Bakteri Pada Infeksi Tropis
Bakteri Pada Infeksi Tropis
Nia)
Difteri
Ada 1 kasus difteri: KLB
Difteri disebabkan: corynebacterium diphteriae
Ada granula metakromatik (khas)
Pengecatan alternatif: albert stain
Pengecatan dengan gram tidak terlalu jelas; pengecatan dengan: Neisser & albert
stain
FR: imunitas pasien, status sosial ekonomi, nutrisi yang jelek
Transmisi via droplet
Manifestasi klinis
Difteri ringan
Difteri sedang
Difteri berat
Pengambilan sampel: dengan swab tenggorok (ada pseudomembran, mudah
berdarah)
Swab dengan medium transport supaya tidak kering; atau langsung dilakukan
pengecatan dengan isolasi di object glass
Kalau berat: menyebabkan pembengkakan pada leher (bullneck appearance)
Diagnosis
Probable
o Gejala klinis saja, blm ada konfirmasi laboratorium
Confirmed
o Dx histopatologis
Kultur
Tellurite: warna hitama
Blood agar: pertumbuhan kurang habis
Tes produksi toksin
Ellek’s test
o + ada presipitasi
o Kenapa bisa jadi patogen? Karena ada bacterio vaga(?)
o Prinsip: mengecek toksin, ada reaksi toksin-anti toksin; ada filter
paper yang sdh diberikan anti-toksin –> nanti swab dari pasien
diambil, dikultur, digoreskan pada filter paper –> kalau
membentuk presipitasi maka (+). Kalau tidak terbentuk presipitasi
maka (-)
PCR
ELISA
Swab tenggorok: usapkan di pseudomembran
Patofisiologi
Sebenarnya corynebacterium diphteriae ada sebagai flora normal, tetapi yang
membawa gen toksin adalah bacterio vaga – menghasilkan vaksin
Tx
Kultur harus – supaya bisa keluar dari ruang isolasi
Pasien ditempatkan di ruang isolasi karena mudah menular
ADS dikasih kalau tidak ada alergi (sebelumnya dilakukan skin test)
Komplikasi
Obstruksi saluran nafas
Kriteria Jackson
Pencegahan
Imunisasi
Cholera
Penyebab: vibrio cholerae
Karakteristik
bentuk seperti koma (,) melengkung
gram (-)
Hanya v.cholerae serogroup 01 yang dikenali sbg agen penyebab cholera
endemik & epidemik
V. cholerae: ogawa, inaba, hikojima
Cholera toxin: A1 aktif fragmen – mengaktifkan – sehingga toksin
dikeluarkan
Patogenesis
Subunit B terikat pada usus
Toksin A: masuk ke sitoplasma
Masa inkubasi: 1 – 5 hari, kemudian menyebabkan diare seperti air cucian beras
(diare beras – bisa menyebabkan kematian)
Dx
Sampel feses
Swab rectal
Kultur
Aerobik obligat
Uji biokimia oksidase: berubah mjd warna ungu (oksidase +) – lanjut kultur –
TCBS
Vibrio bisa tumbuh di TCBS (media selektif untuk v.cholera: berubah warna
menjadi kuning karena memfermentasi sukrosa; warna TCBS aslinya hijau)
Toksin: subunit A (A1 & A2), B (ada 5)
Subunit B berikatan dgn reseptor GM1
Thypoid fever
Gejala: demam, konstipasi, pembesaran hepar & lien
Parah: sampai ke aliran darah
Patogenesis: muncul hari ke 10 – 14
Dx: spesimen - kultur darah, urine (+ setelah minggu ke-2), feses (minggu ke-2/3)
Kultur: media selektif (Salmonella-Shigella agar)
Khas: bisa memproduksi H2S (warna hitam)
Serodiagnosis: antigen O – H: widal (harus 2x), tubex TF
Kelemahan widal: serum harus berpasangan (antigen direaksikan dengan
serum antibodi, serum berpasangan dengan interval 7 – 10 hari)
Kelemahan tubex TF: tidak bisa dilakukan pada minggu ke-1
Komplikasi
Perdarahan karena perforasi
Imunitas
Apabila sudah terbentuk antibodi, apabila timbul lagi lebih ringan
Tx: ampicillin, trimethoprim-sulfamethoxazole, cephalosporin
Vaksin salmonella diberikan kapan? Hari ke-1, 3, dan 5 (3x) mulai efektif hari ke-
10
Tetanus
Penyebab: Clostridium tetani
Bentuk: spt drum stick
Faktor virulensi: TeNT, tetanolysin
Pencegahan: vaksin
Sifat: obligat anaerob
Yang dilihat adalah kekeruhannya
Untuk menjaga kondisi agar tetap anaerob: diberikan parafin
Patogenesis: trauma – spora masuk melalui luka
Patofisiologi: kejang
Manifestasi klinis: mulut terkunci, kaku, mulut mencucu, neonatorum (pada bayi
susah netek)
Dx
Jarang dilakukan kultur karena sulit menemukan
Dari pengecatan: gram + berbentuk spt raket tenis (Clostridium tetani)
Leptospirosis
Bakteri berbentuk spiral
Harus ada port de entre: ngebor
Aerob obligat, tumbuh pada suhu 28 – 30oC
Transmisi: air/tanah yang terkontaminasi oleh tikus
Patogenesis
Gejala klinis: nyeri pada betis, mata sangat merah, fotophobia, kulit ikterik,
kencing sedikit, ureum kreatinin naik, trombositopenia, mialgia, sakit kepala berat
PF: ikterik & conjungtiva suffusion
Dx
Suspek
o Gejala klinis tanpa uji laboratorium
Probable
o Uji laboratorium
Gold standart: uji MAT: serokonversi/peningkatan titer 4x; IgM ELISA +
Px lab
Minggu 1: di darah
Minggu 2: di LCS
Minggu 2 – tahunan: di urine
Tropisme: di ginjal
Direct: mikroskop lapang pandang gelap
Indirect: MAT, ELISA, rapid test (IgM spesifik leptospira dalam
serum/darah manusia)
Pertanyaan
Morfologi sel
Px: salmonella – widal, kultur darah
Pengecatan difteri: neisser & albert stain
Patogenitas
Gejala klinis khas
PP untuk identifikasi – px laboratoris
Soal panjang/cerita – baca soal dulu!
Semangat!👩🏻💻😻