Anda di halaman 1dari 7

Saat Teduh Sebagai Pembentuk Karakter Kristiani Terhadap Mahasiswa

Kristen Yang Mengalami Broken Home

Marinus Rotto

Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Toraja

Jalan Poros Makale Makassar KM 11,5 Buntu Tangti, Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja,

Sulawesi Selatan 91871

Email: sappemr98gmail.com

Abstrak: keluarga merupkan unit terkecil dan merupkan salah satu tempat pusat pendidikan
bagi anak. Keharmonisan dalam keluarga sangatlah berpengaruh pada karakter dan sikap
anak, begitupun sebaliknya jika terjadi kerenggangan maka juga akan nempengaruhinya.
Salah satu permasalahan dalan lingkuna keluarga dikenal dengan istilah broken home.
Terjadinya peristiwa ini mempengaruhi sikap dan karakter bagi mahasiswa kristen yang
mengalaminya. Salah satu cara dalam membentuk karakter kristiani bagi mahasiswa kristen
yang mengalami broken home adalah dengan melakukan saat teduh. Dengan bersaat teduh
maka ia akan dekat dan bersekutu dengan Tuhan. Melalui penelitian ini diharapkan
bagaimana saat teduh dapat membentuk karakter kristiani bagi mahasiswa kristen yang
mengalami boken home. metode penelitina yang digunakan adalah dengan pengumpulan data
yang diperoleh dari sumber literatut dan studi Alkitab. Hasil dari penelitian ini adalah saat
teduh dapat membentuk karakter kristiani bagi mahasiswa kristen yang mengalami broken
home.

Kata kunci: saat teduh, broken home, mahasiswa kristen.


Pendahuluan ketergantungan utuk mencapai tujuan
bersama. Duvall dan Logan (1986),
Keluarga merupakan sebuah
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan
kelompok terkecil dalam lingkungan
ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi
masyarakat yang terdiri dari suami dan
yang bertujuan untuk menciptakan,
istri yang diikat oleh pernikahan dan
memepertahankan budaya dan
menghasilkan keturunan yang biasa
meningkatkan perkembangan fisik, mental,
disebut sebagai anak. Menurut KBBI,
emosiaonal, serta sosial dari tiap anggota
keluarga terdiri dari bapak dan ibu beserta
keluarga. Dari beberapan pengertian diatas
ank-anaknya. Dalam undang-undang no.
memberikan pemaknaan bahwa keluarga
52 tahun 2009 tentang perkembangan
merupakan salah satu pusat tempat
kependudukan dan pengembangan
mendidik anak.
keluarga, menjelaskan bahwa “ keluarga
adalah unit terkecil dalam masyarakat Keluarga memiliki ciri khas
yang terdiri dari suami istri, atau suami, tersendiri dalam mendidik yakni
istri, dan anaknya, atau ayah dan anaknya, memberikan kasih sayang dan perhatian
atau ibu dan anaknya”. Beberapa lebih, terkhusus kepada anak. Kasih
pengertian keluarga menurut para ahli, sayang dan perhatian itu akan
Duvall (1986) menguraikan bahwa mempengaruhi karakter bagi anak tersebut.
keluarga adalah sekumpulan orang dengan Semakin kasih sayang dan perhatian itu
ikatan perkawinan kelahiran dan adapsi diberikan maka karakternya akan semakin
yang bertujuan untuk menciptakan, baik begitupun sebaliknya. Melihat kondisi
mempertahankan budaya dan keluarga sekarang ini banyak anak yang
meningkatkan fisik, mental, emosional tidak mendapat kasih sayang dan perhatian
serta sosial dari setiap anggota keluarga. dari orang tuanya, diakibatkan karena
Friedman (1998), Keluarga merupakan hubungan dalam keluarga tidak harmonis.
sekumpulan orang yang di hubungkan oleh
Salah satu penyebab keluarga tidak
perkawinan, adopsi dan kelahiran yang
harmonis yaitu perceraian. Perceraian
bertujuan menciptakan dan
biasa disebut dengan istilah broken home.
mempertahankan budaya yang umum,
Keluarga yang disebut sebagai broken
meningkatkan perkembangan
home akan mempengaruhi kepribadian dan
fisik,mental,emosional dan sosial  dari
karakter anak dalam keluarga. Akibatnya
individu-individu yang ada di dalamnya
akan memberikan dampak psikologis yang
terlihat dari pola interaksi yang saling
buruk, seperti perasaan kehilangan orang
tua, stres, depresi dan rasa cemas dan Penulisan ini bertujuan untuk
bahkan akan membuat anak mudah mengetahui saat teduh dapat membentuk
terpengaruh oleh lingkungan diluar karakter terhadap mahasiswa yang
kelurga yang dapat membuatnya mengalami broken home.
menyimpang dari yang seharusnya1. Hal
Manfaat penulisan.
ini akan membuat anak akan memiliki
karakter yang buruk. Manfaat dari penulisaan ini adalah
pertama, secara teoritis untuk mengetahui
Salah satu bentuk sarana dalam
saat tedut dapat membentuk karakter
membentuk karakter mahasiswa kristen
terhadap mahasiswa yang mengalami
yang mengalami broken home agar tidak
broken home. Kedua, secara praktik
berlarut dalam masalah itu adalah dengan
sebagai masukan untuk orang tua agar
melakukan saat teduh. Saat teduh adalah
lebih mendidik anaknya serta menjaga
proses persekutuan bersama Allah dengan
keharmonisan rumah tangga sebagai umat
membaca Alkitab, memahami, sertanya
kristen, juga sebagai masukan kepada
melakukannya2. Melalui saat teduh inilah
mahasiswa yang mengalami broken home
mahasiswa kristen yang mengalami broken
untuk tetap berskutu dengan Tuhan.
home akan mendapat penguatan sehingga
mampu menghadapi masalah tersebut. Pembahasan

Rumusan masalah. Saat teduh

Dari latarbelakang diatas dapat Seorang yang menyediakan waktu


disimpulkan sebuah rumusan masalah khusus untuk Tuhan dalam setiap hari, ia
yaitu bagaimana saat teduh dapat besekutu dengan-Nya, membaca,
membentuk karakter terhadap mahasiswa memahami, mendengar dan melakukan
yang mengalami broken home?. apa yang diperintahkan Tuhan melalui
fiman-Nya serta melakukan komunikasi
dengan-Nya melalui doa disebut dengan
Tujuan penulisan. saat teduh. Melalui saat teduh akan
1
Desi Wulandri, Nailul Fauziah, “Pengalaman menciptakan persekutuan yang harmonis
Remaja Korban Broken Home (Studi Kualitatif
Fenomenologis)”, Jurnal Empati, Volume 8, antara umat Tuhan dengan Tuhan, serta
Nomor 1, (2019),hlm 2-3.
2
menyerahkan diri sepenuhnya kepada-
Efi Nurwindayani, Daniel Fajar Panuntun,
“Pengaruh Saat Teduh Dan Ibadah Terhadap Nya3. Saat teduh merupakan sebuah
Pengambilan Keputusan Dalam Memilih Pasangan
3
Hidup”, FIDEI: Jurnal Teologi Sistematika Dan Efi Nurwindayani, Daniel Fajar Panuntun,
Praktika, Vol.2 No.2, (2019), Hlm 267. “Pengaruh Saat Teduh Dan Ibadah Terhadap
aktivitas yang dilakukan diawal pagi hari sikap pada diri umat-Nya, seperti yang
oleh umat Tuhan berupa penyembahan, dikatakan Daud dalam doanya7.
pembacaan Alkitab serta berdoa secara
Langkah yang dilakukan ketika
pribadi kepada Tuhan. Dalam bersaat
bersaat teduh adalah pertama, yakni
teduh, ketidaktahuan umat Tuhan seperti
kedisiplinan yang tinggi sehingga diakhir
apa doa yang di panjatkan serta renugan
kita tidak mengalami kegalalan tetapi
apa yang dibaca membuat mereka
membuat hasil yang baik. Kedua, adanya
mengabaikan saat teduh. Saat teduh
kerinduan untuk merasakan firman Tuhan
merupakan proses merenungkan dan
yang timbul karena pertolongan dari Roh
menerapkan firman Tuhan pada waktu
Kudus. Ketiga, menyediakan Alkitab dan
yang telah disediakan khusus sehingga kita
alat tulis, lalu berdoa sebelum membaca
dapat tuntunan Roh Kudus4. Hal ini
Firman Tuhan. Pahami dan renungkan
menunjukkan betapa perlunya bersaat
setiap bagian Alkitab yang dipakai,
teduh.
kemudian akhiri dengan doa syukur dan
Perlunya bersaat teduh karena syafaat8.
pertama, teladan Tuhan Yesus, saat
Penjelasan diatas menggambarkan
sebelum melakukan pengajaran, Ia bangun
betapa pentingnya dan bermanfaatnya saat
bangun pagi-pagi benar dan berangkat
teduh bagi umat Tuhan. Dengan bersaat
ketempat yang sunyi dan berdoa disana.
teduh, umat Tuhan akan lebih dekat
Tentu Yesus punya alasan tersendiri
Tuhan, akan mengalami pertumbuhan
sehingga iya melakukan saat teduh5.
iman, meningkatkan kedisiplinan serta
Kedua, pertumbuhan iman, seperti yang
membentuk karakter umat Tuhan yang
dilakukan Daniel ketika hendak dibuang
selalu bersandar pada Tuhan dan
ke dalam Goa singa, ia berlutut selama tiga
mengandalakan pertolongan Roh Kudus
kali, berdoa, serta memuji Tuhanya seperti
dalam kehidupannya.
yang biasa ia lakukan6. Dan ketiga, karena
dengan bersaat teduh membuat kita peka Broken home
dan memahami apa yang dikehendaki
Allah sehingga menghasilkan karakter dan 5
Markus 1: 35.
Pengambilan Keputusan Dalam Memilih Pasangan 6
Daniel 6: 11
Hidup”, FIDEI: Jurnal Teologi Sistematika Dan 7
Mazmur 25:14
Praktika, Vol.2 No.2, (2019), Hlm 270. 8
Efi Nurwindayani, Daniel Fajar Panuntun,
4
Timothy Tiovano Notopuro, Alexander Setiawan, “Pengaruh Saat Teduh Dan Ibadah Terhadap
Justinus Andjarwirawan, “Pembuatan Aplikasi Saat Pengambilan Keputusan Dalam Memilih Pasangan
Teduh Pada Mobile Device Berbasis Android,” Hidup”, FIDEI: Jurnal Teologi Sistematika Dan
Jurnal Infra, Vol 4, No 2, (2016); hlm 1. Praktika, Vol.2 No.2, (2019), Hlm 271.
Menurut Kamus Besar Bahasa dunianya sendiri, orang tua
Indonesia (1988), broken home adalah yang tidak berpikiran dewasa,
keluarga berantakan yang berintegritas, landasan iman dalam rumah
hubungan dan solidaritasnya telah rusak tangga yang tidak kuat serta
oleh ketegangan dan konflik. Saprianus masalah ekonomi dalam
(dalam Sudarsono, 1990:125) mengatakan keluarga.
bahwa keluarga yang disebut broken home 2. Faktor eksternal, yakni adanya
ketika struktur keluarga tersebut sudah pihak ketiga dalam pernikahan
tidak lengkap lagi, yakni salah satu orang yang mengakibatkan hilangan
tua sudah tidak ada yang disebabkan oleh kepercayaan dan adanya
perceraian bapak dan ibu, hidup terpisah, campur tangan orang lain
poligami, serta diliputi berbagai konflik dalam rumah tangga.
dalam keluarga.
Dampak yang terjadi pada anak
Broken home dapat diartikan akibat broken home adalah depresi karena
sebagai keluarga yang berselisih atau muncul rasa sedih dan sepi akibat salah
retak, dimana situasi tiadanya perhatian satu orang tuanya tidak tinggal
dan kasih sayang orang tua kepada anak bersamanya, selalu bersikap kasar karena
yang disebabkan oleh bebarapa hal, merasa ditipu oleh orang tuanya, kurang
termasuk perceraian9. Dengan demikian konsentrasi karena selalu memikirkan
dapat diartikan broken home adalah masalah dalam kelurganya, kehilangan
kondisi keluarga yang sudah tidak untuk rasa hormat kepada orang tuanya, serta
disebabkan karena ketegangan dan konflik memilih jalan yang salah seperti
sehingga perhatian dan kasih sayang orang mengkonsumsi bahan terlarang, pergaulan
tua kepada anak sudah hilang. bebas dan hal buruk lainnya sebagai
bentuk pelampiasan dan pelarian dari
Faktor penyebab terjadinya broken
kenyataan yang dihadapinya10. Hal ini
home adalah sebagai berikut:
membuat psikologis anak terganggu.
1. Faktor internal, yakni orang tua
Kondisi psikologi anak yang
yang terlalu sibuk dengan
mengalami broken home adalah sebuah
9
Desi Wulandri, Nailul Fauziah, “Pengalaman
Remaja Korban Broken Home (Studi Kualitatif 10
Yessica Katherine Windasmara, Skripsi
Fenomenologis)”, Jurnal Empati, Volume 8, “Perubahan Sikap Remaja Terhadap Orang Tua
Nomor 1, (2019),hlm 2. (Studi Kasus Terhadap Remaja Yang Berasal Dari
Keluarga Broken Home)”, (Yogyakarta, USD, 2017),
Hlm 22-26.
kondisi jiwa yang kacau disebabkan oleh merasa terisolir dalam lingkungan
keadaan keluarga yang berantakan karena masyarakat.
orang tua tidak lagi peduli dan kurang
Saran dari penulisan ini adalah
memberikan perhatian, sehingga
mahasiswa kristen yang mengalami broken
perkembangan di rumah, sekolah sampai
home melakukan saat teduh untuk
masyarakat merjadi buruk11. Dengan
bersekutu dengan Tuhan sehingga ia dapat
demikian, mahasiswa kristen yang
melalui peristiwa yang terjadi dalam
mengalami broken home akan
keluarganya serta mendapat pertolongan
mempengaruhi karakternya, sehingga ia
Tuhan dalam kehidupannya.
tidak lagi memiliki karakter kristiani.
Karakter mereka akan buruk karena Daftar pustaka
dampak dari terjadinya broken home
Lembaga Alkitab Indonesia. Jakarta, 2005.
dalam keluarganya, mereka akan selalu
mencari hal-hal yang membuatnya senang Wulandri, Desi dan Nailul
tanpa memperdulikan apakah ini sesuai Fauziah.“Pengalaman Remaja
dengan apa yang dikehendaki Allah. Korban Broken Home (Studi
Kualitatif Fenomenologis)”, Jurnal
Kesimpulan
Empati, Volume 8, Nomor 1, 2019.
Berdasarkan penjelasan diatas Nurwindayani, Efi dan Daniel Fajar
dapat disimpulkan bahwa betapa perlunya Panuntun.“Pengaruh Saat Teduh
dan pentingnya saat teduh bagi mahasiswa Dan Ibadah Terhadap Pengambilan
kristen yang mengalami broken home Keputusan Dalam Memilih
untuk membentuk karakter kristianinya, Pasangan Hidup”, FIDEI: Jurnal
sehingga ia tetap dekat dengan Tuhan, Teologi Sistematika Dan Praktika,
mengalami pertumbuhan iman, Vol.2 No.2, 2019.
meningkatkan kedisiplinan serta
Notopuro, Timothy Tiovano
membentuk karakter umat Tuhan yang
dkk.“Pembuatan Aplikasi Saat
selalu bersandar pada Tuhan dan
Teduh Pada Mobile Device
mengandalakan pertolongan Roh Kudus
Berbasis Android,” Jurnal Infra,
dalam mengadapi masalah yang terjadi
Vol 4, No 2, 2016.
dalam lingkungan keluarganya serta tidak
11
Fani Novita Sari1, Zulfansaam, Rosmawati.
“Kondisi Psikologis Siswa Yang Broken Home Di
Smp Negeri 40 Pekanbaru”, Jom Fkip, Volume 5,
Edisi 1, ( 2018), hlm 5.
Windasmara,Yessica Katherine. Skripsi Sari, Fani Novita dkk. “Kondisi Psikologis
“Perubahan Sikap Remaja Siswa Yang Broken Home Di Smp
Terhadap Orang Tua (Studi Kasus Negeri 40 Pekanbaru”, Jom Fkip,
Terhadap Remaja Yang Berasal Volume 5, Edisi 1, ( 2018).
Dari Keluarga Broken Home)”,
Yogyakarta, USD, 2017.

Anda mungkin juga menyukai