Anda di halaman 1dari 2

Contoh Dialog Interaktif tentang Pendidikan

Nama Acara : Sapa Indonesia

Stasiun Televisi: Inews TV

Pembawa Acara: Ines dan Bobi

Narasumber : Romli (Pengamat dunia pendidikan Indonesia)

Sinta (psikolog)

Topik : Pro kontra wacana fullday school di Indonesia

Dialog

Ines : Selamat pagi pemirsa, kembali lagi di program Sapa Indonesia.

Bobi : Ya, kali ini kita akan membahas isu yang paling hangat di tengah masyarakat yaitu mengenai
wacana penerapan fullday school di Indonesia. Bersama kita sudah ada 2 narasumber yaitu Bapak Romli
dan Ibu Sinta. Selamat pagi!

Romli : Selamat pagi.

Sinta : Selamat pagi.

Ines : Kita tahu bahwa pemerintah sedang mengkaji ulang wacana fullday school di Indonesia secara
menyeluruh mulai dari SD hingga SMA. Nah, menurut mbak Sinta sendiri sebagai seorang psikolog ini
bagaimana kira-kira?

Sinta : Kalau saya sih lebih menekankan pada psikologi dan fisik anak ya. Memang alasan pemerintah
ingin agar anak bisa mendapatkan waktu bersama keluarga yang lebih besar saat akhir pekan. Tapi, yang
perlu digarisbawahi lagi, apakah anak-anak ini benar-benar siap saat harus belajar mulai dari pagi hingga
sore hari?

Bobi : Kalau menurut pandangan Pak Romli sendiri?

Romli : Pemerintah memang sedang berupaya meningkatkan kualitas dunia pendidikan. Memang dari
segi positif, semakin banyak waktu di sekolah, anak akan lebih minim berada di lingkungan yang negatif.
Misalnya saja waktu untuk nongkrong-nongkrong bahkan hingga tawuran. Namun tidak semua tingkat
pendidikan bisa menerapkan sistem fullday school ini.
Kesimpulan:

Fullday school memiliki sisi positif dan negatif. Keuntungannya, anak tidak akan punya banyak waktu
untuk berkumpul di luar sekolah dan melakukan hal-hal negatif dan dapat menghabiskan waktu lebih
banyak bersama keluarga di akhir pekan. Namun sisi negatifnya, anak bisa saja mengalami beban psikis
dan fisik yang jauh lebih berat karena harus belajar seharian.

Anda mungkin juga menyukai