Oleh
Sixtus Resa Tandisau
112020011
i
Evaluasi Program Pencegahan dan Pengendalian Tuberkulosis di
Puskesmas Kelurahan Grogol I Periode Maret 2022 sampai dengan
Februari 2023
LEMBAR PENGESAHAN
Disetujui
Pembimbing
Penguji I Penguji II
(Prof. Dr. dr. Rachmadhi Purwana, SKM) (dr. Melda Suryana, M.Epid)
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat yang telah diberikan
sehingga makalah evaluasi program ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah
evaluasi program dengan judul “Evaluasi Program Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tuberkulosis di Puskesmas Kelurahan Grogol I, Kecamatan Grogol
Petamburan Periode Bulan Maret 2022 sampai dengan Februari 2023” ini ditujukan
untuk memenuhi salah satu tugas dalam menjalani Kepaniteraan Klinik Ilmu
Kesehatan Komunitas Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Kristen
Krida Wacana, yang berlokasi di Puskesmas Kelurahan Grogol I, Kecamatan
Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, tugas ini tidak dapat terselesaikan dengan baik. Oleh
karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada:
2. Dr.dr. A. Aris Susanto, MS, Sp.OK, selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan banyak masukan.
3. Prof. Dr. dr. Rachmadhi Purwana, SKM, selaku dosen penguji I yang telah
menguji dan memberikan masukan untuk evaluasi program ini.
4. dr. Melda Suryana, M.Epid, selaku dosen penguji II yang telah menguji
dan memberikan masukan untuk evaluasi program ini.
iii
ini.
8. Semua pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu per satu dan telah
turut serta dalam membantu dan memberikan dukungan serta
bantuandalam proses pelaksanaan evaluasi program ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas semua
kebaikan yang telah dokter-dokter dan kakak-kakak sekalian yang telah
membantu terlaksananya evaluasi Program Pencegahan dan Pengendalian
Tuberkulosis ini. Semoga makalah evaluasi program ini juga dapat membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
iv
ABSTRAK
Indonesia tahun 2021 menduduki urutan ke-2 kasus TB terbanyak dan terbesar di dunia setelah
India. Target program penanggulangan TB nasional adalah eliminasiTB pada tahun 2035 dan
Indonesia bebas TB pada tahun 2050. Proporsi angka kejadian tuberkulosis di Jakarta Barat sendiri
sebanyak 18,45% yaitu yang tertinggike-3 dari keseluruhan angka kejadian tuberkulosis yang ada
di DKI Jakarta. Evaluasi program pencegahan dan pengendalian tuberkulosis di Puskesmas
Kelurahan Grogol I pada bulan Januari sampai dengan Desember 2021 dilakukan dengan
membandingkan data cakupan program dengan tolok ukuryang ditetapkan menggunakan
pendekatan sistem. Pada evaluasi program ini didapatkan dua masalah yaitu Cakupan angka
keberhasilan pengobatan TB (Success Rare/SR) di sebanyak 58,3% dengan besarnya masalah
41,7% dan cakupan pembinaan dan evaluasi kader TB dengan besarnya masalah 100%. Dengan
data ini, diharapkan evaluasi program ini dapat menjadi masukan dan terjadi peningkatan terhadap
cakupan program P2TB.
Kata Kunci: tuberkulosis, evaluasi program, penemuan kasus tb, proporsi pasien TB anak
v
ABSTRACT
Evaluation of the Tuberculosis Prevention and Control Program at the Grogol I Subdistrict
Health Center
Period March 2022 to February 2023
Sixtus Resa Tandisau
Faculty of Medicine and Health Sciences, Krida Wacana
Christian University Email:
sixtus.2013fk183@civitas.ukrida.ac.id
Indonesia occupies the 2nd position with the most TB cases and the biggest in the
world after India. The target for the national TB control program is to eliminate
TB in 2035 and Indonesia to be free of TB in 2050. The proportion of the incidence
of tuberculosis in West Jakarta itself is 18.45%, which is the 3rd highest of the total
incidence of tuberculosis in DKI Jakarta. Evaluation of the tuberculosis
preventionand control program at the Grogol I Subdistrict Health Center from
January to December 2022 was carried out by comparing program coverage data
with benchmarks set using a systems approach. Two problems were found in this
program evaluation, namely the success rate (SR)) of 58.3% with a problem size of
41.7%; and the coverage of the development and evaluation of the TB cadre with
problem size of 100%. Withthis data, it is hoped that the evaluation of this program
can become input and increase the coverage of the P2TB program.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL………………………………………………………………………………i
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………..ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….iii
ABSTRAK………………………………………………………………………….v
ABSTRACT……………………………………………………………………….vi
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...vii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………….............................1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………...1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………..2
1.3 Tujuan……………………………………………………………………….3
1.3.1 Tujuan Umum……………………………………………………...3
1.3.2 Tujuan Khusus……………………………………………………..3
1.4 Manfaat……………………………………………………………………...4
1.4.1 Bagi evaluator……………………………………………………...4
1.4.2 Bagi Pergururan Tinggi………………………………………….....4
1.4.3 Bagi Puskesmas Kelurahan Grogol 1……………………………....4
1.4.4 Bagi Masyarakat……………………………………………………5
1.5 Saran…………………………………………………………………………5
BAB II MATERI DAN METODE…………………………………………………6
2.1 Materi…………………………………………………………………………6
2.2 Metode………………………………………………………………………..7
BAB III KERANGKA TEORI…………………………………………………….8
3.1 Kerangka Teori……………………………………………………………….8
3.2 Tolok Ukur……………………………………………………………………9
BAB IV PENYAJIAN DATA…………………………………………………….10
4.1 Sumber Data………………………………………………………………….10
4.2 Data Umum…………………………………………………………………..11
4.2.1 Data Geografi………………………………………………………….11
4.2.2 Data Demografis………………………………………………………12
4.2.3 Data Fasilitas Layanan Kesehatan…………………………………….12
4.2.4 Data Fasilitas Pendidikan……………………………………………..12
4.2.5 Data Transportasi……………………………………………………..13
4.2.6 Pekerjaan Penduduk…………………………………………………..13
4.3 Data Khusus………………………………………………………………….14
4.3.1 Masukan (Input)………………………………………………………14
4.3.2 Proses…………………………………………………………………22
4.3.3 Keluaran (Output)…………………………………………………….29
4.3.4 Lingkungan…………………………………………………………...38
vii
4.3.5 Umpan Balik…………………………………………………………39
4.3.6 Dampak………………………………………………………………39
BAB V PEMBAHASAN MASALAH…………………………………………….40
5.1 Masalah dari Variabel Keluaran……………………………………….. …..40
5.2 Masalah dari Variabel Masukan…………………………………………….41
5.3 Masalah dari Variabel Proses……………………………………………….43
5.4 Masalah dari Variabel Lingkungan………………………………………....44
BAB VI PERUMUSAN MASALAH……………………………………………..46
6.1 Masalah Keluaran…………………………………………………………...46
6.2 Masalah Proses……………………………………………………………...46
6.3 Masalah Masukan…………………………………………………………...46
6.4 Masalah Lingkungan………………………………………………………..46
BAB VII PRIORITAS MASALAH……………………………………………...47
7.1 Masalah menurut Keluaran…………………………………………………47
7.2 Prioritas Masalah…………………………………………………………...47
BAB VIII PENYELESAIAN MASALAH………………………………………48
8.1 Masalah Pertama…………………………………………………………...48
8.2 Masalah Kedua……………………………………………………………..49
BAB IX PENUTUP……………………………………………………………….50
9.1 Kesimpulan…………………………………………………………………50
9.2 Saran………………………………………………………………………..50
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..51
LAMPIRAN……………………………………………………………………….52
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Tuberkulosis (TBC) adalah salah satu penyakit menular yang dapat menginfeksi
semua kalangan mulai dari bayi, anak-anak, remaja sampai lansia dan menimbulkan
kesakitan dan kematian lebih dari 1 juta orang setiap tahun. Penyakit ini disebabkan oleh
bakteri patogen yang disebut Mycobacterium tuberculosis (MTB). Pada kebanyakan
orang, TB menginfeksi paru, namun dapat juga ditemukan pada hampir semua organ
tubuh seperti otak, tulang belakang, dan ginjal.1
Menurut WHO (2021), setiap tahunnya kurang lebih 10 juta orang mengidap
tuberkulosis dengan rincian 5,6 juta diantaranya ialah laki-laki, 3,3 juta perempuan, dab
1,1 juta kasus TB pada anak. Disamping bahwa TB merupakan penyakit yang dapat
dicegah dan disembuhkan, 1,5 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat
Tuberkulosis dan menjadikannya sebagai salah satu pembunuh penyakit menular teratas
di dunia.2
Indonesia menduduki urutan ke-2 kasus TB terbanyak dan terbesar di dunia
setelah Negara India. Di Indonesia terdapat tiga provinsi dengan kasus TB paling tinggi
yaitu pada Provinsi Papua dengan prevalensi 0,77% diikuti oleh Provinsi Banten dan
Jawa Barat. Target program penanggulangan Tb nasional adalah eliminasi TB pada
tahun 2035 dan Indonesia bebas TB pada tahun 2050.2
Sementara menurut KEMENKES RI pada tahun 2021 total kasus TB berjumlah
824.000 diantaranya 42.187 merupakan kasus TB anak dan sebanyak 8.268 kasus TB
Resisten Rifampisin atau Multi Drugs Resistent (MDR) yang tercatat angka
keberhasilan pengobatannya pada tahun 2021 sejumlah 86%. Jumlah pasien meninggal
pada tahun 2021 sebanyak 15.186 orang dan sebanyak 8.344 kasus TB dengan HIV.
Provinsi DKI Jakarta, kasus penyakit TB berdasarkan SITB (Sistem Infomasi
Tuberkulosis) terus meningkat setiap tahunnya. Pada akhir tahun 2018 rata-rata terdapat
kenaikan kasus TB (12.34%), terdapat 32.540 kasus TB dengan 3,99% sembuh dan
0,66% meninggal. Data RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2018 melaporkan
prevalensi penyakit TB di Provinsi DKI Jakarta sebesar 0,51% dan lebih besar dari
prevalensi TB secara nasional yaitu 0,42%. Prevalensi TB paru tertinggi di Jakarta
berada di Kota Jakarta Pusat 0,88% diikuti Kota Jakarta Barat 0,76%. 3,4 Hal tersebut
1
bermakna bahwa jumlah kasus TB baru dan relaps yang diketahui dan mendapat
penanganan (treatment coverage) hanya 54% dari estimasi kasus TB tahun 2021. Target
treatment coverage dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2021
sebanyak 85%, namun berdasarkan cakupan pengobatan TB di Indonesia mulai periode
Januari sampai dengan Desember 2021 khususnya di DKI Jakarta baru mencapai 61%.
Cakupan keberhasilan pengobatan TB di DKI Jakarta masih sebanyak 78%, dimana
angka tersebut belum memenuhi target nasional yang telah ditetapkan yaitu sebanyak
90%.6 Proporsi angka kejadian tuberkulosis di Jakarta Barat sendiri sebanyak 18,45%
yaitu yang tertinggi ke-3 dari keseluruhan angka kejadian tuberkulosis yang ada di DKI
Jakarta.5
Tahun 2030 semua negara yang tergabung dalam anggota Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB) memiliki agenda Sustainable Development Goals (SDGs) yang
bertujuan untuk perdamaian dan kemakmuran bagi manusia dan planet bumi. Saat ini
terdapat 17 tujuan pembangunan berkelanjutan yang mendesak semua negara untuk
melakukan kemitraan global mengakhiri kemiskinan dan kekurangan lainnya seiring
dengan strategi yang meningkatkan mutu kesehatan, pendidikan, mengurangi
ketidaksetaraan, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengatasi perubahan iklim dan
bekerja untuk melastikan hutan dan lautan.
Salah satu program dalam SDGs ialah END TB yang memiliki tujuan
mengakhiri epidemi TB di seluruh dunia. Program END TB memiliki 3 indikator
keberhasilan, yaitu berkurangnya insidens TB di dunia sebanyak 80% pada tahun 2030
jika dibandingkan pada tahun 2015, serta berkurangnya mortalitas sebanyak 90% pada
tahun 2030, dan 0 (nol) biaya yang dikeluarkan oleh penderita TB dalam rangka
pengobatan penyakitnya. Indonesia tergolong 1 dari 14 negara berbeban tinggi dalam
TB, TB-HIV, dan MDR-TB. Oleh karena itu program penanggulangan TB di Indonesia
menekankan tidak hanya pencegahan namun juga menanggulangi MDR-TB dan
mengevaluasi penderita TB dengan HIV.6
Berdasarkan data-data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang
menunjukkan bahwa cakupan keberhasilan pengobatan TB di DKI Jakarta masih
sebanyak 78%, dimana angka tersebut belum memenuhi target nasional yang telah
ditetapkan yaitu sebanyak 90%, oleh karena itu penulis berkeinginan untuk melakukan
penulisan makalah evaluasi program mengenai Program Pencegahan dan Pengendalian
Tuberkulosis di Puskesmas Kelurahan Grogol I periode Maret 2022 sampai dengan
Februari 2023.
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Menurut WHO tahun 2021, diperkirakan terdapat 10,6 juta orang menderitaTB
di seluruh dunia. Tahun 2021 Indonesia sendiri menduduki posisi ke- 2 dengan
proporsi jumlah TB terbesar setelah India.
2. Berdasarkan KEMENKES RI tahun 2021 total kasus TB di Indonesia sendiri
sebanyak 824.000 orang. Dari angka tersebut hanya 443.235 orang yang
ternotifikasi sebagai kasus TB, 8.268 pasien TB yang
terkonfirmasiTB-RR/MDR,
42.187 TB anak, 8.344 TB-HIV dan 15.186 pasien TB yang meninggal.
3. Target treatment coverage dari KEMENKES RI tahun 2021 sebanyak 85%,
namun berdasarkan cakupan pengobatan TB di Indonesia mulai periode Januari
sampai dengan Desember 2021 khususnya di DKI Jakartabaru mencapai 61%.
Cakupan keberhasilan pengobatan TB di DKI Jakarta masih sebanyak 78%
dimana angka tersebut belum memenuhi target nasional yang telah ditetapkan
yaitu sebanyak 90%. Proporsi angka kejadian tuberkulosis di Jakarta Barat
sendiri sebanyak 18,45% yaitu yang tertinggi ke-3 dari keseluruhan angka
kejadian tuberkulosis yang ada di DKI Jakarta.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
(CDR).
3
(SR).
1.4 Manfaat
4
Grogol I berupa hasil evaluasi program dan beberapa saran sederhana untuk
pencapaian keberhasilanprogram kerja yang terdapat di puskesmas.
1.5 Sasaran
5
BAB II
MATERI DAN METODE
2.1 Materi
Materi yang dievaluasi dalam program berupa catatan hasil kegiatan mengenai
Program Pencegahan dan Pengendalian Tuberkulosis (P2TB) di Puskesmas
Kelurahan Grogol I, Jakarta Barat periode Januari 2022 sampai dengan Desember
2022 dan wawancara dengan penanggung jawab program P2TB dengan materi
yang diambil meliputi:
6
9. Catatan cakupan penyuluhan mengenai TB di Wilayah Kerja Puskesmas
Kelurahan Grogol I pada Januari 2022 sampai dengan Desember 2022.
10. Catatan cakupan pembinaan dan evaluasi kader kesehatan di Wilayah Kerja
Puskesmas Kelurahan Grogol I pada Januari 2022 sampai dengan Desember
2022.
11. Catatan cakupan pencatatan dan pelaporan mengenai TB di Wilayah Kerja
Puskesmas Kelurahan Grogol I pada Januari 2022 sampai dengan Desember
2022
2.2 Metode
Metode yang digunakan dalam evaluasi program ini adalah metode pendekatan
sistem yang dilakukan mulai dari pengumpulan data, pengelompokkan data, pengolahan
data, dan analisis data, sehingga dapat digunakan untuk menjawab permasalahan
pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian penyakit TB di Puskesmas Kelurahan
Grogol I pada Januari 2022 sampai dengan Desember 2022 dengan cara membandingkan
cakupan hasil program terhadap tolok ukur yang ditetapkan oleh dinas kesehatan,
menemukan penyebab masalah dan memberikan saran sebagai pemecahan masalah.
7
BAB III
KERANGKA TEORI
3.1 Kerangka Teori
2. Proses (process)
Proses adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem
dan berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang
direncanakan. Mulai dari perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pelaksanaan (actuating) dan pemantauan (controlling).
3. Keluaran (output)
Keluaran adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan langsung
dari berlangsungnya proses dalam sistem atau hasil langsung (keluaran)
suatu sistem.
8
4. Lingkungan (environment)
Lingkungan adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem
tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem. Terbagi atas dua,
lingkungan fisik dan non fisik.
6. Dampak (impact)
Dampak merupakan akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.
9
BAB IV
PENYAJIAN DATA
10
4.2 Data Umum
4.2.1 Data Geografis
Peta Wilayah Kelurahan Grogol
11
Sebelah Timur : Kelurahan Jelambar, Jakarta Barat
12
4.2.2 Data Demografis
Secara ringkas data demografi di Kelurahan Grogol 1 sebagai wilayah kerja sebagai
berikut Jumlah penduduk 20.612 Jiwa dengan kepadatan penduduk 238 Jiwa/Km, jumlah
rumah tangga 6946 rumah tangga dan rata-rata besar keluarga 3 Jiwa/Rumah Tangga.
1 ruang tindakan
0 ruang poli TB
1 gudang umum
2 kamar mandi
13
TK : 0 sekolah
SD Negeri : 1 sekolah
SD Swasta : 0 sekolah
SMKN : 0 sekolah
14
4.3 Data Khusus
4.3.1 Masukan (Input)
a. Tenaga (Man)
Petugas Apotek
Petugas Pengawas Minum Obat : 2 orang kader
(Kader TB) dan keluarga
pasien
Kader TB : 1 orang
b. Anggaran/Dana (Money)
c. Sarana (Material)
Medis
1. Stetoskop : Tersedia
6. Spuit : Tersedia
15
7. Handscoon (steril/nonsteril) : Tersedia
9. Bed : Tersedia
Non-medis
1. Ruang pemeriksaan dan tindakan
2. Wastafel dan sabun cair di ruang pemeriksaan
3. Alat tulis
4. Meja, kursi, lemari besi dan kayu
5. Komputer dan printer
6. Kursi roda
7. Rekam medis pasien
8. Poster atau leaflet tentang tuberkulosis
9. Formulir pencatatan P2TB
TB01 : kartu pengobatan pasien TB
TB02 : kartu identitas pasien TB
TB03 : buku registrasi
TB05 : formulir pemeriksaan dahak
TB06 : daftar terduga (suspek) diperiksa dahak
TB09 : formulir rujukan atau pindah pasien TB
TB10 : formulir hasil akhir pengobatan pasien pindahan
d. Metode (Method)
17
berupa pemeriksaan dahak, pemeriksaan radiologi dan uji tuberkulin pada
TB anak. Pemeriksaan radiologis dapat dilakukan dengan cara
menggunakan pemeriksaan dahak mikroskopis langsung. Dahak
dikumpulkan dalam dua hari kunjungan yang berurutan yaitu berupa
dahak sewaktu dan pagi. Pada pasien dengan gejala TB tetapi hasil
pemeriksaan
18
Pengobatan tahap lanjutan bertujuan untuk membunuh sisa-sisa dari
kuman Mycobacterium tuberculosis yang masih ada di dalam tubuh
pasien, khususnya yang persisten sehingga pasien dapat sembuh dan
mencegah terjadinya kekambuhan. Durasi tahap lanjutan selama 4 bulan.
Pada fase lanjutan seharusnya obat diberikan setiap hari. Berikut panduan
OAT yang
digunakan di Indonesia:
PMO bertujuan agar dapat membantu pasien agar patuh dalam meminum
obat dan mencegah terjadinya resistensi serta membantu pasien agar cepat
pulih dan sembuh. PMO harus memiliki beberapa syarat agar pasien dapat
memiliki rasa nyaman dan percaya, yaitu seseorang yang dikenal,
seseorang yang dipercaya dan disetujui oleh petugas kesehatan dan juga
pasien, selain itu harus disegani dan dihormati oleh pasien, tinggal dekat
bersama pasien, dan bersedia untuk membantu pasien dengan sukarela,
bersedia dilatih untuk mendapatkan penyuluhan bersama-sama dengan
pasien oleh petugas kesehatan. PMO dapat berasal dari petugas kesehatan
(bidan, perawat, sanitarian, juru imunisasi, dll), kader kesehatan guru,
tokoh masyarakat, tokoh agama dan anggota keluarga.
19
PMO memiliki kewajiban untuk mengawasi pasien TB agar menelan obat
TB secara teratur hingga pengobatannya selesai, memberikan dorongan
serta motivasi agar pasien mau minum obat teratur, mengingatkan pasien
untuk melakukan pemeriksaan dahak pada waktu yang telah ditentukan
oleh petugas kesehatan dan memberikan penyuluhan kepada pasien dan
keluarga
20
OAT injeksi lini kedua sepeti kapreomisin, kanamisin,
danamikasin.
TB resisten terhadap rifampisin (RR) yaitu resisten terhadap
rifampisin yang terdeteksi menggunakan metode fenotipe atau
genotipe dengan atau tanpa resistensi OAT lainnya.
Kriteria orang yang masuk kategori terduga resisten obat adalah jika
pasienTB gagal pengobatan terhadap pengobatan OAT lini ke 2,
pengobatan kategori 2 yang tidak konversi setelah 3 bulan
pertama, riwayat pengobatanTB yang tidak sesuai dengan standar,
pengobatan OAT kategori 1 gagal dan tetap positif setelah 3 bulan,
kasus kambuh, infeksi TB dan HIV yang tidakrespon terhadap
pengobatan OAT.
7. TB-HIV
8. Penyuluhan TB
Manual
23
4.3.2 Proses
a. Perencanaan
24
Kegiatan PMO dilakukan agar dapat meningkatkan kepatuhan pasien TB
dalam minum obat dikarenakan pengobatan TB memakan waktu yang
cukup lama hingga berbulan-bulan lamanya dan juga memiliki beberapa
efek samping yang dapat timbul, sehingga pasien sering kali tidak ingin
meminum obat. Selain itu diharapkan ketika pasien patuh meminum obat
maka hal-hal yang tidak diinginkan seperti terjadinya komplikasi dan
resistensi obat dapat dihindari. Kegiatan pengawasan menelan obat
dilakukan setiap hari yang disetujui oleh petugas kesehatan dan pasien
TB itu sendiri.
25
Wilayah Puskesmas Kelurahan Grogol I dapat memahami tentang
penyakit TB. penyuluhan dilakukan paling sedikit 1 kali dalam setahun,
tepatnya pada hari TB sedunia yang jatuh pada bulan Maret di Puskesmas
Kelurahan Grogol I.
Pembinaan dan Evaluasi Kader Kesehatan TB
Pembinaan, pelatihan dan evaluasi kader Kesehatan dilakukan sebanyak
1 kali dalam setahun. Pembinaan dilakukan di Puskesmas Kelurahan
Grogol I oleh coordinator dan penanggung jawab program P2TB.
b. Pengorganisasian
Kepala Puskesmas
drg. Wahyu Ari Kassanti
26
Koordinator dan Pelaksana P2TB
dr. Lulu Noflia
5. Kader TB
c. Pelaksanaan
28
Pengawasan Menelan Obat (OAT)
Pengawasan menelan obat telah dilaksanakan sesuai dengan
pedoman pencegahan dan pengendalian tuberkulosis yang
diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan RI. Kegiatan
pengawasan minum obat dilakukan oleh kader dan keluarga
pasien sendiri yang telah mendapatkan konseling terkait
pengobatan pasien.
Pemantauan Keberhasilan Pengobatan TB
Pemantauan keberhasilan pengobatan TB pada setiap pasien TB
telah dilakukan sesuai dengan pedoman pencegahan dan
pengendalian tuberkulosis yang diterbitkan oleh Kementerian
d. Pengawasan
Pengawasan dilakukan secara rutin dan berkala di Puskesmas oleh
koordinator dan anggota program P2TB dengan tujuan mengetahui dan
juga menilai apakah program yang berjalan sudah sesuai dengan rencana
pelaksanaan program. Setiap penanggung jawab program membuat
laporan tertulis tentang hasil kegiatannya. Laporan dibuat berdasarkan
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu (SP2TP) secara rutin. Hasil
pencatatan dari setiap bagian yang berkaitan dengan program diberikan
kepada kepala Puskesmas.
30
Tabel 4.1 Jumlah orang terduga TB yang mendapatkan pelayanan sesuai
standar di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Grogol I
Periode Maret 2022 sampai dengan Februari 2023
Bulan Jumlah (Orang)
Maret 5
April 9
Mei 5
Juni 33
Juli 18
Agustus 6
September 3
Oktober 3
November 7
Desember 5
Januari 22
Februari 14
Jumlah Total 130
130
× 100% = 100% (𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 100%)
130
Keterangan:
Jumlah orang terduga TB yang dilakukan pemeriksaan penunjang dalam
kurun waktu satu tahun = 130 orang
31
Jumlah orang yang terduga TB dalam kurun waktu tahun yang sama =
130 orang
Hasil perhitungan adalah sebesar 100%, sehingga dari hasil tersebut
diketahui cakupan setiap orang terduga TB yang mendapatkan pelayanan
sesuai standar mencapai target sesuai PKP Puskesmas Kelurahan Grogol I.
32
sasaran yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Grogol I
sebanyak 11 orang. Sehingga didapatkan hasil dengan perhitungan rumus:
13
× 100% = 118,18% (𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 100%)
11
33
Dari tabel tersebut diketahui pasien TB yang mendapatkan pengobatan
sesuai standar di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Grogol I adalah
sebanyak 18 orang. Kemudian dilakukan perhitungan keberhasilan
berdasarkan pedoman dengan rumus:
13
× 100% = 100% (𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 100%)
13
7
× 100% = 53,8% (𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 100%)
13
34
diketahui angka keberhasilan pengobatan TB (Success Rate/SR) belum
mencapai target sesuai PKP Puskesmas Kelurahan Grogol I. Sehingga
dicari besaran masalah sebagai berikut:
𝐸−
𝐵𝑒𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ (𝐶𝐷𝑅) = 𝑂 × 100%
13 − 7
𝐵𝑒𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ (𝐶𝐷𝑅) = × 100% = 46,2%
13
35
Keterangan:
E = Expected/target
O = Observed/capaian
13
× 100% = 100% (𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 100%)
13
36
13
× 100% = 100% (𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 100%)
13
0
× 100% = 0% (𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 0%)
2
Perhitungan persentase yang didapatkan adalah 0%, hal ini dikarenakan tidak
adanya kasus TB anak yang datang ke Puskesmas Grogol I bulan Maret 2022
sampai dengan Februari 2023.
37
9. Cakupan pembinaan dan evaluasi kader TB di Wilayah Kerja Puskesmas
Kelurahan Grogol I periode Maret 2022 sampai dengan Februari 2023
Cakupan pelaksanaan penyuluhan kelompok di Puskesmas Kelurahan
Grogol I periode Maret 2022 sampai dengan Februari 2023 tidak ada
kegiatan dengan target sebanyak 1 kali setiap tahunnya. Jadi, besar
masalah 100 persen.
Semua pencatatan dan pelaporan tuberkulosis melalui SITB dilaksanakan dengan capaian
100% sesuai dengan target yang ditetapkan dalam PKP Puskesmas Kelurahan Grogol I.
38
4.3.4 Lingkungan
a. Fisik
a. Lokasi
a. Mata pencarian
39
d. Pandemi COVID-19
Adanya pandemi COVID-19 berpengaruh pada kegiatan program pencegahan
dan pengendalian TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Grogol I,
terutama pada program-program yang mengharuskan untuk mengumpulkan
orang banyak seperti kegiatan penyuluhan maupun tindakan pengobatan TB.
4.3.6 Dampak
a. Langsung
Turunnya prevalensi, angka kematian, dan angka kesakitan akibat
tuberkulosis di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Grogol I. Namun hal
tersebut belum dapat dinilai.
b. Tak langsung
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal serta
menjadikan TB tidak lagi menjadi masalah kesehatan di masyarakat. Namun
hal tersebut belum dapat dinilai.
40
BAB V
PEMBAHASAN MASALAH
3 pasien TB yang 12 12 0
mendapat
pengobatan sesuai
standar
Cakupan keberhasilan
4 12 7 41,7
pengobatan (TSR)
Cakupan pasien TB
5 yang 12 12 0
mengetahui status
HIV- nya
Cakupan pasien TB
6 yang 12 12 0
diawasi PMO
Cakupan proporsi pasien
7 0 0 0
TB anak
Cakupan penyuluhan
8 1 1 0
mengenai TB
Cakupan pelatihan dan
10 pembinaan 1 0 100%
kader
kesehatan
41
Cakupan pencatatan dan
11 Tercapai Tercapai 0
pelaporan TB (P2TB)
42
5.2 Masalah Berdasarkan Variabel Proses
diharapkan tertulis
tercapai
Terdapat
pengaturan,
susunan
organisasi,
2 Pengorganisasian Sudah (-)
pembagian terlaksana
tugas,
penanggung
jawab dan
adanya
koordinasi
yang
baik
Sudah
terlaksana,
tetapi masih
Terlaksanan kurang
3 Pelaksanaan ya semua maksimal (+)
kegiatan terutama
sesuai akibat
pedoman kurangnya
kader dan
adanya
pembatasan
43
mobilitas
akibat adanya
pandemi
COVID 19
Pencatatan
4 Pengawasan dan Sudah (-)
pelaporan terlaksana
44
5.3 Masalah Berdasarkan Variabel Masukan
45
5.4 Masalah Berdasarkan Variabel Lingkungan
Besar
No Variabel Tolok Ukur Pencapaian
Masal
ah
- Lokasi - Padat
strategis penduduk
Fisik dan mudah
- Lokasi diakses
Puskesmas - Tidak
(+)
padat
1 - Pemukiman
pendudu
- Sarana
k
transportasi
- Mudah
- Fasilitas didapat
Kesehatanlain
- Mudah
ditemui
Non fisik - Mudah
mendapat
- Mata
kan
2 pencaharian pekerjaan Tidak ada data (+)
- Pendidikan - Minimal
wajib
sekolah 12
tahun
- Tingkat
- Seluruh
masyarakat pengetah
uan
di Wilayah
Kerja masyarak
at
Puskesmas
Kelurahan mengenai
Sosial Budaya Grogol I TB masih (+)
memiliki belum
3 merata
tingkat
pengetahuan
yang
baik mengenai
TB
46
- Seluruh - Terhenti
kegiatan atau
pelayanan tertundany
pengobatan a kegiatan
dapat pelayanan
berjalan pengobatan
dengan baik TB
- Penyuluhan - Kegiatan
Pandemi COVID-19 (+)
mengenai penyuluhan
penyakit TB mengenai
4
di TB terbatas
masyarakat hanya
serta kepada dilakukan
pasien dan kepada
keluraga sebagian
pasien dapat kelompok
terlaksana masyarakat
47
BAB VI
PERUMUSAN MASALAH
48
BAB VII
PRIORITAS MASALAH
BAB VIII
PENYELESAIAN MASALAH
2. Melakukan kegiatan penyuluhan mengenai TB melalui daring atau online kepada masyarakat di
Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Grogol I.
3. Usulan penambahan jumlah tenaga kesehatan yang bertugas pada program pencegahan dan
pengendalian tuberkulosis di Puskesmas Kelurahan Grogol I
4. Usulan penambahan jumlah kader TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Grogol I.
8.2 Masalah Kedua
Cakupan pembinaan dan evaluasi kader TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Grogol I.
Besarnya masalah 100%
50
besarnya jumlah penduduk yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Grogol I.
1. Meningkatan pedekatan kepada kader berupa pendanaan kader agar dapat terhadap
masyarakat.
BAB IX
PENUTUP
9.1 Kesimpulan
Berdasarkan evaluasi program yang telah dilaksanakan terhadap program pencegahan dan
pengendalian TB di Puskesmas Kelurahan Grogol I periode Maret 2022 sampai dengan Februari
2023 diperoleh 2 prioritas masalah dalamevaluasi ini, yaitu cakupan angka Cakupan angka
keberhasilan pengobatan TB (Success Rare/SR) di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Grogol I
sebanyak 53,8% dari target 100%. Besarnya masalah 46,2% dan cakupan pembinaan dan evaluasi
kader TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Grogol I. Besarnya masalah 100%
Masalah tersebut didapatkan akibat adanya beberapa faktor baik dari segi masukan,proses
hingga keluaran sehingga pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian tuberkulosis di
Puskesmas Kelurahan grogol I belum dapat terlaksana dengan maksimal.
9.2 Saran
51
Grogol I, yaitu:
1. Meningkatkan kembali upaya pengobatan kasus TB di masyarakat dengan tetap menggunakan
protokol pencegahan infeksi COVID 19.
2. Meningkatkan kembali upaya promotif dengan melakukan kegiatan penyuluhan mengenai penyakit
TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Grogol I oleh petugas kesehatan ataupun kader-kader TB
melalui media elektronik secara daring agar dapat menjadi alternatif selain penyuluhan berkelompok
secara langsung di masa Pandemi COVID 19.
3. Usulan penambahan jumlah tenaga kesehatan yang bertugas pada program pencegahan dan
pengendalian tuberkulosis di Puskesmas Kelurahan Grogol I.
4. Usulan penambahan jumlah kader TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Grogol I.
52
DAFTAR PUSTAKA
53
LAMPIRAN
Lampiran 1. Loket Pendaftaran dan Poli Umum
54
Lampiran 2. Kartu Pengobatan TB
55
Lampiran 3. SITB
56
Lampiran 4. Surat Persetujuan Evaluasi
57