Anda di halaman 1dari 11

SOCIAL RELATIONSHIP, TRIPLE & SOCIAL CLASS

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Teori Komunikasi

Dosen Pengampuh: Dra. Zuhriah, Ma

Disusun Oleh:

Kelompok 13

Natasya Agustine Asali (0105193114)

Rana Salsabila (0105193116)

ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

2021

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Subhana wata’ala. Yang mana hanya
dengan ridha-Nya kita selalu berada dalam keadaan sehat walafiat dan karena-Nya pula lah
kami dapat menyusun makalah ini. Shalawat beriringkan salam tak lupa pula kami sampaikn
kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam. Yang telah membawa
umat manusia menuju jalan kemenangan. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas Mata Kuliah Teori Komunikasi, yangmana akan membahas SOCIAL
RELATIONSHIP, TRIPLE & SOCIAL CLASS.

Demikian juga dalam hal penyusunan makalah ini, kami menyadari masih jauh dari
kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna perbaikan
makalah ini selanjutnya. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya.

Semoga dengan dibuatnya makalah ini, dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya dan dapat menambah wawasan para pembaca.

Medan, 31 January 2021

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
A. Latar belakang ............................................................................................................................. 1
B. Rumusan masalah ....................................................................................................................... 1
C. Manfaat ....................................................................................................................................... 1
BAB II..................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 2
A. Social Relationship ..................................................................................................................... 2
B. Triple & Social Class .................................................................................................................. 3
1. Teori Triple M......................................................................................................................... 3
2. Social Class ............................................................................................................................. 4
BAB III ................................................................................................................................................... 7
PENUTUP .............................................................................................................................................. 7
A. Kesimpulan ................................................................................................................................. 7
B. Saran ........................................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Teori mempunyai peranan yang besar dalam penelitian, karena teori mengandung tiga
hal pertama, teori adalah serangkaian preposisi atau konsep yang saling berhubungan. Kedua,
teori menerangkan secara sistematis suatu fenomena sosial dengan cara menentukan
hubungan antar konsep. Ketiga, teori menerangkan fenomena tertentu dengan cara
menentukan konsep mana yang berhubungan dengan konsep lainnya dan bagaimana bentuk
hubungannya. dalam hal ini teori berhubungan langsung dengan interaksi sesama manusia,
baik berdasarkan hubungannya dan kelas sosialnya.

B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembahasan makalah ini:

1. Apa yang dimaksud dengan Social Realtionship?


2. Apa yang dimaksud dengan Triple & Social class?

C. Manfaat
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Social Relationshop.
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Triple & Social class.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Social Relationship
Hubungan sosial merupakan yang berkaitan dengan interaksi sosial dimasyarakat
umum. Pada masyarakat modern hubungan antar masyarakat tercermin dari aktivitas individu
dalam masyarakat. Tentunya hubungan dalam masyarakat melalui proses interaksi, interaksi
ini terjadi melalui dua hal yakni kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial dapat
berlangsung dalam tiga bentuk yakni, individu, antar individu dengan kelompok dan antar
kelompok. Sedangkan komunikasi yaitu seorang memberi arti pada perilaku orang lain.
Hubungan atau interaksi ini biasanya disebut sebagai relasi sosial. Relasi sosial merupakan
hasil dari rangkaian interaksi (rangkaian tingkah laku) yang sistematis antara dua orang atau
lebih (Soekanto, 2007 : 57).
Relasi sosial merupakan syarat untuk terjadinya aktivitas sosial yang dilakukan melalui
proses interaksi. Bentuk hubungan interaksi atau relasi sosial ini menyangkut hubungan antar
orang perorangan, antar kelompok manusia, dan orang kepada kelompok. Hubungan relasi
sosial tentunya tidak luput dari struktur sosial. Struktur sosial disuatu masyarakat terbentuk
dengan adanya pola relasi sosial yang baik. Secara tidak langsung hubungan individu
memiliki dua kategori yakni dengan skala mikro dan juga makro. Hubungan relasi sosial
berawal dari skala mikro menuju ke makro sesuai dengan kepentingan para aktor
dimasyarakat itu sendiri. Hubungan relasi sosial tumbuh secara cepat dimasyarakat,
disebabkan norma, nilai dan struktur. Terbentuknya norma, nilai dan struktur didorong oleh
perilaku interaksi masyarakat. Masyarakat secara umum adalah sekumpulan individu-
individu yang hidup bersama, bekerja sama untuk memperoleh kepentingan bersama yang
telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, dan adat istiadat yang ditaati dalam
lingkunganya. Menurut Maclver (dalam Soekanto,2012 : 22) mengatakan masyarakat ialah
suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara, dari wewenang kerja sama antara berbagai
kelompok dan penggolongan. Pada umumnya masyarakat desa cenderung berada diwilayah
desa bersifat homogenitas. Masyarakat kota merupakan sekumpulan kelompok masyarakat
yang tinggal di kota/kelurahan, dimana masyarakat kota lebih bersifat heterogenitas
(Soekanto, 2007 : 136).

2
B. Triple & Social Class

1. Teori Triple M
Teori Triple M adalah salah satu teori yang menggambarkan hubungan antara media
massa dengan masyarakat hingga terbentuknya budaya massa. Definisi komunikasi
antarbudaya itu sendiri menurut Stewart adalah komunikasi yang terjadi di bawah suatu
kondisi kebudayaan yang berbeda bahasa, norma-norma, adat istiadat, dan kebiasaan.
Menurut Mowlana (Liliweri, 2001 : 67) ada tiga unsur penting dalam teori ini, yaitu
masyarakat massa, media massa, dan budaya massa. Ketiga unsur tersebut berkaitan satu
sama lain membentuk satu segi tiga sebagaimana terlihat dalam gambar berikut :

masyarakat massa

media massa budaya massa

Dalam segitiga ini kita bisa melihat hubungan antara individu dalam masyarakat massa
ibarat ”titik singgung” yang tidak diatur secara organik. Teori Triple M memandang media
massa merupakan media yang berfungsi sebagai pembagi pesan. Pesan-pesan yang dibagi dan
dipertukarkan ke dalam masyarakat itu selalu mengandung nilai-nilai dan norma, ide-ide, dan
simbol yang mewakili pola pikir, perasaan, tindakan suatu masyarakat tertentu yang kita
kenal dengan kebudayaan.
Ketika masyarakat ingin supaya media harus memenuhi keinginan mereka yang sama,
perasaan yangn sama, emosi, pikiran-pikiran yang rasional yang sama. Pada saat ini berarti
media sudah menciptakan suatu budaya massa. Proses penukaran pesan melalui media massa
didukung oleh perkembangan teknologi komunikasi yang memerlukan biaya yang semakin
mahal sehingga timbul lah paham media massa dengan mengandalkan pengeluaran yang
kecil namun pesan dapat menyebar luas kepada khalayak. Secara ringkas teori Triple M
menunjukkan bahwa ada hubungan yang erat diantara tiga aspek masyarakat massa, media
massa, dan budaya massa. Hukumnya adalah masyarakat massa melahirkan media massa,
media massa melahirkan budaya massa. Selanjutnya, budaya massa yang terbentuk dalam
konteks ini tidak lain mengacu pada
berbagai perilaku yang bersumber dari nilai, norma, ide-ide, serta simbol-simbol dari
masyarakat massa tersebut. Nilai, norma, ide, simbol masyarakat itu dipertukarkan melalui

3
media dan didukung oleh perkembangan teknologi media yang semakin maju. Kerap kali
nilai-nilai itu malah mengubah ide-ide dasar yang dimiliki oleh suatu masyarakat, hanya
karena media lebih mementingkan aspek komersial atau daya jual di pasar khalayak massa.
Arti budaya massa kerap dipergunakan sebagai tanda terhadap suatu produk budaya
yang "memassa", misalnya seni, musik, opera, komedi, dan produksi material yang
disebarluaskan media massa sehingga menjadi komoditi budaya suatu masyarakat massa.

2. Social Class
Manusia adalah makhluk sosial yang mempunyai pembawaan fitrah untuk hidup dalam
kelompok dan dengan orang lain. Pengelompokan ada yang nyata seperti pengelompokan
dalam suku, bangsa, organisasi sosial, organisasi politik, keluarga, agama, dan lain-lain.
Selain itu, manusia juga memiliki hakekat sosialitas (kebersamaan) berupa kecenderungan
untuk berada bersama pada satu tempat untuk waktu yang sama dengan saling berinteraksi
baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam suatu kelompok terdapat perilaku
individu atau anggota yang sangat beragam atau berbeda satu sama lain, hal itu disebabkan
karena bentuk interaksi yang mereka jalin di dalam kelompok yang dipengaruhi juga oleh
lingkungan dimana ia berada. Selain itu, perilaku individu menurut Nirman sebagai mana
dirujuk dalam Soelaeman (1993: 174) menjelaskan karakteristik yang melekat pada individu
terdiri atas ciri-ciri biografis, kepribadian, persepsi, dan sikap.
Selain pengelompokan yang bersifat nyata, pengelompokan manusia didalam
masyarakat ada yang bersifat tidak nyata dimana pengelompokan yang tidak nyata itu di
tentukan dari pranata, status dan peranan individu dalam masyarakat yang memiliki setiap
lapisan, ada lapisan atas dan lapisan bawah yang mana dikenal dengan nama stratifikasi sosial
yang dapat menyebabkan terjadinya eksklusi sosial.
Stratifikasi sosial merujuk kepada pembagian orang ke dalam tingkatan atau strata yang
dapat dipandang berbentuk urutan vertikal, sama seperti tanah bumi terletak di atas dan di
bawah tanah lainnya. Pendidikan, jabatan, dan pendapatan masuk sebagai elemen penting di
dalam gaya hidup yang dianut oleh pria dan wanita. Stratifikasi sosial mengejawantahkan
dirinya khususnya melalui perbedaan gaya hidup antar anggota masyarakat yang sama.
Perbedaan tersebut berkaitan dengan sisi material dan non-material dari kehidupan dan
mungkin memanifestasikan dirinya di dalam gaya tempat tinggal, rumah dan makanan, yang
semuanya mengindikasikan perbedaan gaya hidup mereka, bahasa, seperti yang kita tahu,
cendrung memisahkan manusia ketimbang menyatukannya. Kelompok-kelompok dibedakan

4
oleh gaya hidup mereka, khususnya manakala mereka menetapkan peringkat di antara
mereka, yang pada umumnya mengacu kepada kelompok status (Kuper, 2008: 1058-1060).
Determinasi stratifikasi sosial secara umum dilihat dari dimensi usia, jenis kelamin,
agama, kelompok etnis atau ras tertentu, tingkat pendidikan formal yang diraihnya, tingkat
pekerjaan, besarnya kekuasaan dan kewenangan, status sosial, tempat tinggal, dan dimensi
ekonomi. Berbagai dimensi strata sosial tersebut tentunya memiliki perbedaan pengaruhnya
didalam masyarakat. Hal itu tergantung pada perkembangan masyarakat dan konteks sosial
yang berlaku pada saat itu (Setiadi, 2011: 403).
Stratifikasi sosial menurut Davis dan Moore merupakan hal yang sangat penting dan
merupakan fenomena yang universal. Mereka menyatakan bahwa tak ada masyarakat yang
tidak terstratifikasi atau sama sekali tanpa kelas. Menurut pandangan mereka, stratifikasi
adalah keharmonisan fungsional. Semua masyarakat memerlukan sistem seperti dan
menyebabkan adanya sistem stratifikasi. Mereka juga memandang sistem stratifikasi sebagai
sebuah struktur, dan menunjukan bahwa stratifikasi tidak mengacu kepada individu di dalam
sistem stratifikasi, tetapi lebih kepada sistem posisi (kedudukan). Mereka memusatkan
perhatian kepada persoalan bagaimana cara posisi tertentu memengaruhi tingkat prestise
berbeda dan tidak memusatkan perhatian kepada masalah bagaimana cara individu dapat
menduduki posisi tertentu ( Ritzer, 2014: 114).
Macam-macam stratifikasi sosial berdasarkan cara memperolehnya dibagi menjadi tiga
yaitu Ascribed status yang diperoleh secara alamiah (perbedaan usia, jenis kelamin, sistem
kekerabatan, kelahiran, dan berdasarkan kelompok tertentu), Achieved status yang diperoleh
melalui perjuangan seseorang (jenjang pendidikan, senioritas, pekerjaan, dan ekonomi),
Assigned Status yang diperoleh dari pemberian yang juga tak luput dari usaha-usahanya
sendiri sehingga ia memperoleh penghargaan (Setiadi, 2011: 430-434).
Selain stratifikasi sosial terdapat juga kelas sosial yang merupakan ruang lingkup yang
lebih sempit dalam sebuah stratifikasi sosial yang juga nantinya dapat menyebabkan eksklusi
sosial yang terjadi di dalam kelompok. Adapun pengertian kelas sosial yaitu kelompok yang
anggota-anggotanya memiliki orientasi politik, nilai budaya, sikap, dan perilaku sosial yang
cendrung sama (Setiadi, 2011: 399).
Kelas sosial dapat dilihat dari status, sikap, dan perilaku sosial. Selain itu, kelas sosial
dapat terlihat dalam segi kemampuan. Kemampuan disini merupakan kemampuan ekonomi,
kecakapan atau keahlian dan lainnya. Kemampuan ekonomi sebagai contoh dalam hal
penghasilan. Masyarakat yang memiliki kelas sosial yang tinggi biasanya memiliki status
sosial yang tinggi dan memiliki penghasilan yang juga tinggi dibandingkan yang lainnya. Hal

5
ini dapat memudahkan seseorang atau individu berpartisipasi dalam masyarakat atau
kelompok dan juga dapat memiliki hubungan sosial yang sangat luas karena status sosial
yang membuatnya dapat menjalin komunikasi yang baik terhadap masyarakat sesama kelas
sosial yang tinggi ataupun berinteraksi dengan masyarakat yang memiliki kelas sosial rendah.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang saling berinteraksi dan
berkaitan dalam banyak aspek, hal ini menyangkut interaksi sesama manusia dan membangun
relasi antar pribadi. Hubungan sosial yang terjadi dalam ruang lingkup manusia
mempengaruhi bagaimana manuia tersebut menjadi suatu individu. Dalam hal ini, media
massa berperan dalam proses interkasi dan mampu membangun budaya massa. Di lain hal,
mayarakat terbentuk berdasarkan kelas dan kelompok tertentu, mejadikan pembeda antara
kelompok satu dengan yang lainnya.

B. Saran
Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penulisan makalah,
diharapkan kepada para pembaca unutk bersikap bijak dan memberikan komentar, kritik dan
saran yang bersifat konstruktif dan edukatif.

7
DAFTAR PUSTAKA

B. Aubrey Fisher. 1986,Teori Komunikasi, Bandung: CV Remaja Karya

Weren J Severin. 2008, Teori Komunikasi; Sejarah, Metode, dan terapan dalam Media
Massa, Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai