Anda di halaman 1dari 28

Kelompok 3

FRAUD &
MORAL HAZARD
Dasar Tata Kelola dan Etika Bisnis - D
MEET THE TEAM!
Grace Kristy Purba 12030120120016

Tjia, Gleen Theresia 12030120130200

Latifa Ismi Setyaningrum 12030120140100


1 Kecurangan dan Moral Hazard 2 Pelanggaran Etika, Kontrak, dan Regulasi

3 Pemicu 4 Pencurian Aset 5 Mix Conduct

6 Penanggulangan 7 Skema Ponzi

8 Korupsi

FRAUD
KECURANGAN
DAN MORAL
HAZARD
Kecurangan (Fraud) merupakan salah satu bentuk atau tindakan dari
pelanggaran etika, kontrak, dan regulasi. Menurut ACFE, fraud merupakan
perbuatan curang yang dilakukan dengan cara licik untuk mendapatkan
apa yang ingin mereka miliki, dan biasanya akan berdampak dengan
merugikan kepada orang lain. Fraud sering dikaitkan dengan pelanggaran
hukum.

Moral Hazard merupakan perilaku yang tidak jujur atau suatu karakter
perusak yang ada pada individu yang dapat memicu terjadinya kecurangan
dan dapat merugikan orang lain. Hanya saja moral hazard tidak dapat
dikatakan sebagai pelanggaran hukum.
KECURANGAN
Kecurangan Pelaporan
DAN MORAL
Kecurangan Pelaporan Keuangan, adalah kecurangan yang
HAZARD
dilakukan oleh manajemen dalam bentuk salah saji material
Laporan Keuangan yang merugikan investor dan kreditor.
Kecurangan Pelaporan Non - Keuangan, yaitu adanya
pemberian credential kepada karyawan (yang salah).

Pencurian Aset

Korupsi
PELANGGARAN ETIKA,
KONTRAK, DAN REGULASI
Etika dalam bentuk norma, prinsip moral atau nilai merupakan bentuk
awal dari tatanan hubungan sosial antar manusia.
Berdasarkan perkembangannya, etika hanya berkaitan dengan jenis
hubungan tertentu antar pihak-pihak tertentu yang terlibat, dan hal
tersebut disepakati untuk dituangkan dalam kontrak yang ada
diantara mereka.
Apabila dari kedudukan dari pihak-pihak tersebut tidak seimbang
(ada yang lemah dan ada yang kuat), dan dari ketidakseimbang
tersebut membuat kepentingan banyak pihak terganggu akan
kehidupan bernegara, proteksi hak dan kepentingan pihak lemah
nantinya akan diwujudkan pada bentuk regulasi.
PEMICU
TEKANAN (PRESSURE)

Ditandai dengan adanya ancaman dari pihak luar yang akhirnya mengakibatkan ketakutan dan terganggunya rasa
aman seseorang. Contohnya seorang karyawan telah menggelapkan dana perusahaan dan digunakan untuk memenuhi
gaya hidup yang tinggi. Dalam hal ini masalah finansial pribadi merupakan salah satu pemicu terjadinya fraud.

PELUANG (OPPORTUNITY)

Merupakan kondisi dari luar individu dan organisasi yang mendorong terjadinya pelanggaran etika, kontrak, dan
regulasi. Contohnya Kesempatan untuk melakukan fraud biasanya disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya kontrol
dari perusahaan yang masih lemah, SOP yang berjalan tidak kondusif, Adanya multijob pada seorang karyawan, Situasi
kerja kurang kondusif.

RASIONALITAS

Merupakan salah satu pemicu bagi seseorang atau organisasi untuk melakukan kecurangan atau tindakan yang bersifat
moral hazard. Contoh alasan yang sering digunakan pelaku fraud adalah, alibi gaji yang diberikan tidak sesuai dengan
keuntungan yang sudah diterima perusahaan.
PENCURIAN
ASET
Skema kecurangan dimana karyawan mencuri atau
menyalahgunakan sumber daya perusahaan (ACFE, 2014)
Pencurian aset Korupsi Pencurian aset Korupsi
Laporan Keuangan Laporan Keuangan
100 1,000,000

75 750,000

50 500,000

25 250,000

0 0
Frekuensi Kerugian

Pemalsuan Cek Penggajian Fiktif Penggantian Biaya

Penagihan Penyaringan Pencurian uang tunai

Penggelapan Uang Cash register disbursement Non-tunai


TANDA BAHAYA
PERILAKU CURANG
Pelaku kecurangan (perpetrator) biasanya, menunjukkan perilaku
atau mengalami kondisi tertentu sebelum diketahui telah
melakukan kecurangan.

Kehidupan melampau Kesulitan keuangan Kedekatan dengan


kewajaran pemasok atau pelanggan

Keengganan berbagi Cerai atau masalah Perilaku pedagang lihai


tugas keluarga

Mudah tersinggung, Masalah pekerjaan


curiga, dan defensif Masalah kecanduan sebelumnya

Keluhan rendahnya gaji Penolakan untuk dll


mengambil cuti
MIS- Bullying
17%

CONDUCT
tindakan senonoh, 38% pelaku
kecurangan pernah melakukan paling
Bolos Kerja
tidak satu kali perbuatan mis-conduct Lain-lain
49% 14%

Para pelaku pernah berhubungan


dengan HRD, kaitannya dengan evaluasi
kinerja buruk, kehilangan pekerjaan, Malas
pemotongan gaji, penurunan jabatan,dll 8%

Browsing internet
Pelecehan seksual 7%
2%
PENANGGULANGAN
Kecurangan oleh karyawan (employees fraud) pada umumnya, dapat
diatasi dengan menerapkan sistem pengendalian internal yang baik.

Audit eksternal Hotline Code of conduct

Sertifikasi laporan Audit eksternal Tinjauan ulang oleh


keuangan pada ICOFR manajaemen

Komite audit Internal audit Program


independent pendukung
karyawan

Analisis data Assesment secara


monitoring proaktif dll
SKEMA PONZI

Skema ponzi adalah salah satu bentuk kecurangan dan termasuk dalam kategori
pencurian aset, Pencurian dilakukan oleh pihak sponsor terhadap investor. Investasi
berskema ponzi pada umumnya, ditandai oleh hal-hal berikut :

Menarik dana dari masyarakat dan memisahkan uang tersebut dari kendali
1
pemiliknya (investor).
Dana dan penginvestasiannya dikelola oleh pihak sponsor tanpa meibatkan
2
investor.
3 Menjanjikan imbalan yang tinggi, di atas tingkat bunga normal dengan risiko kecil

4 Informasi tentang skema ponzi terlihat masuk akal dan dapat diterima investor.

5 Pihak sponsor termasuk orang-orang kredibilitasnya dikenal di masyarakat.


6 Untuk membangun kredibilitas, pada awalnya, pembayaran imbalan berjalan
lancar
7 Menggunakan konsep piramida

Istilah ponzi digunakan dalam menganalisis suatu pembiayaan perusahaan dimana


bentuk pembiayaan dibagi menjadi tiga keadaan yaitu :

1 Hedge

2 Spekulatif

3 Ponzi
KORUPSI
Secara singkat, korupsi didefinisikan sebagai : "Illegitimate use of public power to benefit
a private interest."
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi
mengelompokkan tindakan yang dianggap korupsi sebagai berikut :
1 Berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang bertentangan dengan kewajibannya.
2 Memengaruhi putusan perkara

3 Perbuatan curang

4 Penggelapan uang

5 Pemalsuan buku-buku atau daftar-daftar khusus untuk


pemeriksaan adminisitrasi
6 Penggelapan, penghancuran, dan perusakan dokumen

7 Menerima hadiah atau janji


TATA KELOLA PERUSAHAAN (GOVERMENT GOVERNANCE)
yang baik dapat merupakan salah satu solusi untuk mencegah terjadinya
tindak pidana korupsi. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan oleh
perusahaan :
Memilih agen yang lebih baik Mengurangi kewenangan diskresi

Memperbaiki insentif Membuka persaingan

Memperbaiki keterbukaan informasi Memperbaiki sistem peradilan

Memperberat biaya sosial, ekonomi, Meningkatkan dan memperbaiki


hukum whistle blowing system
MORAL
HAZARD
Bidang Moral Hazard Ekonomi

Kontrak Manajemen

Bisnis Regulasi

Etika
BIDANG MORAL
HAZARD
Bagian abu-abu dari pelanggaran etika,
kontrak, dan regulasi
Disebabkan karena adanya perbedaaan interpretasi yang
menghasilkan multitafsir (Celah dalam etika, kontrak, dan
regulasi yang tertulis dan tidak tertulis)
PELUANG MELAKUKAN
MORAL HAZARD
1. Besarnya asimetri informasi antara agen dan
prinsipiel.
2. Jelas, tegas, dan komprehensifnya kontrak yang
dibuat antara agen dan prinsipiel
3. Cocok-tidaknya jenis kontrak yang dibuat antara
agen dan prinsipiel.
4. Tingkat keengganan menanggung risiko dari agen
dan prinsipiel.
5. Besarnya perbedaan kepentingan antara agen dan
prinsipiel.
6. Terukur tidaknya hasil pekerjaan agen.
7. Tersedia tidaknya sistem monitoring oleh prinsipiel.
8. Jangka waktu hubungan keagenan.
MORAL HAZARD
EKONOMI
Teori Keagenan
Principel tidak dapat mengawasi/memaksa tindakan
agen secara sempurna. Motif utama tindakan ini
adalah memaksimalkan manfaat bagi pihak yang
bersangkutan
Solusi:
Pengaturan Kontrak yang
JELAS

Insentif Sistem Monitoring

Effort Constraints
MORAL
HAZARD
KONTRAK
Henoko (2010: 1) menyatakan bahwa kontrak, pada dasarnya berawal dari perbedaan atau
ketidaksamaan kepentingan di antara para pihak. Oleh karena itu, perikatan atau kontrak
harus mengikuti asas keadilan dan proporsionalitas. Moral hazard merupakan salah satu
dari hambatan dalam pelaksanaan kontrak apabila klausa-klausa yang ada tidak jelas
dan tegas mengatur kepentingan.
MORAL HAZARD
DALAM MANAJEMEN
Hubungan kontraktual di antara pihak-pihak dapat dicerminkan melalui tata kelola dan
seluruh sistem yang dikendalikan oleh manajemen (sistem manajemen), termasuk sistem
pengendalian internal perusahaan. Moral hazard dapat terjadi dalam tata kelola dan
sistem manajemen akibat beberapa faktor berikut :

Posisi yang aman Tidak ada ukuran kinerja yang jelas

Korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) Orientasi tujuan jangka pendek

Pertanggungjawaban yang tidak jelas Pengalihan tanggung jawab


MORAL HAZARD
DALAM BIDANG
BISNIS
Moral Hazard dapat terjadi di setiap tahapan bisnis, baik pada kegiatan
primer yaitu produksi, penjualan, pemasaran, dan kegiatan sekunder
(support).

Pada tahap produksi, moral hazard dilakukan dalam bentuk penggunaan bahan,
komposisi, dan campuran yang tidak sesuai dengan standar produksi yang
seharusnya. Hal ini merupakan keputusan manajemen perusahaan yang
nantinya dapat berdampak pada produk yang akan dihasilkan. Sehingga
hubungan tindakan moral hazardnya dengan para konsumen.
MORAL HAZARD DALAM
BIDANG REGULASI
Regulasi mengenai jaminan kesehatan yang
memicu adanya tindakan moral hazard yang ada
di masyarakat atau rumah sakit yaitu dimana
masyarakat berbondong-bondong ke rumah
sakit untuk mendapatkan pengobatan gratis,
sementara rumah sakit memberikan
pembebanan berlebihan untuk proses diagnosis
dan perawatannya.
MORAL HAZARD DALAM
BIDANG ETIKA
Etika sangat berkaitan dengan baik-buruk.
Sehingga, pelanggaran etika merupakan
perbuatan yang berlawanan dengan kata hati.

Contoh dari moral hazard dalam bidang etika


yaitu adanya tindakan yang berisiko atau
pelanggaran terhadap kode etik yang digunakan
sebagai budaya disuatu perusahaan.
THANK YOU!
Feel free to approach us if you have any questions.

Anda mungkin juga menyukai