ditetapkan
22

berdasarkan populasi tetapi ditetapkan berdasarkan dengan kondisi

lapangan (Sutja, dkk, 2017).

D. Sumber Data Penelitian

Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini didapatkan

melalui berbagai pihak, seperti kepala sekolah selaku penanggung jawab

pertama disekolah tersebut yang memberikan izin melaksanakan penelitian

ini, guru BK dan guru agama yang mengetahui keadaan partisipan ketika

berada di sekolah, siswa siswi yang juga menjadi informan karena

dianggap mengetahui keadaan partisipan saat di kelas ataupun di luar

kelas, dan keluarga partisipan yang sangat berperan penting dalam

mengumpulkan data terkait judul penelitian ini.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara adalah cara peneliti untuk mendapatkan informasi

tentang masalah dengan lebih terinci, mendalam dan lengkap, bahkan

memperoleh informasi yang dianggap rahasia (Sutja, dkk, 2017).

Lincoln dan Guba dalam Nugrahani (2014:125) mengatakan

wawancara dapat dilakukan untuk mengkonstruksi perihal orang,

kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan,

kepedulian, merekonstruksi kebulatan harapan pada masa yang akan

datang, memverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi dari

berbagai sumber, dan mengubah atau memperluas konstruksi yang

dikembangkan peneliti sebagai triangulasi.


23

Pada penelitian ini, peneliti melakukan wawancara kepada Guru

bimbingan konseling serta tak lupa perwakilan beberapa siswa dan

orangtua siswa di SMPN 17 Kota Jambi..

2. Observasi

Menurut Nasution dalam Sugiyono (2012:309), observasi

adalah dasar semua ilmu pengetahuan Observasi partisipasi pasif

dilakukan dalam penelitian ini. Observasi dilakukan di SMPN 17 Kota

Jambi sebagai lokasi penelitian.

Melalui observasi diharapkan data yang didapat dari metode

lain, bisa lebih diterima kebenarannya. Observasi dilakukan dengan

melihat secara langsung bentuk upaya guru menumbuhkan karakter

jujur dan hambatannya pada anak usia dini di SMPN 17 Kota Jambi.

Observasi dilakukan guna menghimpun data mengenai deskripsi

SMPN 17 Kota Jambi sebagai lokasi penelitian. Observasi juga

dilakukan untuk mengetahui Keadaan sarana dan prasarana yang ada di

SMPN 17 Kota Jambi

Pada tahap observasi, penulis menggunakan observasi non

partisipan karena dalam observasi ini peneliti tidak terlibat dengan

kegiatan yang dilakukan sumber data penelitian tetapi sebagai

pengamat independent. Metode observasi non partisipan yaitu penulis

hanya mengamati aktivitas siswa tanpa ikut campur dalam proses

tersebut. Observasi in dilakukan dengan penulis datang langsung ke


24

lokasi penelitian untuk mengamati secara langsung mengenai

kejujuran siswa di SMPN 17 Kota Jambi

3. Dokumentasi

Dokumentasi ialah setiap bahan tertulis ataupun film

(Moleong, 2016). Dokumentasi adalah cara yang digunakan untuk

memperoleh informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan

angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat

mendukung penelitian.

Dokumentasi pada penelitian ini yaitu berbentuk fotografi,

dimana fotografi diambil pada saat sedang melakukan wawancara

dengan partisipan atau informan. Baik itu pada saat wawancara

dengan siswa yang menjadi partisipan maupun dengan keluarga, guru

dan juga teman yang merupakan informan.

Selain itu teknik pengumpulan datanya juga menggunakan

tehnik triangulasi yaitu teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan berbagai tehnik pengumpulan data dari sumber data

yang telah ada. Beberapa teknik tersebut tercantum dalam tabel di

bawah ini :
25

Tabel 1.1 Instrumen Pengumpulan Data

No Indikator Sub Sumber Metode Instrumen


Indikator Data
1 Ketidakjujuran guru Wawancara Pedoman
siswa kepada Faktor Bimbingan Wawancara
orang tua Anak Konseling,
Tidak siswa dan
Jujur orangtua
Kepada siswa di
Orang SMPN 17
Tua Kota Jambi
2 Perilaku siswa guru Observasi Lembar
disekolah yang Bimbingan Observasi
berkaitan Konseling,
dengan siswa dan
ketidakjujuran orangtua
dengan orang siswa di
tua SMPN 17
Kota Jambi
3 Foto foto Sekolah dokumentasi Lembar
dokumentasi

F. Teknik Analisis Data

Setelah pengumpulan data selesai dilakukan, maka berikutnya yang

perlu dilakukan adalah analisis data dari data yang diperoleh diberbagai

sumber. Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

bahan-bahan lainnya, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya

dapat diinformasikan kepada orang lain. Ada tiga tahap analisis data yang

dinyatakan Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2016), yaitu:

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data atau data reduction adalah merangkum, memilih

data-data pokok, memfokuskan data-data yang penting, mencari tema


26

atau polanya serta membuang yang tidak diperlukan, sehingga data

yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas.

Sehingga peneliti akan lebih mudah untuk melakukan pengumpulan

data selanjutnya dan mencari lagi bila diperlukan. Pada penelitian ini

peneliti dalam mereduksi data mengacu pada batasan masalah yang

ada dalam penelitian ini.

2. Data Display (Penyajian Data)

Nugrahani (2014:175) mengatakan sajian data adalah

sekumpulan informasi yang memberi kemungkinan kepada peneliti

untuk menarik simpulan dan pengambilan tindakan selanjutnya. Sajian

data dalam penelitian kualitatif pada umumnya disampaikan dalam

bentuk narasi, yang dilengkapi dengan matriks, gambar, grafik,

jaringan, bagan, tabel, skema, ilustrasi, dan sebagainya, agar data yang

disajikan untuk persiapan analisis tampak lebih jelas, rinci, mantap,

serta mudah dipahami.

Data yang disajikan dalam penelitian ini yaitu dengan teks

berbentuk narasi berupa narasi yang lengkap, yang disusun

berdasarkan pokok-pokok temuan yang terdapat dalam reduksi data,

dan disajikan menggunakan bahasa peneliti yang logis, dan sistematis,

sehingga mudah dipahami.

3. Conclusion Drawing/Verification (Pengambilan Kesimpulan)

Penarikan simpulan akhir dibuat secara singkat, jelas dan lugas

agar mudah dipahami. Simpulan dari penelitian ini harus sesuai


27

dengan tema/topik dan judul penelitian, tujuan penelitian, pemecahan

permasalahan, data-data dalam penelitian, temuan-temuan dari hasil

analisis data dalam penelitian dan teori/ilmu yang relevan.

G. Kredibilitas dan Keabsahan Data

Setelah terkumpulnya data, maka tahap selanjutnya yaitu

melakukan pengujian kredibilitas dan keabsahan data dengan

menggunakan teknik triangulasi data. Triangulasi dalam pengujian

kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber.

Tujuan dari triangulasi adalah untuk meningkatkan pemahaman peneliti

terhadap data atau fakta yang dimiliki dalam penelitian. Triangulasi yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu, sebagai berikut:

1. Triangulasi Sumber

Menurut Sugiyono (2016:274) “triangulasi sumber untuk menguji

kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah

diperoleh melalui beberapa sumber”. Dalam penelitian ini triangulasi

sumber dari informan dan partisipan yang berbeda-beda yang

mengetahui informasi yang dibutuhkan agar data yang diperoleh valid

sesuai dengan kebutuhan penelitian.

2. Triangulasi Metode

Terdapat dua strategi dalam tringulasi sumber yaitu, pengecekan

derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik

pengumpulan data dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa

sumber data dengan metode yang sama (Patton dalam Moleong, 2016).
28

Menurut Sutopo dalam Nugrahani (2014:116) “triangulasi yang

dapat ditempuh dengan menggali data yang sejenis dengan metode

yang berbeda”. Triangulasi metode dalam penelitian ini diperoleh

dengan metode observasi dan wawancara.


29

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis dari hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini adalah uraian

data yang diperoleh melalui pengamatan, deskripsi informasi, dokumentasi dan

beberapa hasil wawancara dari partisipan dan informan dan juga ditambah dari

penjelasan yang berasal dari dokumen-dokumen hasil penelitian.

A. Deskripsi Subjek Penelitian

Untuk mendapatkan data serta informasi yang lengkap peneliti

melakukan wawancara dan pengamatan dengan berbagai pihak yang

terkait dengan ketidakjujuran anak kepada orangtua nya. Diantaranya,

pihak yang termasuk dalam penelitian ini adalah siswa, orang tua siswa,

dan guru bimbingan konseling yang menjadi informan dan partisipan.

Pertama yang peneliti lakukan menemui guru pembimbing yang menjadi

informan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 2 orang guru pembimbing

yang aktif memantau siswa yang akan melakukan wawancara dengan

peneliti. Yaitu SS dan RS.

Selanjutnya, siswa-siswi yang menjadi partisipan dalam penelitian

ini yang mana partisipan merupakan orang yang menjadi subyek penelitian

terkait hal yang ingin peneliti ketahui yaitu tentang ketidakjujuran siswa

kepada orang tua. Siswa yang menjadi partisipan yaitu berinisial LD, HM,

AT, BR, KA dan MS. Siswa –siswa tersebut adalah siswa yang mendapat

surat panggilan orangtuanya dari sekolah, namun tidak dilaksanakan. Pada

akhirnya orang tuanya di telpon oleh pihak sekolah dan di panggil ke

29
30

ruangan BK perihal sikap anak-anaknya. Orang tua siswa tersebut rata-rata

berlatar belakang ekonomi menengah ke bawah.

Penggalian informasi mengenai judul peneliti tersebut, peneliti

melakukan beberapa tahapan dalam memperoleh informasi tersebut.

Tahapan-tahapan dalam memperoleh informasi seperti yang dijelaskan

dalam bentuk bagan dibawah ini yaitu sebagai berikut:

LD HM AT BR KA MS

SS RS

Orang tua masing masing anak

Gambar 1.1Tahapan dalam memperoleh informasi dari partisipan dan informan

Bagan diatas tersebut dapat dijelaskan bahwa dalam menggali

suatu informasi pertama peneliti mewawancarai partisipan yaitu LD, HM,

AT, BR, KA dan MS yang merupakan siswa SMPN 17 yang diketahui

tidak jujur kepada orang tuanya. Kemudian untuk menggali informasi

lebih dalam, tentang ketidakjujuran mereka sehingga melakukan hal

tersebut, peneliti mewawancarai guru BK yaitu SS dan RS. Selanjutnya,

peneliti mewawancarai orang tua masing masing dari siswa tersebut

mengenai penyebab siswa tidak jujur kepada orangtuanya.


31

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan, berikut

beberapa uraian informasi yang peneliti peroleh dari partisipan dan juga

informan dalam penelitian ini:

1. Partisipan

Partisipan pada penelitian ini adalah 6 orang siswa siswi SMPN 17

Kota Jambi yang terindikasi tidak jujur kepada orang tuanya, yaitu LD,

HM, AT, BR, KA dan MS.

a. LD

LD adalah siswa kelas VIII yang dipanggil ke ruang BK karena,

berdasarkan observasi, orang tua nya dipanggil karena ia sering

menggunakan HP disaat tidak boleh menggunakan HP dan tidak

mengumpulkan tugas serta tidak berkata jujur tentang tugasnya yang

banyak tidak kerjakan. Alih-alih, pihak sekolah merasa lebih solutif untuk

memanggil orang tuanya. Namun, setelah hampir dua minggu tidak ada

juga kabar dari orang tua LD.

Dari hasil wawancara dengan LD pada hari Senin, 18 Oktober

2021, ia menyatakan bahwa ia selalu menceritakan masalahnya dengan

orang tua dan teman. Teman disini adalah teman akrab yang ia percaya.

Lalu di pertanyaan berikutnya tentang sejauh mana ia menceritakan

masalahnya dengan orang tua nya seputar kegiatan sekolah. Berarti, ia

hanya menceritakan tentang aktivitasnya bukan masalah yang ia alami.

Sementara itu ketika ditanyakan mengenai tanggapan orang tua

jika ia memiliki masalah, ia menjawab bahwa orang tuanya akan marah


32

jika masalah yang ia hadapi besar, apalagi sampai mendapat panggilan dari

sekolah. Ia juga terkadang mendapat hukuman yang tidak disukai dari

masalah yang ia lakukan.

Ia juga mengakui bahwa waktu untuk ngobrol bersama orang tua

minim. Selain itu ia juga agak takut jika jujur kepada orang tua. Ia takut

jika ia dimarahi dengan kasar dan dihukum. LD juga menyembunyikan

masalahnya karena takut mengecewakan orang tua juga kalau tahu

anaknya bersikap tidak baik. Berawal dari takut dimarahi dan dihukum

itulah membuat ia berlaku tidak jujur.

Dari pernyataan diatas dan observasi, alasan LD tidak jujur karena

ia takut dimarahi dengan kasar dan dihukum oleh orang tua nya.

Kedekatan siswa dan orang tua bisa mempengaruhi kepercayaan diri siswa

untuk berlaku jujur. Selain itu orang tua harus lebih sabar dalam

menghadapi siswa, karena sekali mereka mendapat perlakuan yang tidak

menyenangkan akan selalu teringat oleh mereka, ia akan semakin menjauh

dan tidak mau menurut kepada orang tua.

b. HM

Partisipan selanjutnya adalah HM seorang siswa kelas VIII. HM

dipanggil ke ruang BK mengenai nilainya yang banyak kosong.

Berdasarkan observasi dalam kasus HM ia tidak berkata bohong kepada

orang tua nya, hanya saja ia mengatakan ke orang tua nya terlambat

tentang panggilan orang tua untuk datang ke sekolah, sehingga orang tua
33

nya pun datang ke sekolah seminggu setelah diberi tahu dari sekolah.

Karena itu, peneliti tertarik untuk menjadikan HM informan.

Dalam wawancaranya di Hari Senin, 18 Oktober 2021, HM

menyatakan bahwa ia selalu menceritakan masalahnya kepada orang

tuanya. Semua masalah, baik di sekolah ataupun bukan di sekolah selalu ia

ceritakan kepada orang tua nya. Tanggapan orang tua nya ketika ia

memiliki masalah di sekolah yang diketahui orang tua nya dari wali kelas

atau guru bidang studi di sekolah lebih memilih menasehati HM dengan

baik daripada memarahi HM. Namun, HM tidak memungkiri terkadang

orang tua nya sempat juga marah. Ketika ditanya soal hukuman, ia

menjawab bahwa orang tuanya jarang menghukum.

Meskipun dalam kesehariannya ia sering mengobrol dengan orang

tua, namun kadang ia juga merasa takut jika harus berkata jujur. Ia juga

menambahkan bahwa ia tidak menyembunyikan masalah, karena ia tahu

orang tua nya akan bijak menanggapinya. Namun, ia menunda memberi

tahu permasalahannya tersebut karena menunggu waktu yang tepat. Ia

melihat situasi dan kondisi di saat orang tua nya sedang santai karena ia

takut membebani pikiran keduanya. Ia mengakui pernah tidak jujur dan

ketika harus jujur namun teringat pernah dimarahi walaupun tidak

membuatnya trauma, tapi tetap saja ia memiliki rasa takut untuk berkata

jujur.

Dari hasil wawancara dan observasi dengan HM, dinyatakan bahwa

jika orang tua banyak menasihati pun, yang diingat siswa adalah saat
34

orang tua nya marah. Kemarahan orang tua membuat siswa menjadi takut

berkata jujur. Mereka memilih untuk tidak jujur dengan tujuan

menyelamatkan diri dan tidak mau membebani orang tua.

c. AT

Partisipan berikutnya adalah AT dari kelas VII. Berdasarkan

observasi, ia dipanggil ke ruang BK karena orang tua nya menemukan

surat pernyataan untuk segera mengumpulkan tugas dan harus diketahui

orang tua, surat pernyataan ada di kamar AT, namun tidak diberikan

kepada orang tua. Surat itu akibat ia sering tidak membuat tugas sekolah

hampir setiap bidang studi. Ia tahu ia salah, maka dari itu ia takut untuk

jujur.

Hasil wawancara dengan AT pada hari Senin, 18 Oktober 2021,

menyuguhkan fakta bahwa selain orang tua, ia juga sering menceritakan

masalahnya kepada neneknya. Ia tidak bisa langsung menceritakan

permasalahannya, apalagi masalah sekolah, karena mengetahui bapaknya

kadang ribut dengannya, ada kalanya ia menyembunyikan masalah karena

tanggapan orang tua nya yang pasti memarahinya. Walaupun setelah itu

diberi nasehat, namun karena awal tanggapannya adalah marah, AT jadi

ragu kalau harus jujur.

Ia menambahkan bahwa pada jam makan dan nonton, biasaya ia

mengobrol bersama orang tuanya. Mengenai sikap orang tua ketika ia

jujur, ia menyatakan bahwa orang tuanya akan marah dulu baru kemudian

menasehatinya. Paska ia dimarahi karena berkata jujur itulah, ia jadi


35

memiliki rasa takut jika jujur nanti akan disalahkan dan ujungnya tetap

juga akan dimarahi bukan mendengarkan dengan baik.

Siswa tetap akan tidak jujur ketika ia dihadapkan dengan trauma,

jika jujur akan dimarahi orang tua dengan cara yang tidak disukai siswa.

Siswa jadi sering menyembunyikan masalahnya karena dipikirannya, jika

ia bercerita maka ia akan mendapatkan dirinya dimarahi dan dihakimi

yang membuat takut dengan kejujuran.

d. KA

KA adalah partisipan berikutnya yang menjadi subyek penelitian

peneliti dari kelas VIII. Berdasarkan observasi, KA adalah anak

perempuan ke 2 dari tiga bersaudara, saat diwawancarai KA di rumah KA

lebih diam karena ada orang tuanya, berbeda dengan saat wawancara di

sekolah, KA lebih santai dan tidak kaku. Di sekolah KA diwawancarai di

ruang BK pada hari Selasa, 19 Oktober 2021. Dalam wawancaranya, KA

mengaku sering bercerita ke temannya mengenai permasalahan yang

dihadapi dibandingkan ke orang tua. Adakalanya ia bercerita ke orang tua

nya namun itu sangat jarang terjadi. Ia menyatakan bahwa semakin ia

bercerita ke orang tua tentang permasalahannya yang terjadi justru

mendapatkan kekesalan serta kemarahan orang tua nya terutama ayahnya.

Dikarenakan, ia dimarahi oleh orang tua nya, terutama ayahnya

ketika ia memiliki masalah di sekolah yang diketahui orang tua nya dari

wali kelas atau guru bidang studi di sekolah. Setelah memarahinya, orang

tua nya biasanya menghukumnya dengan alasan agar anaknya jera.


36

Padahal, orang tua nya jarang untuk mengajak KA ngobrol bersama dalam

suasana yang tenang, namun jika KA memiliki masalah tidak ditanyakan

terlebih dahulu oleh orang tua penyebab adanya masalah, namun lebih

mengedepankan emosinya.

Begitulah saat KA jujur pada orang tua nya yang baru ini terjadi

yaitu KA menghilangkan HP nya, yang terjadi ia tetap dimarahi, bukannya

mendapatkan apresiasi atas kejujuran yang ia lakukan, karena ia

sebenarnya ingin meminta maaf atas kesalahannya.

Hal tersebut memicu rasa takut pada diri KA untuk berkata jujur ke

orang tua nya, dan KA juga sering melihat kedua orang tua nya saling

marah. Ketika tidak jujur pun, KA tetap dimarahi, terlebih oleh ayahnya.

Itulah yang membuat KA selalu menyembunyikan masalah yang

dihadapinya dari orang tua nya, karena kalau ketahuan yang ia dapati

selalu kemarahan. Pada dasarnya, KA bukan anak yang sering tidak jujur

kepada orang tua nya, namun ia mengakui bahwa ia pernah tidak jujur.

Ketika ketahuan tidak jujur maka lagi-lagi ia mendapat kemarahan dari

kedua orangtua nya.

e. BR

Selanjutnya, partisipan yang juga berasal dari kelas VII adalah BR.

Berdasarkan observasi, BR dipanggil ke BK juga karena kasus

ketidakjujuran kepada orang tua. Seperti partisipan yang sebelumnya,

orang tua nya tidak mengetahui bahwa BR tidak mengerjakan tugasnya


37

padahal sudah di peringati oleh guru nya, BR tidak siap jika orang tua nya

harus datang ke sekolah karena permasalahannya.

Dalam wawancaranya, pada hari Selasa, 19 Oktober 2021, ia

menyatakan bahwa dalam keseharian dia biasa bercerita ke orang tua jika

ada masalah namun, ia melakukannya melihat terlebih dahulu kondisi dan

suasana hati orang tua nya. Hal tersebut dilakukan karena ia tidak mau

orang tua nya memarahinya apalagi mengenai permasalahan yang ia

perbuat di sekolah.

Selanjutnya, ketika ditanya mengenai tanggapan orang tua nya

ketika memiliki masalah di sekolah yang diketahui orang tua BR dari wali

kelas atau guru bidang studi di sekolah adalah marah. Seperti yang terjadi

saat ini, ia menuturkan bahwa kemarin ketika orang tua nya mendapat

kabar dari wali kelasnya terkait ia jarang mengumpulkan tugas padahal

sudah di ingatkan di whatsapp, orang tua nya langsung marah besar

terlebih ayahnya. Ia juga mendapatkan hukuman dari ayahnya akibat

ulahnya tersebut.

BR menyatakan bahwa ia tidak terlalu dekat dengan kedua orang

tua nya walaupun ia bisa bercerita tentang masalahnya ke ibunya. Ketika

ia berkata jujur, tanggapan orang tuanya justru memarahinya seperti tidak

ada ketenangan untuk berkata jujur. Berawal dari situlah BR menjadi takut

ketika harus jujur. Begitu kejadiannya ketika ia tidak jujur. Ia mendapat

ketakutan akibat dari perlakuan dari ayahnya. Ia juga mengaku bahwa

ayahnya orang yang temperamental, sehingga ia lebih memilih


38

menyimpan sendiri permasalahan yang ia hadapi daripada harus

merasakan dimarahi ayahnya.

Pada dasarnya BR bukanlah anak yang suka berbohong. Ia

mengakui jika ia penah tidak jujur, namun tidak sering dan ia melakukan

hal tersebut karena jika ayahnya tahu maka ia akan dimarahi habis-

habisan. Hal ini yang membuat BR jadi malas untuk menceritakan

kenyataan yang sebenarnya kepada orang tua. Hal yang ia lakukan

kemudian adalah diam saja ketika ada masalah, walaupun sebenarnya BR

ingin orang tuanya tidak sering marah dan menolongnya tanpa emosi, jika

ia mengalami kesulitan.

f. MS

Partisipan terakhir dalam penelitian ini adalah MS. MS adalah

siswa kelas VII. Dari hasil observasi MS terlihat tidak begitu akrab dengan

ayahnya dan sering bersama ibunya, MS juga terlihat saat di rumah

membantu ibunya mengasuh adiknya lalu masuk ke dalam kamar jika

sudah membantu ibunya.

Ia diwawancarai oleh peneliti pada hari Selasa, 19 Oktober 2021,

MS lebih sering tidak menceritakan masalahnya kepada siapapun jika ada

masalah lebih suka menghibur diri sendiri seperti menonton atau bermain

game. Ia juga jarang bercerita atau ngobrol dengan kedua orang tua nya

dikarenakan orang tua nya membuatnya merasa kaku dalam

berkomunikasi kepada orang tua. MS lebih betah diam di kamar dan

melakukan segala aktivitasnya di kamar.


39

Sementara itu tanggapan orang tua MS ketika mengetahui anaknya

memiliki masalah di sekolah yang diketahui dari wali kelas atau guru

bidang studi di sekolah, mereka memarahi MS. Selain marah, orang tua

nya juga menghukum MS. Seperti yang telah dijelaskan oleh MS, orang

tua nya sangat sibuk berjualan hingga jarang di rumah. Sehingga

kurangnya waktu luang untuk mengobrol bersama MS, karena sudah

bekerja seharian untuk anak, tetapi MS di sekolahnya terdapat

permasalahan yang harus diperhatikan oleh orang tua.

Hal ini membuat MS menjadi takut untuk berkata jujur maupun

tidak jujur, karena yang ia terima pastilah omelan orang tua dengan nada

suara yang tidak rendah. Menurut penuturannya, ia bukan tipe anak yang

suka berbohong, namun karena perlakuan orang tua nya tadi membuat MS

takut dan menajdi kaku ketika ingin menyampaikan atau melakukan

sesuatu terhadap orang tua nya, akhirnya ia lebih memilih untuk diam-

diam saja.

2. Informan

a. SS

SS merupakan guru BK senior di SMPN 17 Kota Jambi. Ia telah

mengabdi di SMPN 17 cukup lama. Selama ia mengabdi di sekolah

tersebut, ia banyak menemukan kasus siswa yang tidak jujur kepada orang

tua nya. Kasus yang sering terjadi adalah ketika anak mendapat surat

panggilan untuk orang tua perihal nilai anak atau perihal sering terlambat
40

dalam mengumpulkan tugas sekolah, surat tersebut tidak mereka berikan

ke orang tua nya dengan alasan takut dimarahi.

SS selalu menanamkan ke para siswa untuk selalu berkata dan

berlaku jujur, karena itu merupakan modal awal kepercayaan orang

terhadap dirinya. Namun, pada kenyataannya, masih banyak siswa yang

lebih memilih tidak jujur dengan berbagai alasan. Siswa yang berperilaku

demikian tidak bisa disalahkan seutuhnya, karena ada faktor keluarga dan

lingkungannya juga. SS akan mempertemukan siswa yang tidak jujur

tersebut dengan orangtua nya. Kedua belah pihak di beri pengertian agar

sama-sama memperbaiki diri untuk meminimalisir ketidakjujuran.

Dari hasil observasi peneliti pada hari Kamis, 14 Oktober 2021,

ada beberapa anak yang dipanggil ke ruangan BK dikarenakan orang tua

nya tidak pernah datang saat dipanggil ke sekolah. Setelah ditanya ternyata

siswa tidak memberikan surat panggilan tersebut ke orang tua mereka. Ada

juga yang dipanggil karena akan dimediasi untuk bertemu orang tua nya

yang mengeluhkan perilaku tidak jujur anaknya.

Dari hasil wawancara pada hari Selasa, 21 Oktober 2021 di SMPN

17 Kota Jambi, SS sangat menyayangkan perilaku ketidakjujuran kepada

orang tua. Namun ia juga menambahkan bahwa harus diketahui alasan

mengapa siswa menjadi tidak jujur. Mengenai kedatangan orang tua

siswa, ia menyatakan bahwa rata-rata mereka merasa sedih. Mereka juga

bingung bagaimana caranya agar anak mereka mau berkata jujur. Namun
41

setelah mendapat masukan dari SS, sebagian besar orang tua memahami

dan mengerti.

Sebagian orang tua juga berusah instropeksi diri. Karena perilaku

tidak jujur siswa sedikit banyaknya ada pengaruh dari orang tua. Rata-rata

orang tua siswa akan mengubah cara mereka berkomunikasi dan mencoba

lebih sabar agar tidak selalu emosi ke siswa. Siswa yang nyaman dengan

kehadiran orang tua maka akan selalu berkata dan berlaku jujur karena

mereka merasa apa pun yang mereka lakukan walau ada salahnya, orang

tua tidak akan memberitahukan dengan cara marah atau menghakimi

mereka.

b. RS

RS terbilang cukup lama juga di SMPN 17. Namun, SS telah

beberapa kali menangani kasus ketidakjujuran siswa kepada orang tua nya.

Selaku guru BK, ia selalu menerapkan dan mengingatkan siswa agar selalu

bersikap jujur di sekolah, di rumah, bahkan dimana pun mereka berada.

Namun, faktor-faktor lain yang mempengaruhi membuat beberapa siswa

memilih untuk tidak jujur. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah

faktor keluarga.

Dari hasil observasi pada hari Kamis, 14 Oktober 2021, ketika ada

orang tua yang menemuinya dan mengeluh tentang perilaku tidak jujur

siswa yang sudah sering terjadi tersebut, ia akan memanggil kedua belah

pihak dan memberikan konseling terutama kepada siswa. Ia menanyakan

kepada siswa alasannya berbohong, kemudian ia melihat tanggapan orang


42

tua nya. Lalu keduanya akan diminta untuk sama sama memperbaiki diri,

karena jika hanya siswa yang dituntut menjadi baik namun orang tua tidak

memperbaiki sikap maka ketidakjujuran tersebut akan terulang lagi.

Hasil wawancara dengan beliau pada tanggal 21 Oktober 2021

Menurutnya, siswa tidak jujur bisa karena mereka ingin menunjukkan

bahwa mereka mampu, terkadang juga hanya ingin ikut-ikutan namun ada

juga yang tidak jujur untuk menghindari marah. Jadi, ketika mereka jujur

mereka malah dapat kata-kata buruk. Nah karena kejujurannya tidak di

apresiasi, akhirnya mereka memilih untuk tidak jujur.

Ia menambahkan bahwa ada beberapa orang tua siswa yang

menemuinya terkait perilaku tidak jujur. Sikap mereka penuh rasa ingin

tahu tentang siswa yang tidak jujur seperti itu dan sering di ingatkan

namun bisa terjadi lagi. Reaksi orang tua siswa tersebut pun bermacam-

macam. Ada yang biasa saja, ada yaang marah ada juga yang menerima

dengan positif.

c. Orang Tua LD (NH)

Setelah mewawancarai siswa dan guru BK sebagai partisipan dan

informan dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai orang tua siswa

sebagai informan yang bersangkutan mengenai ketidakjujuran siswa. NH

yang datang ke ruang BK. NH terkejut ketika di telepon pihak sekolah

karena mereka sudah memberitahukan LD membawa HP ke sekolah untuk

proses pembelajaran bukan bermain game di dalam kelas serta nilainya

banyak yang kosong.


43

Dari hasil wawancara peneliti dengan NH, pada hari Senin, 25

Oktober 2021, NH mengaku cukup sering memarahi LD dan LD pun

dinilai sebagai anak yang pendiam dengan orang tua nya. Menurut NH nya

mereka cukup dekat, namun ketika mengobrol kebanyakan LD diam. LD

lebih suka menyendiri dan jarang menceritakan masalahnya ke orang tua

nya. Hal ini membuat LD kadang-kadang mau mengakui kesalahannya

namun jika ia memiliki masalah lebih sering tidak keluar kamar atau pergi

ke luar rumah.

Selanjutnya, masih diambil dari hasil wawancara orang tua LD,

mereka jika mengetahui LD bermasalah maka langkah awal mereka adalah

memarahi LD. Hal inilah yang membuat LD jadi tidak mau jujur kepada

orang tua nya. LD lebih suka memendam masalahnya sendiri. Ia juga jadi

semakin takut jika harus jujur. Efek memarahi anak ternyata menjadikan

anak semakin takut untuk berkata jujur. Mereka jadi lebih memilih

berbohong untuk menutupi kesalahannya.

d. Orang Tua HM (ST)

Informan berikutnya adalah orang tua HM yaitu ST. Seperti orang

tua LD, orang tua HM datang menemui guru di ruangannya. Dari hasil

wawancara pada tanggal 25 Oktober 2021, menurut orang tua nya, HM

adalah anak yang ceria. Jika ia menyembunyikan masalah biasanya karena

ada alasan tertentu. Terbukti keterlambatan informasi tentang HM di

sekolah yang diterima oleh orang tua nya dikarenakan HM menunggu

waktu yang tepat. Ia tetap memberikan informasi tersebut sendiri dan


44

sebelum kedua orang tua nya di telepon pihak sekolah, lalu orang tua nya

merencanakan untuk datang ke sekolah.

ST menyatakan, HM cukup dekat walaupun kedua orang tua nya

bekerja, mereka tetap menyempatkan waktu untuk mengobrol bersama

HM. Hal tersebutlah yang membuat HM terbuka dan mau menceritakan

permasalahannya kepada kedua orang tua nya. Ia pun tak segan mengakui

jika dirinya salah kepada orangtua dan mau meminta maaf.

Keterbukaan HM tentunya karena ia memiliki orang tua yang

bijak sehingga ia berani mengungkapkan keluh kesahnya dan selalu

didengarkan oleh orang tua nya. Ketika ada masalah yang diketahui dari

sekolah, orang tua nya tidak marah, namun justru menasehatinya dengan

lemah lembut. Tentunya ini membuat HM merasa dihargai dan tidak

menimbulkan trauma. Menurut ST, mereka tetap memberikan hukuman

yang sesuai dengan permasalahannya, semisal karena HM terlalu sering

main HP, maka HP mereka sita untuk beberapa hari secara baik-baik.

Ditambahkan oleh ST bahwa selaku orang tua HM, mereka lebih

mengutamakan memberikan penjelasan dan nasehat daripada memarahi

HM. Mereka juga tahu ketika HM yang ceria jadi pendiam dikarenakan

ada masalah. Karena perlakuan bijak mereka, HM jadi gampang meminta

maaf ketika ia melakukan kesalahan. Walaupun orang tua nya pernah

memarahi HM, namun tetap setelah itu HM diberi pengertian sehingga

tidak membekas di hati HM. Ketika dimarahi ataupun setelahnya HM


45

hanya diam karrena ia tahu orang tua nya akan memberikan alasan

mengapa mereka marah.

e. Orang Tua AT (AS)

Informan berikutnya adalah orang tua AT yaitu AS. Beliau merasa

terkejut ketika mendapat laporan dari sekolah harus menghadap ke guru

BK karena AT tidak mengerjakan tugas dari sejak lama. Ia sendiri bingung

mengapa AT tidak jujur, AT menyatakan mereka sering berdiskusi dan

mengobrol. Menurutnya lagi, AT kebanyakan selalu bercerita jika ada

masalah, tapi memang lebih dekat dengan neneknya.

Dari wawancara dengan AS pada hari Selasa, 20 Oktober 2021, AS

selalu mendengarkan keluh kesah anaknya. AS mengatakan bahwa

anaknya sepertinya lebih takut dengan ayahnya. Oleh karena itu ia kadang

tidak heran mengapa AT tidak bercerita jika mendapat panggilan dari

sekolah. Setelah mengetahuinya, AS bertanya terlebih dahulu ke anaknya.

Namun ia mengakui bahwa ia pernah memarahi AT, walaupun setelahnya

ia meminta maaf dan berusaha menjelaskan ke AT.

AT dalam pandangan AS adalah anak yang supel, sehingga ketika

memiliki masalah, sering tidak terlihat seperti ada masalah. Ia tidak

murung, tidak menyendiri dan ia menjalani hari harinya seperti biasa.

Sementara ketika mengobrol bersama keluarga, AT terkadang aktif

bercerita namun tidak menceritakan soal sekolahnya. Perihal menghukum,

menurut AS, ia kadang-kadang melakukannya dengan alasan AT suka

tidak jujur kalau ditanya-tanya soal tugas sekolah, yang sering marahinnya
46

adalah bapaknya, karena nasihat orang tua hanya didengar tapi tidak

dilakukan. AT menyembunyikan masalahnya karena takut dimarahi karena

kesalahannya. Tetapi, AT juga tidak sungkan minta maaf sama saya.

f. Orang Tua KA (NF)

Orang tua KA yang menjadi informan yang diwawancarai peneliti

adalah NF. Ia diwawancarai dirumahnya pada hari Rabu, 27 Oktober

2021. Dalam wawancara tersebut, NF mengakui bahwa ia cukup dekat

dengan KA. Namun, KA tidak terbuka untuk menceritakan masalahnya

kepada ayahnya. Selain itu, mereka juga jarang mengobrol, atau pun jika

mengobrol hanya hal-hal yang perlu saja. KA juga terkadang enggan

mengakui kesalahannya di depan orang tua. Biasanya setelah ayahnya

marah, barulah ia mengaku setelah itu masuk ke kamar.

Lalu, NF menyatakan ayahnya KA juga jarang mendengarkan

keluh kesah anaknya. NF masih mau mendengarkan walaupun tidak

intens. Ditambahkannya, bahwa ayahnya KA gampang terbawa emosi.

Ayahnya telah terbiasa memarahai KA ketika berkata tidak jujur. Bahkan,

ketika jujur juga tetap dimarahi karena bagi ayahnya itu menambah

permasalahannya. Begitu pula ketika KA memiliki masalah di sekolah

yang diketahui dari wali kelas atau guru bidang studi di sekolahnya. NF,

berujar jika ayahnya yang tahu duluan maka akan dimarahi.

Di kesehariannya, KA sering menyembunyikan masalahnya di

sekolah dan kadang dianggap tidak terlalu penting. Mereka baru tahu

ketika sudah dihubungi oleh sekolah. Menurutnya lagi, kemungkinan KA


47

tidak jujur adalah takut dimarahi ayahnya. Ia pun pernah akan meminta

maaf sambil menangis saat berbuat salah, walaupun ia dimarahi oleh

ayahnya. Namun, setelah itu hal yang diperhatikan oleh NF adalah KA

jadi semakin pendiam kepada ayahnya.

g. Orang Tua BR (MK)

Selanjutnya, informan yang diwawancarai adalah orang tua BR

yang berinisial MK. Orang tua BR juga diwawancarai pada tanggal 27

Oktober 2021. Berdasarkan wawancara tersebut, orang tua BR yaitu MK,

menyatakan bahwa ia cukup dekat dengan BR. BR juga ada bercerita

mengenai masalahnya. Namun, itu dengan catatan BR sendiri yang

memang ingin memulai obrolan. Ketika BR melakukan kesalahan, ia

biasanya mengaku namun akan mengakui kesalahannya setelah dimarahi

atau diberitahu ini yang membuat orang tua nya merasa kesal.

MK juga mengakui jika mereka jarang berkomunikasi dikarenakan

kesibukan dan dulunya MK tinggal di Bulian, pulang ke rumah seminggu

sekali dikarenakan bekerja. Jadi, ia sebagai orang tua BR hanya sesekali

mendengarkan keluh kesah anaknya tersebut tapi tetap memperhatikan dan

menanyakan keadaanya. Selanjutnya, tanggapannya MK ketika BR

memiliki masalah di sekolah yang diketahui dari wali kelas atau guru

bidang studi di sekolahnya adalah ia menanyakan dulu ke BR tentang

permasalahan yang dilakukan di sekolah. Disituasi ini, ia juga

menambahkan BR tidak mau menjawab yang berakibat menimbulkan

emosi orang tua nya. Ibu BR juga membenarkan jika ia memberi hukuman
48

kepada anaknya saat anaknya berbuat salah agar BR tahu berbohong itu

tidak boleh apalagi kepada orang tua.

Meskipun jarang mengobrol, namun Ibu BR mengetahui jika

anaknya memiliki masalah karena sering juga mencari tahu keadaan BR.

Namun, MK memastikan bahwa BR tidak sering berbohong. Ketika

ketahuan berbohong atau tidak jujur, BR akan meminta maaf setelah

dimarahi. Alasan orang tua BR memarahi BR adalah agar BR tidak

mengulangi perbuatannya lagi. BR menjadi lebih takut dengan orang

tuanya itu lebih baik.

h. Orangtua MS (BY)

BY adalah informan terakhir yang diwawancarai oleh peneliti. Ia

diwawancarai pada tanggal 28 Oktober 2021. Dari hasil wawancara

diketahui MS juga termasuk pribadi yang tidak terlalu terbuka kepada

orang tua nya, namun mengobrol untuk saat ini tidak begitu banyak

waktunya dikarenakan kesibukan orang tua nya yang berjualan. Maka

mereka akan mengobrol di waktu yang ada saja. MS juga anak yang mau

mengakui jika ia berbuat salah kepada orang tua nya, walaupun tanggapan

orang tuanya adalah memarahinya, ketika MS memiliki masalah di

sekolah yang diketahui dari wali kelas atau guru bidang studi di

sekolahnya, papanya MS memilih memarahinya daripada bertanya terlebih

dahulu. Ia juga membenarkan jika ada hukuman yang diberlakukan untuk

MS.
49

Karena kesibukan orang tua nya, maka jika MS memiliki masalah,

orang tua nya sering mengetahui jika dipanggil pihak sekolah atau dari

wali kelasnya melalui whatsapp. BY menyatakan bahwa MS tidak sering

berbohong, namun jika ketahuan MS biasanya diam atau minta maaf.

Sementara untuk pertanyaan sering atau tidaknya orang tua MS memarahi

anaknya ketika MS tidak jujur jawabannya adalah papanya memang

memarahi MS.

B. Pembahasan dan Analisis

Dalam penelitian ini, berdasarkan hasil wawancara serta observasi hal

yang dianalisis antara lain akan dijabarkan sesuai dengan hasil dari penelitian

yang diperoleh :

1. Sikap Ketidakjujuran Siswa Kepada Orang Tua

Dari hasil observasi, diketahui bahwa siswa tidak jujur kepada orang

tuanya perihal permasalahannya di sekolah, sehingga sekolah menelpon

langung ke orang tua mereka masing-masing untuk datang ke sekolah.

Orang tua LD dipanggil karena ia menggunakan HP disaat tidak

boleh menggunakan HP dan tidak mengumpulkan tugas serta tidak berkata

jujur tentang tugasnya. Alih-alih, pihak sekolah merasa lebih solutif untuk

memanggil orang tuanya. Namun, setelah hampir dua minggu tidak ada

juga kabar dari orang tua LD. Saat di wawancarai LD tampak takut bilang

ke orang tua nya kalau akan diwawancarai oleh Mahasiswa Bimbingan

dan Konseling.
50

Sementara dalam kasus HM ia tidak berkata bohong kepada orang

tua nya, hanya saja ia mengatakan ke orang tua nya terlambat tentang

permasalahannya di sekolah, sehingga orang tua nya pun datang ke

sekolah seminggu setelah diberi tahu. HM juga memperlihatkan tugas

sekolah yang belum diselesaikannya.

AT dipanggil ke ruang BK karena orang tua nya menemukan surat

pernyataan untuk segera mengumpulkan tugas dan harus diketahui orang

tua, surat pernyataan ada di kamar AT, namun tidak diberikan kepada

orang tua. Surat itu akibat ia sering tidak membuat tugas sekolah hampir

setiap bidang studi. Ia tahu ia salah, maka dari itu ia takut untuk jujur. AT

awalnya tidak mau memberitahu alasan AT tidak memberitahu orang

tuanya tentang permasalahannya padahal harus diketahui oleh orang tua,

AT diam sejenak, lalu mengatakan alasannya. Terlihat AT memikirkan

aman atau tidaknya jika mengatakan alasannya.

KA adalah anak perempuan ke 2 dari tiga bersaudara, saat

diwawancarai KA terlihat mengungkapkan curahan hatinya. KA tidak

terlihat pendiam, kelihatan santai. KA berbohong bahwa tugasnya sudah

selesai, tetapi gurunya bilang belum.

BR dipanggil ke BK juga karena kasus ketidakjujuran kepada orang

tua. Orang tua nya tidak mengetahui bahwa BR tidak mengerjakan

tugasnya padahal sudah di peringati oleh guru nya, BR seperti tidak siap

jika orang tua nya harus datang ke sekolah karena permasalahannya.


51

MS berbohong mengenai panggilan oleh guru di sekolah, dikarenaka

ia takut membuat orang tuanya marah. Ia juga jarang berkata jujur karena

alasan yang sama. Ia takut nanti dimarahi oleh kedua orang tuanya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa berbohong yaitu dikarenakan

mereka takut. Selain itu juga mereka juga tidak jujur untuk menceritakan

masalahnya dikarenakan ketakutan mereka menghadapi orang tuanya yang

akan marah dan siswa tidak menyukai jika dimarahi dan tertekan. Siswa

tampak banyak diam dan menundukkan pandangannya.

Pernyataan inisial LD pada tanggal 18 Oktober 2021

“Kalau masalahnyo besar yo agek ditanyo-tanyoin”.

Dalam hal ini LD takut jika ia berkata jujur maka ia akan di tanya

tanya terus oleh kedua orang tua nya. Hal tersebut membuat ia merasa

terpojok dan merasa disalahkan oleh orang tua nya. Ia lalu memilih tidak

jujur untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan yang menyudutkan.

Pernyataan inisial AT pada tanggal 18 Oktober 2021

“Biar masalahnyo dak makin besar”.

Sementara AT merasa bahwa jika ia berkata jujur, maka masalah

yang sebenarnya biasa saja jadi besar dan merambat kemana-mana. Ia

menghindari berkata jujur kepada orang tuanya agar permasalahan yang ia

hadapi tidak semakin besar. Sehingga ia memilih untuk tidak jujur agar

permasalahannya tidak meluas.

Pernyataan inisial MS pada tanggal 19 Oktober 2021

“Yoo mau jujur atau idak, orang tua juga kadang dak tau”.
52

MS menyatakan bahwa orang tua tidak akan selalu mengetahui

ketidakjujurannya.

Pernyataan orang tua inisial BR pada tanggal 27 Oktober 2021

“Saya cek dulu HP nya terus saya kasih ancaman, yang kemaren tugas

nya tidak di kirim ke guru, buk. Saya bilang masih mau lanjut sekolah

atau berhenti aja, kuotanya kok cepet abis tugasnya gak dikirim ke guru”.

Orang tua inisial BR menyatakan bahwa BR tidak jujura bahwa BR

ternyata tidak mengirimkan tugasnya ke guru dan ternyata kuota yang

dibeli juga cepat habis namun tidak digunakan dengan baik.

Pernyataan orang tua inisial MS pada tanggal 28 Oktober 2021

“Pernah dak ngaku, tugas sekolahnyo belum dibuat, taunyo dari guru,

alhamdulillah masih dikasih waktu untuk mengumpulkan tugas”.

Orang tua inisial MS juga menyatakan hal serupa, MS tidak

mengakui bahwa tugasnya tidak dikerjakan sehingga orang tua nya

berkonsultasi dengan guru dan diberikan waktu untuk menuntaskan

tugasnya segera.

Pernyataan inisial RS (guru BK) pada tanggal 21 Oktober 2021

“Ada siswa yang tidak menyerahkan surat perjanjian untuk

menyelesaikan semua tugas yang kosong ke orang tua, ada yang diminta

untuk datang agar dapat memberikan pelayanan bagi orang tua siswa

yang bermasalah”.

Maka dari itu RS menyimpulkan bahwa perilaku siswa yang tidak

jujur dikarenakan mereka takut kepada orang tua nya. Lebih tepatnya
53

mereka takut jika orang tua nya menyalahkan mereka. Karena setelah

mereka disalahkan mereka akan dimarahi dan perkataan yang diterima

kemungkinan melukai hati mereka.

Dari data triangulasi tersebut dapat disimpulkan dengan jelas,

ketidakjujuran siswa kepada orang tua memang terjadi yang berkaitan

dengan proses pembelajaran di sekolah. Siswa tidak jujur dalam

perbuatan dan perkataannya.

2. Faktor Anak Berbohong Kepada Orang tua

a. Siswa berbohong untuk melihat reaksi orang tuanya

Dalam penelitian ini anak berbohong karena ia merasa

aman. Ketika ia melihat reaksi orang tua nya yang marah ketika ia

berkata jujur, itu menciptakan rasa takut tersendiri dan ia memilih

untuk berbohong agar orang tua nya tidak marah.

Pernyataan inisial LD pada tanggal 18 Oktober 2021

“Saya takut disalahkan dan dimarahi”.

LD menyatakan bahwa jika ia mengatakan yang

sebenarnya, maka ia justru disalahkan dan dimarahi. Hal

tersebutlah yang membuat LD memutuskan untuk tidak berkata

jujur ke orang tua nya.

Pernyataan inisial AT pada tanggal 18 Oktober 2021

“Kami tahu marahnyo ke kami kek mano”.

Begitupula pernyataan AT yang menyatakan bahwa ia tidak

berkata jujur karena mengetahui respon orang tua nya.


54

Penyataan inisial KA pada tanggal 19 Oktober 2021

“Soalnyo…ayah kalau marah bikin dak enak hati…bikin takut”.

KA juga sangat takut kepada ayahnya, terutama jika

ayahnya marah. Maka dari itu ia lebih baik berkata tidak jujur

dibandingkan harus jujur dan mendapatkan kemarahan ayahnya. Ia

juga menambahkan bahwa jika ayahnya marah, ia merasa tidak

enak hati.

Pernyataan inisial BR pada tanggal 19 Oktober 2021

“Daripada dimarahi buk, kan dak enak”.

Selanjutnya BR juga menyatakan hal yang serupa. Ia takut

dimarahi, sehinggak ia memilih untuk tidak berkata jujur. Karena ia

pernah berkata jujur dan dimarahi oleh orang tua nya. Akhirnya ia

sekarang memilih untuk tidak jujur agar menghindari dirinya

dimarahi.

Pernyataan inisial MS pada tanggal 19 Oktober 2021

“kalo papa suko marahnyo kencang-kencang”.

MS menyebutkan bahwa jika ia berkata jujur maka papanya

akan marah. Yang membuat ia takut, papanya jika marah dengan

suara keras. Oleh karena itu ia memilih untuk tidak jujur.

Informan yaitu orang tua, hampir semua memberikan pernyataan

yang sejalan dengan yang diungkapkan partisipan.

Pernyataan orang tua inisial LD pada tanggal 25 Oktober 2021


55

“Awalnya pasti marah buk, tapi setelah itu kami berusaha

memahami”.

Orang tua LD menyatakan akan marah terlebih dahulu

sebelum memahami ketidakjujuran tersebut.

Pernyataan orang tua insial HM pada tanggal 25 Oktober 2021

“Biasonyo tanyo ke anak dulu ke HM, lalu yoo kami beri tahu

agar jujur jangan disembunyiin kalo ado masalah di sekolah”.

Orang tua HM menanyakan dahulu tentang ketidakjujuran

siswa setelah itu diberikan arahan terkait ketidakjujuran.

Pernyataan orang tua inisial AT pada tanggal 26 Oktober 2021

“Dinasehati tapi emang dimarahi dulu biak didenger kalo orang

tuonyo ngomong buk..kalo dak masuk kuping kanan keluar kuping

kiri, tapi setelah reda yoo ado kami minta maaf ke anak”.

Orang tua AT lebih memilih untuk marah yang menurutnya

siswa akan mendengarkan perkataan yang disampaikan dan agar

selalu ingat perkataan orang tuanya namun jika terdapat kesalahan

maka orang tua AT juga tetap minta maaf kepada AT.

Pernyataan orang tua inisial KA pada tanggal 27 Oktober 2021

“Ditanyo-tanyo in ke KA nyo, tapi kalo ayahnyo ni agak keras”.

Orang tua KA juga menanyakan terlebih dahulu, walaupun

ayahnya menunjukkan sikap yang keras.

Pernyataan orang tua inisial BR pada tanggal 27 Oktober 2021


56

“Saya tegaskan ke BR, jangan sampai saya marah-marah baru

mengakui”.

Orang tua BR menunjukkan bahwa akan marah jika tidak

mengakui kebenaran.

Pernyataan orang tua inisial MS pada tanggal 28 Oktober 2021

“Jadi rada emosi bae sih, buk”.

Sedangkan orang tua MS menyatakan akan menjadi emosi

jika mengetahui perbuatan MS.

Pernyataan inisial RS (guru BK) pada tanggal 21 Oktober 2021

“macam macam. Ada yang biasa saja, ada yaang marah ada juga

yang mnerima dengan positif”.

RS juga menyatakan bahwa orang tua memberikan respon

yang berbeda yaitu, ada yang responnya marah dan ada yang

menerima dengan positif.

Dapat disimpulkan, partisipan memilih untuk tidak jujur

tersebut karena melihat respon yang diterima. Respon dari orang

tua yang menjadikan siswa melakukan ketidakjujuran. Siwa ingin

mencoba mengendalikan situasi dan memberi pengaruh dengan

tidak jujur untuk mendapat reaksi dan respon yang diinginkan dari

orang tuanya.

b. Berbohong untuk membesar-besarkan dirinya, yang sengaja

dilakukan untuk meningkatkan rasa percaya diri


57

Untuk berbohong yang seperti ini, ditemukan pada

penelitian ini. sengaja berbohong untuk meningkatkan rasa percaya

dirinya.

Pernyataan inisial HM pada tanggal 18 Oktober 2021

“Takut mengecewakan mereka, malu jugo kalo orang tua tahu

terus datang ke sekolah”.

HM merasa malu dan tidak percaya diri lagi jika orang tua

nya datang ke sekolah, HM juga tidak mau orang tua nya kecewa

karena permasalahan yang dilakukan HM.

Pernyataan orang tua inisial HM pada tanggal 25 Oktober 2021

“Mungkin ngeraso takut kalau cerito dan mungkin masalahnyo tuh

bikin orang tuo terbebani”.

Orang tua inisial HM mengetahui bahwa HM tidak ingin

orang tua nya terbebani sehingga HM menjadi tidak percaya diri

saat mengobrol bersama.

Pernyataan inisial RS (guru BK) pada tanggal 21 Oktober 2021

“Bisa karena mereka ingin menunjukkan bahwa mereka mampu”.

RS juga meyatakan bahwa siswa ingin menunjukkan

mereka mampu melakukan tugas tersebut sendiri tanpa

berkonsultasi dengan orang tua tentang kesulitan dan kekurangan

yang harus dipersiapkan sehingga tidak jujur dengan masalah yang

sebenarrnya.
58

Disimpulkan, siswa berusaha agar orang tua nya tidak

mengetahui permasalahannya agar tidak dianggap rendah saat

dekat dengan orang tua nya atau tetap percaya diri di sekolah,

siswa akan membuat malu dirinya sendiri jika orang tua nya datang

ke sekolah.

c. Berbohong muncul pula karena imajinasinya yang

berkembang pesat atau dapat dikatakan dusta putih. Padahal,

sesungguhnya secara sadar dia tidak ingin berbohong.

Berbohomg tipe ini biasanya dilakukan anak pra sekolah

hingga SD kelas 1. Sementara Siswa SMP biasanya tidak lagi

mengalami hal seperti ini.

d. Berbohong juga dapat dilakukan untuk menutupi

perbuatanya.

Dalam penelitian ini, penyebab tidak jujurnya siswa salah

satunya adalah untuk menutupi perbuatanya.

Pernyataan inisial LD pada tanggal 18 Oktober 2021

“Kalau masalahnyo besar yo agek ditanyo-tanyoin”.

Dalam hal ini LD takut jika ia berkata jujr maka ia akan di

tanya-tanya terus oleh kedua orang tua nya. LD berusaha menutupi

kebenarannya.

Pernyataan inisial AT pada tanggal 18 Oktober 2021

“Biar masalahnyo dak makin besar”.


59

Sementara AT merasa bahwa jika ia berkata jujur, maka

masalah yang sebenarnya biasa saja menjadi besar. Ia menghindari

berkata jujur kepada orang tua nya agar permasalahannya tidak

meluas dan kebenaran yang sedang terjadi tidak banyak diketahui

oleh orang tua nya.

Pernyataan orang tua inisial HM pada tanggal 25 Oktober 2021

“Mungkin ngeraso takut kalau cerito dan mungkin masalahnyo tuh

bikin orang tuo terbebani agek keno marah tapi sebenarnyo marah

nyo bukan marah kasar tapi untuk ngajarin, ngasih tau”.

Orang tua HM, menyatakan bahwa HM tidak mau

membebani orang tua nya sehingga HM menutupi kebenarannya,

padahal orang tua nya akan memberikan pengajaran untuk HM.

Pernyataan orang tua inisial KA pada tanggal 19 Oktober 2021

“Lebih sering bohongi masalah tugas sekolah, ditanyo

sudahh..sudah katonyo eh taunyo dak ado dikerjoi, memang

kendala kuota jugo buk, ayahnyo jugo lagi dak kerjo sekarang,

biso lah datang ke sekolah si KA nii males bangun pagi-pagi

keenakan libur covid nii haa bukk”

Orang tua inisial KA juga menyatakan, bahwa KA tidak

jujur karena tidak mau orang tua nya tahu KA sering kehabisan

kuota dan ayahnya sedang tidak bekerja. KA juga tidak jujur

tentang mengerjakan tugas karena KA juga malas kalau harus

bangun pagi.
60

Pernyataan orang tua inisial BR pada tanggal 27 Oktober 2021

“Gamau orang tua nya tahu masalah”.

BR tidak mau jika orang tua nya mengetahui kebenaran

masalahnya BR, untuk itu BR menutupi kebenaranya dengan

ketidakjujuran tersebut.

Pernyataan inisial RS (guru BK) pada tanggal 21 Oktober 2021

“Sebab jika tidak jujur sekali, maka akan ada lagi ketidakjujuran

lainnya untuk menutupinya”.

Dari pernyataan informan di atas disimpulkan, alasan yang

diakui oleh sebagian besar dari ketidakjujuran, seperti tidak mau

menyakiti orang yang disayangi sehingga mau menutupi perbuatan

yang sebenarnya dan siswa tidak ingin kebenaran diketahui oleh

orang tua dan guru.

e. Berbohong juga dapat karena imitasi berbohong, di mana

siswa berbohong karena ingin meniru orang lain. Siswa

meniru tindakan-tindakan yang dilakukan oleh orang-orang

disekitarnya, terutama orang tua. Jadi jangan heran jika

orang tua pembohong maka siswa juga pembohong.

Penyebab berbohong bisa karena imitasi yang menjadi

faktornya, sesuai dengan yang dinyatakan oleh informan, bahwa

beberapa orang tua juga tidak mengatakan alasan yang meyakinkan

tentang tidak dapat datang ke sekolah jika di undang untuk

berkonsultasi atau mendapatkan pelayanan dari BK di sekolah.


61

Pernyataan inisial SS (guru BK) pada tanggal 21 Oktober 2021

“Tidak semua orang tua mau datang ke sekolah ketika diminta

untuk datang ke sekolah, dengan alasan yang tidak meyakinkan”.

SS menyatakan terkait alasan orang tua yang tidak

dipercaya oleh SS dengan menyatakan bahwa alasan orang tua

tidak meyakinkan.

Pernyataan inisial RS (guru BK) pada tanggal 21 Oktober 2021

“Nah ada orang tua yang diminta untuk hadir ke sekolah tapi

diundur-undur padahal sudah janji, ditunggu-tunggu sampailah

satu minggu baru datang”.

Pernyataan inisial RS adalah orang tua yang sudah

mengatakan untuk datang ke sekolah menemui RS, namun datang

setelah satu minggu kemudian.

Dapat disimpulkan, beberapa orang tua siswa terindikasi

sering tidak berkata jujur, sehingga hal ini tentunya ditiru oleh

siswa. Orang tua siswa yang dipanggil ke sekolah, namun tidak

datang dengan alasan yang tidak meyakinkan. Dari hal kecil seperti

itulah yang akan berujung perlakuan siswa pun sama.

f. Berbohong karena ingin pujian. Anak melakukan kebohongan

karena ingin mendapat pujian dari orang-orang di sekitarnya,

walaupun anak harus berbohong tentang hal-hal yang tidak

dilakukanya.
62

Dalam penelitian ini, tidak ditemukan juga penyebab anak

tidak jujur karena ingin pujian. Justru sebaliknya, mereka tidak

jujur karena menyembunyikan sesuatu.

g. Menghindar dari hukuman orang tua nya

Penyebab berbohong atau tidak jujur adalah menghindari

hukuman dari orang tua nya. Meskipun hukumannya tidak selalu

berupa fisik, namun mereka tetap enggan jika mendapatkan

hukuman.

Pernyataan inisial AT pada tanggal 18 Oktober 2021

“Pernah dihukum jugo, buk”.

Salah satu alasan AT tidak jujur adalah akan dihukum. Jadi

untuk menghindari hukuman tersebut, memilih untuk berkata tidak

jujur.

Pernyataan inisial KA pada tanggal 19 Oktober 2021

“Biar aman be buk”.

KA juga menyatakan bahwa ia memilih aman dengan

berkata tidak jujur. Karena jika ia berkata jujur justru ia dimarahi

dan dihukum. Tentunya hal tersebut membuat pilihan

ketidakjujuran.

Pernyataan inisial BR pada tanggal 19 Oktober 2021

“HP kami diambek buk, keno marah karna dikiroin main game

be”.
63

BR menyatakan menerima hukuman, BR dikira bahwa

main game terus sehingga HP miliknya diambil, padahal ia hanya

berkomunikasi dengan teman-temannya, karena baginya teman-

temannya tidak akan marah ketika BR menceritakan semua

kebenaran dari masalahnya.

Pernyataan orang tua inisial AT pada tanggal 26 Oktober 2021

“Pernah supayo AT dak bikin masalah lagi samo orang tuo”.

Orang tua inisial AT juga menyatakan bahwa pernah

menghukum agar AT tidak lagi mengulang masalah sama orang

tua.

Pernyataan orang tua inisial KA pada tanggal 27 Oktober 2021

“Kadang-kadang iyo biak jero, payah disuruh bikin tugas, hampir

semua nilainyo kosong ntah apo yang dikerjoinyo buk, kadang

main dengan kawan nyo. Sering dak dengar orang tuo nyo buk.

Waktu SD pintar buk, rajin nian. Kemarin tugas nyo belum

dikumpulin, nah KA dak ngasih tau dak ado buku LKS”.

Orang tua KA juga menghukum KA agar merasa jera

dengan kesalahannya sehingga memungkinkan KA tidak

mengulangi kesalahannya lagi, KA juga tidak mendengar orang tua

nya sehingga orang tua mengharapkan hukuman yang diberikan

membuat KA meninggalkan ketidakjujuran.

Pernyataan orang tua inisial BR pada tanggal 27 Oktober 2021

“Iyaa pernah…saya kasih dia hukuman untuk kebaikannya”.


64

Menurut orang tua BR dengan menghukum akan menjadi

solusi yang baik untuk mengatasi permasalahan ketidakjujuran

yang dilakukan BR.

Pernyataan orang tua inisial MS pada tanggal 28 Oktober 2021

“Menghukum adolah, buk…”.

Orang tua MS juga menyatakan bahwa ada hukuman yang

diberikan kepada MS.

Pernyataan inisial SS (guru BK) pada tanggal 21 Oktober 2021

“Kebanyakan mereka tidak mau jujur karena khawatir akan di

marahi oleh orang tua nya. Jadi mereka memilih berbohong agar

terhindar dari amarah orang tua beserta hukumannya”.

SS menyatakan siswa khawatir akan menerima emosional dari

orang tua nya sehingga siswa tidak jujur, dan takut untuk ketahuan

tidak jujur juga. Siswa memilih menghindari hukuman dan

emosional yang akan diterima dari orang tua.

Disimpulkan bahwa, pada dasarnya mereka mau mengakui

kesalahan mereka, namun pemberian hukuman menurut mereka itu

tidak tepat dan memilih untuk menghindari hukuman yang

diberikan. Saat merasa terancam dengan kejujuran maka mereka

memilih tidak jujur.

h. Cara ini digunakan untuk melupakan sesuatu yang tidak

menyenangkan yang pernah dialami.


65

Berbohong atau tidak jujur dikarenakan mereka tidak ingin

mengulang pengalaman mereka yang tidak menyenangkan. Ketika

mereka jujur, kecenderungan orang tua malah akan memarahi

mereka. Oleh karena itu, mereka memilih untuk berkata tidak jujur

agar kejadian yang membuat mereka tidak nyaman tidak terulang

kembali.

pernyataan inisial AT pada tanggal 18 Oktober 2021

“Pernah jujur tapi diingat-ingat terus salahnyo kami.”

Kejujuran AT, justru membuat ia selalu merasa akan terpojok

kembali, karena salahnya selalu diingat ingat oleh orang tua nya.

Pernyataan inisial KA pada tanggal 19 Oktober 2021

“Saya dak mau lagi ngomong jujur buk kalo keno marah.”

Senada dengan AT, bahwa KA juga tidak mau berkata jujur

karena tidak mau lagi dimarahi dan dihukum.

Penyataan inisial MS pada tanggal 19 Oktober 2021

“Agek dimarahinnyo kencang-kencang.”

Sementara itu MS tidak mau berkata jujur karena takut

dimarahai lagi. Ia menyatakan bahwa jika ia dimarahi kencang

kencang membuatnya sedih terlihat saat menjawab MS langsung

menundukkan pandangan dan terlihat sedih.

Pernyataan orang tua inisial AT pada tanggal 26 Oktober 2021


66

“Karno takut bilangnyo, kagek keno ocehin katonyo, sudah tuu

ribut dengan bapaknyo, adolah waktu itu bilang mau sekolah di TT

tapi bapaknyo bilang macem mano lulus belajar be idak nilai nol”.

AT tidak mau terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan

AT, yaitu kena ocehan dari orang tua nya dan ribut dengan

bapaknya, AT pernah mendengar bahwa orang tua nya tidak yakin

AT itu bisa lulu sekolah TT karena nilainya banyak yang kosong.

Pernyataan orang tua inisial MS pada tanggal 28 Oktober 2021

“Mungkin dak nyaman ngasih tau saya, ado masalah jugo saya

tau dari mamanyo”.

MS tidak merasa senang jika jujur dengan papanya

sehingga jika papanya ingin mengetahui kenyataan atau hal yang

sedang terjadi dengan MS, alasan MS menutupi perbuatannya di

sekolah pasti papanya akan mengetahui dari mamanya MS.

Pernyataan inisial SS (guru BK) pada tanggal 21 Oktober 2021

“Anak yang nyaman dengan kehadiran orang tua maka akan

selalu berkata dan berlaku jujur karena mereka merasa apa pun

yang merela lakukan walau ada salahnya, orang tua tidak akan

memberitahukan dengan cara kasar atau menghakimi mereka”.

Dari pernyataan SS, anak tidak menyukai orang tua yang

kasar dan yang menghakimi, sehingga siswa tidak jujur karena

tidak siap menerima hal yang tidak menyenangkan yang pernah di

alamai.
67

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa kecenderungan

orang tua yang sering memarahi anaknya justru membuat anak jadi

takut untuk berkata jujur, Kebanyakan mereka takut untuk

mengutarakan permaaalahannya karena tidak didengarkan malah

sebaliknya dimarahi atau pun bahkan tidak dipedulikan keluh

kesahnya. Salah satu tanda kepribadian yang tidak sehat adalah

mempunyai kebiasaan berbohong, Hal ini dikarenakan oleh faktor

lingkungan yang kurang baik terutama lingkungan dalam keluarga,

yaitu sikap orang tua yang kurang memperhatikan nilai-nilai agama

moral anak, orang tua bersikap keras serta kurang memberikan

curahan kasih sayang terhadap anak (Inten, 2017).

Memperbaiki kebiasaan buruk berbohong, kuncinya adalah

mendidik dengan jujur dan tulus. Orang tua mengetahui siswa itu

berbohong, maka langkah selanjutnya yang penting adalah

mendidik siswa, bantu dia untuk mengetahui akan bahaya dari

berbohong. Ketika anak-anak mengaku berbohong itu salah, dan

setelah menyatakan akan memperbaikinya, maka orang tua harus

menyambutnya, menyatakan keyakinan bahwa ia akan

memperbaikinya, menjadi sesosok orang tua yang jujur, tulus dan

disukai. Sehingga dengan demikian, siswa akan mendapatkan

dorongan semangat, dan secara bertahap menumbuhkan kebiasaan

baik untuk jujur.


68

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
69

Berdasarkan temuan yang peneliti temukan dari penelitian yang telah

dilakukan di SMPN 17 Kota Jambi bahwasanya mengungkapkan tentang

ketidakjujuran siswa kepada orang tua nya. Bagi mereka ketidakjujuran menjadi

masalah perilaku yang umum di kalangan mereka, terkadang siswa tidak jujur

untuk menghindari masalah dan di lain waktu, ia mengungkapkan kebohongan

agar terlihat lebih baik, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Sikap tidak jujur siswa kepada orang tua nya berdasarkan observasi adalah

ketika mereka tidak memberikan penjelasan kepada orang tua mengenai

permasalahannya dari sekolah untuk orang tua mereka berkaitan dengan

perilakunya disekolah. Siswa tidak mengakui kepada guru bahwa mereka

tidak menuntaskan tugasnya, ketidakjujuran siswa juga dilihat dari

menutupi bukti kebohongannya agar tidak diketahui oleh orang tua yaitu

berupa surat pernyataan yang harus ditanda tangani orang tua.

2. Siswa tidak jujur didasari oleh beberapa hal yaitu (1) siswa berbohong

untuk melihat reaksi orang tua nya, ketika ia melihat reaksi orang tua nya

yang marah ketika ia berkata jujur, itu menciptakan rasa takut tersendiri

dan ia memilih untuk berbohong agar orang tua nya tidak marah. (2)

berbohong untuk meningkatkan rasa percaya diri, siswa berusaha agar

orang tua nya tidak mengetahui permasalahannya agar tidak dianggap

rendah saat dekat dengan orang tua nya dan tetap percaya diri di sekolah,

siswa akan membuat malu dirinya sendiri jika orang tua nya datang ke
68
sekolah. (3) siswa berbohong untuk menutupi perbuatannya, ketika orang

tua mendapatkan berita tentang masalah mereka dari pihak sekolah, siswa
70

berbohong untuk menutupi perbuatannya agar orang tua mereka tidak tahu

dan tidak datang ke sekolah, (4) Penyebab berbohong bisa karena imitasi

yang menjadi faktornya, sesuai dengan yang dinyatakan oleh informan,

bahwa beberapa orang tua juga tidak mengatakan alasan yang meyakinkan

tentang tidak dapat datang ke sekolah jika di undang untuk berkonsultasi

atau mendapatkan pelayanan dari BK di sekolah, (5) untuk menghindari

hukuman dari orang tua nya. Meskipun hukumannya tidak berupa fisik,

namun mereka tetap enggan jika mendapatkan hukuman. Pada dasarnya

mereka mengakui kesalahan mereka, namun pemberian hukuman dan

kemarahan yang didapatkan menurut mereka sangat tidak sesuai, dan (6)

siswa yang lebih tertutup dan kerap dimarahi oleh orang tua nya jika

memiliki masalah dan berkata jujur, sisw memilih tidak jujur untuk

melupakan sesuatu yang ia alami.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang di lakukan peneliti terkait ketidakjujuran

siswa kepada orangtua di SMPN 17 Kota Jambi, terdapat banyak hal yang perlu

disarankan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Bagi orang tua agar lebih bijak ketika siswa ingin mengutarakan

masalahnya, sehingga hal ini akan melatih siswa untuk berlaku jujur. Jika

siswa mengakui kesalahan, setidaknya orang tua mengapresiasikan dengan

pujian kemudia baru diberikan nasehat.

2. Bagi guru agar selalu menanamkan sikap jujur kepada siswanya dan tidak

lupa untuk mengingatkannya kembali.


71

3. Bagi siswa agar lebih terbuka jika memilki masalah, sehingga bila terjadi

sesuatu dapat diselesaikan dengan baik.


72

DAFTAR PUSTAKA

Ali. M & M. Asrori. (2014). Psikologi Remaja. Bumi Aksara.

Amin, M. (2017). Peran Guru Dalam Menanamkan Nilai Kejujuran Pada

Lembaga Pendidikan. Tadbir : Jurnal Studi Manajemen Pendidikan, 1(1),

105. https://doi.org/10.29240/jsmp.v1i1.222

Anoraga, P. (1995). Psikologi Industri dan Sosial. Dunia Pustaka Jaya.

Arlita, A. (2014). Nilai Jujur Remaja ditinjau dari Kualitas Hubungan Orangtua-

Anak dan Transmisi Nilai. Muhammadiyah Surakarta.

Batubara, J. (2015). Pengembangan Karakter Jujur Melalui Pembiasaan. Jurnal

Konseling Dan Pendidikan, 3(1), 1. https://doi.org/10.29210/112000

Cangara, H. (2019). Pengantar Ilmu Komunikasi. Rajawali Pers.

Chairilsyah, D. (2016). Metode dan Teknik Mengajarkan Kejujuran pada Anak

Sejak Usia Dini. Jurnal Educhild, 5(1), 8–14.

Dewayani, S. (2016). Agar Anak Jujur (1st ed.). Komisi Pemberantasan Korupsi

Republik Indonesia Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat.

Fatimah, E. (2006) Psikologi Perkembangan peserta Didik. Bandung : Pustaka

Setia.

Gerungan. (2018). Psikologi Sosial. Refika Aditama.

Handayani, M. (2016). Peran Komunikasi Antarpribadi Dalam Keluarga Untuk

the Role of Interpersonal Communication in Family To. JIV-Jurnal Ilmiah

Visi, 11(1), 57–64.

Hia, M. R. (2019). Pola Komunikasi dan Interaksi Keluarga dalam Penggunaan

Smartphone di Keluarga Belawan Sicanang Kecamatan Medan Belawan.


73

Medan Area.

Ibung, D. (2009). Mengembangkan Nilai Moral pada Anak. Jakarta: PT Elex

Media

Komputindo Kelompok Gramedia

Inten, D. N. (2017). Penanaman Kejujuran pada Anak dalam Keluarga. Jurnal

FamilyEdu, III(1), 35–45.

http://ejournal.upi.edu/index.php/familyedu/article/download/5907/4664

Isti’adah, F. N. L. (2017). Profil Komunikasi Interpersonal Mahasiswa. Journal of

Innovative Counseling : Theory, Practice & Research, 1(1), 40–49.

http://journal.umtas.ac.id/index.php/innovative_counseling

Julia, P., & Ati, A. (2019). Peranan guru dalam meningkatkan nilai karakter

disiplin dan kejujuran siswa. Jurnal Dedikasi Pendidikan, 3(2), 112–122.

Lestari, S. (2016). Psikologi Keluarga. Kencana.

Mahdi & Masdudi. (2019). Membangun Relasi Komunikasi Keluarga dalam

Membentuk Sikap Sosial Remaja. Jurnal Edueksos, 3(2), 102–125.

https://doi.org/DOI: 10.24235/edueksos.v8i2.4844

Moleong, Lexy. J. (2016). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyati, Hidayati, M., & Hariyanto, M. (2020). Pengaruh Keteladanan Guru Dan

Orangtua Terhadap Sikap Kejujuran Siswa Smk Klaten, Jawa Tengah.

Jurnal Cendika, 14(2), 183–195.

https://doi.org/10.30957/Cendekia.v14i2.641.Selain

Ngalimun & R. Muchtar. (2020). Komunikasi Antarpribadi. Parama Ilmu


74

Yogyakarta.

Nugrahani, Farida. (2014). Metode Penelitian Kualitatif dalam Penelitian.

Pendidikan Bahasa. Solo: Cakra Books

Pratama Putra. (2013). Peranan Komunikasi Interpersonal Orantua dan Anak

dalam Mencegah Perilaku Seks Pranikah di SMA Negeri 3 Samarinda Kelas

XII. Jurnal Ilmu Komunikasi, 1(3), 35–53.

https://journal.uny.ac.id/index.php/hsjpi/article/view/8660/9816

Reffiane, F., Saputra, H. J., & Hidayat, T. (2016). Identifikasi Tingkat Kejujuran

Siswa Sekolah Dasar Melalui Gerobak Kejujuran Di Kota Semarang.

Mimbar Sekolah Dasar, 2(1), 73–79. https://doi.org/10.17509/mimbar-

sd.v2i1.1323

Riduwan. 2015. Skala Pengukuran Variabel – Variabel. Penelitian. Bandung:

Alfabeta

Rochmawati, N. (2018). Peran Guru dan Orangtua Membentuk Karakter Jujur

Pada Anak. Jurnal Al-Fikri: Jurnal Studi Dan Penelitian Pendidikan Islam,

1(2), 1–12.

Santosa, S., & Aprianto, G. F. (2020). Implementasi Penginjilan dan Pemuridan

dalam Pengembangan Karakter Jujur Anak Usia 9-10 Tahun. Jurnal Teologi

Gracia Deo, 2(2), 94–108. https://doi.org/10.46929/graciadeo.v2i2.43

Setianingsih, S. W., Hidayah, A. R., & Hediyati, D. (2018). Penanaman Nilai

Kejujuran Melalui Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini Dengan Teknik

Modeling. Penguatan Karakter Bangsa Melalui Inovasi Di Era Digital, 1(1),

109–114.
75

http://ejurnal.mercubuana-yogya.ac.id/index.php/Prosiding_KoPeN/article/

view/893/573

Sobandi Oban & Novianti Dewi. (2013). Urgensi Komunikasi dan Interaksi dalam

Keluarga. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–

1699.

Sugiyono.2006.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &.

D.Bandung:Alfabeta.

Sutja, A. dkk. (2014). Panduan Penulisan Skripsi. Jambi: Program Studi

Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Jambi.

Wahyuningsih, Sri. 2013. Metode Penelitian Studi Kasus: Konsep, teori

Pendekatan. Psikologi Komunikasi, dan Contoh Penelitiannya. Madura:

UTM PRESS

Yasbiati, Y., Mulyana, E. H., Rahman, T., & Qonita, Q. (2019). Profil Kejujuran

Anak Usia 5-6 Tahun di RA-At-Taufiq Kota Tasikmalaya. Jurnal

Pendidikan Anak, 8(2), 99–106. https://doi.org/10.21831/jpa.v8i2.28591


76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106

Hari/Tanggal : Rabu, 1 September 2021

Waktu : 09.00

Subjek : guru BK (SS)

Peneliti : Assalamu’alaikum wr wb

Peneliti : Saya mahasiwa Universitas Jambi, mau melaksanakan


wawancara tentang ketidakjujuran siswa kepada Bapak/ibu guru
BK.

Peneliti : Bagaimana tanggapan Bapak/ ibu mengenai siswa yang tidak


jujur kepada orangtua ?

Jawab : Saya tentunya tidak menyukai perilaku tersebut. Tidak jujur


kepada orangtua berarti tidak patuh. Namun, harus diketahui
juga mengapa anak jadi tidak jujur kepada orangtua .

Peneliti : Menurut Bapak/ ibu apa penyebab siswa tidak mau jujur kepada
orangtua ?

Jawab : Kebanyakan mereka tidak mau jujur karena khawatir akan di


marahi oleh orangtua nya. Jadi mereka memilih berbohong agar
terhindar dari amarah orangtua beserta hukumannya.

Peneliti : Apakah ada orangtua siswa yang mengadu ke sekolah terkait


perilaku tidak jujur siswa kepada orangtua ?

Jawab : Ada pastiya. Mereka datang untuk bertanya apakah anak mereka
memiliki perilaku yang sama ketika di sekolah

Peneliti : Bagaimana sikap orangtua siswa ketika mengadu ke sekolah


terkait perilaku tidak jujur siswa kepada orangtua ?

Jawab : Rata-rata mereka merasa sedih. Mereka juga bingung bagaimana


caranya agar anak mereka mau berkata jujur.

Peneliti : Seperti apakah orangtua ketika mendengar tentang penjelasan


Bapak/ibu terkait perilaku tidak jujur siswa kepada orangtua ?

Jawab : Alhamdulilah sebagian besar memahami dan mengerti. Mereka


berusah instropeksi diri juga. Karena perilaku tidak jujur anak
sedikit banyaknya ada pengaruh dari mereka.
107

Peneliti : Lalu, upaya apa yang dilakukan orangtua siswa terkait perilaku
tidak jujur siswa kepada orangtua ?

Jawab : Rata-rata orangtua siswa akan mengubah cara mereka


berkomunikasi ke anaknya. Anak yang nyaman dengan
kehadiran orangtua maka akan selalu berkata dan berlaku jujur
karena mereka merasa apa pun yang merela lakukan walau ada
salahnya, orangtua tidaak akan memberitshuksn dengsn csrs
ATrsh stsu menghakimi mereka.

Hari/Tanggal : Rabu, 1 September 2021

Waktu : 09.30

Subjek : guru BK (RS)

Peneliti : Assalamu’alaikum wr wb

Peneliti : Saya mahasiwa Universitas Jambi, mau melaksanakan


wawancara tentang ketidakjujuran siswa kepada Bapak/ibu guru
BK.

Peneliti : Bagaimana tanggapan Bapak/ ibu mengenai siswa yang tidak


jujur kepada orangtua ?

Jawab : Tentunya sangat tidak menyetujui hal tersebut karena itu tidak
ssesuai dengan moral.Sebab jika tidak jujur sekali, maka akan
ada lagi ketidakjujuran lainnya untuk menutupinya..

Peneliti : Menurut Bapak/ ibu apa penyebab siswa tidak mau jujur kepada
orangtua ?

Jawab : Bisa karena mereka ingin menunjukkan bahwa mereka mampu,


terkadang juga hanya ingin ikut ikutan namun ada juga yang
tidak jujur untuk menghindari marah. Jadi semisal mereka jujur
mereka malah dapat kata-kata buruk. Nah karena kejujurannya
tidak di apresiasi, akhirnya mereka memilih untuk tidak jujur..
108

Peneliti : Apakah ada orangtua siswa yang mengadu ke sekolah terkait


perilaku tidak jujur siswa kepada orangtua ?

Jawab : Ada beberapa

Peneliti : Bagaimana sikap orangtua siswa ketika mengadu ke sekolah


terkait perilaku tidak jujur siswa kepada orangtua ?

Jawab : Sikapnya ya penuh rasa ingin tahu apakah anak mereka sudaah
lamaa seperti itu dan mengapa bisa terjadi hal demikian.

Peneliti : Seperti apakah orangtua ketika mendengar tentang penjelasan


Bapak/ibu terkait perilaku tidak jujur siswa kepada orangtua ?

Jawab : Macam macam. Ada yang biasa saja , ada yaang marah ada juga
yang mnerima dengan positif.

Peneliti : Lalu, upaya apa yang dilakukan orangtua siswa terkait perilaku
tidak jujur siswa kepada orangtua ?

Jawab : Biasanya mereka akan dipertemukan dengan anak dan sama


sama harus introspeksi diri.

PEDOMAN WAWANCARA
Hari/Tanggal : Rabu, 1 September 2021
Waktu :10.00
Subjek : Orangtua LD (Informan)

Peneliti : Assalamu’alaikum wr wb
Peneliti : Saya mahasiwa Universitas Jambi, mau melaksanakan wawancara
tentang persepsi siswa yang takut jujur kepada orangtua . Sejauh
ini bagaimana kedekatan dengan anak Bapak/Ibu ?
Jawab : cukup dekat
Peneliti : Apakah anak Bapak/Ibu selalu terbuka dengan orangtua nya ?
Jawab : Kadang mbak, dia lebih sering menyendiri
Peneliti : Sejauh mana anak Bapak/Ibu mengobrol tentang kesahariannya
dengan orangtua ?
Jawab : Kadang kadang
Peneliti : Apakah anak Bapak/Ibu sering mengakui kesalahan jika ada salah
dengan orangtua ?
Jawab : Kadang kadang juga mbak
109

Peneliti : Bagaimana tanggapan ibu/bapak ketika anak tidak mengakui


kesalahannya ?
Jawab : Marah sih mbak, tapi setelah itu dinasehati
Peneliti : Ketika berkomunikasi dengan anak, biasanya ibu/bapak
mendengarkan tidak keluh kesah yang anak rasakan ?
Jawab : Iya mbk. Tapi anaknya jarang mau cerita
Peneliti : Bagaimana tanggapan ibu/bapak ketika anak Bapak/Ibu memiliki
masalah di sekolah yang diketahui dari wali kelas atau guru
bidang studi di sekolahnya?
Jawabnya : Awalnya pasti marah mbak, tapi setelah itu kami berusaha
memahami
Peneliti : Apakah ibu/bapak menghukum anak ?
Jawab : Kadang kadang mbak
Peneliti : Ketika ada waktu luang, seberapa sering ibu/bapak mengajak anak
untuk mengobrol bersama ?
Jawab : Cukup sering, tapi anaknya banyak diam
Peneliti : Bagaimana sikap anak ketika mengobrol dengan ibu/bapak ?
Jawab : Ya itu tadi mbak, diam . sesekali saja menjawab.
Peneliti : Bagaimana ibu/bapak ketika mengetahui anak Bapak/Ibu
menyembunyikan masalahnya ?
Jawab : Biasanya dia jadi jarang keluar kamar kalau lagi ada masalah
Peneliti : Mengapa anak menyembunyikan masalahnya dari orangtua ?
Jawab : Takut mungkin mbak
Peneliti : Seberapa sering anak Bapak/Ibu ketahuan tidak jujur ?
Jawab : Tidak sering
Peneliti : Bagaimana sikap anak Bapak/Ibu ketika orangtua nya mengetahui
ketidakjujuran nya ?
Jawab : Takut mbak
Peneliti : Sering tidak ibu/bapak memarahi anak ketika tidak jujur ?
Jawab : Sering
Peneliti : Setelah dimarahi adakah perubahan sikap anakkepada ibu/bapak ?
Jawab : Ya jadi lebih diam saja gitu mbak
110

PEDOMAN WAWANCARA
Hari/Tanggal : Rabu, 1 September 2021
Waktu : 10.30
Subjek : Orangtua HM (Informan)

Peneliti : Assalamu’alaikum wr wb
Peneliti : Saya mahasiwa Universitas Jambi, mau melaksanakan wawancara
tentang persepsi siswa yang takut jujur kepada orangtua . Sejauh
ini bagaimana kedekatan dengan anak Bapak/Ibu ?
Jawab : Cukup dekat
Peneliti : Apakah anak Bapak/Ibu selalu terbuka dengan orangtua nya ?
Jawab : Terbuka mbak
Peneliti : Sejauh mana anak Bapak/Ibu mengobrol tentang kesahariannya
dengan orangtua ?
Jawab : Dia selalu menceritakan masalahnya ke kami
Peneliti : Apakah anak Bapak/Ibu sering mengakui kesalahan jika ada salah
dengan orangtua ?
Jawab : Kebanyakan iya mbak
Peneliti : Bagaimana tanggapan ibu/bapak ketika anak tidak mengakui
kesalahannya ?
Jawab : Kami nasehati mbak
Peneliti : Ketika berkomunikasi dengan anak, biasanya ibu/bapak
mendengarkan tidak keluh kesah yang anak rasakan ?
111

Jawab : Iya mbak selalu kami dengarkan setiap keluh kesahnya


Peneliti : Bagaimana tanggapan ibu/bapak ketika anak Bapak/Ibu memiliki
masalah di sekolah yang diketahui dari wali kelas atau guru
bidang studi di sekolahnya?
Jawabnya : Kami tanyakan ke HM, lalu ya kami beri tahu agar jujur jangan
disembunyikan
Peneliti : Apakah ibu/bapak menghukum anak ?
Jawab : Kadang mbak sesuai masalahnya. Kalau dia kebanyakan main
hape, saya sita dulu beberapa hari hapenya.
Peneliti : Ketika ada waktu luang, seberapa sering ibu/bapak mengajak anak
untuk mengobrol bersama ?
Jawab : Sering mbak, setiap ia pulang sekolah kami sellau sempatkan
ngobrol
Peneliti : Bagaimana sikap anak ketika mengobrol dengan ibu/bapak ?
Jawab : Ceria seperti biasanya
Peneliti : Bagaimana ibu/bapak ketika mengetahui anak Bapak/Ibu
menyembunyikan masalahnya ?
Jawab : Banyak diamnya biasa mbak
Peneliti : Mengapa anak menyembunyikan masalahnya dari orangtua ?
Jawab : Mungkin merasa takut kalau cerita nanti dimarahi
Peneliti : Seberapa sering anak Bapak/Ibu ketahuan tidak jujur ?
Jawab : Tidak sering
Peneliti : Bagaimana sikap anak Bapak/Ibu ketika orangtua nya mengetahui
ketidakjujuran nya ?
Jawab : Minta maaf biasanya mbak
Peneliti : Sering tidak ibu/bapak memarahi anak ketika tidak jujur ?
Jawab : Jarang mbak kami lebih sering membicarakan dengan kepala
dingin
Peneliti : Setelah dimarahi adakah perubahan sikap anakkepada ibu/bapak ?
Jawab : Kalau kami marah HM biasanya hanya diam.
112

PEDOMAN WAWANCARA

Hari/Tanggal : Rabu, 1 September 2021


Waktu :14.00 WIB
Subjek : Orangtua AT (Informan)

Peneliti : Assalamu’alaikum wr wb
Peneliti : Saya mahasiwa Universitas Jambi, mau melaksanakan wawancara
tentang persepsi siswa yang takut jujur kepada orangtua . Sejauh
ini bagaimana kedekatan dengan anak Bapak/Ibu ?
Jawab : Cukup dekat mbak kami sering berdiskusi malah
Peneliti : Apakah anak Bapak/Ibu selalu terbuka dengan orangtua nya ?
Jawab : Selalu sih tidak tapi kebanyakan dia cerita
Peneliti : Sejauh mana anak Bapak/Ibu mengobrol tentang kesahariannya
dengan orangtua ?
Jawab : Pulang sekolah biasanya dia menceritakan kejadian di sekolah
Peneliti : Apakah anak Bapak/Ibu sering mengakui kesalahan jika ada salah
dengan orangtua ?
Jawab : Iya cukup sering
Peneliti : Bagaimana tanggapan ibu/bapak ketika anak tidak mengakui
kesalahannya ?
Jawab : Marah mbak, tapi setelah reda ya saya minta maaf ke anak
Peneliti : Ketika berkomunikasi dengan anak, biasanya ibu/bapak
mendengarkan tidak keluh kesah yang anak rasakan ?
Jawab : Didengarkan mbak setiap keluh kesahnya
Peneliti : Bagaimana tanggapan ibu/bapak ketika anak Bapak/Ibu memiliki
masalah di sekolah yang diketahui dari wali kelas atau guru
bidang studi di sekolahnya?
Jawabnya : Bertanya dulu ke anak mbak ada apa masalahnya
Peneliti : Apakah ibu/bapak menghukum anak ?
Jawab : Kadang kadang mbak
Peneliti : Ketika ada waktu luang, seberapa sering ibu/bapak mengajak anak
untuk mengobrol bersama ?
Jawab : Setiap pulang sekolah atau pun lagi santai kita selalu mengobrol
Peneliti : Bagaimana sikap anak ketika mengobrol dengan ibu/bapak ?
Jawab : aktif kok mbak.
Peneliti : Bagaimana ibu/bapak ketika mengetahui anak Bapak/Ibu
menyembunyikan masalahnya ?
Jawab : Nah itu, dia nggak kelihatan kalau punya masalah mbak
Peneliti : Tidak sering
113

Peneliti : Bagaimana sikap anak Bapak/Ibu ketika orangtua nya mengetahui


ketidakjujuran nya ?
Jawab : Ya diam saja lalu minta maaf
Peneliti : Sering tidak ibu/bapak memarahi anak ketika tidak jujur ?
Jawab : Jarang mbak
Peneliti : Setelah dimarahi adakah perubahan sikap anakkepada ibu/bapak ?
Jawab : Biasanya dia diam saja
114

PEDOMAN WAWANCARA

Hari/Tanggal : Rabu, 1 September 2021


Waktu :14.00 WIB
Subjek : Orangtua KA (Informan)

Peneliti : Assalamu’alaikum wr wb, Saya mahasiwa Universitas Jambi, mau


melaksanakan wawancara tentang ketidakjujuran siswa kepada
orang tua. Sejauh ini bagaimana kedekatan dengan anak
Bapak/Ibu ?
Jawab : Samo saya dekat buk..
Peneliti : Apakah anak Bapak/Ibu selalu terbuka dengan orang tua nya ?
Jawab : cerito banyaklah ke saya, buk…
Peneliti : Sejauh mana anak Bapak/Ibu mengobrol tentang kesahariannya
dengan orangtua ?
Jawab : kalo samo saya dak segan KA mau curhat, atau ngobrol, KA samo
ayahnyo takuut
Peneliti : Apakah anak Bapak/Ibu sering mengakui kesalahan jika ada salah
dengan orang tua ?
Jawab : ndak jugo buk…
Peneliti : Bagaimana tanggapan ibu/bapak ketika anak tidak mengakui
kesalahannya ?
Jawab : Diberi tahu, buk..
Peneliti : Ketika berkomunikasi dengan anak, biasanya ibu/bapak
mendengarkan tidak keluh kesah yang anak rasakan ?
Jawab : didengarkan jugo buk..
Peneliti : Bagaimana tanggapan ibu/bapak ketika anak Bapak/Ibu memiliki
masalah di sekolah yang diketahui dari wali kelas atau guru
bidang studi di sekolahnya ?
Jawab : Saya marah buk namun beda dengan marah ayahnyo, ayahnyo..
tahu KA ni ditelpon gurunyo langsung emosi buuk
Peneliti : Setelah itu, bagaimana dengan menghukum anak ? apakah pernah
dilakukan hal tersebut ?
Jawab : Kadang-kadang iyo biak jero, payah disuruh bikin tugas, hampir
semua nilainyo kosong ntah apo yang dikerjoinyo buk, kadang
main dengan kawan nyo. Sering dak dengar orang tuo nyo buk.
115

Waktu SD pintar buk, rajin nian. Kemarin tugas nyo belum


dikumpulin, nah KA dak ngasih tau dak ado buku LKS
Peneliti : Hmm begitu ya buk, lalu ketika ada waktu luang, seberapa sering
ibu/bapak mengajak anak untuk mengobrol bersama ?
Jawab : Sering lah buk
Peneliti : Bagaimana sikap anak ketika mengobrol dengan ibu/bapak ?
Jawab : Ngobrol dengan saya nampaknyo baik-baik lah buk kalo ngobrol
dengan ayahnyo memang jarang kecuali ngobrolnyo samo-samo
Peneliti : Bagaimana ibu/bapak ketika mengetahui anak Bapak/Ibu
menyembunyikan masalahnya ?
Jawab : Ditanyo-tanyo in ke KA nyo, tapi kalo ayahnyo ni agak keras
Peneliti : Mengapa anak menyembunyikan masalahnya dari orang tua ?
Jawab : males disuruh bikin tugas, agek dilarang main hp, dimarah samo
ayahnyo.
Peneliti : Seberapa sering anak Bapak/Ibu ketahuan tidak jujur ?
Jawab : Lebih sering bohongi masalah tugas sekolah, ditanyo sudahh..
sudah katonyo eh taunyo dak ado dikerjoi, memang kendala kuota
jugo buk, ayahnyo jugo lagi dak kerjo sekarang, biso lah datang
ke sekolah si KA nii males bangun pagi-pagi keenakan libur
covid nii haa bukk..
Peneliti : Bagaimana sikap anak Bapak/Ibu ketika orang tua nya
mengetahui ketidakjujuran nya ?
Jawab : Samo saya KA ni masih tenang kalo ayahnyo tahu gelisah KA ini
bukk
Peneliti : Sering tidak ibu/bapak memarahi anak ketika tidak jujur ?
Jawab : Saya ndak sering sering marahi KA
Peneliti :Setelah dimarahi adakah perubahan sikap anak kepada ibu/bapak ?
Jawab : Adoo bukk..
116

PEDOMAN WAWANCARA

Hari/Tanggal : Rabu, 1 September 2021


Waktu :14.00 WIB
Subjek : Orangtua BR (Informan)

Peneliti : Assalamu’alaikum wr wb
Peneliti : Saya mahasiwa Universitas Jambi, mau melaksanakan wawancara
tentang ketidakjujuran siswa kepada orang tua. Sejauh ini
bagaimana kedekatan dengan anak Bapak/Ibu ?
Jawab : dengan BR dekat
Peneliti : Apakah anak Bapak/Ibu selalu terbuka dengan orang tua nya ?
Jawab : tidak selalu buk
Peneliti : Sejauh mana anak Bapak/Ibu mengobrol tentang kesahariannya
dengan orang tua ?
Jawab : Saya itu baru pindah lagi ke Jambi, kemarin di Bulian. Ya
ngobrolin keperluan sekolah, tugas-tugas, masalahnya dia
Peneliti : Apakah anak Bapak/Ibu sering mengakui kesalahan jika ada salah
dengan orang tua ?
Jawab : Saya lebih sering cari tahu sendiri, saya cek HP nya, tasnya
Peneliti : Bagaimana tanggapan ibu/bapak ketika anak tidak mengakui
kesalahannya ?
Jawab : Saya tegaskan ke BR, jangan sampai saya marah-marah baru
mengaku
Peneliti : Ketika berkomunikasi dengan anak, biasanya ibu/bapak
mendengarkan tidak keluh kesah yang anak rasakan ?
Jawab : Didengarkan buk..
Peneliti : Bagaimana tanggapan ibu/bapak ketika anak Bapak/Ibu memiliki
masalah di sekolah yang diketahui dari wali kelas atau guru
bidang studi di sekolahnya ?
Jawab : Sedih.. saya tanyain masalah apa yang kamu buat di sekolah
Peneliti : Setelah itu, bagaimana dengan menghukum anak ? apakah pernah
dilakukan hal tersebut ?
Jawab : Iyaa pernah…saya kasih dia hukuman untuk kebaikannya, kalo
gak nanti susah berubah buk.., udah berapa kali di chat guru nya
kan malu semua harus di ingatin udah SMP. Dihukum biar dia
takut supaya gak ulangin kesalahannya.
117

Peneliti : Ya bukk.., lalu ketika ada waktu luang, seberapa sering ibu/bapak
mengajak anak untuk mengobrol bersama ?
Jawab : Saya jarang untuk ngobrol terus di waktu luang, tapi tetap saya
pantau anaknya
Peneliti : Bagaimana sikap anak ketika mengobrol dengan ibu/bapak ?
Jawab : Walaupun saya tegas tapi BR kalo cerita sama saya nyaman,
anaknya manja juga ke saya, kalo saya keras baru dia gak deket-
deket dulu
Peneliti : Bagaimana ibu/bapak ketika mengetahui anak Bapak/Ibu
menyembunyikan masalahnya ?
Jawab : Saya cek dulu HP nya terus saya kasih ancaman, yang kemaren
tugas nya tidak di kirim ke guru, buk. Saya bilang masih mau
lanjut sekolah atau berhenti aja, kuotanya kok cepet abis tugasnya
gak dikirim ke guru
Peneliti : Mengapa anak menyembunyikan masalahnya dari orang tua ?
Jawab : Gamau orang tua nya tahu masalah
Peneliti : Seberapa sering anak Bapak/Ibu ketahuan tidak jujur ?
Jawab : Gak sering
Peneliti : Bagaimana sikap anak Bapak/Ibu ketika orang tua nya
mengetahui ketidakjujuran nya ?
Jawab : Ngindar buk
Peneliti : Sering tidak ibu/bapak memarahi anak ketika tidak jujur ?
Jawab : Gak juga buk
Peneliti :Setelah dimarahi adakah perubahan sikap anak kepada ibu/bapak ?
Jawab :Yaa ada buk.
118

PEDOMAN WAWANCARA

Hari/Tanggal : Rabu, 1 September 2021


Waktu :14.00 WIB
Subjek : Orangtua MS (Informan)

Peneliti : Assalamu’alaikum wr wb, Saya mahasiwa Universitas Jambi, mau


melaksanakan wawancara tentang ketidakjujuran siswa kepada
orang tua. Sejauh ini bagaimana kedekatan dengan anak
Bapak/Ibu ?
Jawab : Wa’alaikumussalam buk. Alhamdulillah dekat
Peneliti : Apakah anak Bapak/Ibu selalu terbuka dengan orang tua nya ?
Jawab : Tergantung buk, terbuka pun dak sepenuhnyo, kadang
ngomongnyo nunguu ditanyo dulu
Peneliti : Sejauh mana anak Bapak/Ibu mengobrol tentang kesahariannya
dengan orang tua ?
Jawab : Kalau lagi di rumah samo kalau lagi waktu luang terus kumpul
liat TV terus yo..bahas tentang sekolahnyo gitu, dimulai kegiatan
sekolah, ado keperluan tambahan apo yang harus disiapin orang
tuo
Peneliti : Apakah anak Bapak/Ibu sering mengakui kesalahan jika ada salah
dengan orang tua ?
Jawab : Pernah dak ngaku, tugas sekolahnyo belum dibuat, taunyo dari
guru, alhamdulillah masih dikasih waktu untuk mengumpulkan
tugas
Peneliti : Bagaimana tanggapan ibu/bapak ketika anak tidak mengakui
kesalahannya ?
Jawab : Jadi rada emosi bae sih
Peneliti : Ketika berkomunikasi dengan anak, biasanya ibu/bapak
mendengarkan tidak keluh kesah yang anak rasakan ?
Jawab : Didengarin buk
Peneliti : Lalu, bagaimana tanggapan ibu/bapak ketika anak Bapak/Ibu
memiliki masalah di sekolah yang diketahui dari wali kelas atau
guru bidang studi di sekolahnya ?
Jawab : Kaget buk, kemarin kan ado ke sekolah menyelesaikan
masalahnyo
Peneliti : Setelah itu, bagaimana dengan menghukum anak ? apakah pernah
dilakukan hal tersebut ?
Jawab : Menghukum dak pernah, buk. Saya kasih nasehat
119

Peneliti : Ya bukk.., lalu ketika ada waktu luang, seberapa sering ibu/bapak
mengajak anak untuk mengobrol bersama ?
Jawab : Tiap saya di rumah seringnyo ngobrol, soalnyo saya jualan dak di
rumah buk
Peneliti : Bagaimana sikap anak ketika mengobrol dengan ibu/bapak ?
Jawab : Takut kalo diajak ngobrol, tapi samo mama nyo dak kek ngobrol
dengan saya
Peneliti : Bagaimana ibu/bapak ketika mengetahui anak Bapak/Ibu
menyembunyikan masalahnya ?
Jawab : Kalo keliatan nyembunyiin sesuatu, ditanyo buk
Peneliti : Terus, Mengapa anak menyembunyikan masalahnya dari orang
tua?
Jawab : Mungkin dak nyaman ngasih tau saya, ado masalah jugo saya tau
dari mamanyo
Peneliti : Seberapa sering anak Bapak/Ibu ketahuan tidak jujur ?
Jawab : Dak sering
Peneliti : Bagaimana sikap anak Bapak/Ibu ketika orang tua nya
mengetahui ketidakjujuran nya ?
Jawab : Diam terus diajak ngobrol takut
Peneliti : Sering tidak ibu/bapak memarahi anak ketika tidak jujur ?
Jawab : Adolah marahnyo
Peneliti : Setelah dimarahi adakah perubahan sikap anak kepada ibu/bapak?
Jawab : Lebih banyak diam
120

PEDOMAN WAWANCARA

Hari/Tanggal :Rabu, 1 September 2021


Waktu :11.00
Subjek : LD

Peneliti : Assalamu’alaikum
Peneliti : Bagaimana kabarnya hari ini ?
Peneliti : Hari ini ada tugas sekolah yang belum diselesaikan ?
Jawab : Tidak ada
Peneliti : Gimana kegiatan selama sekolah di masa pandemi ?
Jawab : Baik dan lancar bu
Peneliti : Jadi hari ini ibu mau nanya ke kamu tentang ketidakjujuran
kepada orangtua ?
Jawab : Baik bu
Peneliti : Dalam keseharian kamu selalu cerita tentang masalah kamu
dengan siapa ceritanya ?
Jawab : Orangtua dan teman bu
Peneliti : Sejauh mana kamu ceritain masalah kamu dengan orangtua ?
Jawab : Saya ksdsng-ksdsng cerits tentsng kegistsn dekolsh
Peneliti : Bagaimana tanggapan orangtua ketika kamu memiliki masalah di
sekolah yang diketahui orangtua kamu dari wali kelas atau guru
bidang studi di sekolah ?
Jawab : Kalau masalahnya besar ya mereka marah
Peneliti : Apakah orangtua menghukum ?
Jawab : Kadang Kadang
Peneliti : Ketika ada waktu luang, seberapa sering orangtua mengajak
untuk ngobrol bersama ?
Jawab : Kadang,bu
Peneliti : Bagaimana sikap kamu ketika jujur dengan orangtua ?
Jawab : Agak takut
Peneliti : Pernah tidak jujur dengan orangtua ?
Jawab : Pernah
Peneliti : Bagaimana orangtua ketika mengetahui kamu menyembunyikan
masalah ?
Jawab : Ya marah bu
Peneliti : Mengapa kamu menyembunyikan masalah dari orangtua ?
Jawab : Takut menegecewajan mereka
121

Peneliti : Seberapa sering ketahuan tidak jujur ?


Jawab : Kadang bu
Peneliti : Mengapa kamu memilih untuk tidak jujur dengan orangtua ?
Jawab : Saya takut disalahkan dan dimarahi
Peneliti : Sering tidak orangtua memarahi setiap kali tidak jujur ?
Jwab : Kadang bu, tapi kalau udah marah saya takut
Peneliti : Setelah dimarahi adakah rasa takut untuk jujur kepada orangtua
walaupun itu sesuatu yang harusnya diomongin dengan
orangtua ?
Jawab : Iya bu jadi takut
122

PEDOMAN WAWANCARA

Hari/Tanggal :Rabu, 1 September 2021


Waktu :12.00
Subjek : HM

Peneliti : Assalamu’alaikum
Peneliti : Bagaimana kabarnya hari ini ?
Jawab : Baik bu
Peneliti : Hari ini ada tugas sekolah yang belum diselesaikan ?
Jawab : Tidak ada bu
Peneliti : Gimana kegiatan selama sekolah di masa pandemi ?
Jawab : Lancar bu
Peneliti : Jadi hari ini ibu mau nanya ke kamu tentang ketidakjujuran
kepada orangtua ?
Jawab : Baik bu
Peneliti : Dalam keseharian kamu selalu cerita tentang masalah kamu
dengan siapa ceritanya ?
Jawab : Orangtua bu
Peneliti : Sejauh mana kamu ceritain masalah kamu dengan orangtua ?
Jawab : Semuanya bu saya cerita
Peneliti : Bagaimana tanggapan orangtua ketika kamu memiliki masalah di
sekolah yang diketahui orangtua kamu dari wali kelas atau guru
bidang studi di sekolah ?
Jawab : Dinasehati biasanya
Peneliti : Apakah orangtua menghukum ?
Jawab : Kadang bu, lihat masalahnya apa dulu
Peneliti : Ketika ada waktu luang, seberapa sering orangtua mengajak
untuk ngobrol bersama ?
Jawab : Lumayan sering
Peneliti : Bagaimana sikap kamu ketika jujur dengan orangtua ?
Jawab : Sedikit takut
Peneliti : Pernah tidak jujur dengan orangtua ?
Jawab : Pernah sih bu
Peneliti : Bagaimana orangtua ketika mengetahui kamu menyembunyikan
masalah ?
Jawab : Dinasehati aja bu, dikasih pengertian
Peneliti : Mengapa kamu menyembunyikan masalah dari orangtua ?
123

Jawab : Nggak disembunyikan sih bu, tapi nunggu mereka lagi santai baru
cerita
Peneliti : Seberapa sering ketahuan tidak jujur ?
Jawab : Kadang bu
Peneliti : Mengapa kamu memilih untuk tidak jujur dengan orangtua ?
Jawab : Ya itu tadi hu, nunggu ortu santai aja biar mereka nggak ikutan
panik
Peneliti : Sering tidak orangtua memarahi setiap kali tidak jujur ?
Jwab : Lebih banyak nasehat sih bu, tapi adalah marahnya juga
Peneliti : Setelah dimarahi adakah rasa takut untuk jujur kepada orangtua
walaupun itu sesuatu yang harusnya diomongin dengan
orangtua ?
Jawab : Iya takut juga sih bu
124

PEDOMAN WAWANCARA

Hari/Tanggal :Rabu, 1 September 2021


Waktu :13.00
Subjek : AT

Peneliti : Assalamu’alaikum
Peneliti : Bagaimana kabarnya hari ini ?
Jawab : Alhamdulilah baik bu
Peneliti : Hari ini ada tugas sekolah yang belum diselesaikan ?
Jawab : Tidak ada bu, sudah semua
Peneliti : Gimana kegiatan selama sekolah di masa pandemi ?
Jawab : Alhamdulilah berjalan lancar bu
Peneliti : Jadi hari ini ibu mau nanya ke kamu tentang ketidakjujuran kepada
orangtua ?
Jawab : Baik bu
Peneliti : Dalam keseharian kamu selalu cerita tentang masalah kamu dengan
siapa ceritanya ?
Jawab : Nenek bu, kadang ortu
Peneliti : Sejauh mana kamu ceritain masalah kamu dengan orangtua ?
Jawab : Ya biasanya semuanya
Peneliti : Bagaimana tanggapan orangtua ketika kamu memiliki masalah di
sekolah yang diketahui orangtua kamu dari wali kelas atau guru
bidang studi di sekolah ?
Jawab : Kadang sih marah baru dinasehati
Peneliti : Apakah orangtua menghukum ?
Jawab : Kadang bu
Peneliti : Ketika ada waktu luang, seberapa sering orangtua mengajak untuk
ngobrol bersama ?
Jawab : Setiap jam makan dan pas noton sambil ngobrol bu
Peneliti : Bagaimana sikap kamu ketika jujur dengan orangtua ?
Jawab : Agak takut
Peneliti : Pernah tidak jujur dengan orangtua ?
Jawab : Pernah
Peneliti : Bagaimana orangtua ketika mengetahui kamu menyembunyikan
masalah ?
Jawab : Awalnya marah lalu dinasehati
Peneliti : Mengapa kamu menyembunyikan masalah dari orangtua ?
Jawab : Takut disalahin bu
125

Peneliti : Seberapa sering ketahuan tidak jujur ?


Jawab : Jarang bu
Peneliti : Mengapa kamu memilih untuk tidak jujur dengan orangtua ?
Jawab : Ya takut aja gitu bu
Peneliti : Sering tidak orangtua memarahi setiap kali tidak jujur ?
Jwab : Kadang bu
Peneliti : Setelah dimarahi adakah rasa takut untuk jujur kepada orangtua
walaupun itu sesuatu yang harusnya diomongin dengan orangtua ?
Jawab : Iya bu ada rasa takut
126

PEDOMAN WAWANCARA

Hari/Tanggal :Sabtu, 4 September 2021


Waktu :10.00
Subjek : KA

Peneliti : Assalamu’alaikum
Peneliti : Bagaimana kabarnya hari ini ?
Peneliti : Hari ini ada tugas sekolah yang belum diselesaikan ?
Jawab : Tidak ada, bu
Peneliti : Gimana kegiatan selama sekolah di masa pandemi ?
Jawab : Seperti biasa bu
Peneliti : Jadi hari ini ibu mau nanya ke kamu tentang ketidakjujuran
kepada orangtua ?
Jawab : Iya bu
Peneliti : Dalam keseharian kamu selalu cerita tentang masalah kamu
dengan siapa ceritanya ?
Jawab : Teman bu
Peneliti : Sejauh mana kamu ceritain masalah kamu dengan orangtua ?
Jawab : Kadang kadang bu, kalau cerita malah kena marah
Peneliti : Bagaimana tanggapan orangtua ketika kamu memiliki masalah di
sekolah yang diketahui orangtua kamu dari wali kelas atau guru
bidang studi di sekolah ?
Jawab : Marah bu, apalagi ayah saya
Peneliti : Apakah orangtua menghukum ?
Jawab : Iya bu, setelah marah biasanya menghukum
Peneliti : Ketika ada waktu luang, seberapa sering orangtua mengajak
untuk ngobrol bersama ?
Jawab : Jarang bu
Peneliti : Bagaimana sikap kamu ketika jujur dengan orangtua ?
Jawab : Takut dimarahi
Peneliti : Pernah tidak jujur dengan orangtua ?
Jawab : Pernah
Peneliti : Bagaimana orangtua ketika mengetahui kamu menyembunyikan
masalah ?
Jawab : Ayah saya marah bu
Peneliti : Mengapa kamu menyembunyikan masalah dari orangtua ?
Jawab : Takut dimarahi bu, soalnya ayah saya kalau marah menakutkan
Peneliti : Seberapa sering ketahuan tidak jujur ?
127

Jawab : Jarang sih bu tidak jujur, tapi kalau sekali ketahuan diarahi habis
habisan
Peneliti : Mengapa kamu memilih untuk tidak jujur dengan orangtua ?
Jawab : Saya takut dimarahi
Peneliti : Sering tidak orangtua memarahi setiap kali tidak jujur ?
Jwab : Pasti dimarahi bu
Peneliti : Setelah dimarahi adakah rasa takut untuk jujur kepada orangtua
walaupun itu sesuatu yang harusnya diomongin dengan
orangtua ?
Jawab : Saya tidak mau lagi ngomong jujur bu. Takut.dimarahi
128

PEDOMAN WAWANCARA

Hari/Tanggal :Sabtu, 4 September 2021


Waktu :10.30
Subjek : BR

Peneliti : Assalamu’alaikum
Peneliti : Bagaimana kabarnya hari ini ?
Peneliti : Hari ini ada tugas sekolah yang belum diselesaikan ?
Jawab : Sudah selesai semua bu
Peneliti : Gimana kegiatan selama sekolah di masa pandemi ?
Jawab : Baik baik saja bu
Peneliti : Jadi hari ini ibu mau nanya ke kamu tentang ketidakjujuran
kepada orangtua ?
Jawab : Iya bu
Peneliti : Dalam keseharian kamu selalu cerita tentang masalah kamu
dengan siapa ceritanya ?
Jawab : Orangtua bu
Peneliti : Sejauh mana kamu ceritain masalah kamu dengan orangtua ?
Jawab : Kalau suasana hati orangtua lagi enak sih bu
Peneliti : Bagaimana tanggapan orangtua ketika kamu memiliki masalah di
sekolah yang diketahui orangtua kamu dari wali kelas atau guru
bidang studi di sekolah ?
Jawab : Marah besar lah bu
Peneliti : Apakah orangtua menghukum ?
Jawab : Pastilah bu mereka akan menghukum saya
Peneliti : Ketika ada waktu luang, seberapa sering orangtua mengajak
untuk ngobrol bersama ?
Jawab : Jarang jarang bu
Peneliti : Bagaimana sikap kamu ketika jujur dengan orangtua ?
Jawab : Takut bu. Kalau jujur malah dimarahi
Peneliti : Pernah tidak jujur dengan orangtua ?
Jawab : Pernah
Peneliti : Bagaimana orangtua ketika mengetahui kamu menyembunyikan
masalah ?
Jawab : Marah besar bu apalagi ayah saya temperamen
Peneliti : Mengapa kamu menyembunyikan masalah dari orangtua ?
Jawab : Takut kalau ketahuan lalu dimarahi
Peneliti : Seberapa sering ketahuan tidak jujur ?
129

Jawab : Jarang jarang juga bu bohongnya


Peneliti : Mengapa kamu memilih untuk tidak jujur dengan orangtua ?
Jawab : Daripada dimarahi bu, saya takut
Peneliti : Sering tidak orangtua memarahi setiap kali tidak jujur ?
Jwab : Sering bu
Peneliti : Setelah dimarahi adakah rasa takut untuk jujur kepada orangtua
walaupun itu sesuatu yang harusnya diomongin dengan
orangtua ?
Jawab : Iya bu jadi tidak berani lagi mau ngomong atau mengadu
130

PEDOMAN WAWANCARA

Hari/Tanggal :Sabtu, 4 September 2021


Waktu :11.00
Subjek : MS

Peneliti : Assalamu’alaikum
Peneliti : Bagaimana kabarnya hari ini ?
Peneliti : Hari ini ada tugas sekolah yang belum diselesaikan ?
Jawab : tidak ada, bu. Sudah semua.
Peneliti : Gimana kegiatan selama sekolah di masa pandemi ?
Jawab : Alhamsulilah lancar bu
Peneliti : Jadi hari ini ibu mau nanya ke kamu tentang ketidakjujuran
kepada orangtua ?
Jawab : boleh bu
Peneliti : Dalam keseharian kamu selalu cerita tentang masalah kamu
dengan siapa ceritanya ?
Jawab : teman bu
Peneliti : Sejauh mana kamu ceritain masalah kamu dengan orangtua ?
Jawab : Jarang sih bu, mereka sibuk
Peneliti : Bagaimana tanggapan orangtua ketika kamu memiliki masalah di
sekolah yang diketahui orangtua kamu dari wali kelas atau guru
bidang studi di sekolah ?
Jawab : marah ke saya bu
Peneliti : Apakah orangtua menghukum ?
Jawab : iya bu
Peneliti : Ketika ada waktu luang, seberapa sering orangtua mengajak
untuk ngobrol bersama ?
Jawab : tidak ada bu
Peneliti : Bagaimana sikap kamu ketika jujur dengan orangtua ?
Jawab : takut takut
Peneliti : Pernah tidak jujur dengan orangtua ?
Jawab : pernah
Peneliti : Bagaimana orangtua ketika mengetahui kamu menyembunyikan
masalah ?
Jawab : ya dimarahilah bu
Peneliti : Mengapa kamu menyembunyikan masalah dari orangtua ?
Jawab : saya malas dimarahi bu
131

Peneliti : Seberapa sering ketahuan tidak jujur ?


Jawab : Kadang - kadang
Peneliti : Mengapa kamu memilih untuk tidak jujur dengan orangtua ?
Jawab : Ya mau jujur atau tidak mereka juga kadang tidak peduli kok bu
Peneliti : Sering tidak orangtua memarahi setiap kali tidak jujur ?
Jwab : Lumayanlah bu
Peneliti : Setelah dimarahi adakah rasa takut untuk jujur kepada orangtua
walaupun itu sesuatu yang harusnya diomongin dengan
orangtua ?
Jawab : Iya bu jadi takut
132

Kisi-Kisi Wawancara Partisipan

Variabel Indikator Sub Indikator Item Jumlah


Pertanyaan Pertanyaan
Ketidakjujuran Faktor 1. Tidak Jujur 1-2 2
Siswa Kepada Ketidakjujuran Untuk Melihat
Orang Tua Siswa Kepada Reaksi Orang
Orang Tua Tua
2. Tidak Jujur 3-4 2
Untuk
Meningkatkan
Rasa Percaya
Diri
3. Menutupi 5-6 2
Perbuatan
4. Meniru 7-8 2
Orang yang
Disekitarnya
5. Menghindari 9-10 2
Hukuman
6. Melupakan 11-13 3
Sesuatu yang
Tidak
Menyenangkan
133

Kisi-Kisi Wawacara Informan (Orang Tua)

Variabel Indikator Sub Indikator Item Jumlah

Pertanyaan Pertanyaan

Ketidakjujuran Faktor 1. Tidak Jujur 1-4 4


Siswa Kepada Ketidakjujuran Untuk Melihat
Orang Tua Siswa Kepada Reaksi Orang
Orang Tua Tua
2. Tidak Jujur 4-5 2
Untuk
Meningkatkan
Rasa Percaya
Diri
3. Menutupi 5-7 3
Perbuatan
4. Meniru 7-9 3
Orang yang
Disekitarnya
5. Menghindari 10-13 3
Hukuman
6. Melupakan 14-16 3
Sesuatu yang
Tidak
Menyenangkan
134

Kisi-Kisi Wawancara Informan (guru BK)

Variabel Indikator Sub Indikator Item Jumlah


Pertanyaan Pertanyaan
Ketidakjujuran Faktor 1. Tidak Jujur 1 1
Siswa Kepada Ketidakjujuran Untuk Melihat
Orang Tua Siswa Kepada Reaksi Orang
Orang Tua Tua
2. Tidak Jujur 2 1
Untuk
Meningkatkan
Rasa Percaya
Diri
3. Menutupi 3 1
Perbuatan
4. Meniru 4 1
Orang yang
Disekitarnya
5. Menghindari 5 1
Hukuman
6. Melupakan 6 1
Sesuatu yang
Tidak
Menyenangkan
135

Lembar Observasi

Nama : LD

Tanggal : 18 Oktober 2021

Berdasarkan observasi yang dilakukan, orang tua nya LD dipanggil karena

ia menggunakan HP disaat tidak boleh menggunakan HP dan tidak

mengumpulkan tugas serta tidak berkata jujur tentang tugasnya. Alih-alih, pihak

sekolah merasa lebih solutif untuk memanggil orang tuanya. Namun, setelah

hampir dua minggu tidak ada juga kabar dari orang tua LD. Saat di wawancarai

LD tampak takut bilang ke orang tuanya kalau akan diwawancarai oleh

Mahasiswa Bimbingan dan Konseling.


136

Lembar Observasi

Nama : LD

Tanggal : 25 Oktober 2021

Berdasarkan observasi yang dilakukan, LD terlihat jarang mengobrol

dengan orang tuanya. LD juga sibuk dengan HP nya walaupun lagi bersama orang

tuanya. Namun tetap mendengarkan perkataan orang tuanya jika disuruh. LD

tampak pendiam saat bersama orang tuanya. LD saat di rumah juga kelihatan lebih

ceria duduk di teras bersama teman-temannya.


137

Lembar Observasi

Nama : HM

Tanggal : 18 Oktober 2021

Berdasarkan observasi dalam kasus HM ia tidak berkata bohong kepada

orang tua nya, hanya saja ia mengatakan ke orang tua nya terlambat tentang

panggilan orang tua untuk datang ke sekolah, sehingga orang tua nya pun datang

ke sekolah seminggu setelah diberi tahu. HM juga memperlihatkan tugas sekolah

yang belum diselesaikannya.


138

Lembar Observasi

Nama : HM

Tanggal : 25 Oktober 2021

HM kelihatan santai saat ditanyakan mengenai sikap orang tuanya saat

mengetahui HM nilainya banyak yang kosong. HM mendengarkan saat orang

tuanya menyuruh untuk segera mengerjakan tugas dan orang tuanya juga seperti

akrab dengan HM. Lalu, HM juga terlihat memperhatikan orang tuanya marah

atau tidak jika dia mau main game dulu baru bikin tugasnya. Orang tuanya

memberitahu HM jika belajar dengan baik maka akan mudah untuk mencapai

cita-cita. HM mendengarkan dan menyiapkan diri untuk belajar, HM terlihat tidak

mau dimarahi maka segera melakukan apa yang dibicarakan orang tuanya.
139

Lembar Observasi

Nama : AT

Tanggal : 18 Oktober 2021

Berdasarkan observasi, ia dipanggil ke ruang BK karena orang tua nya

menemukan surat pernyataan untuk segera mengumpulkan tugas dan harus

diketahui orang tua, surat pernyataan ada di kamar AT, namun tidak diberikan

kepada orang tua. Surat itu akibat ia sering tidak membuat tugas sekolah hampir

setiap bidang studi. Ia tahu ia salah, maka dari itu ia takut untuk jujur. AT

awalnya tidak mau memberitahu alasan AT tidak memberitahu orang tuanya

tentang permasalahannya padahal harus diketahui oleh orang tua, AT diam

sejenak, lalu mengatakan alasannya. Terlihat AT memikirkan aman atau tidaknya

jika mengatakan alasannya.


140

Lembar Observasi

Nama : AT

Tanggal : 26 Oktober 2021

Berdasarkan observasi, AT mendengarkan hal yang disampaikan orang

tuanya mengenai diri AT, AT terlihat seperti tidak ada masalah dihadapan orang

tuanya. AT tidak mau jika bapaknya mendengarkan keluhan AT.


141

Lembar Observasi

Nama : KA

Tanggal : 19 Oktober 2021

Berdasarkan observasi, KA adalah anak perempuan ke 2 dari tiga

bersaudara, saat diwawancarai KA terlihat mengungkapkan curahan hatinya. KA

tidak terlihat pendiam, kelihatan santai. KA berbohong bahwa tugasnya sudah

selesai, tetapi gurunya bilang belum.


142

Lembar Observasi

Nama : KA

Tanggal : 27 Oktober 2021

Di rumah KA lebih diam karena ada orang tuanya, berbeda dengan saat

wawancara di sekolah, KA lebih santai dan tidak kaku. KA diam saja dan seperti

takut mengatakan sesuatu, KA juga tidak berani duduk di sebelah orang tuanya.

KA pergi ke dapur dan membuat teh manis setelah itu masuk ke kamar.
143

Lembar Observasi

Nama : BR

Tanggal : 19 Oktober 2021

Berdasarkan observasi, BR dipanggil ke BK juga karena kasus

ketidakjujuran kepada orang tua. Orang tua nya tidak mengetahui bahwa BR tidak

mengerjakan tugasnya padahal sudah di peringati oleh guru nya, BR seperti tidak

siap jika orang tua nya harus datang ke sekolah karena permasalahannya.
144

Lembar Observasi

Nama : BR

Tanggal : 27 Oktober 2021

Berdasarkan observasi, BR takut jika orang tua nya diwawancari, BR

duduk di depan teras rumahnya, BR gelisah dan berkeringat.


145

Lembar Observasi

Nama : MS

Tanggal : 19 Oktober 2021

Dari hasil observasi MS terlihat tidak begitu akrab dengan ayahnya dan

sering bersama ibunya, MS juga terlihat saat di rumah membantu ibunya

mengasuh adiknya lalu masuk ke dalam kamar jika sudah membantu ibunya.
146

Lembar Observasi

Nama : MS

Tanggal : 28 Oktober 2021

Dari hasil observasi, MS bersiap-siap pulang sendiri ke rumah, MS saat

diwawancara matanya tidak fokus, MS juga gelisah ketika ditanya tentang orang

tua.
147

PEDOMAN WAWANCARA

Pertanyaan Wawancara Partisipan/Informan

1. Dalam keseharian kamu selalu Partisipan


cerita tentang masalah kamu itu
dengan siapa ceritanya ?
2. Sejauh mana kamu ceritain
masalah kamu dengan orang
tua ?
3. Bagaimana tanggapan orang tua
ketika kamu memiliki masalah
di sekolah yang diketahui orang
tua kamu dari wali kelas atau
guru bidang studi di sekolah ?
4. Apakah orang tua menghukum ?
5. Ketika ada waktu luang,
seberapa sering orang tua
mengajak untuk ngobrol
bersama ?
6. Bagaimana sikap kamu ketika
jujur dengan orang tua ?
7. Pernah tidak jujur dengan orang
tua ?
8. Bagaimana orang tua ketika
mengetahui kamu
menyembunyikan masalah ?
9. Mengapa kamu
menyembunyikan masalah dari
orang tua ?
10. Seberapa sering ketahuan tidak
148

jujur ?
11. mengapa kamu memilih untuk
tidak jujur dengan orang tua ?
12. Seberapa sering orang tua
memarahi setiap kali tidak
jujur ?
13. Setelah dimarahi apakah rasa
takut untuk jujur kepada orang
tua membuat kamu akan tidak
jujur, walaupun itu sesuatu yang
harusnya diomongin dengan
orang tua ?

PEDOMAN WAWANCARA
149

Pertanyaan Partisipan/Informan
1. Bagaimana tanggapan Bapak/ Informan SS dan RS
ibu mengenai siswa yang tidak
jujur kepada orangtua ?
2. Menurut Bapak/ ibu apa
penyebab siswa tidak mau jujur
kepada orangtua ?
3. Apakah ada orang tua siswa
yang mengadu ke sekolah
terkait perilaku tidak jujur siswa
kepada orang tua ?
4. Bagaimana sikap orang tua
siswa ketika mengadu ke
sekolah terkait perilaku tidak
jujur siswa kepada orang tua ?
5. Seperti apakah orangtua ketika
mendengar tentang penjelasan
Bapak/ibu terkait perilaku tidak
jujur siswa kepada orang tua ?
6. Lalu, upaya apa yang dilakukan
orang tua siswa terkait perilaku
tidak jujur siswa kepada orang
tua ?

PEDOMAN WAWANCARA
150

Pertanyaan Partisipan/Informan
1. Sejauh ini bagaimana kedekatan Informan (Orang Tua Partisipan)
dengan anak Bapak/Ibu ?
2. Apakah anak Bapak/Ibu selalu
terbuka dengan orang tua nya ?
3. Sejauh mana anak Bapak/Ibu
mengobrol tentang
kesahariannya dengan
orangtua ?
4. Apakah anak Bapak/Ibu sering
mengakui kesalahan jika ada
salah dengan orangtua ?
5. Bagaimana tanggapan ibu/bapak
ketika anak tidak mengakui
kesalahannya ?
6. Ketika berkomunikasi dengan
anak, biasanya ibu/bapak
mendengarkan tidak keluh kesah
yang anak rasakan ?
7. Bagaimana tanggapan ibu/bapak
ketika anak Bapak/Ibu memiliki
masalah di sekolah yang
diketahui dari wali kelas atau
guru bidang studi di
sekolahnya ?
8. Setelah itu, bagaimana dengan
menghukum anak ? apakah
pernah dilakukan hal tersebut ?
9. Ketika ada waktu luang,
seberapa sering ibu/bapak
151

mengajak anak untuk mengobrol


bersama ?
10. Bagaimana sikap anak ketika
mengobrol dengan ibu/bapak ?
11. Bagaimana ibu/bapak ketika
mengetahui anak Bapak/Ibu
menyembunyikan masalahnya ?
12. Mengapa anak
menyembunyikan masalahnya
dari orangtua ?
13. Seberapa sering anak Bapak/Ibu
ketahuan tidak jujur ?
14. Bagaimana sikap anak
Bapak/Ibu ketika orang tua nya
mengetahui ketidakjujuran nya ?
15. Sering tidak ibu/bapak
memarahi anak ketika tidak jujur
?
16. Setelah dimarahi, bagaimana
perubahan sikap anak kepada
ibu/bapak ?

VERBATIM

Nama : LD
152

Topik Pembahasan : Ketidakjujuran Kepada Orang tua

Tanggal : 18 Oktober 2021

Peneliti Assalamu’alaikum
LD Wa’alaikumussalam, buk
Peneliti Bagaimana kabarnya hari ini ?
LD Baik, buk
Peneliti Hari ini ada tugas sekolah yang belum diselesaikan ?
LD Dak ado buk
Peneliti Gimana kegiatan selama sekolah di masa pandemi ?
LD Lancarlah, buk
Peneliti Jadi hari ini ibu mau nanya ke kamu tentang ketidakjujuran
kepada orang tua ?
LD Baik buk…
Peneliti Dalam keseharian kamu selalu cerita tentang masalah kamu itu
dengan siapa ceritanya ?
LD Teman buk
Peneliti Sejauh mana kamu ceritain masalah kamu dengan orangtua ?
LD kami kadang-kadang ceritoin tentang kepentingan sekolah apo
bae
Peneliti Bagaimana tanggapan orang tua ketika kamu memiliki
masalah di sekolah yang diketahui orang tua kamu dari wali
kelas atau guru bidang studi di sekolah ?
LD Kalau masalahnyo besar yo agek ditanyo-tanyoin
Peneliti Apakah orang tua menghukum ?
LD Kadang-kadang iyo buk
Peneliti Ketika ada waktu luang, seberapa sering orang tua mengajak
untuk ngobrol bersama ?
LD Kadang-kadang jugo buk
Peneliti Bagaimana sikap kamu ketika jujur dengan orang tua ?
153

LD Agak takut, cemas


Peneliti Pernah tidak jujur dengan orang tua ?
LD Pernah, buk…
Peneliti Bagaimana orang tua ketika mengetahui kamu
menyembunyikan masalah ?
LD Pasti marah
Peneliti Mengapa kamu menyembunyikan masalah dari orang tua ?
LD Agek langsung disalah-salahin bukk
Peneliti Seberapa sering ketahuan tidak jujur ?
LD kadang buk
Peneliti Mengapa kamu memilih untuk tidak jujur dengan orang tua ?
LD Saya takut disalahkan dan dimarahi
Peneliti Seberapa sering orang tua memarahi setiap kali tidak jujur ?
LD Kadang buk, tapi kalau udah marah saya takut
Peneliti Setelah dimarahi apakah rasa takut untuk jujur kepada orang
tua membuat kamu akan tidak jujur, walaupun itu sesuatu
yang harusnya diomongin dengan orangtua ?
LD iyo buk

VERBATIM

Nama : HM
154

Topik Pembahasan : Ketidakjujuran Kepada Orang Tua

Tanggal : 18 Oktober 2021

Peneliti Assalamu’alaikum, Bagaimana kabarnya hari ini ?


HM Baik buk
Peneliti Hari ini ada tugas sekolah yang belum diselesaikan ?
HM Sudah, buk
Peneliti Gimana kegiatan selama sekolah ?
HM Kegiatan udah mulai banyak
Peneliti Jadi hari ini ibu mau nanya ke kamu tentang ketidakjujuran
kepada orang tua ?
HM Oh, oke buk. Dak masuk daftar nilai kan, buk ?
Peneliti Enggak, ibu ini kuliah di Universitas Jambi jurusan Bimbingan
dan Konseling, untuk penelitian skripsi ibu, hari ini ibu mau
nanya-nanya kamu, dalam keseharian kamu selalu cerita
tentang masalah kamu dengan siapa ceritanya ?
HM Hmm.. samo orang tuo atau teman
Peneliti Sejauh mana kamu ceritain masalah kamu dengan orang tua ?
HM Kami ceritoin tapi adolah yang idak
Peneliti Bagaimana tanggapan orang tua ketika kamu memiliki
masalah di sekolah yang diketahui orang tua kamu dari wali
kelas atau guru bidang studi di sekolah ?
HM Dinasehati biasanyo dikasih tahu kalo guru di sekolah tadi
nelpon
Peneliti Apakah orang tua menghukum ?
HM Kadang bu, tergantung kesalahan kami
Peneliti Ketika ada waktu luang, seberapa sering orang tua mengajak
untuk ngobrol bersama ?
HM Lumayan sering
Peneliti Bagaimana sikap kamu ketika jujur dengan orang tua ?
155

HM Takut ngebuat marah orang tuo


Peneliti Pernah tidak jujur dengan orang tua ?
HM Pernah lah buk
Peneliti Bagaimana orang tua ketika mengetahui kamu
menyembunyikan masalah ?
HM Dikasih tahu jangan bohong, buk
Peneliti Mengapa kamu menyembunyikan masalah dari orang tua ?
HM Karna waktunyo untuk ngomong dak pas
Peneliti Seberapa sering ketahuan tidak jujur ?
HM Dak sering
Peneliti Mengapa kamu memilih untuk tidak jujur dengan orang tua ?
HM yoo, itu tadi buk, nunggu orang tuo santai
Peneliti Sering tidak orang tua memarahi setiap kali tidak jujur ?
HM Lebih banyak nasehat sih buk, tapi adolah marahnyo
Peneliti Setelah dimarahi apakah rasa takut untuk jujur kepada orang
tua membuat kamu akan tidak jujur, walaupun itu sesuatu
yang harusnya diomongin dengan orangtua ?
HM Abis dimarahin tuh takut tapi dak takut nian, kami bilang ke
mama dulu kalo penting

VERBATIM

Nama : AT
156

Topik Pembahasan : Ketidakjujuran Kepada Orang Tua

Tanggal : 18 Oktober 2021

Peneliti Assalamu’alaikum, bagaimana kabarnya hari ini ?


AT Wa’alaikumussalam, alhamdulilah baik buk
Peneliti Hari ini ada tugas sekolah yang belum diselesaikan ?
AT Lagi mau dikerjoin agek buk
Peneliti Gimana kegiatan selama sekolah ?
AT Banyak tugas bae buk
Peneliti Jadi hari ini ibu mau nanya ke kamu tentang ketidakjujuran
kepada orang tua ?
AT Iya, buk
Peneliti Dalam keseharian kamu selalu cerita tentang masalah kamu
dengan siapa ceritanya ?
AT Nenek buk, kadang orang tuo
Peneliti Sejauh mana kamu ceritain masalah kamu dengan orang tua ?
AT Dak suko ceritoin semua
Peneliti Bagaimana tanggapan orang tua ketika kamu memiliki
masalah di sekolah yang diketahui orang tua kamu dari wali
kelas atau guru bidang studi di sekolah ?
AT Marah baru dinasehatin
Peneliti Apakah orang tua menghukum ?
AT Pernah dihukum jugo, buk
Peneliti Ketika ada waktu luang, seberapa sering orang tua mengajak
untuk ngobrol bersama ?
AT Setiap jam makan dan pas nonton sambil ngobrol tuh, buk
Peneliti Bagaimana sikap kamu ketika jujur dengan orang tua ?
AT yooo takut
Peneliti Pernah tidak jujur dengan orang tua ?
157

AT Pernah
Peneliti Bagaimana orang tua ketika mengetahui kamu
menyembunyikan masalah ?
AT Awalnya marah terus dinasehatin
Peneliti Mengapa kamu menyembunyikan masalah dari orangtua ?
AT Biar masalahnyo dak makin besar, pernah jujur tapi diingat-
ingat terus salahnyo kami
Peneliti Seberapa sering ketahuan tidak jujur ?
AT Jarang buk, jarang dicari tahu jugo
Peneliti Mengapa kamu memilih untuk tidak jujur dengan orang tua ?
AT Jujur lah ke orang tuo, kalo dak jujur karna kami tahu
marahnyo ke kami kek mano
Peneliti Sering tidak orang tua memarahi setiap kali tidak jujur ?
AT Dak jugo, buk
Peneliti Setelah dimarahi apakah rasa takut untuk jujur kepada orang
tua membuat kamu akan tidak jujur, walaupun itu sesuatu
yang harusnya diomongin dengan orangtua ?
AT Iyoo

VERBATIM

Nama : KA
158

Topik Pembahasan : Ketidakjujuran Kepada Orang Tua

Tanggal : 19 Oktober 2021

Peneliti Assalamu’alaikum, bagaimana kabarnya hari ini ?


KA Wa’alaikumussalam..sehat bukk..
Peneliti Hari ini ada tugas sekolah yang belum diselesaikan ?
KA Ndakk ado buk
Peneliti Gimana kegiatan selama sekolah saat ini ?
KA Seperti biaso nyo buk sekarang
Peneliti Jadi hari ini ibu mau nanya ke kamu tentang ketidakjujuran
kepada orangtua ?
KA yoo, buk
Peneliti Dalam keseharian kamu selalu cerita tentang masalah kamu
dengan siapa ceritanya ?
KA Teman buk
Peneliti Sejauh mana kamu ceritain masalah kamu dengan orang tua ?
KA Jarang cerito ke orang tuo kalo banyak masalah, kalau cerito
pun ke ibuk kami seringnyoo
Peneliti Bagaimana tanggapan orang tua ketika kamu memiliki
masalah di sekolah yang diketahui orang tua kamu dari wali
kelas atau guru bidang studi di sekolah ?
KA Marah buk, apalagi ayah
Peneliti Apakah orang tua menghukum ?
KA Cuman marahin bae buk
Peneliti Ketika ada waktu luang, seberapa sering orang tua mengajak
untuk ngobrol bersama ?
KA Ibuk yang sering ngobrol dengan kami
Peneliti Bagaimana sikap kamu ketika jujur dengan orang tua ?
KA Dak berani.. kami jujur dengan ayah, berani nyo dengan ibuk
159

Peneliti Pernah tidak jujur dengan orang tua ?


KA Pernahh.
Peneliti Bagaimana orang tua ketika mengetahui kamu
menyembunyikan masalah ?
KA Marahh.
Peneliti Mengapa kamu menyembunyikan masalah dari orang tua ?
KA Soalnyo…ayah kalau marah bikin dak enak hati…bikin takut
Peneliti Seberapa sering ketahuan tidak jujur ?
KA Jarang sih bu, tapi kalau sekali ketahuan dimarahi habis
habisan
Peneliti Mengapa kamu memilih untuk tidak jujur dengan orang tua ?
KA Biar aman be buk
Peneliti Sering tidak orang tua memarahi setiap kali tidak jujur ?
KA Pasti dimarahi buk, tapi kalo ibuk dak selalu marah cuman
ngomelin nahh kalo ayah yang marah ke kami
Peneliti Setelah dimarahi apakah rasa takut untuk jujur kepada orang
tua membuat kamu akan tidak jujur ? walaupun itu sesuatu
yang harusnya diomongin dengan orang tua ?
KA Dak mau lagi ngomong jujur buk kalo keno marah....kecuali
ketahuan

VERBATIM
160

Nama : BR

Topik Pembahasan : Ketidakjujuran Kepada Orang Tua

Tanggal : 19 Oktober 2021

Peneliti Assalamu’alaikum, bagaimana kabarnya hari ini ?


BR Wa’alaikumussalam ibuk..baik buk alhamdulillah
Peneliti Hari ini ada tugas sekolah yang belum diselesaikan ?
BR Ado yang belum buk
Peneliti Gimana kegiatan selama sekolah ?
BR Banyak nian tugas buk
Peneliti Tugas kalo diselesaikan gak akan numpuk kok, oh yaa..jadi
hari ini ibu mau nanya ke kamu tentang ketidakjujuran kepada
orang tua ?
BR Iyoo boleh, buk
Peneliti Dalam keseharian kamu selalu cerita tentang masalah kamu
dengan siapa ceritanya ?
BR Dengan kawan dekat, buk. Kawan main game jugo
Peneliti Okey, sejauh mana kamu kalo ceritain masalah kamu dengan
orang tua ?
BR Kalau suasana hati orang tuo lagi enak sih buk
Peneliti Bagaimana tanggapan orang tua ketika kamu memiliki
masalah di sekolah yang diketahui orang tua kamu dari wali
kelas atau guru bidang studi di sekolah ?
BR HP kami diambek buk, keno marah karna dikiroin main game
be
Peneliti Apakah orang tua menghukum ?
BR Ambek HP buk, kadang tas dicheck, buku sekolah diambek
disuruh tengok in mano tugas sekolah yang belum, dak boleh
main dengan kawan kalo diajak main, selamo seminggu
161

Peneliti Ketika ada waktu luang, seberapa sering orang tua mengajak
untuk ngobrol bersama ?
BR Jarang-jarang buk
Peneliti Bagaimana sikap kamu ketika jujur dengan orang tua ?
BR Kalau jujur kami takut buk
Peneliti Pernah tidak jujur dengan orang tua ?
BR Sering buk…aslinyo kami idak mau ngebohongin buk
Peneliti Bagaimana orang tua ketika mengetahui kamu
menyembunyikan masalah ?
BR Ayah kami emosian kalo tau masalah
Peneliti Mengapa kamu menyembunyikan masalah dari orang tua ?
BR Karna lebih enaknyo ngomongin dengan kawan buk
Peneliti Seberapa sering ketahuan tidak jujur ?
BR Idak begitu sering nian buk
Peneliti Mengapa kamu memilih untuk tidak jujur dengan orang tua ?
BR Daripada dimarahi buk, kan dak enak
Peneliti Sering tidak orang tua memarahi setiap kali tidak jujur ?
BR Iyooo
Peneliti Setelah dimarahi apakah rasa takut untuk jujur kepada orang
tua membuat kamu akan tidak jujur ? walaupun itu sesuatu
yang harusnya diomongin dengan orangtua ?
BR Iyoo buk jadi dak lagi mau ngomong atau mengadu

VERBATIM
162

Nama : MS

Topik Pembahasan : Ketidakjujuran Kepada Orang Tua

Tanggal : 19 Oktober 2021

Peneliti Assalamu’alaikum, bagaimana kabarnya hari ini ?


MS Wa’alaikumussalam ibuk..baik buk alhamdulillah
Peneliti Hari ini ada tugas sekolah yang belum diselesaikan ?
MS Ado yang belum buk
Peneliti Gimana kegiatan selama sekolah ?
MS Alhamdulilah sih lancar buk
Peneliti Jadi hari ini ibu mau nanya ke kamu tentang ketidakjujuran
kepada orang tua ?
MS Untuk nilai yoo buk ?
Peneliti Enggak masuk nilai, ini untuk penelitian ibu. Nah ibu mau
nanya nih…dalam keseharian kamu selalu cerita tentang
masalah kamu dengan siapa ceritanya ?
MS Teman buk atau mama
Peneliti Sejauh mana kamu ceritain masalah kamu dengan orang tua ?
MS Masalah dengan kawan kalo masalah sekolah jarang, buk
Peneliti Bagaimana tanggapan orang tua ketika kamu memiliki
masalah di sekolah yang diketahui orang tua kamu dari wali
kelas atau guru bidang studi di sekolah ?
MS Mama dulu yang tau terus bilang ke papa
Peneliti Apakah orang tua menghukum ?
MS Papa iyo, mama idak
Peneliti Ketika ada waktu luang, seberapa sering orang tua mengajak
untuk ngobrol bersama ?
MS Dak sering-sering
Peneliti Bagaimana sikap kamu ketika jujur dengan orang tua ?
163

MS Takut-takut
Peneliti Pernah tidak jujur dengan orang tua ?
MS Pernah, buk
Peneliti Bagaimana orang tua ketika mengetahui kamu
menyembunyikan masalah ?
MS Diomelin
Peneliti Mengapa kamu menyembunyikan masalah dari orang tua ?
MS Malas dimarahi buk
Peneliti Seberapa sering ketahuan tidak jujur ?
MS Dak pulak sering, buk
Peneliti Mengapa kamu memilih untuk tidak jujur dengan orang tua ?
MS Yoo mau jujur atau idak, orang tua juga kadang dak tau
Peneliti Sering tidak orang tua memarahi setiap kali tidak jujur ?
MS Lumayan sering kalo papa, kalo papa marahnyo kencang-
kencang
Peneliti Setelah dimarahi apakah rasa takut untuk jujur kepada orang
tua membuat kamu akan tidak jujur ? walaupun itu sesuatu
yang harusnya diomongin dengan orangtua ?
MS Iyo..biaklah dak tahu orang tuo, buk

VERBATIM

Nama : RS (Informan) Guru BK


164

Topik Pembahasan : Ketidakjujuran Kepada Orang Tua

Tanggal : 21 Oktober 2021

Peneliti Assalamu’alaikum wr wb, Saya mahasiwa Universitas Jambi,


mau melaksanakan wawancara tentang ketidakjujuran siswa
kepada Bapak/ibu guru BK. Bagaimana tanggapan Bapak/ibu
mengenai siswa yang tidak jujur kepada orang tua ?
RS Tentunya sangat tidak menyetujui hal tersebut karena itu tidak
ssesuai dengan moral.Sebab jika tidak jujur sekali, maka akan
ada lagi ketidakjujuran lainnya untuk menutupinya.
Peneliti Menurut Bapak/ ibu apa penyebab siswa tidak mau jujur
kepada orang tua ?
RS Bisa karena mereka ingin menunjukkan bahwa mereka
mampu, terkadang juga hanya ingin ikut-ikutan namun ada
juga yang tidak jujur untuk menghindari marah. Jadi semisal,
mereka jujur, mereka malah dapat kata-kata buruk. Nah karena
kejujurannya tidak diapresiasi, akhirnya mereka memilih untuk
tidak jujur.
Peneliti Apakah ada orang tua siswa yang mengadu ke sekolah terkait
perilaku tidak jujur siswa kepada orang tua ?
RS Ada beberapa, ada siswa yang tidak menyerahkan surat
perjanjian untuk menyelesaikan semua tugas yang kosong ke
orang tua, ada yang diminta untuk datang agar dapat
memberikan pelayanan bagi orang tua siswa yang bermasalah.
Peneliti Bagaimana sikap orang tua siswa ketika mengadu ke sekolah
terkait perilaku tidak jujur siswa kepada orang tua ?
RS Sikapnya ya penuh rasa ingin tahu apakah anak mereka sudah
lama seperti itu dan mengapa bisa terjadi hal demikian.
Peneliti Seperti apakah orang tua ketika mendengar tentang penjelasan
Bapak/ibu terkait perilaku tidak jujur siswa kepada orang tua
?
165

RS macam macam. Ada yang biasa saja, ada yang marah ada juga
yang menerima dengan positif.
Peneliti Lalu, upaya apa yang dilakukan orang tua siswa terkait
perilaku tidak jujur siswa kepada orang tua ?
RS Biasanya mereka akan dipertemukan dengan anak dan sama
sama harus introspeksi diri. Nah ada orang tua yang diminta
untuk hadir ke sekolah tapi diundur-undur padahal sudah janji,
ditunggu-tunggu sampailah satu minggu baru datang.

VERBATIM

Nama : SS (Informan) Guru BK


166

Topik Pembahasan : Ketidakjujuran Kepada Orang Tua

Tanggal : 21Oktober 2021

Peneliti Assalamu’alaikum wr wb, Saya mahasiwa Universitas Jambi,


mau melaksanakan wawancara tentang ketidakjujuran siswa
kepada ibu guru BK. Bagaimana tanggapan ibu mengenai
siswa yang tidak jujur kepada orang tua ?
SS Saya tentunya tidak menyukai perilaku tersebut. Tidak jujur
kepada orang tua berarti tidak patuh. Namun, harus diketahui
juga mengapa anak jadi tidak jujur kepada orang tua.
Peneliti Menurut ibu apa penyebab siswa tidak mau jujur kepada
orangtua ?
SS Kebanyakan mereka tidak mau jujur karena khawatir akan di
marahi oleh orang tua nya. Jadi mereka memilih berbohong
agar terhindar dari amarah orang tua beserta hukumannya.
Peneliti Apakah ada orang tua siswa yang mengadu ke sekolah terkait
perilaku tidak jujur siswa kepada orang tua ?
SS Ada pastiya. Mereka datang untuk bertanya apakah anak
mereka memiliki perilaku yang sama ketika di sekolah. Tidak
semua orang tua mau datang ke sekolah ketika diminta untuk
datang ke sekolah, dengan alasan yang tidak meyakinkan.
Peneliti Bagaimana sikap orang tua siswa ketika mengadu ke sekolah
terkait perilaku tidak jujur siswa kepada orang tua ?
SS Rata-rata mereka merasa sedih. Mereka juga bingung
bagaimana caranya agar anak mereka mau berkata jujur.
Peneliti Seperti apakah orang tua ketika mendengar tentang penjelasan
Bapak/ibu terkait perilaku tidak jujur siswa kepada orangtua ?
SS Alhamdulilah sebagian besar memahami dan mengerti.
Mereka berusah instropeksi diri juga. Karena perilaku tidak
167

jujur anak sedikit banyaknya ada pengaruh dari mereka.


Peneliti Lalu, upaya apa yang dilakukan orangtua siswa terkait
perilaku tidak jujur siswa kepada orangtua ?
SS Rata-rata orang tua siswa akan mengubah cara mereka
berkomunikasi ke anaknya. Anak yang nyaman dengan
kehadiran orang tua maka akan selalu berkata dan berlaku
jujur karena mereka merasa apa pun yang merela lakukan
walau ada salahnya, orang tua tidak akan memberitahukan
dengan cara kasar atau menghakimi mereka.

VERBATIM

Nama : NH (Informan) orang tua LD

Topik Pembahasan : Ketidakjujuran Kepada Orang Tua


168

Tanggal : 25 Oktober 2021

Peneliti Assalamu’alaikum wr wb. Saya mahasiwa Universitas Jambi,


mau melaksanakan wawancara tentang ketidakjujuran siswa
kepada orang tua. Sejauh ini bagaimana kedekatan dengan LD
dengan Bapak/Ibu ?
NH Cukup dekat
Peneliti Apakah LD selalu terbuka dengan orang tua nya ?
NH Kadang buk, dia lebih pendiam
Peneliti Sejauh mana LD dengan Bapak/Ibu mengobrol tentang
kesahariannya dengan orang tua ?
NH Kadang-kadang sih kalo cerita kegiatan sehari-hari, cerita mau
pergi nanti kemana atau ada tugas kelompok nanti
Peneliti Apakah LD Bapak/Ibu sering mengakui kesalahan jika ada
salah dengan orang tua ?
NH Kadang-kadang juga buk
Peneliti Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu ketika LD tidak mengakui
kesalahannya ?
NH Marah sih, tapi setelah itu dinasehati
Peneliti Ketika berkomunikasi dengan LD, biasanya ibu/bapak
mendengarkan tidak keluh kesah yang LD rasakan ?
NH Iya buk. Tapi anaknya jarang mau cerita
Peneliti Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu ketika LD memiliki masalah
di sekolah yang diketahui dari wali kelas atau guru bidang
studi di sekolahnya?
NH Awalnya pasti marah buk, tapi setelah itu kami berusaha
memahami
Peneliti Setelah itu, bagaimana dengan menghukum ? apakah pernah
dilakukan hal tersebut ?
NH Kadang kadang buk
169

Peneliti Ketika ada waktu luang, seberapa sering Bapak/Ibu mengajak


LD untuk mengobrol bersama ?
NH Cukup sering, tapi anaknya banyak diam
Peneliti Bagaimana sikap LD ketika mengobrol dengan ibu/bapak ?
NH Ya itu tadi buk, banyak diam. Sering di kamar jadi kurang
banyak tahu keadaan sebenarnya
Peneliti Bagaimana Bapak/Ibu ketika mengetahui LD
menyembunyikan masalahnya ?
NH Biasanya dia jadi jarang keluar kamar kalau lagi ada masalah,
takut
Peneliti Mengapa LD menyembunyikan masalahnya dari orang tua ?
NH Takut ngomong ke orang tua
Peneliti Seberapa sering LD dengan Bapak/Ibu ketahuan tidak jujur ?
NH Tidak sering
Peneliti Bagaimana sikap LD ketika orang tua nya mengetahui
ketidakjujuran nya ?
NH Cemas, takut, buk
Peneliti Sering tidak ibu/bapak memarahi LD ketika tidak jujur ?
NH Sering jugo buk
Peneliti Setelah dimarahi, bagaimana perubahan sikap LD kepada
ibu/bapak ?
NH Ya…jadi lebih diam saja gitu, karena tahu salah, jadi kadang
payah ngomonginnya
170

VERBATIM

Nama : ST (Informan) orang tua HM

Topik Pembahasan : Ketidakjujuran Kepada Orang Tua

Tanggal : 25 Oktober 2021

Peneliti Assalamu’alaikum wr wb, Saya mahasiwa Universitas Jambi,


mau melaksanakan wawancara tentang ketidakjujuran siswa
kepada orang tua. Sejauh ini bagaimana kedekatan dengan HM
dengan Bapak/Ibu ?
ST Dekat dengan anak
Peneliti Apakah HM dengan Bapak/Ibu selalu terbuka ?
ST Terbuka bu, suko cerita jugo dengan sayo
Peneliti Sejauh mana HM mengobrol tentang kesahariannya dengan
orang tua ?
ST Selalu ngobrol masalahnyo ke sayo..kadang minta solusinyo,
minta bantuin tugas sekolahnyo kalo banyak.
Peneliti Apakah HM Bapak/Ibu sering mengakui kesalahan jika ada
salah dengan orang tua ?
ST Kebanyakan iyo bu, tapi dak semua nyo diomongin nyo
Peneliti Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu ketika HM tidak mengakui
kesalahannya ?
ST Kami nasehati bu
Peneliti Ketika berkomunikasi dengan HM biasanya Bapak/Ibu
mendengarkan tidak keluh kesah dirasakan HM ?
ST Iyo bu, selalu kami dengarkan setiap keluh kesahnyo kek
mano, itulah sebagai orang tuo kan bu
Peneliti Iya..,lalu bagaimana tanggapan ibu/bapak ketika HM memiliki
masalah di sekolah yang diketahui dari wali kelas atau guru
171

bidang studi di sekolahnya ?


ST Biasonyo tanyo ke anak dulu ke HM, lalu yoo kami beri tahu
agar jujur jangan disembunyiin kalo ado masalah di sekolah
Peneliti Setelah itu, bagaimana dengan menghukum ? apakah pernah
dilakukan hal tersebut ?
ST Kadang lah, sesuai masalahnyo bae. Kalo dio kebanyakan
main hape, disita dulu beberapo hari hapenyo
Peneliti Pas ada waktu luang, seberapa sering Bapak/Ibu mengajak HM
untuk mengobrol bersama ?
ST Seringg laahh, setiap dio pulang sekolah disempatkan ngobrol,
sambil dio beberes abis balek sekolah, sambil makan samo-
samo ngobrol lah kan.
Peneliti Bagaimana sikap HM ketika mengobrol dengan Bapak/Ibu ?
ST Ceria kalo ngobroltuh
Peneliti Bagaimana Bapak/Ibu ketika mengetahui HM
menyembunyikan masalahnya ?
ST Banyak diamnyo pasti lagi ado masalah tuh bu
Peneliti Lalu mengapa HM menyembunyikan masalahnya dari orang
tua?
ST Mungkin ngeraso takut kalau cerito dan mungkin masalahnyo
tuh bikin orang tuo terbebani agek keno marah tapi sebenarnyo
marah nyo bukan marah kasar tapi untuk ngajarin, ngasih tau.
Peneliti Seberapa sering anak Bapak/Ibu ketahuan tidak jujur ?
ST Dak sering..
Peneliti Bagaimana sikap HM ketika orang tua nya mengetahui
ketidakjujuran nya ?
ST Minta maaf dionyo, kadang dipeluknyo lah kan
Peneliti Sering tidak Bapak/Ibu memarahi HM ketika tidak jujur ?
ST Pernah marah pastinyo, bu. kami lebih sering ngomong dengan
kepala dingin
Peneliti Setelah dimarahi seperti apa perubahan sikap HM kepada
172

Bapak/Ibu ?
ST Kalau kami marah HM nunduk bae, takut nengok. Walopun
didengerin

VERBATIM
173

Nama : AS (Informan) orang tua AT

Topik Pembahasan : Ketidakjujuran Kepada Orang Tua

Tanggal : 26 Oktober 2021

Peneliti Assalamu’alaikum wr wb, Saya mahasiwa Universitas Jambi,


mau melaksanakan wawancara tentang ketidakjujuran siswa
kepada orang tua . Sejauh ini bagaimana kedekatan dengan AT
?
AS Iyoo dekat buk..
Peneliti Apakah AT selalu terbuka dengan orang tua nya ?
AS Ado cerito, tapi kebanyakan dia cerito ke neneknyo
Peneliti Sejauh mana AT mengobrol tentang kesahariannya dengan
orang tua ?
AS Pulang sekolah adolah kadang nyeritoi kejadian di sekolah,
buk
Peneliti Apakah AT sering mengakui kesalahan jika ada salah dengan
orang tua ?
AS Ndak jugo buk
Peneliti Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu ketika AT tidak mengakui
kesalahannya ?
AS Dinasehati tapi emang dimarahi dulu biak didenger kalo orang
tuonyo ngomong buk..kalo dak masuk kuping kanan keluar
kuping kiri, tapi setelah reda yoo ado kami minta maaf ke anak
Peneliti Ketika berkomunikasi dengan AT, biasanya Bapak/Ibu
mendengarkan tidak keluh kesah yang AT rasakan ?
AS Didengarkan tiap ado keluh kesahnyo
Peneliti Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu ketika AT memiliki masalah
174

di sekolah yang diketahui dari wali kelas atau guru bidang


studi di sekolahnya ?
AS Bertanyo dulu ke anak, ado dak bikin masalah di sekolah
sampe ditelpon guru sekolah
Peneliti Setelah itu, bagaimana dengan menghukum ? apakah pernah
dilakukan hal tersebut ?
AS Pernah supayo AT dak bikin masalah lagi samo orang tuo
Peneliti Hmm begitu, lalu ketika ada waktu luang, seberapa sering
Bapak/Ibu mengajak AT untuk mengobrol bersama ?
AS Sering lah buk
Peneliti Bagaimana sikap AT ketika mengobrol dengan ibu/bapak ?
AS Ngobrolah dengan orang tuonyo, anaknyo supel kalo ado
masalah tuh biaso be orangnyo macam dak ado masalah.
Peneliti Bagaimana Bapak/Ibu ketika mengetahui AT
menyembunyikan masalahnya ?
AS Nah itu, dio idak keliatan dio punya masalah buk. Tugas
sekolah nyo banyak lah dak taunyo mano yang belum dibikin,
kuota minta terus
Peneliti Mengapa AT menyembunyikan masalahnya dari orang tua ?
AS Karno takut bilangnyo, kagek keno ocehin katonyo, sudah tuu
ribut dengan bapaknyo, adolah waktu itu bilang mau sekolah
di TT tapi bapaknyo bilang macem mano lulus belajar be idak
nilai nol
Peneliti Seberapa sering AT dengan Bapak/Ibu ketahuan tidak jujur ?
AS Sering itu idak
Peneliti Bagaimana sikap AT ketika orang tua nya mengetahui
ketidakjujuran nya ?
AS Banyak alasannyo karno dak mau dimarahi, tapi ado minta
maaf setelah itu
Peneliti Sering tidak Bapak/Ibu memarahi AT ketika tidak jujur ?
AS Marah lah buk, haa.. kalo terlalu sumpek nian diamin be lah
175

paling agek bapaknyo yang marah ke anaknyo


Peneliti Setelah dimarahi seperti apa perubahan sikap AT kepada
Bapak/Ibu ?
AS Minta maaf kalo udah tenang

VERBATIM
176

Nama : NF (Informan) orang tua KA

Topik Pembahasan : Ketidakjujuran Kepada Orang Tua

Tanggal : 27 Oktober 2021

Peneliti Assalamu’alaikum wr wb, Saya mahasiwa Universitas Jambi,


mau melaksanakan wawancara tentang ketidakjujuran siswa
kepada orang tua. Sejauh ini bagaimana kedekatan Bapak/Ibu
dengan KA ?
NF Samo saya dekat buk
Peneliti Apakah KA selalu terbuka dengan orang tua nya ?
NF Cerito banyaklah ke saya, buk…
Peneliti Sejauh mana KA Bapak/Ibu mengobrol tentang kesahariannya
dengan orang tua ?
NF Kalo samo saya dak segan KA mau curhat, atau ngobrol, KA
samo ayahnyo takut
Peneliti Apakah KA dengan Bapak/Ibu sering mengakui kesalahan jika
ada salah dengan orang tua ?
NF Ndak jugo buk
Peneliti Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu ketika KA tidak mengakui
kesalahannya ?
NF Diberi tahu, buk
Peneliti Ketika berkomunikasi dengan KA, biasanya Bapak/Ibu
mendengarkan tidak keluh kesah yang KA rasakan ?
NF Didengarkan jugo buk
Peneliti Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu ketika KA memiliki masalah
di sekolah yang diketahui dari wali kelas atau guru bidang
studi di sekolahnya ?
NF Saya marah buk namun beda dengan marah ayahnyo,
ayahnyo.. tahu KA ni ditelpon gurunyo langsung emosi buk
177

Peneliti Setelah itu, bagaimana dengan menghukum ? apakah pernah


dilakukan hal tersebut ?
NF Kadang-kadang iyo biak jero, payah disuruh bikin tugas,
hampir semua nilainyo kosong ntah apo yang dikerjoinyo buk,
kadang main dengan kawan nyo. Sering dak dengar orang tuo
nyo buk. Waktu SD pintar buk, rajin nian. Kemarin tugas nyo
belum dikumpulin, nah KA dak ngasih tau dak ado buku LKS
Peneliti Hmm begitu ya buk, lalu ketika ada waktu luang, seberapa
sering Bapak/Ibu mengajak KA untuk mengobrol bersama ?
NF Sering lah buk
Peneliti Bagaimana sikap KA ketika mengobrol dengan Bapak/Ibu ?
NF Ngobrol dengan saya nampaknyo baik-baik lah buk kalo
ngobrol dengan ayahnyo memang jarang kecuali ngobrolnyo
samo-samo
Peneliti Bagaimana Bapak/Ibu ketika mengetahui KA
menyembunyikan masalahnya ?
NF Ditanyo-tanyo in ke KA nyo, tapi kalo ayahnyo ni agak keras
Peneliti Mengapa KA menyembunyikan masalahnya dari orang tua ?
NF Males disuruh bikin tugas, agek dilarang main hp, dimarah
samo ayahnyo
Peneliti Seberapa sering KA dengan Bapak/Ibu ketahuan tidak jujur ?
NF Lebih sering bohongi masalah tugas sekolah, ditanyo sudahh..
sudah katonyo eh taunyo dak ado dikerjoi, memang kendala
kuota jugo buk, ayahnyo jugo lagi dak kerjo sekarang, biso lah
datang ke sekolah si KA nii males bangun pagi-pagi keenakan
libur covid nii haa buk
Peneliti Bagaimana sikap KA dengan Bapak/Ibu ketika orang tua nya
mengetahui ketidakjujuran nya ?
NF Samo saya KA ni masih tenang kalo ayahnyo tahu gelisah KA
ini bukk
178

Peneliti Sering tidak Bapak/Ibu memarahi KA ketika tidak jujur ?


NF Saya ndak sering sering marahi KA
Peneliti Setelah dimarahi adakah perubahan sikap KA kepada
ibu/bapak ?
NF Adoo bukk

VERBATIM

Nama : MK (Informan) orang tua BR

Topik Pembahasan : Ketidakjujuran Kepada Orang Tua

Tanggal : 27 Oktober 2021


179

Peneliti Assalamu’alaikum wr wb, Saya mahasiwa Universitas Jambi,


mau melaksanakan wawancara tentang ketidakjujuran siswa
kepada orang tua. Sejauh ini bagaimana kedekatan Bapak/Ibu
dengan BR?
MK Dengan BR dekat
Peneliti Apakah BR dengan Bapak/Ibu selalu terbuka ?
MK Tidak selalu buk
Peneliti Sejauh mana BR dengan Bapak/Ibu mengobrol tentang
kesahariannya ?
MK Saya itu baru pindah lagi ke Jambi, kemarin di Bulian. Ya
ngobrolin keperluan sekolah, tugas-tugas, masalahnya dia
Peneliti Apakah BR dengan Bapak/Ibu sering mengakui kesalahan jika
ada salah ?
MK Saya lebih sering cari tahu sendiri, saya cek HP nya, tasnya
Peneliti Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu ketika BR tidak mengakui
kesalahannya ?
MK Saya tegaskan ke BR, jangan sampai saya marah-marah baru
mengaku
Peneliti Ketika berkomunikasi dengan BR, biasanya mendengarkan
tidak keluh kesah yang dirasakan BR ?
MK Didengarkan buk
Peneliti Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu ketika BR memiliki masalah
di sekolah yang diketahui dari wali kelas atau guru bidang
studi di sekolahnya ?
MK Sedih.. saya tanyain masalah apa yang kamu buat di sekolah
Peneliti Setelah itu, bagaimana dengan menghukum BR ? apakah
pernah dilakukan hal tersebut ?
MK Iyaa pernah…saya kasih dia hukuman untuk kebaikannya, kalo
gak nanti susah berubah buk.., udah berapa kali di chat guru
180

nya kan malu semua harus di ingatin udah SMP. Dihukum biar
dia takut supaya gak ulangin kesalahannya.
Peneliti Ya bukk.., lalu ketika ada waktu luang, seberapa sering
mengajak BR untuk mengobrol bersama ?
MK Saya jarang untuk ngobrol terus di waktu luang, tapi tetap saya
pantau anaknya
Peneliti Bagaimana sikap BR ketika mengobrol dengan Bapak/Ibu ?
MK Walaupun saya tegas tapi BR kalo cerita sama saya nyaman,
anaknya manja juga ke saya, kalo saya keras baru dia gak
deket-deket dulu
Peneliti Bagaimana Bapak/Ibu ketika mengetahui BR
menyembunyikan masalahnya ?
MK Saya cek dulu HP nya terus saya kasih ancaman, yang
kemaren tugas nya tidak di kirim ke guru, buk. Saya bilang
masih mau lanjut sekolah atau berhenti aja, kuotanya kok cepet
abis tugasnya gak dikirim ke guru
Peneliti Mengapa BR menyembunyikan masalahnya dari orang tua ?
MK Gamau orang tua nya tahu masalah
Peneliti Seberapa sering BR ketahuan tidak jujur ?
MK Gak sering
Peneliti Bagaimana sikap BR dengan Bapak/Ibu ketika diketahui
ketidakjujuran nya ?
MK Ngindar buk
Peneliti Sering tidak Bapak/Ibu memarahi BR ketika tidak jujur ?
MK gak juga buk
Peneliti Setelah dimarahi adakah perubahan sikap BR kepada
ibu/bapak ?
MK yaa ada buk
181

VERBATIM

Nama : BY (Informan) orang tua MS

Topik Pembahasan : Ketidakjujuran Kepada Orang Tua

Tanggal : 28 Oktober 2021


182

Peneliti Assalamu’alaikum wr wb, Saya mahasiwa Universitas Jambi,


mau melaksanakan wawancara tentang ketidakjujuran siswa
kepada orang tua. Sejauh ini bagaimana kedekatan dengan MS
dengan Bapak/Ibu ?
BY Wa’alaikumussalam buk. Alhamdulillah dekat
Peneliti Apakah MS selalu terbuka dengan orang tua nya ?
BY Tergantung buk, terbuka pun dak sepenuhnyo, kadang
ngomongnyo nunguu ditanyo dulu
Peneliti Sejauh mana MS dengan Bapak/Ibu mengobrol tentang
kesahariannya ?
BY Kalau lagi di rumah samo kalau lagi waktu luang terus kumpul
liat TV terus yo..bahas tentang sekolahnyo gitu, dimulai
kegiatan sekolah, ado keperluan tambahan apo yang harus
disiapin orang tuo
Peneliti Apakah MS sering mengakui kesalahan jika ada salah dengan
orang tua ?
BY Pernah dak ngaku, tugas sekolahnyo belum dibuat, taunyo dari
guru, alhamdulillah masih dikasih waktu untuk mengumpulkan
tugas
Peneliti Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu ketika MS tidak mengakui
kesalahannya ?
BY Jadi rada emosi bae sih
Peneliti Ketika berkomunikasi dengan MS, biasanya Bapak/Ibu
mendengarkan tidak keluh kesah yang anak rasakan ?
BY Didengarin buk
Peneliti Lalu, bagaimana tanggapan Bapak/Ibu ketika MS memiliki
masalah di sekolah yang diketahui dari wali kelas atau guru
bidang studi di sekolahnya ?
BY Kaget buk, kemarin kan ado ke sekolah menyelesaikan
masalahnyo
Peneliti Setelah itu, bagaimana dengan menghukum ? apakah pernah
183

dilakukan hal tersebut ?


BY Menghukum adolah, buk…
Peneliti Ya bukk.., lalu ketika ada waktu luang, seberapa sering
mengajak MS untuk mengobrol bersama ?
BY Tiap saya di rumah seringnyo ngobrol, soalnyo saya jualan dak
di rumah buk
Peneliti Bagaimana sikap MS ketika mengobrol dengan Bapak/Ibu ?
BY Takut kalo diajak ngobrol, tapi samo mama nyo dak kek
ngobrol dengan saya
Peneliti Bagaimana Bapak/Ibu ketika mengetahui MS
menyembunyikan masalahnya ?
BY Kalo keliatan nyembunyiin sesuatu, ditanyo buk
Peneliti Terus, mengapa anak menyembunyikan masalahnya dari orang
tua ?
BY Mungkin dak nyaman ngasih tau saya, ado masalah jugo saya
tau dari mamanyo
Peneliti Seberapa sering MS ketahuan tidak jujur ?
BY Dak sering
Peneliti Bagaimana sikap MS dengan Bapak/Ibu ketika mengetahui
ketidakjujuran nya ?
BY Diam terus diajak ngobrol takut
Peneliti Sering tidak memarahi MS ketika tidak jujur ?
BY Adolah marahnyo
Peneliti Setelah dimarahi adakah perubahan sikap anak kepada
ibu/bapak ?
BY Lebih banyak diam
184

FOTO SAAT PENELITIAN


185

Anda mungkin juga menyukai