Anda di halaman 1dari 3

Gangguan Onkologi Dan Nutrisi

• Malnutrisi telah dikenal sebagai tanda kunci dalam banyak kanker.


• Penurunan berat badan dan anoreksia adalah gejala malnutrisi yang
umum dilaporkan pada pasien kanker, terutama pada stadium lanjut.
• Prevalensi yang dilaporkan dari gejala tersebut di antara pasien dengan
kanker stadium lanjut bervariasi dari 39%-81,5% untuk penurunan berat
badan, dan 30%-80% untuk anoreksia.
• Dalam studi meta-analisis disebutkan bahwa pasien dengan kanker
stadium lanjut dengan kelangsungan hidup kurang dari 90 hari
menunjukkan gejala penurunan berat badan dan anoreksia berkorelasi
dengan prognosis buruk karena gejala tersebut mencerminkan
perkembangan kanker.
PATOFISIOLOGI
- SITOKIN
Berbagai sitokin seperti interleukin 1 (IL-1), interleukin 6 (IL-6), tumor
necrosis factor-− α (TNF-α), dan interferon γ (IFN-γ) ditemukan meningkat
pada jenis kanker.
Sitokin-sitokin tersebut dapat menginduksi anoreksia dengan menghibisi
aksi NPY di hipotalamus.
Sitokin-sitokin tersebut juga menginduksi pelepasan faktor pelepas
kortikotropin (CRF), yang merupakan faktor anoreksigenik yang kuat.
Akhirnya, sitokin ini memodulasi perubahan signifikan dalam subunit G-
protein α-subunit ventromedial nukleus (VMN) yang berpartisipasi dalam
kontrol asupan makanan.
- Macrophage inhibitory cytokine-1/growth and differentiation factor-15
Sebuah penelitian pada manusia menunjukkan bahwa konsentrasi GDF-15
yang lebih tinggi secara signifikan terkait dengan penurunan berat badan
pada pasien kanker paru yang tidak dapat disembuhkan (p = 0,006).
Mekanisme: GDF-15 bekerja melalui mekanisme sentral yang memengaruhi
reseptor TGF-β hipotalamus II, ERK1 dan ERK2, transduser sinyal dan
aktivator transkripsi-3, NPY, dan POMC.
- Toll-like receptor 4, myeloid differentiation primary response gene 88,
and TIR-domain-containing adapter inducing interferon-β
TLR-4 menggunakan jalurA transduksi sinyal yang menggunakan gen
respons primer diferensiasi myeloid molekul adaptor intraseluler 88
(MyD88) untuk secara cepat memperoleh respons inflamasi seluler,
menyebabkan peningkatan tingkat sitokin yang bersirkulasi seperti TNF-α,
IL-6, dan IL-1β yang merangsang anoreksia dan katabolisme otot.
- Laktat
Laktat adalah agen anoreksia yang kuat
Laktat menekan asupan makanan dengan mengaktifkan jalur pensinyalan
adenosine monophosphate (AMP) kinase/methylmalonyl CoA.
- Serotonin
Serotonin adalah neurotransmitter klasik yang berkontribusi pada pengaturan
berbagai fungsi perilaku dan fisiologis, termasuk keseimbangan energi.
Mekanisme serotonin untuk mengubah asupan makanan adalah dengan
aktivasi neuron POMC/CART anoreksigenik dalam sistem melanocortin
yang melibatkan reseptor 5HT2c dan dengan penghambatan aktivitas neuron
NPY/AgRP yang melibatkan reseptor 5-HT1b.
- Glucagon-like peptide 1 receptor
Jalur pensinyalan GLP-1 mampu mengatur asupan makanan dan
keseimbangan energi adalah dengan berinteraksi dengan sistem hormonal
lain seperti leptin, ghrelin, amylin, dan serotonin.
- Nesfatin-1
Nesfatin-1 adalah neuropeptida anoreksigenik yang berasal dari prekursor
nucleobindin-2 (NUCB-2), yang ditemukan terutama di hipotalamus dan di
mukosa lambung yang terlibat dalam modulasi fungsi gastrointestinal.
Nesfatin-1 dapat menyebabkan anoreksia melalui pensinyalan melanokortin
independen leptin. Nesfatin-1 akan mengaktifkan neuron nesfatin-1 dan
selanjutnya merangsang neuron oksitosin (Oxt) di PVN. Neuron Oxt
kemudian akan mengirimkan sinyal oksitosinergik ke neuron NTS POMC,
sehingga menyebabkan anoreksia yang bergantung pada melanokortin.
TREATMENT
1. Megestrol asetat
2. Anamorelin hidroklorida
3. Dronabinol
4. Kortikosteroid
5. Mirtazapine
6. Thalidomide
7. Asam eicosapentaenoic
CURCUMIN
• Curcumin memiliki kemampuan sebagai imunomodulator dengan
berinteraksi dengan beberapa mediator imun, karenanya bersifat
antikanker.
• Sebagai hepatoprotektor
• C. xanthorrhiza terhadap proliferasi sel kanker dilakukan dengan
kombinasi kurkumin pada MDA-MB-231 (sel kanker payudara manusia).
percobaan membuktikan bahwa penerapan xanthorrhizol dan kurkumin
menunjukkan penghambatan pertumbuhan sinergis pada sel MDA-MB-
231 melalui aktivasi apoptosis.
• Sebagai penambah nafsu makan pada pasien kanker (Umrayani et al.,
2018).

Anda mungkin juga menyukai