Anda di halaman 1dari 20

1|Kelompok 1 ABT 3A Malam

TUGAS AKHIR
MAKALAH STUDI KASUS MENGENAI PERDAGANGAN RITEL
Disusun untuk memenihi tugas akhir Mata Kuliah Sistem Administrasi Dagang dan Jasa

Disusun Oleh Kelompok 1 :

- Norita Putri 4122111001


- Melisa Pratiwi 4122111029
- Nisya Cahya Regina 4122111030
- Maharani Oktaria 4122111031
- Nurlaili 4122111032
Kelas ABT 3A Malam

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS TERAPAN


JURUSAN MANAJEMEN BISNIS
POLITEKNIK NEGERI BATAM
2022
2|Kelompok 1 ABT 3A Malam
3|Kelompok 1 ABT 3A Malam

1 DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................4
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KASUS TERKAIT..........................................................................5
2.1 Kajian Pustaka.............................................................................................................................5
2.2 Kasus Terkait.............................................................................................................................10
KESIMPULAN........................................................................................................................................16
SARAN.....................................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................18
LAMPIRAN.............................................................................................................................................19
4|Kelompok 1 ABT 3A Malam

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perdagangan eceran atau sekarang sering disebut perdagangan ritel, bahkan disingkat
menjadi bisnis ritel, adalah kegiatan usaha menjual barang atau jasa kepada perorangan untuk
keperluan diri sendiri, keluarga, atau rumah tangga (Ma’ruf, 2006:7). Bisnis ritel saat ini
perkembangannya sangat pesat, dilihat dari banyaknya perusahaan ritel yang mulai bermunculan.
Indonesia merupakan Negara yang memiliki peluang dan potensi besar dalam pertumbuhan
bisnis ritel karena jumlah penduduknya terbesar keempat di dunia. Menurut Pudjianto, Ketua
Aprindo (Asosiasi pengusaha ritel Indonesia) Tahun 2014, dengan adanya bisnis ritel di
Indonesia telah memberikan dampak positif terhadap ratusan pemasok/ distributor lokal yang
dapat memasarkan produknya serta membuka lapangan kerja yang luas.
Dewasa ini, konsumen dapat membeli barang dan jasa dari berbagai jenis organisasi
eceran. Beragam usaha Eceran dapat di temui di setiap lingkungan pasar, baik yang eceran
maupun Non-eceran. Dalam usaha eceran terdapat empat tingkatan layanan yang dapat di
tawarkan oleh pengecer kepada konsumen berupa Swalayan (Self Service), Swa pilih (Self
Selection) , Layanan Terbatas ( Limited Service), dan Layanan Lengkap (Full Service).
Perdagangan Besar meliputi semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang atau jasa
kepada orang-orang yang membelinya untuk dijual kembali atau untuk penggunaan bisnis.
Terdapat pula Jenis-jenis utama perdagangan Besar, berupa Pedagang Besar Niaga, Pialang dan
Agen, Cabang dan Kantor Produsen, serta Pedagang Besar lain. Semuanya akan di bahas dalam
makalah ini baik dari jenis utama pengecer, Label Privat, hingga Keputusan Pemasaran yang
harus dilakukan oleh para pengecer, dan masih banyak lagi.
Sementara bisnis ritel skala keci yaitu jenis bisnis ritel, yang memasarkan produknya
dalam jangkauan pasar yang tidak terlalu luas atau besar, atau biasa disebut sebagai pengecer
tradisional. Contohnya: Pedagang kaki lima, pedagang keliling, warung kecil.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Perdagangan Eceran?
2. Apa pengertian dari Perdagangan Besar?
3. Apa pengertian dari Perdagangan Kecil?
5|Kelompok 1 ABT 3A Malam

2 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KASUS TERKAIT

1
2
2.1 Kajian Pustaka
A. Pengertian Perdagangan Eceran (Ritel)
Perdagangan eceran (retailing) termasuk semua aktifitas dalam menjual barang
atau jasa langsung ke konsumen akhir untuk kebutuhan pribadi non bisnis. Pengecer
(retailer) atau toko eceran (retail store) adalah semua badan usaha yang volume
penjualannya terutama datang dari penjualan eceran.
Hipotesis Roda Eceran menjelaskan bahwa salah saru alasan mengapa muncul
jenis-jenis toko baru. Toko-toko eceran konvensional biasanya meningkatkan
layanannya dan menaikkan harganya untuk menutupi biaya. Biaya yang lebih tinggi
memberikan peluang bagi bentuk-bentuk toko baru menawarkan harga yang lebih
rendah dan layanan yang lebih sedikit. Jenis-jenis toko baru memenuhi preferensi
konsumen yang sangat berbeda-beda untuk tingkat layanan dan layanan khusus.
Pengecer dapat memposisikan diri dalam menawarkan salah satu dari empat tingkat
layanan:
1. Swalayan (Self Service) adalah Landasan semua usaha diskon. Banyak pelanggan
bersedia melakukan proses menemukan, membandingkan, meimilih sendiri guna
menghemat uang
2. Swa Pilih (Self Selection) adalah Pelanggan mencari barangnya sendiri, walaupun
mereka dapat meminta bantuan.
3. Layanan Terbatas ( Limited Service) adalah Pengecer ini menjual lebih banyak
barang belanja dan pelanggan memerlukan lebih banyak informasi dan bantuan.
Toko-toko tersebut juga menawarkan layanan seperti Kredit dan Hak
mengembalikan barang.
4. Layanan Lengkap (Full Service) adalah Wiraniaga siap membantu dalam setiap
tahap proses menemukan. Membandingkan dan memilih tersebut. Pelanggan yang
suka dilayani lebih menyukai jenis toko ini. Biaya karyawan yang tinggi ditambah
dengan jumlah barang khusus yang tinggi dan jenis barang yang perputarannya
lambat dan banyaknya jasa, menyebabkan eceran yang berbiaya tinggi.
6|Kelompok 1 ABT 3A Malam

B. Pengertian Perdagangan Besar


Perdagangan besar meliputi semua kegiatan yg terlibat dalam penjualan barang
atau jasa kepada orang-orang yang membelinya untuk dijual kemabli atau untuk
penggunaan bisnis. Perdagangan besar tidak mencakup produsen dan petani, karena
keduanya terutama terlibat produksidan juga tidak mencakup pengecer. Pedagang besar
atau disebut juga Distributor berbeda dengan pengecer dalam beberapa hal yaitu :
1. Pedagang besar memberikan perhatian yg lebih sedikit pada promosi, atmosfer
dan lokasi, karena berhadapan dengan pelanngan bisnis bukan dengan pelanngan
atau konsumen akhir.
2. Transaksi perdagangan besar biasanya lebih besar daripada transaksi eceran, dan
pedagang besar biasanya menjangkau daerah perdagangan yang lebih luas daripada
pengecer.
3. Pemerintah berhubungan dengan pedagang besar dan pengecer dengan cara yang
berbeda dalam perturan hokum dan pajak
Pada umumnya Pedagang besar digunakan jika mereka lebih efisien dalam
melaksanakan beberapa fungsi sebagai berikut :
1. Penjualan dan Promosi
Tenaga penjualan pedagang besar membantu produsen menjangkau banyak
pelanngan bisnis kecil dgn biaya yg relative lebih rendah,.
Pedagang besar memiliki lebih banyak hubungan dan pembeli sering lebih
mempercayai pedagang besar daripada produsen yg jauh.
2. Pembelian dan Penyediaan Produk yang beragam
Pedagang besar sanggup memilih jenis barang dan menyediakan beragam produk
yg dibutuhkan pelanggannya sehingga menguransi sangat banyak pekerjaan pelanggan.
3. Memecah-mecah dalam jumlah yang sangat besar
Pedagang besar memberikan penghematan bagi pelangganya dengan membeli
dalam jumlah besar dan memecah-mecah jumlah yg sangat besar tsb menjadi unit-unit
yg lebih kecil
4. Pergudangan
7|Kelompok 1 ABT 3A Malam

Pedagang besar menyimpan persediaan sehingga mengurangi resiko dan biaya


persediaan bagi pemasok atau pelanggan.
5. Pengangkutan
Pedagang besar sering dapat melakukan pengiriman yg lebih cepat kepada
pembeli karena mereka lebih dekat dengan pembeli tsb
6. Pembiayaan
Pedagang besar membiayai pelanggan dengan memberikan kredit dan membiayai
pemasok dengan memesan lebih awal dan membayar tagihan tepat waktu.
7. Penanggung resiko
Pedagang besar menanggung sebagian resiko dengan memegang kepemilikan dan
menanggung resiko pencurian, kerugian, kerusakan dan keusangan.
8. Informasi Pasar
Pedagang besar memasok informasi kepada pemasok dan pelanggan berkaitan
dengan kegiatan pesaing, produk baru, perkembangan harga dsb.
9. Jasa Manajemen dan Konsultasi
Pedagang besar sering membantu pedagang eceran atau pengecer untuk
meningkatkan usahanya dengan melatih petugas penjualan, membantu tata letak dan
pajangan toko juga menciptakan system akuntansi dan pengendalian persediaan.
Jenis-jenis Utama Pedagang besar
1. Pedagang Besar Niaga :
Perusahaan-perusahaan yang dimiliki secara independent yang mempunyai kepemilikan
atas barang dagangan yang mereka tangani.
Mereka biasa disebut Perantara, distributor, atau Lembaga Pemasok Pabrik dan dapat
dibagi menjadi dua kategori : Pedagang besar layanan penuh dan Pedagang besar layanan
terbatas.
a.Pedagang Besar Layanan Penuh :
Menyimpan persediaan, memiliki tenaga penjualan, menawarkan kredit, melakukan
pengiriman dan memberikan bantuan manajemen.
Ada 2 jenis Pedagang Besar Layanan Penuh yaitu :
- Pedagang Grosir yang melakukan penjualan kepada pengecerdan memberikan layanan
penuh.
8|Kelompok 1 ABT 3A Malam

- Pedagang Besar barang dagangan umum menjual beberapa Lini barang dagangan
- Pedagang Besar Lini Umum menjual satu-dua Lina.
- Pedagang Besar Barang Khusus hanya menjual sebagian Lini.
- Distributor Industri melakukan penjualan kepada produsen, alih-alih keapada pengecer dan
memberikan beberapa layanan menyimpan persediaan, menawarkan kredit dan
melakukan pengiriman.
b. Pedagang Besar Layanan Terbatas :
Menawatkan layanan yang lebih sedikit kepada pemsok dan pelanggan.
- Pedagang Besar tunai memiliki Lini produk yang terbatas, barang yang cepat berputar
dan melakukan penjualan kepada pengecer-2 kecil secara tunai.
- Pedagang Besar ruck terutama melakukan penjualan dan pengiriman Lini terbatas
barang dagangan yang agak ditahan agak lama kepada Pasar Swalayan, Toko pangan
kecil, Rumah sakit, Restoran dll
- Pengiriman Antaran melakukan kegiatan dalam industri-2 besar seperti batu bara, layu
dan alat-alat berat.
- Pemborong rak melayani pengecer kebutuhan pokok dan obat, kebanyakan untuk jenis
- Koperasi Produsen mengumpulkan hasil bumi untuk dijual ke pasar-pasar local. Laba
Koperasi Produsen dibagikan kepada para anggotanya pada akhir tahun
- Pedagang Besar Pesanan Pos mengirim catalog kepada pedagang eceran, pelanggan
industri, dan pelanggan lembaga yang menampilkan perusahaan-2 didaerah-2 kecil
terpencil
2. Pialang dan Agen :
Tidak mempunyai kepemilikan atas barang dan hanya melakukan sedikit fungsi. Fungsi
utama adalah memudahkan pembelian dan penjualan dan untuk itu mereka menerima komisi 2
hingga 6 persen dari harga jual.
Pialang :
Fungsi utama dari Pialang adalah mempertemukan antara Pembeli dan penjual dan membantu
negosiasi. Mereka dibayar oleh pihak yang menyewanya dan tidak menyimpan persediaan., tidak
terlibat dalam pembiayaan atau tidak menanggung resiko. Contoh : Pialang Perumahan, Pialang
Asuransi, Pialang Surat Berharg
Agen :
9|Kelompok 1 ABT 3A Malam

Mewakili pembeli atau penjual dengan lebih permanent.


- Agen Produsen :
Mewakili dua atau lebih produsen lini produk pelengkap. Mereka menandatangani perjanjian
tertulis formal dengan masing-2 produsen mengenai kebijakan harga, wilayah, prosedur
penanganan pesanan, layanan pengiriman, dan garansi serta besarnya komisi.
- Agen Penjualan :
Mempunyai kewenangan berdasarkan kontrak untuk menjual seluruh keluaran produsen
dalam bidang produk seperti tekstil, mesin dan peralatan industri, batu bara dll.
- Agen pembelian :
Umumnya mempunyai hubungan jangka panjag dengan pembeli dan melakukan pembelian
bagi mereka, sering menerima, memeriksa, melakukan penggudangan, dan pengiriman
barang dagangan kepada pembeli.
- Pedagang Komisi :
- Mempunyai kepemilikan fisik atas produk dan menegosiasikan penjualan.
3. Cabang dan Kantor Produsen
Usaha perdagangan besar yang dilakukan sendiri oleh penjual atau pembeli alih-alih
melalui pedagang besar independent. Cabang-cabang dan kantor-2 yang terpisah dapat
dikhususkan untuk penjualan atau pembelian
4. Pedagang Besar lain :
Sejumlah jenis khusus pedagang besar ditemukan dalam sector perekonomian tertentu.
Jenis ini meliputi mengumpulkan hasil pertanian (yang membeli hasl pertanian dari banyak
tanah pertanian), pabrik dan terminal minyak ukuran besar (yang mengumpulkan hasil
minyak bumi dari banyak sumur) dan Perusahaan pelelangan (yang melelang mobil,
peralatan dan sebagainya kepada penyalur dan bisnis lain).
10 | K e l o m p o k 1 A B T 3 A M a l a m
11 | K e l o m p o k 1 A B T 3 A M a l a m

2.1 Kasus Terkait


Contoh Kasus 1
PT Gramedia Asri Media di Masa Krisis Pandemi Covid-19

PT Gramedia Asri Media di Masa


Krisis Pandemi Covid-19
Pandemi Covid-19 mulai muncul pada tanggal 2 Maret 2020 dan membawa pengaruh yang
besar dalam berbagai sektor. Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) menimbulkan berbagai
dampak di kehidupan masyarakat, tidak hanya bagi kesehatan, tapi juga kemanusiaan, sosial, dan
ekonomi. Sejak 15 Maret 2020 Presiden Joko Widodo menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk
bekerja, sekolah dan beribadah dari rumah guna mencegah penyebaran virus Covid-19. Hal ini
menuntut individu maupun organisasi untuk beradaptasi dengan berbagai perubahan.
Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) yang membatasi ruang gerak masyarakat telah
berdampak pada semua sektor usaha. Banyak perusahaan yang akhirnya harus merumahkan
karyawan, bahkan ada pula yang gulung tikar. Sektor bisnis ritel menjadi salah satu sektor yang
terkena dampak pandemi Covid-19. Selain permintaan pasar yang menurun, tantangan juga datang,
komponen-komponen biaya pengeluaran tetap alias fixed cost yang mesti dibayarkan pengusaha.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Hariyadi Sukamdani mengatakan, fenomena-
fenomena seperti penutupan gerai, pemotongan gaji hingga merumahkan karyawan yang dijumpai
pada sektor swasta berdampak pada pelemahan daya beli masyarakat . Menurut Ketua Umum
Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N Mandey, rata-rata pendapatan peritel saat ini
lebih rendah dibandingkan dengan biaya operasionalnya.
Sebagai salah satu perusahaan ritel, PT Gramedia Asri Media atau yang lebih dikenal dengan
Gramedia, juga terkena dampak akibat pandemi Covid-19. Pada awal pandemi Covid-19 muncul,
kebijakan pemerintah untuk beraktifitas di rumah dan melakukan penutupan di sejumlah toko atau
pusat perbelanjaan, termasuk Gramedia melakukan penutupan sementara sebagai bentuk dukungan
kepada pemerintah untuk mengurangi penyebaran wabah virus Covid-19. Penutupan sementara ini
dilakukan mulai 26 Maret 2020 hingga 12 Juni 2020. Hal ini, berdampak pada penurunan pendapatan
sebesar 50%. Selama penutupan, Gramedia melakukan sterilisasi di lokasi gerai atau toko sehingga
siap dikunjungi kembali pada waktunya. Saat penutupan sementara, Gramedia mencoba beradaptasi
dengan mengoptimalkan sistem digital agar tetap bisa memberikan layanan kepada pelanggan dengan
sistem layanan belanja online, mengoptimalkan sistem digital seperti e-books, e-perpus dan
memberikan promo-promo menarik untuk pelanggan.
12 | K e l o m p o k 1 A B T 3 A M a l a m

Pandemi Covid-19 belum juga berakhir, banyak masyarakat yang masih belum berani untuk
keluar rumah sehingga, pada saat Pemerintah memberikan kebijakan mall dan toko boleh buka
dengan menjalankan Protokol Kesehatan (Prokes) namun, tetap saja penurunan jumlah pengunjung
Gramedia menurun drastis. Penurunan jumlah pengunjung juga berdampak pada hasil survei brand
yang dilakukan oleh Top Brand selama tahun 2020.
Menghadapi krisis merupakan tugas dan peran praktisi Public Relations. Dalam menghadapi
krisis, dibutuhkan tim manajemen krisis. Namun, Public Relations Gramedia tidak memiliki tim
khusus manajemen krisis. Karena, manajemen krisis sudah melekat ke dalam tugas tim Public
Relations dalam menangani krisis. Jadi, seluruh tim Public Relations terlibat dalam manajemen krisis.
Upaya yang dilakukan PT Gramedia Asri Media dalam Menghadapi Krisis di Masa Pandemi
Covid-19
Dalam kondisi krisis seperti ini, praktisi Public Relations sangat berperan penting dan harus
dapat mengambil alih atau setidaknya bekerja sama dengan pihak manajemen dalam menangani krisis
dengan menyusun dan merencanakan strategi atau upaya yang efektif dalam menghadapi krisis.
Dalam hal ini, peran Public Relations untuk menjaga hubungan baik dengan pihak eksternal
perusahaan terutama pelanggan. Untuk memastikan hubungan dengan pelanggan terus bertahan,
perusahaan harus berusaha memuaskan hati pelanggan. Terutama di masa krisis pandemi saat ini,
perusahaan harus memberikan fasilitas sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
Sebagai upaya mendeteksi sinyal krisis, Public Relations Gramedia, selalu memonitoring
perkembangan kasus Covid-19 sejak awal berita tersebut muncul dengan cara rutin memonitoring
berita dan membuat artikel informasi mengenai virus Covid-19 melalui website literasinusantara.com
yang dikelola oleh Public Relations. Menyusun perencanaan dalam menghadapi krisis, Public
Relations Gramedia saling bekerjasama dengan departemen internal seperti finance, Human Resource
Development (HRD), dan lain-lain untuk menghadapi krisis pandemi Covid-19. Menekan biaya
operasional yang tidak terpakai, dan lebih meningkatkan dan memaksimalkan sistem digital Gramedia
seperti layanan belanja online, e-books, e-perpus dan lain-lain. Semua dilakukan agar karyawan
berfokus pada kenaikan omset perusahaan dan kesejahteraan karyawan itu sendiri.
Gramedia juga sering mengadakan sosialisasi kepada karyawan mengenai apa itu virus
Covid-19, bagaimana cara pencegahannya dan lain-lain. Berkat keterbukaan informasi yang
disampaikan dari pimpinan sampai ke bawahan tersalurkan dengan baik, merupakan langkah yang
efektif di Gramedia ketika kejujuran itu ada otomatis karyawan paham dengan kondisi krisis dan
langkah-langkah yang dilakukan Gramedia untuk mengatasi krisis itu juga sudah dipaparkan. Jadi,
Internal Gramedia adalah yang menjadi kekuatan Gramedia dalam menghadapi krisis. Hal ini, terbukti
dengan tidak terjadinya PHK besar-besaran pada Gramedia.
Mengenai pembelajaran dan evaluasi Public Relations upaya Gramedia menyelesaikan krisis
di masa pandemi Covid-19 adalah dengan tetap memonitor reaksi, respons publik dan stakeholders.
Kemudian Public Relations melakukan evaluasi dengan cara me-review setiap kejadian atau masalah
13 | K e l o m p o k 1 A B T 3 A M a l a m

pada masa krisis dan penanganannya apakah sudah efektif atau belum, apakah ada yang kurang, jika
upaya yang dilakukan pada saat menghadapi krisis sudah efektif, strategi dan perencanaan yang sudah
dilakukan akan dikaji lebih matang dan akan tetap dilakukan untuk mengantisipasi jika krisis muncul
kembali. Kemudian, selain krisis membawa ancaman, Public Relations juga harus melihat krisis
sebagai peluang bagi perusahaan. Hal ini terbukti dengan peningkatan sistem digital pada Gramedia
dapat membantu omset perusahaan sedikit demi sedikit membaik dan Gramedia juga berhasil survive
dalam masa krisis.
Pada tahap pemulihan, selama masa krisis pandemi Covid-19, tak menyurutkan Gramedia
untuk terus berdonasi kepada masyarakat. Gramedia secara rutin menyalurkan donasi pelanggan ke
bermacam-macam lapisan masyarakat di berbagai pelosok negeri. Melalui dukungan resmi Kemensos
RI, Gramedia telah menghimpun dana dari 119 gerai Gramedia di 54 kota dan 33 provinsi di
Indonesia. Dengan berbelanja buku di Gramedia, setiap pelanggan berkesempatan untuk turut
membantu para pegiat literasi di berbagai sudut Indonesia. Dengan adanya donasi ini, Gramedia
berharap dapat membantu pemberdayaan masyarakat dan menjadi solusi yang dibutuhkan masyarakat.
Dalam hal ini juga, dengan adanya donasi dapat mengurangi isu yang beredar selama masa krisis dan
sebagai peran Gramedia dalam menghadapi krisis.
Upaya PT Gramedia Asri Media dalam Menjaga Hubungan Baik dengan Pelanggan di Masa
Krisis Pandemi Covid 19
Pada masa krisis pandemi Covid-19, sangat rentan terhadap informasi yang tidak benar dapat
menyebar ke masyarakat. Gramedia, sebagai salah satu pegiat literasi dan edukasi memiliki website
khusus literasi yaitu literasinusantara.com yang dikelola oleh Public Relations Gramedia. Website
tersebut berisikan artikel informasi-informasi seputar tips yang menarik dan literasi. Dalam masa
krisis, Public Relations Gramedia juga menulis artikel tentang pandemi Covid-19. Hal ini bertujuan
agar membantu masyarakat mendapatkan informasi yang positif dan terhindar dari informasi-
informasi yang tidak benar.
Selain membuat artikel yang informatif kepada masyarakat, dalam kondisi krisis, Public
Relations Gramedia berperan dalam menjaga hubungan baik dengan pelanggan di tengah krisis
pandemi Covid-19, upaya-upaya yang dilakukan yaitu dengan membuat persepsi positif di masyarakat
yaitu dengan membuat program baru Layanan Pesan Antar yang dapat dengan mudah digunakan
pelanggan untuk memesan buku melalui toko Gramedia terdekat tanpa harus datang langsung ke toko.
Pemesanan dapat dilakukan dengan menghubungi customer service toko Gramedia terdekat dan buku
bisa langsung dikirimkan ke pelanggan dengan cepat. Layanan Pesan Antar Gramedia memudahkan
pelanggan untuk berbelanja buku atau stationery dari rumah. Selain memudahkan pelanggan dalam
berbelanja, Layanan Pesan Antar Gramedia juga aman bagi pelanggan dan tetap mematuhi anjuran
pemerintah untuk tetap di rumah dan dapat mengurangi risiko penularan virus Covid-19. Sebagai
penggiat literasi, pada situasi pandemi seperti ini pun Gramedia akan terus berusaha memberikan
inspirasi-inspirasi dan edukasi melalui buku ke seluruh masyarakat Indonesia.
14 | K e l o m p o k 1 A B T 3 A M a l a m

Peluang yang ditimbulkan setelah krisis adalah penggunaan sistem digital. Gramedia semakin
memperkuat sistem digital yang telah dibuat seperti e-books, e-perpus dan lain-lain. Selama pandemi,
Gramedia juga sudah banyak membuat konten-konten virtual atau online untuk memberikan edukasi
kepada masyarakat. Dengan membuat konten-konten virtual atau online, akan tetap dijalankan. Selain
itu, Gramedia tetap memperkuat layanan pesan antar, gramedia.com dan lain-lain agar seluruh
masyarakat di seluruh Indonesia dapat membeli buku tanpa harus datang ke toko. Gramedia berharap
agar tetap memberikan inspirasi yang edukatif kepada seluruh masyarakat Indonesia.
Selanjutnya untuk menjaga hubungan dengan pelanggan di tengah krisis, Gramedia membuat
event literasi yaitu Gramedia Writers and Readers Forum (GWRF). Di tengah krisis pandemi Covid-
19, event GWRF dilakukan dengan virtual. Gramedia bekerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif,
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, dan Komite Buku Nasional menyelenggarakan GWRF
merupakan sebuah acara inspiratif dan inovatif yang betujuan untuk membantu pemerintah
meningkatkan angka literasi di Indonesia. Dengan adanya virtual event GWRF ini, diharapkan dapat
membuat persepsi di masyarakat terhadap Gramedia menjadi lebih positif dan menghindari dari isu-
isu yang beredar selama masa krisis. Event GWRF juga bisa diharapkan bisa lebih meningkatkan
brand Gramedia di masa pandemi Covid-19.
Solusi Untuk PT Gramedia Asri Media dalam Menjaga Hubungan Dengan Pelanggan di Masa
Krisis Pandemi Covid-19
1. Sebaiknya Public Relations lebih peka dalam menangkap sinyal krisis agar perencanaan dan
penyusunan strategi dapat dibuat lebih matang.
2. Bisa dibuat simulasi dengan membuat tim khusus menajemen krisis dengan rutin mengadakan
pelatihan-pelatihan dengan tujuan mempersiapkan diri menghadapi krisis yang lebih besar.
Diharapkan dengan adanya simulasi ini dapat membuat wawasana Departemen Public
Relations Gramedia dalam membuat perencanaan strategi manajemen krisis yang efektif.
3. Selalu gencar mempublikasikan Event Gramedia Writers and Readers Forum karena peneliti
melihat Event GWRF ini, berpotensi menjadi Event Literasi yang lebih besar dan dapat
menjangkau seluruh wilayah Indonesia dan mencerminkan image perusahaan sebagai
penggiat literasi di Indonesia.
4. Mempublikasikan dengan maksimal layanan atau program-program yang terdapat di
Gramedia.
15 | K e l o m p o k 1 A B T 3 A M a l a m

Contoh Kasus 2

Analisis Manajemen Toko Retail Terang Jaya Elektrik Sragen

PERMASALAHAN MANAJEMEN
TOKO RETAILTERANG JAYA
ELEKTRIK SRAGEN
Toko Terang Jaya Elektrik adalah perusahaan yang bergerak dibidang retail penjualan alat-
alat listrik seperti kabel, stop kontak, lampu, saklar, kipas angin, setrika, penanak nasi. Barang-barang
yang di perjualkan oleh Toko Terang Jaya berasal dari pabrik-pabrik yang memproduksi alat-alat
listrik tersebut. Proses penjualan barang yang dilakukan oleh Toko Terang Jaya sendiri ditunjukan
untuk para pelanggan end user, para tengkulak, maupun sales. Barang yang dikirimkan kepada bakul
atau para tengkulak dikirimkan langsung dari Toko Terang Jaya sesuai dengan waktu yang sudah
ditentukan. Dalam penelitian ini untuk mengetahui penerapan manajemen di dalam Toko Terang Jaya
Elektrik Sragen maka untuk menganalisanya yaitu dengan menggunakan fungsi POAC yakni
Planning, Organizing, Actuating dan Controlling.
1.Perencanaan (Planning)
Bentuk perencanaan yang terkait dengan segala kegiatan di toko dilakukan yang utama oleh
atasan yaitu Bapak Danny Setiawan dan seluruh karyawan yang bersangkutan dalam kegiatan-
kegiatan tersebut. Bapak Danny dan para karyawan beserta sales telah melakukan perencanaan secara
rasional, hal itu dapat dilihat dari cara Bapak Danny menerima orderan dari pelanggan lewat Salesnya
lalu memproses orderan tersebut sesuai dengan permintaan pelanggan dan yang nanti pada saat
jadwalnya mengirim barang, barang itu bisa dikirimkan ke pelanggan.
Dalam sebuah perencanaan tidak boleh melupakan apa itu preparasi. Tanpa preparasi sebuah
perencanaan tidak mungkin akan terlaksanakan.Didalam preparasi, biasanya Toko Terang Jaya
Elektrik memiliki beberapa kendala-kendala yang sering dialami. Contohnya seperti pada saat
menyiapkan barang di toko itu para karyawannya melayani pelanggan dan di sambi dengan
menyiapkan barang yang akan dikirim. Lalu kendala yang lain adalah saat para karyawan banyak
yang tidak masuk pada saat preparasi jadi para karyawan yang masuk akan keteteran atau kerepotan
karena mereka kurang bantuan dari sesama karyawannya. Dalam pendistribusian di dalam Toko
Terang Jaya Elektrik itu tidak memiliki standart pendistribusian, yang terpenting barang itu sampai di
tangan konsumen dengan baik dan benar serta tidak ada komplain dari konsumen. Untuk pelaksanaan
16 | K e l o m p o k 1 A B T 3 A M a l a m

kegiatan penjualan barang atau pendistribusian barang itu yang diharapkan oleh perusahaan itu selalu
berjalan dengan lancar, namun masih ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi seperti barang
ketinggalan, pengirimannya terlambat dan ada komplain terkait pesanan barang tidak sesuai dengan
yang diminta pelanggan.
2.Pengorganisasian (Organizing)
Toko Terang Jaya Elektrik mengalokasikan sumber daya yang ada itu dengan cara modal
dialokasikan dengan sebaik-baiknya yang terpenting itu modal tidak berkurang dan terus bertambah,
lalu untuk karyawan itu bisa bekerja dengan baik dan maksimal serta dapat mengeksplorasi daerah-
daerah Sragen yang terdapat toko elektornik yang kecil bisa dibantu oleh Toko untuk mencukupi
kebutuhan barangnya. Didalam sebuah perusahaan atau toko dalam skala besar maupun skala kecil
pasti ada sebuah posisi atau pembagian kerja. Berikut ini adalah beberapa pembagian kerja atau posisi
yang ada di dalam Toko Terang Jaya Elektrik:
1.Kasir 3. Pengirim
2. Karyawan 4. Sales
Kelemahan atau Evaluasi dari Toko Terang Jaya elektrik ini adalah tidak adanya wewenang
pada setiap karyawan. Selain itu belum ada melibatkan karyawan yang kompeten untuk dapat
membuat keputusan-keputusan yang harus diambil pada saat melakukan kegiatan. Untuk penentuan
harga itupun karyawan masih harus menanyakan dahulu kepada atasan boleh kurang atau tidak pada
saat para pelanggan menawar harga barang.
3.Pelaksanaan (Actuating)
Untuk tugas yang diberikan dari atasan ke para karyawannya itu para karyawan dan sales
mengklaim bahwa tugas yang diberikan oleh atasan itu sudah tepat namun beberapa hal terjadi miss
com contohnya seperti sales dari Toko Terang Jaya itu bangunnya kesiangan jadi membuat
kirimannya terlambat, lalu untuk karyawan itu melakukan kesalahan bahwa pada saat jam makan
siang itu karyawan terlambat untuk kembali ke toko karena ada keperluan dan tidak izin kepada
atasan. Rutinitas di Toko Terang Jaya itu waktu masuk pagi hari itu membersihkan toko dengan
menyapu atau mengepel, lalu nanti melayani pembeli dan menyiapkan orderan barang. Jika toko
sedang sepi karyawan biasanya menata kerapian toko. Dan sebagai sales itu rutinitasnya menawarkan
barang ke para pelanggan melalui WA, lalu untuk karyawan masuk pagi hari itu membersihkan toko
dengan menyapu atau mengepel, lalu nanti melayani pembeli dan menyiapkan orderan barang. Jika
toko sedang sepi karyawan biasanya menata kerapian toko. Untuk kebijakan klarifikasi itu atasan
menjelaskan aturan-aturan perusahaan hanya melalui mulut ke mulut dengan cara menjelaskan aturan-
aturan yang berlaku di Toko Terang Jaya. Toko Terang Jaya dalam memberikan umpan balik kepada
para karyawan dan sales atasan itu memberikan apresiasi kepada karyawannya dan salesnya namun
jika kinerjanya kurang bagus karyawan dan sales mendapatkan teguran dan nasehat.
4.Pengawasan (Controlling)
17 | K e l o m p o k 1 A B T 3 A M a l a m

Dalam hal mengawasi kegiatan yang sedang berjalan itu atasan hanya berdasarkan
kepercayaan saja kepada karyawan, jadi tidak ada standart pengawasan yang spesifik dan tegas yang
dilakukan oleh atasan kepada para karyawannya. Bapak Danny meyakini bahwa para karyawannya itu
orang yang jujur karena sudah ikut dan bergabung di dalam perusahaan itu sudah lumayan lama.
Dalam hal-hal kegiatan yang dilakukan untuk mendukung tercapainya kegiatan yang sesuai dengan
standart yang ditentukan oleh toko, Bapak Danny itu menegur karyawannya yang membuat kesalahan
atau tidak sesuai dengan rencana yang sudah ditentukan sebelumnya. Lalu jika ada karyawan yang
berlebihan seperti mencuri itu Bapak Danny menindak lanjuti dengan cara mengeluarkan karyawan
tersebut. Untuk memperbaiki penyimpangan-penyimpangan yang ada Bapak Danny selalu menegur
karyawan-karyawannya dan mengadakan evaluasi kerja agar dapat memperbaiki penyimpangan atau
kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan para karyawannya agar tidak terjadi kembali.

3 KESIMPULAN

Toko Terang Jaya Electrik telah menerapkan sistem manajemen di perusahaan dengan baik,
namun masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki dan diperbaiki agar penjualan barang dari suatu
perusahaan ke konsumen atau pelanggan dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya. Menjual barang
baik dari kota Sragen maupun ke wilayah sekitar kota Sragen, pemilik perusahaan berhasil membuat
beberapa sistem persiapan yang baik untuk menerima pesanan barang sejak awal. Pengiriman ke
pelanggan. Meski rangkaian sistem seni ini terlihat sederhana, namun dapat dikatakan efektif dalam
melengkapi proses penciptaan. Pemilik juga dapat mengelompokan posisi karyawannya untuk dapat
bekerja sesuai dengan kemampuan dan pengalaman karyawankaryawannya, dan itu membuat
kegiatan-kegiatan di toko itu menjadi efektif. Dari segi kepemimpinan, pemimpin Toko Terang Jaya
Elektrik ini dinilai karyawannya sudah bekerja dan memimpin dengan baik terbukti dari para
karyawannya mengakui bahwa atasannya itu baik dan dapat mengayomi para karyawannya selama
para karyawannya bekerja di Toko Terang Jaya Elektrik.
Toko Terang Jaya Electrik juga menunjukkan beberapa kelemahan dalam sistem manajemen
khususnya yang berkaitan dengan fungsi manajemen yaitu. Implementasi, Organisasi, Eksekusi,
Kontrol. Dalam hal implementasi, hanya ada tanggung jawab karyawan dan tidak ada wewenang yang
jelas bagi karyawan untuk melaksanakannya. Dalam pelaksanaannya masih terdapat pegawai yang
masih belum menjunjung tinggi kedisiplinan dan ketekunan, misalnya pegawai sering terlambat
masuk kerja kemudian tidak meminta ijin saat akan makan siang. Kekurangan lainnya adalah tidak
adanya peraturan tertulis dan mengikat bagi pegawai, dikhawatirkan pegawai bekerja sesuai dengan
keinginannya, sehingga tidak dapat bekerja dengan lancar dan bekerja dengan sebaik-baiknya.
Kemudian tidak ada pembagian kerja antara pekerja tertentu, pekerja yang harus melayani pelanggan,
dan pekerja yang menyiapkan barang untuk dikirim ke pelanggan melalui kota Sragen. Kemudian
18 | K e l o m p o k 1 A B T 3 A M a l a m

pengiriman masih tertunda di tangan pembeli atau pelanggan. Jika ada pembagian kerja antara pekerja
yang menyiapkan barang dan pekerja yang melayani pelanggan, mereka pasti maksimal dalam hal
persiapan, terutama dalam hal pengiriman barang. Dengan persiapan yang lancar dan baik, hal ini
kemudian juga berpengaruh pada pengiriman, sehingga tidak terlambat sampai ke tangan konsumen.
Ketidakadanya wewenang pada setiap karyawan itu merupakan kelemahan dari Toko Terang Jaya
dalam hal pengorganisasian. Selain itu belum ada melibatkan karyawan yang kompeten untuk dapat
membuat keputusan-keputusan yang harus diambil pada saat melakukan kegiatan ntuk penentuan
harga itupun karyawan masih harus menanyakan dahulu kepada atasan boleh kurang atau tidak pada
saat para pelanggan menawar harga barang. Sebaiknya para karyawan diberikan wewenang yang jelas
agar mereka juga dapat mengambil keputusan yang terbaik untuk Toko pada saat melayani pelanggan
tanpa harus menanyakan dahulu kepada atasannya. Dalam hal pengawasan itu diperlukan sekali
peraturan yang jelas dan konsekuensi yang jelas seperti terdapatnya peraturan yang tertulis agar
karyawan mampu memahami peraturan yang telah ada dan karyawan tidak melanggarnya.

4 SARAN

1. Pada fungsi perencanaan. Toko Terang Jaya Elektrik ini menambahkan strategi-strategi
lainnya seperti diferensiasi produk agar dapat menarik pelanggan lebih lagi.
2. Pada fungsi pelaksanaan. Toko Terang Jaya Elektrik sebaiknya membuat peraturan tertulis
agar peraturan semakin lengkap dan para karyawannya tidak bekerja dengan seenaknya. Dan
dengan adanya peraturan tertulis itu peraturan tersebut bersifat mengikat.
3. Pada fungsi pengawasan. Toko Terang Jaya Elektrik setelah membuat peraturan sebaiknya
mencantumkan konsekuensinya juga agar para karyawan lebih paham dan dapat mengerti apa
saja konsekuensinya jika mereka melakukan sebuah kesalahan.
4. Pada saat persiapan sebaiknya Toko Terang Jaya membagi dua kelompok karyawannya, yang
satu kelompok melayani pelanggan yang datang ke Toko dan yang satu kelompoknya lagi
menyiapkan barang yang telah dipesan oleh pelanggan. Membagi dua kelompok tersebut
merupakan hal yang efektif dan bisa memaksimalkan dalam proses persiapan untuk mengirim
barang ke para pelanggan.
5. Dalam hal pengawasan. Toko Terang Jaya Elektrik sudah pernah mengalami kejadian
karyawan yang mencuri, agar tidak terjadi lagi sistem tentang stok barang bisa diperketat lagi
sehingga tidak terjadi kecolongan atau kelalaian yang mampu membuat para karyawan
memiliki kesempatan untuk mencuri lagi.
19 | K e l o m p o k 1 A B T 3 A M a l a m

5 DAFTAR PUSTAKA

https://industri.kontan.co.id/news/industri-ritel-tertekan-akibatpandemi-virus-corona-covid-19?
page=1

https://www.kompas.id/baca/ekonomi/2020/09/08/belanja-masyarakat-turun-usaha-ritelmakin-
terpuruk/

https://inspirasiusahasukses.wordpress.com/2012/03/13/strate gi-di-balik-sukses-perusahaan-retail-
kelas-dunia/

https://www.cnbcindonesia.com/news/20180818140753-4- 29169/melihat-sejarah-kesuksesan-
keluarga-terkaya-di-planetbumi
20 | K e l o m p o k 1 A B T 3 A M a l a m

6 LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai