Anda di halaman 1dari 10

Vol.2 No.

4 September 2022 2075


…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
TELAAH KETERANGAN SAKSI PALSU
(Studi Perbandingan Hukum Positif dan Hukum Islam)

Oleh
Suaidi
Dosen Fakultas Hukum Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Email: suaidi@untirta.ac.id

Abstrak
Hukum berfungsi sebagai pelindung kehormatan, kemerdekaan, jiwa dan harta yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Tegaknya hukum bila terlindungi nya hak asasi
manusia (Apeldoorn:1981). Dalam upaya melindungi kehormatan manusia, maka setiap orang yang
melanggar hukum harus diberikan hukuman yang setimpal dengan perbuataannya.
Tujuan dari pemberian hukuman adalah terwujudnya suatu keadilan yang dapat memberikan
ketenteraman dan kebahagiaan baik terhadap individu maupun kehidupan masyarakat (Baharudin
Lopa: 1987). Hanya dengan penegakan keadilan hukum manusia bisa hidup nyaman, tertib dan
damai tidak saling mengganggu satu sama liannya (Suparman Usman:1988). Prinsipnya setiap
pelanggar hukum harus diberikan sanksi hukum yang setimpal dengan perbuatan yang
bersangkutan. Dalam upaya tetap melindungi kehormatan hak asasi manusia, maka bagi setiap
pelanggar hukum harus dibuktikan baik dengan alat bukti maupun keterangan saksi yang diuji
dipersidangan.
Keterangan saksi merupakan bagian terpenting dalam mengungkap kebenaran atas perlanggaran
kejahatan. Maka, keterangan saksi harus diuji keabsahannya baik dari isi kata-kata orang yang
dihadirkan sebagai saksi maupun pribadi saksi itu sendiri sehingga hakim dalam menjatuhkan
hukuman tidak keliru dan dirasakan tidak adil oleh penerima hukuman. Sebab, tidak menutup
kemungkinan orang yang bertindak sebagai saksi itu memberikan keterangan palsu, jika tidak
dikaji lebih mendalam keterangan saksi palsu dapat didajadikan dasar sebagai penjatuhan
hukuman. Jika penjatuhan hukuman didasarkan atas keterangan saksi palsu, maka konsekwensinya
penegakan hukum dirasakan oleh terdakwa tidak adil, sekaligus menghilangkan wibawa hukum.
Kata Kunci: Saksi Palsu, Ketidakadilan

PENDAHULUAN pembuktian yang ter-ukur dan sepbyektif


Mengingat tidak basa dipisahkannya mungkin.
kehidupan manusia yang satu dengan kehidupan Dalam kutipan Aldi Indra Tambunan
manusia lainnya, maka Aristoteles mengatakan (2016) keterangan saksi menurut Pasal 1 angka
bahwa manusia secara fitroh telah 27 KUHAP adalah salah satu alat bukti dalam
dianugerahkan watak sosial sekaligus termasuk perkara pidana yang berupa keterangan dari
makhluk sosial (Soediman: (1977). Namun saksi mengenai suatu peristiwa pidana yang ia
demikian, tidak jarang diketemukan bahwa dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami
dalam pergaulan manusia menimbulkan konflik sendiri dengan menyebut alasan dan
bahkan konflik yang terjadi menunjukkan pengetahuannya itu. Keterangan saksi hanya
keseriusan, sehingga terjadinya saling menuding dapat dianggap sah, apabila memenuhi syarat
kesalahan bahkan terjadi peristiwa kejahatan formil menurut Pasal 160 (ayat) 3 KUHAP,
pembunuhan dan kejahatan lainnya. Dalam yaitu sebelum memberikan keterangan, saksi
upaya tetap melindungi kehormatan dan hak wajib mengucapkan sumpah atau janji menurut
asasi dasar manusia, maka hukum harus cara agamanya masing-masing, bahwa ia akan
ditegakkan seadil-adilnya, dan setiap memberikan keterangan yang sebenarnya, bila
pelanggaran hukum harus dibuktikan dengan keterangan yang diberikan palsu maka ia akan

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
ISSN 2798-3471 (Cetak) Journal of Innovation Research and Knowledge
ISSN 2798-3641 (Online)
2076 Vol.2 No. 4 September 2022
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
mengambil resiko atas keterangan palsu yang itulah, Nabi sangat membenci terhadap orang
diberikan. Bambang Purnomo (1982) yang memiliki sifat buruk sangka antar manusia.
berpendapat bahwa istilah hukum dan hukuman Buruk sangka adalah pekerjaan hati yang tidak
dua kata yang berbeda. Hukuman adalah bisa dibuktikan secara materil saja dilarang
interaski hukum terhadap pelanggar hukum bila apalagi memberikan keterangan palsu untuk
dikelompokkan akan terbagi menjadi dua memponis orang bersalah itu termasuk kategori
kelompok (1) kelompok kelasik bahkan perbuatan tercela dalam Islam.
hukuman bertujuan untuk melindungi individu Ash-Shiddieqy (1964) menjelaskan
dari kekuasaan penguasa dan atau negara (2) bahwa pembuktian menurut hukum Islam ialah
kelompok modren bahwa hukuman untuk (1) Ikrar (pengakuan) (2) Syahadah (saksi) (3)
melindungi masyarakat dari kejahatan. Yamin (sumpah) (4) Nukul (menolak sumpah)
S.M. Amin (1981) berpendapat bahwa (5) Qasamah (6) Ilmu (pengetahuan hakim) (7)
realisasi hukuman bukan berarti penyiksaan Korinah (tanda-tanda yang dapat dipergunakan).
terhadap pelanggar hukum, melainkan untuk Dilihat dari sudut persyaratan untuk memvonis
melindungi individu lain dan masyarakat agar hukuman baik menurut hukum Islam maupun
dapat menikmati ketenteraman sekaligus menurut hukum positif, maka seperangkat alat
memberikan efek jera terhadap pelaku kejahatan, pembuktian merupakan hal yang dijadikan
dengan harapan bahwa pelaku tidak mengulangi pertimbangnan pokok. Dengan demikian, bila
perbuatannya termasuk memberikan unsur pembuktian tidak lengkap, maka hukuman
pembelajaran terhadap orang lain. tidak bisa dijatuhkan.
Hukum yang berlaku pada suatu negara Keterangan saksi merupakan bagian
bertujuan untuk melindungi harkat kemanusiaan. terpenting dalam proses penjatuhan hukuman,
Konsekwensinya, penjatuhan hukuman terhadap dan wajib dijadikan pertimbangan oleh hakim
pelaku tindak kejahatan harus diawali dengan bukan hanya sekedar menilai ucapan dan kata-
berbagai pertimbangan dan penelitian atas kata saksi saat memberikan keterangan akan
perangkat pembuktian yang dijadikan dasar tetapi hakim juga wajib mengetahui unsur
penjatuhan hukuman. Dalam hal pemeriksaan psikologis orang yang memberikan katerangan,
terhadap pelaku kejahatan/pelanggaran pada unsur inilah maka keyakinan hakim sangat
hendaknya mengedepankan hak-hak dibutuhkan untuk mensingkronkan antara
kemanusiaan (UU RI Nomor 8/1981). keterangan saksi dengan gestur seorang saksi,
Penjatuhan hukuman dipandang sah bila sebab orang yang memberikan keterangan palsu
perangkat pekbutiannya telah diuji dengan orang yang memberikan keterangan
keabsahannya melalui persidangan. Perangkat dengan penuh kejujuran dapat dinilai dari gestur
pembuktian yang dipandang sah tersebut (1) tubuhnya. Dalam hal ini, maka keyakinan hakim
keterangan saksi, (2) surat-surat (3) pengakuan jadi penting kedudukannya dalam upaya
(4) pertunjuk-petunjuk yang meyakinkan. menegakkan keadilan melalui penjatuhan
Islam adalah agama sempurna dan hukuman terhadap pelaku kejahatan atau
menempatkan posisi manusia dalam posisi pelanggaran hukum. Jika hakim tidak
terhormat, dalam memponis manusia bersalah mempertimbangkan fakta yang diucapkan saksi
sebagai pelaku tindak kejahatan dan pelanggaran dalam proses sidang tidak menutup
hukum harus dibuktikan dengan pembuktian kemungkinan bahwa keterangan saksi termasuk
yang bisa dipertanggung-jawabkan. Dalam dalam keterangan palsu, jika hakim hanya
upaya memposisikan manusia pada derajat yang mempertimbangkan lahiriyah yang diucapkan
paling mulya, maka tidak ada celah hukum yang dimungkinkan hakim menjatuhkan hukuman
membolehkan antar manusia saling menuduh berdasarkan keterangan saksi palsu. Jika hal ini
melakukan kejahatan atau pelanggaran yang terjadi maka penjatuhan hukuman akan
berakibat penjatuhan hukuman. Oleh karena dirasakan tidak adil oleh terdakwa, hal ini

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Journal of Innovation Research and Knowledge ISSN 2798-3471 (Cetak)
ISSN 2798-3641 (Online)
Vol.2 No.4 September 2022 2077
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
menyimpang dari tujuan hukuman yaitu 1. Adanya suatu perkara atau peristiwa sebagai
menegakkan keadilan. obyek;
Hukum Islam menjelaskan bahwa 2. Dalam obyek tersebut terdapat hak yang
penjatuhan hukuman oleh hakim harus melalui harus ditegakan;
pertimbangan yang cermat sebab pada 3. Pemberitahuan kepada seseorang yang
hakikatnya seorang hakim bukan saja bersangkutan untuk menyatakan adanya hak
bertanggung jawab kepada manusia akan tetapi yang seharusnya menerima hak;
yang harus lebih diperhatikan bahwa seorang 4. Adanya orang lain yang melihat atau
hakim juga bertanggung jawab pada Tuhan, menyaksikan peristiwa tersebut dan
pantas kalau Nabi bersabda dalam sebuah hadist memberitahukannya.
yang artinya;…Bahwa hakim itu terbagi Saksi merupakan salah satu perangkat
kepada tiga bagian, dua bagian masuk neraka pembuktian yanag dijadikaan bahan
dan satu bagian masuk ke dalama syurga, pertimbangan hakim dalam menetapkan
(H.R. Bukhori). Agar hakim tidak terjabak kebenaran suatu perkara yang diproses dalam
dalam kesalahan saat memutus perkara maka suatu persidangan. Sedangkan “palsu’ berarti
harus cermat dalam proses persidangan. “tidak asli”. Dengan demikian, pengertian
“Saksi Paalsu” suatu keterangan palsu (bohong)
LANDASAN TEORI yang diungkapkan oleh seseorang untuk
Istilah saksi menurut bahasa merupakan membenarkan atau menyalahkan atas perkara
kata benda, dalam bahasa Indonesia berarti yang diproses dalam suatu persidangan, baik itu
“orang yang melihat atau mengetahui. Amin menyangkut perkara pidana maupun perdata.
(1981) memberikan pengertian “saksi” yaitu
“pembuktian”. Surya Aditama (1983) METODE PENELITIAN
memberikan pengertian bahwa “Saksi” ialah Penelitian ini adalah studi pustaka yaitu
“orang yang mengetahui sendiri”. Kata “saksi” menganalisis dari berbagai sumber buku yang
jika digabungkan dengan kata “palsu” yaitu terkait dengan obyek penelitian dengan judul
“saski palsu” berarti; “keterangan, pembuktian “Telaah Keterangan Saksi Palu” (Studi
dan penglihatan” yang palsu atau tidak sah. Perbandingan Hukum Positif dan Hukum Islam)
Saksi palsu biasa diartikan sebagai pembuktian dengan tahapan sebagai berikut:
yang tidak diakui kebenarannya oleh undang- 1. Tahapan pengumpulan data
undang. Pengumpulan data dilakukan melalui bahan
Pengertian “saksi” menurut para ahli tela’ahan (library reaseach) dengan
dikemukakan dengan berbagai redaksi di mengumpulkan bahan pustaka/refsensi,
antaranya; (a) Menurut Sayyid Sabiq (1983) mengidentifikasi dan mengklasifikasi sesuai
saksi adalah memberitahukan tentang apa yang dengan obyek penelitian yang dilakukan.
ia ketahui dengnan lafadz “aku bersaksi” atau 2. Tahapan pengolahan data
“aku menyaksikan” (b) Menurut Hasby Untuk mengolah data yang telah
Ahiddiqie (1964) bahwa “saksi” ialah orang diinventarisir kemudian digunakan teknik
yang menggunakan kesaksian untuk menetapkan sebagai berikut:
hal atas diri orang lain, (c) Menurut fatturrahman a) Induktif, yaitu mempelajarai data yang
(1977) bahwa “saksi” ialah orang yang telah terkumpul kemudian
memberitahukan suatu kebenaran apa adanya menghubungkannya dengan satuan-
yang dilihat mencakup perkataan guna satuan klasifikasi dan menentukan
menetapkan hak bagi orang lain. kesimpulan secara general.
Dari beberapa definisi tersebut di atas, b) Deduktif, yaitu memegang kaidah (teori)
dapat ditarik suatu pengertian, bahwa yang yang bersifat umum, kemudian diambil
dimaksud dengan “saksi” harus meliputi unsur- suatu kesimpulan untuk diterapkan pada
unsur sebagai berikut; hal-hal yang bersifat khusus.

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
ISSN 2798-3471 (Cetak) Journal of Innovation Research and Knowledge
ISSN 2798-3641 (Online)
2078 Vol.2 No. 4 September 2022
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
c) Komperatif, yaitu membandingkan teori- Oleh karenanya, hakim harus memiliki
teori hukum positif dan hukum Islam kemampuan khusus dan kecerdasan yang
yang ada hubungannya dengan obyek mendalam untuk mengnanalisis antara
penelitian. keterangan lisan saksi dengan fakta perkara.
Hal ini dilakukan agar tidak terjadi
HASIL DAN PEMBAHASAN kekeliruan dalam menjatuhkan hukuman.
Hasil Geofani dkk (2021) meng-ilustari dari
Hukuman merupakan akibat dari rumusan Pasal 174 KUHAP adalah sebagai
perbuatan melanggar hukum, bertujuan untuk berikut, (1) Apabila keterangan saksi di sidang
menegakkan keadilan. Penegakan keadilan disangka palsu, hakim ketua sidang
sebagai jaminan terhadap tumbuhnya memperingatkan dengan sungguh sungguh
keharmonisan, ketenteraman dalam suatu kepadanya supaya memberikan keterangan yang
masyarakat. Oleh karenanya, penjatuhan sebenarnya dan mengemukakan ancaman pidana
hukuman harus melalui kajian yang mendalam yang dapat dikenakan kepadanya apabila ia tetap
dan cermaat atas motiv pelanggaran hukum, memberikan keterangan palsu. (2) Apabila saksi
begitu pula dengan kajian secara cermat tetap pada keterangannya itu, hakim ketua
pembuktian yang turut menguatkan atas sidang karena jabatannya atau atas permintaan
terjadinya pelanggaran hukum (KUHAP Psl penuntut umum atau terdakwa dapat memberi
183). Salah satu perangkat pembuktian yang perintah supaya saksi itu ditahan untuk
dijadikan pertimbangan penjatuhan hukuman selanjutnya dituntut perkara dengan dakwaan
adalah keterangan saksi. Dalam Hukum Acara sumpah palsu. (3) Dalam hal yang demikian oleh
Pidana dipakai sistem negatif sebagaimana Pasal panitera segera dibuat berita acara pemeriksaan
249 (1) Tiada seorang-pun dapat dihukum, sidang yang memuat keterangan saksi dengan
kecuali jika hakim berdasarkan alat-alat bukti menyebutkan alasan persangkaan, bahwa
yang sah, memperoleh keyakinan bahwa suatu keterangan saksi itu adalah palsu dan berita
tindak pidana telah terjadi dan bahwa acara tersebut ditandatangani oleh hakim ketua
terdakwa telah bersalah melakukannya Sistem sidang serta panitera dan segera diserahkan
negatif dalam Undang-Undang tersebut kepada penuntut umum untuk diselesaikan
bertujuan; menurut ketentuan undang-undang ini. (4) Jika
(a) Untuk mempersalahkan seorang terdakwa perlu hakim ketua sidang menangguhkan sidang
(tertuduh) diperlukan pembuktian yang dalam perkara semula sampai pemeriksaan
ditetapkan dalam undang-undang, perkara pidana terhadap saksi itu selesai.
sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 184 UU Sebagai bangsa Indonesia yang lahir
No. 8 Tahun 1981 sebagai berikut “Atas Berkat Rahmat Allah yang Maha Kuasa”
a. Alat bukti yang sah a terdiri dari ; Bismar (1986) berpendapat bahwa bangsa
1. Keterangan saksi Indonesia yang memiliki perangkat hukum yang
2. Keterangan ahli luhur Pancasila dan UUD 1945 juga dalam
3. Surat-surat pembukaan UUD tersebut kalimat
4. Petunjuk-petunjuk “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab” hal ini
5. Keterangan terdakwa. menunjukkan bahwa keadilan merupakan
b. Hal yang secara umum sudah diketahui puncak cita-cita baik menurut hukum maupun
tidak perlu dibuktikan (KUHAP: 1981) UUD 1945.
(b) Apabila bukti-bukti itu melebihi yang Dasar Negara Republik Indonesia
ditetapkan dalam undang-undang jika hakim “Ketuhanan Yang Maha Esa” merupakan
tidak berkeyakinan terhadap perbuatan penjabaran dari pasal 29 ayat (1) UUD 1945.
terdakwa, maka hakim tidak boleh Segala sesuatu yang bertentangan dengan
memaksakan untuk menjatuhkan hukuman. Ketuhanan Yang Maha Esa tidak dibenarkan.

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Journal of Innovation Research and Knowledge ISSN 2798-3471 (Cetak)
ISSN 2798-3641 (Online)
Vol.2 No.4 September 2022 2079
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Karenanya, untuk menjamin pelaksanaan hukum norma tersebut tidak seluruhnya bersifat
atau keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang universal, keberlakuan norma tersebut intinya
Maha Esa harus menjadi prioritas bagi penegak meninggaktkan derajat manusia, agar terlindungi
hukum dan para pemangku kebijkan hukum. dari perbauatan jahat manusia lainnya.
Sebab, tujuan hukuman (vonis hukum) untuk Setiap sistem peraturan hukum obyeknya
menciptakan suatu ketenteraman dalam suatu untuk menciptakan keadilan, baik terhadap
masyarakat. Oleh karenanya Soedjono (1970) manusia secara individu maupun masyarakat.
berpendapat bahwa kehidupan suatu masyarakat Namun demikian Soedjono (1969) berpendapat
harus memiliki norma yang dapat dijadikan seketat apapun norma yang mengikat manusia
pedoman , karena dengan adanya norma dalam untuk tidak berbuat jahat akan tetapi secara
suatu masyarakat maka anggota masyarakat naluriah manusia selalu menghendaki untuk
dalam interaksinya akan terkendali dengan dua berbuat jahat. Bahkan, Plato dalam kutipan
hal sebagai mana dikemukakan oleh Kansil Bonger (1982) menyatakan bahwa emas dan
(1986) yaitu (a) bahwa norma adalah suatu manusia merupakan sumber dari banyaknya
perintah yang merupakan keharusan bagi kejahatan, makna ungkapan ini karena emas
anggota masyarakat untuk berbuat baik, (b) dianggap sebagai penentu dan lambang
bahwa norma juga merupakan larangan agar kemewahan dalam kehidupan sosial. Maka,
anggota masyarakat tidak melakukan sesuatu untuk mendapatkannya tidak jarang
yang menyebabkan timbulnya keburukan. diketemukan ditempuh dengan melakukan
No Jenis Norma Penerapan Norma perbuatan jahat atau melanggar hukum seperti;
Umum Husus menipu, merampas, bahkan bisa dilakukan
01 Nomor Agama V dengan pembunuhan. Inilah yang dimaksudkan
02 NormA Kesusilaan V oleh Plato bahwa emas merupakan sumber
03 Norma Kesopanan V penyebab peristiwa kejahatan.
04 Norma Hukum V Akibat kecenderungan manusia untuk
berbuat jahat, maka akan menabrak benteng
hukum yang begitu ketat termasuk adanaya
Penerapan ke empat norma di atas hanya
peraturan hukum dan penagak hukum yang
norma agama yang berlaku secara umum dan
bertugas suntuk memberikan sanksi hukum,
universal disetiap negara, karena agama
bukan suatu halangan bagi manusia untuk
bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa sehingga
melakukan kejahatan. Contohnya, kejahatan
penerapannya berlaku sama. Sementara Norma
yang dilakukan manusia dalam proses hukuman
Kesusilaan, Norma Kesopanan, dan Norma
adalah memberikan keterangan palsu sebagai
Hukum tidak berlaku secara umum dan universal
upaya untuk menjatuhkan hukuman dalam
sebab ke tiga Norma tersebut bersumber dari
proses hukum.
manusia dimana dia berada dan bertempat
Memberikan keterangan palsu
tinggal juga bersumber dari budaya suatu
merupakan suatu perbuatan yang dikategorikan
masyaarat atau suatu negara, maka
telah melanggar hukum bahkan perbuatan jahat
penerapannya sesuai dengan budaya yang
berantai, sebab dengan keterangan palsu hakim
berlaku di masing-masing masyarakat atau
memutus hukum tidak adil, penjatuhan hukuman
negara. Seperti kriteria sopan di Erofa akan
atas dasar keterangan palsu menjadi penyebab
berbeda dengan kriteria sopan di negara
ketidak-adilan putusan hukum. Itulah yang
Indonesia, demikian pula di berbagai negara
dimaksud dengan kejahatan berantai. Dengan
tentunya tidak bisa diterapkan dan diaplikasikan
demikian, bahwa keterangan saksi palsu sangat
secara sama.
berbahaya dalam sistem peradilan. Keterangan
Keempat norma tersebut merupakan cara
palsu berakibat kepada rusaknya kewaibawaan
untuk mengatur kehidupan agar dalam pergaulan
hukum dan hilangnya kepercayaan publik
tidak saling mengganggu, baik antar individu
terhadap hukum. Dalam syariat Islam bahwa
maupun antar masyarakat. Akan tetapi norma-
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
ISSN 2798-3471 (Cetak) Journal of Innovation Research and Knowledge
ISSN 2798-3641 (Online)
2080 Vol.2 No. 4 September 2022
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
keterangan palsu merupakan perbuatan dosa perlindungan hukum baik sebagai personal
besar sebagaimana hadits Nabi Muhammad, maupun perlindungan terhadap harta miliknya
SAW yang artinya sebagai berikut; sebagaimana tertuang dalam Kitab Undang-
…… Abu Bakrah ra. Berkata, Rasulullah saw. Undang Hukum Pidana yang menempatkan
bersabda, “Maukah aku beritahu dosa yang perlindungan terhadap manusia;
paling besar?” kami menjawab, “tentu wahai 1. Perlindungan terhadap pribadi seseorang
Rasulullah. ”Beliau bersabda, Syirika. Penghinaan (Pasal 315) yang berisi tidak
(menyekutukan Allah), durhaka kepada kedua boleh seseorang menghina dengan
orang tua, Kemudian beliau bangkit duduk- sengaja baik itu menista dengan lisan,
yang semula bersandar dan bersabda, tulisan.
Ingatlah!, juga perkataan dusta dan persaksian b. Meningnggalkan orang yang
palsu!” Dan beliau terus mengulangnya memerlukan pertolongan (Pasal 304)
sampai kami membatin ”Andaikan Rasulullah c. Membongkar rahasia (Pasal 322)
diam.” (Muttafa’alaih). d. Kemerdekaan pribadi (Pasal 324)
Ancaman keras berkata bohong dan e. Pembunuhan (Pasal 338)
bersaksi palsu. Nabi Muhammad Saw. f. Penganiayaan (Pasal 351)
mengulangi kalimat ini beberapa kali ”Ingatlah
2. Perlindungan terhadap hak milik (Harta
bersaksi palsu” karena betapa besar bahayanya seseorang)
terhadap umat, dan betapa kerasnya siksa Allah a. Pencurian (Pasal 362)
pada hari kiamat kelak bagi orang yang bersaksi b. Pemerasan (Pasal 368)
palsu, sesungguhnya dosa yang paling dibenci c. Penggelapan (Pasal 372)
disisi Allah Adalah berbuat syirik kepadanya- d. Penipuan (Pasal 378)
Nya, durhaka kepada orang tua, kemudian Posisi kehidupan manusia harus
berkata bohong dan bersaksi palsu. Dosa mendapat perlindungan secara asasi, bentuk
bersaksi palsu dikelompokkan ke dalam dosa perbuatan yang mengakibatkan merugikana
menyekutukan Allah karena besarnya bahaya terhadap pihak lain baik secara pribadi maupun
yang ditimbulkan terhadap masyarakat. terhadp harta yang dimiliki telah ditentukan
Sejalan dengan pemikiran tentang bahaya
serangkaian hukumannya, sebagaimana bunyi
nya memberikan keterangan palsu sebagai upaya
pasal-pasal tersebut di atas. Keberadaan hukum
untuk menghukum orang dari kalangan tertentu,
sebagai pelindung bagi kehidupan manusia, akan
maka Baharudin Lopa (1987) mengemukakan tetapi secara realitas tidak dapat dipungkiri
pendapatnya, bahwa perangkat dan sarana bahwa kejahatan terus berkembang sejalan
penegakan hukum itu penting akan tetapi yangdengan perkembangan manusia, inilah yang
lebih penting adalah manusia yang diberi tugas
dimaksudkan oleh (Soejono:1970) bahwa
dalam penegakan hukum harus slektif yaitu manusia selalu cenderung untuk melakukan
orang-orang yang professional dan memiliki perbuatan melanggar hukum.
integrits dan moral yang luhur. Dengan Ciri khas negara hukum secara
demikian, bahwa penerapan hukum itu tidak kontektual seperti halnya negara Indonesia
cukup hanya dengan pertimbangan alat bukti bahwa wagra negaranya memiliki kebebasan dan
secara tektual melainkan harus dibarengi dengan
hak untuk berpendapat dan melindungi hak
moral yang kuat para penegak hukum. asasinya. Dan, orang yang diduga (dipastikan)
bersalah-pun masih behak untuk menjaga dan
Pembahasan mempertahankan harga dirinya dan tidak boleh
Penegakan hukum harus memposisikan dihukumi bahwa dia telah bersalah sebelum
manusia sebagai orang yang dihormati secara adanya putusan pengadilan yang menyatakan
asasi lebih-lebih di negara hukum seperti bersalah (KUHP Pasal 183).
Indonesia menempatkan manusia sebagai obyek

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Journal of Innovation Research and Knowledge ISSN 2798-3471 (Cetak)
ISSN 2798-3641 (Online)
Vol.2 No.4 September 2022 2081
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Perhatian hukum terhadap ekistensi Untuk tetap mengnhormati fitrah
manusia menurut konteks hukum Islam dapat manusia, maka tidak diperkenankan antar
diperhatikan dalam firman-Ny manusia memiliki sifat buruk sangka, apalagi
ۡ َ‫ۡو َرزَ قۡنَۡ ُهمۡمِۡن‬
َ ‫ۡوٱلۡبَحۡ ِر‬ َ ‫۞ َولَقَدۡ ۡك ََّرمۡنَاۡ بَنِيۡ ۡ َءادَ َم‬
َۡ ‫ۡو َح َملۡنَۡ ُهمۡ ۡفِي ۡٱلۡبَ ِر‬ berupaya menghinakannya. Bahkan untuk
ۡ ٧٠ۡ‫يل‬ ۡ ‫ض‬ٗ ِ ۡ‫علَىۡۡ َكثِيرۡۡ ِم َّمنۡۡ َخلقۡنَاۡت َف‬
َ َ ۡۡ‫ِۡوفَضَّلۡنَۡ ُهم‬
َ ‫طيِبَۡت‬ َّ ‫ٱل‬ menghormati manusia lainnya termasuk dapat
…. Dan sesungguhnya telah Kami muliakan dijadikan ukuran keimanan seseorang kepada
anak-anak Adam, Kami angkut mereka di Tuhannya, sebagaimana Hadits Nabi
daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki Muhammad Saw yang diriwayatkan oleh Imam
dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka Bukhori yang artinya;
dengan kelebihan yang sempurna atas …Tidak beriman seseorang sehingga ia
kebanyakan makhluk yang telah Kami mencintai saudaranya sebagaimana ia
ciptakan.(Q.S. Al-Isra:70) mencintai dirinya sendiri (H.S. Bukhori).
ۡ ٤ۡۡ‫س ِنۡت َقۡ ِويم‬ َ ۡ‫سنَ ۡفِيۡۡأَح‬ َۡ ‫لن‬ِۡ ‫لَقَدۡۡ َخلَقۡنَاۡٱ‬ Dari keterangan hadits tersebut dapat
…. sesungguhnya Kami telah menciptakan ditarik suatu kesimpulan bahwa ukuran iman
manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. seseorang tergantung kepada sejauhman ia
(Q.S. At Tin:4). Hukum Islam menempatkan menyintai saudaranya sesama manusia. Oleh
kemulyaan bagi manusia disbanding dengan karenanya, seseorang yang memberikan
makluk lainnya. Di samping itu Allah juga keterangan palsu sebagai upaya menjatuhkan
menempatkan manusia sebagai khalifah di muka hukuman marupakan bagian kejahatan yang
bumi (Q.S. Al-Baqarah:30), (Q.S. Al- sangat dicela, sebagaimana firman-Nya;
An’am:165) kalau dibandingkan dengan ۡٗ ‫ۡوإِذَاۡ َم ُّرواْۡبِۡٱللَّغۡ ِوۡ َم ُّرواْۡك َِر‬
ۡ ٧٢ۡ‫اما‬ َ ‫ور‬ ُّ ‫َۡوٱلَّذِينَ ََۡلۡيَشۡ َهدُونَ ۡٱ‬
َ ‫لز‬
makhluk lainya manusia memiliki intelgensi … Dan orang-orang yang tidak
yang sangat tinggi (Q,S, Al-Baqarah: 31 dan 33). memberikan persaksian palsu, dan apabila
Manusia dalam fitrohnya dilengkapi dengan mereka bertemu dengan (orang-orang) yang
unsur syurgawi yang amat mulya dan luhur mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak
berbeda dengan unsur badaniyah binatang dan berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga
pada tumbuh-tumbuhan; kehormatan dirinya.(Q.S. Al-Furqon:72).
ۡ ٧ۡۡ‫س ِنۡمِ نۡطِ ين‬ َۡ ‫لن‬ِۡ ‫سنَ ۡ ُكلَّۡشَيۡءٍ ۡ َخلَقَ ۥۡهُۡ َوبَۡدَأَۡخَلۡقَ ۡٱ‬ َ ۡ‫ٱلَّذِيۡۡأَح‬ Saksi palsu atau keterangan palsu yang
…. Yang membuat segala sesuatu yang Dia diberikan dalam proses persidangan akan
ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai berakibat terhadap wibawa hukum, analisanya
penciptaan manusia dari tanah (Q.S. As- sebagai berikut:
Sajdah:7). Hal ini menunjukan bahwa manusia 1. Menurut Hukum Positif
diiciptakan bukan secara kebetulan melainkan Perhatian hukum pidana terhadap proses
dipersipkan untuk mengelola jagat raya ini persidangan dibuktikan dengan kehati-hatian dan
sebagai syimbol kemahakuasaan Allah dan penelitian secara cermat dalam pembuktian
kesempurnaan penciptaan manusia (Q,S. termasuk keterangan saksi, upaya ini dilakukan
Thoha:122). agar tidak terjadi adanya keterangan palsu
Dalam kehidupannya, manusia diberi dijadikan sebagai perangkat pembuktian.
kepercayaan penuh oleh Tuhan dan diberikan Bahkan ancaman pidananya terhadapa orang
kemerdekaan serta diberkahi dengan risalah yang memberikan keterangan palsu sebagaimana
yang diturunkan melalui para Nabi. Manusia tertuang dalam pasal 242 KUHP
juga dikaruniai tangggung jawab, serta (1) Barangsiapa di dalam hak-hal dimana
diperintahkan untuk mencari nafkah dimuka peraturan undang-undang menghendaki
bumi dengan inisiatif dan jerih payahnya sendiri. suatu keterangan diberikan di bawah sumpah
Kemudian manusia dibebaskan untuk memilih atau yang padanya diikatkan akibat-akibat
kesejahteraan atau kesengsaraan bagi dirinya hukum telah dengan sengaja memberikan
(Q,S, al-Ahzab:72). keterangan palsu di bawah sumpah, baik
secara lisan maupun secara tertulis, baik oleh

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
ISSN 2798-3471 (Cetak) Journal of Innovation Research and Knowledge
ISSN 2798-3641 (Online)
2082 Vol.2 No. 4 September 2022
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
orang itu sendiri ataupun oleh seorang kuasa 2. Menurut hukum Islam
yang secara husus dikuasakan untuk itu, Realisasi hukuman menurut hukum Islam
dihukum dengan hukuman penjara selama- harus meliputi beberapa perinsip
lamanya tujuh tahun; diantaranya;
(2) Apabila keterangan palsu yang diberikan di (1) Perinsip permusyawaratan. Dalam
bawah sumpah itu di dalam suatu perkara system ajaran Islam bahwa musyawarah
pidana telah merugikan orang yang diadukan adalah bagian terpenting dalam
atau orang yang dituduh, maka orang yang mengambil suatu keputusan yang
bersalah dihukum dengan hukuman penjara bertujuan untuk menumbuh-kembangkan
selama-lamanya sembilan tahun; kesejahteraan dan kekadilan bagi
(3) Dipersamakan dengan sumpah adalah janji rakyat/ummat (Q.S. ali-Imran:159).
atau pembenaran yang diminta berdasarkan Namun demikian, dalam realisasinya
peraturan-peraturan umum atau yang diminta bukan berarti perinsip musyawarah
untuk menggantikan sumpah. bersipat mutlak. Karena ada hal dalaam
Pemberian hukuman berdasarkan system hukum Islam dimana tidak
keterangan palsu yang tidak diketahui dalam diperkenankan memutus sesuatu
proses persidangan, secara yurudis diakui persoalan dengan jalan musyawarah,
kebenaranya. Akan tetapi, pada hakikatnya terhadap perkara sebagai berikut (a)
hukuman yang demikian tidak adil. Akibatnya, Tentang perintah yang sudah jelas
tidak menutup kemudnkinan bagi terdakwa yang dinyatakan dalam al-Quran maupun al-
diputus berdasarkan keterangan palsu, akan Sunnah, karena atas hal-hal yang tersebut
menaruh rasa dendam baik pada pemberi bila dilaksanakan akan keluar dari
keterangan palsu maupun terhadap keberadaan lingkup musyawarah, (b) Keputusan
hukum. Inilah yang dimaksud bahwa keterangan musawarah tidak boleh bertentangan
palsu akan menimbulkan kejahatan yang dengan ketentuan yang telah termaktub
berantai dan sulit untuk memotong benang dalam al-Quran dan As-Sunnah.
merah dari kejahatan dimaksud. (2) Perinsip keadilan. Yang dimaksud
Baharudin Lopa (1988) menjelaskan dengan keadilan dalam Islam yaitu
bahwa untuk menjaga wibawa hukum minimal tegaknya seluruh hak dasar manusia.
para pihak yang berwenang untuk mengkoreksi Perinsip keadilan dalam Islam bisa
hal-hal sebagai berikut; (1) Meneliti peraturan diukur dengan terjaminnya hal-hal
yang tidak sesuai lagi dengan kondisi dan sebagai berikut (a) kebebasan rohaniyah
tuntutan zaman, (2) Meningkatkan keimana dan yang mutlak, (b) persamaan kemanusiaan
ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senpurna, (c) tanggung jawab sosial
sehingga para penegak hukum memiliki yang kokoh.
integritas dan moral yang baik, (3) (3) Perinsip kemerdekaan atau kebebasan.
Meningkatkan profesionalisme , (4) Syariat Islam sangat menghargai tentang
Meningkatkan keteladanan dalam hal mematuhi fitrah manusia, yang tidak bisa
dan mentaati hukum, (5) Meminimalisir faktor dibandingkan dengan rumusan keadilan
yang cendrung menyebabkan terjadinya yang digagas oleh pemikiran manusia.
pelanggaran hukum, (6) Meningkatkan Namun demikian, perinsip kemerdekaan
sosialisasi hukum (dalam soal mentaati dan dan kebebasan yang digariskan oleh
resiko pelanggaran hukum), (7) Menumbuhkan Islam tidak menabrak rambu-rambu yang
idealisme personal, (8) Menumbuh-kembangkan tertuang dalam al-Quran dan al-Hadis.
gaya hidup yang ikhlas. Perinsip kebebasan ini meliputi (a)
kebebasn beragama, (b) kebebasn
berpikir, (c) kebebasan berpendapat, (d)

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Journal of Innovation Research and Knowledge ISSN 2798-3471 (Cetak)
ISSN 2798-3641 (Online)
Vol.2 No.4 September 2022 2083
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
kebebasan pribadi dan (e) kebebasan memberikan keterangan palsu harus diumumkan
memiliki dan menggunakan harta di masjid-masid dan di tempat-tempat
kekayaannya. perkumpulan umum agar dia merasa jera dan
Islam juga mengakui bahwa dengan malu sebagai hukuman dan memberikan
nafsu serakah yang dimiliki oleh manusia akan pembelajaran bagi yang turut menyaksiakan.
memunculkan perbuatan melanggar hukum dan 2. Menurut hukum positif
tata aturan, termasuk memberikan keterangan Hukum dalam suatu negara sebagai alat
palsu dalam pembuktian di persidangan itu yang berfungsi untuk menciptakan dan
merupakan bagian dari nafsu serakah yang melindungi hak asasi manusia. Realisasi
dimiliki manusia. Putusan hukum hendaknya hukuman bukan berarti penyiksaan terhadapa
mewujudkan keadilan dan sebagai pembelajaran pelanggar hukum, melainkan untuk meindungi
bagi pihak lain agar tidak melakukan perbuatan pihak lain atau masyarakat agar dapat menikmati
melanggar hukum. ketenteraman dan keamanan. Karenya, demi
3. Perbedaan antara hukum Islam dan hukum tegakknya hukum dan demi terwujudnya
positif tentang saksi palsu ketenteraman serta keamanan, maka pelanggar
1. Menurut Hukum Islam hukum harus dijatuhi hukuman yang setimpal
Kesaksian merupakan perangkat alat dengan perbuatannya.
bukti baik dalam perkara pidana maupun perkara Namnun demikian, karena
perdata. Oleh karenanya kesaksian yang kecenderungan manusia melanggar hukum,
memenuhi syarat sebagai tolok ukur keyakinan terkadang hukum dijadikan suatu alat untuk
hakim dalam penjatauhkan hukuman. rekayasa dalam hal penjatuhan hukuman
Dalam hukum Islam kesaksian palsu misalnya keterangan saksi palsu dijadikan
termasuk perbuatan dosa besar, sebagaimana prangkat pembuktian sebagai alat ukur
firman-Nya (Q.S, Al-Haj:30) penjatuhan hukuman. Penjatuhan hukuman yang
ۡ‫َّللۡ فَ ُه َوۡ خَيۡرۡۡۡلَّ ۡۥهُۡۡعِندَۡ َربِ ِۦۡهۡۡ َوأُحِ لَّتۡۡۡلك ُم‬
ُ َ ِ َّ ‫ۡذَلِكَۡۡۡ َو َمنۡ يُعَ ِظمۡۡۡ ُح ُر َۡمتِۡۡٱ‬ berdasarkan pada pembuktian keterangan palsu
ْۡ‫لوۡۡثَ ِنۡ َۡوٱجۡتَنِبُوا‬ َ َ ۡ‫علَيۡ ُكمۡۡۡفَۡٱجۡتَنِبُواْۡۡٱ ِلرج‬
ۡ ‫سۡ مِ نَ ۡۡٱ‬ َ ۡۡۡ‫ل َنۡ َۡع ُمۡ ِإ ََّلۡ َماۡ يُتۡلَى‬
ۡ‫ٱ‬ sama sekali tidak dibenarkan.
ۡ ٣٠ۡ‫ور‬ ُّ
ِۡ ‫قَوۡلَۡٱلز‬ Berdasarkan kajian di atas, maka ternyata
. Demikianlah (perintah Allah). Dan terdapat suatu kesesuaian antara hukum Islam
barangsiapa mengagungkan apa-apa yang dan hukum positif bahwa keterangan palsu
terhormat di sisi Allah maka itu adalah lebih sangat berbahaya bila dijadikan sebagai suatu
baik baginya di sisi Tuhannya. Dan telah perangkat pembuktian untuk menjatuhkan
dihalalkan bagi kamu semua binatang ternak, hukuman. Persesuaian dan perbedaan antara
terkecuali yang diterangkan kepadamu hukum Islam dan hukum positif tentang saksi
keharamannya, maka jauhilah olehmu palsu terlihat dari sudut macam-macam saksi
berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah palsu. Dalam hal ini ada sedikit persesuai dan
perkataan-perkataan dusta. perbedaan. Dalam hukum Islam ditentukan
Kesaksian palsu itu lebih besar dari kreteria saksi yaitu (1) Baligh dan berakal, (2)
jarimah (pelanggaran) zina dan mencuri, dan Islam, (3) Dapat melihat dan berbicara, (4)
mendorong terjadinya keterangan palsu Bersifat adil.
diantaranya (1) kebencian, (2) rasa dendam (3) Sedangkan dalam hukum positif kreteria
permusuhan yang berkepanjangan. Karena saksi dijelaskan dalam pasal 168 KUHAP
bahayanya keterangan palsu. Maka, Sayyid sebagai berikut:
Sabiq (1988) mengungkapkan bahwa Imam (1) Keluarga sedarah atau semenda dalam garis
Malik, Asy-Syafi’i dan Ahmad meriwayatkan lurus ke atas atau ke bawah sampai derajat
bahwa hukuman yang dijatuhkan terhadap orang ketiga dari terdakwa atau yang Bersama-
yang memberikan keterangan palsu adalah sama sebagai terdakwa;
diberikan hukuman takzir, kemudian Imam (2) Saudara dari terdakwa atau yang bersama-
Malik menjelaskan bahwa orang yang sama sebagai terdakwa, saudara ibu atau

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
ISSN 2798-3471 (Cetak) Journal of Innovation Research and Knowledge
ISSN 2798-3641 (Online)
2084 Vol.2 No. 4 September 2022
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
bapak, juga mereka yang mempunyai DAFTAR PUSTAKA
hubungan karena perkawinan dan anak-anak [1] Audah Abdul Qadir, Al-Tasyri’ al-Jina’i
sampai derajat ketiga’ al-Islamy, 1968, Baerut
(3) Suai atau isteri terdakwa meskipun sudah [2] Assiddieqy, Hasbi, Peradilan dan hukum
bercerai atau yang bersama-sama sebagai acara Islam, 1964, Bulan Bintang,
terdakwa (UU.No. 8:1981). Kriteria ini Jakarta
dimaksudkan sebagai raambu-rambu dalam [3] Aditama, Surya, kamus paraktis Bahasa
hal menegakan hukum agar penegak hukum Indonesai, 1983, Karya Utama,
tidak terjebak dalam lingkaran keterangan Surabaya.
saksi palsu sebagai perangkat pembuktian. [4] Amin, Hukum Acara Pengadilan Negeri,
1981, Pradnya Paramita, Jakarta.
KESIMPULAN [5] Al-kahlani, Subulussalam, tt, Kairo
Secara naluriah manusia selalu Mesir
betkecenderungan untuk melakukan perbuatan [6] Bawengan, Gerson, Pengantar
yang bersifat merugikan pihak lain. Karenanya, Psyichologi criminal, 1977, Pradnya
diperlukan hukum untuk memberikan bimbingan Paramita, Jakarta.
dan petunjuk guna mewujudkan ketenteraman [7] Bonger, Pengantar Tentang Kriminologi,
dalam kehidupan setiap individu maupun 1982, Ghalia, Indonesia.
kehidupan bermasyarakat, sebab hukum [8] Doorn, Apel, Pengantar Ilmu Hukum,
merupakan penata dan pengatur yang bersifat 1981, Pradnya Paramita, Jakarta.
memaksa bagi setiap orang. [9] Faturahman, Hadist-hadist tentang
Realisasi hukuman bukan berarti peradilan agama, 1977, Bulan Bintang,
penyiksaan terhadap pelanggar hukum, Jakarta.
melainkan untuk melindungi individu lain atau [10] Hanafi, Ahmad, Asas-Asas Hukum
masyarakat agar dapat menikmati ketenteraman Pidana Islam, 1968, Bulan Bintang,
dan kenyamanan dalam kehidupannya. Jakarta.
Keterangan saksi merupakan salah satu unsur [11] Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata
perangkat pembuktian yang diakui kebenarannya Hukum Indonesia, 1986, Balai Pustaka,
oleh Undang-Undang memiliki andil yang Jakarta.
sangat besar dalam penjatuhan hukuman. [12] Koentjoroningrat, Pengantar
Karenanya, agar tetap melindungi hak asasi Antropologi, 1986, Bulan Bintang,
manusia, hakim diwajibkan meneliti dan Jakarta.
mempertimbangkan kebenaran keterangan saksi. [13] Kuntjoro, Purboronoto, Tinjauan umum
Keterangan saksi palsu tidak sah dijadikan tentang hukum dan penetapan hukum,
sebagai perangkat pembuktian. Namun bila 1975
keterangan saksi palsu diluar sepengetahuan [14] LPHN Jakarta.
hakim, maka hakim dibenarkan untuk [15] Lopa, Baharudin, Permasalahan dan
menjatuhkan hukuman. Akan tetapi, hakikat Pembinaan Penegakan Hukum di
penjatuhan hukuman atas dasar keterangan saksi Indonesia, 1975 Bulan Bintang, Jakarta.
palsu yang dijadikan perangkat pembuktian
maka akan menurunkan wibawa hukum.
Hukum Islam memandang bahwa
keterangan saksi palsu tidak dapat diterima
sebagai perangkat pembuktian, bahkan
keterangan saksi palsu merupakan bagian yang
sangat membahayakan bagi penegakan hukum.

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Journal of Innovation Research and Knowledge ISSN 2798-3471 (Cetak)
ISSN 2798-3641 (Online)

Anda mungkin juga menyukai