Anda di halaman 1dari 3

1.

Hakikat manusia menurut :


- QS Al-Mukminun (23) ayat 12-14 : “Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari saripati
(berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan
segumpal daging dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami
bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia mahluk yang (berbentuk) lain. Maka maha sucilah
Allah pencipta yang paling baik.”
(Sumber : Modul Pendidikan Agama Islam MKDU4211/Modul 2 Hal 2.5)

Berdasarkan tafsir Muhammad Quraish Shihab :


Hendaknya manusia mengamati asal kejadiannya. Sebab, penciptaan manusia itu termasuk salah satu
bukti kekuasaan Kami yang mengharuskan orang-orang untuk beriman kepada Allah dan hari akhir.
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari saripati tanah.
(Sumber : https://quranhadits.com/quran/23-al-mu-minun/al-muminun-ayat-12/#tafsir-quraish-shihab)

- QS As-Sajdah (32) ayat 7 : “Yang membuat segala sesuatu yang dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang
memulai penciptaan manusia dari tanah”
(Sumber : Modul Pendidikan Agama Islam MKDU4211/Modul 2 Hal 2.6)

Berdasarkan tafsir Jalalain :


(Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya) kalau dibaca khalaqahu berarti fi'il
madhi yang berkedudukan sebagai sifat. Apabila dibaca khalqahu berarti sebagai badal isytimal (dan
yang memulai penciptaan manusia) yakni Nabi Adam (dari tanah).
(Sumber : https://tafsir.learn-quran.co/id/surat-32-as-sajdah/ayat-7)

- QS At-Tin (95) ayat 4 : “Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-
baiknya”
(Sumber : Modul Pendidikan Agama Islam MKDU4211/Modul 2 Hal 2.7)

Berdasarkan tafsir Jalalain :


(Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia) artinya semua manusia (dalam bentuk yang sebaik-
baiknya) artinya baik bentuk atau pun penampilannya amatlah baik.
(Sumber : https://tafsir.learn-quran.co/id/surat-95-at-tin/ayat-4)

- QS. Asy-Syam (91) ayat 8 : “ Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan
ketaqwaan”
(Sumber : Modul Pendidikan Agama Islam MKDU4211/Modul 2 Hal 2.11)

Berdasarkan tafsir Jalalain :


Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu kefasikan dan ketakwaannya) maksudnya Allah menjelaskan
kepadanya jalan kebaikan dan jalan keburukan.
(Sumber : https://tafsir.learn-quran.co/id/surat-91-ash-shams/ayat-8)

- QS. Faathir (35) ayat 11 : Allah menciptakanmu dari tanah, dari air mani, kemudian Dia menjadikanmu
berpasang-pasangan (laki-laki dan perempuan). Tidak ada seorang perempuan pun yang mengandung
dan melahirkan, kecuali dengan sepengetahuan-Nya. Tidak dipanjangkan umur seseorang dan tidak pula
dikurangi umurnya, kecuali (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuz). Sesungguhnya yang demikian
itu sangat mudah bagi Allah.”
(Sumber : https://tafsir.learn-quran.co/id/surat-35-al-fatir/ayat-11)

Berdasarkan tafsir Muhammad Quraish Shihab : Allah menciptakan kalian dari tanah. Sebab Adam,
bapak kalian, diciptakan dari tanah. Lalu Dia menciptakan kalian dari sperma (nutfah), suatu jenis cairan
yang dikokohkan dalam rahim dan berasal dari makanan yang dikeluarkan oleh tanah. Kemudian
dijadikanlah kalian sebagai laki-laki dan perempuan. Seorang perempuan tidak akan mengandung dan
melahirkan anak kecuali dengan sepengetahuan Allah. Seseorang diberikan umur panjang atau
dikurangi, semua itu tercatat dalam sebuah kitab. Sesungguhnya bagi Allah semua itu adalah sangat
mudah dan remeh.
(Sumber : http://www.indonesiaquran.com/qs-35-11-quran-surat-fatir-ayat-11-terjemah-bahasa-
indonesia)

dan hubungannya dengan QS. Adz-Dzaariyaat (51) ayat 56 yang artinya “Tidaklah Aku menciptakan jin
dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”
(Sumber : Modul Pendidikan Agama Islam MKDU4211/Modul 2 Hal 2.13)

Jadi intinya Allah SWT menciptakan jin dan manusia semata-mata hanya untuk menyembah dan
beribadah kepada Allah SWT.

2. Sebagai mahluk yang diberikan karunia berupa akal dan pikiran manusia akan mampu menjalankan
kewajiban dan tanggung jawabnya di muka bumi, tetapi jika ia tidak menggunakan akal pikiran dengan
baik, maka ia hanya akan menimbulkan kerusakan di muka bumi. Al-Qur’an sebagai kalam Allah Swt
dimana didalamnya terdapat berbagai sumber pengetahuan. Meskipun al-Qur’an diturunkan berabad-
abad silam, tetapi ayat-ayat al-Qur’an terbukti sesuai dengan kemajuan zaman. Majunya ilmu
pengetahuan diperoleh karena manusia mengoptimalkan akal pikirannya dengan baik dalam
memperoleh pelajaran dari al-Qur’an, yang mana hal tersebut akan melahirkan bukti-bukti ilmiah yang
menjadi ilmu pengetahuan. Contohnya Ibnu Sina karena pemikirannya dalam menemukan berbagai
macam disiplin ilmu pengetahuan tentang kesehatan sehingga melahirkan ilmu kedokteran yang
sekarang kita rasakan manfaatnya. Dari hal tersebut kita mengetahui bahwa pikiran yang digunakan
dengan baik akan melahirkan kemanfaatan bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang lain
serta menyadarkan manusia pada titik keimanan. Karena semakin manusia mengetahui kebesaran Allah
SWT, maka keimanannya akan semakin meningkat.
(Sumber : http://qardhanhasana.sch.id/berita/detail/eksistensi-manusia-sebagai-khalifah-allah-swt)

3. Hak manusia dalam pandangan islam yaitu :


- Hak atas kepemilikan barang pribadi seperti harta benda, property dan lain lain seperti yang tercantum
dalam QS An-Nisa ayat 29 "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-
suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu."

- Hak mendapat keadilan seperti yang tercantum dalam QS Asy-Syura ayat 15 “Dan Aku perintahkan
supaya berlaku adil di antara kamu”

- Hak untuk hidup seperti yang tercantum dalam QS Al-Isra ayat 33 “Dan janganlah kamu membunuh
jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan suatu (alasan) yang benar.”
- Hak menjalankan keyakinan agama seperti yang tercantum dalam QS Al Baqarah ayat 256 “Tidak ada
paksaan dalam (menganut) agama (Islam). Sungguh, telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat.
Siapa yang ingkar kepada tagut dan beriman kepada Allah sungguh telah berpegang teguh pada tali yang
sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”
(Sumber : https://islam.nu.or.id/syariah/lima-hak-asasi-manusia-dalam-islam-C16DH dan
https://tafsir.learn-quran.co/id/surat-2-al-baqarah/ayat-256)

4. Peran manusia berdasarkan tinjauan sosiologis dan psikologis intinya adalah seorang individu itu
sendiri dibentuk oleh dirinya sendiri, juga merupakan hasil bentukan dari masyarakat dan lingkungan
sekitar dimana orang tersebut hidup.
(Sumber : http://hakekatmanusiamenurutislam.blogspot.com/2017/02/status-dan-peran-manusia.html)

5. Salah satu fungsi akal yang pertama adalah untuk memahami ayat al-Qur’an, seperti yang tercantum
dalam QS Al - Baqarah ayat 164 “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya
malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang
Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya
dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan
antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang
memikirkan”

Kedua untuk Mengambil Hikmah dan Pelajaran seperti yang tercantum dalam QS Al – Mulk ayat 10 “Dan
mereka berkata: “Sekiranya Kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami
termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala”

Ketiga untuk Menjaga Diri dan Mencegah dari Perbuatan Tercela seperti yang tercantum dalam QS Al -
An’am ayat 151 “Katakanlah: “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu Yaitu:
janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu
bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi
rezeki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji,
baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang
diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar”. demikian itu yang
diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya)”

Anda mungkin juga menyukai