Anda di halaman 1dari 1

PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP JIWA KEAGAMAAN

A. Tradisi Keagamaan dan Kebudayaan


Tradisi menurut Parsudi Suparlan, Ph.D merupakan unsur sosial budaya yang telah mengakar
dalam kehidupan masyarakat dan sulit berubah (Parsudi Suparlan, 1987: 115). Meredith Mc Guire
melihat bahwa dalam masyarakat pedesaan umumnya tradisi erat kaitannya dengan mitos dan agama
(Mc Guire, 1984: 338). Menurut Parsudi Suparlan, para sosiolog mengidentifikasikan adanya pranata
primer. Menurut Rodaslav A. Tsanoff, pranata keagamaan ini mengandung unsur-unsur yang berkaitan
dengan ke-Tuhanan atau keyakinan, keagamaan, perasaan yang bersifat mistik (Mc Guire, 1984: 4).
Dengan demikian, tradisi keagamaan sulit berubah karena selain didukung oleh masyarakat juga
memuat sejumlah unsur-unsur yang memiliki nilai-nilai luhur yang berkaitan dengan keyakinan
masyarakat.
Tradisi keagamaan (bagi agama samawi) bersumber dari norma-norma yang termuat dalam kitab
suci. Bila kebudayaan sebagai cetak biru bagi kehidupan (Kluckhohn) atau sebagai pedoman bagi
kehidupan masyarakat (Parsudi Suparlan). Dengan demikian, hubungan antara tradisi keagamaan
dengan kebudayaan terjalin sebagai hubungan timbal balik. Makin kuat tradisi keagamaan, makin
terlihat peran akan makin dominan pengaruhnya dalam kebudayaan. Sebaliknya, makin sekuler suatu
masyarakat maka pengaruh tradisi keagamaan dalam kehidupan masyarakat akan kian memudar.

B. Tradisi Keagamaan dan Sikap Keagamaan


Tradisi keagamaan dan sikap keagamaan saling mempengaruhi, sikap keagamaan mendukung
terbentuknya tradisi keagamaan, sedangkan tradisi keagamaan sebagai lingkungan kehidupan turut
memberi nilai-nilai, norma-norma pola tingkah laku keagamaan pada seseorang. Sikap keagamaan
yang terbentuk oleh tradisi keagamaan merupakan bagian dari pernyataan jati diri seseorang dalam
kaitan dengan agama yang dianutnya. Sekap keagamaan ini kan ikut mempengaruhi cara berpikir, cita
rasa, ataupun penilaian seseorang terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan agama.
Tradisi keagamaan dalam pandangan Robert C. Monk memiliki dua fungsi utama yang
mempunyai peran ganda, yaitu bagi masyarakat maupun individu. Fungsi yang pertama, sebagai
kekuatan yang mampu membuat kestabilan dan keterpaduan masyarakat maupun individu. Sedangkan
fungsi yang kedua, tradisi keagamaan berfungsi sebagai agen perubahan dalam masyarakat atau dari
individu, bahkan dalam situasi terjadinya konflik sekalipun (Robert C. Monk, 1979: 262). Dalam
konteks pendidikan, tradisi keagamaan merupakan isi pendidikan yang bakal diwariskan generasi tua
ke generasi muda.

Anda mungkin juga menyukai