i
DAR2/PROFESIONAL/ 210/3/2022
MODUL 3
EKONOMI INTERNASIONAL
Penulis
i
KATA PENGANTAR
Segala puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penelaah dan penulis dapat
menyelesaikan revisi modul 3 Ekonomi Internasional utamanya diperuntukkan
bagi para peserta PPG dalam jabatan hybrid learning, yaitu memadukan model
pembelajaran online atau dalam jaringan (daring) dengan tatap muka. Pemilihan
pola hybrid learning dimaksudkan agar para guru peserta PPG dalam jabatan tetap
dapat mengikuti program PPG dengan tidak meninggalkan tugas mengajar terlalu
lama, guru-guru peserta PPG dapat melaksanakan pembelajaran PPG khususnya
pendalaman materi melalui daring.
1
secara mandiri dengan penyediaan perangkat pembelajaran dalam bentuk bahan
ajar program PPG dalam jabatan hybrid learning.
Penulis,
ii
2
DAFTAR ISI
COVER DEPAN
COVER DALAM
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii
KEGIATAN BELAJAR 1: Konsep Ekonomi Internasional
Pendahuluan ..................................................................................................... 1
Pendalaman Materi
A. Konsep Dasar Ekonomi Internasional ........................................................ 4
B. Konsep Dasar Perdagangan Internasional ................................................. 11
C. Konsep Dasar Lalu Lintas Keuangan Internasional ................................... 20
D. Forum Diskusi ............................................................................................ 29
Rangkuman ...................................................................................................... 31
Tes Formatif ..................................................................................................... 33
Daftar Pustaka .................................................................................................. 37
iv
4
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 PT. Djarum merupakan salah satu industri yang paling banyak
menyerap tenaga kerja di Indonesia ...................................................44
Gambar 2.2 Indonesia mengimpor sapi dari Australia untuk memenuhi kebutuhan
daging sapi ............................................................................................44
Gambar 2.4 Target, PT. INKA kuasai pasar Asia Selatan dan Afrika .......................45
Gambar 3.1 Kita membutuhkan pihak lain untuk setiap makanan dan minuman
yang kita konsumsi ...............................................................................71
Gambar 3.2 Perdagangan di wilayah nusantara oleh pedagang Cina, Persia dan
India ......................................................................................................72
v
5
Gambar 3.5 David ricardo (1772-1823) Filsuf Asal Inggris ......................................82
vi
6
DAFTAR TABEL
3.1 Banyaknya tenaga kerja yang diperlukan untuk menghasilkan per unit ..............79
vii
7
8
PENDAHULUAN
69
KEGIATAN BELAJAR
3
Perdagangan Internasional
Capaian Pembelajaran:
Pokok-Pokok Materi:
A. Teori Klasik Dalam Perdagangan Internasional
B. Teori Modern Dalam Perdagangan Internasional
C. Kebijakan Perdangan Internasional
D. Alat Pembayaran Internasional
70
URAIAN MATERI
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
71
negara dapat terpenuhi, meskipun negara yang bersangkutan tidak memiliki
sumber alat pemuas yang mereka butuhkan.
A. TEORI KLASIK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL
72
internasional dibagi menjadi dua kategori, yakni perdagangan barang (fisik) dan
perdagangan jasa. Perdagangan jasa, antara lain, meliputi transportasi, perjalanan
(travel), asuransi, dan jasa konsultan asing.
Dalam proses perdagangan
internasional tersebut tentu akan
memberikan manfaat tersendiri serta
berbagai faktor pendorong dan faktor
penghambat dari adanya
perdagangan internasional seperti
halnya sudah dibahas dalam KB1,
misalnya salah satu faktor
penghambat perdagangan (Sumber :suaratuhan.blogspot.com)
internasional yaitu tidak amannya Gambar 3.3 Tidak amannya suatu Negara
menjadi faktor penghambat perdagangan
suatu negara. Jika suatu negara tidak internasional
aman, maka negara lain tidak akan
tertarik untuk melakukan kegiatan perdagangan dengan negara tersebut.
Teori perdagangan internasional mencoba memahami alasan setiap negara
melakukan perdagangan (pertukaran) dengan negara-negara lain. Pada dasarnya
ada 3 teori yang menerangkan tentang timbulnya perdagangan internasional,
yaitu:
1. Teori Pra-klasik
Merkantilisme merupakan suatu kelompok yang mencerminkan cita-cita dan
ideologi kapitalisme komersial, serta pandangan tentang politik kemakmuran
suatu negara yang ditujukan untuk memperkuat posisi dan kemakmuran negara
melebihi kemakmuran perseorangan. Teori Perdagangan Internasional dari Kaum
Merkantilisme berkembang pesat sekitar abad ke-16 berdasar pemikiran
mengembangkan ekonomi nasional dan pembangunan ekonomi, dengan
mengusahakan jumlah ekspor harus melebihi jumlah impor.
Dalam sektor perdagangan internasional, kebijakan merkantilis berpusat pada
dua ide pokok, yaitu:
73
a) Pemupukan logam mulia, tujuannya adalah pembentukan negara
nasional yang kuat dan pemupukan kemakmuran nasional untuk
mempertahankan dan mengembangkan kekuatan negara tersebut;
b) Setiap politik perdagangan ditujukan untuk menunjang kelebihan
ekspor di atas impor (neraca perdagangan yang aktif). Untuk
memperoleh neraca perdagangan yang aktif, maka ekspor harus
didorong dan impor harus dibatasi. Hal ini dikarenakan tujuan utama
perdagangan luar negeri adalah memperoleh tambahan logam mulia.
Dengan demikian para penganut merkantilisme berpendapat bahwa satu-
satunya cara bagi suatu negara untuk menjadi kaya dan kuat adalah dengan
melakukan sebanyak mungkin ekspor dan sedikit mungkin impor. Selanjutnya
surplus ekspor akan dibentuk dalam aliran emas atau logam-logam mulia,
khususnya emas dan perak. Semakin banyak emas dan perak yang dimiliki oleh
suatu negara maka semakin kaya dan kuatlah negara tersebut.
Untuk dapat mendorong ekspor dan mengurangi impor, pemerintah harus
mendorong output dan kesempatan kerja nasional dengan cara melakukan
monopoli dan intervensi di pasar melalui subsidi industri ekspor domestik dan
alokasi hak perdagangan. Negara juga menanggung beban cukai atau kuota untuk
membatasi volume impor. Merkantilisme menganjurkan kebijakan perdagangan
yang kontroversial, yaitu proteksi yang ketat dan pemberian hak monopoli kepada
produsen domestik. Proteksi yang ketat bertujuan membatasi aliran impor barang
dan jasa, sehingga pasar untuk produk-produk domestik terjamin. Pemberian hak
monopoli kepada produsen domestik akan meningkatkan kemampuan bersaing
dan kepastian pasar sehingga kegiatan produksi terus berlangsung. Kelemahan
kebijakan ini adalah rakyat terpaksa membeli produk-produk domestik yang
harganya lebih mahal daripada produk negara lain. Pemberian hak monopoli pada
akhirnya memanjakan produsen domestik, yang menyebabkan mereka tidak
termotivasi untuk meningkatkan efisiensi dan inovasi.
Ide kebijakan perdagangan yang dikembangkan oleh kaum merkantilisme
terutama menyangkut penumpukan logam mulia dikritik oleh David Hume.
Logam mulia merupakan alat pembayaran yang digunakan dalam perdagangan.
74
Apabila ekspor lebih besar dari impor maka terjadi aliran uang masuk yang
semakin banyak (jumlah uang beredar bertambah). Bertambahnya uang beredar
dalam negeri yang tidak diimbangi dengan peningkatan produksi barang dan jasa,
maka akan terjadi inflasi atau kenaikan harga. Kenaikan harga dalam negeri tentu
mengakibatkan naiknya harga barang ekspor, sehingga volume ekspor menurun.
Di sisi lain, harga barang impor menjadi lebih rendah, sehingga volume impor
meningkat. kondisi demikian mengakibatkan neraca perdagangan menjadi defisit
(ekspor lebih kecil dari pada impor) yang berdampak pada berkurangnya uang
beredar (logam mulia).
Berkurangnya logam mulia atau uang beredar mengakibatkan kemakmuran
Negara yang bersangkutan menjadi lebih rendah, karena logam mulia identik
dengan kekayaan dan kemakmuran. Dengan demikian melalui mekanisme
penyesuaian neraca perdagangan otomatis tidaklah mungkin untuk dapat
mempertahankan neraca perdagangan yang surplus.
Selanjutnya, penumpukan logam mulia oleh individu mengakibatkan in
efisiensi ekonomi yang dapat menghambat perkembangan kegiatan ekonomi
dimana investasi produktif yang dilakukan menurun, sehingga produksi barang
dan jasa tidak dapat ditingkatkan yang berdampak pada menurunnya kekayaan
dan kemakmuran nasional.
Secara skematis menurut Hamdy (2004:26), kritik David Hume terhadap
merkantilisme dapat digambarkan sebagai berikut:
75
Dengan adanya kritik David Hume ini, maka teori merkantilisme dianggap
tidak relevan, sehingga muncullah teori klasik absolut advantage (keunggulan
mutlak) dari Adam Smith.
2. Teori klasik
Ekonomi-ekonomi Klasik (Adam Smith, David Ricardo, J.S. Mill, dan lain-
lain) mengemukakan tiga persoalan penting dalam hal perdagangan internasional.
Pertanyaan-pertanyaan itu ialah:
a. Barang-Barang apakah yang hendak dijual dan hendak di beli suatu Negara
dalam perdagangan internasional?
b. Atas dasar apakah barang-barang tersebut diperjualbelikan ? Faktor-faktor
manakah yang menentukan harga masing-masing barang tersebut?
c. Mengapa harus diadakan tindakan penyesuaian (adjustment) bila situasi
perdagangan terganggu?
Jawaban atas pertanyaan tersebut dalam nomor pertama dan kedua telah
disusun oleh ahli-ahli ekonomi Klasik (Adam Smith, David Ricardo, J.S. Mill dan
lain-lain) yang kemudian diperluas dan diperlengkapi oleh ahli-ahli ekonomi yang
lain.
a. Kemanfaatan absolut (absolute advantage:
Adam Smith)
Teori keunggulan mutlak dikemukakan oleh
Adam Smith dalam bukunya yang berjudul
“Wealth of Nations” yang terbit tahun 1776.
Teori ini lebih mendasarkan pada besaran
(variable) rill bukan moneter sehingga sering (sumber :appliedunificationism.com)
dikenal dengan nama teori murni (pure Gambar 3.4 Adam smith
theory) perdagangan internasional. Murni (1723-1790)
Filsuf Asal Skotlandia
dalam arti bahwa teori ini memusatkan
perhatiannya pada variable rill seperti nilai
sesuatu barang diukur dengan banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan
untuk menghasilkan barang. Makin banyak tenaga kerja yang digunakan akan
76
makin tinggi nilai barang tersebut(labor theory of value). Dalam teori
keunggulan mutlak, Adam Smith mengemukakan ide-ide sebagai berikut:
a) Adanya Division of Labour (Pembagian Kerja Internasional)
Dalam menghasilkan sejenis barang dengan adanya pembagian kerja, suatu
negara dapat memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah
dibanding negara lain, sehingga dalam mengadakan perdagangan negara
tersebut memperoleh keunggulan mutlak.
b) Spesialisasi Internasional dan Efisiensi Produksi Dengan spesialisasi
Suatu negara akan melakukan spesialisasi terhadap produksi mereka pada
barang-barang yang secara mutlak mempunyai keunggulan. Kemudian
mengekspor barang tersebut (yang merupakan kelebihan atau surplus untuk
kebutuhan maupun konsumsi dalam negerinya) kepada mitra dagangnya.
Keunggulan tersebut tergantung pada sumber daya yang dimiliki oleh suatu
negara. Dengan demikian setiap negara akan berspesialisasi dalam produksi
dan mengekspor barang dan jasa yang biayanya relatif lebih rendah (artinya
kurang efisien dibanding negara lain), sebaliknya setiap negara akan
mengimpor barang dan jasa yang biaya produksinya relatif lebih tinggi
(artinya kurang efisien dibandingkan negara lain).
Melalui spesialisasi, negara dapat memperbaiki efisiensi mereka, dengan
alasan:
a) tenaga kerja menjadi lebih cakap karena melaksanakan pekerjaan yang
sama secara berulang-ulang
b) efisiensi waktu bagi tenaga kerja karena tidak berpindah-pindah
produksi;
c) Dalam jangka panjang, produksi akan memberikan insentif untuk
pembuatan metode kerja yang lebih efektif.
77
yang memiliki keunggulan absolut, maka perdagangan internasional tidak
akan terjadi karena tidak ada keuntungan bagi negara tersebut.
Pada intinya, teori ini mengemukakan bahwa suatu negara dikatakan
memiliki keunggulan mutlak dalam memproduksi suatu barang, jika negara
itu mampu memproduksi barang tersebut dengan biaya lebih rendah dari
negara lain. Jika negara tersebut sepakat melakukan perdagangan
internasional dengan negara lain, maka sebaiknya negara tersebut hanya
memproduksi dan mengekspor barang-barang yang memiliki keunggulan
mutlak (absolutadvantage) dan mengimpor barang-barang yang tidak
memiliki keunggulan mutlak (absolute disadvantage).
Mekanisme kritik Adam Smith terhadap merkantilisme dalam Hamdy
(2001) dapat dilihat pada skema berikut:
78
Contoh:
Tabel 3.1
Banyaknya tenaga kerja yang diperlukan untuk
Menghasilkan per unit
Amerika Inggris
Gandum 8 10
Pakaian 4 2
79
Kelebihan dari teori Absolute advantage yaitu terjadinya perdagangan
bebas antara dua negara yang saling memiliki keunggulan absolut yang
berbeda, dimana terjadi interaksi ekspor dan impor hal ini meningkatkan
kemakmuran negara. Kelemahannya yaitu apabila hanya satu negara yang
memiliki keunggulan absolut maka perdagangan internasional tidak akan
terjadi karena tidak ada keuntungan.
Menurut teori absolute advantage maka tidak akan timbul perdagangan antara
Amerika dan Inggris karena absolute advantage untuk produksi gandum dan
tekstil adalah pada Amerika semua. Tetapi bagi J.S Mill yang penting bukan
absolute advantage tetapi comparative advantage. Besarnya comparative
advantage untuk:
Amerika :
dalam produksi gandum 60 bakul dibandingkan 20 bakul dari Inggris
atau = 3:1
80
dalam produksi tekstil 100 yards dibanding 60 yards dari Inggris
atau = 5/3:1
disini Amerika memiliki comparative advantage pada produksi
gandum yakni (3:1) lebih besar dari (5/3:1).
Inggris:
dalam produksi gandum 20 bakul dibanding 60 bakul dari Amerika
atau = 1/3:1
dalam produksi tekstil 60 yards dibanding 100 yards dari Amerika
atau = 3/5:1
di sini Inggris memiliki comparative advantage pada produksi tekstil
yakni (3/5:1) lebih besar dari (1/3:1).
Perdagangan akan timbul antara Amerika dengan Inggris, yakni Amerika
akan berspesialisasi pada produksi gandum dan menukarkan sebagian gandumnya
dengan tekstil dari Inggris. Dasar nilai pertukaran (term of trade) ditentukan
dengan batas- batas nilai tukar masing- masing barang di dalam negeri yakni:
Untuk gandum harga dalam negeri di:
Amerika adalah 60 bakul = 100 yards, jadi 1b=12/3 y.
Inggris adalah 20 bakul = 60 yards, jadi 1b=3y.
Dengan demikian untuk gandum terms of trade nya adalah
1 2/3 < n < 3
Untuk tekstil harga dalam negeri di:
Amerika adalah 100 yards = 60 bakul, jadi 1y= 3/5 b
Inggris adalah 60 yards = 20 bakul, jadi 1y = 1/3 b
Untuk tekstil terms of trade nya adalah:
1/3 < n < 3/5
Pertukaran akan menguntungkan kedua belah pihak apabila nilai tukar untuk:
Gandum 1 2/3 < n < 3
Tekstil 1/3 < n < 3/5
81
c. Biaya relatif (Comparative Cost: David Ricardo)
Titik pangkal teori Ricardo tentang
perdagangan internasional adalah teorinya tentang
nilai/value. Menurut dia nilai/ value sesuatu barang
tergantung dari banyaknya tenaga kerja yang
dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut
(labor cost value theory). Perdagangan antar Negara
akan timbul apabila masing- masing Negara
memiliki comparative cost yang terkecil. Sebagai (Sumber : David-rick.blogspot.com)
Gambar 3.5 David ricardo
contoh dikemukakan sebagai berikut: (1772-1823)
Filsuf Asal Inggris
Tabel 3.3
Biaya hari kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi
Anggur (1 botol) Pakaian (1 yards)
Portugis 3 hari 4 hari
Inggris 6 hari 5 hari
Besarnya comparative cost adalah:Portugis untuk anggur 3/6 <4/5 atau ¾ <
6/5 Inggris untuk pakaian 5/4 <6/3 atau 5/6 < 4/3. Dalam hal ini Portugis
akanberspesialisasi pada produksi anggur, sedangkan Inggris pada produksi
pakaian.
Pada nilai tukar 1 botol anggur = 1 yard pakaian maka Portugis akan
mengorbankan 3 hari kerja untuk 1 yard pakaian yang kalau diproduksinya sendiri
memerlukan waktu 4 hari kerja.
Inggris juga akan beruntung dari pertukaran. Dengan spesialisasi pada
produksi pakaian dan ditukar dengan anggur maka untuk memperoleh 1 botol
anggur hanya dikorbankan 5 hari kerja yang kalau diproduksinya sendiri
memerlukan waktu 6 hari kerja. Pada dasarnya teori comparative cost dan
comparative advantage itu sama, hanya kalau pada teori:
Comparative advantage untuk sejumlah tertentu tenaga kerja di masing-
masing negara outputnya berbeda- beda,
82
Sedangkan comparative cost, untuk sejumlah output tertentu, waktu yang
dibutukan berbeda antara satu negara dengan negara lain.
Teor- teori klasik tersebut di atas disusun berdasarkan beberapananggapan
antara lain: hanya ada 2 negara, 2 barang, keadaan full employment, persaingan
sempurna, mobilitas dalam negara yang tinggi dari faktor-faktor produksi (tenaga
kerja dan capital) tetapi immobile secara internasional.
83
Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom Swedia yaitu
Eli Hecskher (1919) dan Bertil Ohlin (1933) mengemukakan penjelasan mengenai
perdagangan internasional yang belum mampu dijelaskan dalam teori keunggulan
komparatif. Sebelum masuk ke dalam pembahasan teori H-O, tulisan ini sedikit
akan mengemukakan kelemahan teori yang mendorong munculnya teori H-O.
Teori H-O menurut Hamdy (2007) menggunakan asumsi 2 x 2 x 2 sebagai berikut:
1) Perdagangan internasional terjadi antara dua negara (misalnya Indonesia dan Cina)
2) Masing-masing negara memproduksi dua macam barang (pakaian dan Radio)
3) Masing-masing negara menggunakan dua macam faktor produksi, yaitu tenaga kerja
dan kapital
Untuk memudahkan analisis manfaat perdagangan internasional (gain from trade)
berdasarkan teori H-O disusun Tabel berikut:
Tabel : Teori Proporsi Faktor dengan data hipotetis
Negara Indonesia Cina
Barang Pakaian Radio Pakaian Radio
Faktor Tenaga Kerja Modal Tenaga Kerja Modal
Produksi
Proses Labor Capital Labor Capital
Produksi Intensif Intensif Intensif Intensif
Proporsi 60 unit 15 unit 30 unit 60 unit
Faktor (banyak) (sedikit) (sedikit) (banyak)
Produksi
Isoquant 100 unit 20 unit 100 unit 20 unit
Isocost $ 400 $ 600 $ 600 $ 400
Unit Cost $ 4 (murah) $ 30 (mahal) $ 6 (mahal) $ 20 (murah)
Berdasarkan tabel diatas dan konsep titik singgung antara isocost dan
isoquant sebagai suatu titik optimal untuk memproduksi sejumlah barang dapat
digambarkan dengan grafik dibawah ini.
84
TK TK
60
Isocost $600
40
Isocost $400
30 Isocost $600
20 Isocost $ 400
10 15 M 40 60 M
Indonesia Cina
20 50
IS
O
15
60
60
5 30
40
IS TK
O
ISO 40 0 10
CO
85
Isoquant untuk 100 unit pakaian akan menyinggung isocost $400 pada titik A
dengan kombinasi 34 TK dan 3 M. Dengan demikian untuk memproduksi 100
unit pakaian yang padat karya di Indonesia akan lebih murah, ini disebabkan
jumlah/proporsi faktor produksi yang dimiliki oleh Indonesia relatif banyak
dan murah , sehingga unit costnya hanya $4
b. Di Cina,
100 unit pakaian akan menyinggung isocost $600 pada titik B dengan
kombinasi 20 unit TK dan 7 unit M. Dengan demikian untuk memproduksi
100 unit pakaian yang padat karya di Cina relatif mahal karena faktor produksi
TK relatif sedikit dan mahal, sehingga unit cost adalah $6
2. Isoquant 20 unit radio dilakukakan padat modal
a. Di Indonesia,
Isoquant untuk 20 unit Radio akan menyinggung isocost $600 pada titik C
dengan kombinasi 20 TK dan 10 M. Dengan demikian untuk memproduksi 20
unit radio yang padat modal di Indonesia akan lebih mahal, ini disebabkan
jumlah/proporsi faktor produksi relatif sedikit dan mahal sehingga unit
costnya adalah $ $30
b. Di Cina,
20 unit Radio akan menyinggung isocost $400 pada titik D dengan kombinasi
10 unit TK dan 18 unit M. Dengan demikian untuk memproduksi 20 unit
Radio yang padat karya di Cina relatif murah, sehingga unit cost adalah $20.
86
yang dihasilkan. Oleh karena itu teori modern H-O ini dikenal sebagai The
Proportional Factor Theory.Selanjutnya negara-negara yang memiliki faktor
produksi relatif banyak atau murah dalam memproduksinya akan melakukan
spesialisasi produksi untuk kemudian mengekspor barangnya. Sebaliknya,
masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu jika negara tersebut
memiliki faktor produksi yang relatif langka atau mahal dalam memproduksinya.
Analisis hipotesis H-O (Zakaria:2009) dikatakan berikut:
a) Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau
proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara,
b) Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-
masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi
yang dimilikinya,
c) Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi
dan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor
produksi yang relatif banyak dan murah untuk memproduksinya,
d) Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang
tertentu karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif
sedikit dan mahal untuk memproduksinya,
e) Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi
yang dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang
yang sejenis akan sama pula sehingga perdagangan internasional tidak
akan terjadi.
Anda telah mempelajari teori perdagangan internasional, yangmeliputi teori
merkantilisme, keunggulan mutlak, keunggulan komparatif dan teori Heckscher-
Ohlin. Pada materi berikutnya Anda akan mempelajari kebijakan perdagangan
internasional.
2. Kesamaan Harga Faktor Produksi (Factor Price Equalization)
Kesamaan Harga Faktor Produksi dikemukakan oleh Stolper-Samuelson
dalam teori perdagangan internasional. Teori ini mendeskripsikan hubungan harga
relatif barang dengan perolehan faktor relatif, seperti gaji dan pendapatan modal.
Dalam teori ini didasarkan pada konsep perdagangan bebas yang saling
87
menggantikan untuk perpindahan faktor antar negara, dan menjelaskan
dampaknya terhadap harga faktor produksi yang cenderung mengakibatkan harga
faktor-faktor produksi sama di beberapa negara.
Dari teori faktor proportions Hecksher Ohlin, selama negara A
memperbanyak produksi barang X akan mengakibatkan bertambahnya permintaan
tenaga kerja, sebaliknya makin berkurangnya produksi barang Y berarti makin
sedikit permintaan akan kapital. Hal ini akan cenderung menurunkan upah (harga
daripada tenaga kerja) dan menaikkan harga daripada capital (rate of return).
Keadaan ini dapat dijelaskan pada grafik berikut:
INDONESIA
CINA
88
Berdasarkan grafik diatas, dapat dijelaskan bahwa sebelum terjadi
perdagangan, tingkat upah dan harga kapital di negara Indonesia adalah W1 dan R1
dengan kurva penawaran dan permintaan S dan D1, sedang di negara Cina S1 dan
R1. Posisi upah di negara Indonesia lebih rendah dan harga kapital lebih tinggi
daripada negara Cina. Namun setelah kedua negara tersebut mengadakan
perdagangan produksi barang X (labor intensive product) bertambah dan barang
Y (capital intensive product) berkurang. Akibatnya, bagi negara Indonesia bahwa
permintaan tenaga kerja bertambah dan permintaan kapital berkurang. Kurva
permintaan tenaga kerja akan bergeser ke D2 sehingga upah naik menjadi S2 dan
jumlah tenaga kerja yang digunakan adalah L2. Dengan berkurangnya permintaan
kapital, maka kurva permintaan akan kapital juga bergeser ke D2 sehingga harga
kapital turun menjadi R2 dan jumlah kapital yang digunakan adalah C2.
Sementara itu Negara Cina yang memiliki lebih banyak faktor produksi kapital
dengan makin banyaknya produksi barang Y, mengakibatkan adanya permintaan
akan kapital bertambah sehingga harganya cenderung naik. Sebaliknya makin
sedikit produksi barang X, maka permintaan akan tenaga kerja berkurang
sehingga harganya turun. Sebelum terjadi perdagangan upah lebih tinggi di Cina,
tetapi harga kapital lebih tinggi di Indonesia. Dengan adanya perdagangan
tendensi upah dan harga kapital akan sama di kedua Negara tersebut.
89
perdagangan proteksionis (perlindungan). Berikut adalah penjelasan kebijakan
perdagangan internasional tersebut :
90
2. Kebijakan Perdagangan Proteksionis
Kebijakan perdagangan proteksionis adalah kebijakan perdagangan yang
melindungi industri dalam negeri dengan cara membuat berbagai rintangan
(hambatan) yang menghalangi arus produk dari dan ke luar negeri. Alasan suatu
negara menganut kebijakan perdagangan proteksionis adalah sebagai berikut:
a) Untuk memaksimalkan produksi dalam negeri .
Perdagangan bebas hanya menguntungkan negara maju, karena mereka
memiliki modal yang kuat dan teknologi yang maju. Selain itu, harga produk
industri negara maju dinilai terlalu mahal (tinggi) dibanding harga bahan-
bahan mentah yang dihasilkan negara berkembang.
b) Untuk melindungi industri dalam negeri
yang baru tumbuh. Industri seperti ini
tidak akan mampu bersaing dengan
industri negara lain yang sudah maju dan
berpengalaman.
c) Untuk membuka lapangan kerja. Dengan
melakukan proteksi, industriindustri di
dalam negeri dapat tetap hidup dan (Sumber : neobursa.com)
dengan demikian mampu membuka Gambar 3.6 Pembatasan impor ban yang
dilakukan kemendag dalam Permendag no
lapangan kerja bagi masyarakat. 77/M-DAG/PER/11/2016 salah satunya
bertujuan untuk mendorong industri dalam
d) Untuk menyehatkan neraca pembayaran. negeri
91
a. Kuota
Kuota adalah hambatan kuantitatif yang membatasi impor barang secara
khusus dengan spesifikasi jumlah unit atau nilai total tertentu per periode waktu.
Tujuan penetapan kuota impor untuk melindungi produk dalam negeri, terutama
usaha yang sedang tumbuh. Selain itu, kuota impor juga digunakan untuk
melengkapi kebijakan pengendalian devisa yang bertujuan untuk memperbaiki
neraca pembayaran. Adapun tujuan diterapkannya kuota ekspor adalah untuk
kepentingan konsumen dalam negeri, yaitu menjaga ketersediaan stok.
Berikut ini jenis-jenis dari kuota:
1) Kuota absolut atau unilateral, yaitu kuota yang ditentukan sendiri oleh suatu
negara tanpa harus ada persetujuan dengan negara lain.
2) Kuota bilateral, yaitu kuota yang jumlahnya ditentukan atas dasar perjanjian
antara negara importir dan negara eksportir.
3) Kuota tarif, yaitu pembatasan impor yang dilakukan dengan
mengombinasikan sistem kuota dengan sistem tarif. Dalam sistem kuota, tarif
dipungut dengan cara ditentukannya kuota barang yang boleh diimpor dengan
menentukan tarif tertentu. Jika tariff impor yang masuk melebihi kuota yang
telah ditentukan maka kelebihan jumlah barang tersebut akan dikenakan tarif
yang lebih tinggi.
4) Mixing quota, yaitu kuota yang dikenakan pada impor bahan baku tertentu di
dalam negeri. Tujuan penetapan kuota ini yaitu untuk mengurangi
ketergantungan industri-industri di dalam negeri terhadap bahan baku impor,
mendorong perkembangan industri di dalam negeri, dan penghematan devisa.
92
tersebut dengan sendirinya menjadi importir tunggal dan berada dalam posisi
monopoli.
3) Sistem ini juga menimbulkan praktik korupsi, karena impor dibatasi dan
importir memerlukan lisensi, dengan sendirinya calon-calon importer
berlomba-lomba untuk mendapatkan izin impor. Dengan lisensi yang ada
terbatas, maka setiap calon importir akan berusaha mendapatkan izin tersebut
dengan membayar lebih mahal dari harga sebenarnya.
4) Jika kuota diberikan secara terbatas hanya kepada orang-orang tertentu saja,
maka profit kuota dari sistem ini hanya dirasakan oleh mereka yang
mempunyai lisensi impor.
b. Subsidi
Subsidi diberikan pemerintah untuk melindungi industri dalam negeri dari
persaingan dengan barang impor. Akibat pemberian subsidi, maka harga jual dari
barang yang dibuat oleh industri tersebut bisa menjadi lebih murah daripada harga
impor tanpa tarif. Ini berarti industri dalam negeri dapat bersaing dengan barang
impor atau jika perbedaan harga tersebut cukup besar yang membuat konsumsi
dalam negeri tidak ada yang membeli barang impor. Subsidi ini dapat berbentuk
keringanan pajak, tarif angkutan yang murah, atau kredit bank yang murah.
Pemerintah juga memberikan hadiah (insentif, premi). Misalnya penghargaan
untuk mutu barang yang bagus, peresmian ekspor perdana oleh presiden, dan
sebagainya kepada para produsen (eksportir). Selain itu untuk menggiatkan para
produsen (eksportir), hal yang ternyata sangat penting untuk diberikan adalah
penyederhanaan prosedur ekspor dan tata niaga pada umumnya, yang diusahakan
dengan berbagai paket deregulasi, serta tersedianya prasarana seperti fasilitas
pelabuhan yang memadai.
93
c. Tarif
Tarif akan diberlakukan bila harga pasar Tarif adalah suatu
internasional lebih mahal daripada harga domestik pembebanan atas
atau dalam negeri. Tujuannya untuk meningkatkan barang-barang
daya saing produk lokal atau dalam negeri karena yangmelintasi daerah
dengan tarif, harga barang impor menjadi mahal. pabean (costum area).
Tarif merupakan jenis penghambat impor yang paling Tarif dikenal juga
banyak digunakan, karena tarif tidak hanya sebagai pajak untuk
melindungi industri dalam negeri namun dapat juga komoditas impor.
digunakan untuk menambah pendapatan pemerintah
dari perpajakan. Pajak atas barang impor biasanya tertulis dalam bentuk
pernyataan surat keputusan (SK) atau undangundang. Oleh karena itu, setiap
importir dapat mempelajarinya sebelum mengimpor suatu barang. Umumnya tarif
dikenakan secara khusus berdasarkan persentase dari nilai barang impor.
Dalam cara pemungutan tarif dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu:
1) Tarif ad valorem, yaitu pajak impor yang nilainya dinyatakan dalam
persentase atas nilai (harga) barang yang diimpor. Tarif ad valorem
bersifat proporsional, artinya besarnya tarif akan berubahubah secara
proporsional mengikuti perubahan harga barang impor. Jadi persentase
tarifnya tetap tidak berubah (terkecuali diubah oleh pemerintah). Misalnya:
pajak impor untuk sepatu sebesar 10%. Ini berarti setiap rupiah nilai sepatu
yang diimpor harus membayar pajak impor 10%. Contoh: tarif impor 1
unit mobil sebesar 100% dari harga mobil
2) Tarif spesifik, yaitu besarnya tarif ditentukan atas dasar ukuran atau jumlah
fisik. Sistem tarif ini bersifat regresif, artinya makin tinggi harga dari
barang impor tersebut tarifnya terasa makin ringan. Misalnya: suatu barang
dari kualitas tertentu yang harganya Rp150.000,00 dikenakan tarif spesifik
sebesar Rp1.500 per kg, maka: Harga per kg = .
Jika harga barang impor dari barang tersebut naik menjadi Rp300.000,00,
94
3) Tariff specific ad valorem yaitu tarif hasil kombinasi antara tarif ad
valorem dan specific. Contoh: tarif impor per karung gandum 15% dari
harga per karungnya ditambah Rp10.000,00 per karung.
Bagaimana efek tarif bagi ekonomi nasional? Tarif khususnya tarif impor
tentu akan memengaruhi produsen, konsumen, dan pemerintah dalam negeri.
Pengenaan tarif impor akan meningkatkan kemampuan bersaing bagi produsen
dalam negeri yang memproduksi produk sejenis dengan barang yang diimpor.
Akibat adanya tarif harga barang impor maupun harga produk dalam negeri akan
naik setinggi tarif yang ditetapkan. Karena harga lebih mahal maka produsen
dalam negeri menikmati keuntungan dengan menjual lebih banyak output dan
dengan harga yang lebih tinggi pula. Namun, konsumen dalam negeri akan
dirugikan karena mereka harus membayar lebih tinggi dari harga sebelum adanya
tarif. Bagi pemerintah tarif impor akan menaikkan pendapatan negara, karena
pajak merupakan salah satu komponen pendapatan negara.
d. Premi
Premi adalah kebijakan berupa pemberian hadiah atau penghargaan kepada
perusahaan yang mampu memproduksi barang dengan kualitas tinggi dan
kuantitas (jumlah) tertentu. Pemberian premi diharapkan bisa memacu produsen
dalam negeri untuk bersaing dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas
produknya.
e. Diskriminasi harga
Diskriminasi harga adalah kebijakan melalui penetapan harga produk secara
berlainan untuk satu negara dengan negara lainnya. Kebijakan ini dilakukan salah
satunya dalam rangka perang tarif. Sebagai contoh, bila negara X menganggap
barang hasil produksinya yang diekspor ke negara Y dikenakan tarif masuk yang
tinggi, maka sebagai balasannya bila negara Y mengimpor barang dari negara X,
negara X akan memberikan harga jual yang lebih tinggi. Dengan adanya tindakan
ini, diharapkan negara Y akan menurunkan tarif masuknya terhadap negara X.
95
f. Larangan ekspor
Larangan ekspor adalah kebijakan
melarang ekspor untuk barangbarang
tertentu dengan pertimbangan ekonomi,
politik dan sosial budaya. Dengan
pertimbangan ekonomi, suatu negara
melarang mengekspor bahan-bahan baku
industri yang dibutuhkan di dalam negeri.
Larangan ekspor dengan pertimbangan (Sumber :www.kemenperin.go.id)
politik misalnya adanya embargo ekonomi Gambar 3.7 Tambang batu bara :
dari PBB, di mana Irak dilarang pemerintah melarang ekspor
mineral mentah sesuai dengan UU
mengekspor minyak bumi ke luar negeri. Mineral dan Batubara
96
h. Dumping
Dumping adalah suatu kebijakan diskriminasi harga secara internasional,
yang dilakukan dengan menjual suatu komoditas di luar negeri dengan harga yang
lebih murah terhadap barang yang sama dibbandingkan dengan harga yang
dibayarkan oleh konsumen dalam negeri (Zakaria:2009). Politik dumping
mempunyai tujuan untuk meningkatkan volume perdagangan dan men
guntungkan negara pengimpor, karena harganya murah terutama bagi konsumen
negara pengimpor. Negara pengimpor akan mengalami hambatan dalam
pertumbuhannya karena mendapat persaingan dari luar negeri sehingga negara
tersebut mengeluarkan kebijakan anti dumping.
Syarat yang harus dipenuhi dalam kebijakan dumping yaitu:
1) kekuatan monopoli di dalam negeri lebih besar daripada luar negeri,
sehingga kurva permintaan di dalam negeri lebih inelastis dibanding kurva
permintaan di luar negeri.
2) terdapat hambatan yang cukup kuat sehingga konsumen dalam negeri
tidak dapat membeli barang dari luar negeri.
97
berkembang, perekonomian akan tumbuh dengan baik bila negara bisa
melindungi industri dalam negeri, di antaranya dengan cara memberlakukan
kuota impor (batasan impor) atau bahkan larangan untuk mengimpor barang
tertentu.
3. Menyehatkan Neraca Pembayaran
Untuk menghindari defisit (kekurangan) dalam neraca pembayaran, negara
dapat menggunakan kebijakan perdagangan proteksionis sebagai salah satu
alat. Caranya yaitu dengan berusaha meningkatkan ekspor dan sekaligus
menekan impor dengan berbagai cara, seperti pemberlakuan kuota impor, tarif
impor dan larangan impor.
4. Melindungi Industri atau Sektor-Sektor Lain di dalam Negeri
Negara-negara yang tingkat pembangunan ekonominya masih rendah dan
masih belum kuat cenderung menerapkan proteksi terhadap produk-produk
serupa dari luar negeri (impor). Khusus untuk sektor industri, kebijakan ini
disebut kebijakan industri anak/muda (Infant Industry), karena tujuannya
adalah untuk melindungi industri-industri di dalam negeri yang baru berdiri
atau sedang tumbuh dari persaingan barang-barang impor. Dengan cara itu,
industri yang dilindungi tersebut dapat mengembangkan atau memperkuat diri
tanpa ada ancaman tergusur dari pasar dalam negeri oleh produk-produk serupa
dengan harga lebih murah dan kuantitas lebih baik dari industry industri di luar
negeri yang sudah mapan.
5. Mengurangi Defisit Saldo Neraca Perdagangan
Banyak NSB (Negara Sedang Berkembang) mengalami defisit di dalam saldo
neraca perdagangan karena sangat tergantung pada impor, sementara ekspor
mereka relatif kecil atau total nilainya terus menurun karena harga dari
komoditi komoditi primer, khususnya pertanian, yang menjadi ekspor utama
mereka di pasar dunia terus merosot. Untuk mengurangi deficit tersebut yang
berarti menghindari dari kelangkaan cadangan devisa (menghemat pemakaian
devisa), kebijakan substitusi impor/ proteksi biasanya menjadi pilihan utama.
98
6. Meningkatkan Kesempatan Kerja
Strategi pembangunan ekonomi atau industri dengan kebijakan substitusi impor
juga sering diterapkan di banyak NSB sebagai salah satu upaya untuk
meningkatkan kesempatan kerja di dalam negeri. Negara yang sector
industrinya belum kuat terancam akan hancur jika impor sepenuhnya
dibebaskan, yang selanjutnya berarti peningkatan jumlah pengangguran,
terutama di negara-negara yang sektor padat karya lainnya seperti pertanian,
jasa, dan perdagangan tidak mampu menyerap pertumbuhan angkatan kerja
mengikuti pertumbuhan jumlah penduduk.
7. Mencegah Politik Dumping
Suatu negara dituduh melakukan dumping jika negara tersebut menjual barang
di pasar luar negeri dengan harga lebih rendah daripada harga di pasar dalam
negerinya. Negara-negara eksportir yang melakukan praktik dumping bertujuan
untuk menembus, memperluas pangsa pasar atau menguasai pasar di luar
negeri. Negara importir yang merasa barang impornya terlalu murah atau
menduga negara penjual di bawah harga normal biasanya membalas dengan
mengenakan atau menaikkan tarif bea meterai terhadap barang tersebut.
Pengenaan bea meterai oleh negara importir sebagai respons terhadap praktik
dumping dari negara eksportir umum disebut kebijakan anti dumping.
99
1. Pembayaran secara tunai (cash) yang dapat menggunakan mata uang
eksportir atau importir.
2. Pembayaran dengan emas (full bodied money), cara ini pembayaran
dilakukan dengan mengirimkan emas senilai dengan harga produk yang
diperdagangkan dan harus ada izin pemerintah.
3. Pembayaran menggunakan cek (cheque) dengan bantuan pihak bank.
Sebelum melakukan transaksi, pihak importer telah membuka rekening di
bank yang mempunyai cabang di Negara eksportir. Pada saat terjadi
impor, pihak importer tinggal mengirim cek kepada eksportir, sehingga
eksportir dapat mencairkan cek pada bank yang bersangkutan.
4. Pembayaran menggunakan wesel (bill of change), yaitu pembayaran
dengan member surat perintah kepada bank agar membayarkan sejumlah
dana kepada pihak yang bersangkutan.
5. Pembayaran dengan letter of credit(L/C). L/C adalah pernyataan tertulis
dari pihak bank atas permintaan importir untuk menyediakan sejumlah
dana bagi eksportir.
6. Pembayaran dengan kompensasi pribadi (private compensation) adalah
pembayaran yang melibatkan beberapa pihak, yaitu menukar utang
piutang antara eksportir dan importir.
FORUM DISKUSI
Bisnis.com, JAKARTA - Krisis yang menekan performa industri tekstil dan
produk tekstil (TPT) di Indonesia ternyata jauh lebih buruk dari perkiraan. Tak
hanya kesulitan merambah pangsa pasar ekspor yang lebih luas, produk tekstil
lokal nyatanya harus menghadapi penurunan serapan di pasar domestik karena
kalah bersaing dengan produk impor. Peneliti Indotex sekaligus Sekretaris
Jenderal Asosiasi Produsen Serat dan Filament Indonesia (APSyFI) Redma
Gita Wirawasta mengatakan kinerja perdagangan TPT Indonesia sejatinya
meningkat dalam kurun 2008-2019 dengan rata-rata pertumbuhan 2,5 persen
setiap tahunnya. Nilai ekspor TPT disebutnya sempat menyentuh nilai US$13
miliar pada 2018 meski turun pada 2019 menjadi US$12 miliar. Meski ekspor
100
tumbuh, pada saat yang sama impor TPT juga mengalami kenaikan dengan
rata-rata pertumbuhan yang 3 kali lebih tinggi dari peningkatan ekspor.
Sepanjang 2008-2019, rata-rata kenaikan impor mencapai 8,9 persen.
“Yang mengkhawatirkan devisa bersih selisih ekspor dan impor TPT terus
tergerus setiap tahun. Impor justru naik sangat tinggi, 2008 hanya sekitar US$4
miliar kalau sekarang posisi sudah hampir US$9 miliar,” kata Redma dalam
webinar Penyelamatan Industri Tekstil & Produk Tekstil Nasional, Rabu
(26/8/2020). Klik selengkapnya di sini:
https://ekonomi.bisnis.com/read/20200826/257/1283367/ternyata-industri-
tekstil-punya-masalah-kronis-apa-saja.
Berdasarkan apa yang Saudara baca, cobalah dilakukan diskusi sehingga dapat
menganalisis permasalahan yang dihadapi oleh industri tekstil indonesia
sehubungan dengan larangan impor pakaian bekas ke Indonesia. Pihak
manakah yang dirugikan dan diuntungkan dengan kebijakan larangan impor
pakain bekas tersebut? Apa yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk
meyelamatkan industri tekstil dalam negeri, mengingat banyaknya peminat
pakaian bekas di Indonesia?
101
RANGKUMAN
102
TES FORMATIF
2. Data hipotetis
Negara Kain/ bulan TV/ bulan
Indonesia 80 meter 20 unit
Korea 40 meter 40 unit
Berdasarkan tabel di atas maka kesimpulan tentang nilai tukar barang yang benar
adalah….
a. Indonesia mempunyai spesialisasi kain dan mempunyai keuntungan
komparatif 0,75 unitpesawat TV
b. Korea mempunyai spesialisasi kain dan mempunyai keuntungan
mutlak 3 meter kain.
c. Korea mempunyai spesialisasi kain dan mempunyai keuntungan
komparatif 3 meter kain.
d. Indonesia mempunyai spesialisasi TV dan mempunyai keuntungan
komparatif 3 meter kain.
e. Korea mempunyai spesialisasi TV dan mempunyai keuntungan mutlak
3 meter kain.
3. Indonesia melakukan kerjasama dalam perdagangan internasional dengan Korea
Selatan. Indonesia mengekspor gas alam dan mengimpor barang-barang
elektronik dengan harga yang lebih murah bila dibandingkan dengan
103
memproduksi sendiri. Faktor pendorong yang melandasi adanya perdagangan
antara Indonesia dengan Korea Selatan berdasarkan contoh di atas adalah....
a. Perbedaan selera
b. Perbedaan teknologi
c. Kerjasama dalam wawasan
d. Perbedaan sumber daya alam
e. Penghematan biaya produksi
4. Untuk merangsang produk barang yang berorientasi ekspor pemerintah telah
menetapkan kebijakan pemberian subsidi BBM terhadap perusahaan yang
berorientasi ekspor. Dampak yang diinginkan oleh pemerintah dari kebijakan ini
adalah....
a. Akibat adanya subsidi BBM maka pengusaha memperoleh keuntungan
yang lebih besar daribiasanya.
b. Adanya subsidi BBM maka biaya produksi menjadi rendah sehingga
meningkatkan jumlahproduksinya.
c. Akibat subsidi BBM akan mengurangi barang impor sehingga devisa
negara bertambahdengan cepat
d. Subsidi BBM akan merangsang masyarakat untuk menjadi wirausaha
sehingga dapatmenyedot pengangguran.
e. Adanya subsidi BBM harga barang berorientasi ekspor menjadi murah dan
mampu bersaingdengan produk negara lain.
5. Meningkatnya impor gula pasir dikeluhkan para produsen lokal karena gula pasir
lokal mutu dan harganya belum mampu bersaing dengan gula impor. Untuk
mengatasinya pemerintah dapat menetapkan jumlah maksimum impor gula pasir.
Kebijakan ini dinamakan ...
a. Tarif
b. Kuota
c. Subsidi
d. Dumping
e. Pengendalian devisa
104
6. Tjnggi rendahnya sewa dan harga tanah tidak hanya ditentukan oleh kesuburan
tanah saja, tetapi ditentukan juga oleh letak tanah dari pasar. Pendapat tersebut
dikemukakan oleh ...
a. Adam Smith
b. Von Thunnen
c. David Ricardo
d. Ferdinand Lasalle
e. Von Bohm Bawer
7. Perdagangan internasional terjadi karena masing-masing negara memiliki
keunggulan efisien dari produk yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan teori
keunggulan ...
a. Equal
b. Absolut
c. Relatif
d. Komperatif
e. Spesialisasi
8. Keuntungan komperatif akan diperoleh karena suatu negara melakukan
spesialisasi dalam perdagangan internasional. Pendapat tersebut dikemukakan
oleh ...
a. Adam Smith
b. John Stuart Mill
c. David Ricardo
d. Thomas Aquino
e. Thomas Robert Malthus
9. Harga listrik dan bahan bakar minyak di Indonesia tergolong murah di banding
dengan Negara lain. Kebijakan pemerintah tersebut di harapkan mampu
menurunkan harga produk di dalam negeri sehingga harganya terjangkau oleh
masyarakat luas. Kebijakan pemerintah tersebut dinamakan kebijakan . . .
a. Ekspor
b. Impor
c. Subsidi
105
d. Dumping
e. Proteksi
10. Alasan pemerintah melakukan pelarangan impor untuk barang-barang tertentu
adalah ...
a. Melindungi industri dalam negeri
b. Menghemat devisa yang dimiliki negara
c. Tidak banyak masyarakat yang membutuhkannya
d. Barang tersebut kurang bermanfaat bagi masyarakat
e. Membalas tindakan negara lain yang melakukan larangan impor
106
DAFTAR PUSTAKA
107
Yusuf, Muhammad. 2013. Ekonomi Internasional. Medan: Unimed Press
Zakaria, Junaidin. 2009. Pengantar Teori Ekonomi Makro. Jakarta : Gaun Persada
108