Jawab
Theo sahara | Posted on April 14, 2011
Ada orang begitu mudah melempar tanggung jawab, dan melihat orang lain menjadi korban
dari apa yang seharusnya ia lakukan.
Tanggung jawab adalah tahu dan melakukan apa yang Allah harapkan dan apa yang orang lain
harapkan dari saya. Tanggung jawab adalah sesuatu yang harus kita lakukan agar kita menerima
sesuatu yang dinamakan hak. Jika kita melalaikan tanggung jawab, maka kualitas dari diri kita
mungkin akan rendah. Untuk itu, tanggung jawab adalah suatu hal yang sangat penting dalam
kehidupan, karena tanggung jawab menyangkut orang lain dan terlebih diri kita.
Kita bertanggung jawab atas setiap pikiran, perkataan, sikap dan tindakan kita secara pribadi. Semua
ini harus konsisten dengan perintah Kristus karena pada hari penghakiman itu semua akan dinyatakan
dana dihakimi berdasarkan kasih yang murni.
Kehidupan manusia tidak lepas dari tanggung jawab, terlebih lagi bagi orang dewasa.
Semakin banyak peran yang dimainkan seseorang, semakin berderet pula daftar tanggung
jawab yang harus dipenuhinya. Banyak pria yang harus berperan sekaligus sebagai ayah,
suami, direktur, majelis dan konsultan sekaligus. Tidak kurang pula wanita berperan sebagai
ibu di rumah, namun sekaligus pula istri, manajer, dan pembina salah satu komisi di gereja.
Tanggung jawab adalah sesuatu yang harus kita lakukan agar kita menerima sesuatu yang di namakan
hak. Tanggung jawab merupakan perbuatan yang sangat penting dilakukan dalam kehidupan sehari-
hari,karena tanpa tanggung jawab,maka semuanya akan menjadi kacau. Sebagai contohnya,seorang
pelajar mempunyai tanggung jawab belajar,sekolah,tapi karena ada ajakan teman yang tidak baik
untuk bolos sekolah,maka seorang anak itu bisa saja melalaikan tanggung jawabnya untuk bolos
sekolah. Jika kita melalaikan tanggung jawab,maka kualitas dari diri kita mungkin akan rendah. Maka
itu, tanggung jawab adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan,karena tanggung jawab
menyangkut orang lain dan terlebih diri kita.
Bagaimanakah pandangan Alkitab soal tanggung jawab itu? sejak penciptaan Allah telah
memberikan tanggung jawab kepada manusia untuk menguasai dan mengolah alam dan
binatang-binatang yang ada. Manusia pertama, Adam, bukan saja ditempatkan di taman Eden
yang indah untuk menikmati saja, tapi Allah juga memberi tugas dan tanggung jawab untuk
mengerjakan tanah dan memelihara taman Eden (Kej 2:15) dan juga menamai binatang-
binatang yang ada di taman Eden (Kej 2:19,20). Jadi, manusia diciptakan dengan kodrat dasar
untuk bertanggung jawab. Manusia yang bertanggung jawab, itulah yang dikehendaki Allah.
Namun, kasus pertama manusia yang tidak bertanggung jawab juga adalah Adam, yakni saat
ia sudah melanggar perintah Allah dan memakan buah pengetahuan yang baik dan yang jahat.
Saat Allah bertanya, atau dengan kata lain meminta pertanggungjawabannya atas pelanggaran
yang dilakukan, ia tidak berani mengakui kesalahannya, malahan mencari “kambing hitam”
dengan cara menyalahkan istrinya yang seharusnya dilindunginya. Sejak itulah dosa “tidak
bertanggung jawab” terjadi secara turun-temurun hingga masa kita.
Menurut pengamatan, telah terjadi krisis tanggung jawab di zaman ini. Di sekolah misalnya,
murid yang tidak belajar sewaktu ulangan tetap tenang saja mengambil jalan pintas dengan
menyontek. Remaja putri yang mengalami “kecelakaan” dihamili oleh pacarnya mengalami
derita berganda karena ditinggal pasangannya. Suami yang tidak bekerja “memeras” istrinya
yang harus membanting tulang di rumah untuk mengurus rumah tangga sekaligus bekerja di
luar rumah untuk menghidupi seluruh keluarga. Ibu-ibu menyerahkan tanggung jawabnya
merawat anak pada pembantu atau baby sitter, sedangkan sang ibu sibuk bershopping ria dari
mall ke mall. Dalam dunia kerja, kita bahkan dapati karyawan yang tidak bertanggung jawab
dalam tugas, baik dalam hal absensi kehadiran maupun jam kerja. Di tingkat pejabat
sekalipun, kita dapati realita yang tidak jauh berbeda. Demikianlah sebagian realita
kehidupan yang diwarnai oleh krisis tanggung jawab.
Dari mana munculnya Rasa Tanggung Jawab? Tidak secara otomatis setiap anak tumbuh dan
langsung memiliki rasa tanggung jawab. Rasa tanggung jawab harus dipupuk dan dibina
semasa pertumbuhan. Boleh dikatakan bahwa setiap masa kehidupan memiliki tigas
perkembangan tersendiri. Jika tugas tersebut tidak terselesaikan, maka tugas perkembangan
tahap selanjutnya akan terhambat. Untuk itu, keluarga memiliki peran penting untuk
menumbuhkan rasa bertanggung jawab kepada anak sejak dini sesuai tahap
perkembangannya dan kemampuannya.
o Luka, pengalaman yang menyakitkan dalam bertanggung jawab dapat membuat luka
dalam diri seseorang. “Aku harus membantu orang tuaku untuk membantu adik-
adikku”, “Biarlah mereka tidak melakukan tetapi aku harus melakukannya”.
Seseorang yang merasa nyaman sering kali tidak mau untuk mengambil
tanggung jawab karena alasan ini. Misalnya seseorang yang merasa kesulitan
untuk membuang kesenangan pribadi yang dapat menjadi batu sandungan bagi
saudara yang lemah.
Anda tidak dapat lari dari tanggung jawab esok hari dengan menghindarinya
hari ini – Abraham Lincoln.
Tanggung jawab adalah melakukan apa yang harus saya lakukan sekalipun
saya tidak ingin melakukannya.
“Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri
kepada ALLAH.” (Roma 14:12)
Ibrani 4:13 mempertegas lagi hal ini, yaitu: bahwa segala sesuatu terbuka di hadapan TUHAN dan
kepadaNya kita harus mempertanggung-jawabkan segala hal yang kita lakukan dalam hidup kita.
1 Peter 3:15 Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada
segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta
pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan
lemah lembut dan hormat,
o Bersikap
optimis
Orang yang bersikap optimis selalu berusaha melihat segala sesuatu dari
kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk sekalipun. Dia lebih suka
membicarakan kebaikan daripada keburukan orang lain, lebih suka bicara
mengenai harapan drpd keputusasaan, lebih suka mencari solusi daripada
frustasi, lebih suka memuji daripada mengecam, dsb.
Jika kita menjadi orang yang jujur, maka itu membuktikan bahwa kita adalah
orang yang bertanggungjawab dan dapat dipercaya orang lain
o Menepati janji
Ketika kita membuat janji dengan orang lain, usahakan tepati janji. Dari situ
orang akan mengetahui betapa bertanggungjawabnya kita