Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KONSEP TENTANG JARINGAN SOSIAL


Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Sosiologi

Dosen Pengampu : Andika Putranta Utama, S.E. M.Pd

Disusun oleh :

MAULANA ABDUL CHANIB (202003884)

RINDY ANTIKA PUTRI SAHARI (202003834)

ALFI PUTRI NURDIANA (202003847)

IIN AMANATUS SHOLIHAH (202003919)

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI

STKIP PGRI LUMAJANG

Jalan Pisang Gajih No.2, Lumajang, Jawa timur

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang sudah melimpahkan rahmat,
taufik, dan hidayah- Nya sehingga kami bisa menyusun Tugas Ekonomi Sosiologi ini dengan
baik serta tepat waktu. Tugas ini kami buat untuk memberikan ringkasan tentang Konsep
Tentang Jaringan Sosial. Mudah - mudahan makalah yang kami buat ini bisa menolong
menaikkan pengetahuan kita jadi lebih luas lagi. Kami menyadari kalau masih banyak
kekurangan dalam menyusun makalah ini.

Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan
guna kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dosen mata
pelajaran Ekonomi Sosiologi. Kepada pihak yang sudah menolong turut dan dalam penyelesaian
makalah ini. Atas perhatian serta waktunya, kami sampaikan banyak terima kasih.

Lumajang, 25 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................I

DAFTAR ISI...................................................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................1

1.3 Tujuan Masalah.................................................................................................................1

BAB II.............................................................................................................................................2

PEMBAHASAN..............................................................................................................................2

2.1 JARINGAN SOSIAL........................................................................................................2

2.2 TINGKATAN JARINGAN..............................................................................................2

2.3 PENDEKATAN JARINGAN SOSIAL............................................................................4

2.4 BIDANG PENELITIAN JARINGAN SOSIAL..................................................................5

BAB III............................................................................................................................................7

PENUTUP.......................................................................................................................................7

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................7

3.2 Saran..................................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................8
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Robert M.Z Lawang dalam buku Sosiologi Ekonomi yang ditulis oleh DR.
Damsar, mendefinisikan asal kata jaringan yang merupakan terjemahan dari kata net dan
work. Net diterjemahkan dalam bahasa sebagai jaring yaitu tenunan seperti jala yang terdiri
dari banyak ikatan antar simpul yang saling terhubung antara satu sama lain. Sedangkan,
asal kata work yang bermakna kerja. Sehingga jika digabung menjadi network, yang
penekanannya terletak pada kerja bukan pada jaring, dimengerti sebagai kerja (bekerja)
dalam hubungan antar simpul – simpul seperti halnya jaring (net). Sedangkan menurut
Mitchell (1969) pada tingkatan antar individu, jaringan sosial dapat didefinisikan sebagai
rangkaian hubungan yang khas di antara sejumlah orang dengan sifat tambahan yang ciri –
ciri dari hubungan ini sebagai keseluruhan yang digunakan untuk menginterpretasikan
tingkah laku sosial dari individu – individu yang terlibat (Damsar, 2009 : 157).

1.2Rumusan Masalah
A. Apa yang dimaksud dengan Jaringan Sosial?

B. Apa saja Tingkatan Jaringan Sosial?

C. Apa saja Pendekatan pada Jaringan Sosial?

D. Apa saja Bidang Penelitian pada Jaringan Sosial?

1.3Tujuan Masalah
A. Memahami tentang Jaringan Sosial

B. Mengetahui apa saja Tingkatan Jaringan Sosial

C. Mengetahui apa saja Pendekatan pada Jaringan Sosial

D. Memahami apa saja Bidang Penelitian pada Jaringan Sosial


2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1JARINGAN SOSIAL
Jejaring sosial atau jaringan sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-
simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih
tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan dan lain sebagainya.
Jaringan sosial merupakan hubungan-hubungan yang tercipta antar banyak individu
dalam suatu kelompok ataupun antar suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Hubungan-
hubungan yang terjadi bisa dalam bentuk yang formal maupun bentuk informal. Hubungan
sosial adalah gambaran atau cerminan dari kerjasama dan koordinasi antar warga yang
didasari oleh ikatan sosial yang aktif dan bersifat resiprosikal (Damsar, 2002:157).

2.2TINGKATAN JARINGAN
Damsar (2009: 160) dapat diketahui jaringan dilihat dari tiga tingkatan yang ada, yaitu
tingkatan mikro, tingkatan meso dan tingkatan makro sebagai berikut:

A. Tingkatan Mikro

Jaringan sosial mikro merupakan bentuk jaringan yang selalu ditemukan dalam
kehidupan sehari hari. Sebagai makhluk sosial selalu ingin melakukan interaksi sosial
dengan individu lain. Dari interaksi sosial tersebut kemudian menjadi suatu hubungan
sosial. Hubungan sosial yang terus– menerus antar individu bisa menghasilkan suatu
jaringan sosial yang disebut jaringan mikro. Jaringan mikro memiliki tiga fungsi yaitu
sebagai pelicin, sebagai jembatan dan sebagai perekat. Sebagai pelicin, jaringan sosial
memberikan berbagai kemudahan untuk mengakses bermacam barang atau sumberdaya
langka seperti informasi, barang, jasa, kekuasaan, dan sebagainya. Sebagai jembatan,
3

jaringan mikro dapat memudahkan hubungan antara satu pihak dengan pihak lain.
Sebagai perekat, jaringan sosial antar indiviu memberikan tatanan dan makna pada
kehidupan sosial.

B. Tingkatan Meso

Dalam berinteraksi sosial dengan orang lain, pada umumnya orang melakukannya
dalam suatu konteks sosial, dalam suatu kelompok. Hubungan yang dibangun para aktor
atau di dalam kelompok sehingga terbentuk suatu ikatan maka dapat disebut sebagai
jaringan sosial pada tingkat meso. Jaringan sosial dalam tingkat meso dapat ditemui
dalam berbagai kelompok, paguyuban, ikatan profesi dan hobi.

C. Tingkatan Makro

Jaringan makro merupakan ikatan yang terbentuk karena terjalinnya simpul –


simpul dari beberapa kelompok. Dengan kata lain, jaringan makro terajut dari ikatan
antara dua kelompok atau lebih. Kelompok dalam konteks ini bisa dalam bentuk
organisasi, institusi, bahkan negara. Jaringan makro dapat berupa ikatan antar beberapa
organisasi, institusi, atau negara. Jaringan makro lebih tertuju pada fungsi jembatan
yang menghubungkan antara beberapa kelompok, jaringan memberikan fasilitas atau
saluran bagi terjalinnya komunikasi antar kelompok yang terlibat.

Beberapa pakar antropologi maupun sosiologi dari beberapa literatur mengatakan, jaringan
sosial dapat di bedakan dalam tiga jenis yaitu :
 Pertama, Jaringan interest (kepentingan), terbentuk dari hubungan-hubungan sosial
yang bermuatan kepentingan.
 Kedua, Jaringan power, hubungan-hubungan sosial yang membentuk jaringan
bermuatan power. Power disini merupakan kemampuan seseorang atau unit sosial
untuk mempengaruhi perilaku dan pengambil keputusan orang atau unit sosial lainnya
melalui pengendalian.

 Ketiga, Jaringan sentiment (emosi), jaringan ini terbentuk atas dasar hubungan-
hubungan sosial yang bermuatan emosi, misalnya; percintaan, pertemanan atau
4

hubungan kerabat, dan sejenisnya. Struktur sosial yang terbentuk dari hubungan-
hubungan emosi pada umumnya lebih mantap atau permanen.

Ketiga tipe jaringan sosial ini dalam kehidupan nyata sering kali berpotongan. Pertemuan-
pertemuan tersebut membangkitkan suatu ketegangan bagi pelaku yang bersangkutan karena
logika situasional atau struktur sosial dari masing-masing tipe jaringan berbeda atau belum
sesuai satu sama lain. Oleh karena itu, seringkali terlihat kontradiksi antara tindakan-
tindakan dengan sikap yang pelaku wujudkan.

2.3 PENDEKATAN JARINGAN SOSIAL


Pendekatan jaringan sosial sebagai salah satu pendekatan dalam studi antropologi yang
berupaya memahami bentuk dan fungsi hubungan-hubungan sosial dalam masyarakat yang
kompleks. Pendekatan jaringan sosial mulai dikembangkan secara intensif sejak 1970 -an,
karena adanya rasa ketidakpuasan para ahli antropologi ter-hadap pendekatan struktural-
fungsional.

Menurut Powell dan Smith-Doerr (1994) ada dua pendekatan yang dapat memahami
jaringan sosial, yaitu pendekatan analisis atau abstrak dan pendekatan preskriptif atau studi
kasus.

A. Pendekatan analisis terhadap jaringan sosial

Dalam hal ini analisis jaringan sosial lebih ingin mempelajari keteraturan individu atau
kelompok berperilaku ketimbang keteraturan keyakinan tentang bagaimana mereka
seharusnya berperilaku (Wafa, 2006:162). Analisis jaringan sosial memulai dengan
gagasan sederhana namun sangat kuat, bahwa usaha utama dalam kajian sosiologis
adalah mempelajari struktur sosial dalam menganalisis pola ikatan yang menghubungkan
anggota-anggota kelompoknya.

B. Pendekatan preskriptif

Memandang jaringan sosial dalam melakukan penelitian tentang jaringan sosial terdapat
empat bidang penelitian yang dapat dikerjakan oleh sosiolog yaitu :

 Jaringan informal dari akses dan kesempatan.


5

 Jaringan formal pengaruh dan kekuasaan.


 Organisasi sebagai jaringan sosial dari perjanjian.
 Jaringan sosial dari produksi.

2.4 BIDANG PENELITIAN JARINGAN SOSIAL


Menurut Wellman (dalam Ritzer, 2010) analisis jaringan lebih ingin mempelajari
keteraturan individu atau kolektivitas berperilaku dibandingkan dengan keteraturan akan
keyakinan tentang bagaimana mereka seharusnya berperilaku. Satu ciri khas dari teori
jaringan adalah pemusatan perhatiannya pada struktur mikro hingga makro. Granovetter
dalam Ritzer (2010) menggambarkan hubungan ditingkat mikro seperti tindakan yang
melekat dalam hubungan pribadi konkret dan dalam struktur (jaringan) hubungan itu.
Hubungan tersebut berlandaskan gagasan bahwa setiap aktor (individu dan kolektivitas)
mempunyai akses berbeda terhadap sumber daya yang bernilai (kekayaan, kekuasaan,
informasi).
Pendekatan preskriptif memandang jaringan sosial dalam melakukan penelitian tentang
jaringan sosial terdapat empat bidang penelitian yang dapat dikerjakan oleh sosiolog yaitu :
1) Jaringan informal dari akses dan kesempatan. Pada hal ini di fokuskan pada
penggunaan jaringan sosial dalam pekerjaan (mencari kerja dan imigrasi), mobilitas
(informasi dan kasus terhadap modal), dan difusi (penyebaran praktik budaya dan
organisasional). Jaringan sosial memainkan peran penting dalam alokasi pekerjaan dan
pasar tenaga kerja karena dari suatu jaringan sosial menentukan perolehan pekerjaan.
2) Jaringan formal pengaruh dan kekuasaan. Dalam memahami jaringan sosial dalam
kekuasaan dapat didekati dengan tiga perspektif, yaitu pertukaran sosial,
ketergantungan sumber daya, dan kelas sosial. Perspektif pertukaran sosial meyakini
bahwa meski individu silih berganti dengan datang dan pergi atas tumpuk kekuasaan,
namun distribusi kekuasaan dalam posisi tetap sama. Persperktif ketergantungan
sumber daya biasanya membahas tentang posisi suatu perusahaan dalam suatu
jaringan. Suatu perusahaan akan mempunyai serangkaian dari hubungan-hubungan
lain atau posisinya dalam sistem jaringan yang lebih luas. Kemudian untuk perspektif
kelas sosial dalam analisis jaringan berlandaskan suatu argumentasi bahwa hubungan
6

ekonomi, politik dan sosial di antara kelompok menciptakan suatu kekuasaan elit yang
padu.
3) Organisasi sebagai jaringan sosial dari perjanjian. Melalui jaringan dengan
organisasi dan sebagai bagian dari proses re-organisasi yang lebih luas, secara vertikal
organisasi yang terintegrasi merampingkan hierarki perusahaan. Sebagai logika ganda
dari jaringan sosial, organisasi terlibat dalam suatu percampur bauran yang rumit dari
kerja sama, kompetisi dan kekuasaan (yang mendorong rekontruksi dan rekontruksi)
dari perusahaan ke dalam jaringan organisasi dalam kolaborasi akan meningkatkan
belajar dari pengalaman.
4) Jaringan sosial dari produksi. Seperti juga jaringan lain, pada jaringan sosial dan
reproduksi memandang penting arti dari suatu kepercayaan (trust). Powell dan Smith-
Doerr (1994), mengajukan empat tipe jaringan produksi secara bersama, yaitu
regional, penelitian dan pengembangan, kelompok bisnis, aliansi strategis dan
produksi bersama. Tipe regional merupakan jaringan sosial dari produksi yang
berdasarkan atas lokasi atau digerakkan atas kelenturan dan spesialisasi dari suatu
proses produksi. Sedangkan basis kepercayaan diletakkan atas dasar norma-norma
pertukaran, kekerbatan, dan lokasi. Untuk tipe penelitian dan pengembangan
merupakan jaringan sosial dari produksi yang berdasarkan atas kerja sama ilmiah.
7

BAB III

PENUTUP

3.1Kesimpulan
Pendekatan jaringan sosial sebagai salah satu pendekatan dalam studi antropologi yang
berupaya memahami bentuk dan fungsi hubungan-hubungan sosial dalam masyarakat yang
kompleks. Pendekatan jaringan sosial mulai dikembangkan secara intensif sejak 1970 -an,
karena adanya rasa ketidakpuasan para ahli antropologi ter-hadap pendekatan struktural-
fungsional. Menurut Mitchell (1969:1-2), jaringan sosial merupakan seperangkat hubungan -
hubungan khusus atau spesifik yang terbentuk di antara sekelompok orang, di mana
karakteristik hubungan - hubungan tersebut dapat digunakan untuk menginter -pretasikan
motif-motif perilaku sosial dari orang-orang yang terlibat di dalamnya. Dalam kenyataan
kehidupan, jaringan sosial ini sedemikian kompleks dan saling tumpang -tindih atau saling
memotong satu sama lain

3.2Saran
Sebagai generasi penerus bangsa yang berpendidikan, sebaikya mahasiswa memahami
betul apa itu sebenarnya Jaringan Sosial dan pengaruhnya terhadap kehidupan sehari-hari.
Manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain, itu kenapa
mempelajari Jaringan Sosial lebih dalam dapat membantu Kita (Manusia) dalam menjalin
hubungan dengan manusia lainnya.
8

DAFTAR PUSTAKA

Haryono, Tri Joko S. Journal.Unair. 2022. “Jaringan Sosial Migran Sirkuler: Analisis tentang
Bentuk dan Fungsi” http://journal.unair.ac.id/filerPDF/Jaringan%20Sosial%20Migran
%20Sirkuler.pdf (Diakses tgl 24 Sept 2022)

https://eprints.umm.ac.id/50773/100/BAB%20II.pdf (Diakses tgl 24 Sept 2022)

library.uns.ac.id. “BAB II TINJAUAN PUSAKA” file:///C:/Users/ASUS/Downloads/BAB


%20II.pdf (Diakses tgl 24 Sept 2022)

Azizah, Yunita Nur. 2022. “MATA KULIAH EPIDEMIOLOGI SOSIAL JARINGAN SOSIAL
DAN KESEHATAN” https://osf.io/gxfh6/download#:~:text=Jejaring%20sosial%20atau
%20jaringan%20sosial,teman%2C%20keturunan%20dan%20lain%20sebagainya. (Diakses
tgl 24 Sept 2022)

Anda mungkin juga menyukai