Anda di halaman 1dari 10

STUDI KASUS BANGUNAN

GOLDEN TOWER, PORTO ALEGRE, BRASIL

Disusun Oleh:
Sabrina Hawa Lia Surgawa | 202145500184
Azka Fatih An-Nabiel | 202145500311

Mata Kuliah :
Teori Arsitektur 1
Dosen Pengampu :
Rafi Mentari S.T., M.Ars.

Program Studi Arsitektur


Fakultas Teknik Informasi dan Ilmu Komputer
Universitas Indraprasta PGRI
2023
GOLDEN TOWER, PORTO ALEGRE, BRASIL
A. Data bangunan
Nama Bangunan : Golden tower
Fungsi Bangunan : Kantor
Luas Bangunan : 9553 m2
Jumlah Lantai : 15 Lantai
Dibangun Pada Tahun: 2017
Arsitek Utama : Alberto Torres
Alamat Bangunan : Av. José Loureiro da Silva,
2025 - Centro, Gravataí - RS,
94010-000, Brasil.

Golden Tower adalah gedung perusahaan komersial, yang menggabungkan tren


desain, arsitektur, dan teknologi terbaru. Secara konseptual, proyek ini terdiri dari dua
volume prismatik segitiga yang dihasilkan melalui kubus sempurna, kaca reflektif volume
depan, kontras dengan volume yang lebih tenang dan padat serta fasad lateral monolitik.
Kekuatan dari dua prisma dengan dasar segitiga dengan permukaan kaca, yang terdiri dari
garis-garis volumetrik yang elegan dan kontemporer bersama dengan "brises" meningkatkan
perakitan tegak vertikal.
Selama 250 tahun, kota Gravataí menunjukkan perkembangan yang luar biasa, kota
ini menjadi salah satu kota besar di Rio Grande do Sul. Golden Tower menjadi salah satu
pendukung karena terletak di salah satu jalan akses utama kota. Selain dengan akses yang
mudah, Golden Tower juga dekat dengan dua universitas, Rumah Sakit John D. Becker, pusat
perbelanjaan, dan juga perbankan.
B. Ruang Tegas
Suatu ruang dapat dipertegas dengan membedakan
warna, tekstur, pola dan lain-lain. Pada Golden Tower,
suatu ruangan dipertegas dengan menegaskan elemen
arsitektur, warna, dan tekstur.
Pada Gambar 1.0 dapat terlihat beberapa area yang
dipertegas. Salah satu area dipertegas dengan cara
menonjolkan suatu sudut dan memfungsikannya sebagai
area penghubung (Gambar 1.1). Selain itu pada area ini
juga terdapat penegasan pada area dinding. Terdapat
dinding yang dipertegas dengan cat warna abu-abu
(Gambar 1.2), penegasan warna dinding dengan warna ini
membedakan antara area lift dan tangga darurat. Sedangkan
penegasan dinding pada area lift menggunakan material
Gambar 1.0 (Sumber : archdaily.com) keramik (Gambar 1.3).

Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 1.3


Menonjolkan Satu Sudut Penggunaan Warna Penggunaan Material Keramik
(Sumber : archdaily.com) (Sumber : archdaily.com) (Sumber : archdaily.com)

Pada ruang meeting


juga terdapat penegasan
pada area dinding
(Gambar 2.0) , yang
dimana digunakannya
material kayu yang
disususun menyerupai
fasad bangunan (Gambar
2.1).
Gambar 2.0 (Sumber : archdaily.com) Gambar 2.1
Detail Penegasan
(Sumber : archdaily.com)
C. Hubungan Spasial
1. Ruang Dalam Ruang

Pada gedung ini terdapat area yang


memiliki ruang dalam ruang di dalamnya
(Gambar 3.0). Ruang dalam ruang pada area ini
berfungsi sebagai Resesionist.

Gambar 3.0 (Sumber : archdaily.com)

2. Ruang Yang Berdekatan


Pada gedung ini terdapat ruang yang
berdekatan, yaitu ruang area tunggu dan
resepsionist (Gambar 3.1). Selain itu area makan
terbagi menjadi 2 area. Area pertama merupakan Gambar 3.1 (Sumber : archdaily.com)
area makan dengan meja bar, area kedua
merupakan area makan dengan meja biasa. Kedua
area makan dipisahkan oleh dinding (Gambar 3.2).

3. Ruang Yang Saling Mengunci


Pada gedung ini area penghubung saling
mengunci dengan area lift (Gambar 3.3).

Gambar 3.2 (Sumber : archdaily.com)

Gambar 3.3 (Sumber : archdaily.com)


C. ORGANISASI SPASIAL
Pada gedug ini organsasai spasial yang digunakan pada setiap lantai ialah organisasi
klaster.
Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.0, setiap ruangan memiliki bentuk-bentuk yang
tidak serupa namun tetap hubungan dengan pola terklaster.

Gambar 4.0 Floor Plan


(Sumber : archdaily.com)

D. PRINSIP PENATAAN
1. Axis/Sumbu
Pada Golden Tower sumbu membantu membentuk ruang dalam desain
Layout (Gambar 5.0), selain itu sumbu juga membantu menentukan bentuk massa
(Gambar 5.1).

Potongan Sumbu Mempengaruhi


Massa Bangunan
Gambar 5.0
(Sumber : archdaily.com) Gambar 5.1
(Sumber : archdaily.com)
2. Simetri
Simetri yang terbentuk pada banguna
Golden Tower ini ialah sumbu simetri bilateral.
Sumbu ini terletak pada sisi fasad bangunan yang
dimana sumbunya membentang secara vertikal
(Gambar 6.0).

3. Hirarki
Hiraki pada bangunan ini terbentuk pada
lantai 12 (Gambar 7.0). Hirarki ini terbentuk
karena adanya perbedaan fungsi pada lantai 12,
juga terdapat bakon pada lantai ini (Gambar 7.1).

Gambar 6.0
(Sumber : archdaily.com)

Gambar 7.0 Gambar 7.1


(Sumber : archdaily.com)
(Sumber : archdaily.com)
4. DATUM
Pada bangunan ini terdapat datum yang terbentuk dari garis gedung dan garis
kaca (Gambar 8.0).

Gambar 8.0
(Sumber : archdaily.com)

5. Ritme
Pada gedung ini terjadi pengulangan pada
bagian kaca bangunan (Gambar 9.0).
6. Transformasi
Selain terjadi pengulangan pada kaca, terjadi
juga sedikit transformasi pada bentuk kaca yang mana
kaca selang seling berbentuk panjang dan lebih pendek
(Gambar 10.0).

Gambar 9.0
(Sumber : archdaily.com)

Gambar 10.0
(Sumber : archdaily.com)
E. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis dari gedung Golden Tower karya Alberto Torres ini,
kesimpulannya adalah bahwasannya perancangan gedung ini sesuai dengan teori mengenai
bentuk, ruang dan tatanan yang dikemukakan oleh Francis D.K Ching. Seperti penegasan
ruang yang terjadi digedung ini menggunakan perbedaan warna, unsur material dan
menonjolkan sudut (Gambar 11.0).

Gambar 11..0 Penegasan Ruang (Sumber : archdaily.com)

Perancangan hubungan ruang pada gedung ini juga sesuai dengan teori yang dimana setiap
ruang ada yang terhubung dengan ruang dalam ruang, ruang yang berdekatan, ruang yang
saling mengunci (Gambar 11.1).

Gambar 11..1 Hubungan Ruang (Sumber : archdaily.com)


Organsasai spasial yang digunakan pada setiap lantai ialah jenis kluster (Gambar 11.2).

Gambar 11.2 Organisasi Kluster


(Sumber : archdaily.com)

Sumbu yang memotong bangunan ini juga berada ditengah-tengah dan memotong secara
diagonal (Gambar 11.3).

Gambar 11.3 Axis


(Sumber : archdaily.com)

Simetri pada bangunan juga membentang secara vertikal membentuk cermin pada fasad
(Gambar 11.4).

Gambar 11.4 Simetri


(Sumber : archdaily.com)
Hirarki pada bangunan inijuga sangat terlihat bersamaan dengan datum (Gambar
11.5).

Gambar 11.5 Hirarki & Datum


(Sumber : archdaily.com)

Ritme pada bangunan ini juga terjadi bersamaan dengan sedikit transformasi
(Gambar 11.6).

Gambar 11.6 Ritme & Transformasi


(Sumber : archdaily.com)

Anda mungkin juga menyukai