Anda di halaman 1dari 5

Nama : Raden Gusti Abdillah

Nim : 2111320083

Kelas : BKI 4C

Mata Kuliah : Mrtodelogi Studi Islam

PEMBAHASAN
KARAKTERISTIK ISLAM NORMATIFITAS

A. Pengertian Normativitas
Normativitas adalah suatu ajaran yang ditelaah lewat berbagai suatu
pendekatan dari sumber-sumber hukum tentang persoalan ketuhanan. Islam
Normatif adalah pengumpulan sumber-sumber hukum yang terdapat dalam
AlQur’an dan Hadits/Sunnah Nabi yang kebenarannya bersifat mutlak yang
murni dari firman Tuhan tanpa ada campur tangan manusia. Sebagai contoh
yaitu suatu ayat Alqur’an yang turun itu merupakan aspek normatif islam
yang kedudukannya adalah absolut, sehingga kebenaran yang ada di dalam
al-Qur’an merupakan kebenaran yang pasti.

Islam Normatif di maknai sebagai islam yang datang memuat nilai-


nilai, aturan, etika yang murni dari Tuhan tanpa adanya intervensi manusia.
islam normatif memuat seperangkat nilai-nilai yang kebenarannya absolut.
Pada umumnya, normativitas ajaran wahyu (teologis-normatif) dibangun,
diramu, dibakukan, dan ditelaah lewat pendekatan doktrinal-teologis.
Pendekatan ini berangkat dari teks yang sudah ditulis dalam kitab suci1.

Teologi adalah pemikiran tentang persoalan ketuhanan. Contoh


persoalan ketuhanan diantaranya adalah adanya nabi palsu dan manusia
pada umumnya dapat mempercayainya. Untuk mengatasi hal tersebut

1
Ath Mudzhar, Pendekatan Studi Islam Dalam Teori Dan Praktek, 2nd edn (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2016).

1
seseorang harus mengetahui arti dari islam normatif dan historis dengan
sesungguhnya.

Berkenaan dengan pendekatan teologi tersebut, Amin Abdullah


mengatakan bahwa pendekatan teologi semata–mata tidak dapat
memecahkan masalah esensial pluralitas agama saat sekarang ini. Terlebih–
lebih lagi kenyataan demikian harus ditambahkan bahwa doktrin teoligi,
pada dasarnya memang tidak pernah berdiri sendiri, terlepas dari jaringan
institusi atau kelembagaan social kemasyarakatan yang mendukung
keberadaanya. Kepentingan ekonomi, social, politik, pertahanan selalu
menyertai pemikiran teologis yang sudah mengelompok dan mengkristal
dalam satu komunitas masyarakat tertentu. Bercampuraduknya doktrin
teologi dengan historisitas institusi social kemasyarakatan yang menyertai
dan mendukungnya menambah peliknya persoalan yang dihadapi umat
beragama. Tapi, justru keterlibatan institusi dan pranata social
kemasyarakatan dalam wilayah keberagamaan manusia itulah yang
kemudian menjadi bahan subur bagi peneliti agama. Dari situ, kemudian
muncul terobosan baru untuk melihat pemikiran teologi yang
termanifestasikan dalam “budaya” tertentu secara lebih objektif lewat
pengamatan empiric factual serta pranata-pranata social kemasyarakatan
yang mendukung keberadaannya.2

Pendekatan teologis ini selanjutnya erat kaitannya dengan


pendekatan normatif, yaitu suatu pendekatan yang memandang agama dari
segi ajarannya yang pokok dan asli dari tuhan yang didalamnya belum
terdapat penalaran pemikiran manusia. Dalam pendekatan teologis ini
agama dilihat sebagai suatu kebenaran mutlak dari tuhan, tidak ada
kekurangan sedikit pun dan tampak bersikap ideal. Dalam kaitan ini agama
tampil sangat prima dengan seperangkat cirinya yang khas. Untuk agama
islam misalnya, secara normatif pasti benar, menjunjung nilai-nilai luhur.
Untuk bidang social, agama tampil menawarkan nilai-nilai kemanusiaan,

2
Anik Zakariyah and Abdulloh Hamid, ‘Kolaborasi Peran Orang Tua Dan Guru Dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Online Di Rumah’, Intizar, 26.1 (2020),
17–26 <https://doi.org/10.19109/intizar.v26i1.5892>.
kebersamaan, kesetiakawanan, tolong-menolong, tenggang rasa, persamaan
derajat, dan sebagainya. Untuk bidang ekonomi, agama tampil menawarkan
keadilan, kebersamaan, kejujuran, dan saling menguntungkan. Untuk
bidang ilmu pengetahuan, agama tampil mendorong pemeluknya agar
memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi yang setinggi – tingginya,
menguasai keterampilan, keahlian, dsb. Demikian pula untuk bidang
kesehatan, lingkungan hidup, kebudayaan, politik, dsb, agama tampil
sangant ideal dan yang dibangun berdasarkan dalil – dalil yang terdapat
dalam ajaran agama yang bersangkutan3.

B. Pengelompokan Islam Normatif dan Islam Historis


Pengelompokan Islam Normatif dan Islam Historis dapat
dikelompokkan menjadi 2, yaitu :

1. Nash Prinsip Atau Normatif-Universal

Yaitu prinsip-prinsip yang dalam aplikasinya sebagian telah


diformatkan / dikeluarkan dalam nash praktis dimasa pewahyuan ketika
nabi masih hidup. Sebagai contoh yaitu masalah ke-tauhid-an yaitu
tentang meng-Esa-kan Allah SWT.

2. Nash Praktis-Temporal

Yaitu nash yang turun (diwahyukan) untuk menjawab secara


langsung (respon) terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi
masyarakat muslim Arab ketika pewahyuan. Pada kelompok ini pula
Islam dapat menjadi fenomena sosial atau Islam aplikatif atau Islam
praktis4.

3
Abdul Muis Daeng Pawero, ‘Arah Baru Perencanaan Pendidikan Dan Implikasinya Terhadap
Kebijakan Pendidikan’, Dirasah (Jurnal Study Ilmu Dan Manajemen Pendidikan Islam), 4.1
(2021), 24 <http://ejournal.iaifa.ac.id/index.php/dirasah/article/view/177>.
4
Hilya Banati Hajriyah, ‘Modernisasi Pendidikan Agama Islam Di Era Revolusi Industri 4.0’,
MOMENTUM : Jurnal Sosial Dan Keagamaan, 9.1 (2020), 42–62
<https://doi.org/10.29062/mmt.v9i1.64>.
C. Keterkaitan Normativitas dan Historisitas dalam Studi Keislaman

Islam mengajarkan tentang tauhid yaitu ke-Esa-an Allah, yang mana


Allah-lah yang menciptakan seluruh alam beserta isinya. Islam juga
mengajarkan ilmu fikih, yang membahas mengenai hukum–hukum dalam
islam, tata cara beribadah/sholat. Ilmu tafsir juga diajarkan dalam islam
yang mempelajari tentang penafsiran/pengertian Alqur’an.

Bukan hanya itu, islam juga mengajarkan ilmu – ilmu yang berada
dalam Alqur’an. Diantaranya sebab–sebab turunnya Alqur’an (Nuzulul
Qur’an), sejarah turunnya ayat Alqur’an. Dan juga ilmu yang mempelajari
tentang ayat nasikh mansukh, makki madani, muhkam mutasyabih, dan
masih banyak yang lainnya.

Normativitas dan Historisitas dalam studi keislaman sangat erat


kaitannya. Dapat dibuktikan bahwa semua ilmu pengetahuan bersumber
dari Alqu’an yang menyangkut tentang normativitas. Sedangkan, ada suatu
bidang studi yang secara khusus mempelajari tentang sejarah yang
didalamnya membahas tentang topik–topik kesejarahan. Baik itu berupa
tempat bersejarah, waktu sejarah tersebut terjadi, siapa saja pelaku yang
terlibat dalam peristiwa sejarah tersebut.

Normatif dan historis memang sangat berkaitan dan tidak dapat


dipisahkan, karena normatif berisi tentang masalah ketuhanan dan historis
berisi nilai kesejarahan. Dimana semua sejarah islam adalah kehendak Allah
SWT. Inti dari keterkaitan antara normativitas dan historisitas adalah semua
ilmu pengetahuan, baik agama maupun umum, bersumber dari alqur’an dan
hadits5.

5
Jurnal Manajemen and others, ‘Nilai Spiritualitas Sayyed Hossein Nasr Dalam Manajemen
Pendidikan Islam Limas Dodi IAIN Kediri Pendahuluan Persoalan Manajemen Termasuk
Salah Satu Persoalan Yang Sangat Mendasar Di Dalam Pengembangan Sebuah Organisasi
Terutama Dalam Hal Kependidikan . Di’, 4.1 (2018), 71–90.
DAFTAR PUSTAKA

Hajriyah, Hilya Banati, ‘Modernisasi Pendidikan Agama Islam Di Era Revolusi


Industri 4.0’, MOMENTUM : Jurnal Sosial Dan Keagamaan, 9.1 (2020), 42–
62 <https://doi.org/10.29062/mmt.v9i1.64>

Manajemen, Jurnal, Pendidikan Islam, Program Pascasarjana, Manajemen


Pendidikan, Islam Universitas, Pesantren Tinggi, and others, ‘Nilai
Spiritualitas Sayyed Hossein Nasr Dalam Manajemen Pendidikan Islam Limas
Dodi IAIN Kediri Pendahuluan Persoalan Manajemen Termasuk Salah Satu
Persoalan Yang Sangat Mendasar Di Dalam Pengembangan Sebuah
Organisasi Terutama Dalam Hal Kependidikan . Di’, 4.1 (2018), 71–90

Mudzhar, Ath, Pendekatan Studi Islam Dalam Teori Dan Praktek, 2nd edn
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016)

Pawero, Abdul Muis Daeng, ‘Arah Baru Perencanaan Pendidikan Dan Implikasinya
Terhadap Kebijakan Pendidikan’, Dirasah (Jurnal Study Ilmu Dan
Manajemen Pendidikan Islam), 4.1 (2021), 24
<http://ejournal.iaifa.ac.id/index.php/dirasah/article/view/177>

Zakariyah, Anik, and Abdulloh Hamid, ‘Kolaborasi Peran Orang Tua Dan Guru
Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Online Di Rumah’,
Intizar, 26.1 (2020), 17–26 <https://doi.org/10.19109/intizar.v26i1.5892>

Anda mungkin juga menyukai