Anda di halaman 1dari 2

STUDI KASUS PERAJAKAN SESI 2

Pak Albertinus  bekerja sudah cukup lama di PT Sumber Makmur namun Ia


belum mempunyai NPWP, karena Ia tidak tahu tentang kewajiban memiliki
NPWP itu. Akan tetapi tanpa Ia ketahui penghasilan Pak Albertinus  itu sudah
dipotong pajak oleh Perusahaan di mana Ia bekerja dan telah ber-NPWP.
Suatu ketika, Pak Albertinus  mendapat bonus akhir tahun dari perusahaan
tempat Ia bekerja dan telah dipotong pajak atas bonus tersebut. Mengetahui
hal ini Pak Albertinus  merasa sangat keberatan atas pemotongan tersebut,
karena Ia merasa bahwa gaji ditambah bonusnya itu belum melewati PTKP.
Setelah konfirmasi ke PT Sumber Makmur, ternyata benar bahwa
penghasilannya masih di bawah PTKP. Untuk itu maka Pak Albertinus
mengajukan keberatan atas pemotongan bonus oleh perusahaannya itu
kepada Dirjen Pajak. Menyimak kasus di atas menurut saudara, apakah
tindakan Pak Albertinus  tersebut dapat dibenarkan? Kemudian apa yang
harus dilakukan Pak Albertinus  agar keberatannya dapat diterima oleh Dirjen
Pajak?

PENYELESAIAN

indakan Pak Albertinus dalam mengajukan keberatan atas pemotongan pajak


terhadap bonus yang diterimanya dapat dibenarkan. Sebagai wajib pajak
yang belum memiliki NPWP, Pak Albertinus tetap harus memenuhi kewajiban
perpajakan seperti yang telah diatur dalam undang-undang perpajakan.
Meskipun perusahaan tempat dia bekerja telah memotong pajak atas
penghasilannya, namun hal tersebut tidak meniadakan hak Pak Albertinus
untuk mengajukan keberatan jika merasa pemotongan pajak tersebut tidak
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Untuk dapat diterima oleh Dirjen Pajak, Pak Albertinus harus melengkapi
persyaratan yang telah ditentukan dalam prosedur keberatan pajak. Beberapa
hal yang harus dilakukan oleh Pak Albertinus antara lain:

Mengisi formulir keberatan pajak yang telah disediakan oleh Dirjen Pajak.

Melampirkan bukti-bukti pendukung yang menunjukkan bahwa


penghasilannya masih di bawah PTKP, seperti slip gaji dan surat keterangan
dari perusahaan tempat dia bekerja.

Mengajukan keberatan secara tertulis kepada Kantor Pelayanan Pajak


terdekat dari tempat tinggal atau tempat kerja Pak Albertinus.

Menyerahkan formulir keberatan dan bukti-bukti pendukung kepada Kantor


Pelayanan Pajak.

Menunggu hasil dari proses keberatan yang diajukan.

Jika keberatan yang diajukan oleh Pak Albertinus diterima, maka Dirjen Pajak
akan mengembalikan pajak yang telah dipotong pada bonus yang
diterimanya. Namun, jika keberatan tidak diterima, maka Pak Albertinus tetap
harus membayar pajak yang telah dipotong oleh perusahaan tempat dia
bekerja. Oleh karena itu, sangat penting bagi Pak Albertinus untuk
melengkapi persyaratan yang telah ditentukan agar keberatan yang diajukan
dapat diterima oleh Dirjen Pajak.

Referensi :
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, Pasal 21
dan Pasal 22.

Anda mungkin juga menyukai