Potensi energi gelombang laut di sepanjang pantai barat Pulau Sumatera, Indonesia:
Rata-rata energi gelombang 25 tahun (1991-2015) menunjukkan beberapa hotspot
yang terlihat di daerah tertentu yang memiliki nilai tinggi gelombang signifikan
hingga 2,33 m dan energi gelombang 67,29 kW/m. Kejadian hotspot ini memiliki pola
yang sama dengan statistik yang dikumpulkan untuk karakteristik musim yang
berasosiasi dengan monsun tropis dengan nilai rata-rata energi gelombang mencapai
puncaknya pada musim monsun timur sebesar 98,21 kW/m, dan nilai rata-rata
terendah terjadi pada musim musim monsun barat, berlangsung dari Desember hingga
Februari, dengan nilai umum 10 kW/m. Secara umum pantai barat Sumatera
menunjukkan energi gelombang tinggi yang potensial, dengan SWH antara 1 dan 2 m
dan energi gelombang 20–25 kW/m (Rizal dan Ningsih, 2020).
Variasi pendapatan nelayan juga terkait dengan degradasi sumber daya pesisir,
khususnya terumbu karang, yang terjadi di semua kabupaten/kota. Degradasi tersebut
terutama disebabkan oleh penggunaan alat tangkap ilegal, seperti racun (kalium
sianida dan tuba), bom, dan pukat. Penggunaan bahan dan alat tangkap tersebut telah
dilarang oleh pemerintah dan telah disosialisasikan secara masif melalui program
pengelolaan terumbu karang (COREMAP), namun kegiatan tersebut masih terus
berlangsung.
References:
Astina, C., & Abubakar Hamzah, M. N. (2013). Pengaruh Pariwisata Terhadap Penyerapan
Tenaga Kerja Di Provinsi Aceh. Jurnal Ilmu Ekonomi: Program Pascasarjana Unsyiah, 1(3).
Rizal, A. M., & Ningsih, N. S. (2020). Ocean wave energy potential along the west
coast of the Sumatra island, Indonesia. Journal of Ocean Engineering and Marine
Energy, 6(2), 137-154.
SAPUTRA, I. (2020). Strategi Komunikasi Pemasaran Dinas Kebudayaan Dan
Pariwisata Aceh Dalam Upaya Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Mancanegara
(Doctoral dissertation).