Anda di halaman 1dari 151

BUKU

MANAJEMEN KEPEMIMPINAN
ISLAM

Adi Rosadi, S.Pd.I, M.Pd

Ahmad Sadeli, Ayi sita rohilah, Erni arina susanti, Fitria


nurul fajriah, Maha toyibah, Maulina siska mulyaningsih
M eko setiawan, Muhamad faisal nugraha, Neng zila
wildayani, Nisrina nur zihan, Novi anggiani, Raynalda
visca juniar, Restu sri wulandari, Rifa erviana, Rinaldy
aprilian, Salsa nur'sadiah, Samsi aulia, Saniyya nur aliyya
p.s, Silvia aprilianti, Sri mulyani, Yuni yulianti

3
KATA PENGANTAR

Kehadiran buku MANAJEMEN KEPEMIMPINAN ISLAM ini sangat


penting sekali bagi membantu mahasiswaIslam, khususnya bagi
mahasiswa prodi ekonomi syariah, atau bisa juga bagi para peminat
kepemimpinan Islam. Tujuan penulisan buku ini untuk mempermudah
penyediaan sumber belajar bagi kalangan mahasiswa pada berbagai
jurusan Islam, terutama bagi mahasiswa di Instisut Madani Nusantara
Sukabumi.
Penulisan naskah buku ini banyak menerima kontribusi pemikiran,
dan pengayaan konsep dari Bapak Adi Rosadi, S.Pd.I, M.Pd selaku Dosen
Mata Kuliah Manajemen Kepemimpinan Islam Institut Madani Nusantara
Sukabumi. Kontribusi yang diberikannya telah membuka peluang yang
baik sehingga buku ini dapat diterbitkan, untuk itu diucapkan terima kasih.
Bagi mahasiswa Ekonomi Syariah diharapkan dapat menjadi
kajian awal untuk mendalami kepemimpinan Islam sebagai bahagian
integral dari pendidikan ekonomi sehingga terjadi profesionalisasi calon
sarjana ekonomi Islam.
Lebih dari itu, dengan mempelajari ilmu kepemimpinan Islam
diharapkan terjadi peningkatan derajat profesionalisme sebagai sarjana
ekonomi Islam. Karena kita yang menjadi senjata dalam mencapai
keberhasilan ekonomi Islam di Indonesia ini .
Dengan selesainya penulisan buku Manajemen Kepemimpinan
Islam ini maka diucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
mendukung penulisan buku ini. Selain itu penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada berbagai pihak, khususnya rekan sejawat, bapak
dosen yang turut memberikan semangat dan gagasannya sehingga dengan
pengalaman yang dimiliki telah memberikan masukan dan melengkapi
literatur bagi penyelesaian penulisan buku ini sebagai karya ilmiah.

4
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan atas kebaikan
pihak-pihak yang memberikan dukungan atas kelancaran penulisan dan
penerbitan buku ini. Amin ya Robbal ‘Alamin

Januari, 2023

Penulis

5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
PRAKATA
DAFTAR ISI
BAB 1 PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN
Oleh Erni Arina Susanti dan Rinaldy Aprilian
A. Pendahuluan
B. Pembahasan
C. Pustaka 13
BAB 2 LATAR BELAKANG MUNCULNYA/LAHIRNYA SEORANG PEMIMPIN
Oleh Restu Sri Wulandari dan Samsi Aulia 14
A. Pendahuluan 14
B. Pembahasan 15
C. Pustaka 24
BAB 3 PERSYARATAN YANG HARUS DIPENUHI SEORANG PEMIMPIN 29
Oleh Ayi Sita Rohilah dan Rifa Erviana
A. Pendahuluan 29
B. Pembahasan 30
C. Pustaka 42
BAB 4 FUNGSI, PERANAN DAN ASPEK UTAMA KEPEMIMPINAN 45
Oleh Salsa Nursa’diyah dan Silvia Aprilianti
A. Pendahuluan 45
B. Pembahasan 46
C. Pustaka 57
BAB 5 TIPE DAN GAYA KEPEMIMPINAN
Oleh Fitria Nurul Fajriah dan Saniyya Nur'Aliyya 60
A. Pendahuluan 61
B. Pembahasan 62
C. Pustaka 70
BAB 6 TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN
Oleh Nisrina Nur Zihan dan Sri Mulyani
A. Pendahuluan 73
B. Pembahasan 74

6
C. Pustaka 83
BAB 7 PENDEKATAN DAN MODEL KEPEMIMPINAN
Oleh Ahmad Sadeli 84
A. Pendahuluan 84
B. Pembahasan 85
C. Pustaka 92
BAB 8 CIRI-CIRI KEPEMIMPINAN VISIONER
Oleh Maha Toyibah dan Muhamad Faisal Nugraha 93
A. Pendahuluan 93
B. Pembahasan 94
C. Pustaka 103
BAB 9 DINAMIKA KEPEMIMPINAN
Oleh Neng Zila Wildayani dan Raynalda Visca Juniar 104
A. Pendahuluan 104
B. Pembahasan 105
C. Pustaka 114
BAB 10 PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN
Oleh Maulina Siska M dan M. Eko Setiawan 115
A. Pendahuluan 115
B. Pembahasan 116
C. Pustaka 123
BAB 11 DALIL-DALIL KEPEMIMPINAN DALAM ISLAN
Oleh Novi Anggiani dan Yuni Yulianti 126
A. Pendahuluan 126
B. Pembahasan 127
C. Pustaka 142

7
BAB 1
PEMIMPIN DA
KEPEMIMPINAN
Oleh Erni Arina Susanti dan Rinaldy Aprilian

A. PENDAHULUAN
Manusia merupakan salahsatu makhluk sosial, yang artinya tidak
bisa hidup secara individu. Di setiap kehidupanya, manusia pastinya
berinteraksi dengan sesama dan juga dengan lingkunganya. Manusia ini
selalu hidup berkelompok.
Menjalani kehidupan berkelompok tentu sangat tidak mudah. Agar
membangun keharmonisan dalam kehidupan harus adanya sikap saling
menghargai dan juga menghormati pada sesama. Untuk menjaga hidup
harus diperlukanya aturan karena hidup yang teratur merupakan
tujuan setiap manusia. Mewujudkan serta menjaga kehidupan yang
harmonis ialah tugas setiap insan.
Sebagaiamana telah diketahui makhluk Tuhan yang paling tinggi
derajatnya dibanding makhluk Tuhan lainnya adalah manusia. Manusia
diberikan akal untuk berpikir, diberikan pikiran untuk memilih dan
memilah mana yang baik dan mana yang buruk. Karena kelebihan
itulah manusia sepatutnya bisa mengelola lingkungan dengan baik.
Kelebihan manusia juga tidak hanya untunk mengelola dengan baik
lingkungan saja, akan tetapi manusia juga harus mengelola dengan baik
kehidupan sosialnya. Untuk mengelola kehidupan sosial dengan baik
diperlukan sumber daya manusia. Lebih tepatnya sumber daya yang
berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri.
Dengan memiliki jiwa pemimpin manusia akan bisa mengelola
dirinya,oranglain, kelompok dan lingkungan dengan baik. Khususnya
dalam mengatasi masalah sulit. Disinilah dibutuhkan keahlian seorang
pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalahyang dihadapi
dapat diselesaikan dengan baik.

B. PEMBAHASAN
A. Pengertian Pemimpin

Pemimpin dalam bahasa yunani pemimpin disebut hodegos dan


dalam bahasa Inggris disebut “leader”, yang jika diterjemahkan pada
bahasa Indonesia bisa mempunyai banyak arti seperti ketua, pimpinan,
panglima , atau komandan. Dalam kehidupan sehari-hari kita, baik
dalam lingkungan keluarga, masyarakat, organisasi, kuliah, pekerjaan
sampai dengan pemerintahan, selalu kita dengar kata pemimpin dan
kepemimpinan.

Keduanya memang mempunyai hubungan yang berkaitan satu sama


lain. Pada kata dasar leader yaitu pemimpin dan akar katanya to lead
mengandung banyak arti yang saling berhubungan. Misalkan, berbuat
paling dulu, berjalan di awal, mengambil langkah awal, mengawali,
bergerak lebih awal mengarahkan pendapat atau pikiran orang, dan
mengerakkan orang lain oleh pengaruhnya .

Beberapa ahli berpandapat tentang pengertian Pemimpin


beberapa diantaranya :
1. S P Hasibuan berpendapat Pemimpin yaitu orang yang memiliki
wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya
untuk melakukan sebagian dari pekerjaannya untuk mencapai
tujuan (Hasibuan et al. 2019).

2
2. Meyer mengatakan seorang pemimpin yaitu orang yang
memberikan pengaruh terhadap lingkungannya, dan sudah
melewati macam-macam ujian agar mencapai pada tahap
sebagai pemimpin(Hasibuan et al. 2019).
3. Ferry Muhammadsyah Siregar dan Surahman Amin
menyatakan Pemimpin yaitu orang yang bisa membujuk dan
mempengaruhi pihak lain untuk mengerjakan pebuatan yang
mencapai pada tujuan bersama, sehingga dengan begitu yang
berkaitan menjadi tahap awal struktur dan induk proses
organisasi atau kelompok(Siregar 2015).
4. Kartono dalam (Yuliana 2018) berpendapat Pemimpin
merupakan pribadi yang mempunyai kelebihan serta
kecakapan, terkhususnya dalam satu bidang sehingga ia
memiliki kemampuan pengaruh pada orang lain untuk
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu secara bersama demi
beberapa tujuan dan satu pencapaian.
5. Amirullah dalam (Yuliana 2018) menyatakan “pemimpin sering
disebut pembina, penghulu, tua-tua , panutan, pembimbing,
pengurus, pemuka, pelopor, penggerak, penuntun, ketua, raja,
kepala, dan sebagainya. Kata pemimpinan, memimpin, dan
pemimpin awalnya berasal dari bentuk dasar kata yang sama
yaitu “pimpin”. Tetapi ketiganya digunakan dalam konteks yang
tidak sama. Pemimpin yaitu suatu peran pada sistem tertentu,
karena itu seseorang dalam berperan formal belum tentu
mampu atau memiliki kemampuan kepemimpinan dan belum
tentu bisa memimpin.

Jadi berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan


Pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk
Judul | 3
mempengaruhi perbuatan orang lain di dalam kerjanya dengan
menggunakan kekuasaan. Karena dalam aktivitasnya pemimpin pasti
mempunyai wewenang atau kekuasaan untuk mengerahkan serta
mempengaruhi bawahannya dalam hal tugas-tugas yang harus
dikerjakan dan dilaksanakan. Pada saat pemberian tugas, pemimpin
diharuskan memberikan pada bawahanya suatu arahan petunjuk dan
juga bimbingan yang sangat jelas serta rentunya yang dapat dipahami,
sehingga memudahkan bawahanya ketika menjalankan tugas dan agar
mencapai hasil yang tepat serta sesuai dengan tujuan awal.
Dengan begitu bisa dipahami bahwa seorangpemimpin dan
anggotanya atau disebut juga bawahanya sangat berbeda. Pemimpin
mempunyai kekuasaan serta wewenang untuk menyuruh anggota, apa
yang harus dikerjakan atau dilakukan dan juga bisa memberikan
pengaruh saat anggotanya menjalankan perintahnya. Sehingga dapat
terjalin suatu hubungan sosial, pemimpin dengan anggota dapat saling
berinteraksi, dan pada akhirnya tejadi hubungan timbal balik anatara
keduanya. Oleh sebab itu pemimpin diharuskan memiliki kemampuan
dalam menjalankan kegiatan kepemimpinannya, karena jika tidak
memiliki kemampuan untuk memimpin, maka tujuan yang ingin dicapai
tidak akan tercapai maksimal dan tidaksesuai.

B. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan itu dikatakan lebih luas daripada pemimpin


sebab kepemimpinan ialah upaya mempengaruhi orang bukan hanya
sekedar melaksanakan apa yang di inginkan atasan tapi untuk
mencapai sasaran atau tujuan suatu organisasi(Rahmatullah 2021).
Definisi kepemimpinan menurut para ahli adalah sebagai
berikut :

4
1. Menurut Veithzal Rivai dalam (Yuliana 2018) Kepemimpin
berasal dari kata dasar pimpin, kepemimpinan secara lebih luas
yaitu meliputi cara mempengaruhi di dalam menentukan
tujuan suatu organisasi, memotivasi keinginan atau perilaku
bawahan agar mencapai tujuan yang sama, mempengaruhi
untuk memperbaiki budayanya, kebiasaanya atau kelompok.
Selain itu mempengaruhi juga interprestasi terkait peristiwa-
peristiwa semua bawahannya, aktivitas-aktivitas dan
pengorganisasian untuk tercapainya sasaran, kerja kelompok
dan memelihara hubungan kerjasama, kerjasama dari orang-
orang di luar organisasi atau kelompok dan perolehan
dukungan .
2. Sulthon berpikiran bahwa Kepemimpinan merupakan aktivitas
untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar mau diarahkan
oleh pemimpin untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang
telah ditentukan. Kepemimpinan juga diartikan sebagai suatu
kemampuan yang dimiliki untuk memotivasi atau mengerakan
sejumlah orang untuk secara serentak menjalankan dan
melakukan kegiatan yang sama serta terarah pada tujuan yang
ingin dicapai. Kepemimpinan juga ialah proses menggerakkan
suatu grup, tim atau kelompok ke arah yang sama tanpa harus
dipaksa (Sulthon 2019)
3. Harbani berpendapat bahwa kepemimpinan yaitu kemampuan
mempengaruhi pihak lain, dengan cara komunikasi baik secara
langsung maupun secara tidak langsung untuk bermaksud
menggerakkan pihak lain agar dengan penuh pengertian,
senang hati dan sadar untuk bersedia mengikuti perintah
pimpinan (Sulthon 2019)

Judul | 5
4. Menurut Stephen Robbins mengemukakan dalam (SOLIKIN
ASEP, FATCHURAHMAN H, M 2017) definisi kepemimpinan
sebagai ... the ability to influence a group toward the
achievement of goals. Kepemimpinan adalah kemampuan
untuk mempengaruhi suatu grup agar mencapai serangkaian
tujuan.

Dari penjelasan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan


Kepemimpinan adalah sebuah alat, sarana atau cara/proses kegiatan
pemimpin untuk membujuk pihak lain agar bersedia melakukan
sesuatu yang tentunya secara rela atau sukacita dan tidak ada paksaan.
Dan ada faktor-faktor yang dapat menggerakkan orang, antaralain:
ancaman, otoritas, bujukan, dan penghargaan, .

C. Tugas atau Fungsi Pemimpin dan Kepemimpinan

Dalam sebuah kelompok atau organisasi pemimpin memegang


fungsi penting. Sebab kemampuan mengambil keputusan ialah tolak
ukur dalam menilai efektivitas suatu kepemimpinan seseorang, yang
berarti terdapat tolak ukur lain yang bisa serta biasanya digunakan.
Berbagai tolak ukur itu berkisar terhadap kemampuan pemimpin dalam
menjalankan berbagai fungsi-fungsi kepemimpinan. Terdapat empat
fungsi-fungsi kepemimpinan, antara lain sebagai berikut :
1. Memimpin yaitu membimbing sebuah kelompok dalam hal
apapun, sehingga tujuan dapat tercapai oleh kelompok
tersebut. Pemimpin tidak bisa asal-asalan, pemimpin
membutuhkan keahlian atau keterampilan dalam memimpin
anggota kelompokya. Terdapat konsekuensi dari seseorang
yang diangkat atau dilantik menjadi pemimpin, salah satunya
adalah diharuskan mempunyai keahlian dan kemapuan yang

6
lebih dibandingkan dengan anggotanya yang lain. Jadi keahlian
seta kemampuan memimpin terdapat dalam fungsi
kepemimpinan (Aliyudin 2018).
2. Pemimpin di dalam organisasi berperan untuk memotivasi para
anggotanya dengan bertujuan agar menumbuhkan serta
memberikan semangat dengan apa yang kerjakanya. Sangat
penting untuk pemimpin memberikan motivasi kepada
anggotanya, karena dapat berpengaruh untuk meningkatkan
produktivitas dan perkembangan organisasi dalam mencapai
tujuanya.
3. Pemimpin membawa semua pengikutnya kepada sasaran yang
akan dituju sesuai dengan perencanaan dan ketentuan waktu.
4. Berperan memberikan jaringan komunikasi yang baik, karena
komunikasi yang baik sangat penting harus dimiliki seorang
pimpinan, sebab berkaitan dengan tugas pmimpin untuk
mempengaruhi, membimbing, mengarahkan, dan mendorong
para anggota supaya melakukan tugas serta aktifitas mereka
yang berguna mencapai tujuan bersama.

D. Fungsi Pokok Pemimpin

Pemimpin memiliki 5 tugas utama yang harus dilakukan


diantaranya yaitu:
1. Perencanaan
Sebagai seorang pemimpin perlu membuat suatu perencanaan
yang inklusif bagi diri sendiri dan organisasi sebagai
penanggungjawab tercapainya tujuan kelompok.
2. Pelaksanaan

Judul | 7
Seorang pemimpin juga diharuskan turut bekerjasama dengan
para anggotanya dalam merealisasikan perencanaan awal yang
telah dibuat.
3. Pengawasan
Fungsi pemimpin harus senantiasa meneliti bagaimana
perkembangan pelaksanaan rencana dan untuk mencegah adanya
penyimpangan rencna dan menjamin pelaksanaan kegiatan dapat
berjalan sesuai dengan rencana otganisasi yang telah ditentukan.
4. Pengambil Keputusan
Pemimpin menentukan yang terbaik untuk kelompok dan
anggotanya, seperti dalam pengambilan keputusan, pemimpin yang
memiliki tanggung jawab penuh untuk mengambil semua keputusan
dalam berbagai keadaan.
5. Evaluasi
Pemimpin berfungsi menilai, dan mengukur berhasilnya suatu
rencana yang telah diselesaikan. Lalu selanjutnya melakukan tahap-
tahap yang akan dilakukan setelah itu.

E.Tipe-tipe Kepemimpinan

a. Kharismatik
Karisma memiliki arti “Bakat”dalam bahasa Yunani. Karismatik
dalam kepemimpinan ialah suatu kemampuan pemimpin untuk
mempengaruhi anggota berdasarkan pada kekuatan yang menarik atau
bakat supranatural yang dimiliki pempimpin tersebut. Pengikut
merasakan memperoleh inspirasi, dan kebenaran dari pemimpin
kharismatik. (Aliyudin 2018)
b. Liberal
Pemimpin liberal bisa dibilang tanpa pengendalian atau
kebebasan. Pemimpin tidak mengendalikan atau mempengaruhi

8
sepenuhnya dan tidak pernah turut serta dengan anggotanya. Tipe
pemimpin seperti ini menyerahkan tugas semuanya kepada
anggotanya. Pemimpin ini bersifat sangat pasif, tidak berpatisipasi
langsung dalam komunikasi dengan anggota, serta tidak mengambil
keputusan apapun.
c. Demokratis
Pemimpin demokratis adalah pemimpin yang memutuskan segala
sesuatunya setelah berunding dahulu dengan bahawahanya dan
pemimpin tersebut merasa kebijaksanaannya hanya bisa dijalankan
setelah diskusi dan disanngupi oleh bawahanya. Tipe pemimpin ini
akan memberitahukan rencana yang akan bawahanya lakukan terlebih
dahulu sebelum memita anggotanya mengerjakan sesuatu. Benar atau
salahnya, dan baik atau buruknya sesuatu adalah permasalahan
bawahanya dimana semua ikut serta dalam bertanggung jawab sebagai
bawahanya.
d. Otoriter
Pemimpin tipe ini memiliki ciri-ciri yang spesipik sebagai berikut:
menyuruh atau memberikan semua perintah pada anggotanya yang
selalu harus diikuti, menggunakan kebijaksanaan anggotanya secara
sesukanya dan tanpa sepengetahuan anggotanya. Tidak membicarakan
atau menjeasakan secara detail tentang rencana yang akan dilakukan,
hanya sekedar memerintah kepada anggotanya tentangtahap-tahap
yang mereka harus lakukan dengan secepat mungkin untuk dijalankan.
Pemimpin ini hanya memuji kepada anggota yang selalu menuruti
perintahnya. Bisa dibilang tipe pemimpin otoriter adalah kebalikan dari
tipe pemimpin demokratis.

F. Sifat-sifat Seorang Pemimpin

Judul | 9
Al-Mawardi, sebagai pengarang buku Ahkamul Sulthaniyyah dalam
(Herlambang 2018), dalam memilih pemimpin umat ada yang harus
diketahui terlebih dahulu, karena menurutnya ada enam syarat orang
yang berhak menjadi pemimpin , yaitu antara lain:
Pertama, pemimpin harus orang yang mampu menegakan keadilan
artinya mampu berbuat adil pada semua orang dan dalam setiap
kondisi situasi.
Kedua, pemimpin harus mempunyai ilmu pengetahuan yang
berfungsi untuk berpikir cerdas dan berijtihad karena sangat
dibutuhkan dalam kondisi menghadapi suatu masalah dan membuat
suatu hukum.
Ketiga, seorang pemimpin harus memiliki anggota tubuh yang
sempurna, artinya tidak boleh orang cacat dan tidak memiliki
kekurangan fisik lainya seperti buta, bisu, tuli dan lainnya.
Keempat, pemimpin harus tidak ada kekurangan apapun dalam
tubuhnya, semua apa saja yang sekiranya akan menghalanginya
bertindak dsn bergerak.
Kelima, pemimpin harus mempunyai visi dan misi kedepan yang
baik sehingga kebijakannya mengarah pada kepentingan rakyat dan
bisa menciptakan kemaslahatan umat.
Keenam, pemimpin memiliki jiwa pemberani untuk menjaga dan
mempertahankan anggotanya dalam menghadapi musuh.

G. Sifat atau Karakter yang harus dijadikan Pedoman Pemimpin

Sebagai muslim dalam hal kepemimpinan tentunya kita harus


meniru nabi kita yaitu nai Muhammad Saw. Kita pasti telah mengetahui
setidaknya ada empat sifat wajib Rasulullah Saw yang merupakan sifat
atau karakter Nabi kita dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin

10
umat. Inilah yang harus seorang pemimpin contoh agar ia
diklasifikasikan sebagai pemimpin yang sempurna. Sifat-sifat tersebut
adlah sebagai berikut:
1. Shiddiq
Shiddiq berarti jujur dalam setiap ucapan dan tindakan. Nabi
sangat banyak disukai orang karena ia mempunyai sifat yang terpuji
yaitu benar, benar baik secara perbuatan maupun lisan. Kejujuran ini
sangatlah penting dalam menilik tolak ukur pemimpin yang baik dalam
sudut pandang agama Islam. Kejujuran bukan hanya dinilai seberapa
benar perkataan dengan perbuatannya, namun kejujuran juga melihat
komitmen seorang pemimpin terhadap tindakannya sebelum berucap.
Sehingga bagi pemimpin tersebut ia jujur karena telah berbuat apa
yang ia ucapkan. Terdapat dalam Al-quran surat Maryam ayat 41 yang
berbunyi: “Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam
Kitab (Al-Qur'an), sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat
membenarkan, seorang Nabi.”
2. Amanah
Sifat yang kedua seorang pemimpin dalam islam adalah amanah.
Al-amin (orang yang bisa dipercaya). Pemimpin yang amanah yaitu
pemimpin yang sangat bertanggungjawab pada tugas dan kepercayaan
yang diberikan oleh bawahan kepadanya, kepercayaan dalam urusan
ataupun permasalahan apapun, dimulai dari ekonomi sampai urusan
agama.Dalam surat An-Nisa ayat 58 Artinya: “Sungguh, Allah
menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara
manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah
sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah
Maha Mendengar, Maha Melihat.”
3. Tabligh
Judul | 11
Makna "tabligh" adalah sampai yang lawan katanya yakni tidak
sampai. Seorang pemimpin yang tidak tabligh bisa dilihat dari upaya
seorang pemimpin itu untuk menyuruh atau melakukan sesuatu pada
orang lain akan tetapi sesuatu tersebut tidak demikian dilakukan oleh
dirinya dan keluarganya. Dalam surat Al-Maidah Allah berfirman yang
Artinya: “Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu
kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu)
berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah
memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.”
4. Fathanah
Fathanah yaitu memiliki kecerdasan. Artinya seorang pemimpin
harus dibekali kecerdasan dan ilmu yang luas, Guna untuk mengatasi
permasalahan yang akan dihadapi. Al-An’am ayat 83 berbunyi yang
Artinya: “Dan itulah keterangan Kami yang Kami berikan kepada
Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan derajat siapa
yang Kami kehendaki. Sesungguhnya Tuhanmu Mahabijaksana, Maha
Mengetahui.”

12
C. DAFTAR PUSTAKA

Aliyudin, Ahmad. 2018. “Asas Dan Fungsi Kepemimpinan.” : 122–


39.

Hasibuan, Patricia Diana, Susanti Embong Bulan, Wempie Jules


Lintuuran, and Bobby Kurnia Putrawan. 2019. “Journal of
Theology and Christian Education.” 1.

Herlambang, Saifuddin. 2018. PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN


DALAM AL-QUR ’ AN Sebuah Kajian Hemeurtika
( Meluruskan Salah Paham Tentang Memilih , Mema ...

Rahmatullah, Andi. 2021. “Makalah Kepemimpinan.” : 1–9.

Siregar, Surahman Amin & Ferry Muhammadsyah. 2015.


“Pemimpin Dan Kepemimpinan Dalam Al-Qur’an.” : 29–35.

SOLIKIN ASEP, FATCHURAHMAN H, M, SUPARDI. 2017.


Judul | 13
“PEMIMPIN YANG MELAYANI DALAM MEMBANGUN
BANGSA YANG MANDIRI.” 16: 90–103.

Sulthon, Syahril. 2019. “TEORI -TEORI KEPEMIMPINAN.”

Yuliana, Baiturrohma. 2018. “Analisis Karakteristik Pemimpin


Yang Dikagumi Oleh Bawahan.” 2(1).

BAB 2
PEMIMPIN DA
KEPEMIMPINAN
Oleh Restu Sri Wulandari dan Samsi Aulia

A. Pendahuluan
Pemimpin merupakan orang yang sangat berperan penting
dalam suatu kelompok, mereka adalah orang yang bertanggung
jawab atas maju atau mundurnya suatu kelompok. Mencari
pemimpin yang jujur, serta bertanggungjawab atas wewenangnya
sangatlah susah. Terkadang banyak yang hanya tumpang nama
ataupun mencari keuntungan dari jabatannya tersebut.
Seiring berjalannya waktupun kepemimpinan mengalami
perubahan sesuai zaman dan kebutuhan kelompok manusia itu

14
sendiri. Banyak pula cara untuk mengembangkan jiwa
kepemimpinan yang ada dalam diri seperti dengan mengikuti
pelatihan, banyak pengalaman yang dimiliki, pengetahuan yang
luas tentang kepemimpinan dapat juga menunjang perkembangan
diri dalam hal tersebut.
Seorang pemimpin juga hendaklah bisa menjadi tauladan baik
bagi bawahan agar hal tersebut dapat menjadi tolak ukur
keberhasilan dirinya dalam memimpin. Ada banyak pula cara
seorang pemimpin dalam proses perwujudannya untuk mencapai
target yang diinginkan

B. PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemimpin

Pemimpin adalah orang-orang penting dan mengukur


keberhasilan suatu departemen, organisasi atau kelompok untuk
mencapai tujuan bersama. Pemimpin (leader) dalam bahasa inggi
yang memiliki arti mempengaruhi, dengan secara otomatis seorang
pemimpin haruslah memiliki kecerdasan yang luar biasa untuk
mengajak dan mempengaruhi bawahannya dengan cara yang sesuai
dengan harapan yang ingin mereka capai bersama.
Selain cerdas secara akademik, seorang pemimpin harus
melihat situasi dan keadaan bawahannya, yang juga dapat
mempengaruhi kinerja bawahannya. Memilih seorang manager
bukanlah hal yang mudah karena membutuhkan pemikiran, evaluasi
dan proses yang cukup panjang untuk memungkinkan penyelesaian
pekerjaan nantinya.

Judul | 15
Kepemimpinan juga disebut sebagai seni mengajak orang lain untuk
saling mendukung satu sama lain untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Berikut beberapa makna kepemimpinan menurut
Yukl dalam Husaini Usman:
a. Kepemimpinan yaitu proses seorang pemimpin dalam
mengajak bawahannya untuk saling kerja sama dalam
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
b. Kepemimpinan adalah aktivitas mengajak/ mengarahkan
bawahan dalam suatu peerjaan atau organisasi dengan cara
berkomunikasi, mencontohkan demi ketercapaiannya tujuan
bersama.
c. Kepemimpinan adalah awal mula terbentuknya suatu harapan,
struktur dan tujuan yang ingin diwujudkan oleh semua pihak.
d. Kepemimpinan adalah suatu cara untuk mempengaruhi satu
sama lain dengan danya aturan dan kepatuhan kepada
mekanisme suatu organiasi.
e. Kepemimpinan adalah suatu kegiatan untuk mengarahkan
aktivitas suatu kelompok dengan tujuan agar tercapainya suatu
tujuan.
f. Kepemimpinan adalah suatu kegiatan untuk mengarahkan agar
kelompok/oranisasi tersebut memetik hasil yang baik atas
harapan yang telah ditargetkannya. (Mujiono 2018)
B. Fungsi pemimpin
Adapun fungsi dari pemimpin yaitu :
Dilihat dari praktek kepemimpinan merupakan proses yang
terjadi dalam suatu kelompok/ organisasi yang disampaikan
oleh Jung. Dengan begitu, fungsi pemimpin yaitu:
a. Pemimpin itu harus bisa melihat keadaan yang ada
serta harus mengambil tindakan atas apa yang akan
terjadi pada saat kegiatan berlangsung, baik ketika
keadaan mendukung ataupun tidak.
16
b. Memberikan saran yang baik serta benar agar apa yang
dilakukan berdampak baik pula ketika pengambilan
keputusan dilakukan.
c. Pemimpin harus bisa mengambil keputusan dengan
bijak dan menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan
masalah yang baru.
1. Dilihat dari teori konseptional
Adapun menurut Kreach seorang pemimpin harus bisa
melaksanakan fungsi sebgai berikut:

Judul | 17
a. Seorang yang merencanakan (planner) yaitu seorang
pemimpin menjadi perencana untuk segala sesuatu yang
akan dilakukan yang kemudian di sampaikan kebawahan
untuk mengimplementasikannya
b. Executive (pelaksana) selain menjadi perencana yang baik
seorang pemimpin juga harus ikut andil dalam kegiatan yang
akan dilakukan
c. Policy Maker (pembuat kebijakan) seorang pemimpin
memberikan kebijakan kepada setiap bawahan sesuai
dengan standard yang baik dan benar.
d. Expert (sebagai tenaga ahli) yaitu seorang pemimpin
haruslah orang yang benar-benar paham akan segala hal
terkait apa yang jadi tanggung jawabnya, karena apabila
pemimpin tidak paham apa yang harus dilakukan serta tidak
ahli dalam bidang yang ditanggungnya bagaimana memberi
tahu bawahan yang pastinya ilmu, pengetahuan serta
pengalamannya dibawah pemimpin.
e. Seseorang yang mewakili gruop untuk masalah diluar
perusahaan/kelompok/oragnisasi tersebut apabila suatu
organisasi atau kelompok mempunyai seorang pemimpin
akan lebih efesien jika ada kegiatan diluar organisasi tersebut
untuk mengirimkan perwakilan yang dapat andil dalam
kegiatan tersebut.
f. Controller of Internal Realtionship (pengontrol hubungan
internal), pemimpin yang bertanggungjaab atas tugasnya
akan emperlakukan bawahnnya dengan baik dana sadar akan
keadaan yang ada di lapangan maka dari pemimpin tidak
boleh menyalahkan bawahan ketika ada hal yang tidak sesuai
dengan petunjuk untuk itu pemimpin harus bisa mengatur
segala sesuatunya dengan baik dan benar.

18
g. Exemplar (sebagai teladan) alasan mengapa seorang
pemimpin hendaklah bersikap baik karena hal itu menjadi
contoh untuk bawahan agar memiliki sifak yang baik pula
seperti pemimpinnya.. Apabila seorang pemimpin tidak
memiliki karakter yang baik bagaimana dengan bawahannya
mereka tidak memiliki sosok baik yang harus di contoh.
h. Symbol of the Group (Istiyanto, n.d.)

C. Sifat-sifat Pemimpin

Dibawah ini merupakan sifat baik yang harus dimiliki seorang


pemimpin:

Kepribadian diantaranya :

a. Kepribadian, seorang pemimpin haruslah bersifat tegas,


berwibawa, baik pada siapapun serta dapat menjadi
tauladan bagi para bawahannya
b. Tingkat semangat (energi). Seorang pemimpin harus
memiliki energi yang lebih dibanding bawahannya karena
pemimpin meliki tanggung jawab yang lebih pula.
c. Percaya diri pemimpin harus selalu terlihat percaya diri
dalam setiap kegiatan yang hal itu bisa menjadi contoh bagi
seluruh bawahannya.
d. Tahan stress karena tanggung jawab yang besar dan
pekerjaan yang banyak seorang pemimpin haruslah yang
kuat akan tekanan yang ada

Judul | 19
e. Kedewasaan emosi, pemimpin harus bisa memiliki
kedewasaan yang matang karena berkaitan dengan
pengelololaan emosi pada saat mengambil keputusan jika
berbarengan dengan masalah yang ada.
f. Integritas
g. Seorang pemimpin harus memiliki sifat yang mudah
bersosialisasi dan banyak mendapakan energi dari orang
lain yang berineraksi dengannya (Ekstrovert)

1. Motivasi
Dibawah ini merupakan motivasi yang harus dimiliki seorang
pemimpin:
a. Seorang pemimpin harus berpikir kekuasaan tersampaikan
kepada semua pihak /sosialisasi.
b. Seorang pemimpin memiliki motivasi yang kuat untuk
selalu berprestasi
c. Seorang pemimpin tidak terlalu berfikir untuk mendpatkan
keuntungan dari satu pihak untuk kepentingan dirinya
sendiri (tidak terlalu bergantung pada afiliasi)
d. Seorang pemimpin harus memiliki sifat yang
mencerminkan kebanggan dirinya sendiri (self-efficacy)
2. Keterampilan
a. Seorang pemimpin kepribadian yang baik dan hubungan
baik anatar pribadi satu sama lain
b. Seorang pemimpin itu harus memiliki kemampuan kognitif
yang tinggiuntuk bisa memahami dan menyerap segala hal
positif serta menerapkannya dengan baik kepada
bawahannya dari hasil pengelaman dan pertemunannya
dengan orang banyak
c. Mengetahui berbagai cara dalam melaksanakan tanggung
jawabnya terhadap bawahannya (teknis)
20
d. Memiliki sikap yang teratur (terkonsep) l(sugus 2018)

D. Mengukur Jiwa Kepemimpinan


a. Seorang pemimpin mempunyai jiwa kepemimpinan yang
baik
b. Seorang pemimpin memiiki kemampuan merespon
dengan baik
c. Memiliki kemampuan berpikir yang cerdas dan benar
d. Seorang pemimpin menggunakan memori dan
pengetahuannya dalam melakukan sesuatu
e. Seorang pemimpin memiliki kemampuan untuk
menggerakkan semua potensi yang dimiliki

E. Sumber Kepemimpinan
a. Orang lain, maksudnya adalah ketika orang lain melihat
bahwa sosok yang ditunjuk atau secara tidak langung dia
melihat bahwa orang tersebut memiliki jiwa
kepemimpinan maka akan secara otomatis dialah yang
akan jadi pemimpin
b. Kelompok acuan (reference groups)(Istiyanto, n.d.)

F. Sejarah Munculnya Kepemimpinan

Judul | 21
Awal mulanya kepemimpinan itu ada dalam muka
bumi ini berbarengan adanya manusia. Hal itu menandakan
bahwa kepemimpinan itu sudah ada sejak zaman nabi. Pada
zaman itu udah ada saling kerjasama untuk mencapai tujuan
serta cita-cita yang diharapkan. Orang diangkat menjadi
seorang pemimpin yang tegas, berani serta tegas dan kuat.
(teori ciri fisik).

Dalam sebuah penelitian yang dikemukakan oleh W.H.


Sheldon ada 76 tipe struktur dalam tubuh yang saling
berhubungan dengan perbedaan temperamen dan
kepribadian, diantaranya yaitu kesehatan baik rohani maupun
jasmani, kuat, berwibawa dan lain sebagainya. Namun pada
kenyataanya banyak pemimpin yang tidak sesuai dengan
kualisifikasi tersebut malah tidak masuk pada posisi manajerial.

Seiring berjalannya waktu syarat-syarat yang dijadikan


kualifikasi menjadi seseorang itu disesuaikan dengan
kebutuhan dan perkembangan zaman.
Ada beberapa teori tentang kepemimpinan, di antaranya ialah :

a. Teori Genetis
Dalam teori ini menjelaskan bahwa seorang yang baik itu
dilahirkan menjadi seorang pemimpin dari sananya bukan
dibentuk oleh seseorang dan keadaan. Pemimpin yang baik
adalah pemimpin yang bisa merealisasikan semua
tanggungjawabnya dengn denar benar dan penuh dengan
kejujuran dan hal itu tidak bisa dipaksakan kecuali pemimpin
itu sudah memiliki jiwa kepemimpinan dari sananya.
b. Teori Sosial

22
Dalam teori ini menjelaskan bahwa pemimpin itu bisa
dibentuk oleh keadaan dan terori ini berbanding terbalik
dengan penjelasana yang ada dalam teori genetis.
c. Teori Ekologis
Dalam teori ini menjelaskan bahwa semua orang mempunyai
kesempatan yang sama untuk jadi seorang pemimpin. Teori ini
menggabungkan dua teori yaitu geneti dan sosial ,ketika
seseorang telah memiliki jiw kepemimpinan sejak lahir maka
hal itu dapat dikembangkan melalui pelatihan, kondisi sekitar
dan lain sebagainya yang bisa membuat dia lebih bisa
mengasah kemampuannya dalam memimpin.
d. Teori Kontigens
Dalam teori ini dijelaskan bahwa ada beberapa faktor yang
mempengaruhi cara kepemimpinan seseorang dalam
mengembangkan kemampuan kepemimpinannya:
Pengalaman pendidikan, latihan kepemimpinan yang Pernah
diperolehnya.

G. Perkembangan kepemimpinan

Kepemimpimpin muncul ketika suatu kelompok


mengalami tekanan dari external dan kemudian kebingungan
dalam mengambil suatu keputusan, ketika hal tersebut terjadi
maka akan muncul suatu individu yang lebih dominan yang
hal itu akan secara tidak langsung menunjukan dialah orang
yang memiliki jiwa kepemimpinan secara otomatis kelompok
tersebut akan memilih orang tersebut sebagai seorang
pemimpin dalam kelompok sosial tersebut.
Kepemimpinanpun seiring berjalannya waktu mengalami
Judul | 23
perkembangan sesuai dengan zaman dan kebutuhan
kelompok sosialnya.Kepemimpinpinan itu muncul untuk
mendukung segala hal yang dapat dijadikan sebagai jalan
menuju harapan yang ingin diwujudkan (Kepemimpinan
2000)

H. Ayat Al-Qur’an tentang Pemimpin

ۗ ‫ْض َّوبِ َمٓا اَ ْنفَقُوْ ا ِم ْن اَ ْم َوالِ ِه ْم‬ ٰ ‫اَلرِّجا ُل قَوَّاموْ نَ َعلَى النِّس ۤاء بما فَ َّ هّٰللا‬
ٍ ‫ضهُ ْم عَلى بَع‬ َ ‫ض َل ُ بَ ْع‬ َِ ِ َ ُ َ
ُ ُ ُ ُ ّ ٰ
‫ب بِ َما َحفِظ ُ ۗ َوالتِ ْي تَخَافوْ نَ نشوْ َزه َُّن فَ ِعظوْ ه َُّن َوا ْه ُجرُوْ ه َُّن‬‫هّٰللا‬ َ ْ ِّ ٌ ٰ ٌ ٰ ٰ ُ ّ ٰ ‫فَال‬
ِ ‫صلِ ٰحت قنِتت ٰحفِظت لل َغ ْي‬
‫هّٰللا‬
‫اج ِع َواضْ ِربُوْ ه َُّن ۚ فَاِ ْن اَطَ ْعنَ ُك ْم فَاَل تَ ْب ُغوْ ا َعلَ ْي ِه َّن َسبِ ْياًل ۗاِ َّن َ َكانَ َعلِيًّا َكبِ ْيرًا‬
ِ ‫ض‬َ ‫فِى ْال َم‬

Ayat diatas menjelaskan bahwa seorang laki-laki diberi kelebihan


oleh Allah SWT untuk menjadi seorang pemimpin bagi kaum
wanita. Maka dari itu wanita yang sholeha hendaklah taat kepada
Allah serta tidak membangkang kepada laki-laki(suaminy), laki-laki
telah menafkahkan hartanya untuk wanitanya dan ketika laki-
laki(suaminya) tidak ada maka Allah akan menjaganya hendaklah
seorang perempuan tidak menyombongkn dirinya kepada
suaminya. sesungguhnya Allah itu adalah yang maha tinggi. (Tafsir
surat An-nisa ayat 34)
Waallahu alam.

24
C. Daftar Pustaka

Abdul Goffar. 2018. “MANAJEMEN DALAM ISLAM (PERSPEKTIF AL-


QUR’AN DAN HADITS),” 35–58.

Aliyudin, Ahmad. 2018. “Asas Dan Fungsi Kepemimpinan,” 122–39.

Amin, Moh. 2019. “Kepemimpinan Dalam Islam.”

Arrias, Julio Césas, Diana Alvarado, and Manuel Calderón. 2019. “No 主
観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関連指標
に関する共分散構造分析 Title” 3 (1): 5–10.

Badu, Syamsu Q, and Novianty Djafri. 2017. Kepemimpinan Perilaku


Organisasi.

Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE., MM. 2017. MANAJEMEN


KEPEMIMPINAN ISLAM.

Dr. Vladimir, Vega Falcon. 2017. “Gaya Kepemimpinan Dan Kinerja


Karyawan.” Gastronomía Ecuatoriana y Turismo Local. 1 (69): 5–
24.

Etharina, Lathifah, Ariska Pebiyanti Lilis, and Faiz Firmansyah Nur. 2021.
“KEPEMIMPINAN ISLAM BERDASARKAN DALIL-DALIL SYAR’I: AL-
QURAN DAN HADITS” 2 (9): 1522–30.

Farihan S. Muhammad. 2020. “KARYA TULIS ILMIAH MANAJEMEN DAN


KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM.” Suparyanto Dan Rosad (2015 5
(3): 248–53.

Haryono, Siswoyo. 2015. Intisari Teori Kepemimpinan.


Judul | 25
Hasibuan, Patricia Diana, Susanti Embong Bulan, Wempie Jules
Lintuuran, and Bobby Kurnia Putrawan. 2019. “Journal of
Theology and Christian Education” 1.

Herlambang, Saifuddin. 2018. PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN DALAM


AL-QUR ’ AN Sebuah Kajian Hemeurtika ( Meluruskan Salah
Paham Tentang Memilih , Mema ...

Istiyanto, S Bekti. n.d. “KEPEMIMPINAN ( LEADERSHIP ),” 1–6.

Kepemimpinan, Definisi Kepemimpinan. 2000. “Kepemimpinan 1.,” no.


1995: 1–15.

Kurniawan, Paulus, and Made Kembar Sri Budhi. 2017. “Smart


Leadership (Aspek-Aspek Pemahaman Seorang Pemimpin).”

Masniati. 2015. “KEPEMIMPINAN DALAMISLAM” 2: 41–75.

Mattayang, Besse. 2019. “Tipe Dan Gaya Kepemimpinan: Suatu


Tinjauan Teoritis.” JEMMA | Journal of Economic, Management
and Accounting 2 (2): 45.
https://doi.org/10.35914/jemma.v2i2.247.

Mujiono, Imam. 2018. “Kepemimpinan Dan Keorganisasian.”


Kepemimpinan Dan Keorganisasian 53 (9): 1689–99.

Mulyani, Dini. n.d. “Kepemimpinan,” 1–7.

Nidawati. 2019. “KEPEMIMPINAN DALAM PERSFEKTIF ISLAM,” 1–22.

PLANO DE DISCIPLINA - PROF LEONARDO - POLÍTICAS PÚBLICAS. 2019.


“Tipe Dan Gaya Kepemimpinan Ahmad.” ペインクリニック学会
治療指針2 3 (1): 1–9.

26
Rahmatullah, Andi. 2021. “Makalah Kepemimpinan,” 1–9.

Sakdiah. 2016. “KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM (KAJIAN


HISTORIS FILOSOFIS ) SIFAT-SIFAT RASULULLAH.”

Siregar, Surahman Amin & Ferry Muhammadsyah. 2015. “Pemimpin


Dan Kepemimpinan Dalam Al-Qur’an,” 29–35.

sugus, permen. 2018. “Kepemimpinan 5 ‘Teori Kepemimpinan.’”


https://doi.org/10.31219/osf.io/bzvqu.

Sulthon, Syahril. 2019. “TEORI -TEORI KEPEMIMPINAN.”

Vivid, Rohmaniyah. 2020. “KONSEP AL-QUR’AN TENTANG


KEPEMIMPINAN.”

Yuliana, Baiturrohma. 2018. “Analisis Karakteristik Pemimpin Yang


Dikagumi Oleh Bawahan” 2 (1).

Abdul Goffar. 2018. “MANAJEMEN DALAM ISLAM (PERSPEKTIF AL-


QUR’AN DAN HADITS),” 35–58.
Aliyudin, Ahmad. 2018. “Asas Dan Fungsi Kepemimpinan,” 122–39.
Amin, Moh. 2019. “Kepemimpinan Dalam Islam.”
Arrias, Julio Césas, Diana Alvarado, and Manuel Calderón. 2019. “No 主
観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関連指標
に関する共分散構造分析 Title” 3 (1): 5–10.
Badu, Syamsu Q, and Novianty Djafri. 2017. Kepemimpinan Perilaku
Organisasi.
Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE., MM. 2017. MANAJEMEN
KEPEMIMPINAN ISLAM.
Dr. Vladimir, Vega Falcon. 2017. “Gaya Kepemimpinan Dan Kinerja
Judul | 27
Karyawan.” Gastronomía Ecuatoriana y Turismo Local. 1 (69): 5–
24.
Etharina, Lathifah, Ariska Pebiyanti Lilis, and Faiz Firmansyah Nur. 2021.
“KEPEMIMPINAN ISLAM BERDASARKAN DALIL-DALIL SYAR’I: AL-
QURAN DAN HADITS” 2 (9): 1522–30.
Farihan S. Muhammad. 2020. “KARYA TULIS ILMIAH MANAJEMEN DAN
KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM.” Suparyanto Dan Rosad (2015 5
(3): 248–53.
Haryono, Siswoyo. 2015. Intisari Teori Kepemimpinan.
Hasibuan, Patricia Diana, Susanti Embong Bulan, Wempie Jules
Lintuuran, and Bobby Kurnia Putrawan. 2019. “Journal of
Theology and Christian Education” 1.
Herlambang, Saifuddin. 2018. PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN DALAM
AL-QUR ’ AN Sebuah Kajian Hemeurtika ( Meluruskan Salah
Paham Tentang Memilih , Mema ...
Istiyanto, S Bekti. n.d. “KEPEMIMPINAN ( LEADERSHIP ),” 1–6.
Kepemimpinan, Definisi Kepemimpinan. 2000. “Kepemimpinan 1.,” no.
1995: 1–15.
Kurniawan, Paulus, and Made Kembar Sri Budhi. 2017. “Smart
Leadership (Aspek-Aspek Pemahaman Seorang Pemimpin).”
Masniati. 2015. “KEPEMIMPINAN DALAMISLAM” 2: 41–75.
Mattayang, Besse. 2019. “Tipe Dan Gaya Kepemimpinan: Suatu
Tinjauan Teoritis.” JEMMA | Journal of Economic, Management
and Accounting 2 (2): 45.
https://doi.org/10.35914/jemma.v2i2.247.
Mujiono, Imam. 2018. “Kepemimpinan Dan Keorganisasian.”
Kepemimpinan Dan Keorganisasian 53 (9): 1689–99.
Mulyani, Dini. n.d. “Kepemimpinan,” 1–7.
Nidawati. 2019. “KEPEMIMPINAN DALAM PERSFEKTIF ISLAM,” 1–22.
PLANO DE DISCIPLINA - PROF LEONARDO - POLÍTICAS PÚBLICAS. 2019.
“Tipe Dan Gaya Kepemimpinan Ahmad.” ペインクリニック学会
28
治療指針2 3 (1): 1–9.
Rahmatullah, Andi. 2021. “Makalah Kepemimpinan,” 1–9.
Sakdiah. 2016. “KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM (KAJIAN
HISTORIS FILOSOFIS ) SIFAT-SIFAT RASULULLAH.”
Siregar, Surahman Amin & Ferry Muhammadsyah. 2015. “Pemimpin
Dan Kepemimpinan Dalam Al-Qur’an,” 29–35.
sugus, permen. 2018. “Kepemimpinan 5 ‘Teori Kepemimpinan.’”
https://doi.org/10.31219/osf.io/bzvqu.
Sulthon, Syahril. 2019. “TEORI -TEORI KEPEMIMPINAN.”
Vivid, Rohmaniyah. 2020. “KONSEP AL-QUR’AN TENTANG
KEPEMIMPINAN.”
Yuliana, Baiturrohma. 2018. “Analisis Karakteristik Pemimpin Yang
Dikagumi Oleh Bawahan” 2 (1).

Judul | 29
BAB 3
PEMIMPIN DA
KEPEMIMPINAN
Oleh Ayi Sita Rohilah dan Rifa Erviana

A. PENDAHULUAN
Perihal kepemimpinan selalu memberikan kesan yang menarik.
Persoalan tentang kepemimpinan senantiasa memberikan
penjelasan tentang bagaimana menjadi seorang pemimpin yang
baik, gaya dan sikap yang sesuai dengan seorang pemimpin, dan
syarat-syarat menjadi seorang pemimpin itu sendiri. Sebuah
organisasi akan berhasil atau bahkan gagal sekalipun tergantung
kepada bagaimana pemimpin dalam mepimpin suatu organi sasi
tersebut. Sebuah pribahasa mengatakan bahwa pemimpinlah yang
bertanggungjawab atas keberhasilan dan kegagalan suatu
organisasi.
Kegagalan dan keberhasilan suatu organisasi, baik itu lembaga
pemerintah, perusahaan, rumah sakit maupun organisasi sosial
lainnya akan selalu dikaitkan dengan pemimpin dan
kepemimpinan tersebut. Dengan kata lain, kepemimpinan
merupakan ujung tombak suatu organisasi dalam menentukan
tingkat produktivitas dan efektivitas sebuah organisasi.

B. PEMBAHASAN
30
A. Pengertian Pemimpin Dan Kepemimpinan
Pemimpin adalah mereka yang bertanggung jawab untuk
membimbing orang lain, sedangkan kepemimpinan adalah
keterampilan atau kualitas yang harus dimiliki seorang pemimpin.
Kepemimpinan, kemudian, adalah kemampuan untuk membujuk
seseorang untuk melakukan atau menahan diri dari melakukan
sesuatu. Kapasitas seseorang untuk membujuk atau mengundang
orang lain (pengikut atau bawahan) untuk mencapai tujuan
kelompok atau organisasi adalah yang membedakan seorang
pemimpin dari pengikut.
Dalam bahasa Inggris, leadership disebut sebagai
leadership. Kepemimpinan secara morfologis berasal dari kata
kerja "memimpin", yang juga dapat berarti "memimpin,
memimpin, atau mengarahkan". Peter Drucker, pelopor
manajemen kontemporer, menekankan pentingnya manajer
memainkan peran kepemimpinan dalam organisasinya karena
seorang pemimpin memiliki kekuatan untuk mengubah kondisi
dan mewujudkan semua tujuan organisasi. seperti yang
diperkirakan. (2015) Haryono Menurut para ahli, kepemimpinan
meliputi hal-hal berikut:
1. Menurut Miftah Thoha, kepemimpinan adalah tindakan
mempengaruhi perilaku orang lain atau keterampilan
mempengaruhi perilaku orang, baik secara individu maupun
kolektif.
2. Menurut Tanembaum dan Massarik, metode atau fungsi
peran memerintah adalah kepemimpinan.
3. Menurut Harold Kontz, kepemimpinan adalah seni atau
praktek membujuk orang lain untuk bekerja menuju tujuan
kelompok dengan tujuan yang kuat.
Judul | 31
4. Menurut Syaiful Sagala, istilah “kepemimpinan” berasal dari
kata “pemimpin” yang berarti seseorang yang berusaha
membujuk rakyatnya untuk melaksanakan visinya.
5. Kartini Kartono menjelaskan bahwa bidang kepemimpinan
administrasi adalah manajemen. sekelompok ilmuwan,
khususnya yang mempelajari administrasi negara. Manusia
memiliki hubungan dalam kepemimpinan, yaitu hubungan
pengaruh dari pemimpin dan hubungan kepatuhan dan
kepatuhan dari pihak pengikut karena berada di bawah
pengaruh otoritas pemimpin. Pengaruh pemimpin diketahui
oleh para pengikutnya.
6. Menurut Soerjono Soekanto, kepemimpinan adalah
kemampuan seorang pemimpin atau pimpinan untuk
membujuk subyek pimpinan atau pengikutnya. sehingga
pengikut mengikuti perilaku yang disukai pemimpin.
7. Menurut Sudarwan Danim, kepemimpinan adalah segala
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok untuk
mengatur dan mengarahkan orang atau kelompok lain yang
tergabung dalam suatu organisasi tertentu untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
8. Wahyudi menyatakan bahwa kepemimpinan digambarkan
sebagai kemampuan seseorang untuk mempengaruhi
pemikiran dan gaya kerja setiap anggota tim agar mereka
mandiri dalam bekerja, terutama dalam mengambil
keputusan yang akan mempercepat pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan.
Dari beberapa definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa
kepemimpinan adalah upaya membujuk individu atau
kelompok dengan menawarkan inspirasi dan bimbingan untuk
bekerja sama guna mencapai tujuan bersama. (Mulyani, n.d.)

32
Menurut Aamodt (1996:307) mengklaim bahwa
kepribadian dan sifat fisik adalah dua komponen utama yang
memungkinkan kepemimpinan yang baik secara umum.
Kepribadian seorang pemimpin harus memiliki sejumlah
kualitas, seperti:
1. Adaptable (mudah dimodifikasi)
2. Tegas (langsung)
3. Karismatik (berwibawa dan karismatik)
4. Kreatif (banyak ide)
5. Tegas (pilihan pasti)
6. Dominan (menonjol di antara rekan-rekannya)
7. Energik (stamina kuat dan tinggi)
8. berpikiran terbuka (extravert)
9. amiable (bersahabat dengan semua)
10. Tulus (tulus)
11. Menjadi intelektual (cerdas)
12. Menjadi maskulin (laki-laki)
13. Percaya diri dan
14. Bijaksana (bijaksana) (bijaksana)

Keberhasilan dalam kepemimpinan ternyata


dipengaruhi oleh berbagai unsur, antara lain keterampilan,
lingkungan yang benar, dan waktu, selain atribut yang
diwariskan sejak lahir. (Haryono 2015)

B. Fungsi Kepemimpinan
Fungsi – fungsi kepemimpinan adalah sebagai berikut :
1. Proses Perencanaan

Judul | 33
Sebagai orang yang bertanggung jawab untuk mencapai
tujuan organisasi, seorang pemimpin harus mengembangkan
rencana yang komprehensif baik untuk organisasi maupun
untuk dirinya sendiri.
2. Fungsi Yang Menatap Ke Depan
Seorang pemimpin yang selalu berpikir ke depan dapat
mempengaruhi kejadian di masa depan dan selalu terbuka
untuk peluang baru. Ini memastikan bahwa proses kerja
dapat bergerak maju ke arah yang diinginkan tanpa menabrak
hambatan atau jalan memutar yang tidak menguntungkan.
Oleh karena itu, seorang pemimpin perlu memperhatikan
untuk dapat mengidentifikasi hambatan yang mungkin ada,
baik kecil maupun besar, perlu untuk memantau
perkembangan situasi baik di dalam maupun di luar
perusahaan.
3. Fungsi Pengembangan Loyalitas
Pengembangan kesetiaan ini bukan hanya untuk para
pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam organisasi,
tetapi tidak saja di antara pengikut. Untuk mencapai tujuan
tersebut, setiap pemimpin harus memberikan teladan kepada
hadirin baik melalui pemikiran, kata-kata, maupun tingkah
laku setiap hari yang dikomunikasikan secara jelas kepada
mereka. Setiap situasi tidak akan bisa berjalan seperti yang
diharapkan karena pemimpin itu sendiri tidak pernah
meninggalkan prinsipnya dan mengingkari kesetiaannya.
a. Fungsi Pengawasan, pertama Tujuan dari fungsi
pengawasan adalah untuk benar-benar menghilangkan
batasan pelaksanaan rencana. Dengan adanya rencana,
kendala dapat diketahui dan diatasi dengan cepat
sehingga setiap proyek dapat berjalan kembali sesuai
dengan jadwal yang telah ditetapkaan.
34
b. Fungsi Keputusan Pengambilan keputusan, Pengambilan
keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang sulit
dijalankan. Untuk alasan ini, banyak pemimpin bisnis
bersedia membuat keputusan pengambilan. Fungsi
Pengembangan Loyalitas Pengembangan kesetiaan ini
bukan hanya untuk para pemimpin tingkat rendah dan
menengah dalam organisasi, tetapi tidak saja di antara
pengikut. Untuk mencapai tujuan tersebut, setiap
pemimpin harus memberikan teladan, baik dalam
ucapan, kata, maupun batasan waktu sehari-hari.
Mungkin ada beberapa pemimpin yang kurang menyadari
tanggung jawab mereka.
c. Fungsi Memberi Motivasi Setiap pemimpin harus memiliki
pertimbangan yang mendalam untuk masa depan buah
mereka. Agar berhasil dalam bekerja dan memberikan
hasil yang positif bagi organisasi yang dipimpinnya,
pemimpin harus mampu memberikan ketenangan,
keberanian, dan mengangkat orang-orang di sekitarnya.
Pemberian anugerah berupa ganjaran, hadiah, piujian,
atau ucapan terima kasih seringkali dibutuhkan oleh
anak-anak muda karena mereka percaya bahwa hasil jerih
payah itu dihargai dan dihargai oleh pemiliknya. (Mulyani,
n.d.)
d. Gunakan bawahan untuk dapat memodulasi tanggung
jawab setiap tugas dengan baik.
e. Membina Bawan agar dapat bekerja secara efektif dan
beretikan.
f. Membangun etos kerja yang baik dan kompak.
g. Mendefinisikan dengan jelas fungsi-fungsi manajemen.
Judul | 35
h. Menjadi penggerak yang baik yang mampu menjadi
sumber kreatif.
i. Menjadi sekutu dalam menjalin ikatan dengan organisasi
eksternal. (Badu and Djafri 2017)

C. Ciri-Ciri Pemimpin dan Kepemimpinan Ideal


1. Jujur
Kejujuran dianggap sebagai kualitas kepemimpinan yang
paling diinginkan di setiap organisasi. Ini telah berulang kali
menunjukkan dirinya sebagai satu-satunya komponen
terpenting dari hubungan kepemimpinan. Untuk mengikuti
seseorang, apakah itu ke medan pertempuran, pertemuan
tertentu, rumah yang gelap, kantor, atau garis depan, pertama-
tama kita harus diyakinkan bahwa mereka layak mendapatkan
kepercayaan kita. Salah satu cara untuk menentukan apakah
seseorang jujur adalah dengan melihat seberapa konsisten
pernyataan dan tindakan mereka.
2. Berwawasan ke Depan
Kami ingin para pemimpin kami menjadi visioner dan
peduli dengan masa depan organisasi. Namun, apakah kita
mengacu pada keterampilan itu sebagai wawasan, Pesannya
jelas: pemimpin harus tahu kemana tujuan mereka jika mereka
mengharapkan orang lain untuk menemani mereka dalam
perjalanan, terlepas dari aspirasi, panggilan, tujuan, atau
agenda pribadi mereka. Kemampuan meramal tidak berarti
memiliki kemampuan mistis untuk membayangkan masa depan
yang menakjubkan. Kemampuan untuk menentukan atau
memilih tujuan yang diinginkan yang harus dikejar oleh jemaat
atau organisasi jauh lebih berlabuh pada kenyataan.
3. Menawarkan Motivasi

36
Kami mencari pemimpin yang bersemangat,
bersemangat, dan optimis tentang masa depan. Kami berharap
mereka akan berfungsi sebagai motivasi. Seorang pemimpin
membutuhkan lebih dari sekedar aspirasi untuk masa depan.
Seorang pemimpin harus mampu membujuk kita untuk
bertindak dan hidup sambil berbagi ilmu. 4. Kompeten Kita
harus yakin bahwa orang tersebut dapat membawa kita ke arah
yang benar jika kita ingin melibatkan mereka dalam perjuangan
orang lain. Kita perlu melihat pemimpin yang kuat dan cakap.
Kami tidak dapat diundang ke pertempuran suci jika kami
memiliki keraguan tentang kompetensi pemimpin. Kemahiran
yang dimaksud bukanlah kemahiran serba bisa. Namun seorang
pemimpin harus ahli dalam bidang yang dipimpinnya. Misalnya,
bagian olahraga harus menjelaskan topik terkait olahraga
dengan lebih jelas daripada bagian spiritual.

D. Syarat Yang Harus Dipenuhi Oleh Seorang Pemimpin


Seorang pemimpin jiwa perlu memenuhi sejumlah kriteria
kepemimpinan. Ini adalah kualitas utama yang harus dimiliki
seorang pemimpin agar dapat memimpin dengan kekuatan dan
otoritas. Menurut Stogdill yang dikutip oleh Kartini Kartono dalam
bukunya Leaders and Leadership, pemimpin perlu memiliki
keunggulan sebagai berikut:
1. Kecerdasan, kesadaran, kemampuan berbicara, dan
kemampuan menilai adalah contoh dari kapasitas.
2. Kedalaman pengetahuan
3. Anda harus bertanggung jawab, mandiri, proaktif, rajin, ulet,
percaya diri, dan terdorong untuk berhasil.

Judul | 37
4. Berpartisipasi aktif, mudah bergaul, akomodatif, kooperatif,
atau menikmati kerja sama tim, dan mudah beradaptasi.
5. Orang yang bertanya atau ingin tahu harapanmu
Ketidakpuasan terhadap derajat pengetahuan seseorang
merupakan salah satu aspek sikap, yang juga menunjukkan
kemauan dan keinginan untuk mencari dan mempelajari hal-
hal baru.
6. Kemampuan Analitis: Saat ini, keefektifan kepemimpinan
seseorang lebih bergantung pada kemampuannya untuk
berpikir daripada kemampuannya untuk melakukan tugas
operasional teknis. Diperlukan gaya berpikir dan model mental
yang berfokus pada pemecahan masalah, strategis, dan
pemecahan masalah.
7. Memori Kuat. Pemimpin perlu memiliki keterampilan
intelektual yang lebih unggul dari pengikut yang menjadi
tanggung jawabnya, dan ingatan yang kuat adalah salah satu
keterampilan tersebut.
8. Kemampuan komunikasi Secara efektif, peran motivasi,
ekspresi emosi, dan dialog berperan dalam fungsi komunikasi
organisasi. penyebaran informasi dan tugas pengawasan.
9. Keterampilan Pendidikan: Memiliki kapasitas untuk
memanfaatkan kesempatan untuk meningkatkan keterampilan
bawahan, mengubah sikap dan perilaku mereka, dan
meningkatkan komitmen mereka terhadap organisasi.
10. Rasionalitas: Kebutuhan seseorang untuk menunjukkan
kapasitas pemikirannya meningkat seiring dengan posisi
manajerialnya. Kesimpulan dari pemikiran tersebut akan
berpengaruh pada interaksi organisasi dengan pihak-pihak yang
berkepentingan baik di dalam maupun di luar organisasi.
11. Obyektivitas, diharapkan dan bahkan dibutuhkan pemimpin
untuk berperan sebagai figur bapak dan pembimbing bagi
38
bawahannya. Salah satu landasan keefektifan seorang
pemimpin dalam memimpin sebuah organisasi adalah
kapasitas mereka untuk objektivitas.
12. Keteladanan, adalah pribadi yang terpuji menjadi teladan sikap,
tingkah laku, dan tingkah laku serta dijadikan panutan.
13. Kemampuan beradaptasi dan menyesuaikan perilaku, sikap,
dan cara berpikir seseorang
14. Ketegasan
15. Keberanian

Menurut definisi di atas, seseorang harus cerdas,


bertanggung jawab, dan mudah bergaul untuk menjadi seorang
pemimpin. Lima (5) syarat pemenuhan untuk menjadi pemimpin
yang sukses merupakan bagian dari syarat kepemimpinan
berdasarkan model kepemimpinan Maxwell. Mereka adalah sebagai
berikut:
1. Pengendalian diri
2. Skala Prioritas untuk Prioritas
3. Meyakinkan
4. Efektif Menciptakan Hal Baru Melalui Inovasi
5. Terkemuka

1. Pengendalian diri
Memiliki disiplin mengangkat seorang pemimpin ke tingkat
tertinggi dan memperpanjang status mereka sebagai seorang
pemimpin. Disiplin pribadi seorang pemimpin adalah rahasia
kesuksesan. Sekalipun suatu pekerjaan mencakup bakat, bakat,
atau kemampuan tambahan yang, karena bakat seorang
pemimpin, tidak akan mewujudkan potensi penuhnya, disiplin
Judul | 39
merupakan langkah pertama yang diperlukan untuk menentukan
apakah pekerjaan itu akan berhasil. kemampuan terbesar jika
tidak dikendalikan. Berikut adalah persyaratan untuk
menyelesaikan disiplin:
a. Tahan keinginan untuk mencari penjelasan.
Untuk maju sebagai seorang pemimpin dan mengatasi
kecenderungan merasa benar sendiri ini, seseorang harus
melakukannya dengan berani. Hampir semua kesalahan
kami tidak dapat dimaafkan karena metode yang kami
gunakan untuk menyembunyikannya.
b. Menghargai diri sendiri
Sebelum pekerjaan selesai Organisasi atau industri
mana pun yang menghargai pekerja yang cerdas dan
antusias serta pekerja yang lamban dan bodoh pada
akhirnya akan menemukan bahwa kelompok pekerja yang
terakhir lebih banyak daripada yang pertama. Anda dapat
memiliki kebiasaan buruk makan sayuran setelah
menghabiskan makanan penutup jika saat ini Anda kurang
mengendalikan diri. Sebelum menyelesaikan tahap
berikutnya, Tahap sebelumnya selesai.
c. Perhatikan hasilnya Saat menghadapi tantangan
Usahakan untuk tidak berlama-lama karena hal ini
dapat menimbulkan rasa mengasihani diri sendiri, kebiasaan
buruk yang muncul dari kurangnya disiplin. Apa pun
tantangannya, alihkan perhatian Anda ke hasil akhir. Ketika
sesuatu perlu dilakukan, pertimbangkan manfaatnya
sebelum menyelesaikannya. Tanpa disiplin, bakat seperti
gurita di atas sepatu roda banyak bergerak, tidak ada arah
dalam pikiran, bolak-balik menyamping, dll. Jika Anda
menyadari potensi Anda dan berusaha sebaik mungkin,

40
namun menerima sedikit penghargaan, pertimbangkan
apakah Anda kurang disiplin.

2. Menetapkan Skala Prioritas


Sukses dapat dicirikan sebagai pencapaian bertahap
dari tujuan tertentu. Disiplin dalam memprioritaskan tugas
dijelaskan dalam uraian ini. dan kapasitas untuk melaksanakan
tugas sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya
sangat penting untuk keberhasilan seorang pemimpin. Ini
sebenarnya adalah rahasia kepemimpinan.
a. Memiliki jaminan Fondasi atau komponen kunci seorang
pemimpin adalah kepercayaan diri.
Kemenangan dan kegagalan di masa lalu seorang
pemimpin berdampak signifikan pada kredibilitas orang
tersebut. Orang akan memperhatikan ketika Anda
melakukan kesalahan, dan Anda akan mengakuinya. Jika
demikian, Anda sering dapat memperoleh kembali
kepercayaan mereka. Tidak peduli berapa lama Anda
menjadi pemimpin grup Anda, Anda tidak dapat mengambil
jalan pintas. Seorang pemimpin harus memiliki tiga hal
secara khusus, yaitu: Kompetensi, Relasi, dan Karakter
b. Ciptakan barang baru yang bermanfaat melalui inovasi
Prosedur apa yang inovatif
Sebelum Anda memimpin, lihat. Impian adalah
segalanya bagi seorang pemimpin. Mengapa? karena
pemimpin dipimpin oleh mimpi. Tujuan dijelaskan dalam
mimpi. Mimpi merangsang imajinasi pemimpin dan
mendorongnya untuk bertindak. Seperti cahaya yang
mengikuti sang pemimpin, begitu pula mimpi. Anda dapat
Judul | 41
melihat seorang pemimpin tidak bergerak maju jika mereka
tidak memiliki impian. Keadaan yang ideal adalah
kemungkinan besar Anda akan bepergian.
Bagaimana menafsirkan mimpi? Ada tiga (3)
pemahaman: Mimpi lahir dari latar belakang Anda, dari hati,
dan sebagai tanggapan atas kebutuhan orang lain. Mereka
juga membantu Anda mengumpulkan sumber daya.
c. Berpengaruh
Bagaimana Anda bisa menciptakan pemimpin yang
tahan lama? Pengganti seorang pemimpin adalah tolok ukur
yang digunakan untuk mengukur nilainya yang langgeng.
Dengan kepemimpinan global yang luar biasa yang
menginspirasi ribuan orang lainnya untuk mewujudkan
aspirasi mereka, tidak ada yang mustahil dan semuanya
dapat dicapai. (Kurniawan and Budhi 2017)

42
C. DAFTAR PUSTAKA
Abdul Goffar. 2018. “MANAJEMEN DALAM ISLAM (PERSPEKTIF AL-
QUR’AN DAN HADITS),” 35–58.

Aliyudin, Ahmad. 2018. “Asas Dan Fungsi Kepemimpinan,” 122–39.

Amin, Moh. 2019. “Kepemimpinan Dalam Islam.”

Arrias, Julio Césas, Diana Alvarado, and Manuel Calderón. 2019. “No 主
観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関連指標
に関する共分散構造分析 Title” 3 (1): 5–10.

Badu, Syamsu Q, and Novianty Djafri. 2017. Kepemimpinan Perilaku


Organisasi.

Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE., MM. 2017. MANAJEMEN


KEPEMIMPINAN ISLAM.

Dr. Vladimir, Vega Falcon. 2017. “Gaya Kepemimpinan Dan Kinerja


Karyawan.” Gastronomía Ecuatoriana y Turismo Local. 1 (69): 5–
24.

Etharina, Lathifah, Ariska Pebiyanti Lilis, and Faiz Firmansyah Nur. 2021.
“KEPEMIMPINAN ISLAM BERDASARKAN DALIL-DALIL SYAR’I: AL-
QURAN DAN HADITS” 2 (9): 1522–30.

Farihan S. Muhammad. 2020. “KARYA TULIS ILMIAH MANAJEMEN DAN


KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM.” Suparyanto Dan Rosad (2015 5
(3): 248–53.

Haryono, Siswoyo. 2015. Intisari Teori Kepemimpinan.

Judul | 43
Hasibuan, Patricia Diana, Susanti Embong Bulan, Wempie Jules
Lintuuran, and Bobby Kurnia Putrawan. 2019. “Journal of
Theology and Christian Education” 1.

Herlambang, Saifuddin. 2018. PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN DALAM


AL-QUR ’ AN Sebuah Kajian Hemeurtika ( Meluruskan Salah
Paham Tentang Memilih , Mema ...

Istiyanto, S Bekti. n.d. “KEPEMIMPINAN ( LEADERSHIP ),” 1–6.

Kepemimpinan, Definisi Kepemimpinan. 2000. “Kepemimpinan 1.,” no.


1995: 1–15.

Kurniawan, Paulus, and Made Kembar Sri Budhi. 2017. “Smart


Leadership (Aspek-Aspek Pemahaman Seorang Pemimpin).”

Masniati. 2015. “KEPEMIMPINAN DALAMISLAM” 2: 41–75.

Mattayang, Besse. 2019. “Tipe Dan Gaya Kepemimpinan: Suatu


Tinjauan Teoritis.” JEMMA | Journal of Economic, Management
and Accounting 2 (2): 45.
https://doi.org/10.35914/jemma.v2i2.247.

Mujiono, Imam. 2018. “Kepemimpinan Dan Keorganisasian.”


Kepemimpinan Dan Keorganisasian 53 (9): 1689–99.

Mulyani, Dini. n.d. “Kepemimpinan,” 1–7.

Nidawati. 2019. “KEPEMIMPINAN DALAM PERSFEKTIF ISLAM,” 1–22.

PLANO DE DISCIPLINA - PROF LEONARDO - POLÍTICAS PÚBLICAS. 2019.


“Tipe Dan Gaya Kepemimpinan Ahmad.” ペインクリニック学会
治療指針2 3 (1): 1–9.

44
Rahmatullah, Andi. 2021. “Makalah Kepemimpinan,” 1–9.

Sakdiah. 2016. “KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM (KAJIAN


HISTORIS FILOSOFIS ) SIFAT-SIFAT RASULULLAH.”

Siregar, Surahman Amin & Ferry Muhammadsyah. 2015. “Pemimpin


Dan Kepemimpinan Dalam Al-Qur’an,” 29–35.

sugus, permen. 2018. “Kepemimpinan 5 ‘Teori Kepemimpinan.’”


https://doi.org/10.31219/osf.io/bzvqu.

Sulthon, Syahril. 2019. “TEORI -TEORI KEPEMIMPINAN.”

Vivid, Rohmaniyah. 2020. “KONSEP AL-QUR’AN TENTANG


KEPEMIMPINAN.”

Yuliana, Baiturrohma. 2018. “Analisis Karakteristik Pemimpin Yang


Dikagumi Oleh Bawahan” 2 (1).

Judul | 45
BAB 4
FUNGSI, PERANAN DAN
ASPEK UTAMA KEPEMIMPINAN
Oleh Silvia aprilianti dan Salsa nursa’diah

A. PENDAHULUAN
Kekuatan pendorong setiap organisasi adalah kepemimpinan,
dan organisasi yang kuat dapat mengembangkan lingkup pekerjaan
dari pencapaian mereka. Namun, pergeseran menuju visi baru
membutuhkan mobilisasi organisasi (Werren Bennis & Burt Nanus,
2006: 2). Komponen kepemimpinan tidak dapat digunakan untuk
menyangkal keberhasilan organisasi. Dalam sebuah kepemimpinan,
ada pemimpin dan pengikut. Yang utama adalah efektif, efisien,
produktif, dan hemat dalam bekerja. Memang benar bahwa
pemimpin, baik secara kelompok maupun individu, tidak akan
dapat bekerja sendiri, akan tetapi membutuhkan orang lain sebagai
kelompok yang disebut sebagai bawahannya. Bawahan ini dapat
digerakkan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan dedikasi
dan kontribusi kepada tim atau organisasi. Menggunakan hipotetis
Karena pemimpin berfungsi sebagai kekuatan pendorong untuk
fungsi manajemen dan kepemimpinan serta instrumen lainnya,
kepemimpinan memiliki kekuatan dan tanggung jawab yang sangat

46
besar untuk keberhasilan tujuan organisasi. Seorang pemimpin
yang kompeten diperlukan untuk menggerakkan sumber daya
manusia atau karyawan. Werren Bennis dan Burt Nanus (2006: 3)
membahas fungsi kepemimpinan yang dapat dianggap sebagai
penentu arah, pembicara, pelatih, dan agen perubahan dari sudut
pandang peran tersebut ketika menilai apakah seorang pemimpin
memiliki salah satu kualitas atau bukan kriteria.

B. PEMBAHASAN
A.Pengertian Kepemimpinan
Pemimpin didefinisikan sebagai seseorang yang berbicara
sebagai orang pertama, terlibat dalam pikiran, bergerak, pendapat,
dan tindakan dengan orang lain; perilaku ini merupakan bentuk
etiologi dari pimpinan. Pimpinan adalah cara untuk memaksakan
inisiatif anggota kelompok yang terkait dengan mandatnya.
Kepemimpinan adalah Seni yang dapat mengkoordinasikan dan
memberikan arahan baik melalui diri sendiri maupun anggota
timnya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Jonathan Pfiffner
Kepemimpinan adalah semacam hubungan antara dua orang,
mungkin lebih, di mana satu orang membantu yang lain agar tujuan
yang sama-sama tercapai. (Ivancevich). Kepemimpinan adalah
hubungan kerja profesional antara atasan dan mereka yang berada
di dalamnya dengan alasan yang tepat. 2008 (Saidah)
Q.S Al-Maidah:8
۟ ُ‫وا قَ ٰ َّو ِمينَ هَّلِل ِ ُشهَدَٓا َء ب ْٱلقِ ْس ِط ۖ َواَل يَجْ رمنَّ ُك ْم َشنَـَٔانُ قَوْ ٍم َعلَ ٰ ٓى َأاَّل تَ ْع ِدل‬
ۚ ‫وا‬ ۟ ُ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامن‬
۟ ُ‫وا ُكون‬
َِ ِ َ
۟ ُ‫وا هُ َو َأ ْق َربُ لِلتَّ ْق َو ٰى ۖ َوٱتَّق‬
َ‫وا ٱهَّلل َ ۚ ِإ َّن ٱهَّلل َ خَ بِي ۢ ٌر بِ َما تَ ْع َملُون‬ ۟ ُ‫ٱ ْع ِدل‬

Judul | 47
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang
yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi
dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu
kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah,
karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
B.Fungsi Kepemimpinan
• Menurut Robbins dan Coulter dari tahun 2010, kepemimpinan
merupakan salah satu komponen fungsi manajerial. fungsi
manajerial berikut ini:
a) (Perencanaan) Didefinisikan sebagai mengembangkan rencana
kerja agar dapat mengelola aktivitas-aktivitas, juga sebagai
sasaran serta menentukan strategi.
b) Organisasi atau (Organizing) Mentukan Hal-Hal, seperti, Apa yang
Harus Terjadi, Bagaimana Menyelesaikannya, dan Siapa yang Dapat
Menyelesaikannya.
c) Kepemimpinan atau (Leading) Memberi Semangat, Berinteraksi
dengan Orang Lain Yang Dapat Menyebabkan Menggerkkan
Tindakan-Tindakan.
d) Pengendalian atau (Pengendalian) Memberi pengawasan
terhadap suatu aktivitas sehingga setiap hal yang harus dilakukan
dicatat dan dilakukan sesuai dengan aturan. Oleh karena itu,
kepemimpinan merupakan karakteristik ITI sebagai organisasi
manajemen utama. Sebaliknya, inti dari seni kepemimpinan adalah
hubungan manusia. Dalam suatu organisasi, persaingan yang harus
dibentuk secara efektif oleh pimpinan adalah manajemen.
Secara umum tujuan dari fungsi kepemimpinan adalah untuk
memungkinkan penanggung jawabnya memastikan bahwa orang

48
yang dilayani dapat menyelesaikan masalah melalui kerjasama tim
yang produktif. Menurut Sondang S.P Siagian, fungsi organisasi
tahun 1999 adalah sebagai berikut:
1) Pimpinan menjadi Arah Setiap organisasi
menciptakan suatu Wahana agar tujuan saat ini dapat
tercapai. Arah yang dapat disampaikan oleh penerima
harus sedmikian rupa menuju tujuannya guna
memaksimalkan segala manfaat dari segala sarana dan
prasarana yang tersedia. Taktik dan strategi tersebut di
atas adalah pimpinan dalam organisasi tersebut.
2) Pimpinan menjadi wakil dan juru bicara organisasi.
Kegiatan dan keahlian sebuah organisasi harus
dipaparkan terhadap pihak luar untuk menggunakan
pengetahuan yang tepat mengenai kehidupan organisasi
yang bersangktan serta yang harus bertanggung jawab
terhadap juru bicara serta wakil dengan hub Pimpinan
harus memahami apa yang dibuat oleh pimpinan yang
lebih cakap di titik pengaduan pihak lain. Pemahaman dan
prakarsa khusus yang sedang berlangsung dalam organisasi
untuk menjawab berbagai keprihatinan yang baru-baru ini
dilontarkan sebagai sebuah penkasanaan.
3) Pimpinan menjadi komunikator yang efektif
Kepemilikan hubungan, baik secara informal maupun
selama proses komunikasi tertentu. Pihak yang terkena
dampak di dalam organisasi dapat berinteraksi sebagai
hasil dari komunikasi yang efektif. Komunikasi diperlukan
bagi pimpinan untuk menyampaikan keputusan

Judul | 49
pengawasan dan pengendalian, menyampaikan informasi
kepada organisasi lain, dan melaksanakan pekerjaannya.
4) Penggunaan mucikari sebagai mediator
Dalam kehidupan berorganisasi, konflik selalu harus
diselesaikan, baik melalui sambungan keluar maupun
sambungan tim-to-tim. Berkaitan dengan hal tersebut,
peran fungsi pimpinan dapat sebagai mediator dengan
penekanan pada pencegahan konflik internal di dalam
organisasi. Konflik yang timbul di dalam suatu organisasi
adalah karena petinggi pimpinan yang perlu dibenahi.
Metode untuk melakukannya melibatkan sikap objektif,
efektif, bijaksana, dan rasional, serta memiliki alat yang
diperlukan untuk berfungsi sebagai mediator yang jujur.
Lima) Pimpinan menjadi integrator Ada pemberian bagian
tugas, tenaga, dana, dan sistem alokasi daya;
menggunakan pengetahuan dan keterampilan terfokus dari
pengetahuan ini dapat mengungkapkan sikap, tindakan,
dan perilaku. Oleh karena itu, kebutuhan utama seorang
integrator di hirarki puncak adalah pimpinan. Segala
sesuatu yang ada di sekitar setiap orang dan setiap unit
integrasi yang didasarkan pada paradigma holistik hanyalah
pimpin. 2008 (Saidah).
Dapat disimpulkan dari pembahasan ini bahwa efektivitas
seorang pemimpin dapat dinilai dari seberapa baik mereka
menjalankan tugas-tugas kunci kepemimpinan, seperti memilih
arah pengambilan keputusan, berperan sebagai juru bicara dan
perwakilan organisasi untuk upaya menjaga hubungan dengan
pihak-pihak yang berkepentingan. di luar organisasi, menjadi
komunikator yang efektif, dan menilai mediator yang rasional,

50
objektif, dan netral. Dengan kekuatan kepemimpinan, seseorang
dapat mempengaruhi, menggerakkan, dan membimbing orang lain.
• Menurut Nawawi 1995, peran utama kepemimpinan
secara operasional dapat dipisahkan menjadi 5 (lima) kategori yang
berbeda.
1. Peran pendidikan Ini adalah fungsi lucu satu arah.
Pemimpin berkembang menjadi fungsi
pengambilan keputusan mengarahkan orang-orang
yang akan dibimbing dalam pelaksanaannya.
Pemimpin komunikator adalah orang yang memilih
apa (isi perintah), kapan (kapan memulai,
melaksanakan, dan melaporkan hasil), bagaimana
(bagaimana melaksanakan perintah), dan di mana (di
mana melaksanakan perintah) agar efektif.
melaksanakan keputusan.
2. Peran konsultatif
Fungsi ini merupakan komunikasi dua arah,
meskipun pemimpin dapat memutuskan bagaimana
mengimplementasikannya. Pemimpin harus
berkomunikasi dengan semua orang yang dipimpinnya
untuk mengumpulkan informasi sebagai pertimbangan
untuk membuat pilihan sejak awal. Bahkan dengan
beberapa individu yang dianggap memiliki informasi
yang diperlukan untuk mengambil keputusan,
percakapan ini masih dapat dilakukan dalam kapasitas
terbatas. keputusan.
3. Peran partisipasi

Judul | 51
Ikatan antar rekan kerja yang diarahkan oleh
pemimpin terwujud dalam pelaksanaan peran ini
secara efisien, yang tidak hanya terjadi tetapi bersifat
dua arah. Untuk melakukan peran ini, pemimpin harus
bekerja untuk melibatkan semua orang di bawah
kepemimpinannya baik dalam menjalankannya
maupun mengambil bagian dalam pengambilan
keputusan.
4. Delegasi
fungsi Dengan mendelegasikan tanggung
jawab dan mengambil keputusan—baik dengan atau
tanpa persetujuan pimpinan—fungsi ini dijalankan.
Untuk menjalankan peran ini, pemimpin harus
menentukan tanggung jawab utama timnya dan
menentukan apa yang dapat dan tidak dapat
didelegasikan kepada orang lain yang dapat dipercaya.
Pendelegasian pada dasarnya membangun
kepercayaan diri. Pemimpin perlu dipersiapkan dan
mampu mendelegasikan tanggung jawab kepada
orang lain dan dipercaya kembali, tergantung pada
posisi atau posisinya.
5. Mekanisme
kontrol Meskipun layak untuk membuat fungsi
ini dengan komunikasi dua arah, ini adalah fungsi
komunikasi satu arah. Merupakan fungsi kontrol yang
dapat diwujudkan dengan mengarahkan,
membimbing, mengawasi, dan mengkoordinasikan
kegiatan, sesuai dengan fungsi kontrol yang
menyatakan bahwa kepemimpinan yang efektif dapat
mengatur semua kegiatan anggotanya secara terarah

52
dan efektif dalam koordinasi. Ini meningkatkan
kemungkinan mencapai tujuan bersama.
C. Fungsi Pemimpin
Kata “peran” berasal dari kata “peranan” yang merupakan
komponen sesuatu yang mengambil atau mempertahankan peran
pemimpin utama. Seperti yang dikemukakan oleh Seperti yang
dikutip oleh Soejoni Soekanto pada tahun 2006:238 adalah
Levinson, peran. Istilah "peran" mengacu pada gagasan tentang
apa yang dapat dilakukan seseorang yang paling signifikan bagi
aspek sosial masyarakat. Istilah “peran” juga dapat merujuk pada
norma-norma yang dapat berkembang berdasarkan posisi atau
tempat individu dalam masyarakat. Istilah "peran" mengacu pada
seperangkat aturan yang dapat membantu individu menavigasi
masyarakat. Menurut Biddle dan Thomas, peran adalah
seperangkat aturan yang dapat membatasi perilaku yang wajar
untuk diantisipasi dari pemegang pekerjaan tertentu. Misalnya, ibu
dari keluarga diharapkan mampu membuat keputusan,
memberikan hukuman, dan memberikan nasihat, antara lain.
Peran adalah suatu sikap yang diharapkan oleh pimpinan di
pimpinan posisi tertentu harapannya dapat berperan dengan
mengevaluasi, membimbing bawahannya untuk tujuan organisasi
organisasi, mengambil pendapat kedua para Semakin kata peran
dilakukan terutam lingkungan pekerjaan seorang pemimpin,
dengan demikian seseorang mendapatkan suatu posisi, dan juga
diharapkan menyelesaikan seperti yang diinginkan oleh pekerjaan
itu. Keinginan berdasarkan keinginan dari si pemberi menguasai
atau keinginan dari orang yang menerima manfaat pada pekerjaan
tersebut tentang peran individu dalam posisinya tentang peran
individu dalam posisinya. (2017) (Dr. Aspizain Chaniago, S.Pd).
Judul | 53
Nanus 2002:95, Komariah 2003:93, dan Sujatno 2008:62
memberikan contoh empat (empat) faktor penting untuk
kepemimpinan bisnis yang efektif, yaitu:
1) Penentu arah, pemimpin dapat melakukan seleksi serta
menetapkan sasran melalui pertimbangan lingkungan luar masa
depan yang akan digunakan sebagai senjata. Setiap pemimpin yang
mampu menjadi visioner harus melakukannya agar seluruh tim
mencapai tujuan mereka.
2) Sebagai agen perubahan, pemimpin harus mampu
menghentikan setiap perubahan, serta memperbaiki lingkungan
setempat dan menciptakan kesadaran tentang implikasinya bagi
organisasi. Mereka juga harus mampu membuat skala yang sesuai
untuk perubahan yang diinginkan, serta mempromosikan
perubahan dengan melibatkan individu untuk mengambil bagian di
dalamnya.
3) Juru bicara, pemimpin dapat bertindak sebagai negosiator
dan perantara hubungan luar negeri, serta melakukan perubahan
dan melakukan pemberdayaan.
4) Pelatih, pemimpin harus mendidik orang lain tentang realitas
saat ini, termasuk tujuan, sasaran, dan metode untuk
mewujudkannya. Untuk memotivasi tim Anda mencapai potensi
suksesnya, Anda harus memberikan motivasi atau dorongan.
Menelaah peran kepemimpinan itulah yang disebut Nanus sebagai
peran tersebut. Jika mucikari memiliki integritas dan
ketergantungan yang mendorong orang untuk memasuki area
tindakan yang ditentukan, organisasi dapat mengalami masalah
dan berhasil. Karena organisasi harus kuat, penting untuk
melindungi mereka agar tidak menghalangi.
D. Aspek Utama Kepemimpinan

54
• Kepemimpinan memiliki tiga (tiga) prinsip penting. Mereka adalah
sebagai berikut:
1. Seorang pemimpin harus memperlakukan orang lain dengan hormat
Baik sebagai anggota organisasi maupun sebagai anggota asosiasi,
orang lain dianggap libatkan. Pimpinan Jabatan dapat memperoleh
manfaat dari kesediaan anggota organisasi untuk menerima pettunjuk
dari pimpinan. Setiap prinsip dan detail pimpinan seseorang tidak
relevan jika tidak ada bawahan.
2. Kepemimpinan meningkatkan distribusi pendapatan Kepemimpinan
cenderung mendistribusikan sumber daya di antara anggota kelompok
yang sama secara berbeda. Kelompok merupakan komponen utama
dari aspek ini. masih memiliki kuasa dalam satu organisasi. Mereka
mampu memajukan inisiatif kelompok dalam berbagai cara. Namun jika
dibandingkan dengan keanggotaan organisasi, maka standar organisasi
akan lebih tinggi.
3. Kepemimpinan sebagai alat untuk menggunakan kekuatan Seorang
pemimpin yang secara default memiliki kekuatan akan merusak prinsip-
prinsip yang mengatur organisasi. Situasi di atas ditangani dengan
berbagai cara. Di permukaan, pemimpin akan merugikan anggota tim.
Untuk memungkinkan anggota tim melakukan pengorbanan secara
individu dan pribadi. Karena itu, diperkirakan penguasa akan memiliki
sumber daya yang diperlukan untuk mengeluarkan permintaan khusus
dan menaikkan lambang.
• Unsur kunci kepemimpinan adalah penggunaan bawahan dalam
jajaran pimpinan bawahan. Berikut ini juga contoh laporan kerja harian
karyawan sisi kepemimpinan.

Judul | 55
1. mengikuti prosedur dan hukum yang tegas. Pemimpin memiliki
fungsi sebagai pemimpin organisasi, dan setiap prosedur atau proses
yang melelahkan harus diselesaikan dengan sukses. serta kegiatan
sehari-hari setiap anggota organisasi. Pemimpin Keahlian mendorong
anggota organisasi untuk menjalankan prosedur dan terlibat dalam
proses yang mengidentifikasi pemimpin potensial untuk bawahan.
2. Penyajian informasi yang berkaitan dengan anggota organisasi
Pemimpin harus dapat mengawasi setiap aspek pekerjaan karyawan
untuk organisasi dan memastikan bahwa back office beroperasi secara
efisien. Penyelesaian yang sedang dilakukan adalah semacam
penyelidikan penting bagi sebuah organisasi federasi. Agar setiap
karyawan dapat bekerja secara efektif dan jujur, informasi tersebut
perlu disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
3. Mengidentifikasi kontrak untuk pekerjaan yang spesifik Sebagai
ketua organisasi buruh, ketua harus membentuk susana yang kuat
yaitu yaiyu dengan kondisi kerja yang tidak memuaskan, keakraban,
lingkungan pribadi yang dekat, dan kehangatan. Kedekatan personal
akan mampu membangun dan menciptakan prinsip yang kuat secara
perlahan. Jika pemimpin dapat mencapai hal ini, maka akan
memperkuat dan menjunjung tinggi sistem kepemimpinan.
4. Memberi anggota tim semangat
Pekerjaan memiliki potensi untuk menjadi halus atau kuat. Serta
keterampilan pemimpin pemimpin kemampuan pemimpin untuk
membangun semangat pada satu pribadi. Jika Anda bisa membuat
tempat di mana orang bisa berkumpul dan bertukar sapa di antara
mereka sendiri, aspirasi kepemimpinan akan diperkuat dengan
keramahan.
5.Terima kasih dan lakukan perubahan. Perubahan kualitas yang
diharapkan adalah perubahan sistem kerja yang efektif, percepatan

56
proses kerja, dan percepatan kinerja tim dan individu. Keberhasilan tim
dalam mengatasi hambatan merupakan satu-satunya faktor terpenting
yang dapat dijadikan pedoman bagi kinerja penilaian setiap saat, setiap
akhir tahun atau setiap semester, atau dikenal sebagai waktu kritis bagi
pelaku usaha untuk menyelesaikan evaluasi dan penilaian. Atribut
individu adalah kapasitas mereka untuk bekerja, sedangkan faktor yang
mendasari semua konstituen organisasi lainnya adalah kapasitas
mereka untuk bekerja. Untuk menjadi Tim, atur organisasi Anda.

Judul | 57
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Goffar. 2018. “MANAJEMEN DALAM ISLAM (PERSPEKTIF
AL- QUR’AN DAN HADITS),” 35–58.
Aliyudin, Ahmad. 2018. “Asas Dan Fungsi Kepemimpinan,” 122–
39.
Amin, Moh. 2019. “Kepemimpinan Dalam Islam.”
Arrias, Julio Césas, Diana Alvarado, and Manuel Calderón. 2019.
“No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健
康関連指標に関する共分散構造分析 Title” 3 (1): 5–10.
Badu, Syamsu Q, and Novianty Djafri. 2017. Kepemimpinan
Perilaku Organisasi.
Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE., MM. 2017. MANAJEMEN
KEPEMIMPINAN ISLAM.
Dr. Vladimir, Vega Falcon. 2017. “Gaya Kepemimpinan Dan
Kinerja Karyawan.” Gastronomía Ecuatoriana y Turismo
Local. 1 (69): 5–24.
Etharina, Lathifah, Ariska Pebiyanti Lilis, and Faiz Firmansyah Nur.
2021. “KEPEMIMPINAN ISLAM BERDASARKAN DALIL-DALIL

58
SYAR’I: AL-QURAN DAN HADITS” 2 (9): 1522–30.
Farihan S. Muhammad. 2020. “KARYA TULIS ILMIAH MANAJEMEN
DAN KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM.” Suparyanto Dan
Rosad (2015 5 (3): 248–53.
Haryono, Siswoyo. 2015. Intisari Teori Kepemimpinan.
Hasibuan, Patricia Diana, Susanti Embong Bulan, Wempie Jules
Lintuuran, and Bobby Kurnia Putrawan. 2019. “Journal of
Theology and Christian Education” 1.
Herlambang, Saifuddin. 2018. PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN
DALAM AL-QUR ’ AN Sebuah Kajian Hemeurtika
( Meluruskan Salah Paham Tentang Memilih , Mema ...
Istiyanto, S Bekti. n.d. “KEPEMIMPINAN ( LEADERSHIP ),” 1–6.
Kepemimpinan, Definisi Kepemimpinan. 2000. “Kepemimpinan
1.,” no. 1995: 1–15.
Kurniawan, Paulus, and Made Kembar Sri Budhi. 2017. “Smart
Leadership (Aspek-Aspek Pemahaman Seorang Pemimpin).”
Masniati. 2015. “KEPEMIMPINAN DALAMISLAM” 2: 41–75.
Mattayang, Besse. 2019. “Tipe Dan Gaya Kepemimpinan: Suatu
Tinjauan Teoritis.” JEMMA | Journal of Economic,
Management and Accounting 2 (2): 45.
https://doi.org/10.35914/jemma.v2i2.247.
Mujiono, Imam. 2018. “Kepemimpinan Dan Keorganisasian.”
Kepemimpinan Dan Keorganisasian 53 (9): 1689–99.
Judul | 59
Mulyani, Dini. n.d. “Kepemimpinan,” 1–7.
Nidawati. 2019. “KEPEMIMPINAN DALAM PERSFEKTIF ISLAM,” 1–
22.
PLANO DE DISCIPLINA - PROF LEONARDO - POLÍTICAS PÚBLICAS.
2019. “Tipe Dan Gaya Kepemimpinan Ahmad.” ペインクリ
ニック学会治療指針2 3 (1): 1–9.
Rahmatullah, Andi. 2021. “Makalah Kepemimpinan,” 1–9.
Sakdiah. 2016. “KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM
(KAJIAN HISTORIS FILOSOFIS ) SIFAT-SIFAT RASULULLAH.”
Siregar, Surahman Amin & Ferry Muhammadsyah. 2015.
“Pemimpin Dan Kepemimpinan Dalam Al-Qur’an,” 29–35.
sugus, permen. 2018. “Kepemimpinan 5 ‘Teori Kepemimpinan.’”
https://doi.org/10.31219/osf.io/bzvqu.
Sulthon, Syahril. 2019. “TEORI -TEORI KEPEMIMPINAN.”
Vivid, Rohmaniyah. 2020. “KONSEP AL-QUR’AN TENTANG
KEPEMIMPINAN.”
Yuliana, Baiturrohma. 2018. “Analisis Karakteristik Pemimpin
Yang Dikagumi Oleh Bawahan” 2 (1).

60
BAB 5
TIPE DAN GAYA
KEPEMIMPINAN
Oleh Fitria Nurul Fajriah dan Saniyya
Nur’Aliyya

A. PENDAHULUAN

Berbicara tentang kepemimpinan, pada umumnya pandangan


masyarakat otomatis tertuju pada sosok kepemimpinan panglima
perang, kepemimpinan tokoh politik, kepemimpinan tokoh agama,
serta tokoh kepemimpinan masyarakat yang dikagumi karena
sebagai orang yang sangat berjasa (Mattayang 2019).

Judul | 61
Seiring dengan berkembangnya zaman, kepemimpinan mulai
berkembang bersamaan dengan pertumbuhan manajemen ilmiah
yang lebih dikenal dengan ilmu memimpin atau ilmu
kepemimpinan (Arrias, Alvarado, and Calderón 2019). Dalam
mencapai suatu tujuan, tentunya seorang pemimpin harus memiliki
sikap yang memang seharusnya ada pada dalam diri seorang
pemimpin, karena pada proses suatu tujuan tersebut, seorang
pemimpin bersama – sama menjalankannya dengan para
bawahannya. Jika atasannya mampu mencerminkan yang baik,
maka bawahannya pun akan meneladani atasannya. Namun jika
tidak, yang akan terjadi hanyalah kontra. Menjadi seorang
pemimpin tidak semata mata memimpin saja, namun terdapat tipe
– tipe serta gaya kepemimpinan yang harus dipahami serta
diimplementasikan di dalam kehidupan menjadi seorang pemimpin

Demi mencapai tujuan ataupun sasaran yang ingin dicapai,


maka sudah semestinya seorang pemimpin mengetahui tipe serta
gaya kepemimpinan seperti apa yang layak untuk
diimplementasikan. Dengan demikian, pada makalah ini penulis
akan memaparkan terkait tentang “Tipe dan Gaya Kepemimpinan”.

B. PEMBAHASAN
A. Tipe Kepemimpinan

Tipe kepemimpinan merupakan suatu kriteria yang ada pada


diri seorang pemimpin. Tipe yang baik merupakan tipe yang harus
ada pada diri seorang pemimpin. Mengapa ? karenanya menjadi
seorang pemimpin itu memiliki tanggung jawab yang sangat besar
untuk memimpin, membina, mengarahkan para bawahannya untuk
melakukan sesuatu dengan baik dan benar. Jika tidak, maka hal
demikian dapat dikatakan gagal menjadi seorang pemimpin.

62
Kepemimpinan yang baik akan tercapai apabila dijalankan
sesuai dengan fungsi serta tujuannya (PROF LEONARDO, 2019).
Dalam mencapai suatu tujuan, tentunya seorang pemimpin harus
memiliki sikap yang memang seharusnya ada pada dalam diri
seorang pemimpin, karena pada proses suatu tujuan tersebut,
seorang pemimpin bersama – sama menjalankannya dengan para
bawahannya. Jika atasannya mampu mencerminkan yang baik,
maka bawahannya pun akan meneladani atasannya. Namun jika
tidak, yang akan terjadi hanyalah kontra.

Dalam Islam pun mengajarkan, bahwa bagaimana seharusnya


menjadi sosok pemimpin yang baik dan benar. Hal ini pun sudah
tertuang dijelaskan dalam Al – Qur’an. Berikut dalil yang
menerangkan tentang kepemimpinan :

1. Dalam Q.S Al – Baqarah ayat 30

Judul | 63
Sumber : Al – Qur’an Indonesia

2. Q.S Shad ayat 26

Sumber : Al – Qur’an Indonesia

Menjadi seorang pemimpin tidak semata mata memimpin saja,


namun terdapat tipe – tipe serta gaya kepemimpinan yang harus
dipahami serta diimplementasikan di dalam kehidupan menjadi
seorang pemimpin. Berikut dibawah ini merupakan berbagai
macam tipe kepemimpinan yang dikemukakan oleh beberapa
pendapat ahli :

1. Tipe Otoritas
Kata Otokrat berasal dari kata “utus” yang artinya sendiri,
sementara “kratos” yang artinya kekuasaan, sehingga dapat
diartikan merupakan penguasaan yang absolut. Dimana setiap
perintah maupun kebijakan yang telah ditetapkan tanpa
berdiskusi dulu dengan bawahannya dan harus dilakukan.

64
Menurut Terry, pemimpin yang bertipekan otoriter
biasanya bekerja dengan bersungguh – sunggu, teliti, juga
cermat. Dimana seorang pemimpin tersebut bekerja
berdasarkan peraturan dan kebijakan yang berlaku, meskipun
sedikit kaku, juga segala intruksinya harus dipatuhi oleh para
bawahannya (Siswanto dan Hamid, 2017).

2. Tipe Peternalistik
Pada tipe ini, biasanya seorang pemimpin yang
peternalistik mengutamakan nilai kebersamaan. Di dalam
organisasi yang dipimpin oleh sosok pemimpin ini, selalu
mengedepankan kepentingan bersama. Selain itu pula, sosok
pemimpin ini berusaha memperlakukan semua orang dengan
seadil – adilnya.

3. Tipe Kharismatik
Sosok pemimpin ini memiliki aura kharismatik tersendiri,
memiliki daya tarik sehingga membuat segan dan kagum bagi
orang yang melihatnya (Kartono, 2010). Sosok pemimpin
bertipe ini terlihat berwibawa jika memimpin, dengan
demikianlah sosok pemimpin seperti ini yang banyak dicari dan
dikagumi. Bukan mengakui, tetapi diakui.

4. Tipe Demokratis
Sosok pemimpin yang demokratis ini biasanya mampu
menerima mendengarkan nasihat ataupun kritik / saran dari
bawahannya. Perilaku pemimpin yang demokratis ini
mendorong para bawahannya untuk menumbuh kembangkan
daya inovasi serta kekreativitasannya. Sosok pemimpin ini
mengikutsertakan seluruh bawahannya dalam mengambil
Judul | 65
suatu keputusan dan akan selalu menghargai setiap keputusan
yang terjadi.

5. Tipe Militeritis
Sosok pemimpin bertipe ini banyak menggunakan sistem
komando, perintah dari atasan kepada bawahannya yang
bersifat keras, dan menghendaki bawahannya agar selalu
patuh kepada atasannya.

B. Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan merupakan cara seorang pemimpin dalam


melaksanakan tugas dan fungsi kepemimpinannya dalam
memimpin bawahannya (PROF LEONARDO, 2019). Gaya
kepemimpinan yang baik mampu mencerminkan sosok pemimpin
yang baik pula bagi anggotanya atau bawahannya (Dr. Vladimir
2017).

Kepemimpinan yang baik mencerminkan kualitas SDM yang


baik pula tentunya. Jika ingin memiliki bawahan yang baik,
tentunya seorang pemimpin harus bisa memberi contoh bagi para
bawahannya, agar mereka dapat meniru serta
mengimplementasikan perilaku dari atasannya.

Menjadi seorang pemimpin tidak semata mata memimpin saja,


namun terdapat gaya - gaya kepemimpinan yang harus dipahami
serta diimplementasikan di dalam kehidupan menjadi seorang
pemimpin. Demi terciptanya seorang pemimpin yang baik dan
berkualitas, dan membawa pengaruh serta perubahan besar yang
baik bagi suatu lembaga, instansi, organisasi profit ataupun non
profit.

66
Berikut beberapa macam gaya kepemimpinan, yakni
diantaranya :

1. Gaya Kepemimpinan Demokratis


Gaya kepemimpinan ini disebut sebagai gaya
kepemimpinan yang terpusat pada anggotanya, kepemimpinan
dengan adanya kesederajatan, kepemimpinan partisipatif dan
kepemimpinan konsultatif. Pemimpin yang mampu
berkonsultasi, berdiskusi kepada anggota atau bawahannya
dalam merumuskan suatu tindakan putusan secara bersama –
sama.

2. Gaya Kepemimpinan Delegatif


Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri tersendiri, yakni sosok
pemimpin ini jarang memberikan arahan, pembuat keputusan
diserahkan kepada bawahan, dan anggota organisasi tersebut
diharapkan dapat menyelesaikan segala permasalahannya
sendiri. Gaya kepemimpinan delegatif ini merupakan sebuah
gaya kepemimpinan yang dijalankan oleh pimpinan bagi
bawahannya yang memiliki kemampuan agar dapat
menjalankan aktivitasnya untuk sementara waktu tidak dapat
dilakukan oleh pimpinan karena alasan tertentu.

3. Gaya Kepemimpinan Birokratis


Pada umumnya, sosok pemimpin yang birokratis ini akan
membuat segala keputusan itu berdasarkan dari aturan yang
telah berlaku. Segala kegiatan mesti terpusat kepada pimpinan
dan sedikit saja diberikan kebebasan kepada orang lain dalam
bertindak, itupun tidak boleh melepaskan diri dari ketentuan
yang sudah berlaku.
Judul | 67
Ciri gaya kepemimpinan birokratis, salah satunya yakni
bahwa pimpinan menentukan segala keputusannya yang
berhubungan dengan seluruh pekerjaannya dan
memerintahkan bawahannya agar dapat melaksanakannya.

4. Gaya Kepemimpinan Laissez Faire


Gaya kepemimpinan ini mendorong pada kemampuan
anggota / bawahan dalam mengambil inisiatif. Kurang interaksi
dan kontrol yang dilakukan oleh sang pimpinan, sehingga gaya
tersebut hanya dapat berjalan jika para bawahannya dapat
memperlihatkan tingkat kompetensi ataupun keyakinan dalam
mengejar suatu tujuan. Dalam gaya kepemimpinan ini,
pemimpin sedikit sekali dalam menggunakan kekuasaannya
atau dalam arti lain membiarkan anggotanya / bawahannya
untuk berbuat sesuka hatinya.

5. Gaya Kepemimpinan Otoriter


Gaya kepemimpinan otoriter biasanya mengarah pada
tugas. Dengan adanya tugas yang diberikan oleh suatu
organisasi atau lembaga, maka kebijaksanaan dari lembaganya
ini perlu diproyeksikan dalam bagaimana ia memerintah
kepada para bawahannya, agar mendapatkan kebijaksanaan
dan dapat tercapai dengan baik. Pada hal ini, peran bawahan
hanya menjadi suatu mesin yang sekedar digerakkan sesuai
dengan kehendaknya sendiri, inisiatif yang datang dari
bawahannya sekalipun tidak diperhatikan sama sekali.

6. Gaya Kepemimpinan Kharismatik


Gaya kepemimpinan ini mampu enarik hati orang lain.
Mereka akan terpesona pada tingkah laku yang memberikan
aura positif serta mampu membangkitkan semangat orang lain.
Sosok pemimpin kharismatik memiliki aura yang baik, serta

68
energi daya tarik yang mampu mempengaruhi orang lain
(Kartono, 2010). Sosok pemimpin yang kharismatik biasanya
akan sangat dikagumi oleh banyak orang. Karenanya, sosok
pemimpin yang memiliki tipe ini tentu akan sangat disegani
oleh siapapun, termasuk para bawahannya.

7. Gaya Kepemimpinan Diplomatis


Pada umumnya, pemimpin bertipe ini begitu sabar serta
sanggup dalam menerima tekanan. Mereka dapat menerima
perlakuan yang tak menyenangkan. Hanya pemimpin yang
dengan menggunakan kepribadian putih inilah yang mampu
melihat kedua sisi dengan jelas. Gaya kepemimpinan ini
biasanya memiliki empati yang tinggi terhadap suatu
pernasalahan dari bawahannya, sopan, serta murah hati dalam
segala bentuk kebaikan – kebaikan yang ada pada diri
pemimpin tersebut. Orang – orang akan datang karena
kehangatannya terlepas dari kekurangannya.

8. Gaya Kepemimpinan Administratif


Gaya kepemimpinan administratif ini terkesan kaku dan
kurang inovatif dalam memandang aturan. Sikapnya sangat
konservatif serta terlihat takut sekali dalam mengambil resiko
dan cenderung mencari aman.

9. Gaya Kepemimpinan Analitis


Pada gaya kepemimpinan ini, biasanya dalam pembuatan
keputusan didasarkan pada suatu proses analisis, teruutama
analisis logika dari setiap informasi yang didapatkan. Gaya ini
cenderung lebih menekankan pada rencana – rencana rinci dan
jangka panjang.
Judul | 69
10. Gaya Kepemimpinan Entrepreneur
Gaya kepemimpinan ini menaruh perhatian pada
kekuasaan serta hasil akhir. Gaya kepemimpinan model ini
biasanya selalu mencari pesaing dan menargetkan suatu
standar yang tinggi.

11. Gaya Kepemimpinan Visioner


Gaya kepemimpinan visioner yaitu gaya kepemimpinan
yang memiliki visi atau tujuan kuat, dapat memberi arti tujuan
pada suatu usaha kerja yang dijalankan bersama. Hal ini
dilakukan dengan cara memberikan arahan dan makna
berdasarkan pada visi yang jelas.

12. Gaya Kepemimpinan Situasional


Gaya kepemimpinan situasional ini yaitu bahwa suatu gaya
kepemimpinan seorang pemimpin dapat berbeda – beda,
tergantung dari seperti apa tingkat kesiapan para anggota atau
bawahannya, tergantung situasi dan kondisi pula.

13. Gaya Kepemimpinan Militeristik


Gaya kepemimpinan ini hampir sama dengan gaya
kepemimpinan otoriter. Dimana gaya pemimpin ini senantiasa
bertindak sebagai diktator terhadap anggota kelompoknya.
Adapun sifat dari gaya kepemimpinan ini yaitu lebih banyak
dalam menggunakan sistem perintah atau komando, keras,
menuntut adanya kedisiplinan dan kaku dari para anggota atau
bawahannya, tidak menghendaki adanya saran, usul, maupun
kritikan dari bawahannya.

70
C. DAFTAR PUSTAKA
Abdul Goffar. 2018. “MANAJEMEN DALAM ISLAM (PERSPEKTIF AL-
QUR’AN DAN HADITS),” 35–58.

Aliyudin, Ahmad. 2018. “Asas Dan Fungsi Kepemimpinan,” 122–39.

Amin, Moh. 2019. “Kepemimpinan Dalam Islam.”

Arrias, Julio Césas, Diana Alvarado, and Manuel Calderón. 2019. “No 主
観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関連指標
に関する共分散構造分析 Title” 3 (1): 5–10.

Badu, Syamsu Q, and Novianty Djafri. 2017. Kepemimpinan Perilaku


Organisasi.

Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE., MM. 2017. MANAJEMEN


KEPEMIMPINAN ISLAM.

Dr. Vladimir, Vega Falcon. 2017. “Gaya Kepemimpinan Dan Kinerja


Karyawan.” Gastronomía Ecuatoriana y Turismo Local. 1 (69): 5–
24.

Etharina, Lathifah, Ariska Pebiyanti Lilis, and Faiz Firmansyah Nur. 2021.
“KEPEMIMPINAN ISLAM BERDASARKAN DALIL-DALIL SYAR’I: AL-
QURAN DAN HADITS” 2 (9): 1522–30.

Judul | 71
Farihan S. Muhammad. 2020. “KARYA TULIS ILMIAH MANAJEMEN DAN
KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM.” Suparyanto Dan Rosad (2015 5
(3): 248–53.

Haryono, Siswoyo. 2015. Intisari Teori Kepemimpinan.

Hasibuan, Patricia Diana, Susanti Embong Bulan, Wempie Jules


Lintuuran, and Bobby Kurnia Putrawan. 2019. “Journal of
Theology and Christian Education” 1.

Herlambang, Saifuddin. 2018. PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN DALAM


AL-QUR ’ AN Sebuah Kajian Hemeurtika ( Meluruskan Salah
Paham Tentang Memilih , Mema ...

Istiyanto, S Bekti. n.d. “KEPEMIMPINAN ( LEADERSHIP ),” 1–6.

Kepemimpinan, Definisi Kepemimpinan. 2000. “Kepemimpinan 1.,” no.


1995: 1–15.

Kurniawan, Paulus, and Made Kembar Sri Budhi. 2017. “Smart


Leadership (Aspek-Aspek Pemahaman Seorang Pemimpin).”

Masniati. 2015. “KEPEMIMPINAN DALAMISLAM” 2: 41–75.

Mattayang, Besse. 2019. “Tipe Dan Gaya Kepemimpinan: Suatu


Tinjauan Teoritis.” JEMMA | Journal of Economic, Management
and Accounting 2 (2): 45.
https://doi.org/10.35914/jemma.v2i2.247.

Mujiono, Imam. 2018. “Kepemimpinan Dan Keorganisasian.”


Kepemimpinan Dan Keorganisasian 53 (9): 1689–99.

Mulyani, Dini. n.d. “Kepemimpinan,” 1–7.

Nidawati. 2019. “KEPEMIMPINAN DALAM PERSFEKTIF ISLAM,” 1–22.

72
PLANO DE DISCIPLINA - PROF LEONARDO - POLÍTICAS PÚBLICAS. 2019.
“Tipe Dan Gaya Kepemimpinan Ahmad.” ペインクリニック学会
治療指針2 3 (1): 1–9.

Rahmatullah, Andi. 2021. “Makalah Kepemimpinan,” 1–9.

Sakdiah. 2016. “KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM (KAJIAN


HISTORIS FILOSOFIS ) SIFAT-SIFAT RASULULLAH.”

Siregar, Surahman Amin & Ferry Muhammadsyah. 2015. “Pemimpin


Dan Kepemimpinan Dalam Al-Qur’an,” 29–35.

sugus, permen. 2018. “Kepemimpinan 5 ‘Teori Kepemimpinan.’”


https://doi.org/10.31219/osf.io/bzvqu.

Sulthon, Syahril. 2019. “TEORI -TEORI KEPEMIMPINAN.”

Vivid, Rohmaniyah. 2020. “KONSEP AL-QUR’AN TENTANG


KEPEMIMPINAN.”

Yuliana, Baiturrohma. 2018. “Analisis Karakteristik Pemimpin Yang


Dikagumi Oleh Bawahan” 2 (1).

Judul | 73
BAB 6
TEORI – TEORI
KEPEMIMPINAN
Oleh Nisrina Nur Zihan dan Sri Mulyani

A. PENDAHULUAN
Kepemimpinan adalah topik klasik suatu bahasa, tetapi juga cukup
sulit untuk diterjemahkan karena begitu kuat mengisyaratkan bahwa
organisasi tertentu sedang berlangsung. Kualitas esensialnya adalah
pikiran yang tetap. Masalah kepemimpinan cukup aman untuk dibahas
karena tidak ada yang bisa dibicarakan di luar populasi
manusia.Terlebih lagi di dunia saat ini yang semakin rusak secara moral
dan mental. Ibaratnya, semakin sulit menemukan pemimpin yang baik
(good leader).

74
Dibutuhkan kepemimpinan yang kuat bagi suatu organisasi untuk
mencapai tujuannya. Kepemimpinan adalah suatu prosedur yang
mempersulit orang untuk melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan
harapan. Kepemimpinan adalah sebuah alat/sarana atau suatu proses
dalam analisis dalam organisasi untuk membujuk orang lain agar
bersedia melakukan sesuatu secara sukarela/suka cita dalam mencapai
sasaran organisasi.
Secara umum diterima bahwa tujuan suatu bagian adalah untuk
menyakiti dan mempermalukan orang lain. Ada beberapa faktor yang
bisa membuat orang sakit, antara lain ancaman, penghargaan, otoritas,
dan bujukan. Ancaman apapun akan membuat bawahan berkedut dan
menghancurkan semua sasaran. Kepemimpinan itu pengertiannya lebih
luas dalam kekuatan karena kepemimpinan adalah upaya
mempengaruhi orang tidak sekedar melakukan apa yang diinginkan
atasan tetapi juga untuk mencapai tujuan/sasaran organis
Jika informasi lebih lanjut diberikan, pertimbangkan seberapa
penting pemimpin dan individu kunci dalam kelompok organisasi
tertentu. Jika terjadi konflik atau perselisihan di antara individu-
individu di dalam kelompok yang bersangkutan, pimpinan organisasi
akan mencari cara lain untuk memecahkan masalah tersebut guna
memastikan perdamaian dan keharmonisan dapat tercapai.

B. PEMBAHASAN
A. Definisi Teori Kepemimpinan
Teori Kepemimpinan Menurut Para Ahli. Para ahli yang
mengemukakan gagasan-gagasannya merupakan bentuk dari teori

Judul | 75
kepemimpinan. Para ahli pun memiliki pendapat masing-masing
mengenai teori kepemimpinan, berikut ini :
A. Moejiono (2002)
Moejiono menyatakan bahwa kepemimpinan adalah satu-
satunya bahaya karena pemimpin mungkin memiliki kualitas yang
tepat yang berbeda dari orang yang mereka layani. Sesuai dengan
Ahli Teori Sukarela (Ahli Teori Induksi Kepatuhan), kepemimpinan
secara konsisten disebut sebagai pemaksaan atau pendesakan
pengaruh yang cepat dibentuk untuk memenuhi kebutuhan
pemimpin. “Sebaik-baiknya pemimpin adalah mereka yang kamu
cintai dan cintai kamu, kamu berdoa untuk mereka dan mereka
berdoa untuk kamu,” sebagaimana sabda Rasulullah saw.
Pemimpin buruk-buruk adalah orang yang berteman dengan Anda
dan juga berteman dengan Anda; kalian berdua saling mengenali.
Muslim (HR).
B. Wahjosumidjo (1987:11)
Menurut Wahjosumidjo, teori penguasa adalah sesuatu yang
diterapkan pada diri penguasa dan terdiri dari saringan-saringan
tertentu, seperti: kepribadian (kepribadian), kemampuan
(kemampuan), dan kesanggupan (kemampuan). Pemimpinan juga
mencakup rangkaian kegiatan pemimpin yang tidak dapat didata.
dalam kaitannya dengan perilaku, kedudukan, dan gaya
pemiliknya sendiri. Kepemimpinan adalah proses komunikasi atau
interaksi antara pemimpin, pengikut, dan situasi. ( Menurut Peran
Kepemimpinan Spiritual Dan Media S, n.d) .

B. Teori – Teori Kepemimpinan

76
Teori sifat, teori perilaku, dan teori kompetensi kepemimpinan
bentuk ketiga pada dasarnya adalah tiga jenis teori. Teori
kepemimpinan keseluruhan terdiri dari tiga teori ini. Rincian
berikut dapat digunakan untuk menggambarkan tiga teori:
1). Karena berpendapat bahwa pemimpin dilahirkan, bukan
diciptakan, teori sifat sering disebut sebagai teori genetik.
Menurut pandangan ini, keberadaan seorang pemimpin
dapat dinilai berdasarkan sifat-sifat yang diperoleh sejak
lahir dan diturunkan melalui keluarga. Menurut pandangan
ini, pemimpin dapat dikenali berdasarkan ciri atau kualitas
yang dimilikinya. Metode ini berpendapat bahwa sifat-sifat
tertentu, seperti fisik, kemampuan bersosialisasi, dan
kecerdasan (kecenderungan), yang merupakan sifat bawaan
seseorang, diperlukan untuk kepemimpinan yang baik.
orang. Menurut teori kepemimpinan ini, premis
mendasarnya adalah bahwa kepemimpinan yang efektif
memerlukan serangkaian karakteristik tertentu yang
menjamin kesuksesan situasi apa pun. Kepribadian seorang
pemimpin menentukan seberapa baik mereka dapat
memimpin. tanpa (KEPEMIMPINAN) Ilustrasi teori
karakteristik adalah gagasan bahwa seorang pemimpin
dapat memimpin dan memperlakukan bawahannya
seefektif mungkin berdasarkan sifat, kemampuan, dan
temperamennya sendiri sambil tetap mendapatkan rasa
hormat dari mereka semua.
2). Teori Perilaku
Gagasan ini bertujuan untuk menggambarkan apa yang
dilakukan oleh seorang pemimpin yang baik, bagaimana
Judul | 77
mereka berkomunikasi, menetapkan tugas, dan
menginspirasi pengikut. Gagasan ini berpendapat bahwa
seseorang dapat melatih dan meningkatkan diri untuk
menjadi seorang pemimpin yang unggul, terlepas dari
karakteristik yang sudah dimilikinya. Oleh karena itu,
seorang pemimpin dapat dikembangkan melalui
pengalaman atau dengan melihat apa yang dilakukan oleh
seorang pemimpin yang efektif. Seorang pemimpin tidak
dilahirkan untuk menjadi seorang pemimpin. Menurut
pendekatan ini, pemimpin harus dilihat sebagai hubungan
antara individu dan bukan sebagai sifat atau kualitas dari
orang tertentu. Akibatnya, kapasitas seorang pemimpin
untuk interaksi interpersonal dan membangun hubungan
merupakan faktor kunci dalam menentukan keberhasilan
pemimpin tersebut.
3). Teori Ekologi
Menurut pandangan ini, kemunculan pemimpin
merupakan fungsi dari konteks, lingkungan, dan waktu.
Menurut teori lingkungan, kepemimpinan mengacu pada
strategi situasional yang bertujuan menawarkan model
normatif. Gagasan ini memberikan penjelasan umum
mengapa lingkungan dan gaya kepemimpinan yang
diterapkan seorang pemimpin berdampak signifikan pada
seberapa baik dia melakukan tugasnya. Gaya yang berbeda
digunakan untuk berbagai keadaan. Menurut teori
lingkungan, seorang individu harus mampu memodifikasi
model gaya kepemimpinannya agar sesuai dengan
kebutuhan dan keadaan saat itu. Akibatnya, ketika keadaan
dan keadaan berubah, model dan gaya kepemimpinan juga
berubah. Karena efektivitas kepemimpinan seorang

78
pemimpin akan terbatas jika dia tidak beradaptasi dengan
tuntutan zaman. Akibatnya, ketika berhadapan dengan
berbagai skenario, seorang pemimpin akan menggunakan
gaya kepemimpinan yang sesuai dengan keadaan yang
dihadapi. Perilaku ini dapat dipelajari dari proses
pembelajaran dan pengalaman pemimpin. Bagaimana cara
kerja teori Jalan-Tujuan Dalam berbagai pengaturan kerja,
sikap seorang pemimpin mempengaruhi motivasi dan
produktivitas karyawannya.

Gagasan ini berkembang dari teori motivasi harapan,


yang menurutnya dorongan pekerja didasarkan pada
antisipasinya bahwa pencapaian standar yang tinggi akan
menghasilkan hasil yang bermanfaat. juga untuk mencegah
hasil yang tidak diinginkan. Menurut teori jalur, perilaku
(atau "gaya") seorang pemimpin berdampak pada
seberapa baik kinerja karyawannya di tempat kerja. Oleh
karena itu, situasi dan kondisi yang berubah menuntut
perubahan peran gender dan model kepemimpinan.
Karena upaya pemimpin tidak akan memberikan hasil yang
maksimal jika tidak berubah sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Tingkah laku dalam gaya kepemimpinan ini
dapat dipelajari dari proses belajar dan pengalaman
pemimpin tersebut, sehingga setiap pemimpin dalam
menghadapi situasi yang berbeda akan menggunakan gaya
kepemimpinan yang sesuai dengan situasi tersebut. Teori
Path-Goal menjelaskan bagaimana seorang individu dapat
meningkatkan motivasi dan kinerja bawahannya dalam
berbagai lingkungan kerja. Teori yang mendasari dikenal
Judul | 79
sebagai teori harapan motivasi, dimana motivasi karyawan
tergantung pada harapan bahwa tingkat kinerja yang tinggi
akan menghasilkan hasil yang positif. Dan untuk
melindungi diri Anda dari hasil negatif. Teori Path
menjelaskan bagaimana perilakum (gaya) Salah satu
eksekutif menurunkan kondisi kerja mereka.
Dalam teori Path-Goal, ada delapan jenis hasil yang
terukur :
a) Kepemimpinan direktif; ini mirip dengan gaya
kepemimpinan otokratis Lipit dan White. Anggita paham
betul apa maksud pimpinan untuk dirinya dan reward yang
ditawarkan. Seorang individu tidak memiliki kesempatan
untuk berpartisipasi dalam mengklaim kembali pendapat.
b) Kepemimpinan suportif adalah jenis kepemimpinan
yang dengan mudah mengidentifikasi dan mengidentifikasi
perbedaan antara masing-masing pemimpin.
c) Kepemimpinan partisipatif didefinisikan sebagai
kepemimpinan yang meramalkan saran-saran atau gaya
pendapat bagi anggota kelompok, tetapi juga
menyampaikannya dalam penjabaran keputusan.
d) Kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi, di mana
pemimpin memberikan kepercayaan kepada setiap
karyawan yang mereka butuhkan untuk mencapai tujuan,
hasil, atau standar kinerja yang diinginkan. (Usman, 2019)
Inti dari teori ini adalah bahwa produktivitas
merupakan fungsi dari motivasi untuk berproduksi pada
tingkat tertentu. Motivasinya mempertimbangkan
persyaratan yang spesifik untuk tujuan yang diinginkan dan
berfungsi sebagai titik awal untuk penggunaan sumber
daya yang tersedia secara produktif.
1. Teori Implisit
80
Teori kepemimpinan yang efektif didasarkan
pada asumsi dan asumsi esensial tentang ciri-ciri
pemimpin yang efektif. Teori implisit biasanya
mencakup gagasan stereotip dan prototipe tentang
ciri, keterampilan, atau perilaku yang relevan. Tujuan
dari proyek ini adalah untuk meningkatkan
keterampilan kepemimpinan dari berbagai jenis
penguasa (misalnya manajer, politikus, perwira
militer). Teori ini dikembangkan dan dimurnikan seiring
waktu sebagai hasil dari pengalaman aktual dalam
berbagai para pemimpin, keterpaparan dalam tentang
pemimpin sastra yang efektif, dan pengaruh sosial
budaya lainnya.
2. Teori Manusia Hebat
Menurut teori ini, pemimpin yang kuat adalah
yang memiliki berbagai ciri-ciri individu yang sangat
berbeda dengan kebanyakan manusia lainnya. Individu
yang bersangkutan menunjukkan karisma, pengertian,
kebijaksanaan, dan dalam membuat berbagai
keputusan yang memberi dampak besar bagi sejarah
manusia, dapat menggunakan kekuatan yang
dimilikinya. Karisma sendiri mengidentifikasi keadaan
pribadian seseorang yang dibawa oleh individu pribadi,
daya tarik, yang dibekali dengan keterampilan
komunikasi dan persuasi antarpribadi yang tidak
konvensional. Menurut Carlyle, penggaris besar akan
mati saat dibutuhkan karena keadaan, sehingga
penggaris ini tidak mungkin dibangun. Transformasi
Teoretis Prinsip teori ini didukung oleh temuan
Judul | 81
penelitian tentang adanya contoh kegagalan eksekutif
dimana seorang eksekutif yang kemudian memenuhi
syarat sebagai pemimpin transformasional
menginspirasi anggota lain dari organisasi untuk
mencapai tujuan yang melampaui yang ditetapkan oleh
organisasi. Pemimpin transformasi juga berfungsi
sebagai pemimpin visioner yang mendorong organisasi
sumber daya manusia untuk menuju tujuan yang telah
ditetapkan bagi diri mereka sendiri. Lebih jauh dari
sebelumnya, pemimpin mentransformasi agama dan
filosofi kewibawaan dalam melancarkan
kepemimpinannya.
3. Teori Transformasi
Hipotesis ini didasarkan pada studi tentang
adanya perilaku kepemimpinan, di mana pemimpin
transformasional mendorong sumber daya manusia
lainnya di dalam organisasi untuk melampaui apa yang
diinginkan organisasi.
Pemimpin visioner yang mengajak sumber
daya manusia perusahaan bergerak ke arah visi yang
dimiliki pemimpin adalah pemimpin transformasi.
Agar dapat memimpin secara efektif,
pemimpin transformasional lebih mengandalkan
karisma dan kekuatan.
4. Berteori Neokarismatik
paradigma kepemimpinan yang memberi
penekanan kuat pada makna simbolik dari daya tarik
emosional dan loyalitas pengikut yang intens.
5. Teori kepemimpinan karismatik
Menurut gagasan ini, ketika para pengikut
menyaksikan seorang pemimpin menunjukkan
82
tindakan-tindakan tertentu, mereka mengembangkan
ciri-ciri kualitas kepemimpinan heroik.
QS. Al-Baqarah Ayat 30:
‫ض خَ لِيفَةً قَالُوا َأتَجْ َع ُل فِيهَا َم ْن يُ ْف ِس ُد فِيهَا‬
ِ ْ‫ك ِل ْل َماَل ِئ َك ِة ِإنِّي َجا ِع ٌل فِي اَألر‬ َ ُّ‫ِإ ْذ قَا َل َرب‬
)30:‫ك قَا َل ِإنِّي َأ ْعلَ ُم َما الَ تَ ْعلَ ُمونَ (البقرة‬َ َ‫ك َونُقَدِّسُ ل‬
َ ‫ك ال ِّد َما َء َونَحْ نُ نُ َسبِّ ُح بِ َح ْم ِد‬
ُ ِ‫َويَ ْسف‬

Artinya: "Ingatlah apa yang dikatakan Tuhanmu


kepada para malaikat ketika Dia menyatakan, "Aku
akan mengangkat khalifah di bumi."
Bahkan jika kami terus memuji-Mu dengan
pujian dan mensucikan-Mu, mengapa Anda ingin
menciptakan (menghasilkan seorang khalifah) di muka
bumi yang akan menimbulkan masalah dan
menumpahkan darah?Aku benar-benar tahu apa yang
tidak kamu ketahui, kata Tuhan."

Judul | 83
DAFTAR PUSTAKA

KEPEMIMPINAN. (n.d.).
No Title 一 teori teori kepemimpinan. (n.d.).
Peran_Kepemimpinan_Spiritual_Dan_Media_S. (n.d.).
Usman, H. (2019). Kepemipinan Efektif (hal. xii+290).
.(1386). Teori Teori Kepemimpinan.
https://deepublishstore.com/materi/teorikepemimpinan/
#:~:text=Menurut%20Wahjosumidjo%2C%20teori
%20kepemimpinan%20adalah,)%20dan%20kesanggupan
%20(capability).

84
BAB 7
PENDEKATAN DAN MODEL
KEPEMIMPINAN
Oleh Ahmad Sadeli

A. PENDAHULUAN

Keberhasilan suatu organisasi atau kelembagaan dihasilkan buah


dari pekerjaan yang ditanggungjawabkan oleh seorang pemimpin yang
mana pemimpin tersebut pasti mempunyai sifat-sifat kepemimpinan
yang mendukung suatu pekerjaan agar tercapainya tujuan dan cita-cita
yang dimiliki oleh sebuah organisasi atau lembaga.

keberadaan seorang pemimpin dalam organisasi ataupun lembaga


termasuk di dalamnya lembaga pendidikan dalam tugas dan fungsinya
Judul | 85
dituntut untuk memiliki kebijaksanaan dan wawasan yang luas,
terampil dalam berbagai disiplin ilmu.

Maka, keberhasilan kerja yang diciptakan oleh seorang pemimpin


akan mempengaruhi kinerja bawahannya untuk menentukan kemajuan
untuk mencapainya kesuksesan individu maupun bersama. Namun,
selain memiliki wawasan dan kebijaksanaan tidaklah cukup untuk
seorang pemimpin.

Seorang pemimpin dituntut terampil dalam ilmu agama, mampu


menanamkan sikap dan pandangan serta wajib menjadi suri tauladan
pemimpin yang baik serta menjadi tauladan bagi bawahannya dan
orang disekitarnya.

Tidak semua pemimpin yang kita sering temui memiliki sifat


kepemimpinan yang sesuai dengan pemimpin tersebut. Pada dasarnya,
sifat kepemimpinan tersebut ada karena telah diwariskan atau
diturunkan dari yang sebelumnya, bukan atas dasar latihan.

Untuk menjadi seorang pemimpin yang mempunyai sifat


kepemimpinan ada baiknya kita mengetahui masalah yang berkaitan
dengan kepemimpinan ada beberapa pendekatan yang dilakukan.
Maka dari itulah saya menyusun makalah ini guna menambah wawasan
dan menambah pengetahunan yang kaitannya dengan Pendekatan dan
Model Kepemimpian.

B. PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN PEMINGPIN DAN MODEL KEPEMINGPINAN

86
Dilihat dari bahasa indonesia “pemimpin” sering disebut pemuka,
pelopor, pembina, panutan, penghulu, pembimbing, pengurus,
penggerak, ketua, kepala, dan sebagainya. Sedangkan istilah memimpin
digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang berkaitan
dengan kemampuannya memengaruhi orang lain dengan berbagai
cara.

Selanjutnya jika dilihat dari sisi bahasa inggris menjadi “leader”.


Yang mempunyai tugas untuk me-lead pada rekan-rekannya.
Sedangkan makna “lead” itu sendiri adalah:

1. Loyality adalah seorang pemimpin harus mampu


membangkitkan loyalitas rekan kerjanya dan memberikan loyalitasnya
dalam kebaikan
2. Educate adalah seorang pemimpin mampu untuk mengedukasi
rekan-rekannya dan mewariskan tacit knowledge pada rekan-rekannya.
3. Advice adalah memberikan saran dan nasihat dari permalahan
yang ada.
4. Discipline adalah memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan
menegakkan kedisiplinan dalam setiap aktivitasnya.

Sedangkan kepemimpinan pada dasarnya adalah kemampuan


menggerakkan, memberikan motivasi dan mempengaruhi orang-orang
agar bersedia melakukan tindakan-tindakan yang terarah pada
pencapaian tujuan melalui keberanian mengambil keputusan tentang
kegiatan yang harus dilakukan. Kemampuan mengambil keputusan itu
mengandung arti apa yang harus dilakukan dan bagaimana
melakukannya.

Judul | 87
Dari pengertian di atas kepemimpinan mengandung beberapa
unsur yaitu:

1. Kepemimpinan melibatkan orang lain dan adanya situasi


kelompok atau organisasi tempat pemimpin dan anggotanya
berinteraksi.
2. Didalam kepemimpinan terjadi pembagian kekuasaan dan proses
memengaruhi bawahan oleh pemimpin, dan
3. Adanya tujuan bersama yang harus dicapai.

Adapun keberhasilan menjadi seorang yang pemimpin dan


berkemimpinan tentu ada ciri-ciri khusus yaitu kepemimpinan yang
baik memiliki sifat yang manusiawi, memandang jauh kedepan
(visioner), inspiratif (kaya kan gagasan), dan percaya diri. Dengan kata
lain, pendidikan yang baik akan selalu memiliki pemimpin yang baik
pula yaitu pemimpin yang sesuai dengan ciri-ciri kepemimpinan.

B. Pendekatan kepemimpinan

Setelah kita mengetahui arti pemimpin dan kepemimpinan yang


didalamnya telah menunjukkan kepada kita bahwa dalam mempelajari
masalah kepemimpinan terdapat beberapa pendekatan atau teori.
Pendekatan itu dibedakan menjadi lima macam, yaitu teori
kepemimpinan awal yang terdiri atas pendekataan bawaan, sifat-sifat
fisik, dan pendekatan latihan; teori kepemimpinan sifat; teori
kepemimpinan situasional; teori kepemimpinan kontigensi; dan teori
kepemimpinan path goal.

Akan tetapi carrol dan tosi merangkum pendapat-pendapat para


ahli seperti tersebut diatas menjadi tiga pendekatan/teori
kepemimpinan saja, yaitu: pendekatan sifat, pendekatan perilaku, dan
88
pendekatan situasional. Ketiga pendekatan kepemimpinan inilah yang
akan menjadi fokus pembicaraan.

1. Pendekatan Sifat-Sifat

Telah dikemukakan bahwa keberhasilan atau kegagalan seorang


pemimpin banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh sifat-sifat yang
dimiliki oleh seorang pemimpin. Sifat-sifat itu ada pada seseorang
karena pembawaan atau keturunan.

Jadi menurut pendekatan ini, seseorang menjadi pemimpin karena


sifat-sifatnya yang dibawa sejak lahir, bukan karena dibuat atau dilatih.
Thierauf dan kawan-kawan mengemukakan 16 sifat kepemimpinan
yang baik, yaitu kecerdasan, inisiatif, daya khayal, bersemangat,
optimisme, individualisme, keberanian, keaslian, kesediaan menerima,
kemampuan berkomunikasi, rasa perlakuan yang wajar terhadap
sesama, kepribadian, keuletan, manusiawi, kemampuan mengawasi,
dan ketenangan diri.

Meskipun telah banyak penelitian tentang sifat-sifat


kepemimpinan, hingga saat ini para peneliti tersebut tidak berhasil
menemukan satu atau sejumlah sifat yang dapat dijadikan sebagai
ukuran untuk menentukan membedakan pemimpin dan bukan
pemimpin.
Berdasarkan pemikiran bahwa keberhasilan atau kegagalan
pemimpin ditentukan oleh sikap dan gaya kepemimpinan yang
dilakukan oleh pemimpin yang bersangkutan yang tampak dalam
kegiatan sehari-hari. Seperti cara membimbing dan mengawas hingga
membina bawahan, cara mengambil keputusan, dan sebagainya.
Judul | 89
Pendekatan perilaku inilah yang selanjutnya melahirkan berbagai
teori tentang tipe atau gaya kepemimpinan. Beberapa teori adalah

a. Teori Tannenbaum dan Schmid

Dilukiskan sebagai suatu kontinum yaitu dua gaya kepemimpinan


yang ekstrem, yaitu otokratis dan laissez faire. Otokratis yaitu tekanan
orientasinya diarahkan kepada tugas atau tercapainya tujuan organisasi
atau lembaga. sedangkan laissez faire yaitu orientasinya lebih kepada
memberikan kesempatan kepada bawahannya bekerja bebas tanpa
kekangan.

b. Teori Ohio

Mempelajari bagaimana seseorang pemimpin menjalankan


tugasnya. Dari hasil penelitiannya dikemukakan adanya dua macam
perilaku kepemimpinan yaitu initiating structure ( sturktur tugas ) dan
consideration (tenggang rasa).

Initiating structure adalah cara pemimpin melukiskan hubungannya


dengan bawahan dalam usaha menteapkan pola organisasi, saluran
komunikasi, dan metode atau prosedur yang akan dipakai. Sedangkan
consideration adalah perilaku yang berhubungan dengan
persahabatan, saling mempercayai, saling menghargai, dan keintiman
hubungan antara pemimpin dan bawahannya. Adapun ciri-ciri kedua
perilaku kepemimpinan itu adalah:

1) Mengutamakan tercapainya tujuan organisasi


2) Mementingkan produksi yang tinggi
3) Lebih banyak melakukan pengarahan
90
4) Memiliki sikap bersahabat
5) Mengutamakan pengarahan diri, disiplin diri, dan pengontrolan
diri.

3. Pendekatan Situasional

Pendekatan ini didasarkan atas asumsi bahwa keberhasilan


kepemimpinan suatu organisasi tidak hanya dipengaruhi oleh perilaku
dan sifat-sifat pemimpin saja, karena tiap-tiap organisasi itu memiliki
ciri-ciri khusus dan unik.

Pendekatan situasional atau kontingensi didasarkan pada asumsi


bahwa keberhasilan seorang pemimpin selain ditentukan oleh sifat-
sifat dan perilaku pemimpin juga dipengaruhi oleh situasi yang ada
dalam organisasi.

C. Model Kepemimpinan

Model kepemimpinan kdidasarkan pada pendekatan yang mengacu


kepada hakikat kepemimpinan yang berlandaskan pada perilaku dan
keterampilan seseorang yang berbaur, kemudian membentuk gaya
kepemimpinan yang berbeda. Beberapa model kepemimpinan yaitu:

1. Model kepemimpinan Kontingensi Fielder

Teori ini dikembangkan oleh fiedler dan chemers. Keberhasilan


pemimpin bergantung pada diri pemimpin maupun kepada keadaan
organisasi. Menurut fiedler tak ada gaya kepemimpinan yang cocok
untuk semua situasi, serta ada tiga faktor yang perlu dipertimbangkan,
Judul | 91
yaitu hubungan antara pimpinan dan bawahan, struktur tugas serta
kekuasaan yang berasal dari organisasi

Berdasarkan tiga dimensi tersebut, fiedler menentukan dua jenis


gaya kepemimpinan yaitu, gaya kepemimpinan yang mengutamakan
tugas dimana ketika pemimpin merasa puas jika tugas bisa
dilaksanakan. Selanjutnya gaya kepemimpinan yang mengutamakan
pada hubungan kemanusiaan yang menunjukkan bahwa efektifitas
kepemimpinan bergantung pada tingkat pembauran antara gaya
kepemimpinan dengan tingkat kondisi yang menyenangkan dalam
situasi tertentu.

2. Model Kepemimpinan Tiga Dimensi

Ada tiga dimensi yang dapat dipakai untuk menentukan gaya


kepemimpinan, yaitu perhatian pada produksi atau tugas, perhatian
pada orang, dan dimensi efektifitas dan gaya tersebut dapat menjadi
efektif dan tidak efektif, tergantung pada situasi. Gaya yang efektif
yaitu:

a. Eksekutif adalah seorang pemimpin yang menjadi motivator bagi


bawahannya tanpa mengenal perbadaan yang dimiliki setiap individu
b. Developer adalah seorang pimpinan yang mempunyai
kepercayaan yang tinggi terhadap orang-orang yang bekerja dalam
organisasinya, dan sangat memperhatikan pengembangan mereka
sebagai individu.
c. Otokratis yang baik (benevolent autocrat) adalah pimpinan ini
mengetahui secara tepat apa yang ia inginkan dan bagaimana
memperoleh yang diinginkan tersebut tanpa menyebabkan
ketidakseganan di pihak lain.

92
d. Birokrat adalah pimpinan ini sangat tertarik pada peraturan-
peraturan dan menginginkan peraturan tersebut dipelihara serta
melakukan control situasi secara teliti.

Maka, dapat disimpulka bahwa perbedaan utama antara


kepemimpinan transformasional dengan kepemimpinan transaksional
dapat didefiniskan yakni transformasional menjelaskan hubungan
antara atasan dan bawahan yang didasari dengan nilai-nilai, keyakinan
dan asumisi-asumsi mengenai visi dan misi organisasi. Sedangkan
transaksional yaitu hubungan antara atasan dan bawahan berupa
proses transaksi dan pertukaran yang bersifat ekonomis.

C. DAFTAR PUSTAKA
Abdul Wahab, Umiarso. 2011. Pemimpin Pendidikan Dan
Kecerdasan Spiritual.
Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA
Engkoswara, Aan Komariah. 2012. Administrasi
Pendidikan.Bandung: Penerbit
Alfabeta
Nawawi, Hadari. 1984. Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT
Gunung Agung
Purwanto, Ngalim. 2007. Administrasi Dan Supervisi Pendidikan.
Bandung: PT
Remaja Rosdakarya

Judul | 93
Rivai, Veithzal, Dkk. 2013. Pemimpin Dan Kepemimpinan Dalam
Organisasi.
Jogjakarta: PT Raja Grafindo
Sagala, Syaiful. 2013. Administrasi Pendidikan Kontemporer.
Bandung: Penerbit
Alfabeta

BAB 8
CIRI-CIRI PEMIMPIN VISIONER
Oleh Maha Toyibah dan Muhamad Faisal N

A. PENDAHULUAN
B. PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepemimpinan Visioner

94
Visi menggambarkan masa depan yang sempurna,
mungkin menyinggung ingatan masyarakat saat ini dan
aktivitasnya di masa depan, dan juga menyinggung perubahan.
Visi adalah kumpulan frasa yang mengungkapkan tujuan atau
aspirasi organisasi untuk masa depan. Cara lain untuk
mengatakannya adalah dengan mengatakan bahwa "keinginan
untuk menjadi" organisasi diungkapkan dalam visi. Selain itu,
visi memastikan kelangsungan hidup dan kesuksesan jangka
panjang. (Somad and Priansa 2014)
Pemimpin masa depan adalah mereka yang memiliki
visi yang jelas untuk masa depan. Orang sering menyebut para
eksekutif ini sebagai pemimpin visioner yang mempraktekkan
kepemimpinan visioner. Kapasitas pemimpin untuk
membayangkan dan mengkomunikasikan masa depan yang
masuk akal dan menarik bagi perusahaan atau unit organisasi
yang selalu berkembang dan menjadi lebih baik dikenal sebagai
kepemimpinan visioner. (Komariah and Triatna 2006)

Menurut beberapa definisi yang diberikan di atas,


kepemimpinan visioner adalah kapasitas pemimpin untuk
menghasilkan, merumuskan, mengkomunikasikan,
mensosialisasikan, mengubah, dan menerapkan pemikiran
ideal yang berasal dari dirinya sendiri atau sebagai hasil
interaksi sosial di antara pemangku kepentingan dan anggota
organisasi yang diyakini mewakili cita-cita organisasi.
B. Peran Kepemimpinan Visioner
Karena dialah yang benar-benar mengimplementasikan
rencana tersebut, prinsip tersebut sangat penting untuk
kepemimpinan visioner. Empat peran visioner. Berikut peran
Judul | 95
yang dilakukan dalam kepemimpinan kepala sekolah dan yang
lainnya:
a. Penentu Arah (Direction Setter)
Posisi dimana seorang pemimpin menguraikan visinya
memilih tujuan atau sasaran yang akan dicapai di masa depan,
dan melibatkan guru, staf, dan karyawan lainnya segera.
Pemimpin (kepala sekolah) tersebut menetapkan arah,
mengkomunikasikannya, menginspirasi guru, staf, dan pekerja
lainnya, meyakinkan mereka bahwa apa yang mereka lakukan
adalah hal yang benar, dan mendorong partisipasi di semua
tingkatan dan dalam semua tahapan upaya menuju masa
depan. (Somad and Priansa 2014)
Pada dasarnya, kapasitas kepala madrasah untuk
menentukan arah dicapai melalui pengungkapan visi,
menginspirasi guru, dan memotivasi staf. , staf, dan karyawan
lainnya untuk memenuhi kewajibannya, dan membujuk guru,
staf, dan karyawan lainnya untuk melakukan hal yang sama.
b. Agen Perubahan (Agent of Change)
Fungsi penting kedua dari Pemimpin (kepala sekolah)
visioner adalah sebagai agen perubahan. Pemimpin sekolah
yang efektif harus terus-menerus menyesuaikan diri dengan
perubahan yang dapat diperkirakan dan dapat dibalikkan.
(Mulyono 2009)
Sebagai agen perubahan, kepala madrasah harus
senantiasa siap menyesuaikan diri dengan perubahan yang
prospektif dan dapat diubah yang mungkin berdampak pada
tuntutan, pilihan, dan keinginan konsumen.
c. Juru Bicara (Spokes Person)

Guru dalam peran advokat untuk tujuan harus


menyampaikan pesan yang menginspirasi semua anggota staf

96
akademik untuk berpartisipasi dan mempengaruhi visi sekolah
baik secara internal maupun publik. Sebagai wakil kepala
sekolah, ia harus memberikan pesan atau informasi yang
mengajak semua guru, staf, dan pekerja lainnya untuk
berpartisipasi dan berkontribusi pada tujuan sekolah, baik
internal maupun eksternal. Kepala sekolah visioner juga harus
menjadi pelatih yang efektif. Untuk mewujudkan visi tersebut,
kepala sekolah harus beroperasi sebagai sebuah tim. Untuk
mencapai keberhasilan atau mewujudkan tujuan sekolah,
kepala sekolah memaksimalkan kapasitas semua sumber daya
sekolah untuk berkolaborasi dan mengkoordinasikan tindakan
mereka.

d. Pelatih (Coach)
Menjadi pemimpin yang visioner harus mampu
menjadi pelatih yang baik, juga mengarahkan kerja sama dalam
organisasi untuk mencapai tujuan. Dimulai dari
memaksimalkan seluruh sumberdaya manusianya hingga pada
akhirnya visi dari organisasinya tersebut tercapai. (Somad and
Priansa 2014)
C. Kompetensi Kepemimpinan Visioner
Kepemimpinan dengan visi membutuhkan
keterampilan khusus. Pemimpin visioner perlu memiliki
setidaknya 10 keterampilan tambahan yang lebih menyeluruh
terkait dengan kualitas pemimpin sekolah visioner, seperti yang
dijelaskan di bawah ini:
a) Gambaran yang Jelas (Visualizing)
Tujuan sekolah harus jelas bagi kepala sekolah,
begitupun dengan organisasi lainnya yang juga harus dapat
Judul | 97
memperkirakan kapan tujuan tersebut dapat dicapai (jangka
waktu). Pemimpin (kepala sekolah) visioner
mempertimbangkan tidak hanya di mana institusi mereka
berdiri hari ini tetapi juga di masa depan. Dapat disimpulkan
bahwa kepala madrasah harus mempertimbangkan hal ini.
Harus mempertimbangkan situasi madrasah dalam jangka
pendek, menengah, dan panjang.
b.) Pemikir Masa Depan (Futuristic Thinking)
Kepala sekolah guru adalah perencana peramalan. Saat
menetapkan rencana, perhatikan berbagai aspek tambahan
yang mungkin berdampak pada pencapaian target, seperti
budaya perusahaan, prosedur organisasi, teknologi, dan
sumber daya manusia. Sebagaimana dapat disimpulkan dari
uraian di atas, kapasitas kepala madrasah dalam
merencanakan sesuatu memperhatikan apa yang menjadi
potensi madrasah untuk mencapai tujuan madrasah.
c.) Kapasitas Perencanaan (Menunjukkan Pandangan ke
Depan)
Kepala sekolah adalah perencana peramalan. Saat
menetapkan rencana, perhatikan berbagai aspek tambahan
yang mungkin berdampak pada pencapaian target, seperti
budaya perusahaan, prosedur organisasi, teknologi, dan
sumber daya manusia. Sebagaimana dapat disimpulkan dari
uraian di atas, kapasitas kepala madrasah dalam
merencanakan sesuatu memperhatikan apa yang menjadi
potensi madrasah untuk mencapai tujuan madrasah.
d.) Perencana yang terorganisir (Perencanaan Proaktif)
Pemimpin sekolah yang inovatif memiliki tujuan dan
rencana pelaksanaan yang jelas. Karena pemimpin (kepala
sekolah) visioner dapat meramalkan atau memperhitungkan
rintangan masa depan dan membuat rencana darurat untuk
98
menyiasatinya, dia harus selalu aktif memantau sejauh mana
rencana tersebut dilaksanakan dan memahami apa yang perlu
dilakukan. rintangan yang akan dia temui
e.) Pemikir Kreatif
Pemimpin (kepala sekolah) visioner berusaha untuk
berpikir kreatif dan cerdik ketika menghadapi tantangan,
memperhatikan kekhawatiran, peluang, dan masalah untuk
menciptakan solusi alternatif (Donni Juni Priansa dan Rismi
Somad, 2010: 49). Ketika seorang kepala sekolah ditantang
untuk berpikir kreatif dan inovatif untuk mencari jalan keluar
atau solusi, maka kemampuan kepala sekolah untuk menjadi
pemimpin yang berpikir kreatif ditunjukkan.
f.) Mengambil Resiko
Pemimpin visioner yang berani mengambil risiko
melihat kegagalan sebagai peluang daripada kemunduran.
Pemimpin visioner yang berani mengambil risiko bersedia
mengambil risiko dan bahkan meremehkan konsekuensi dari
pilihan mereka.

g.) Penggabung Proses (Process Alignment)

Pemimpin visioner mahir dalam menghubungkan


tujuan pribadi mereka dengan tujuan perusahaan. Itu dapat
langsung mengoordinasikan tugas dan upaya masing-masing
departemen di seluruh perusahaan. Kecepatan penyelarasan
tugas dan pekerjaan masing-masing bidang dalam organisasi
yang dipimpinnya menunjukkan kapasitas kepala sekolah untuk
penyelarasan proses.

h.) Pembangun Koalisi (Coalition Building)


Judul | 99
Pemimpin visioner menyadari bahwa membangun
hubungan positif baik di dalam maupun di luar organisasi
sangat penting untuk mencapai tujuan mereka. Dia secara
teratur mencari kemungkinan untuk berkolaborasi dengan
berbagai tim, departemen, dan organisasi. Keaktifan prinsipal
dalam mencari peluang dan bekerja sama dengan pihak lain
untuk mencapai tujuan organisasi merupakan wujud dari
kemampuan kepala sekolah untuk berkoalisi.
i.) Pembelajaran Berkelanjutan
Pemimpin visioner harus mampu berpartisipasi secara
konsisten dalam pelatihan dan bentuk pengembangan lainnya,
baik secara pribadi maupun profesional. Eksekutif visioner
harus dapat terus-menerus terlibat dalam kesempatan belajar
baik di dalam maupun di luar perusahaan. Pemimpin visioner
mampu menganalisis setiap kontak, apakah itu positif atau
negatif, untuk memahami konteksnya. Pemimpin dengan visi
dapat mencari peluang untuk bekerja sama dan berpartisipasi
dalam inisiatif yang memajukan pengetahuan, menguji asumsi,
dan menumbuhkan kreativitas. Kemampuan kepala madrasah
untuk belajar terus menerus ditunjukkan dengan keterlibatan
mereka dalam pelatihan internal dan eksternal.
j.) Merangkul Perubahan (Embracing Change)
Pemimpin visioner menyadari bahwa kemajuan dan
pertumbuhan membutuhkan perubahan. Ketika perkembangan
yang tidak terduga atau tidak diinginkan ditemukan, pemimpin
visioner secara aktif mencari tahu bagaimana perubahan
tersebut dapat menguntungkan. 2009 (Mulyono)
Kapasitas Kemampuan pemimpin (kepala sekolah)
untuk mengatasi masalah yang muncul setelah perubahan yang
tidak diinginkan menunjukkan betapa memalukannya
pergantian kepala madrasah.
100
D. Ciri-ciri Kepemimpinan Visioner
Kepala sekolah dengan gaya pemimpin yang visioner
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Komitmen Terhadap Nilai Spiritual


Dedikasi terhadap prinsip-prinsip spiritual kualitas yang
paling terlihat dari seorang pemimpin visioner. Kepala sekolah
menunjukkan integritas moral, memancarkan vitalitas, dan
memiliki keinginan yang kuat untuk mengambil tindakan. Detail
tentang teks khusus ini disediakan.
b. Visi yang Memotivasi
Memiliki visi yang dapat menginspirasi berarti mampu
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sekolah, disertai
dengan inspirasi dari masa depan yang memberi semangat
serta petunjuk-petunjuk khusus bagaimana melakukannya.
c. Koneksi positif
Sumber daya yang paling berharga bagi sekolah di
mata pemimpin (kepala sekolah) visioner adalah interaksi yang
baik dengan semua orang, yang ditunjukkan dengan
kepedulian mereka terhadap orang lain. Pemimpin visioner
mendorong kolaborasi dan membina komunitas orang-orang
yang memiliki tujuan dan makna yang sama.
d. Inovatif
Pemimpin (kepala sekolah) yang berpikiran maju tidak
takut untuk mencoba hal baru. Dia memiliki kemampuan untuk
mengubah paradigma, terutama yang ketinggalan zaman, dan
kemudian menghasilkan pemikiran konseptual, sistemik,
strategis, dan terapan dalam strategi inovatif (Priansa, n.d.)

Judul | 101
Dari beberapa ciri kepemimpinan visioner di atas,
dapat disimpulkan bahwa ketaatan pada prinsip-prinsip
spiritual merupakan ciri yang paling menonjol. karena
berpegang pada prinsip-prinsip spiritual adalah cara untuk
menjadi lebih dekat dengan Tuhan.
E. Langkah Visionary Leadership
a) Penciptaan Visi
Sebagai hasil dari pemikiran inovatif pemimpin, yang
mencerminkan profesionalisme dan pengalaman
pribadi, atau sebagai hasil diskusi mendalam dengan
pengikut atau anggota staf lainnya, visi tercipta. Visi ini
berupa ide-ide ideal tentang tujuan organisasi masa
depan yang ingin kita wujudkan bersama.. (Indonesia
2011)
Mulyadi kemudian mengidentifikasi dua fase dalam
pengembangan visi tersebut, yaitu:
1) Trendwatching
Adalah keterampilan prediksi yang sangat
berkembang. Kemampuan untuk mendekatkan diri
kepada Tuhan sebagai kekuatan supranatural yang
luar biasa yang dapat mempengaruhi tingkah laku
seseorang dalam menginterpretasikan gejala serta
kompetensi dalam subjek yang digelutinya,
kepekaan terhadap sinyal alam dan perubahan,
serta memiliki potensi untuk menangkap signifikansi
suatu gejala.
2) Envisioning
Adalah kapasitas pimpinan untuk menciptakan
visi berdasarkan pengamatan terhadap
kecenderungan perubahan yang akan terjadi di

102
masa depan. Membayangkan adalah proses di
mana kita dapat mengungkapkan gagasan yang
melampaui ranah saat ini, sesuatu yang akan kita
ciptakan yang belum pernah ada sebelumnya, atau
keadaan baru yang belum pernah kita temui
sebelumnya (Komariah dan Triatna 2006).
b) Perumusan Visi

Kepemimpinan visioner dalam tugas


pembentukan visi adalah kesadaran akan pentingnya visi
yang diungkapkan secara jelas sehingga menjadi
komitmen seluruh personel untuk mewujudkannya,
sehingga pemimpin berupaya mengelaborasi informasi,
cita-cita, atau ide-ide personel lain dalam forum
komunikasi intensif, yang pada akhirnya mengarah pada
kristalisasi visi organisasi. Visi harus dinyatakan dengan
jelas dan tegas, serta perumusannya harus melibatkan
semua pihak terkait. Tahapan kegiatan harus mencakup
pembentukan dan perumusan visi oleh tim pimpinan,
pengembangan strategi melalui konsensus, dan
pengembangan sikap dan tekad yang berkomitmen
penuh untuk mencapai visi sebuah aktualitas.

c) Transformasi visi
Kapasitas untuk menjalin ikatan kepercayaan
yang kuat dengan para pemangku kepentingan sambil
bekerja menuju visi bersama untuk menumbuhkan rasa
memiliki dan memiliki.
d) Eksekusi visi

Judul | 103
Kapasitas pemimpin untuk menjelaskan dan
mewujudkan visi menjadi tindakan yang memungkinkan
visi untuk di implementasikan (Indonesia 2011).
Wujudnya dapat berupa susunan program kerja

C. DAFTAR PUSTAKA

Indonesia, Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan


Indonesia. 2011. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Komariah, Aan, and Cepi Triatna. 2006. “Visionary Leadership Menuju


Sekolah Efektif.”

Mulyono, Mulyono. 2009. “Educational Leadership: Mewujudkan


Efektifitas Kepemimpinan Pendidikan.” UIN-Maliki Press.

Priansa, Juni. n.d. “Donni Dan Rismi Somad. 2014.” Manajemen


Supervisi Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah.

104
Somad, Rismi, and Donni Juni Priansa. 2014. “Manajemen Supervisi
Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah.” Bandung: Alfabeta.

Wahyudi, D R. 2009. “Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam


Organisasi Pembelajar (Learning Organization).” Alfabeta: Bandung.

BAB 9
PENGEMBANGAN
KEPEMIMPINAN
Oleh Neng Zila Wildayani dan Raynalda Visca
Juniar

Judul | 105
A. PENDAHULUAN
Hal yang utama dalam kehidupan manusia yaitu
kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan proses membuat orang lain
yang dibawah pimpinan bisa berperilaku baik, patuh dan atau taat
terhadap piimpinannya. Dengan dilaukannya kepemimpinan ini tentu
saja memiliki tujuan tertentu (Amin 2019). Di dalam kegiatan
kepemimpinan tentu saja banyak masalah yang akan dihadapi oleh
pemimpin tersebut salah satunya yaitu meghadapi karakter-karakter
berbeda orang yang dipimpinnya. Karena itulah para pemimpin
haruslah bekerja dengan keras agar bisa mengenal karakter
bawahannya masing-masing.
Pekerjaan sebagai pemimpin bukanlah pekerjaan yang mudah.
Mereka harus memberi contoh baik, memiliki keterampilan dan
menjadi teladan bagi orang yang dipimpinnya,karena dengan begitu
maka orang-orang dapat mengikuti apa yang diperintahkan oleh
pemimpin demi tercapainya tujuan organisasi. Bahasan mengenai
kepemimpinan begitu penting, bahkan terdapat beberapa ayat dan
hadist yang menjelaskan mengenai kepemimpinan. Namun demikian,
Ketiadaan kepemimpinan menjadi sumber munculnya problem-
problem masyarakat, bahkan masalah kemanusiaan secara umum
(Sakdiah 2016).
B. PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN DINAMIKA KEPEMIMPINAN
Dinamika memiliki arti yaitu kekuatan atau gerak yang
biasanya dimiliki oleh sekumpulan individu yang dapat membuat
suatu perubahan di dalam tatanan kehidupan masyarakat tersebut
(GUNASTRI, 2012).
Sementara itu kepemimpinan disebut dengan leadership
dalam bahasa Inggris. Dalam istilah morfologi, leadership
merupakan kata yang berasal dari kata kerja yaitu to lead .
maksud dari kata tersebut yaitu memimpin, menggiring atau
106
membawa, ataupun mengarahkan. Ada pelopor manajemen saat
ini (modern) yaitu Peter Drucker mengatakan begitu pentingnya
suatu peranan dari kepemimpinan manajer didalam suatu
organisasi, dikarenakan seorang pemimpin harus memiliki
kemampuan yang dapat merubah suatu keadaan serta membuat
semua impian maupun cita-cita organisasi itu dapat terwujudkan
sesuai dengan harapan. (Haryono, 2015).
Adapun pengertian kepemimpinan menurut bebrapa para
ahli adalah sebagai berikut:
1. Miftah Thoha menyebutkan bahwa kepemimpinan ialah suatu
proses untuk mempengaruhi perilaku seorang individu, atau
disebut juga seni dalam mempengaruhi perilaku seseorang,
baik itu kelompok individu maupun perseoranagn.
2. Tanembaum dan Massarik juga mengatakan kepemimpinan
merupakan suatu proses ataupun fungsi dari suatu peran yang
sifatnya memerintah.
3. Harold Kontz menjelaskan bahwa kepemimpinan merupakan
pengaruh, seni ataupun proses mempengaruhi orang lain
sehingga mereka itu akan memiliki niat untuk berusaha dalam
mencapai tujuannya atau tujuan kelompok dengan antusias
dan juga kemauan.
4. Syaiful Sagala, mengatakan bahwa kepemimpinan itu berasal
dari kata pemimpin, maksudnya ialah orang yang dikenal oleh
serta melakukan usaha untuk memengaruhi para bawahannya
atau pengikutnya untuk membuat visinya tercapai.
5. Kartini Kartono juga menjelaskan kepemimpinan itu
merupakan cabang dari kelompok ilmu administrasi negara
yang mana didalamnya ada suatu hubungan manusia yang
mana hubungan tersebut dapat memengaruhi para pengikut
Judul | 107
seorang pimpinan. Pengaruh tersebut dapat membuat
bawahan menjadi patuh dan taat yang disebabkan oleh
kewibawaan pimpinan tersebut.
6. Soerjono Soekanto menyebutkan bahwa kemampuan untuk
memengaruhi orang lain yang dilakukan oleh para pimpinan
disebut dengan kepemimpinan. Kemampuan itu dapat
membuat orang lain bersikap atau melaukan perintah seperti
apa yang diinginkan oleh pemimpin tersebut.
7. Sudarwan Danim juga mengemukakan mengenai
kepemimpinan merupakan setiap perbuatan yang biasanya
dilakukan oleh individu ataupun sekumpulan orang (kelompok)
untuk mengkoordinasi serta memberikan arahan kepada
individu atau kelompok lainnya tersebut yang tergabung
didalam wadah atau organisasi tertentu demi mencapai tujuan
sebelumnya yang telah di tetapkan.
8. Sepertiha nya para ahli sebelumnya, Wahyudi mengungkapkan
bahwa kepemimpinan memiliki makna tertentu yaitu sebagai
suatu kemampuan yang dimiliki oleh orang lain dalam
mengarahkan cara kerja maupun pola piker setiap anggota agar
mereka bisa berperilaku atau bersikap mandiri Ketika sedang
melaukan pekerjaan dan pengambilan suatu keputusan untuk
kepentingan pencapaian tujuan (GUNASTRI, 2012).
Oleh karena itu bisa saja dikatakan jika dinamika
kepemimpinan dapat tumbuh dan berkembang serta berubah
sesuai dengan kondisi kehidupan individeu tersebut secara
dinamis. Hubungan manusia bisa saja berubah maupun
berkembang yang menjadikan perwujudan kepemimpinan tersebut
berubah dinamis (IRVAN MUTTAQIEN, WAYAN SUDARTA, 2018)
2. DINAMIKA KEPEMIMPINAN PERSPEKTIF AL_QUR’AN
Kepemimpinan menjadi salah satu perspektif yang begitu
penting dalam Islam. Terdapat ayat serta hadits Nabi SAW yang
108
banyak membahas mengenai Kepemimpinan. Karena salah satu
faktor yang memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap
kehidupan masyarakat ialah pemimpin. Seperti yang sudah kita
ketatahui bahwa permaslahan yang kerap muncul pertama kali
ialah mengenai kepemimpinan seperti contoh ketika Rasulullah
SAW wafat yaitu permasalahan kepemimpinanlah yang pertama
kali muncul, tentang siapa yang bisa dan pantas menggantikan
kedudukan beliau sebagai seorang pemimpin bagi umat manusia.
Di dalam Al-Quran kata pemimpin yang di telusuri melalui
beberapa ayat dengan menggunakan beberapa term istilah seperti
imam/imamah, khalifah, ulu alamr, al mulk dan awliya’ dan dari
termterm tersebut dapat disimpulkan dalam kelompok Makkiyah
dan Madaniyah, sebagaimana Q.S al-Anbiya’ [21]: 73 menjelaskan
tentang a’immah, kata imamah kemudian Q.S Fathir [35]: 39
dengan term khala’if, menjadi kata khalifah serta selanjutnya Q.S
Shad [38]: 26 dengan term khalifah, yang masuk kedalam
klasifikasi ayat makkiyah.
Istilah kepemimpinan berarti Khilafah, Imamah, ataupun
Imaroh di dalam Al-Qur’an yang memiliki arti kualitas seorang
pemimpin ataupun juga upaya dalam memimpin (Sakdiah, 2016).
Dalam istilah lain kepemimpinan Dikenal juga dengan kata “ulil
amri” yang tertuang di dalam surat al-Nisa ayat 59 yang berarti
penguasa, ulama, cendekiawan, pemerintah, pemimpin ataupun
tokoh masyarakat yang menjadi tumpuan manusia (Halim, 2021).
Kepemimpinan yang merupakan suatu proses guna menggerakan
manusia menuju suatu tujuan yang tsudah ditetapkan dengan cara
memotivasi mereka tetapi tidak dengan cara yang memaksa.
Adapun kata kepemimpinan dan pemimpin menjadi suatu

Judul | 109
kesatuan kata yang pada dasarnya tidak terpisahkan maupun itu
secara struktur serta secara fungsinya.
Tetapi pengaplikasian kepemimpinan Islam dalam
perkembangannya saat ini terlihat begitu jauh dari harapan
masyarakat, alasannya dikarenakan para tokoh-tokoh pemimpin
yang terlihat sangat mudahnya kehilangan kendali Ketika
terjadinya konflik yang mana terus-menerus terjadi selama ini.
Harapan para masyarakat saat ini ialah adanya seorang tokoh
muslim yang mampu mewujudkan Negara menjadi negara di
hormati, kuat serta sejahtera dan tokoh tersebut dapat diterima
oleh semua kalangan masyarakat. Namun harapan tersebut
terlihat masih belum bisa terwujudkan (Kurniawatie, 2018).
3. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DINAMIKA KEPEMIMPINAN
Adapun dalam praktiknya, Dinamika kepemimpinan
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :
1) Hubungan Manusiawi dalam Kepemimpinan.
Pada dasarnya dalam menjalankan suatu kepemimpinan
makan akan membutuhkan bentuk seperti hubungan manusiawi
yang bersifat efektif, karena hubungan manusiawi dalam
kepemimpinan merupakan Langkah yang dilakukan oleh seorang
pemimpin ketika memperlakukan bawahannya tersebut.
Hubungan itu akan membuat pimpinan memberikan tanggapan-
tanggapannya seperti contohnya ialah kegiatan apa yang
menunjang atau tidak bagi capaian organisasinya tersebut.
Kegiatan ini bukanlah suatu hal yang bersifat statis, akan tetapi
bisa berubah serta tumbuh/berkembang sehingga aktualisasi
organisasi menjadi dinamis (GUNASTRI, 2012).
Dari pengertian diatas tersebut dapat diketahui bahwa
kegiatan interaksi/komunikasi persuasif yang dilakukan oleh
individu yang melibatkan perasaan danpsikologi disebut dengan
hubungan antar manusia. Dikatakan komunikasi persuasif karena
110
dalam berkomunikasi diharuskan mengerti perasaan masing-
masing dari mereka yang berkomunikasi tersebut, agar hubungan
diantara semua orang yang terlibat akan terasa nyaman dan juga
kondusif, sehingga pada akhirnya kegiatan komunikasi tersebut
lancar dan dapat membuat tercapainya tujuan dengan baik
(Tampubolon, 2022).
Terdapat suatu alat yang harus dipelihara dam kepemimpinan
yaitu hubungan yang efektif antar manusia. Alat tersebut haruslah
dikembangkan karena dukungan dari individu menjadi kunci
keberhasilan suatu kepemimpinan. Artinya Hubungan ini sangat
penting dan menjadi faktor dalam mewujudkan dinamika
kepemimpinan. Nantinya pemimpin akan mendapatkan
kesempatan guna menyerap segala hal baik yang bisa di gunakan
untuk mengembangkan ataupun memajukan oerganisasi itu. Dan
juga orang yang dipimpinnya akan memperoleh kesempatan sama
untuk bisa menyampaikan atau mengemukakan pendapatnya,
kritkan, saran terhadap pimpinannya dan bisa ikut
mengembangkan serta memajukan organisasi tersebut. Keadaan
seperti inilah yang disebut kepemimpinan yang dinamis
(GUNASTRI, 2012).
2) Proses Pengambilan Keputusan
Kegiatan pengambilan keputusan terdiri dari beberapa tahapan
atau Langkah. Tahapan tersebut harus dilakukan agar dapat
tercapainya hasil akhir yang baik. Dalam memilih Langkah alternatif
perlu dilakukan dengan kearifan nalar yang tinggi. Ini dimaksudkan
untuk mendapat informasi yang mendasarkan bukti yang masuk
akal, terpercaya, relevan sesuai dengan tujuan tersebut. Proses
pengambilan keputusan tersebut dapat dilakuakan dengan
meggunakan tahapan-tahapan seperti :
Judul | 111
● Pemantauan lingkungan guna mendapatkan informasi
dalam dan luar
● Merumuskan permaslahan
● Melakukan perincian sasaran keputusan dengan cara
menentukan hasil dari kinerja yang seharusnya dicapai
menggunakan suatu keputusan
● Memeriksa masalah seperti bagaimana sebab dan
penyebab terjadinya suatu permaslahan
● Membuat pemecahan masalah dengan
memprtimbangkan pengalaman-pengalaman
terdahulu
● Mengevaluasi pemecahan masalah
● Memilih cara terbaik dengan menggunakan cara
administrative dan manajerial

Kesimpulannya ialah bahwa pengambilan keputusan yaitu


suatu proses pembuatan pilihan dari beberapa alternatif. Yang
mana keputusan dari seorang pemimpin tidak datang secara begitu
saja, tetapi semuanya melalui suatu proses. Proses pengambilan
keputusan menjelaskan bahwa dinamika kelompok sangat
bergantung pada keputusan yang dtetapkan. Dari proses itulah
dihasilkan juga keputusan-keputusan yang pelaksanaanya menjadi
kegiatan yang berpengaruh langsung terhadap perkembangan
serta kemajuan organisasi. Jadi sudah jelas bahwa dinamika
kepemimpinan sangat dipengaruhi oleh proses pengambilan
keputusan.(GUNASTRI, 2012).
3) Pengendalian Dalam Kepemimpinan
Kegiatan pengendalian di dalam kepemimpinan memiliki
tujuan utama yaitu untuk mendapatkan tanggapan berupa
kesediaan mewujudkan program kerja dari para anggota organisasi
tersebut. Responsa atau tanggapan berarti menunjukan sikap serta
112
tingkah laku yang mentaati/kepatuhan dan juga kesetiaan di dalam
melaksanakan tugas pokok yang menjadi beban kerja masing-
masing. Pemimpin harus menjalin hubungan kerja yang efektif
dengan cara kerja sama dengan orang-orang yang dipimpinnya itu.
Dengan begitu, semua program kerja akan terlaksana dengan
baik berkat bantuan orang-orang yang dipimpin, karena tidak
mungkin bagi setiap pemimpin bekerja sendiri, dan juga tidak
mungkin bertindak dengan kekuasaannya guna memerintah orang
lain semata-mata untuk dirinya sendiri. Kepemimpinan yang
efektif dapat terlaksana secara dinamis, dikarenakan kemampuan
pucuk pimpinan dalam mengambil serta menetapkan keputusan-
keputusan yang dirasakan sebagai keputusan bersama. Keputusan
seperti inilah yang menjadi bagian dari kegiatan pengendalian
dalam kepemimpinan yang membutuhkan suatu proses. Proses
tersebut secara intensif dapat ditempuh melalui rapat-
rapat.dengan tujuan sebagai berikut :
a) Mengumpulkan informasi, pemikiran, maupun pendapat
dalam melaksanakan program kerja organisasi,
b) Mengevaluasi program kerja organisasi tersebut,
c) Memecahkan permasalahan bersama,
d) Menyampaikan informasi dan instruksi, serta memberikan
bimbingan ataupun arahan;
e) Melakukan diskusi, bertanya jawab, menghimpun umpan
balik dan juga memberikan penjelasan-penjelasan, untuk
mengurangi serta menghindari jarak komunikasi antara
pimpinan dengan anggota organisasi.
Dari penjelasan tersebut jelas bahwa pengendalian dalam
kepeminpinan memiliki maksud memelihara norma-norma
ataupun kepribadian serta kode etik organisasi yang mampu
Judul | 113
mengatur dan juga menggerakkan anggotanya pada tujuan
yang hendak akan dicapai. Sedangkan di pihak lain bermaksud
agar norma maupun kepribadian kelompok agar selalu seirama
dengan perkembangan masyarakat, sehingga akhirnya
organisasi bisa berkembang secara dinamis, tetapi tetap
terarah secara tepat pada tujuan Bersama (GUNASTRI, 2012).
4. MODEL-MODEL KEPEMIMPINAN
Seperti yang sudah dipaparkan diatas bahwa kepemimpinan
ialah kegiatan dalam mempengaruhi perilaku orang lain dengan tujuan
tertentu. Kepemimpinan yang merupakan proses mempengaruhi
perilaku seseorang atau manusia sehingga orang lain tersebut dapat
meminta pemimpin untuk mencapai tujuan yang tealah disepakati.

Kepemimpinan tidak lepas dari gaya kepemimpinan. Gaya


kepemimpinan tersebut mencerminkan Tindakan atau kepribadian
pemimpin tersebut. Gaya kepemimpinan dan juag perilaku
kepemimpinan menjadi suatu kunci keberhasilan manajemen dalam
suatu organisasi. Lewin (1939) menjelaskan juga bahwa gaya
kepemimpinan dibagi menjadi tiga kategori utama seperti diantaranya
ialah kepemimpinan demokratis kepemimpinan otoriter serta
kepemimpinan demokratis. Dari setiap kategori ini mempunyai fitur
khusus dan juga khas yang dapat membedakan satu sama lain (Amin,
2019).

114
C. DAFTAR PUSTAKA
Amin, M. (2019). Kepemimpinan Dalam Islam.

GUNASTRI, N. M. (2012). DINAMIKA DAN PERAN KEPEMIMPINAN


DALAM PENGEMBANGAN ORGANISASI.

Halim, ‘A. Adibudin Al. (2021). KEPEMIMPINAN ISLAM (Perspektif


Al-Qur’an Dan Hadits).

Haryono, S. (2015). Intisari Teori Kepemimpinan.

IRVAN MUTTAQIEN, WAYAN SUDARTA, I. M. S. (2018). Dinamika


Kepemimpinan Direktur CV. Dwi Jaya di Desa Sanggalangit
Judul | 115
Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng.

Kurniawatie, N. (2018). DINAMIKA KEPEMIMPINAN DALAM


PRESPEKTIF AL-QUR’AN.

Sakdiah. (2016). KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM


(KAJIAN HISTORIS FILOSOFIS ) SIFAT-SIFAT RASULULLAH.

Tampubolon, M. (2022). DINAMIKA KEPEMIMPINA.

BAB 10
PENGEMBANGAN
KEPEMIMPINAN
Oleh Maulina Siska M dan M. Eko Setiawan

A. PENDAHULUAN

116
Kepemimpinan adalah suatu strategi untuk mendorong orang
bekerja keras sementara kurang memperhatikan tujuan kelompok
(George P Terry). Kepemimpinan adalah strategi mendorong orang
lain untuk bertindak guna mencapai tujuan bersama (H. Koontz dan
C. O'Donnell). Kepemimpinan berasal dari pengaruh antar pribadi
yang diarahkan dalam proses komunikasi ke arah tercapainya
sesuatu tuan (R. Tannenbaum, Irving R, F. Massarik). Biasanya,
eksekutif dan manajer melaksanakan berbagai tugas dengan sangat
teliti. Gaya kepemimpinan seorang pemimpin dalam memimpin
penting untuk menunjang kinerja pegawai di perusahaan.
Diharapkan dengan adanya gaya kepemimpinan yang efektif akan
meningkatkan kinerja pegawai dan memungkinkan mereka
mencapai tujuan dan misinya semaksimal mungkin. Perlu
menggunakan beberapa pendekatan untuk memahami ide ini
dengan lebih mudah. Pendekatan kepemimpinan berdasarkan sifat,
pendekatan kepemimpinan berdasarkan perilaku laku, pendekatan
kepemimpinan berdasarkan teori situasional, pendekatan
kepemimpinan berdasarkan teori penerimaan, itulah beberapa
pendekatan-pendekatan yang telah disebutkan di atas, diantaranya
adalah tanpa (Pengantar et al.) Konsep kepemimpinan sebagian
besar menjadi misteri, dan tidak ada konsensus di antara para
penganutnya tentang apa sebenarnya kepemimpinan itu atau
bagaimana menganalisisnya. Kepemimpinan harus berpegang pada
beberapa prinsip agar versi sempurna berhasil. Kepemimpinan
yang positif dan ideal dapat membantu kelompok dengan
mendorong dan memotivasi individu untuk bekerja sama mencapai
tujuan organisasi dalam kelompok.

B. PEMBAHASAN
Judul | 117
A. Definisi dan Hakikat Kepemimpinan
Menurut Purwanto (2004:24), ada tiga teori kepemimpinan
yang diturunkan dari sejarah lembaga, yaitu:
a). Teori yang berpandangan bahwa kepemimpinan adalah
seperangkat sifat yang telah ada dalam hati setiap
pemimpin sejak lahir; dan teori yang menyatakan bahwa
setiap pemimpin memiliki seperangkat sifat yang unik.
b). Teori yang lebih kontemporer adalah teori yang
menekankan peran anggota organisasi sebagai fungsi
utamanya. Teori ini berhasil karena mengakui bahwa
anggota organisasi bukan hanya kemampuannya atau sifat-
sifatnya, tetapi juga cirri-cirinya dan anggota kelompok
lainnya.
c). Konsep yang lebih kompleks adalah konsep yang tidak
hanya dibahas oleh penelitian psikologis dan sosiologis,
tetapi juga oleh penelitian ekonomi dan politik. Sebagai
aturan umum, para akademisi mendefinisikan
kepemimpinan dalam hal jurnal pribadi mereka sendiri dan
memastikan fenomena yang paling menguntungkan bagi
sangkutan pakar. Adakah tujuan khusus bagi para juru
tulis? Mengadakan bantuan para pemimpin, melatih para
pemimpin, memahami apa yang dilakukan oleh pemimpin,
memahami bagaimana pemimpin dipilih, dan mengukur
keefektifan pemimpin, antara lain (Wahyosumidjo, 2002:18
).

Karena itu, saya tidak dapat memahami definisi kerajaan


yang sangat sempit. Menurut Tannenbaum, Wesler, dan
Massarik dalam Wahjosumidjo (2002:17), “pemimpinan”
adalah kemampuan seorang individu untuk membantu orang
lain dalam situasi tertentu dengan berkomunikasi secara
118
langsung dengan mereka guna mencapai tujuan atau sasaran
tertentu. Meskipun demikian, menurut Ivanchevich (1995:
334), kepemimpinan adalah contoh spesifik penggunaan alat
motivasi daripada hukuman untuk mendorong orang mencapai
tujuan tertentu.
Menurut Sutisna (1993) dan Mulyasa (2004:107),
kepemimpinan adalah suatu proses yang mengganggu
kemampuan individu atau kelompok untuk melaksanakan
tugas-tugas yang dimaksudkan dalam keadaan tertentu. Selain
itu, Mulyasa menegaskan bahwa Kepemimpinan didefinisikan
sebagai kemampuan oleh Supardi (1988). untuk mengerakkan,
mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan,
menasehati, membimbin, menyuruh, memerintah, melarang,
dan bahkan menghukum bila perlu, serta membina dengan
maksud untuk menjadikan manusia sebagai media mana
Alternatifnya.
Menurut Atmosudirdjo dalam Fattah (2004:25),
kepemimpinan adalah suatu jenis seni persuasif yang
melibatkan penyatuan sekelompok orang terkait, biasanya
melalui hubungan interpersonal dan motivasi yang tepat.
(2017) Belakang dkk. Definisi yang sangat bervariasi dalam
artikel ini menunjukkan bahwa kepemimpinan
mempromosikan proses komunikasi yang penting dan kritis.
Selain itu, karakteristik definisi definisi lainnya adalah fokusnya
pada penyelesaian tugas. Efektivitas pemimpin terutama
bergantung pada ukuran ambang target untuk tujuan tunggal
atau gabungan yang bersangkutan. (Kepemimpinan 2003).

Judul | 119
Dijelaskan didalam hadis tentang bagaimana seorang
pemimpin yang bertanggung jawab untuk mensejahterakan
rakyatnya
‫صلَّى‬ َ ‫َار ع َْن َع ْب ِد هَّللا ِ ب ِْن ُع َم َر َأ َّن َرس‬
َ ِ ‫ُول هَّللا‬ ٍ ‫ك ع َْن َع ْب ِد هَّللا ِ ْب ِن ِدين‬
ٍ ِ‫َح َّدثَنَا َع ْب ُد هَّللا ِ بْنُ َم ْسلَ َمةَ ع َْن َمال‬
‫اع َعلَ ْي ِه ْم‬
ٍ ‫اس َر‬ َّ ‫َأْل‬
ِ َّ‫اع َو ُكل ُك ْم َم ْسُئو ٌل ع َْن َر ِعيَّتِ ِه فَا ِمي ُر ال ِذي َعلَى الن‬ ُّ ٍ ‫هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل َأاَل ُكلُّ ُك ْم َر‬
‫ت بَ ْعلِهَا‬ ِ ‫اع َعلَى َأ ْه ِل بَ ْيتِ ِه َوهُ َو َم ْسُئو ٌل َع ْنهُ ْم َو ْال َمرْ َأةُ َرا ِعيَةٌ َعلَى بَ ْي‬
ٍ ‫َوه َُو َم ْسُئو ٌل َع ْنهُ ْم َوال َّر ُج ُل َر‬
‫اع َو ُكلُّ ُك ْم َم ْسُئو ٌل‬
ٍ ‫اع َعلَى َما ِل َسيِّ ِد ِه َوهُ َو َم ْسُئو ٌل َع ْنهُ فَ ُكلُّ ُك ْم َر‬ ٍ ‫َو َولَ ِد ِه َو ِه َي َم ْسُئولَةٌ َع ْنهُ ْم َو ْال َع ْب ُد َر‬
‫ع َْن َر ِعيَّتِه‬

Ibnu Umar r.a. menyatakan: “Saya baru belajar dari


Rasulullah yang pernah saya lihat sebelumnya: setiap orang adalah
pemimpin dan akan tunduk pada kezaliman atas kedudukannya
sebagai pemimpin.” Setiap kepala negara akan dikenakan
pertanggungjawaban terkait prioritas rakyat. Seorang teman akan
menanyakan tentang peraturan kelompok yang bersangkutan.
Setiap isteri yang memasuki rumah suaminy akan ditanyai tentang
status hukum dan pekerjaannya. Mungkin seorang penghuni
rumah tangguy yang hampir mencuri barang-barang keperluan
militer akan menanyakan situasinya. Dan Anda akan segera mulai
mempertanyakan (diminta pertanggungan jawab) hal-hal yang
dipertanyakan. (Muslim, Bucharian).

B. Tindakan Yang Harus Dilakukan Untuk Memperkuat


Kemampuan Pemimpin
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja
seorang pemimpin, antara lain profesi atau organisasi yang
diwakilinya, sifat dan kepribadiannya, sifat dan kepribadian
pengikutnya, serta kekuatan-kekuatannya (Purwanto, 2004:
61). Faktor-faktor ini kemungkinan juga memiliki pengaruh

120
negatif terhadap perkembangan potensinya. Secara internal,
seorang pemimpin dapat terlibat dalam aktivitas yang dapat
membantu mereka meningkatkan kemampuan mereka, seperti
:
a). Terus belajar dari tugas sehari-hari, terutama dari
sudut pandang rekan kerja mereka;
b). Melakukan observasi lapangan terhadap inisiatif
pengelolaan
c). membaca berbagai topik terkait inisiatif yang sedang
dilakukan
d). bersiap untuk musim yang akan datang; dan
e). mengungkapkan ide-ide yang dapat dipertimbangkan
untuk cobbling bersama.

Mulyasa (2004), halaman 127 Fiedler menegaskan


dalam Ivancevich (1995:352) bahwa program pendidikan
dan Pengalaman, atau nasib baik, dapat meningkatkan
kekuatan dan pengaruh seseorang jika situasinya sangat
menguntungkan, seperti halnya bagi pebisnis yang
berfokus pada hubungan mereka daripada mereka yang
terfokus. pada tugas.

Menurut Wahjosumidjo (2002:54), ada tiga cara utama


untuk meningkatkan status lembaga, yaitu: Seleksi pertama
(seleksi) 2.Pelatihan (Pelatihan) (Pelatihan) Situasi Rekayasa 3.
(rekayasa situasi) Dimensi-dimensi 5. Kepemimpinan yang
hadir dalam teori pemimpinan Purwanto (2004:29) oleh David
G. Bowers dan Stanley E.

Judul | 121
Seashore menyebutkan delapan dimensi struktur
kepemimpinan dasar, yaitu:
1). Bantuan (dukungan), yaitu tingkah laku yang
mempunyai nilai jual kembali individu yang tinggi dan
sangat penting
2). Kemudahan interaksi, yaitu tingkah laku yang
mendorong individu-individu dalam suatu kelompok
untuk membangun koneksi yang mencerahkan
3). Tujuan utama, atau tingkah laku, adalah memotivasi
orang untuk mempertimbangkan tujuan kelompok,
yaitu mencapai standar kinerja yang tinggi.
4). Kemampuan untuk bekerja dengan lancar, atau tingkah
laku, yang mendukung pencapaian tujuan melalui
beberapa inisiatif seperti manajemen waktu,
koordinasi, penyediaan sumber daya tertentu, dan
dukungan teknis.
Menurut Purwanto, dua sumbu dimensi kepemimpinan
adalah orientasi sistem dan orientasi individu (2004:28). a)
Orientasi Sistem Orientasi Pribadi produksi - menerapkan
strategi untuk hasil yang produktif Pemberitahuan struktur -
secara esoteric membuatnya terpaksa sendiri dan mengajak
pengikut untuk mengetahui apa yang diharapkan perwakilan
membicarakan dan bertindak sebagai wakil kelompok Asumsi
Peranan- Sebenarnya menurunkan Peranan Kepemimpinan
dibandingkan dengan memberikan Kepemimpinan kepada
Orang Lain Menggunakan keyakinan dan bukti yang efektif
untuk meyakinkan, menonjolkan keyakinan yang kuat.
Purwanto berpendapat bahwa orientasi sistem dan
persona adalah dua orientasi yang mendasari dimensi
kepemimpinan (2004: 28). Orientasi diri sendiri adalah :

122
a). Sistem berpikir Menjadikan produksi sebagai prioritas
dan menerapkan tekanan untuk menghasilkan hasil
Struktur penting: memungkinkan pengikut untuk
memahami harapan dengan jelas mendefinisikan
fungsi sendiri. Perwakilan berdiskusi dan menjalankan
bisnis kelompok. mengambil tanggung jawab dan
secara aktif memimpin daripada menyerahkan kendali
kepada orang lain. Penggunaan keyakinan dan bukti
yang efektif dalam persuasi, bersama dengan rasa
keyakinan yang kuat .
b). Orientasi ke atas, yang melibatkan mempertahankan
hubungan dengan atasan, mengerahkan pengaruh atas
mereka, dan mengincar posisi yang lebih tinggi.
Toleransi kemandirian memungkinkan peserta untuk
mengambil inisiatif, membuat keputusan, dan bertindak
Kemampuan untuk menerima ketidakpastian dan
penundaan tanpa gugup atau tidak yakin tentang diri
sendiri. Memikirkan dan memperhatikan kesejahteraan,
kondisi, dan Purwanto mengklaim bahwa dimensi
kontribusi pengikut. Menuntut perdamaian akan
membantu menyelesaikan perselisihan dan mengurangi
gejolak atau kesalahpahaman sistemik. Akurasi prediksi
menunjukkan pemahaman dan estimasi hasil yang cepat.
Integrasi menjaga kohesi organisasi dan menyelesaikan
perselisihan anggota. (Fatih & Syadzili 2018).
5.

Judul | 123
C. DAFTAR PUSTAKA
Abdul Goffar. 2018. “MANAJEMEN DALAM ISLAM (PERSPEKTIF AL-
QUR’AN DAN HADITS),” 35–58.

Aliyudin, Ahmad. 2018. “Asas Dan Fungsi Kepemimpinan,” 122–39.

Amin, Moh. 2019. “Kepemimpinan Dalam Islam.”

Arrias, Julio Césas, Diana Alvarado, and Manuel Calderón. 2019. “No 主
観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関連指標

124
に関する共分散構造分析 Title” 3 (1): 5–10.

Badu, Syamsu Q, and Novianty Djafri. 2017. Kepemimpinan Perilaku


Organisasi.

Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE., MM. 2017. MANAJEMEN


KEPEMIMPINAN ISLAM.

Dr. Vladimir, Vega Falcon. 2017. “Gaya Kepemimpinan Dan Kinerja


Karyawan.” Gastronomía Ecuatoriana y Turismo Local. 1 (69): 5–
24.

Etharina, Lathifah, Ariska Pebiyanti Lilis, and Faiz Firmansyah Nur. 2021.
“KEPEMIMPINAN ISLAM BERDASARKAN DALIL-DALIL SYAR’I: AL-
QURAN DAN HADITS” 2 (9): 1522–30.

Farihan S. Muhammad. 2020. “KARYA TULIS ILMIAH MANAJEMEN DAN


KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM.” Suparyanto Dan Rosad (2015 5
(3): 248–53.

Haryono, Siswoyo. 2015. Intisari Teori Kepemimpinan.

Hasibuan, Patricia Diana, Susanti Embong Bulan, Wempie Jules


Lintuuran, and Bobby Kurnia Putrawan. 2019. “Journal of
Theology and Christian Education” 1.

Herlambang, Saifuddin. 2018. PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN DALAM


AL-QUR ’ AN Sebuah Kajian Hemeurtika ( Meluruskan Salah
Paham Tentang Memilih , Mema ...

Istiyanto, S Bekti. n.d. “KEPEMIMPINAN ( LEADERSHIP ),” 1–6.

Judul | 125
Kepemimpinan, Definisi Kepemimpinan. 2000. “Kepemimpinan 1.,” no.
1995: 1–15.

Kurniawan, Paulus, and Made Kembar Sri Budhi. 2017. “Smart


Leadership (Aspek-Aspek Pemahaman Seorang Pemimpin).”

Masniati. 2015. “KEPEMIMPINAN DALAMISLAM” 2: 41–75.

Mattayang, Besse. 2019. “Tipe Dan Gaya Kepemimpinan: Suatu


Tinjauan Teoritis.” JEMMA | Journal of Economic, Management
and Accounting 2 (2): 45.
https://doi.org/10.35914/jemma.v2i2.247.

Mujiono, Imam. 2018. “Kepemimpinan Dan Keorganisasian.”


Kepemimpinan Dan Keorganisasian 53 (9): 1689–99.

Mulyani, Dini. n.d. “Kepemimpinan,” 1–7.

Nidawati. 2019. “KEPEMIMPINAN DALAM PERSFEKTIF ISLAM,” 1–22.

PLANO DE DISCIPLINA - PROF LEONARDO - POLÍTICAS PÚBLICAS. 2019.


“Tipe Dan Gaya Kepemimpinan Ahmad.” ペインクリニック学会
治療指針2 3 (1): 1–9.

Rahmatullah, Andi. 2021. “Makalah Kepemimpinan,” 1–9.

Sakdiah. 2016. “KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM (KAJIAN


HISTORIS FILOSOFIS ) SIFAT-SIFAT RASULULLAH.”

Siregar, Surahman Amin & Ferry Muhammadsyah. 2015. “Pemimpin


Dan Kepemimpinan Dalam Al-Qur’an,” 29–35.

sugus, permen. 2018. “Kepemimpinan 5 ‘Teori Kepemimpinan.’”


https://doi.org/10.31219/osf.io/bzvqu.

126
Sulthon, Syahril. 2019. “TEORI -TEORI KEPEMIMPINAN.”

Vivid, Rohmaniyah. 2020. “KONSEP AL-QUR’AN TENTANG


KEPEMIMPINAN.”

Yuliana, Baiturrohma. 2018. “Analisis Karakteristik Pemimpin Yang


Dikagumi Oleh Bawahan” 2 (1).

BAB 11
DALIL-DALIL KEPEMIMPINAN
DALAM ISLAM
Oleh Novi Anggiani dan Yuni Yulianti

Judul | 127
A. PENDAHULUAN
Di dalam al-Qur’an juga banyak menjelaskan tentang
kepemimpinan. Seorang pemimpin memiliki peran yang sangat
penting bagi kehidupan manusia di bumi ini. Tanpa adanya seorang
pemimpin kestabiliatan dalam suatu kelompok akan menjadi lemah
dan mudah terombang-ambing oleh kekuatan dari luar.
Kepemimpinan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan
perihal pemimpin, cara memimpin, sedangkan dalam bahasa arab
dikenal dalam beberapaa istilah, yaitu khalifah, imam, amr, dan
auliya. Kepemimpinan adalah sebuah kemampuan atau kekuatan di
dalam diri seseorang untuk memimpin dan mempengaruhi orang
lain dalam hal bekerja, dimana tujuannya adalah untuk
mencapai target yang telah ditentukan. Dalam Islam, menurut
Abu Sinn, kepemimpinan bermakna yakni bagaimana ajaran Islam
mampu memberikan corak dan arah kepada pimpinan itu, dan
dengan kepemimpinannya mampu mengubah pandangan atau
sikap mental yang selama ini, hingga menghambat dan
menghadap pada sekelompok masyarakat maupun perorangan.
Manusia diciptakan oleh Allah SWT kemuka bumi ini, sebagai
khalifah (pemimpin), oleh sebab itu maka manusia tidak
terlepas dari perannya sebagai pemimpin (Etharina, Lilis, and
Nur 2021).
Pada dasarnya manajemen sudah ada sejak manusia itu ada,
manajemen sebetulnya sama usianya dengan kehidupan manusia,
mengapa demikian, karena pada dasarnya manusia dalam
kehidupan sehari-harinya tidak bisa terlepas dari prinsip-prinsip
manajemen, baik langsung maupun tidak langsung, baik disadarai

128
ataupun tidak disadari. Dalam pandangan Islam, segala sesuatu
harus dilakukan secara rapi, benar, tertib, dan teratur. Pada
dasarnya ajaran islam yang tertuang dalam Al-Qur‟an dan As
Sunnah mengajarkan tentang kehidupan yang serba terarah dan
teratur merupakan contoh konkrit adanya manajemen yang
mengarah kepada keteraturan. Puasa, haji dan amaliyah lainnya
merupakan pelaksanaan manajemen yang monomintal (Abdul
Goffar. 2018). Al-Qur’an dan Hadis Rasulullah saw merupakan
teks yang sangat valid untuk dapat mengetahui hakikat
kepemimpinan secara baik dan utuh, yang dapat menuntun
dan dipedomani manusia dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab kepemimpinan. Dengan demikian, tulisan
ini akan menyajikan tentang dalil-dalil manajemen
kepemimpinan dalam islam (Masniati 2015).

B. PEMBAHASAN
A. Manajemen Dalam Islam
Kata manajemen merupakan tutur kata yang asalnya dari
Inggris, yakni “managemant”, serta berasal dari Bahasa lain seperti:
(1) bahasa Latin, yaitu “managiere”, maknanya melakukan,
melaksanakan, mengurus sesuatu, (2) bahasa Italia, yaitu
“meneggiare”. artinya pelatihan kuda atau secara harfiah
mengendalikan; (3) bahasa prancis yaitu “menege” atau “menege”
artinya perbuatan mengarahkan, memimpin, mengemudikan,
mengatur, memerintah; manage, artinya menangani, menguasai,
menguasai, mengatur, menyelesaikan sesuatu (Farihan S.
Muhammad 2020). Manajemen diartikan ke bahasa Indonesia
sebagai manajemen maupun administrasi. Acuan istilah

Judul | 129
manajemen pada dasarnya sebagai proses melaksanakan kegiatan
dan dilakukan secara efektif dengan pemanfaatan insan lain.

Dalam pandangan Islam, administrasi disebut al-tadbir


(pengendalian). Ini adalah kata turunan pada kata dabbara
(administrasi), di Al-Qur’an terdapat bebebrapa kata tersebut,
misalnya Allah SWT berfirman yang terjemahannya : “Dia
mengatur segala urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu
naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah
seribu tahun menurut perhitunganmu” (As Sajdah : 05).

Dapat kita ketahui dalam kandungan ayat tersebut bahwasanya


Allah SWT ialah penata semesta (Al Mudabbir/manager).
Keharmonian dunia ini ialah tanda keagungan Allah SWT menata
semsta ini. Tetapi atas izin Allah SWT jadilah manusia menjadi
makhluk Allah yang memimpi di dunia ini, serta dialah yang
seharusnya menata serta mengelola dunia dengan sangat baik
seperti Allah SWT menata semsta ini (Abdul Goffar. 2018).

1. Fungsi Manajemen

Perihal manajemen, tentu tak dapat terpisahkan dari empat


unsur yang terdapat didalamnya, diantaranya (POAC) planning,
organizing, activating, serta controlled. Keempat unsur itu
dipaparkan di berbagai ayat Al-Qur'an maupun Hadits. Penulis akan
uraikan satu-persatu agar lebih jelas, yaitu sebagai berikut :
a. Perencanaan, merupakan compositions utama saat ingin
melaksanakan kegiatan elok berupa pandangan atau konsep
kerja untuk mencapai maksud yang ingin didapat serta
memperoleh output yang ideal. Perencanaan merupakan satu
diantarafungsi pertama pada kegiatan manajemen untuk
menggapai hasil akhir secara efektif dan efisien. Tentang

130
seberapa penting perencanaan, terdapat beberapa kerangka
pemikiran yang terdapat pada Al-Qur'an serta Hadits. Satu
diantara ayat Alquran yang berkaitan pada fungsi perencanaan
yaitu Surat Al Hasyr ayat 18 yang terjemahannya: "Wahai
orang-orang yang beriman! bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
dikerjakan untuk hari esok (akhirat); Dan bertakwalah kepada
Allah, sungguh Allah Maha teliti terhadap apa yang kamu
kerjakan." (Q.S. Al Hasyr ayat 18).
b. Pengorganisasian, adalah compositions pengorganisasian,
pengalokasian, dan pendistribusian tugas, kekuasaan, dan
faktor produksi semua anggota organisasi. Organisasi menurut
ajaran Islam tidak hanya sekedar tempat, tetapi lebih
ditekankan pada suatu pekerjaan dikerjakan dengan rapi.
Mekanisme kerja sangatlah ditekankan pada suatu organisasi.
Agama Islam selalu menganjurkan hamba Allah SWT agar
melaksanakan sesuatunya dengan tertata, karena tidak
menutup kemungkinan suatu hal yang benar yang tak tertata
baik dapat dengan mudahnya dihancurkan melalui keburukan
yang tersistematis. Ali Bin Abi Thalib menyampaikan: "Kebaikan
yang tak terstruktur mampu ditumbangkan oleh kebohongan
yang terstruktur." Expositions pengorganisasian sangat
ditekankan pada esensialnya menciptakan perpaduan pada
semua tingkah laku agar tujuan terpenuhi, sebetulnya sudah di
gambarkan di Al-Qur'an. Allah SWT berfirman di Qur’an Surah
Ali Imran ayat 103 yang terjemahannya: “Dan berpegang
teguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah
kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuhan,
Judul | 131
lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-
Nya kamu menjadi bersaudara; sedangkan (ketika itu) kamu
berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu
dari sana. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”.
c. Pelaksanaan, pelaksanaan pekerjaan adalah unsur yang urgrnsi
pada fungsi manajemen di karenakan hal ini ialah suatu upaya
dari beberapa bentuk tingkah laku tersebut, maka dari itu para
anggota kelompok dari atas hingga bawah mengupayakan diri
agar tujuan organisasi tercapai sinkron dengan perencanaan
yang sudah dirundingkan, dengan aturan yang benar serta baik.
Sebenarnya Al-Qur’an sudah meninggalkan petunjuk mengenai
fondasi bagi cara untuk membimbing, mengarahkan atau
memberi isyarat pada gambaran pelaksanaan tersebut. Allah
berfirman pada Surah Al-Kahfi ayat 2 sebagai berikut: “Sebagai
bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksa yang
sangat pedih dari sisi-Nya dan memberikan kabar gembira
kepada orang-orang mukmin, yang mengerjakan kebajikan,
bahwa mereka akan mendapat balasan yang baik” (Q.S al Kahfi
ayat 2).
d. Pengawasan, ialah satu diantara fungsi manajemen yang dalam
pelaksanaannya melakukan perhitungan, apabila diperlukan
pengoreksian agar apa yang dikerjakan oleh bawahan mampu
memberikan arah menuju alut yang tepat dengan hasil akhir
yang sudah tentukan sebelumnya. Pengawasan/pengendalian
adalah suatu proses untuk memabenarkan agar kegiatan yang
dilaksanakan sebenarnya sinkron dengan kegiatan yang telah
dirundingkan. Dalam hal fungsi pengawasan, Allah SWT
berfirman di Alquran seperti berikut: “Dan orang-orang yang
mengambil pelindung-pelindung selain Allah, Allah mengawasi

132
(perbuatan) mereka; adapun engkau (Muhammad) bukanlah
orang yang diserahi mengawasi mereka” (Q.S As Syuura
ayat:6).

B. Kepemimpinan Dalam Islam


Menurut opini agama Islam, kepemimpinan artinya melakukan
bimbingan, menuntun, memandu dengan tujuan memberikan
petujuk arah yang di kehendak Allah SWT. Kepemimpinan dalam
Islam pada mulanya merupakan prinsip akidah. Sebuah akad yang
mengandung makna kesatuan dan kesamarataan, setara dengan
Firman Allah di Surah Al-Maaidah ayat 42: “Mereka sangat suka
mendengar berita bohong, banyak makan (makanan) yang haram
[418]. jika mereka (orang Yahudi) datang kepadamu (Muhammad
untuk meminta putusan), Maka berilah keputusan diantara mereka
atau berpalinglah dari mereka; dan jika engkau berpaling dari
mereka maka mereka tidak akan membahayakanmu sedikitpun.
Tetapi jika engkau memutuskan (perkara mereka), Maka
putuskanlah dengan adil, Sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang adil” (Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE. 2017)
Arti kepemimpinan didalam al-Qur'an diartikan dengan kata
imamah, atau sering disebut dengan istilah imam. Dijelaskan dalam
firman Allah Q.S Al-Baqarah ayat 30 yang terjemahannya: “Dan
(ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, “Aku
hendak menjadikan khalifah di bumi”.Mereka berkata, “Apakah
Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan
menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-
Mu dan menyucikan nama-Mu”. Dia berfirman: “Sungguh, Aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.

Judul | 133
1. Ketentuan yang perlu dipegang oleh para pemimpin :
a. Cakap, maksudnya berarti mampu mengelola anggotanya
dan memprioritaskan kebutuhan bersama dibandingan
kebutuhan diri sendiri.
b. Adil, para pemimpin harus memiliki sikap adil dan tidak
memprioritaskan satu pihak dalam menata para
anggotanya.
c. Jujur, Melaksanakan Kewajiban, Tanggung Jawab serta
Amanah. Dengan selalu bersikap jujur, secara otomatis
pemimpin bisa terbiasa dengan sikap Amanah dan
dipercaya.
d. Rendah hati, sifat sombong tidak sepatutnya dimiliki oleh
pemimpin, akan tetapi sebagai seorangpemimpin perlu
mempunyai sifat tawadu’ dan selalu membaurkan diri
kepada setiap anggotanya (Etharina, Lilis, and Nur 2021)
e. Istiqamah, diartikan sebagai cerminan kualitas hati yang
menghasilkan sikap taat (patuh pada prinsip) serta
pendirian yang kuat agar mampu memelihara serta
menciptakan hal mengarah kepada keadaan yang lebih
elok. Pemimpin yang mempunyai perangai istiqamah
mampu menghargai waktu, taat, memenuhi kewajiban,
tidak mengesampingkan pekerjaan dan tabah dalam
menggapai tujuan kepemimpinan.
f. Terbuka, pemimpin harus bersikap terbuka baik diddalam
maupun diluar.
g. Visioner, selalu belajar dan bertumbuh merupakan sifat
yang harus ada dalam kepemimpinan agar tercapai arti
kehidupan sendiri serta untuk menggapai hasil dan tujuan
organisasi.

2. Prinsip Kepemimpinan
134
a. Musyawarah, musyawarah diutamakan sebagai prinsip
dalam kepemimpinan Islam. Karena melalui musyawarah,
seluruh umat Islam dapat mengikuti proses pengambilan
keputusan, serta pada waktu yang bersamaan musyawarah
juga bertujuan sebagai wadah untuk memantau perilaku
pemimpin apabila menyeleweng dari maksud awal.
b. Adil, seorang pemimpin harus bisa memperlakukan setiap
orang dengan seksama, serta tak memihak.
C. Keleluasaan berpikir. Pompinan yang elok ialah mereka
yang memberi celah dan mengajak anggota kelompok agar
mampu menyampaikan kritik dengan positif. Allah SWT.
bersabda dalam surat Al kahfi (18) ayat 54 yang
terjemahannya: “dan sesungguhnya kami telah
menjelaskan berulang-ulang kepada manusia dalam Al-
Quran ini dengan bermacam-macam perumpamaan.
Tetapi manusia adalah memang yang paling banyak
membantah” (Q.S. Al-Khafi [18]:54).

3. Gaya kepemimpinan dalam islam :


a. Pencari kesenangan. Mereka adalah orang yang mengambil
risiko apabila murka jadi berapi-api atau diam, founder
atau pembuat, mempunyai tutur kata dan cerewet,
semangat, terdorong dan lain-lain.
b. Pencari detail. Mereka menanyakan bagaimana, bakal
mempertanyakan rincian secaraspesifik, memperkirakan
kemampuan anda dengan berapa yang dihabiskan oleh
anda untuk rencana tersebut, sensitif dan teliti, sempurna,
focus pada rincian, pembuat kesimpulan yang cermat.

Judul | 135
c. Pencari hasil. Mereka bertanya kapan serta apa, membuat
pernyataan, memberi tahu kepada orang lain harus
melakukan ap, tidak memaafkan sebuah kekeliruan, tak
mempunyai hati terhadap mereka, menganggap enteng
nasihat mereka, tidak segan-segan untuk mengambil risiko.
d. Pencari Harmonis. Mereka mempertanyakan mengapa,
memelihara ikatan, gaya tutor atau gaya ibu, mempunyai
permasalahan duniawi, berkonsentrasi pada tugas, audiens
yang baik, tidak menyukai permasalahan relational, tidak
berani akan rasa tidak aman dan harus benar (Vivid 2020).

D. Dalil-Dalil Manajemen Kepemimpinan Dalam Islam


Seorang pemimpin perlu menguasai sifat-sifat kepemimpinan
yang baik serta keunggulan tersendiri, seperti:
a. Mempercayai serta bertakwa (Q.S. 25 Al-Furqan: 72-74) “Dan
orang-orang yang tidak memberikan kesaksia palsu, dan
apabila mereka bertemu dengan  (orang-orang) yang
mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah,
mereka berlalu dengan menjaga kehormatan dirinya. Dan
orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat
Tuhan mereka, mereka tidak bersikap sebagai orang-orang
yang tuli dan buta. Dan orang-orang yang berkata, "Ya Tuhan
kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan
keturunan kami sebagai penyenang hati  (kami), dan jadikanlah
kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”
b. Tubuh yang memadai (Q.S. 2 Al-Baqarah 247) “Dan nabi
mereka berkata kepada mereka, “Sesungguhnya Allah telah
mengangkat Talut menjadi rajamu.” Mereka menjawab,
“Bagaimana Talut memperoleh kerajaan atas kami, sedangkan
kami lebih berhak atas kerajaan itu daripadanya, dan dia tidak
diberi kekayaan yang banyak?” (Nabi) menjawab, “Allah telah
136
memilihnya (menjadi raja) kamu dan memberikan kelebihan
ilmu dan fisik.” Allah memberikan kerajaan-Nya kepada siapa
yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.”
c. Kelebihan Batin (Q.S. 3 Ali Imran 159) "Maka berkat rahmat
Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar,
tentulah mereka akan menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena
itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk
mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan
itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad,
maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai
orang yang bertawakal."
d. Keberanian (Q.S. 3 Ali Imran 173) “(Yaitu) orang-orang (yang
menaati Allah dan Rasul) yang ketika ada orang-orang
mengatakan kepadanya, “Orang-orang (Quraisy) telah
mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu
takutlah kepada mereka,” ternyata (ucapan) itu menambah
(kuat) iman mereka dan mereka menjawab, “Cukuplah Allah
(menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung.”
e. Samarata dan tidak berbohong (Q.S 4 An-nisa 53) “Ataukah
mereka mempunyai bagian dari kerajaan (kekuasaan),
meskipun mereka tidak akan memberikan sedikit pun
(kebajikan) kepada manusia,”
f. Bijaksana (Q.S. An-Nahl 38) “Ataukah mereka mempunyai
bagian dari kerajaan (kekuasaan), meskipun mereka tidak akan
memberikan sedikit pun (kebajikan) kepada manusia,”
g. Demokratis (Q.S. 42 Asy Syura 38) “dan (bagi) orang-orang
yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan
melaksanakan salat, sedang urusan mereka (diputuskan)
Judul | 137
dengan musyawarah antara mereka; dan mereka
menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada
mereka,”
h. Penyantun (Q.S. 15 Al Hijr 88) “Jangan sekali-kali engkau
(Muhammad) tujukan pandanganmu kepada kenikmatan
hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di
antara mereka (orang kafir), dan jangan engkau bersedih hati
terhadap mereka dan berendah hatilah engkau terhadap orang
yang beriman.”
i. Istiqomah (Q.S. 46 Al Ahqaf: 13) “Sesungguhnya orang-orang
yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah,” kemudian mereka
tetap istiqamah tidak ada rasa khawatir pada mereka, tidak
(pula) bersedih hati.”

1. Dasar Kepemimpinan Islam


a. Dasar tauhid, atau dasar membangun kalimat keesaan dan
memperlancar tersebarnya Islam untuk semua orang.
Dalam al–Qur’an penalaran ini dibeberkan di berbagai
surah serta ayat, salah satunya adalah Surah Al-Ikhlas ayat
1-4 yang artinya: ”1. Katakanlah (Muhammad) "Dialah
Allah, yang Maha Esa. 2. Allah tempat meminta segala
sesuatu. 3. (Allah) tidak beranak dan tidak pula
diperanakkan, 4. dan tidak ada seorangpun yang setara
dengan Dia." (Q.S. Al-Ikhlas: 1-4).
b. Dasar Persamaan Derajat Sesama Umat Manusia. Di prinsip
ini bahwa dimata Allah SWT derajat manusia itu sana,
namun yang mengecualikan diantara keduanya ialah
keimanan terhadap Allah SWT. Hal ini setara dengan firman
Allah SWT yang terjemahannya: ”Wahai manusia!
sungguh Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan kemudian Kami jadikan kamu
138
berbangsa- bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling
mengenal. Sungguh yang paling mulia diantara kamu disisi
Allah ialah orang yang paling bertaqwa. Sungguh Allah
Maha mengetahui, Maha teliti.” (Q.S. Hujurat:13)
c. Dasar Persatuan Islamiyyah (Ukhuwah Islamiyah), Prinsip
ini untuk membangkitkan serta memperkokoh spirit
kebersamaan dan kesatuan ummat Islam. Prinsip ini
berdasarkan dari al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 103 yang
terjemahannya: “dan berpegang teguhlah kamu semuanya
pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai
berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu
dahulu (masa Jahiliyah) bermusuhan, lalu Allah
mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya
kamu menjadi saudara; sedangkan (ketika itu) berada di
tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari
sana. Demikianlah Allah menerangkan ayatayat-Nya
kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (Q.S. Ali-
Imran:103)
d. Dasar Musyawarah Untuk Mufakat atau Kedaulatan
Rakyat, Allah SWT menekankan urgensinya musyawarah
untuk memutus persoalan, seperti tertuang di Surah Ali
Imran ayat 159 yang artinya: ”Maka berkat rahmat Allah
engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya engkau bersikap keras lagi berhati
kasar, tentulah mereka akan menjauhkan diri dari
sekitarmu. karena itu ma'afkanlah mereka dan
mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246].
kemudian apabila engkau telah membulatkan tekad, Maka
Judul | 139
bertawakkallah kepada Allah. Sungguh Allah mencintai
orang-orang yang bertawakkal.” (Q.S. Ali-Imran: 159).
e. Dasar Keadilan dan Kesejahteraan untuk semua umat.
Berdasarkan prinsip ini, pemimpin perlu menjunjung tinggi
hak yang sama dari semua warga negara. Artinya,
pemimpin mempunyai tanggung jawab untuk melindungi
hak-hak warga negaranya serta mampu memberikan
kesamarataan kepada semua warga negara tanpa kecuali.
Prinsip ini didasari firman Allah SWT yang terjemahannya: :
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan
berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan
Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran
dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar
kamu dapat mengambil pelajaran.” (Q.S. An-Nahl: 90)

2. Landasan kepemimpinan Islam


a. Surah Al-Baqarah ayat 30, Artinya: “Dan (ingatlah) ketika
Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "aku hendak
menjadikan khalifah di bumi." mereka berkata: "apakah
Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan
menumpahkan darah disana, sedangkan kami bertasbih
memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?" Dia berfirman:
"Sungguh aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
(Q.S. Al-Baqarah: 30).
b. Surah an-Nur ayat 55, Artinya: “ Allah telah berjanji kepada
orang-orang yang beriman di antara kalian dan yang
mengerjakan kebijakan, bahwa Dia sungguh akan
menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana
Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka
berkuasa, sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka

140
agama yang telah Dia ridhai bagi mereka, dan Dia benar-
benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam
ketakutan menjadi aman sentosa. mereka tetap
menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan-Ku
dengan sesuatu pun. Tetapi barangsiapa yang (tetap) kafir
setelah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang
fasik.” (Q.S. An-Nur: 55)

c. Surah Shad ayat 26, Artinya: “Allah berfirman “Wahai


Dau!, Sesungguhnya engkau kami jadikan khalifah
(penguasa) di bumi, Maka berilah keputusan (perkara) di
antara manusia dengan adil dan janganlah engkau
mengikuti hawa nafsu, karena akan menyesatkan engkau
dari jalan Allah. Sungguh orang-orang yang sesat dari jalan
Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka
melupakan hari perhitungan.” (Q.S. Shad: 26)
d. Surah An-Nahl ayat 89, Artinya: “Dan (ingatlah) akan hari
(ketika) Kami bangkitkan pada setiap umat seorang saksi
atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan
engkau (Muhammad) menjadi saksi atas mereka. dan Kami
turunkan kitab (Al Quran) kepadamu untuk menjelaskan
segala sesuatu sebagai petunjuk serta rahmat dan kabar
gembira bagi orang yang berserah diri (muslim).” (Q.S. An-
Nahl: 89) (Nidawati 2019).

3. Kepemimpinan Para Nabi


a. Shiddiq

Judul | 141
Kata shadiq (manusia yang tidak berbohong) berasal dari
kata shiddiq (kejujuran), kata shiddiq adalah gambaran
penekanan (mubalaghah) dari shadiq, yang memiliki
pengertian manusia yang selalu berkata benar. Ciri seorang
pemimpin muslim yang memiliki keimanan kokoh
membuat kejujuran (shidiq) sebagai jalan untuk menggapai
keberhasilan. Firman Allah SWT di dalam QS At-Taubah
ayat 119 yang terjemahannya: “Wahai orang-orang yang
beriman! bertaqwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu
bersama orang-orang yang benar.” [QS. At Taubah: 119].
b. Amanah
Baik di Al-Qur'an ataupun Hadits Nabi, yang tidak terhitung
banyaknya ayat yang menerangkan perilahal tersebut.
Beberapa diantaranya adalah QS: Al Anfaal : 27 yang
terjemahaanya : “Wahai orang-orang yang beriman!
janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan (juga)
janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan
kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (QS : Al Anfaal : 27)
QS : Al Mu’minun : 23 yang artinya : “Dan orang-orang
yang memelihara amanatamanat (yang dipikulnya) dan
janjinya”. (QS : Al Mu’minun : 23).
c. Fathonah
Menurut literatur Fathonah memiliki arti pintar tetapi
apabila dilihat lebih jauh Fatonah ini lebih identik dengan
kepintaran, kecerdikan dan kebijaksanaan. Maka tidak
hanya pintar namun juga bijaksana. Kecerdasan pemimpin
tentu didorong dengan pengetahuan yang tinggi.
Pengetahuan untuk pemimpin yang cerdas merupakan
sumbu yang membuat roda kepemimpinannya terus
bergerak. Pemimpin yang cerdas selalu haus akan
pengetahuan, sebab menurutnya hanya dengan
142
kepercayaan dan pengetahuan dia akan mempunyai
derajat tinggi dalam pandangan manusia serta pencipta.
Sebagaimana firman Allah SWT yang terjemahaannya :
“Wahai orang-orang yang beriman! apabila dikatakan
kepadamu: "Berilah kelapangan dalam majlis-majelis",
Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah
kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat
(derajat) orang-orang yang beriman di antar kamu dan
orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah
Maha teliti apa yang kamu kerjakan.” (Q.S Al-Mujadilah:
11)
d. Tabligh
Tabligh merupakan wewenang Rasulullah untuk
memberikan perintah-Nya., sebagaimana yang terdapat
pada Al-Qur’an Surah An-Najm (53) ayat 4 yang
terjemahannya : “Tidak lain (AlQur’an) adalah wahyu yang
diwahyukan (kepadanya).” Menurut ummat Islam tabligh
dapat dijadikan pedoman dalam banyak hal, dan dapat di
artikan sebagai komunikasi yang elok serta terarah untuk
produk dan jasa yang ditawarkan. Komunikasi yang
diberitakan berupa apapun kepada siapapun.
Mempersembahkan pelayanan yang amat baik kepada
semua orang. Itu dapat diartikan sebagai spirit membentuk
kebaikan bersama.

Judul | 143
C. DAFTAR PUSTAKA

Abdul Goffar. 2018. “MANAJEMEN DALAM ISLAM (PERSPEKTIF AL-


QUR’AN DAN HADITS),” 35–58.
Aliyudin, Ahmad. 2018. “Asas Dan Fungsi Kepemimpinan,” 122–39.
Amin, Moh. 2019. “Kepemimpinan Dalam Islam.”
Arrias, Julio Césas, Diana Alvarado, and Manuel Calderón. 2019. “No 主
観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関連指標
に関する共分散構造分析 Title” 3 (1): 5–10.
Badu, Syamsu Q, and Novianty Djafri. 2017. Kepemimpinan Perilaku
Organisasi.
Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE., MM. 2017. MANAJEMEN
KEPEMIMPINAN ISLAM.
Dr. Vladimir, Vega Falcon. 2017. “Gaya Kepemimpinan Dan Kinerja
Karyawan.” Gastronomía Ecuatoriana y Turismo Local. 1 (69): 5–
24.
Etharina, Lathifah, Ariska Pebiyanti Lilis, and Faiz Firmansyah Nur. 2021.
“KEPEMIMPINAN ISLAM BERDASARKAN DALIL-DALIL SYAR’I: AL-
QURAN DAN HADITS” 2 (9): 1522–30.
Farihan S. Muhammad. 2020. “KARYA TULIS ILMIAH MANAJEMEN DAN
KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM.” Suparyanto Dan Rosad (2015 5
(3): 248–53.
Haryono, Siswoyo. 2015. Intisari Teori Kepemimpinan.
Hasibuan, Patricia Diana, Susanti Embong Bulan, Wempie Jules
Lintuuran, and Bobby Kurnia Putrawan. 2019. “Journal of
Theology and Christian Education” 1.
Herlambang, Saifuddin. 2018. PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN DALAM
144
AL-QUR ’ AN Sebuah Kajian Hemeurtika ( Meluruskan Salah
Paham Tentang Memilih , Mema ...
Istiyanto, S Bekti. n.d. “KEPEMIMPINAN ( LEADERSHIP ),” 1–6.
Kepemimpinan, Definisi Kepemimpinan. 2000. “Kepemimpinan 1.,” no.
1995: 1–15.
Kurniawan, Paulus, and Made Kembar Sri Budhi. 2017. “Smart
Leadership (Aspek-Aspek Pemahaman Seorang Pemimpin).”
Masniati. 2015. “KEPEMIMPINAN DALAMISLAM” 2: 41–75.
Mattayang, Besse. 2019. “Tipe Dan Gaya Kepemimpinan: Suatu
Tinjauan Teoritis.” JEMMA | Journal of Economic, Management
and Accounting 2 (2): 45.
https://doi.org/10.35914/jemma.v2i2.247.
Mujiono, Imam. 2018. “Kepemimpinan Dan Keorganisasian.”
Kepemimpinan Dan Keorganisasian 53 (9): 1689–99.
Mulyani, Dini. n.d. “Kepemimpinan,” 1–7.
Nidawati. 2019. “KEPEMIMPINAN DALAM PERSFEKTIF ISLAM,” 1–22.
PLANO DE DISCIPLINA - PROF LEONARDO - POLÍTICAS PÚBLICAS. 2019.
“Tipe Dan Gaya Kepemimpinan Ahmad.” ペインクリニック学会
治療指針2 3 (1): 1–9.
Rahmatullah, Andi. 2021. “Makalah Kepemimpinan,” 1–9.
Sakdiah. 2016. “KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM (KAJIAN
HISTORIS FILOSOFIS ) SIFAT-SIFAT RASULULLAH.”
Siregar, Surahman Amin & Ferry Muhammadsyah. 2015. “Pemimpin
Dan Kepemimpinan Dalam Al-Qur’an,” 29–35.
sugus, permen. 2018. “Kepemimpinan 5 ‘Teori Kepemimpinan.’”
https://doi.org/10.31219/osf.io/bzvqu.
Sulthon, Syahril. 2019. “TEORI -TEORI KEPEMIMPINAN.”
Vivid, Rohmaniyah. 2020. “KONSEP AL-QUR’AN TENTANG
KEPEMIMPINAN.”
Judul | 145
Yuliana, Baiturrohma. 2018. “Analisis Karakteristik Pemimpin Yang
Dikagumi Oleh Bawahan” 2 (1).

146

Anda mungkin juga menyukai