Membolos dapat diartikan sebagai perilaku siswa yang tidak masuk sekolah
dengan alasan yang tidak tepat, atau membolos juga dapat dikatakan sebagai
ketidakhadiran siswa tanpa adanya suatu alasan yang jelas. Kenakalan remaja
terdiri dari empat jenis yaitu: kenakalan yang menimbulkan korban fisik,
menimbulkan korban materi, kenakalan remaja yang tidak menimbulkan korban
dipihak orang lain, dan kenakalan remaja yang melawan status. Penelitian ini dilatar
belakangi oleh fenomena yang ada di SMAN 6 Kota Jambi diamana banyak siswa
memiliki perilaku kenakalan remaja yaitu perilaku bolos yang disebabkan oleh
beberapa faktor salah satunya yaitu ikut-ikut teman untuk membolos, sehingga
banyak perilaku bolos yang ditemui. Bolos termasuk perilaku kenakalan remaja
yang melawan status.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya mengurangi kenakalan
remaja melalui penerapan teknik Live Modeling dalam layanan bimbingan
kelompok pada siswa kelas XI IPS 1 SMAN 6 Kota Jambi. Bertujuan untuk
memperoleh tingkah laku baru, mengeliminasi perilaku lama yang merusak diri dan
memperkuat, serta mempertahankan perilaku yang diinginkan yang lebih sehat.
Sebagian tingkah laku manusia dipelajari melalui peniruan maupun penyajian,
contoh tingkah laku modeling. Jenis/metode penelitian yang digunakan adalah jenis
penelitian tindak layanan degan Teknik Live Modeling. Subjek utama yaitu siswa
kelas XI IPS 1 di SMAN 6 Kota Jambi yang terdiri dari 10 orang siswa, Teknik
pengambilan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian berdasarkan pandangan dengan modeling bisa memotivasi
seseorang untuk belajar perilaku yang dilihatnya sehingga bisa untuk diteladani
oleh klien sebagai perubahan perilaku tertentu. Peneliti menyimpulkan penerapan
teknik Live Modeling mampu mengurangi perilaku bolos siswa. Hasil observasi
juga mendukung bahwa dalam siklus ketiga angota kelompok telah mampu
memahami dan dapat mengurangi kenakalan remaja perilaku bolos siswa dan
memiliki perilaku baru setelah mengikuti bimbingan kelompok. teknik Live
Modeling dalam bimbingan kelompok efektif membantu siswa dalam mengurangi
kenakalan remaja perilaku bolos. Hal ini juga dapat dilihat dari tabel hasil kriteria
yang dibuat oleh peneliti.
Kata kunci: Kenakalan Remaja, Prilaku Bolos, Live Modeling.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah, dan Karunia-
Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Upaya
dapat terselesaikan.
skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang memberikan bimbingan,
saran, dan motivasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang
Jambi.
2. Bapak Prof. Dr. M. Rusdi, S.Pd., M.Sc selaku Dekan Fakultas Keguruan
3. Bapak Dr. K.A. Rahman, M.Pd.I selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Universitas Jambi.
motivasi selalu.
ii
6. Bapak Freddi Sarman, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang
7. Teruntuk Almh. Ibu Fellicia Ayu Sekonda S.Psi , M.Pd selaku Dosen
Pembimbing dua yang telah banyak berjasa dalam mendidik dan selalu
9. Bapak dan Ibu guru BK SMAN 6 Kota Jambi yang telah bersedia dan
menyadari bahwa skripsi ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi penelitian ini berguna bagi para
iii
Jambi, Desember 2023
Hizatul Amnah
A1E118026
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
BAB I .......................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
BAB II ...................................................................................................................12
v
2. Macam-macam Modeling......................................................................22
D. Prosedur .....................................................................................................44
BAB IV ..................................................................................................................52
C. Pembahasan .............................................................................................108
BAB V..................................................................................................................111
vi
SIMPULAN DAN SARAN ................................................................................111
A. SIMPULAN .............................................................................................111
B. SARAN .....................................................................................................113
C. IMPLIKASI .............................................................................................114
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Wawancara ...................................................................... 117
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL) ....................... 119
Lampiran 3NILAI KEAKTIFAN SUBJEK ........................................................ 125
Lampiran 4Lembar Observasi Minggu I Tindakan I ......................................... 131
Lampiran 5Lembar Observasi Minggu I Tindakan II ........................................ 132
Lampiran 6Lembar Observasi Minggu II Tindakan I ......................................... 133
Lampiran 7Lembar Observasi minggu II Tindakan II ........................................ 134
Lampiran 8Lembar observasi Minggu III Tindakan I......................................... 135
Lampiran 9Lembar Observasi Minggu III Tindakan II ...................................... 136
Lampiran 10 KRITERIA KEBERHASILAN SKLUS I ..................................... 137
Lampiran 11KRITERIA KEBERHASILAN SKLUS II..................................... 138
Lampiran 12KRITERIA KEBERHASILAN SKLUS III ................................... 139
x
BAB I
PENDAHULUAN
hal dengan sangat luar biasa , baik hal positif maupun hal negative. Masa remaja
sering di sebut sebagai masa pancaroba ketika remaja berusaha mencari jati
dirinya. Oleh karena itu, masa ini adalah masa-masa yang sangat sensitive dan
penuh kelabilan. Remaja mudah terpengaruh pada hal-hal positif maupun hal
kata ini selalu digunakan secara berbarengan. Istilah ini bermakna remaja yang
nakal juvenile berarti anak muda, dan delinquent artinya perbuatan salah atau
prilaku menyimpang. Kata juvenile berasal dari bahasa Latin “juvenilis” yang
artinya anak-anak, anak muda, ciri karakteristik pada masa muda,sifatsifat khas
pada periode remaja. Sedangkan kata delinquent juga berasal dari bahasa
1
2
pengacau penteror, tidak dapat diperbaiki lagi, durjana dan dursila. Pengertian
mendefinisikan.
misalnya tawuran antar sekolah, tawuran antar sekolah merupakan salah satu
psikologis terhadap anak yang menjadi pelakunya, apalagi jika sebutan tersebut
Fenomena ini telah menyisakan masalah yang menuntut solusi kreatif dan
menyeluruh. Apabila tidak segera diatasi, sekolah sekolah kita akan gagal
melahirkan sosok pemimpin masa depan yang kreatif, dinamis, dan kompetitif.
Tumbuh kembang remaja pada zaman sekarang sudah tidak bisa lagi
atau bentuk yaitu: kenakalan yang menimbulkan korban fisik, kenakalan remaja
korban di pihak orang lain, dan kenakalan remaja yang melawan status. Banyak
association: Menurut teori ini, kenakalan remaja adalah akibat salah pergaulan.
2
3
Anak-anak nakal karena bergaulnya dengan anak-anak yang nakal juga. Paham
ini banyak dianut orang tua di Indonesia, yang sering kali melarang anak-
rajin.
status. Kenakalan remaja yang melawan status yaitu : mengingkari status anak
sebagai pelajar dengan cara membolos, alfa, dan lain-lain. Tindak kenakalan
remaja yang dilakukan oleh siswa tentu mempengaruhi banyak hal di sekolah
seperti nilai akademik dan juga nilai sikap. Dalam pelaksanaan proses
pendidikan tentunya tidak mudah banyak yang akan di temukan halangan dan
rintangan baik bagi guru maupun siswa nya terebih lagi bagi siswa yang fokus
tersebut dapat dipengaruhi oleh adanya prilaku menyimpang pada diri individu
perbuatan yang melanggar norma, aturan, atau hukum yang dilakukan pada usia
remaja atau masa anak – anaka ke dewasa. Dalam kehidupan seperti sekarang
ini, banyak hal yang membuat para siswa terganggu dalam mencari ilmu
pengetahuan.
4
Hal ini sesuai dengan fungsi pendidikan pada UU No.22 tahun 2003 pasal
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis dan bertanggung jawab.
sekolah atau di rumah, agar hidup mereka bahagia dan bermanfaat bagi
Penelitian ini menarik karena dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh
Sekolah (PL-KPS) di SMA N 6 Kota Jambi banyak dijumpai siswa – siswi yang
status. Kenakalan remaja yang melawan status yaitu : mengingkari status anak
sebagai pelajar dengan cara membolos, alfa, dan lain-lain. Setelah melakukan
observasi pada saat praktik lapangan konseling di sekolah pada bulan Maret
2021 di kelas XI IPS semester ganjil di SMA 6 Negeri Kota Jambi dapat terlihat
kenakalan
5
yang sering terjadi lebih kepada kenakalan perilaku bolos yang menyebabkan
konseling yang mengampu kelas XI IPS I diketahui bahwa dari jumlah seluruh
siswa dalam satu kelas terdapat beberapa orang siswa yang terlibat dalam
perilaku bolos dan dapat mengakibatkan penurunan hasil belajar dan kasus ini
Perilaku membolos adalah perilaku siswa yang tidak masuk sekolah atau
tidak mengikuti pelajaran tanpa alasan atau dengan alasan yang tidak bisa
yang tidak masuk sekolah dengan alasan yang tidak tepat, atau membolos juga
dapat dikatakan sebagai ketidakhadiran siswa tanpa adanya suatu alasan yang
bentuk dari kenakalan siswa, yang jika tidak segera diselesaikan atau dicari
solusinya dapat menimbulkan dampak yang lebih parah. Perilaku membolos ini
membolos ini tidak diungkapkan dengan benar dan tepat, maka akan
Teknik Live Modeling ini sudah pernah peneliti gunakan pada saat Praktik
dengan maksimal, peneliti hanya menggunakan satu kali siklus, itu yang
membuat teknik ini belum terlaksana dengan sepenuhnya, maka dari itu
6
dengan pendapat Sutja (2016 :69) Modeling adalah salah satu teknik TT
merubah perilakunya.
bahwa beberapa siswa mengatakan mereka hanya ikut teman menjadi, mereka
beberapa orang siswa SMA sedang main game online di warnet tersebut
masuk kembali pada pembelajaran dan ada juga yang merasa kurang memahami
materi yang di ajarkan oleh guru dikarenakan materi yang di ajarkan oleh guru
mata pelajaran tertentu membosankan, siswa merasa sulit untuk menerima mata
belajar karena memiliki masalah pribadi baik dari lingkungan keluarga ataupun
mereka sendiri.
kelompok.
sebaya Subekti Masri, (2016). Berdasarkan teori belajar sosial Albert Bandura
(Laefudin, 2014 :124) sebagian besar tingkah laku manusia dipelajari melalui
peniruan maupun penyajian, contoh tingkah laku (Modeling). Untuk itu peneliti
dalam bimbingan kelompok dapat mengurangi perilaku bolos pada siswa kelas
X SMAN 6 Kota Jambi karna berdasarkan teori belajar sosial Albert Bandura
(Laefudin, 2014 :124) sebagian besar tingkah laku manusia dipelajari melalui
observasi dimana tingkah laku dari seorang individu atau kelompok, sebagai
tingkah laku sebagai bagian dari individu yang lain yang mengobservasi model
yang ditampilkan. Teknik modeling ini adalah suatu komponen dari suatu
menjadi tujuan. Model dapat berupa model sesungguhnya (langsung) dan dapat
pula secara simbolis. Model sesungguhnya adalah orang, yaitu konselor, guru,
B. Batasan Masalah
1. Subjek dalam penelitian ini dibatasi yaitu pada siswa kelas XI IPS 1 di
siswa. Kriteria siswa yang menjadi subjek penelitian yaitu siswa yang
mengirim surat izin kalau tidak masuk d) Meminta izin keluar pada jam
C. Rumusan masalah
mengurangi
kenakalan remaja perilaku bolos siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 6 kota
jambi?
D. Tujuan penelitian
E. Manfaat penelitian
2. Kegunaan praktis
a) Bagi peneliti
produktif.
b) Bagi siswa
disekolah.
F. Pengertian istilah
oleh konseli melalui contoh langsung dari konselor sendiri, guru, atau
teman sebay
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Kenakalan Remaja
kata dasar nakal adalah suka berbuat tidak baik, suka mengganggu,
12
13
penjahat anak atau anak jahat. Istilah kenakalan remaja dalam bahasa
yang menyimpang.
14
secara terinci.
masuk sekolah dengan alasan yang tidak tepat, atau membolos juga
merupakan salah satu bentuk dari kenakalan siswa, yang jika tidak
labil. Dalam hal ini terdapat pendapat ahli tentang kenakalan remaja
remaja telah melanggar hukum dalam hal ini aturan atau norma yang
jenis kenakalan.
serta emosi yang sangat labil dan defektif, sebagai akibat dari proses
berakibat pada dirinya sendiri dan bagi orang lain. Bagi dirinya
yaitu dia akan bergaul dengan teman-teman yang tidak sekolah atau
1. Faktor Individu
hidup (life skill), self efficacy, religi dan faktor kecerdasan yang
2011).
3. Faktor Keluarga
3) Fungsi keluarga
siswa dalam kelas, dan pasian psikiatrik. Proses Modeling pada manusia
suatu perilaku kepada subjek lain . Anak yang normal dapat menirukan
sesuatu hal dengan mudah oleh subjek. Namun jika pada anak yang
pada peniruan dan perubahan tingkah laku. Hal ini sesuai dengan
diteladani oleh klien sebagai acuan perubahan perilaku tertentu. Hal ini
diperkuat dengan mencontoh tingkah laku sang model. Dalam hal ini
konselor dapat bertindak sebagai model yang akan ditiru oleh klien.
perubahan tingkah laku layaknya model yang ditiru. Orang belajar dari
22
mengamati dan meniru apa yang dilakukan orang lain. Di samping itu,
2. Macam-macam Modeling
kelebihannya yaitu individu dalam hal ini siswa akan lebih mudah
dengan cara yang tepat atau pada saat pembelajaran, mengurangi rasa
oleh konseli melalui contoh langsung dari konselor sendiri, guru, atau
yang tidak menyangkut diri sendiri atau tidak bersangkut paut dengan
diri sendiri sama sekali, baik masalah yang diambil dari keadaan
Prayitno (2018:133).
kelompok.
a. Tujuan umum
b. Tujuan khusus
berperan dua pihak, yaitu pemimpin kelompok dan peserta atau anggota
kelompok.
a. Pemimpin kelompok
1) Karakterisitik PK
keras
2) Peran PK
kelompok, yaitu:
berbicara
ini
lain.
31
lain.
kelompok
b. Anggota kelompok
atas.
1) Besarnya kelompok
2) Homogenitas/heterogenitas kelompok
1. Aktivitas mandiri
kegiatan bersama.
kelompok.
33
adalah:
a) Kerahasiaan
b) Kesukarelaan
c) Asas-asas lain
dan keterbukaan. Prayitno, dkk (2017:100) satu hal lagi yang perlu
a. Tahap I: Pembentukan
1) Pengenalan dan pengungkapan tujuan Tahap pengenalan dan
kelompok.
Jika perlu, beberapa hal pokok yang telah diuraikan pada tahap
dimantapkan kembali.
aspek yang menjadi isi dan pengiringnya cukup banyak dan masing-
pemimpin kelompok.
1) Frekuensi Tindakan
D. Penelitian Relevan
penelitian ini adalah layanan dan teknik yang diberikan sama yaitu layanan
kenakalan remaja.
Persamaan penelitian ini adalah layanan dan teknik yang diberikan sama
perubahan akan perilaku siswa dalam tingkat disiplin belajar jadi bisa
menjadi lebih sadar dan disiplin akan tanggung jawab tugas sebagai siswa.
37
E. Kerangka Konseptual
Kenakalan remaja
Jensen (Karto,2001:14)
F. Hipotesis Tindakan
melawan status yaitu kenakalan remaja perilaku bolos dapat berkurang jika
topic tugas.
BAB III
A. Settting PTL
1. Lokasi Penelitian
ini beralamat di Jl. Kol. M. Kukuh No.46, Paal Lima,Kec. Kota Baru,
2. Waktu Penelitian
38
39
B. Subjek Penelitian
penelitian yaitu pihak atau sekelompok individu yang terlibat atau dikenai
teman geng c) Tidak mengirim surat izin kalau tidak masuk d) Meminta izin
keluar pada jam pelajaran tertentu e) Meninggal kan sekolah pada pelajaran
tertentu tanpa ijin dan tidak kembali kesekolah. Subjek penelitian saya yaitu
siswa kelas XI IPS 1 di SMAN 6 Kota Jambi yang terdiri dari 10 orang
siswa, untuk itu peneliti hendak mengurangi perilaku bolos dan alfa tersebut
Modeling.
39
40
C. Instrument Penelitian
∑ 𝑓𝑥
𝑃= × 100%
∑ 𝑓𝑛
Keterangan
penelitian sesuai dengan standar dan referensi dan untuk menarik kesimpulan.
No Interval Kategori
Untuk dapat memilih teknik dan alat pengumpulan data yang sesuai
sebagai berikut:
1) Observasi
siswa.
D. Prosedur
dibuat rencana tindakan PTL. Rencana ini sesungguhnya adalah inti dari
2. Pelaksanaan Tindakan
observer.
sebagai berikut :
1) Tahap Pembentukan
a) Perkenalan
Kelompok
d) permainan
2) Tahap Peralihan
3) Tahap Kegiatan
tuntas.
4) Tahap Pengakhiran
3. Evaluasi
data yang terkumpul pada tahap pelaksanaan penelitian, baik data tentang
seperti ini ada beberapa kegiatan yang mesti dilakukan yaitu sebagai
berikut:
sehingga lebih menarik dan mudah di pahami dan tidak lagi berbentuk
yang diamati.
kualitatif.
4. Refleksi
sesuai dengan harapan, hendaknya hasil dari evaluasi yang telah diperoleh
peneliti, yaitu:
48
tindakan.
layanan ?
1. Perencanaan
adalah:
siklus I.
49
pelaksanaan siklus I.
dilakukan.
2. Pelaksanaan
layanan.
3. Evaluasi
perencanaan yang akan di lakukan pada siklus II, yaitu memberi keputusan
4. Refleksi
untuk melihat tindakan apa saja yang diperlukan untuk pelaksanaan siklus
III.
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan siklus
pada siklus II. Layanan dilakukan oleh konselor yang sama dan juga subjek
3. Evaluasi
Sama halnya di pelaksanaan siklus I dan II, Pada siklus III ini
pelaksanaan layanan.
4. Refleksi
kegiatan yang telah dilakukan mendatangkan hasil yang efektif dan sesuai
E. Jadwal Penelitian
Berikut ini merupakan jadwal siklus penelitian yang akan menjadi panduan
A. Hasil Siklus
1. Pelaksanaan Siklus I
a. Perencanaan
staff tata usaha SMAN 6 Kota Jambi. Di hari yang sama peneliti
kelompok.
52
53
1. Menyiapkan RPL
b. Pelaksanaan Siklus I
1) Tindakan I
No Tahapan Kegiatan
a) Tahap pembentukan
b) Tahap peralihan
c) Tahap kegiatan
saya pernah keluar lokasi sekolah kak”, “IR saya tidak masuk
suka dengan guru mata pelajaran yang diikuti”, “AR keluar pada
d) Tahap pengakhiran
salam.
1 AL 2 40% Rendah
2 AS 1 20% Sangat rendah
3 AR 2 40% Rendah
4 CA 2 40% Rendah
5 FR 1 20% Sangat rendah
6 FG 1 20% Sangat rendah
7 IR 1 20% Sangat rendah
8 JS 1 20% Sangat rendah
9 FK 1 20% Sangat rendah
10 NS 2 40% Rendah
Jumlah rata-rata 12 24% Sangat rendah
59
2) Tindakan II
a) Tahap pembentukan
kelompok.
kenakalan remaja.
61
b) Tahap peralihan
kelompok.
c) Tahap kegiatan
tindak yang tidak wajar”, “FK lalai dalam tugas sebagai siswa”, NS
aturan sekolah”, “Al bolos itu termasuk perbuatan nakal”, “JS bolos
62
mebolos pada saat jam pembelajaran. “FG banyak sekali tugas”, “JS
memilih bermain game dari pada masuk”, “IR ikut teman bolos”,
perilaku bolos bahwa selaian berdampak pada diri sendiri bolos juga
salah satu kasus bolos yang terjadi di sebuah sekolah menengah atas
berkeliaran pada saat jam pelajaran. Jika tidak ingin merugikan diri
sendiri dan banyak pihak maka janganlah kalian bolos jauhi bolos
d) Tahap pengakhiran
untuk menyimpulkan apa saja yang mereka dapat dari awal hingga
F
No Nama Siswa Persentase Kategori
1 AL 2 40% Rendah
2 AS 2 40% Rendah
3 AR 3 60% Sedang
4 CA 3 60% Sedang
5 FR 2 40% Rendah
6 FG 2 40% Rendah
7 IR 1 20% Sangat rendah
8 JS 1 20% Sangat rendah
9 FK 2 40% Rendah
10 NS 3 60% Sedang
Jumlah rata-rata 21 42% Rendah
c. Evaluasi Siklus I
PERENCANAAN
PELAKSANAAN
Fase 1 : Pembentukan
PELAKSANAAN
Fase 2 : Peralihan
66
PELAKSANAAN
PELAKSANAAN
Fase 4 : Penyimpulan
PELAKSANAAN
Fase 5 : penutup
EVALUASI
Rata-rata 2,1
Keterangan: (1) Tidak tepat, (2) Kurang tepat, (3) Sangat tepat
68
rata-rata yaitu 2,1 Proses tindakan mencapai 72% berjalan cukup baik,
karena suara kurang terdengar oleh anggota kelompok dan suara bising
akan dilakukan.
bingung, karena kosa kata yang diungkapkan masih ada kata yang
diulang-ulang tanpa disadari, tentunya hal ini juga akan membuat fokus
disebelahnya.
69
5 3 60% Baik
6 3 60% Baik
dengan teknik live meodling yaitu 43,3% masih belum bisa dikatakan
d. Refleksi Siklus I
anggota kelompok.
5. Suara peneliti yang kurang terdengar jelas, masih ada kata-kata yang
6. Terdapat kendala kamera peneliti mati pada saat kegiatan inti dan
2. Pelaksanaan Siklus II
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan siklus
1) Menyiapkan RPL
1) Tindakan I
No Tahapan Kegiatan
a) Tahap pembentukan
b) Tahap peralihan
c) Tahap kegiatan
pelajaran itu kak”, “CA menjawab saya tidak masuk karna saya
ikut teman sehingga saya tidak masuk juga kak soal nya nggak
enak kalau nggak ada teman jadi saya tidak masuk karna dia
tidak masuk. “FR saya bermain game dengan teman yang lain
sekolah dengan saya kak jadi saat jam pelajaran terkahir saya
kerahasiaan. Dan setekah itu “AS menjawab saya waktu itu tidak
masuk karena menghindar dari tugas kak soal nya saya belum
BK kak”. “AL biasa aja kak”. “CA nggak ada kak”. Peneliti
d) Tahap pengakhiran
salam.
76
1 AL 3 60% Sedang
2 AS 2 40% Rendah
3 AR 3 60% Sedang
4 CA 3 60% Sedang
5 FR 3 60% Sedang
6 FG 2 40% Rendah
7 IR 2 40% Rendah
8 JS 2 40% Rendah
9 FK 3 60% Sedang
10 NS 3 60% Sedang
Jumlah rata-rata 26 52% Rendah
Berdasarkan tabel 4.9 di atas, terlihat bahwa terjadi
2) Tindakan II
No Tahapan Kegiatan
a) Tahap pembukaan
b) Tahap peralihan
c) Tahap kegiatan
yang sudah paham dan sebagian masih ada yang belum bisa
mata pelajaran kak.”. “AR ada yang di panggikl orang tua kak”.
teman kita tadi dan bahkan ada yang sampai tinggal kelas karna
teknik modeling.
81
d) Tahap pengakhiran
salam.
1 AL 4 80% Tinggi
2 AS 3 60% Sedang
3 AR 3 60% Sedang
4 CA 4 80% Tinggi
5 FR 4 80% Tinggi
6 FG 3 60% Sedang
7 IR 3 60% Sedang
8 JS 3 60% Sedang
9 FK 3 60% Sedang
10 NS 4 80% Tinggi
Jumlah rata-rata 34 68% Tinggi
c. Evaluasi Siklus II
PERENCANAAN
PELAKSANAAN
Fase 1 : Pembentukan
PELAKSANAAN
Fase 2 : Peralihan
PELAKSANAAN
PELAKSANAAN
Fase 4 : Penyimpulan
PELAKSANAAN
Fase 5 : penutup
EVALUASI
85
Jumlah 73 Tepat
Rata-rata 2,4
Keterangan: (1) Tidak tepat, (2) Kurang tepat, (3) Sangat tepat
tindakan mencapai 80%. Pada pelaksanaan siklus kedua ini masih belum
optimal dan sepenuhnya benar. Masih terdapat beberapa poin yang dinilai
masih belum tepat Kekurangan peneliti pada siklus ini yaitu tidak menjelaskan
secara penuh apa itu teknik live modeling dan tidak menanyakan kesan seerti
konseling kelompok dengan teknik ini. Dan beberapa kali peneliti masih grogi
itu terlihat pada posisi duduk yang tidak tenang dan cara bicara peneliti masih
6 3 60% Baik
dengan teknik live meodling yaitu 70% masih belum bisa dikatakan
berhasil dan kriteria keberhasilan peneilti adalah 80% dan sudah hampir
d. Refleksi
sebelumnya.
87
bimbingan kelompok.
kegiatan.
a. Perencanaan
siklus III.
b. Pelaksanaan Siklus
dua adalah:
1) Menyiapkan RPL
tripod.
1) Tindakan I
No Tahapan Kegiatan
a) Tahap Pembukaan
siklus pertama dan kedua, pada siklus ketiga ini peneliti memulai
siap.
b) Tahap peralihan
c) Tahap Inti
“AR menjawab patuh aturan kak”. “CA disiplin itu tertib kak”. “Al tidak
ditetapkan oleh diri sendiri atau orang lain, seperti keluarga, lembaga
saja?. Kebanyakan jawaban yang mereka beri sama yaitu disiplin waktu.
Peneliti lalu menjelaskan bahwa memang benar bahwa disiplin itu disiplin
dengan baik dan membaginya. Waktu sangat berharga dan salah satu
kunci sukses adalah penggunaan waktu dengan baik. Ada juga disiplin
ilmu yang dimana disiplin Ilmu adalah biasanya disebut dengan disiplin
“FR menjawab agar selalu patuh aturan kak”. “CA biar tidak tepat waktu
tanpa campur tangan atau kendali dari luar. Peneliti meminta anggota
disiplin yang bisa di contoh untuk anggota dan untuk mereka tirukan
laku mereka.
d) Tahap pengakhiran
menyimpulkan apa saja yang mereka dapat dari awal hingga menjelang
4 CA 4 80% Tinggi
5 FR 4 80% Tinggi
6 FG 4 80% Tinggi
7 IR 4 80% Tinggi
8 JS 4 80% Tinggi
9 FK 3 60% Sedang
10 NS 4 80% Tinggi
Jumlah rata-rata 39 78% Tinggi
2) Tindakan II
No Tahapan Kegiatan
-Pemahaman siswa
-Kesan siswa
Menutup dengan doa
Mengucapkan salam
a) Tahap Pembukaan
pada siklus pertama dan kedua, pada siklus ketiga ini peneliti memulai
siap.
b) Tahap Peralihan
c) Tahap Inti
seseorang. Itu artinya sikap disiplin bisa dipelajari dan bukan hal
yang harus dimiliki orang agar bisa sukses. Namun, hal ini
yang lewat secara alami dan ceroboh misalkan kalau kita dapat
karena biasa” Tentu saja, ini menyiratkan apa yang kita lakukan.
sedikit demi sedikit dan berlatih dari hal- hal yang kecil terlebih
dahulu.
98
kegiatan terjadwal dari mulai bangun sampai mau tidur lagi dan
semua itu dilakukan setiap hari agar terbiasa dan tidak ada lagi
9 13.00-17.30 Sekolah
16 03.00 Tahajjud
dan menjadi bisa awalnya memang agak sulit untuk dilakukan tetapi
disiplin dengan sendiri nya dengan ada nya pembuatan jadwal bisa
d) Tahap pengakhiran
salam.
100
PERENCANAAN
PELAKSANAAN
Fase 1 : Pembentukan
PELAKSANAAN
Fase 2 : Peralihan
PELAKSANAAN
PELAKSANAAN
Fase 4 : Penyimpulan
PELAKSANAAN
Fase 5 : penutup
EVALUASI
Jumlah 84 Tepat
Rata-rata 2,8
Keterangan: (1) Tidak tepat, (2) Kurang tepat, (3) Sangat tepat
mencapai 84% dimana masih terdapat langkah yang dinilai kurang tepat
ketiga ini sudah baik namun masih belum apat dikatakan sempurna. Pada
siklus ketiga ini sudah terlaksana dengan baik dinamika kelompok, klien
dengan teknik live meodling yaitu 93% sudah bisa dikatakan berhasil
dan kriteria keberhasilan peneilti adalah 80% dan itu sudah mencapai
kriteria keberhasilan yang ingin di capai oleh peneliti dan hasil siklus 3
ulang karena peneliti sudah merasa puas dengan kegiatan pada siklus
F % F % F % F % F % F %
No keberhasilan 1 1 1
Pernyataan
Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
F % F % F %
A. Gambaran Umum
Tabel 4. 21 Subjek Penelitian
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas XI IPS
surat izin kalau tidak masuk d) Meminta izin keluar pada jam pelajaran
tertentu e) Meninggal kan sekolah pada pelajaran tertentu tanpa ijin dan
bimbingan kelompok.
109
perilaku bolos pada siswa. Pada awalnya siswa melakukan sering bolos,
terlihat sudah mulai memperlihatkan sikap atau perilaku yang displin dalam
belajar, hal tersebut disebabkan siswa memahami apa yang telah peneliti
Hal tersebut dibuktikan dengan data observasi yang di isi oleh guru
kekurangan pada siklus pertama (I) peneliti mengadakan siklus kedua (II)
dimana tingkat perilaku bolos menurun sebanyak 70%, namun masih ada
pertama dan kedua. Dimana peneliti hanya perlu memperbaiki sedikit saja
dari siklus dua, pada siklus tiga hasil observasi yang dilakukan oleh guru
110
A. SIMPULAN
Penelitian ini yang berjudul “Upaya Mengurangi Kenakalan Remaja
siswa tersebut dapat dilihat dari hasil observasi pada setiap siklus dan
terlihat dari absensi kehadiran siswa dikelas sudah tidak melakukan bolos.
Live Modeling sebanyak tiga kali siklus enam kali tindakan, dapat dilihat
pelaksanaan sebesar 2,1 atau 72% berjalan cukup baik, rata-rata nilai
siswa yaitu sebesar 43,4 % dimana masih jauh dari kriteria keberhasilan.
111
112
pelaksanaan sebesar 2,4 atau 75% berjalan cukup baik, rata-rata nilai
sudah mulai aktif dalam kegiatan dan berdasarkan hasil observasi dari
anggota kelompok sebesar 78% dimana siswa sudah aktif dalam kegiatan
kelompok, kemudian siklus III tindakan kedua hasil nilai rata-rata dari
proses pelaksanaan sebesar 2,8 atau 80% berjalan baik, rata-rata nilai
siswa yaitu sebesar 93% sudah bisa dikatakan berhasil dan kriteria
keberhasilan yang ingin di capai oleh peneliti dan hasil siklus 3 bisa
dikatakan berhasil.
Pada penelitian ini siklus yang dikategorikan memperoleh hasil yang baik
yaitu pada siklus ke III. Hasil observasi juga mendukung bahwa dalam
siklus ketiga ini angota kelompok yang telah mampu memahami dan dapat
113
kenakalan remaja perilaku bolos pada siswa kelas XI IPS 1 SMAN 6 Kota
Jambi.
B. SARAN
Berdasarkan dari hasil penelitian dan kesimpulan yang disampaikan,
1. Bagi Siswa
2. Bagi Sekolah
3. Bagi Guru Bk
sebagai salah satu bentuk bantuan bagi para siswa yang tengah
kelompok.
4. Bagi peneliti
C. IMPLIKASI
Berdasarkan temuan hasil penelitian mengenai upaya mengurangi
perubahan ke arah yang lebih baik. Dan hasil observasi yang dilakukan oleh
sekolah.
115
DAFTAR PUSTAKA
Jabatan :
Pengantar
peserta didik.
semestinya?
tersebut?
Kota Jambi?
119
Pengamat : Guru BK
Catatan: Nilai 1 tidak aktif, 2 sedikit aktif, dan nilai 3 sangat aktif
126
Pengamat : Guru BK
Catatan: Nilai 1 tidak aktif, 2 sedikit aktif, dan nilai 3 sangat aktif
127
Pengamat : Guru BK
Catatan: Nilai 1 tidak aktif, 2 sedikit aktif, dan nilai 3 sangat aktif
128
Pengamat : Guru BK
Catatan: Nilai 1 tidak aktif, 2 sedikit aktif, dan nilai 3 sangat aktif
129
Pengamat : Guru BK
Catatan: Nilai 1 tidak aktif, 2 sedikit aktif, dan nilai 3 sangat aktif
130
Pengamat : Guru BK
Catatan: Nilai 1 tidak aktif, 2 sedikit aktif, dan nilai 3 sangat aktif
131
Senang mengikuti
8 JS Semangat mengikuti kegiatan bkp
bkp
Tidak terlalu aktif dalam kegiatan
9 FK Malu-malu
Bkp
Sangat aktif berbicara dalam
10 NS Pandai berbicara
kegiatan bkp
133
Mengikuti pembelajaran
6 FG Sudah baik
sebagaiman mestinya
Mengikuti pembelajaran
7 IR Sudah baik
sebagaiman mestinya
Mengikuti pembelajaran
8 JS Sudah baik
sebagaiman mestinya
Mengikuti pembelajaran
9 FK Sudah baik
sebagaiman mestinya
Mengikuti pembelajaran
10 NS Sudah baik
sebagaiman mestinya
137
Skala Penilaian
No. Pernyataan 1 2 3 4 5
Keterangan : Jambi...........................2022
Skala Penilaian
No. Pernyataan 1 2 3 4 5
Keterangan : Jambi...........................2022
Skala Penilaian
Pernyataan 1 2 3 4 5
Keterangan : Jambi...........................2022