Anda di halaman 1dari 3

Tema 3 (lanjutan 2);

ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL SEBAGAI SARANA


PERJUANGAN MELAWAN KOLONIALISME DI INDONESIA

4. Periode Bertahan
a. Pengertian
Peride bertahan adalah suatu periode dimana gerakan nasionalisme berupaya lebih
moderat dan menahan diri. Sikap moderat berarti kembali mau bekerjasama dengan
pemerintah kolonial Belanda. Pada periode ini perjuangan dilakukan melalui volksraad
(dewan Rakyat), karena itulah satu-satunya cara yang bisa dilakukan guna
menyuarakan rakyat.
Sikap ini dilakukan mengingat kebijakan pemerintah kolonial Belanda pada periode ini
sangat represif terhadap organisasi pergerakan. Untuk menghindari agar tokoh-tokoh
pergerakan tidak ditangkapi kembali oleh pemerintah, karena dianggap merongrong
pemerintah. Denagn strategi ini diharapkan kelangsungan hidup organisasi pergerakan
serta kesinambungan hidupperjuangan menuju keerdekaan tetap terjaga.

b. Latar Belakang
 Kebijakan gebernur jenderal Dirk Fock (1921- 1926) yang sangat membatasi
ruang gerak kaum pergerakan. Larangan bagi pegawai pemerintah terlibat dalam
organisasi pergerakan. Ancamannya berupa pemecatan.
 Kebijakan Dirk Fock lebih diperkuat lagi di masa gubjend B.B. de Jonge. Pada
periode ini dikeluarkan vergader verbond, sebuah peraturan yang sangat
membatasi ruang gerak kaum pergerakan. Setiap organisasi ang bersikap non-
kooperatid danradikal dianggap sebagai organisasi terlarang. Tokohnya diancam
dibuang atau dipenjarakan.
 Masuk ke dalam valksraad menjadi satu-satunya pilihan untuk menyuarakan
cita-cita kemerdekaan indonesia.

c. Perjuangan Melalui Volksraads (Perwakilan Rakyat/parlemen)


 Setelah banyak dilakukan penangkapan dan pengasingan terhadap tokoh-tokoh
pergerakan, beberapa aktoivs pergerakan yang tersisa merasa bahwa pilihan
sikap yang radikal kurang mnguntungkan. Oleh karena itu, pilihan sikap lebih
moderat dirasa lebih menguntungkan. Maka masuklah mereka ke volksraat.
 Meski pun kewenangan mereka terbatas, di bawah kepemimpinan M.H. Thamrin
di dalam volsraad mereka berhasil membentuk fraksi nasional. Usaha yang
dilakukan adalah;
(i) Mendesak segera dilakukn perubahan ketatanegaraan
(ii) Menghapus segala perbedaan politik, ekonomi dan pendidikan yang
diakibatkan oleh penjajahan.
(iii) Menggunakan segala jalan yan sah untuk mencapai tujuan tersebut.
 Membuat gebrakan berupa Petisi Sutarjo (1935). Isi petisi Sutarjo berupa
tuntutan untuk menyelenggarakan musyawarah bersama antara wakil-wakil
Indonesia dan wakil Belanda dengan kedudukan dan hakyang sama. Tujuannya
untuk menyusun suatu rencana pemberian hak otonomi bagi bangsa Indonesia
sesuai peratutan perundangan yang berlaku di kerajaan Belanda.
 Gerakan Indonesia Berparlemen sebagai respon pecahnya Perang Dunia II.
Mengajukan tuntutan agar terjalin kerjasama yang setara antara Indonesia
dengan negeri Belanda. Namun tuntutan itu tidak ditanggapi.

d. Organisasi-orgaisasi pada periode bertahan


d.1. Taman Siswa
 Taman Siswa berdiri sebagai bentuk perjuangan alternatif di tengah kerasnya
tekanan pemerintah kolonial Belanda terhadap orgaisasi dan kaum pergerakan.
 Didirikan oleh Ki Hadjar Dhewantoro (R. Suwardi Suryaningrat) pada tgl 3 Juli
1922. Fokus kegiatan di bidang pendidikan dengan mendirikan sekoah Taman
Siswa.
 Konsep pengajaran di Taman Siswa berupa trilogi guru, yakni ing ngarsa sung
tuladha (di depan memberi contoh yang baik), ing madya mangun karsa (di
tengah ikut mendukung, memberi motivasi kepada murid), dan tut wuri
handayani (di belakang turut mendorong, tututan agar guru memiliki
kemampuan membimbing siswa supaya bisa berkembang sesuai dengan
kemempuannya)
 Salah satu perjuangan berat Ki Hadjar Dhewantoro, dengan Taman siswanya
adalah menentang pemberlakuan Wilde Schoole Ordonantie, sebuah undang-
undang pemerinah kolonial Belanda yang membatasi ruang gerak sekolah
swasta. Untuk itulah, sebagai bentuk penghargaan kepada pejuang
pendidikan,kemudian hari lahir Ki Hadjar Dhewantoro di kenang sebagai hari
pendidikn nasional.
Wilde Schoolen Ordonantie

Pada tahun 1932 pemerintah kolonial Hindia-Belanda mengeluarkan peraturan yang


bernama Wilde Schoolen Ordonantie. Isinya mengharuskan kepada semua sekolah
partikelir (swasta), termasuk Taman Siswa, untuk mendapat ijin dari pemerintah
kolonial terlebih dahulu sebelum menyelenggarakan kegiatan pengajaran.
Sebelu mengajar guru partikelir harus mendapat ijin mengajar terlebih dahulu dari
pemerintah kolonial Hindia Belanda.
Ki Hajar Dhewantoro (KHD) mengirim surat protes kepada Gubernur Jenderal Hindia
Belanda, karena dianggap melebihi batas.
Surat protes itu mendapat dukungan dari partai politik dan surat kabar. Kemudian
mendorong protes KHD itu agar dibahas di volksraad.
Akhirnya pada tahun 1933 Wilde Scholen Ordonantie dicabut oleh pemerintah Belanda.
Artinya Taman Siswa bisa lebih leluasa menyelenggarakan kegiatan pengajarannya.

d.2. Partai Indonesia Raya (PARINDRA)


 Merupakan penggabungan dua organisasi yakni Budi Utomo dan Persatuan
Bangsa Indonesia (PBI). PBI sendiri merupakan kelanjutan dari Indonesiache
Studie Club yang didirikan oleh dr Soetomo tahun 1924.
 Gabungan Budi Utomo dan PBI secara resmi menjadi organisasi parti politik
bernama Patai Indonesia Raya (PARINDRA) pada kongres tahun 1935. Selain
Budi Utomo, bergabung pula sarekat Sumatra dn Sarekat Celebes.
 Haluan politik PARINDRA adalah moderat dan Kooperatif, sehingga dapat
medudukkan wakilnya di dewan Perwakilan Rakyat (Volksraad).
 Strategi perjuangan PARINDRA dilakukan melalui 2 (dua) jalur yaitu melalui
parlemen dan jalur di luar paterlemen. Melalui jalur parlemen berharap agar
mampu mempengaruhi kebijakan pemerintah. Sementara di luar parlemen tetap
berjuang melkukan kegiatan pemberdayaan masyarakat, penyadaran masyarakat
terhadap masalah perburuhan, pengangguran dan peradilan.

d.3. Gabungan Politik Indonesia (GAPI)


 Merupakan gabungan dari beberpa partai politik yang didirikan oleh M.H.
Thamrin pada 21 Mei 1939. Beberapa partai yang ergabung dalam GAPI antara
lain; Parindra, Gerindo, Partai Sarikat Islam Indonesia (PSII), Persatuan Partai
Polilik, Persatuan Minahasa, Partai Pasundan, dan Partai Islam Indonesia (PII).
 Azas perjuangan GAPI;
1. Hak untuk menentuan diri sendiri
2. Persatua nasional seluruh bansa Indonesia yang berlandaskan kerakyatan
dalam pahan politik, ekonomi dan sosial
3. Persatuan aksi seluruh pergerakan Indonesia.
 Kongres I GAPI mengusung semboyan Indonesia Berparlemen. Indonesia
berparlemen bdalah tuntutan agar dibentuk parlemen yang sebenanya, artinya
bangsa Indonesia diberi kesempatan yang sejajar dengan Belanda dalam
merumuskan kebijakan di Hindia Belanda. Anggota parlemen dipilih langsung
oleh rakyat. Namun tuntutan Indonesia Berparlemen itu baru mendapat
tanggapan positif dari ratu Belanda Wilhelmina pada tahun1941 ketika negeri
Belanda sudah dikuasai oleh Jerman pada PD II.
 Kongres GAPI ke II menghasilkan keputusan yang cukup .penting:
1. Menetapkan bendera merah putih sebagai bendera kebangsaan
2. Lagu Indonesia Raya sebagi lagu kebangsan
3. Peninkatan penggunaan bahasa Indonesia bagi semua rakyat Indonesia

Anda mungkin juga menyukai