Review Jurnal
A. Resume Penelitian
Dengan kata lain, dalam pendidikan ada proses internaliasi nilai-nilai perubahan,
kepada generasi muda. Dalam fungsi ini sekolah itu konserfativ dan berusaha
mempertahankan status quo demi kestabilan politik, kesatuan dan persatuan bangsa.
Tulisan dengan judul “Pendidikan dan Perubahan Sosial” karya Jamila, Ellis
dalam pembangunan sebuah negara, dan bagaimana pendidikan bisa menjadi stimulus
manusia, bahkan dalam proses pembentukan masyarakat pendidikan ikut andil untuk
Apa yang menjadi sasaran atau tujuan utama pendidikan yang ingin dicapai
atau kuantitas
menyelenggarakan pendidikan.
jenjang dan jenis pendidikan serta perluasan kesempatan belajar pada jenjang
pendidikan dasar. Pendidikan juga merupakan hal mutlak yang harus dipenuhi
dalam upaya meningkatkan taraf hidup suatu bangsa agar tidak sampai
empiris seperti yang dikemukakan oleh Tilaar yang melihat pendidikan sebagai
dan proses sosial. Lebih jauh Tilaar juga menganalisa bahwa krisis dalam dunia
pendidikan selama ini tidak bisa dilepaskan dari adanya krisis masyarakat dalam
juga mau tidak mau menuntut lembaga pendidikan untuk mampu menghasilkan
kualitas peserta didik yang dapat bersaing secara kompetitif agar dapat diterima pasar.
Tuntutan untuk memenuhi kebutuhan pasar ini pada akhirnya akan mendorong
Pendidikan yang hanya berorientasi untuk mencetak generasi yang bisa diterima pasar
secara ekonomis hanya akan mampu mencetak peserta didik yang berpikir dan
bertindak global sehingga mereka tidak memiliki kecerdasan emosional yang akhirnya
Untuk melengkapi definisi tentang pendidikan yang diteliti oleh ketiga peneliti
tersebut di atas, saya meminjam teori Dewey (2001:6) tentang pendidikan yang
mengemukakan bahwa Education, in its broadest sense, is the means of this social
continuity of life. Every one of the constituent elements of a social group, in a modern
city as in a savage tribe, is born immature, helpless, with out language, beliefs, ideas,
or social standards. Each individual, each unit who is the carrier of the life
experience of his group, in time passes away. Yet the life of the group goes on.
mempertahankan hidupnya.
Agar pendidikan lebih terfokus seperti yang dikriterikan oleh penulis pada
menghantarkan pendidikan menuju ultimate goals sehingga nilai-nilai dan tujuan bisa
lebih cepat tercapai. Dalam hal ini, Oliva (1992:6) mengatakan bahwa, keberadaan
taught) or in a broad way as all the experiences of learners, both in school and out,
directed by the school. Disimpulkan bahwa kurikulum dalam artian sempit merupakan
sebagai pokok mengajar dan arti luas sebagai semua pengalaman belajar, baik dalam
menciptakan pengalaman belajar bagi siswa perlu mendapat prioritas yang utama
Dengan mengutip sebuah landasan teori dari Selo Soemardjan, ketiga penulis tersebut
keseluruhan aspek kehidupan masyarakat, terjadi baik secara alamiah mau pun karena
Lebih jauh Selo Soemardjan juga menjelaskan bahwa perubahan sosial adalah
yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola
mengatakan bahwa hal tersebut tidak lepas dari beberapa faktor baik yang berasal dari
dalam masyarakat (internal) maupun yang berasal dari luar masyarakat (eksternal).
penemuan baru, yang meliputi (a) discovery, atau penemuan ide/alat/hal baru yang
penemuan pada discovery oleh individu atau serangkaian individu, dan (c) inovation,
yaitu diterapkannya ide-ide baru atau alat-alat baru menggantikan atau melengkapi
Sementara itu faktor-faktor eksternal, atau faktor-faktor yang beasal dari luar
masyarakat, dapat berupa: (1) pengaruh kebudayaan masyarakat lain, yang meliputi
dan asimilasi (perkawinan budaya), (2) perang dengan negara atau masyarakat lain,
Sementara itu Gillin dan Gillin menyatakan bahwa perubahan sosial sebagai
suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi
menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak sesuai dengan fungsinya bagi
Setelah membaca dan menelaah jurnal “Pendidikan dan Perubahan Sosial”, saya
Namun saya menduga, sepertinya ketiga peneliti tersebut lebih banyak menggunakan
studi pustaka. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya teori dan pendapat pakar yang
Penggunaan teori-teori pendidikan dan kurikulum seperti teori Wilbert Moore, Tilaar,
Dewey, Olivia, Gillin dan Gillin, dan kemudian diperkuat dengan teori sosiologis dari
bahwa dalam penelitian ini tak ada obyek yang jelas yang menjadi bahan kajian
terhadap masyarakat A.
secara faktua, itu akan menjadi poin penguat atas hasil penelitiannya. Secara teori,
ketiga peneliti ini banyak menggunakan teori yang bersifat empirik, namun
Walau pun tema penelitian terkait pendidikan dan perubahan sosial sudah banyak
dikaji, namun sebagai sebuah kajian, hasil penelitian dari ketiga peneliti ini sangat
sosial.
Dalam pembahasannya juga, ketiga peneliti ini banyak menyinggung soal standar
pendidikan yang bisa mempengaruhi perubahan sosial. Artinya, bisa jadi pendidikan
kejumudan sosial. Dan perubahan sosial yang diharapkan, sama sekali tidak tersentuh
Untuk itu, ketiga peneliti ini memberi rekomendasi bahwa untuk menciptakan
pendidikan yang berkualitas dan bisa menjadi motor perubahan sosial maka harus
pendidikan, membuat program pendidikan yang ditekankan pada aspek kualitas atau
Tanpa adanya faktor-faktor tersebut di atas, ketiga peneliti ini memastikan bahwa
pendidikan yang berkualitas tak mungkin bisa diwujudkan dalam masyarakat. Dengan
kata lain, bila pendidikan yang berkualitas tak bisa diwujudkan maka dengan
sendirinya perubahan sosial pun tidak mungkin terwujud. Perubahan sosial yang
University.
Hagen, E. E. 1962. On the Theory of Social Change. Homewood: The Darsey Press.
Pradnya Paramita.