Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 1

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (SKOM 4313)

Nama : Joko Prasetyo


NIM : 041220503
UPBJJ : UT Yogyakarta

Soal:
1. Jelaskan konsep dasar pada komponen komunikasi, serta gambarkan dalam bentuk skema
komunikasi!
2. Judi Broenell mengembangkan model HURIER untuk menjelaskan tahapan dalam
mendengarkan efektif. Jelaskan dan berikan contohnya model HURIER tersebut!

Jawaban:
1. Pengertian ini menjelaskan bahwa komunikasi interpersonal dipahami dengan mengamati
komponen-komponen utamanya. Komponen- komponen itu diidentifikasi dari dan dalam
proses penyampaian dan penerimaan pesan dari seseorang kepada orang lain atau
sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampak dan peluang untuk memberikan umpan
balik segera. De Vito (2013) mengemukakan komponen-komponen itu dapat ditelusuri
dari bagan komunikasi antar manusia secara universal berikut ini.

Pada dasarnya, setiap proses komunikasi bertujuan menyampaikan suatu pesan atau
informasi hingga pesan tersebut dapat diterima oleh si-penerima setepat mungkin; apapun
bentuk dan cara penyampaiannya. Namun demikian, apa yang sering terjadi; pesan atau
informasi itu berubah arti ( distorsi) dari pesan yang diharapkan untuk diterima. Suatu
distorsi (penyimpangan/kekeliruan) terjadi akibat gangguan (noise) dalam proses
komunikasi. Distorsi sebenamya tidak boleh terlalu banyak dan sering terjadi. Kalau pun
tidak bisa dihindari keterjadian distorsi berlangsung secara minimal. Untuk itu hendaknya
dapat ditelusuri dan dipelajari komponen-komponen komunikasi yang terlibat dalam
proses komunikasi.
Bagan di atas memperlihatkan 8 ( delapan) komponen dari proses komunikasi yang perlu
dicermati setiap komunikator, yaitu: (1) Konteks (lingkungan) komunikasi, (2) Sumber-
penerima, (3) Enkoding-dekoding (4) Kompetensi komunikasi, (5) Pesan dan saluran, (6)
Umpan balik, (7) Gangguan, dan (8) Efek komunikasi.
Komunikasi antarpribadi adalah alat yang sebenarnya sangat ampuh untuk
mengefektifkan pelaksanaan pekerjaan, tetapi prosesnya bisa mudah sekali menimbulkan
distorsi dengan akibat-akibat yang kerap kali sangat gawat. Distorsi menjadi fatal bila
tidak ditangani secara serius, lebih-lebih dalam tempo yang terhitung amat panjang.

2. Judi Brownell mengembangkan model HURIER (Hearing, Understanding,


Remembering, Interpreting, Evaluating, and Responding) untuk menjelaskan enam tahap
mendengarkan efektif. Kita tidak barus mengikuti tahap ini secara berurutan, terkadang
untuk mendengarkan secara efektif kita perlu bolak-balik mengulang beberapa tahapan
tersebut. Berikut merupakan penjelasan enarn tahapan tersebut (Floyd, 2012: 223):
1. Hearing (Mendengarkan)
Seperti yang telah dijelaskan di awal, hearing merupakan proses fisiologis dari
penerimaan rangsangan (dalam hal ini suara). Listening dimulai dengan tahap ini. Kita
tidak dapat melakukan listening tanpa proses hearing terlebih dahulu, tapi kita
mungkin saja melakukan hearing tanpa benar-benar mendengarkan (listening) apa
yang seseorang katakan. Kita bisa saja tidak benar-benar rnendengarkan (listening)
apa yang teman kita katakan walau kita sebenamya mendengarnya (hearing) karena
kita sedang lelah atau fokus mengerjakan sesuatu.
2. Understanding (Memahami)
Pada tabap ini, kita berusaha mengerti dan mendalami apa yang disampaikan oleh
orang lain, baik pikiran maupun intonasi penyampaian pesan yang mewakili emosi.
Hal-hal yang diperlukan dalam rnemahami adalah sebagai berikut (DeVito, 2016:):
a. Menghubungkan informasi terbaru dari kornunikator dengan apa yang terjadi saat
ini di lapangan (fakta).
b. Memahami pesan komunikator dari inti pesan yang disampaikan. Hindari
menyimpulkan pesan sebelum komunikator selesai menyampaikan seluruh
pesannya.
c. Pertanyaan untuk mengklarifikasi. Jika memungkinkan, tanyakan contoh nyata
dari penjelasan atau pesan yang disampaikan komunikator.
d. Mengubah kalimat komunikator menjadi kalimat sendiri yang lebih mudah
dipahami.
3. Remembering (Mengingat)
Dalam mendengarkan diperlukan adanya ingatan, untuk: mengingat pesan yang telah
disampaikan. lngatan berguna dalam melakuk:an komunikasi agar yang disampaikan
sesuai, tidak keliru, maupun rancu. Kemampuan mengingat diperlukan agar kita
terhindar dari situasi canggung dan memalukan dalam komunikasi antarpribadi.
Misalnya, seringkali kita berpapasan dengan seseorang yang kita tidak ingat namanya.
Padahal, kita telah berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang tersebut pada
beberapa pertemuan sebelumnya. Dengan mendengar dan mengingat dengan baik
sebelumnya, saat orang tersebut memperk:enalkan diri, tentu situasi canggung
tersebut dapat dihindari. Hal-hal yang dibutuhkan dalam mengingat, adalah (De Vito,
2016) :
a. Identifikasi sumber ide dan referensi yang mendukung
b. Ringkasan pesan yang mudah diingat. Namun perlu kehati-hatian dalam
meringkas, jangan sampai menghilangkan detail atau inti pesan atau bagian-
bagian lain yang penting.
c. Pengulangan nama dan kata kunci untuk mengingatkan diri sendiri, bila
memungkinkan, dengan suara yang keras.
4. Interpreting (Mengartikan)
Proses interpreting ini terdiri dari dua bagian. Pertama, memperhatikan segala
perilaku verbal dan non verbal orang yang berbicara sehingga kita dapat menetapkan
arti dari pesan yang dikatakan orang tersebut. Misalnya, ketika Fani berkata, "Hari ini
aku beruntung sekali" dengan wajah berseri-seri, kita akan memaknai bahwa Fani
sedang bahagia. Sedangk:an, jika ia mengatakan "Hari ini aku beruntung sekali"
dengan muka yang k:elihatan kesal maka kita akan menafsirkan bahwa Fani sedang
mengungkapkan sarkasme, yang artinya dia mengalami hal buruk hari ini. Kedua,
memberikan sinyal bagaimana kita mengartikan pesan dari orang itu. Contohnya,
ketika kita menafsirkan pesan Fani sebagai ungkapan bahagianya, maka kita akan
tersenyum dan mengatakan "Sepertinya harimuindah hari ini". Sementara jika kita
menafsirkan kalimat Fani sebagai ungkapan sarkasme, kita akan menunjukkan muka
penuh simpati dan menanyakan hal buruk apa yang sedang terjadi padanya.
5. Evaluating (Mengevaluasi)
Evaluasi terdiri dari pengambilan kesimpulan. Terkadang, kita mencoba untuk
mengevaluasi niat atau motif dari kornunikator. Seringkali evaluasi ini terjadi dalam
keadaan tidak sadar atau muncul secara alami dalam bentuk kritik atau analisis.
Evaluasi merupakan upaya untuk menyamakan pesan dengan realitas dan fakta yang
terjadi, Hal yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi adalah:
a. Berikan evaluasi ketika telah benar-benar memahami inti pesan yang
disampaikan.
b. Asumsikan komunikator sebagai orang yang berniat baik dan berikan pula sikap
baik ketika meminta klarifikasi tentang hal-hal yang ingin kita ketahui ]ebih
detail.
c. Bedakan fakta dari kesimpulan, opini, dan interpretasi dari individu komunikator.
d. Temukan segala bentuk kecurigaan, hal-hal yang menarik, atau anggapan yang
membuat komunikator terkesan tidak.fair terbadap apa yang disampaikan.
6. Responding
Responding merupakan proses dimana kita memberikan tanggapan (respons) kepada
orang yang berbicara. Terdapat dua fase dalam tahapan ini, Pertama, respons yang
ditunjukkan ketika orang tersebut masih berbicara. Biasanya berupa bentuk
komunikasi face-to-face non-verbal seperti menganggukkan kepala, tersenyum, atau
mengerutkan dahi. Pase lainnya adalah respons yang diberikan setelah orang tersebut
selesai berbicara. Biasanya dilakukan dengan komunikasi verbal seperti mengajukan
pertanyaan klarifikasi, memberikan saran dan kritik, atau kata-kata yang memberikan
dukungan.

Sumber:
Nurbani. (2019). Komunikasi Antar Pribadi (Edisi 4). Tangerang Selatan. Universitas
Terbuka

Anda mungkin juga menyukai