Anda di halaman 1dari 15

TEKNIK REKAYASA PERKERETAAPIAN

MODUL 9 – PENGENALAN SARANA PERKERETAAPIAN 2


• PUSH-PULL
• LOKOMOTIF

IX.1 PUSH-PULL
Push-pull merupakan susunan rangkaian kereta yang ditarik lokomotif, yang
memungkinkan dikendalikan dari arah depan atau belakang. Dalam hal lokomotif
hanya satu, maka kereta diujung lainnya mempunyai kabin untuk masinis, pada saat
gerakan mendorong (push), dan sebaliknya pada saat menarik (pull).

Pada saat mendorong, maka pengendalian menggunakan semacam remote control,


seperti pada sistem multiple unit lain.

Gambar Push-pull (satu lokomotif, dua kabin masinis)

Susunan rangkaian yang lain terdiri dari lokomotif di ke-dua ujung rangkaian

Gambar Push-pull (dua lokomotif, dengan kabin Masinis masing-masing)

Pengendalian dengan remote control harus sedemikian rupa, sehingga lokomotif


belakang tidak mendorong terlalu keras ke rangkaian. Dalam hal ini lokomotif

1
penarik harus lebih kuat tarikannya dibandingkan dengan dorongan lokomotif
pendorong.

Sistem kendali kereta Push-pull modern menggunakan peralatan elektronik canggih


untuk memungkinkan kendali jarak jauh lokomotif berfungsi secara penuh. Namun
demikian, pengoperasian Push-pull masih memerlukan disain yang cukup untuk
memastikan bahwa kegagalan sistem kendali tidak akan membahayakan
penumpang dan juga untuk memastikan bahwa jika terjadi kereta api
anjlog/derailment, lokomotif pendorong tidak mendorong kereta yang tergelincir
yang bisa memperparah kecelakaan.

Kecelakaan rel Polmont tahun 1984, di Skotlandia, terjadi saat kereta Push-pull
menabrak seekor sapi di jalur kereta api.

Gambar Polmont Railway accident, 1984

Saat mengoperasikan, kereta api Push-pull dapat digerakkan dari lokomotif atau
kabin Masinis di ujung rangkaian yang lain. Jika kereta api berjalan ke arah lokomotif
menghadap, ini disebut sebagai 'Pull/menarik'. Jika kereta api berjalan ke arah yang
berlawanan, ini disebut sebagai ‘Push/mendorong’ dan Masinis akan berada di
kabin Masinis di ujung rangkaian yang lain . Dalam susunan rangkaian Push-pull,
lokomotif tidak perlu dilepaskan dari rangkaian kereta api

Saat terjadi kecelakaan di Polmont tersebut, kereta api Push-pull sedang dalam
posisi Push (mendorong). Pada posisi ini, kereta didepan mempunyai berat yang
lebih ringan dibandingkan dengan lokomotif yang mendorong dibelakang.

Sewaktu mendadak muncul seekor sapi di jalur rel, pengereman terlambat


dilakukan, sehingga kereta terdepan menabrak sapi dan anjlog.

2
Lokomotif yang berada pada posisi dibelakang masih mendorong, sehingga
rangkaian menjadi berantakan.

Kereta api Push-pull kebanyakan dioperasikan di Eropa, Amerika serikat, Inggris,


Australia, Taiwan, India, Israel, New Zealand, Arab Saudi dan Irlandia.

Gambar GEC Alstom Push-pull dari


perkeretaapian israel

Gambar kereta api Push-pull dari


Perkeretaapian Slovakia

Gambar kereta api Push-pull dari


Perkeretaapian Austria

3
IX.2 LOKOMOTIF
Lokomotif adalah Sarana Perkeretaapian yang memiliki penggerak sendiri yang
bergerak dan digunakan untuk menarik dan/atau mendorong kereta, gerbong,
dan/atau peralatan khusus

Jenis lokomotif menurut sumber daya penggerak adalah :

a. Lokomotif uap,
b. Lokomotif diesel
c. Lokomotif elektrik
Setiap lokomotif diberikan IDENTITAS, Identitas Sarana Perkeretaapian yang terdiri
dari huruf dan angka yang menggambarkan:

a. Kodefikasi jenis Sarana Perkeretaapian;


b. Klasifikasi Sarana Perkeretaapian;
c. Tahun Sarana Perkeretaapian; dan
d. Nomor urut Sarana Perkeretaapian

Identitas yang terpenting berkaitan dengan teknik rekayasa perkeretaapian adalah :


Kodefikasi dan klasifikasi Lokomotif.
KODEFIKASI

Kodefikasi jenis Sarana Perkeretaapian sebagaimana dimaksud, untuk Lokomotif


menggunakan huruf 4apital yang ditentukan berdasarkan jumlah gandar penggerak
dan jumlah bogie.

Jumlah gandar penggerak untuk Lokomotif sebagaimana dimaksud, menggunakan


huruf capital sebagai berikut:

a. Huruf “A” untuk 1 (satu) gandar penggerak;


b. Huruf “B” untuk 2 (dua) gandar penggerak;
c. Huruf “C” untuk 3 (tiga) gandar penggerak; dan
d. Huruf “D” untuk 4 (empat) gandar penggerak.

Jumlah bogie untuk Lokomotif sebagaimana dimaksud diberi tanda huruf 4apital
yang sama sesuai dengan jumlah bogie Lokomotif yang memiliki gandar penggerak.

KLASIFIKASI
Lokomotif menggunakan 3 (tiga) digit angka desimal, angka digit pertama diawali
dengan angka "1" sampai "4", yang meliputi:

4
a. Angka "1" untuk Lokomotif elektrik;
b. Angka "2" untuk Lokomotif diesel elektrik;
c. Angka "3" untuk Lokomotif diesel hidrolik; dan
d. Angka “4” untuk Lokomotif gabungan antara elektrik dan diesel elektrik
Angka digit kedua dan ketiga yang diawali dengan angka "00" diperuntukkan untuk
seri tipe.

Contoh :

Kodefikasi lain adalah Kodefikasi yang dikeluarkan oleh UIC. Kodefikasi UIC adalah
sistem Kodefikasi untuk menjelaskan susunan roda pada lokomotif diesel, lokomotif
listrik, dan juga lokomotif uap.

Sistem ini dikembangkan oleh International Union of Railways, berasal dari bahasa
Prancis: Union Internationale des Chemins de fer yang artinya kurang lebih sama.
Dalam sistem ini :

a. Jumlah gandar penggerak dinyatakan dalam huruf besar :


1) Huruf “A” menyatakan 1 gandar penggerak

5
2) Huruf “B” menyatakan 2 gandar penggerak
3) Huruf “C” menyatakan 3 gandar penggerak
4) Huruf “D” menyatakan 4 gandar penggerak

b. Jumlah gandar idle/jalan dinyatakan dengan angka :


1) Angka 1 menyatakan satu gandar idle/jalan
2) Angka 2 menyatakan dua gandar idle/jalan
3) Dan seterusnya

c. Gandar penggerak yang digerakkan bersama tidak diberi tanda lain selain
huruf besar tersebut, misalnya B, C, D dan seterusnya. Sedangkan gandar
penggerak yang digerakkan secara terpisah/individual, ditandai dengan huruf
kecil “o”. Sebagai contoh misalnya “Bo”, “Co”, dan seterusnya.

d. Tanda apostrop (‘) menunjukkan bogie yang terpisah

e. Tanda (+) menyatakan unit yang terpisah, misalnya di multiple unit

f. Tanda ( ) menyatakan body yang articulated/terpisah

Sebagai contoh :

§ Co'Co' = Dua bogie, masing-masing terdiri dari 3 gandar penggerak yang digerakkan
secara individual/tersendiri

§ Bo'Bo' = Dua bogie, masing-masing terdiri dari 2 gandar penggerak yang digerakkan
secara individual/tersendiri

§ A1A'A1A' = Dua bogie, dimana setiap bogie mempunyai 2 gandar penggerak dan 1
gandar idle/jalan terpasang diantaranya

§ Bo'Bo'+Bo'Bo' = Biasanya terdapat di trainset.

• (D)(D) = Terdapat di lokomotif yang articulated, misalnya di rail crane.

Sebagai contoh tambahan untuk lokomotif uap D-52 yang pernah dimiliki oleh DKA
(Djawatan Kereta Api), dalam notasi UIC adalah 1 D 1, yang berarti lokomotif seri
D-52 tersebut memiliki 1 gandar idle didepan, 4 gandar penggerak dan 1 gandar idle
dibagian belakang yang bilamana digambarkan adalah sebagai berikut :

6
a. Lokomotif Uap

Untuk lokomotif uap, di Indonesia secara resmi sudah tidak diatur lagi baik
kodefikasi maupun klasifikasinya, mengingat saat ini Lokomotif uap sdah
tidak lagi dioperasikan secara regular, hanya untuk keperluan kereta api
wisata saja, antara lain di lintas Ambarawa-Bedono dan di Sumatra Barat.

Sebagai contoh, untuk saat ini di lintas wisata Ambarawa-Bedono masih


beroperasi Lokomotif uap seri B-25 02 dan B-25 03. jenis lokomotif ini
mempunyai 2 gandar penggerak. Sedangkan di Sumatra barat, menggunakan
Lokomptif uap seri E-10. Jenis lokomotif ini mempunyai 5 gandar penggerak

Saat ini di indonesia, lokomotif uap hanya digunakan untuk kereta api wisata
Ambarawa-Bedono dan sumatra barat

7
Gambar Lokomotif uap seri
B-25 02 dengan 2 gandar
penggerak

Gambar Lokomotif uap seri


E-10 dengan 5 gandar
penggerak

Namun di tahun 50’an. Indonesia juga pernah mengoperasikan Lokomotif


uap seri D-52 dengan data sebagaimana gambar berikut

spesifikasi roda sebagaimana akan dijelaskan kemudian adalah:

• Notasi Whyte : 2-8-2, artinya terdapat 2 roda idle didepan, 8 roda


penggerak dan 2 roda idle di belakang. Dimaksudkan dengan 2 roda
idle itu adalah 1 roda depan bagian kiri dan 1 roda depan bagian
kanan. Arti sebetulnya adalah sepasang roda idle. Demikian juga arti
angka 8 yang menyatakan 4 roda bagian kiri dan 4 roda bagian kanan.
Arti sebetulnya adalah 4 pasang roda penggerak.
• Kemudian notasi AAR dan UIC menyatakan sepasang roda itu sebagai
gandar.

8
Dimensi
Lebar sepur 1.067 mm
Diameter roda 1.503 mm
Panjang 14.135 mm
Lebar 2.642 mm
Berat

Berat kosong 52,6 ton


Bahan bakar

Jenis bahan bakar Batubara /


Gambar lokomotif uap seri D-52 milik DKA Minyak residu
dibuat th 1951 - 1955 Kapasitas air 25 m²

Sistem mesin
Data teknis
Ukuran silinder 500 mm x 600 mm
Sumber tenaga uap
Kinerja
Produsen Fried Krupp, Jerman Kecepatan maksimum 90 km/jam
Nomor seri D52
Daya mesin 1.2 MW
Model Mikado
Tanggal dibuat 1951-1955
Jumlah dibuat 100 unit
Spesifikasi roda

Notasi Whyte 2-8-2


Susunan roda AAR 1-D-1
Klasifikasi UIC 1D1

b. Lokomotif diesel
Lokomotif diesel adalah jenis lokomotif yang bermesin diesel dan umumnya
menggunakan bahan bakar diesel/HSD. Ada dua jenis utama lokomotif diesel
ini yaitu lokomotif diesel hidraulik dan lokomotif diesel elektrik, yang
dibedakan berdasarkan transmisi daya yang digunakan.

Jenis lainnya adalah lokomotif diesel mekanis dan lokomotif listrik.


Lokomotif diesel mekanis menggunakan mesin diesel sebagai sumber tenaga
yang kemudian ditransfer ke roda melalui transmisi mekanis. Lokomotif ini
bertenaga kecil dan sangat jarang karena keterbatasan kemampuan dari
transmisi mekanis untuk dapat mentransfer daya. Di Indonesia pernah

9
menggunakan lokomotif jenis ini, yaitu lokomotif “Bimo Kunting” namun
sekarang sudah tidak digunakan lagi.

Sedangkan lokomotif listrik adalah Lokomotif yang paling populer. Prinsip


kerjanya hampir sama dengan lokomotif diesel elektrik, tetapi tidak
menghasilkan listrik sendiri. Listriknya diperoleh dari kabel transmisi di atas
jalur kereta api/overhead catenary. Jangkauan lokomotif ini terbatas hanya
pada jalur yang dilengkapi dengan jaringan transmisi listrik sebagai power
supply.

1) lokomotif diesel hidraulik

Penggunaan Transmisi daya Hidraulik merupakan salah satu


alternative untuk memindahkan daya motor diesel sebagai penggerak
mula dan sebagai input daya dalam gerak rotasi menjadi gerak
translasi sebagai output daya ketika lokomotif dikehendaki untuk
berjalan.

Pada Lokomotif diesel hidraulik, cara kerja transmisi daya hidraulik


dimulai dari momen putar dari motor diesel diteruskan melalui suatu
alat penerus daya yang berisi poros input / poros output, pompa
putar, turbin radial, sudu tetap dan cairan oli dalam kotak yang
tertutup. Alat ini disebut “Penerus dan Pengubah Momen Putar”
(Hydraulic Torque Converter). Turbin dalam hal ini adalah alat untuk
mengubah energi potensial cairan oli menjadi menjadi energi
mekanik.

Secara garis besar prinsip kerja dari Hydraulic Torque Converter dapat
digambarkan sbb:

Motor diesel (1), akan memutar poros input pompa putar (2),
sehingga cairan oli/fluida kerja dari reservoir (4), akan mengalir

10
melalui pipa. Aliran oli ini akan diarahkan untuk mendorong baling-
baling atau sudu turbin radial (3), yaitu suatu konstruksi lempengan
dengan bentuk dan penampang tertentu, fluida kerja mengalir
melalui ruang diantara sudu tersebut yang arah alirannya tegak lurus
dengan arah putaran poros turbin, dengan demikian roda turbin akan
dapat berputar (pada sudu akan ada suatu gaya yang bekerja
sehingga berputar) dan putaran dari poros output tersebut akan
diteruskan untuk memutar roda.

Dalam keadaan sebenarnya, pompa putar (2), sudu pengarah dan


turbin radial serta oli menjadi satu kesatuan konstruksi yaitu
Hydraulic Torque Converter (5).

Dicontohkan disini komponen utama lokomotif diésel hidraulik


BB-301

1. Motor diesel 5. Fan radiator


2. Transmisi hidrolik 6. Kabin masinis 1 dan 2
3. Gardan 7. Generator bantu
4. Roda penggerak 8. Kompresor

11
Gambar Lokomotif Diesel hidraulik CC 300

2) Lokomotif diesel elektrik


Pada lokomotif diesel elektrik, momen putar poros output akan
langsung menggerakkan suatu generator yang menghasilkan arus
listrik.

Tenaga listrik ini akan diatur oleh suatu sistem pengatur yang
kemudian akan dialirkan ke motor listrik yang disebut Motor Traksi
(Traction Motor), sehingga berputar. Momen putar motor traksi ini
akan diteruskan ke roda penggerak melalui roda gigi (gears) yang
akhirnya akan menggerakan lokomotif.

Generator dapat berupa mesin pembangkit arus searah (Direct


Current=DC), ataupun alternator yang membangkitkan arus bolak-
balik (Alternating Current=AC). Demikian juga motor traksi, dapat juga
digunakan motor DC atau motor AC. Tentu yang akan berbeda adalah
peralatan transmisi daya dan sistem pengatur.

Lokomotif diesel elektrik yang saat ini digunakan di Indonesia yaitu


seri BB 200, BB 201, BB 202, BB 203, BB 204, CC 201, CC 202, CC203,
CC 204, CC 205, CC 206.

Lokomotif-lokomotif tersebut buatan pabrik General Electric (GE)


USA, General Motors (GM) USA, General Motors (GM) Canada dan
Swiss Lokomotiv und Machine (SLM) Swiss.

12
Gambar komponen utama lokomotif DE CC201

1. Rangka bawah 8. Batere


2. Motor diesel 9. Kompresor
3. Generator utama 10. Radiator dan fan
4. Sistem control 11. Kabin masinis
5. Motor Traksi 12. Meja pengendali
6. Tangki Bahan Bakar 13. Peralatan udara tekan
7. Roda Penggerak 14. Generator bantu

Gambar Lokomotif Diesel CC 205 (AC-AC)

13
Pada beberapa jenis lokomotif diesel elektrik khususnya yang beredar
di Indonesia, jenis transmisi daya sebagai berikut (Generator – Motor
traksi)

§ DC – DC : BB 200 s/d BB 203, CC 201, CC 203

§ AC – DC : CC 202, CC 204, BB 204, CC 206

§ AC – AC : CC 205

DC-DC : Baik Generator utama maupun Traksi Motor keduanya adalah


mesin elektrik arus searah (DC). Output dari Generator utama dapat
langsung ditransmisikan ke Traksi Motor.

AC-DC : Generator utama arus bolak balik, yang berarti mengeliminir


gangguan-gangguan yang ada pada Generator utama DC pada
komutator dan perlengkapannya, tetapi masih menggunakan motor
DC seri sebagai Traksi Motor

AC-AC : Generator utama dan motor arus bolak balik jenis motor
induksi sebagai Traksi Motor.

====================================================================

14
15

Anda mungkin juga menyukai