Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN OBSERVASI LAPANGAN

Penelitian Pada Pembuatan Silase di Swargaloka

Disusun Oleh :

1. Ibnu Hylmi Rizqullah (215603)


2. Keisha Ardini Larasati (215610)
3. Muhammad Mukhlis (215650)
4. Muhammad Nabil Surya Andyka (215652)
5. Nayla Khairunnisa Alvitri (215681)
6. Raffi Darrell Firmansyah (215697)
7. Salwa Sabria Ramadhani (215720)

KEMENTERIAN AGAMA RI
MADRASAH ALIYAH NEGERI 7 JAKARTA
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN OBSERVASI LAPANGAN
Penelitian Pada Pembuatan Silase

Telah disahkan pada hari Rabu, tanggal 1, bulan Februari, tahun 2023
Disusun oleh : 1. Ibnu Hylmi Rizqullah
2. Keisha Ardini Larasati
3. Muhammad Mukhlis
4. Muhammad Nabil Surya Andyka
5. Nayla Khairunnisa Alvitri
6. Raffi Darrel Firmansyah
7. Salwa Sabria Ramadhani
Kelompok : 5 (Lima)
Kelas : XI MIPA 2
Telah disetujui dan disahkan oleh pembimbing observasi untuk diujikan.

Jakarta, 1 Februari 2023


Guru Penguji Guru Pembimbing

Dr. Hj. Riadi Jannah Siregar, M.A. Nurhasanah, S.Pd


NIP. 197406171994032001 NIP.197409142022212009

Mengetahui,
Kepala Madrasah Aliyah Negeri 7 Jakarta

Drs. H. Nuroto, M.Si.


NIP. 19640907199403100

ii
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah laporan observasi
lapangan tepat pada waktunya. Kami mengucapkan terima kasih kepada dewan
guru yang telah membimbing kami selama observasi lapangan serta teman-
teman MAN 7 Jakarta atas kontribusinya, baik langsung maupun tidak dalam
pembuatan makalah ini.

Penulisan laporan observasi lapangan tidak terlepas dari berbagai


halangan dan tantangan yang harus dihadapi. Sebanyak dua orang anggota dari
kelompok kami terpisah dari rombongan sewaktu kami harus melakukan
pengamatan di lapangan. Pada akhirnya berkat pertolongan dari Allah Swt. dan
disertai usaha juga kerja sama tim alhamdulillah kami dapat melalui semua
dengan lancar.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini.


Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak untuk perbaikan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat
menjadi referensi bagi penelitian dan penulisan tugas selanjutnya dan dapat
memberikan informasi dengan tema “Beternak Kambing dan Domba di
Swargaloka”. Semoga makalah ini dapat memberi pemahaman dan
pengetahuan bagi kita semua tentang cara perawatan kambing dan domba serta
proses pembuatan silase dan fermentasi pakan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

iii
DAFTAR ISI

BAB I.................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Tujuan.....................................................................................................2
1.3 Metode Observasi Lapangan................................................................2
1.4 Waktu dan Lokasi Pelaksanaan............................................................2
BAB II................................................................................................................... 3
Pelaksanaan Observasi Lapangan....................................................................3
2.1 Klasifikasi Kambing Etawa...................................................................3
2.2 Teknik Budidaya Ternak Kambing Etawa............................................3
BAB III.................................................................................................................. 9
PENUTUP............................................................................................................. 9
3.1 Kesimpulan............................................................................................9
3.2 Saran.......................................................................................................9
Daftar Pustaka...................................................................................................11
Lampiran-lampiran............................................................................................12

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peternakan merupakan bagian dari subsektor pertanian yang
terus diupayakan pengembangannya untuk memenuhi kebutuhan protein
hewani. Salah satu usaha peternakan yang dapat membantu menunjang
kebutuhan tersebut adalah peternakan kambing dan domba. Kambing
dan domba merupakan komoditas ternak yang potensial dikembangkan di
Indonesia. Hal ini dikarenakan iklim di Indonesia yang tropis sangat
mendukung perkembangan ternak pada usaha kambing dan domba.
Kambing dan domba merupakan ternak ruminansia kecil yang
banyak dipelihara petani ternak di pedesaan dengan berbagai tujuan,
antara lain sebagai tabungan yang sewaktu-waktu dapat dijual untuk
keperluan hidupnya. Populasi ternak kambing di Indonesia pada tahun
2013 sekitar 18 juta ekor yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia,
terutama di pulau Jawa (sekitar 50% dari total populasi).
Ternak ini mempunyai nilai ekonomi bagi peternak karena mudah
dipelihara, tidak membutuhkan lahan yang luas, berbagai sumber pakan
tersedia di pedesaan, daya reproduksinya cukup tinggi, dan lama
pemeliharaan hingga dewasa relatif cepat. Kontribusinya dalam
penyediaan daging secara nasional walaupun masih relatif rendah (hanya
5%), tetapi memiliki potensi di masa mendatang untuk mendukung
ketahanan pangan asal ternak. Selain itu permintaan ekspor ke beberapa
negara masih belum dapat dipenuhi.
Desa Wisata Kasongan menjadi tempat observasi yang kami pilih
untuk melakukan pengamatan ternak kambing dan domba. Di sana kami
mendapatkan pengetahuan baru mengenai kegiatan beternak serta
bagaimana cara merawat kambing dan domba.

1
1.2 Tujuan
Tujuan dari observasi lapangan “Beternak Kambing dan Domba di
Swargaloka”
1. Menambah wawasan mengenai peternakan kambing dan domba.
2. Mengetahui cara perawatan kambing dan domba.
3. Mengetahui proses pembuatan silase dan fermentasi pakan.
4. Membuka pikiran generasi muda untuk melihat peluang bisnis di
sektor peternakan.

1.3 Metode Observasi Lapangan


Metode Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan
data yang dilakukan melalui suatu pengamatan yang disertai dengan
adanya berbagai pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek. Pada
pengamatan kali ini, teknik yang digunakan adalah rekam suara serta
pengambilan gambar dan video. Tak lupa juga untuk mencatat informasi
penting yang disampaikan oleh narasumber.

1.4 Waktu dan Lokasi Pelaksanaan


Waktu dan lokasi pelaksanaan observasi “Beternak Kambing dan
Domba di Swargaloka”
hari/tanggal : Selasa, 13 Desember 2022
lokasi pengamatan : Desa Wisata Gerabah Kasongan, Dk. Kajen, Desa
Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta

2
BAB II

Pelaksanaan Observasi Lapangan

2.1 Klasifikasi Kambing Etawa


Etawa didatangkan dari India yang dinamakan kambing
Jamnapari. Badannya akbar, tinggi gumba yang jantan 90 sentimeter
sampai 127 sentimeter dan yang betina hanya mencapai 92 sentimeter.
Bobot yang jantan mampu mencapai 91 kilogram, sedangkan betina
hanya mencapai 63 kilogram. Telinganya panjang dan terkulai ke bawah.
Dahi dan hidungnya cembung. Kambing jantan maupun betina memiliki
tanduk yang pendek. Kambing macam ini mampu menghasilkan susu
sampai tiga liter per hari. Keturunan silangan (hibrida) kambing Etawa
dengan kambing lokal dikenal sebagai kambing "Peranakan Etawa" atau
"PE". Kambing PE berukuran hampir sama dengan Etawa namun lebih
adaptif terhadap sekitar yang terkait lokal Indonesia.

2.2 Teknik Budidaya Ternak Kambing Etawa

a. Bibit
Kambing dan domba yang dijadikan bibit dipilih dari jenis yang
berkualitas. Terdapat total 190 ekor kambing dan domba di peternakan
ini. Untuk kambing sendiri terdiri dari jenis Peranakan Etawa (PE),
Saanen, Alpen, Sapera, Jawarandu, dan lokal mini yang berasal dari
Medan. Kambing Sapera dan Jawarandu merupakan jenis kambing
peranakan etawa. Sedangkan kambing saanen diimpor dari Swiss karena
jenis ini bisa menghasilkan susu lebih banyak dibandingkan yang lain.
Dalam sehari, kambing saanen bisa menghasilkan susu sebanyak 3,8
liter, berbeda dengan sapera yang hanya menghasilkan sekitar 2 liter per
harinya. Kandungan nutrisi yang terdapat di dalam susu kambing banyak
macamnya, diantaranya adalah karbohidrat, lemak, fosfor, kalsium,
magnesium, vitamin A, vitamin C, kolesterol, dan kalori.

3
Untuk memenuhi permintaan pasar akan kebutuhan produksi
daging, maka dilakukan juga budidaya domba. Jenis yang
dikembangbiakan adalah domba Merino, domba Gembel, dan domba
Texel yang tidak lain merupakan hasil peranakan dari dua jenis tersebut.
Domba Merino dijadikan pilihan oleh banyak orang karena kualitas
dagingnya. Walaupun tertutup oleh bulu yang tebal, nyatanya domba ini
memiliki daging yang tidak sedikit. Seekor domba Merino jantan bisa
mencapai bobot 82 kilogram, sedangkan betinanya memiliki bobot hingga
54 kilogram.

b. Kandang
Sistem pemeliharaan kambing etawa dilakukan secara intensif,
yaitu kambing dikandangkan terus-menerus. Model kandang di usaha
Peternakan Swargaloka berupa kandang panggung yang dibuat tinggi di
atas permukaan tanah sehingga bawah kandang menjadi berkolong.
Kandang dibuat permanen dengan tiang kolong kandang terbuat dari
semen cor. Lantai kolong kandang dibuat miring agar kotoran kambing
dapat langsung ke bawah. Dinding dan lantai kandang terbuat dari kayu,
sedangkan atap kandang terbuat dari seng. Dinding dibuat bercelah agar
sirkulasi udara menjadi bagus sedangkan lantai dibuat bercelah agar
kotoran kambing langsung jatuh ke bawah sehingga memudahkan
pengumpulan kotoran.

c. Pakan
Pakan yang diberikan di Swargaloka berupa silase yaitu rumput
yang difermentasi. Rata-rata berat badan kambing di Swargaloka adalah
30 kg, maka banyaknya pakan yang diberikan dalam sehari sebesar 3 kg.
Pakan diberikan 3 kali sehari, yaitu pagi, siang, dan sore hari. Sedangkan
pakan untuk anak kambing yang baru lahir dibiarkan menyusu dengan
induknya selama 3 hari untuk mendapatkan kolostrum setelah itu diberi
susu pengganti berupa susu skim sampai berumur 4 bulan. Jumlah susu
skim yang diberikan dalam sehari sebanyak 1 liter. Pemberian susu skim

4
dilakukan dua kali sehari. Kelebihan dari ternak yang diberi makan silase
adalah menghasilkan kotoran yang tidak berbau.
Untuk pembuatan silase dengan porsi 1 tong dibutuhkan :
● Em4 sebanyak 5 tutup botol
● Air 10 liter
● Rumput atau pohon jagung yang masih segar
● Tetes tebu ½ liter
● Starbio secukupnya
● Setelah seluruh bahan dicampurkan, dibutuhkan waktu fermentasi
selama 1 minggu
● Pakan yang sudah selesai difermentasi bisa disimpan di dalam
tong dengan waktu maksimal 1 tahun

Keunggulan silase komplit adalah:

1. Lebih mudah dalam pembuatannya karena tidak memerlukan


tempat pemeraman yang anaerob, cukup dengan semi aerob.
2. Kandungan gizi yang dihasilkan juga lebih tinggi, dapat
memenuhi 70-90% kebutuhan gizi ternak.
3. Memiliki sifat organoleptis (bau harum, asam) sehingga lebih
disukai ternak (palatable).

d. Reproduksi
Perkawinan kambing harus dilakukan pada waktu yang tepat agar
tidak membahayakan anak yang baru dilahirkan beserta induknya.
Perkawinan antara kambing jantan dan betina dapat diatur sehingga
Anda bisa memprediksi waktu untuk produksi ternak. Hal ini cukup
penting untuk merancang usaha yang sedang dijalankan.
Di peternakan ini terdapat sekitar 190 ekor kambing dan domba
yang dapat bereproduksi. Kambing betina memasuki usia dewasa pada
umur 6-8 bulan. Pada umur tersebut sudah bisa dilakukan perkawinan.
Namun, untuk jenis kambing PE, perkawinan pada kisaran umur tadi
sebaiknya dihindari karena perkembangan alat reproduksi belum

5
sempurna. Perkawinan ada baiknya dilakukan saat kambing berusia 15-
18 bulan. Untuk menghindari perkawinan pada usia muda, sebaiknya
kambing betina sudah dipisahkan sejak umur 5 bulan.
Perkawinan kambing jantan dan betina harus diatur agar tidak
terlalu lelah. Satu ekor pejantan dapat mengawini 20-25 ekor betina.
Pejantan dapat melakukan perkawinan dalam sehari sebanyak 4-5 kali
dengan intensitas 2-3 hari per minggu. Pejantan yang baik ditandai
dengan selalu birahi ketika menerima rangsangan atau mencium bau
kambing betina. Secara alamiah, kondisi tersebut dapat membangkitkan
birahi pejantan.
Pejantan hanya dapat memberikan keturunan yang baik sampai
umur delapan tahun. Lewat dari umur itu, pejantan sudah dianggap tua
sehingga harus diganti pejantan lain yang umurnya lebih muda.
Sementara itu, betina yang tengah birahi akan menunjukkan tanda-tanda
birahi seperti sering mengembik tanpa sebab, menggosok-gosokkan
tubuh pada dinding kandang atau kayu, gelisah, nafsu makannya
berkurang, ekornya dikibas-kibaskan, sering berkemih, bibir kemaluan
agak membengkak, selaput bagian dalam agak kemerah-merahan, dan
keluar lendir yang jernih.
Masa birahi betina berlangsung selama 16–20 jam dan berulang
tiap tiga minggu. Saat tanda-tanda birahi sudah muncul pada betina dan
jantan, sebaiknya segera lakukan perkawinan dengan memasukkan
betina ke kandang pejantan. Betina yang birahi tidak akan berlari ketika
didekati pejantan.
Proses perkawinan dikatakan berhasil saat betina mulai menjauhi
pejantan yang mendekatinya. Jika keesokan harinya betina masih
menjauhi pejantan, kemungkinan besar betina sedang bunting.
Perkawinan kambing sebaiknya tidak dilakukan saat lima bulan
menjelang musim hujan. Hal ini berguna untuk mencegah kelahiran pada
saat intensitas hujan sedang tinggi.

6
e. Pemerahan
Masa laktasi (produksi susu) untuk kambing betina di Swargaloka
adalah 6 bulan. Pemerahan yang dilakukan Swargaloka masih
sederhana. Sebelum dilakukan pemerahan, tangan pemerah harus dicuci
bersih. Kemudian membersihkan kambing-kambing dari kotoran. Cara
memerah dilakukan dengan menggenggam ambing kemudian di urut ke
bawah hingga air susu keluar. Proses pemerahan yang baik dapat
menghasilkan susu yang baik pula dan sebaliknya jika pemerahan
dilakukan dengan kasar dan tidak higienis maka akan beresiko
menimbulkan mastitis (peradangan ambing) yang dampaknya dapat
menurunkan kualitas dan kuantitas produksi susu kambing.

f. Sanitasi
Sanitasi kandang merupakan sebuah program kebersihan
kandang yang bertujuan untuk mencegah masuk dan perpindahan bibit
penyakit maupun parasit yang menyerang ternak menggunakan
desinfektan pada dosis yang dianjurkan sehingga kandang tergolong
dalam kandang sehat. Tujuan sanitasi kandang untuk mematikan
penyakit di dalam kandang secara menyeluruh mencakup kandang,
lingkungan di sekitar kandang, dan peralatan kandang. Sanitasi kandang
adalah kegiatan pencegahan termasuk kebersihan bangunan tempat
tinggal ternak atau kandang dan lingkungannya dalam rangka untuk
menjaga kesehatan ternak sekaligus pemiliknya.
Sanitasi (pembersihan) yang dilakukan di Swargaloka mencakup
sanitasi ternak (pemandian kambing) yang dilakukan dalam seminggu
sekali. Sedangkan, sanitasi kandang dilakukan sehari dua kali, yakni pagi
dan sore. Pembersihan kandang yang dilakukan mencakup pengumpulan
kotoran kambing dan sisa-sisa pakan sehingga tidak menimbulkan aroma
tidak sedap.

7
g. Penanganan Penyakit
Untuk mencegah kambing dan domba terkena penyakit,
Swargaloka rutin memberikan obat yang sudah dicampur ke dalam
pakan. Obat yang diberikan adalah EM4, yang berfungsi sebagai
menjaga kesehatan ternak dan meminimalisasi tingkat stres hewan
ternak. Beberapa penyakit yang sering menyerang hewan ternak,
diantaranya adalah cacingan, diare, kuku busuk, dan kembung. Apabila
kambing terjangkit penyakit diare, kita dapat mengobati dengan cara
memberikan wormectin. Selain itu, anda juga bisa dengan obat tradisional
yang terbuat dari campuran daun jambu biji, garam dapur dan 1 gelas air
kelapa, lalu berikan 1/3 gelas selama 3 hari berturut-turut.

h. Pemasaran Hasil
Kambing dan domba mempunyai sifat pertumbuhan yang cepat,
dipelihara untuk tujuan memproduksi daging dan pembibitan. Potensi
ternak kecill cukup menyebar secara merata ke seluruh wilayah. Ternak
kambing dan domba tidak memerlukan dukungan lahan yang luas apabila
dibandingkan dengan budidaya ternak besar. Ternak ini lebih populer di
kalangan petani dibandingkan dengan ternak lain, dan biasa dijadikan
tabungan jangka pendek petani. Secara periodik memiliki permintaan
cukup tinggi, yaitu menjelang hari raya, acara hajatan, dll.
Ternak kambing dan domba juga menghasilkan susu yang segar
dan mengandung banyak nutrisi sehingga banyak diminati oleh banyak
kalangan. Susu kambing pun dapat dijadikan berbagai olahan, contohnya
keju, yoghurt, kefir dan sabun.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setelah meneliti tentang teknik budidaya ternak kambing etawa
dengan menggunakan landasan teori sebagai panduan untuk fokus pada
penelitian serta berdasarkan fakta yang ada di lapangan, dapat
disimpulkan bahwa terdapat total 190 ekor kambing dan domba di
peternakan ini.
Untuk sistem pemeliharaan kambing di Swargaloka dilakukan
secara intensif (terus-menerus). Sehingga mereka menggunakan
kandang yang nyaman untuk kambing itu berkembang biak ataupun
memakan pakannya.
Pakan yang digunakan oleh peternakan di Desa Kasongan ini
adalah silase atau makanan ternak yang difermentasi. Silase ini dapat
bertahan selama 1 tahun dalam tempat penyimpanan yang tertutup rapat.
Selain itu, penggunaan silase dapat meminimalisir penyakit pada hewan
ternak dan membuat daging menjadi lebih lembut.

3.2 Saran
Faktor alam Indonesia sangat mendukung untuk kegiatan
beternak. Mulai dari cuaca, air, sampai ketersediaan pangan alami yang
disayangkan jika tidak dapat dimanfaatkan dengan semestinya.
Peternakan kambing etawa dengan sistem breeding yang benar
dapat berkembang dengan baik di Indonesia. Sehingga tidak hanya
memanfaatkan susu kambing etawa yang mungkin harganya relatif lebih
murah dibandingkan dengan susu sapi, tetapi juga dari segi khasiat susu
kambing yang tidak terkandung pada susu sapi.

9
Adapun saran penulis dari penyusunan laporan ilmiah ini adalah
sebagai berikut:
1) Sebaiknya peternak lebih memperhatikan sistem
pemeliharaan ternak yang baik sehingga dapat
menghasilkan produk ternak yang maksimal.
2) Sebaiknya pemerintah memberikan penyuluhan kepada
peternak tentang sistem pemeliharaan yang baik dan
menyediakan vaksin untuk kesehatan ternak.
3) Akan lebih baik jika peternak mempunyai media untuk
menjual maupun memasarkan produk ternak sehingga
dapat mudah diakses oleh orang banyak.

10
Daftar Pustaka

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://
journal.ipb.ac.id/index.php/j-agrokreatif/article/download/32780/22533/
&ved=2ahUKEwi40ZWz_sD8AhVfDLcAHUSVBbwQFnoECAkQAQ&usg=
AOvVaw0HS4FtBDeJ3b-Oi3Hno49B
https://dkp3.tasikmalayakota.go.id/memahami-masa-perkawinan-kambing/
https://disnakeswan.lebakkab.go.id/proses-pemerahan-susu-kambing/

Lampiran-lampiran

11
12

Anda mungkin juga menyukai