Anda di halaman 1dari 8

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN II

HUBUNGAN KANTOR PUSAT DAN CABANG

Dosen Pembimbing :

Ida Bagus Raminra Padma Diputra, SE.,MSA.,AK.,CA

Oleh :

I Gusti Agung Ayu Monika Trisna Dewi

2117051226 / 10
4F

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2023
PENJELASAN PETA KONSEP :

HUBUNGAN KANTOR PUSAT DAN CABANG

Agen adalah subsistem dari perusahaan yang dibentuk dengan otonomiterbatas, berfungsi sebagai
distributor dengan tugas ułama untuk display barang, memasarkan, menerima order, mengirim barang
kepada konsumen, menerima pembayaran dari konsumen, dan menagih piutang kepada konsumen Kantor
Cabnag apapun sifat dan jenis usahanya, biasanya kantor cabang di bawah pengelolaanseorang manajer
cabang dan ia bertanggung jawab kepada top manajemen pusat. Manajer cabang harus melaporkan tentang
aktivitas dan hasil usaha cabang ke kantor pusatnya serta mengadministrasikan aset, hutang dan modalnya
secara baik. Hal ini untuk keperluan analisa dan pengambilan keputusan oleh kantor pusat.

Prosedur Pencatatan Transaksi Transaksi Antara Cabang Dan Kantor Pusat

Sistem Desentralisasi Penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah
untuk mengurusi urusan rumah tangganya sendiri bedasarkan prakarsa dan aspirasi dari rakyatnya dalam
kerangka NKRI. Dengan adanya desentralisasi maka muncullah otonomi bagi suatu pemerintahan.Sistem
SentralisasiMemusatkan seluruh wewenang kepada sejumlah kecil manajer atau yang berada di posisi
puncak pada suatu struktur organisasi

Laporan Keuangan Gabungan

Laporan Keuangan Gabnungan antara kantor Pusat dan Kantor Cabang dimaksutkan untuk
memberikan gambaran tentang posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan sebagai satu kesatuan ekonimi
yang bulat, maka dalam penyusunannya perlu memperhatikan hal-hal berikut :Dalam Neraca hannya
disajikan aktiva dan hak-hak yang ada pada perusahaan dan hutang-hutang atau kewajiban perusahaan yang
lain kepada pihak di luar perusahaan. Dalam perhitungan L/R, harus dihindarkan adanya perhitungan ganda
pada pendapatan atau biaya antara pusat dan cabang sebagai akibat dari pencatatan dari sistem
desentralisasi.

Penyesuaian Rekening Timbal Balik

Untuk mempermudah penggabungan saldo rekening pembukuan yang ada baik di pusat maupun di
cabang, biasanya disusun suatu kertas kerja yang berupa "daftar lajur penyusunan laporan keuangan
gabungan". Daftar lajur dibuat semata-mata untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan gabungan.
Jawaban Latihan Soal

Soal 1

A. Tentukanlah segmen mana yang merupakan segmen terlapor dengan menggunakan


pengujian 15% dan 65% penjualan.
a. Pengujian 15% Penjualan
Penjualan Kepada
Nilai Tes (15% x Rp
Afiliasi dan
21,950,000)
Nonafiliasi
Jasa Publikasi Rp 2,000,000 ≤ Rp 3,292,500 Tidak
Produk Pertanian Rp 4,500,000 ≥ Rp 3,292,500 Ya
Produk Kesehatan Rp 8,500,000 ≥ Rp 3,292,500 Ya
Jas Konstruksi Rp 6,500,000 ≥ Rp 3,292,500 Ya
Rp
≤ Tidak
Jasa Konsultan 450,000 Rp 3,292,500
Total Rp 21,950,000

b. Pengujian 65% Penjualan


Penjualan Segmen
Terlaporkan Kepada Penjualan Kepada Nonafiliasi
Nonafiliasi
Jasa Publikasi Rp 2,000,000
Produk Pertanian Rp 4,500,000 Rp 4,500,000
Produk Kesehatan Rp 4,500,000 Rp 4,500,000
Jas Konstruksi Rp 3,500,000 Rp 3,500,000
Jasa Konsultan Rp 450,000
Total Rp 12,500,000 Rp 14,950,000

Nilai 65% penjualan kepada konsumen non affiliasi adalah sebesae Rp 14,950,000 x 65% =
Rp 9,717,500. Selama nilai ini lebih kecil dari penjualan segmen terlaporkan kepada konsumen
nonafiliasi maka tidak perlu ada segmen tambahan yang terlaporkan.
B. Buatlah skedul yang tepat untuk mengungkapkan pendapatan berdasarkan segmen industri
untuk tujuan pelaporan eksternal.
Penjualan
Penjualan Kepada Nonafiliasi Total Penjualan
Antarsegmen
Jasa Publikasi Rp 2,000,000 Rp 2,000,000
Produk Pertanian Rp 4,500,000 Rp 4,500,000
Produk Kesehatan Rp 4,500,000 Rp 4,000,000 Rp 8,500,000
Jas Konstruksi Rp 3,500,000 Rp 3,000,000 Rp 6,500,000
Jasa Konsultan Rp 450,000 Rp 450,000
Total Rp 14,950,000 Rp 7,000,000 Rp 21,950,000

C. Buatlah rekonsiliasi dari pendapatan segmentasi dengan pendapatan perusahaa


Jumlah
Penjualan segmen terlaporkan Rp 19,500,000
Pendapatan lainnya Rp 2,450,000
(-) Penjualan antarsegmen -Rp 7,000,000
Total Pendapatan Rp 14,950,000

Soal 2
A. Tentukanlah segmen mana yang merupakan segmen terlapor dengan menggunakan pengujian
15% dan 65% penjualan
a. Pengujian 15% Penjualan

Penjualan Kepada Nilai Tes (15% x Rp


Afiliasi dan Nonafiliasi 916.000 )
Bali Rp 545,000 ≥ Rp 137,400 Ya
Kalimantan Timur Rp 160,000 ≥ Rp 137,400 Ya
Nusa Tenggara
≤ Tidak
Barat Rp 77,000 Rp 137,400
Jawa Barat Rp 90,000 ≤ Rp 137,400 Tidak
Sumatrea Selatan Rp 35,000 ≤ Rp 137,400 Tidak
Bengkulu Rp 9,000 ≤ Rp 137,400 Tidak
Total Rp 916,000
b. Pengujian 65% Penjualan
Penjualan Segmen
Penjualan Kepada
Terlaporkan Kepada
Nonafiliasi
Nonafiliasi
Bali Rp 450,000 Rp 450,000
Kalimantan Timur Rp 100,000 Rp 100,000
Nusa Tenggara Barat Rp 70,000
Jawa Barat Rp 55,000
Sumatra Selatan Rp 35,000
Bengkulu Rp 9,000
Total Rp 550,000 Rp 719,000

Nilai 65% penjualan kepada konsumen non affiliasi adalah sebesar Rp 719,000 x 65% = Rp
467,350. Selama nilai ini lebih kecil dari penjualan segmen terlaporkan kepada konsumen
nonafiliasi maka tidak perlu ada segmen tambahan yang terlaporkan

B. Buatlah rekonsiliasi dari pendapatan segementasi dengan pendapatan perusahaan.


Jumlah
Penjualan segmen terlaporkan Rp 705,000
Pendapatan lainnya Rp 211,000
(-) Penjualan antarsegmen -Rp 197,000
Total Pendapatan Rp 719,000

C. Mengapa harus ada ambang batas kuantitatif untuk segmen operasi agar dapat diperlakukan
sebagai segmen operasi terlaporkan?
Jawab :
Adanya uji ambang batas kuantitatif ini yakni agar membatasi / mengontrol jumlah
pengungkapan segmen operasi. Sehingga apabila perusahaan tidak terdapat uji ambang batas ini
bisa saja terjadinya segmen operasi yang berlebihan. Pengungkapan secara tersendiri atas segmen
operasi atau agregasi dari beberapa segmen operasi harus dilakukan apabila memenuhi salah satu
ambang batas kuantitatif sebagai berikut :
• Pendapatan yang dilaporkannya dari segmen, termasuk penjualan ke pelanggan eksternal
dan penjualan atau transfer antar segmen adalah 10% atau lebih dari gabungan pendapatan
internal dan eksternal dari semua segmen operasi.
• Jumlah absolut dari laba atau rugi yang dilaporkan dari segmen adalah 10% atau lebih dari
jumlah yang lebih besar antara, (1) jumlah absolut gabungan laba yang dilaporkan dari
seluruh segmen operasi yang tidak melaporkan kerugian, dengan (11) jumlah absolut
gabungan kerugian yang dilaporkan dari seluruh segmen operasi yang melaporkan
kerugian.
• Memiliki aset 10% atau lebih dari gabungan aset seluruh segmen operasi

D. Apakah yang dimaksud dengan pengungkapan atas dasar pengukuran yang dipakai?
Jawab :
Pengukuran yang dipakai dalam menentukan laba atau rugi segmen operasi dan aset serta
kewajiban segmen operasi harus disajikan pengungkapannya apabila pengukuran tersebut
dilaporkan pada pengambil keputusan operasional. Demi tujuan pengambilan keputusan untuk
mengalokasikan sumber daya kepada segmen dan menilai kinerjanya. Pengukuran yang digunakan
tidak diharuskan sama atau konsisten dengan pengukuran yang digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan (sesuai dengan SAK) selama pengukuran tersebut diungkapkan. PSAK 5
mengatur bahwa perusahaan harus mengungkapkan penjelasan mengenai dasar pengukuran laba
atau rugi, aset, dan kewajiban segmen operasi untuk setiap segmen operasi terlaporkan.

E. Informasi geografis seperti apa yang harus diungkapkan untuk tujuan penyusunan laporan
keuangan?
Jawab :
Informasi geografis berikut harus diungkapkan berdasarkan informasi keuangan yang
digunakan dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan kecuali jika informasi yang
diperlukan tidak tersedia dan biaya untuk menyediakan akan jauh lebih besar.
a) Pendapatan dari konsumen eksternal (i) yang diatribusikan kepada negara domisili
perusahaan dan (ii) yang diatribusikan kepada semua operasi di negara asing dimana
perusahaan memperoleh pendapatan. Namun, apabila pendapatan dari konsumen eksternal
yang diatribusikan ke suatu negara asing secara individual adalah material maka
pendapatan tersebut diungkapkan secara terpisah. Perusahaan mengungkapkan dasar
pengatribusian pendapatan dari konsumen eksternal kepada negara-negara secara
individual.
b) Aset tidak lancar selain instrumen keuangan, aset pajak tangguhan, aset imbalan
pascakerja, dan hak yang timbul akibat kontrak asuransi (i) yang berlokasi di negara
domisili perusahaan dan (ii) berlokasi di semua negara asing dimana perusahaan memiliki
aset tersebut. Jika aset di suatu negara asing adalah material, maka aset tersebut
diungkapkan secara terpisah.
PSAK 5 tidak menjelaskan mengenai materialitas terkait dengan tujuan untuk menentukan
apakah suatu pendapatan eksternal atau aset tidak lancar dari suatu operasi luar negeri
individual harus diungkapkan secara terpisah. Perusahaan harus mempertimbangkan
materialitas dari perspektif kuantitatif dan juga kualitatif.

Anda mungkin juga menyukai