Anda di halaman 1dari 8

Nama:Ariyan

Prodi/Tingkat: Misiologi/II

Matakuliah: Kontektualisasi Misi

Dosen: Manintiro Uling, M.Th

RESENSI BUKU

Tulisan karya buku yang berjudul MISIOLOGIA KONTEMPORER:


Menuju Rekontruksi Theologia Misi Yang Seutuhnya. Sebelum saya
merensikan isi dari buku ini. Ada seseorang yang sangat luar biasa
dibaliknya yaitu Pdt Dr. Stevri I. Lumanitang. sekilas cerita tentang penulis
beliau adalah seorang kepala keluarga yang mempunyai tiga anak putri.
Memiliki istri yang cantik bernama Danik Astuti Lumintang, M.Th dan ketiga
anaknya Shendy Carolina Lumintang, Sheren Angelina Lumintang, dan
Sheline Feranda Lumintang.
Selain itu ia juga sebagai dosen yang mengajar tentang filsafat,
theologia sistematika, dan misi pada program sarjana dan pascasarjana di
Institut Injil Indonesia. Selain itu beliau juga menjadi pembantu Rektor I
Bidang Akademik dan Direktur Program Pascasarjana di lembaga tersebut.
serta menjabat menjadi rektor di Institut Theologia Abdiel Indonesia (Ithasia)
Pacet, Mojokerto. sebelumnya beliau telah menyelesaikan sekolahnya dan
memperoleh gelar sarjana Theologia (S.Th) tahun 1991 dan gelar Master of
Divinity (M.Div) pada tahun 1996.
Tidak hanya itu beliau juga terus mengembangkan dan mempertajam
dirinya dengan melanjutkan pendidikan theologia sistematika di International
Theological Seminary, Los Angeles, USA. Lalu pada tahun 1999 beliau
menyelesaikan pendidikannya dan mendapatkan gelar Master of Theology
(Th.M) in Systematic Studies. Dan pada tahun berikutnya 2003 beliau
menyelesaikan Doctor of Ministry (D.Min) setelah mendapatkan gelar
Doctornya beliau tidak merasa puas Ia pun mendapatkan gelar kembali pada
tahun 2007 dengan gelar Doctor of Theology (D.Th) in Mission di Consortium
for graduate Program in Christian Studies (CCS), ditambah dengan Fuller
Theological Seminary, USA. yang telah memperkaya pengetahuan dan
ilmunya tentang theologia misi.
Kepintaran dan wawasan yang beliau miliki tidak dapat dihiraukan ini
terbukti dalam karya-karyanya sebagai penulis buku. Selain buku Misiologia
Kontemporer, beliau juga menulis buku-buku lainnya seperti Theologia Abu-
Abu: Pluralisme Agama (706 hlm) yang diterbitkan pada tahun (2002, 2004,
dan 2008) yang menjelaskan tantangan dan hambatan-hambatan pluralisme
dalam theologia Kristen di masa kini. dan juga buku Theologia dan Misiologia
Reformed (780 hlm) yang menjelaskan tentang keindahan, keteguhan, dan
kesederhanaan theologia reformed. Selain buku-buku tentang theologia
beliau juga menuliskan buku tentang bangsa Indonesia yang diberi judul Re-
Indonesianisasi Bangsa (610 hlm) yang berisikan tentang lima pokok isu
utama bangsa Indonesia, bagaimana rakyat menangis, pemimpin bangsa
tertawa, ideologi bangsa dikhianati, wilayah NKRI digugat, kekayaan alam
dieksploitasi dan ditelantarkan. Dan hal ini mendesak Indonesia untuk di
indonesiakan kembali.
Dari hasil yang saya analisis dari buku yang berjudul misiologi
kontenporrer ini, saya memahami penulis sedang mencoba memberi
penerangan bagimana perkembangan arti dari misi itu yang semakin
berkembangnya zaman pengertian itu semakin berubah yang ternyata
menjadi persoalan perjumpaan antara teks dan konteks dan ternyata
meghasilkan misi yang berat sebelah dan sempit dan menjadi tidak relevan
bagi kebutuhan dunia.

Melihat keadan misi yang seperti itu penulis mencoba memberi


pemahan yang memcoba membawa dunia kembali kepada pemahan dan
pengertian misa yang benar, maka penulis mencoba menjelaskan dan
mengaitkan dari berbagai sudut seperti misi dan peran gereja yang berubah-
ubah, melihat antara theologia dan misi, menjelaskan bagimana teologia
misi, misi berkaitan dengan kerajaan Allah, misi yang berdasarkan Alkitab
dan melihat bagimana kerajaan Allah dana misi gereja pada masa kini, terus
melihat dari sudut bagimana theologia sistematika yang misiologis bagaiman
integritas antara teologia sistematika dan misi, meninjau dan melihat bukti
bagimana gerakan misi gereja-gereja Reformed di indonesai, melihat dari
sudut bagimana sistematika doktrinal Reformend dan mengimpilikasikanya
bagi misi Reformed dan melihat misi sebagi Holistik.

Bahwa misi harus tetap sama meskipun zaman terus berkembang dan
berubah-ubah tapi initisari dari misi itu tetap sama bahwa memberitakan
tentang kerajaan Allah bagi dunia ini. Bahwa misi juga harus dilakukan dan di
jalankan oleh umat-umat Allah yang ada didalam dunia ini dan misi harus
terus dijalankan dan misi juga adalah sesuatu tugas yang sangat penting
yang Allah berikna kepada dunia ini. Maka buku ini mengarahkan kita
kepada melihat bagimana misi itu bekerja dan dampak yang besar bagi
dunia ini dan dampak yang besar bagi pekerjaan Allah terhadap dunia ini
begitu sangat pentingnya misi harus terus dijlankan bagi dunia ini.

Misi mengubah peradaban dunia, namun demikian, misi telah berubah


oleh perubahan peradaban dunia. Misi telah mengubah pemahaman, baik
kubu oukumenikal maupun kubu injil. Misi tidak hanya dipahami pengertian
teks atau konteks melainkan misi dipahami secara intergratif antara wilayan
studi teks, konteks dan komunitas.misi bukan hanya dipahami sebagi
penginjilan dan pertumbuhan gereja namun misi juga adalah tanggung jawab
sosial yang memiliki keterlibatan dalam persoalan-persoalan sosia dan
manusia. Misi Allah tidak berubah namun misi gereja terus berubah, baik
pemahaman maupun prakteknya. Perubahan gereja terus berlangsung oleh
karena gereja terus bergumbul dengan upaya dengan mempertimbangkan
dan mempertemukan tiga wilayah studi, yaitu wilayan teks, konteks dan
komunitas. Penekanan pada salah satu wilayan studi menghasilkan konsesp
misi yang sempit dan tidak seimbang.
Misi trinitas, krito-centric, misi gereja sebagi agen tunggal misi Allah dan
misi kerajaan Allah yang holistik, tidak hanya membangkitkan gerakan misi
dan mendorong gereja terlibat dalam misi, melainkan juga memberikan dasar
dan model bagi aktulisasi misi yang holostik dalam prespektif kerajaan Allah.
Kerajaan Allah dalah yang berkaitan dengan kehadiran, pengajaran dan
perbuatan kristus dalam dunia, menjadi model bagi dunia. Gereja
membutuhkan teologi misi yang dibangun diatas dasar Alkitab dan
diterapkan dalam komunitas gereja yang misioner dan berakar pada konteks
tempat dan waktu tertentu, sehingga teologia misi tersebut dapat diterpkan
dan diterima oleh konteks misi, kapan pun dan dimana pun teologia dan
misiologia membangun theologia, hendekanya memperhatikan tiga wilayan
misi yang terpadu dan terintgratif, yaitu teks, komunitas dan konteks.

Untuk mewujudkan kehidupan kristen yang seutuhnya, maka diperlukan


pemahaman dan pengalaman teologia yang terpadu mengenai kehendak
Allah yang dengan demikian teologia orang kristen merupakan upaya orang
kristen dalam pertolongan Roh Kudus untuk memahami kehendak Allah
mengenai kehidupan yang seutuhnya.

Jadi, kehidupan yang seutuhnya berakar padateologia yang seutuhnya.


Namun tidak di pungkiri memang teologia kristen itu luas maka karena itu
teologia dibagi dalam banyak bidang namun itu tentu bukan pemisah namun
kecendurngan ini memang pada pemisah dan pendekatan yang berlebihan
kepada salah satu bidang, karena itu jadi teologi yang memisah diri seperti
ini pasti tidak menfasilitasi kehidupan orang kristen yang seutuhnya.
Demikian pemisahan antara teologia sistematika dan misiologia, tidaklah
ngkin dapat mewujudkan kehendak Allah yang seutuhnya untuk kehidupan
manusia yang seutuhnya, maka sangat penting upaya intergrasi antara
semua bidang theologia, diantaranya ada disiplin ilmu theologia sistematika
dan misiologia dimana keduanya sebagi teologia kristen yang seutuhnya.

Kerajaan Allah dalam perjanjian lama adalah kerajaan yang kekal, tidak
bergantung pada wilayah tertentu dimanapun, dan tidak bergantung pada
kuasa apapun yang ada didunia. Kerajaan Allah adalah unuversal dalam
kedaulatan dan perbuatan-Nya. Namun dalam konteks pernyataa-Nya, Allah
secara khusus bertindak dalam memilih umat-Nya. Misi Alah dalam hal ini
terkait dengan perwujudan kerajaan-Nya atas semua manusia. Karena itu
misi Allah adalah dinamis dan berubah, tidak stagna dan statis.

Kerajaan Allah memiliki aspek waktu kini dan nanti. Itu memberi
implikasi misiologis bang gereja, bahwa gereja dipanggil untuk mengerjakan
mendata eklesiologis yang didalamnya juga terutama mandat misiologis
untuk pelaksanaan tugas kerajaan Allah yang telah terwujud dalam dunia
yang melalaui dan didalam Yesus Kristus,sebagi perwujudan-Nya yang
bersifat presntris dan terus taat dalam panggilan tersebut sebagi antisipasi
terhadap perwujudan sempurna kerajaan Allah yang bersifat futuris.

Kerjaan Allah tidak terbatas oleh waktu dan tempat. Kekuasan-Nya


melampaui segala sesuatu, segala yang ada dan segala yang tak kelihatan
dan segala yang kelihatan, yang memberi pengertian bahwa misi Alah yang
bersifat uniu versal yang tidak terbatas pada tempat dan waktu , dimanapun
dan kapan pun. Pekerjaan Allah di luar gereja adalah berkenaan sesuai
dengan firman-Nya dalam konteks pernyataan umum untuk mewujudkan
kemuliaan Allah, sedangkan pekerjaan Allah didalm dan melalui gereja
adalah berkenaan dengan tugas pemberitaan penebusan kristusbagi dunia.
Kerajaan Allah dan kerajaanYesus Kristus adalah tidak dapa dipisahkan atau
dipertentangkan anata satu sama lain, karena kerajaan Allah yang
diberitakan Yesus adalah kerajaan-Nya sendiri. Maka misi Yesus merupakan
misi yang berotoritas sebagi pencipta,penyelamat, dan pengutus. Misi ini
adalah untuk menyelamatkan uat pilihan, memanisfestasiakn kerajaan-Nya
dan kemuliaan-Nya dalam dunia, dimana dalam hal ini Allah adalah Raja
yang tidak bergantung pada pengakuan bangsa-bangsa dimana Allah adalah
Raja atas segala yang ada.

Tentu memiliki semangat misiolog adalah mengupayakan membangun


teori-teori misi yang dapat diaplikasikan dalam segala konteks. Maka hal ini
di diskusikan dan tuliasan misipun mulai bermunculan dengan menawarkan
perbagai bentuk teori misi, namun pada umumnya selalu membicarakan
strategi-strategi yang tepat guna efektif dan efesien berhasil dalam konteks
masyarakat majemuk. Pada prakmatis misi reformed memberikan
pengertian, menyedikan dasar teologi, memberi dorongan, meneguhkan
tugas gereja, memurnikan motif misi seutuhnya, juga menyediakan point of
contact bagi misi kepada orang-orang bukan kristen dan menyediakan
pendekatan dialoktis untuk misi proklamatif dan pelayanan sosial,sebagai
implemtasi pelayanan misi yang seutuhnya jika kita lihat dalam konteks
indonesia yang menderita. Kamu reformed juga memberikan jaminan bagi
prospek misi gerja-gereja dalam konteks indonesia pada masa depan
dengan tujuan misi reformen tetap relevan untuk semua konteks misi
dimanapun dan kapanpun.

Ada lima unsur pradikma misi Reformed yang merupakan prinsip-prinsip


utama dalam teologi dan misi gereja-gereja injili, yang menyebabkan
gerakan Reformed menciptakan jaringan misi yang luas dan besar baik bagi
gereja Reformend maupun injili, juga mereka menfasilitasi gerakan misi
dengan gereja-gereja oikumenikal.

Kelebihan dan kelemahan buku

Berdasarkan apa yang saya amati dan saya baca dari ketiga buku yang
beliau tulis, ketiga buku ini tidak memiliki ketekaitan antara satu dengan yang
lain dimana pada buku yang pertama membahas tentang Theologia Abu-
Abu yang dimana buku ini memaparkan mengenai tantangan dan ancaman
Pluralisme dalam theologia kristen masa kini. Sedangkan buku yang kedua
adalah Theologia dan misiologia Reformed yang secara teologianya mungkin
masih ada keterkaitanya namun buku yang kedua ini lebih kepada cara kerja
para orang-orang reformed. Dan buku yang ketiga dengan judul Re-
Indonesianisasi bangsa yang dimana buku ini membahas tentang lima isu
utama bangsa Indonesia yaitu rakyat menangis, pemimpin bangsa yang
tertawa, ideologi bangsa dikhianati, wilayah NKRI di gugat, kekayaan alam di
eksploitasi dan di telantarkan. Dari buku yang ketiga ini sama sekali tidak
memiliki keterkaitan dengan buku yang pertama dan yang kedua karena
lebih berfokus pada penjelasan lima isu utama bangsa indonesia dan tidak
memiliki keterkaitan teologinya.

Berkaitan dengan kekonsistenan metode yang dipakai, penulis tidak bisa


menemukan metode yang dipakai dari penulis buku ini, namun penulis
melihat dari bagimana penyusunan tema-tema dan berdasarkan refrensi atau
catatan kaki dari buku ini. Penulisan buku ini memiliki kekonsitenan dalam
penulisan nya, yang mungkin metodenya mencari sumber-sumber yang
beerkaitan dengan tema dari buku tersebut, sehingga penulis menyimpulkan
bahwa kepenulisan buku ini konsisten dengan metode yang dipakai oleh
penulis buku ini.

Berkaitan dengan tujuan buku, penulisan buku ini sangat menjawa dari
apa yang menjadi tujuan buku ini di tulis deng berdasarkan bagiman
pemaparan-pemaparan yang ditulis oleh sih penulis buku dari berbagi topik-
topik buku ini, dengan kita bisa melihat secara saksama bahwa tujuan
penulisan ini ingin memberikan pemahaman bagimana misiologia itu
sebenarnya.

Selain dari isinya yang membahas tentang pengertian misi dan masalah
serta solusi dari permasalahan tersebut. penulis juga menjelaskan contoh-
contoh kasus yang ada di lapangan. Seperti gerakan-gerakan misi apa saja
yang bergerak di Indonesia. disertai juga dengan pandangan-pandangan
yang berbeda-beda di setiap alirannya. Dalam bukunya juga disertai dengan
sejarah dari awal mula gerakan misi ini ada dan berjalan di Indonesia. tidak
hanya di Indonesia. melainkan juga secara globalisasi. Buku ini juga
memberikan beberapa referansi dari buku-buku lain tentang Theologia misi
masa kini di babnya yang terakhir.
Buku karya pak Stevri ini memiliki banyak manfaat bagi kita yang ingin
menambah wawasan tentang misi. Melalui buku ini kita jadi mengerti
tantangan dan permasalahan yang terjadi dalam dua perspektif. Dalam
bahasa penulisanya beliau juga menggunakan bahasa yang mudah
dipahami bagi kalangan umum. Meskipun ada beberapa kata khusus yang
diberikan tetapi beliau juga menjelaskan pengertian dari kata tersebut. dan
dalam struktur penulisannya dari bab ke bab juga koheren saling terhubung.
Maksud dari awal penulisan dari buku ini adalah kumpulan artikel yang
disatukan untuk kepentingan seminar-seminar mis, dan sebagian materi
kuliah program pascasarjana, oleh sebab itu dalam penulisannya pembaca
bakal menemukan beberapa teks yang sama di beberapa bab yang berbeda.
Pengulangan ini bersifat aplikatif dari suatu bahasan di bab yang berbeda.
Sekalipun demikian penulis dengan sengaja untuk tidak mengeditnya atau
menghapus pengulangan demi mempertahankan alur pikir dan kelengkapan
uraian masing-masing topik bahasan di bab yang berbeda.
Metode yang dipakai penulis dalam bukunya adalah berasal dari
pemikiran para ahli yang berbeda bahkan bertentangan satu dengan yang
lannya, namun semuanya berkontribusi bagi upaya rekonstruksi theologia
misi dalam konteks masa kini. penulis juga mendapatkan dukungan dari para
pakar misi baik dalam kubu oikumenikal ataupun evangelikal. Penulisjuga
berterima kasih kepada Institut Injil Indonesia yang pertama-tama berjasa
memperkenalkan misi kepada penulis melalui program studi sarjana dan
pascasarjana. Selain itu ia juga berterimaksih kepada professor dari Fuller
Theological Seminary bersama beberapadosen Consortium For Graduate
Program in Christian Studies (CCS). Penulis juga berterima kasih kepada
teman-teman dosen atau para theolog Reformed melalui pelayanan bersama
dalam bentuk seminar dan diskusi ilmiah mengenai topik-topik misi.dan
berterimakasih juga kepada para mahasiswa-mahasiswa program
pascasarjana jurusan misiologia yang turut memperkaya pemikiran penulis
melalui interaksi di kelas-kelas misiologia yang diampu oleh penulis. Penulis
juga berterimakasih atas keluarga yang selalu mendukung serta kasih setia
Tuhan yang tak henti-hentinya sehingga oleh karena anugerah-Nya buku ini
dapat selesai dan berguna bagi sesama Tuhan Yesus Memberkati.

Anda mungkin juga menyukai