Anda di halaman 1dari 11

PERAN ANTROPOLOGI SEBAGAI PEMECAH MASALAH

MISKOMUNIKASI ANTAR KPOPERS

Pricilla Nasya Putri Hernowo, Novalia Agung W. Ardhoyo.

Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Email: pricillansy@gmail.com

ABSTRAK

Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang manusia. Tidak hanya
manusia saja tetapi mempelajari tentang adat istiadat, budaya, manusia secara makhluk
biologis maupun secara sosial. Antropologi Menurut Koentjaraningrat, Antropologi adalah
ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna,
bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan. Miskomunikasi atau
miscommunication, adalah kegagalan dua orang untuk dapat berkomunikasi secara memadai.
Isu ini merupakan salah satu di antara banyak hambatan komunikasi, di mana pesan atau kata
yang disampaikan secara keliru diartikan oleh pendengar. Kekeliruan tersebut dapat
menimbulkan konflik. Konflik dapat timbul disaat kedua pembicara mempunyai persepsinya
sendiri atau mempunyai pendapatnya masing-masing. Pada topik jurnal ini, penulis
mengangkat tema konflik yang terjadi akibat miskomunikasi antar sesama kpopers. Tujuan
penulis mengangkat tema ini adalah untuk mengetahui segala hambatan-hambatan yang
menjadi faktor dari miskomunikasi tersebut dengan menerapkan ilmu antropologi. Metode
penelitian yang digunakan adalah wawancara bebas dan observasi partisipan.

Kata kunci: miskomunikasi, konflik, kpopers.

PENDAHULUAN

Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk


sosial. Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya
masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan
orang-orang eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa
yang dikenal di Eropa. Menurut Koentjaraningrat, antropologi adalah ilmu yang mempelajari
umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat
serta kebudayaan yang dihasilkan. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang
merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah
yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan
pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.

Menurut saya, Antropologi disebut juga sebagai ilmu yang mempelajari tentang
manusia. Manusia melahirkan kebudayaan-kebudayaan yang nantinya dapat memudahkan
kita dalam berkomunikasi. E.B Tylor (1832-1917), mengatakan bahwa budaya adalah suatu
keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan,
adat istiadat, dan kemampuan lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota
masyarakat. Komunikasi sendiri artinya apa yang sudah terucap tidak bisa ditarik kembali.
Komunikasi dilakukan oleh dua orang atau lebih, dalam komunikasi kita membutuhkan
komunikator dan komunikan untuk bertukar pesan. Komunikasi menurut Berelson dan
Stainer (1964), dalam buku Human Behavior: An Inventory Of Scientific Finding (1964)
menyebutkaan bahwa komunikasi merupakan proses transmisi informasi, gagasan, emosi,
keterampilan, dan lain-lain melalui penggunaan kata, angka, symbol, gambar, dan lain
sebagainya.

Dapat kita tarik kesimpulan bahwa Antropologi Komunikasi adalah ilmu yang
mempelajari tentang kehidupan manusia yang nantinya akan menciptakan sebuah
kebudayaan dan akan memudahkan kita sendiri atau orang lain untuk dapat berkomunikasi
dengan baik. Dalam berkomunikasi kita harus berhati-hati dalam menggunakannya.
Penggunaan komunikasi yang kurang tepat dapat menyebabkan terjadinya kesalahpahaman
atau bahkan dapat menimbulkan terjadinya konflik diantara komunikator dan komunikan.

Konflik dapat timbul dimanapun dan kapanpun, disaat kedua pembicara mempunyai
persepsinya sendiri atau mempunyai pendapatnya masing-masing. Konflik menurut K.
Kartono dan D. Gulo dalam buku Kamus Psikologi (1987), konflik adalah proses sosial yang
bersifat antagonistik dikarenakan ketidaksepakatan dalam suatu pendapat, emosi, dan
tindakan dengan orang lain. Sedangkan Miskomunikasi menurut Marketing91,
miskomunikasi atau miscommunication, adalah kegagalan dua orang untuk dapat
berkomunikasi secara memadai. Istilah satu ini juga menggambarkan ketidakmampuan
seseorang untuk mengungkapkan ide atau pikirannya dengan benar. Isu ini merupakan salah
satu di antara banyak hambatan komunikasi, di mana pesan atau kata yang disampaikan
secara keliru diartikan oleh pendengar.
Topik yang saya angkat terjadi pada hari Selasa tepatnya pada tanggal 21 Februari
2023. Pada hari itu terjadi kesalahpahaman diantara masing-masing fandom. Masalah terjadi
dimulai dari beberapa fans yang tidak terima karena ciri khas warna yang sudah melekat dari
suatu fandom maupun idol itu sendiri diganti. Sebelumnya saya ingin memberi tahu terlebih
dahulu, di dunia perkpopan ini setiap idol memiliki ciri khasnya tersendiri, sama seperti
boyband yang ada di Indonesia. Seventeen adalah grup yang diakuisisi oleh HYBE,
sebelumnya grup Seventeen yang beranggotakan 13 member berada dibawah naungan Pledis
Entertainment. Seventeen telah debut dari tahun 2015. Grup yang beranggotakan 13 itupun
dari dahulu mempunyai ciri khas warna yaitu rose quartz dan serenity. Hal yang biasa jika
kita menjadi kopepers salah satunya adalah lightstick. Lightstick termasuk benda penting dan
ikonik jika kita sudah masuk ke dalam suatu fandom. Lightstick digunakan untuk konser,
biasanya konser dilakukan pada malam hari, maka dari itu lightstick tersebut digunakan
untuk membantu menerangi pada saat konser. Tidak hanya konser, bahkan lightstick juga
bisa digunakan pada saat mati lampu sebagai senter. Lightstick Seventeen versi 1 maupun
versi 2 mempunyai unsur rose quartz dan serenity. Tetapi dengan diakuisisinya Seventeen
banyak terjadinya perubahan dari sistem maupun merchandise-merchandisenya. Warna yang
tadinya menjadi ciri khas (rose quartz dan serenity), sekarang sudah diubah menjadi warna
hitam. Semua idol yang berada dibawah agensi maupun yang telah diakuisisi juga harus
mengikuti peraturan yang ada di HYBE.

Terjadinya perubahan tersebut mengakibatkan muncul sebuah protes dari para fans.
Mereka tidak terima dengan perubahan warna tersebut dikarenakan selama 8 tahun ini, setiap
barang yang dipakai Seventeen maupun fans selalu sama dari tahun ke tahun. Tetapi
munculnya protes tersebut ternyata malah menjadi bahan untuk fans lain mencari
pertengkaran. Yang awal mula hanya membahas protes tentang warna yang diganti jadi
menjalar ke perdebatan-perdebatan lain yang berada diluar konteks. Mereka tidak mau kalah
satu sama lain. Bahkan para army tidak segan untuk melontarkan bahasa yang tidak senonoh
atau tidak sopan untuk hanya membela agensi. Tetapi pada akhirnya lightstick tersebut pun
tidak dapat diubah dengan alasan sudah diproduksi cukup banyak dan pihak atau staff bagian
desain juga tidak punya waktu lagi untuk mendesain ulang lightstick tersebut.

Alasan saya mengangkat topik ini dikarenakan hal ini menjadi trending topik nomor
satu di twitter, tidak hanya carat dan army saja, bahkan banyak fandom yang memanfaatkan
perdebatan ini untuk melakukan hal-hal lain misalnya promosi idolnya sendiri atau bahkan
ikut memanas-manaskan kedua belah pihak. Selain itu saya juga ikut merasakan kekecewaan
yang fandom carat alami, karena menurut saya walaupun sudah diakuisisi mereka tidak
berhak dalam mengubah sesuatu yang sudah menjadi ciri khas dari suatu fandom maupun
idol tersebut. Karena mau bagimanapun kita juga termasuk pasar yang akan membeli
merchandise, album, maupun lightstick tersebut. Jika kita kurang puas dengan suatu produk
yang ditawarkan, maka mereka juga yang akan mengalami kerugian.

Tujuan dari penulisan jurnal ini adalah untuk mengetahui apa penyebab dari konflik
yang terjadi, kapan konflik tersebut terjadi, bagaimana konflik tersebut bisa terjadi, dimana
konflik tersebut terjadi, dan bagaimana cara narsum menyelesaikan konflik yang terjadi antar
kelompok kpopers

METODOLOGI PENELITIAN

A. Data Informan

1. Narsum A (Carat)

Nama: Aqilah

Umur: 25

Gender: Perempuan

2. Narsum B (Army)

Nama: Rania

Umur: 23

Gender: Perempuan

B. Rencana Teknik Pengumpulan Data


1. Wawancara, Menurut Kartono (dalamBasuki, 2006) interview atau wawancara
adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu; ini merupakan proses
tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan wawancara bebas, pewawancara bisa


menanyakan apa saja kepada responden. Namun yang harus diperhatikan adalah pertanyaan
tersebut memiliki hubungan dengan data-data yang diinginkan. Apabila tidak hati-hati
biasanya wawancara bebas ini memiliki pertanyaan yang  kurang terkendali.
2. Observasi, Menurut Morissan (2017:143) observasi atau pengamatan adalah
kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra sebagai alat bantu utamanya.
Dengan kata lain, observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra.

Pada penelitian kali ini peneliti menggunakan observasi non partisipan, observasi non-
partisipan yaitu peneliti mengamati partisipan tanpa berinteraksi langsung dengannya.

ANALISIS PEMBAHASAN

Penulis menggunakan teori tabula rasa dalam menyelesaikan konflik yang ada. Teori
pemerolehan pengetahuan pada manusia dikemukakan oleh Locke dalam karyanya yang
berjudul “Some Thoughts Concerning Education” (1692) adalah pentingnya pendidikan bagi
pembentukan karakter seorang individu. Pendidikan sangat menentukan orientasi tindakan
seorang individu. Seorang akan dapat mengarahkan tindakannya pada hal yang bijaksana dan
mendatangkan kebahagiaan, atau ia juga akan dapat mengorientasikan tindakannya pada hal
yang mendatangkan penderitaan. Orientasi tindakan itu sangat ditentukan oleh pola
pendidikan yang diberikan kepada seorang individu ketika masih kanak-kanak. Perbedaan
dalam soal sopan santun menurut Locke adalah cerminan perbedaan dalam pendidikan. Oleh
karena itu, Locke menganjurkan pentingnya pembentukan pikiran anak. Pembentukan pikiran
ini selalu akan mempengaruhi kehidupan mereka setelahnya.

Tafsiran terhadap fisafat pendidikfan Locke telah banyak dilakukan. Semua tafsiran
pada umumnya menyimpulkan bahwa Locke tidak yakin dengan kemampuaan bawaan pada
manusia. Tafsiran-tafsiran itu menyebutkan, Locke memandang kondisi seorang anak sebagai
“kertas putih”, “tabula rasa”. Dalam konteks tabula rasa itu, Locke menekankan pentingnya
fungsi pendidikan bagi pembentukan karakter seorang individu, dan mengabaikan
kemampuan bawaannya. Sebagai contoh tafsiran terhadap karya Locke tentang kondisi
seorang anak sebagai tabula rasa dapat kita lihat dalam tulisan Androne (2013), Antonius
(2019) dan Thuy (2020).

Mendasar dengan pernyataan Locke, sudah seharusnya kita sebagai manusia bijaksana
dalam mengambil tindakan. Pentingnya pendidikan dapat mengatur karakter kita natinya.
Setelah saya amati, banyak fandom carat yang sudah bijaksana dalam mengambil tindakan
protes, mereka menggunakan bahasa yang sopan dan santun. Mungkin salah satu faktornya
juga mereka yang sudah berumur dewasa, pengetahuan yang didapat juga sudah cukup
banyak. Faktor pendidikan sangatlah penting, dengan kurangnya pendidikan maka kurang
juga pengetahuan yang kita dapat. Sedangkan fandom army belum cukup bijaksana dalam
mengambil tindakan. Mereka cukup julid dan cenderung menggunakan bahasa yang kurang
baik di dalam konflik ini. Seharusnya jika mereka bisa berfikir dengan baik, mereka tidak
akan ikut campur di dalam protes yang carat lakukan karena mau gimanapun hal protes
tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan para army. Walaupun banyak saya dengar bahwa
kebanyakan dari army adalah anak-anak yang masih berusia cukup muda seperti SD atau
bahkan ada yang TK. Mereka yang belum siap untuk beradaptasi dengan baik, tetapi sudah
terkena pengaruh pergaulan sosial media yang mereka gunakan.

Tetapi seperti yang sudah dikatakan oleh Locke bahwa fungsi pendidikan sangat
penting untuk pembentukan suatu karakter anak. Jika sang anak diberikan pendidikan yang
benar dan bagus, maka mereka tidak akan melakukan tindakan yang tidak seharusnya
dilakukan, seperti menucapkan kata-kata yang tidak sopan seperti para army tesebut.

Peneliti menggunakan wawancara tak terstruktur dan observasi non partisipan sebagai
acuan penelitian. Wawancara tak terstuktur menurut Sugiyono (2019) mengemukakan
wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau
pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.

 Kelebihan wawancara tak tersruktur dalam penelitian:

1. Penggunaan wawancara ini dikatakan jauh lebih mudah untuk direplikasi, digunakan untuk
perangkat pertanyaan tertutup dan bisa dipakai. Manfaat ini memudahkan kuantifikasi dan
memudahkan proses pengujian terhadap reliabilitas.

2. Wawancara juga lebih mudah untuk dilakukan dan lebih cepat, karena beberapa
wawancara bisa dilakukan dalam waktu singkat dalam menjangkau sampel yang jumlahnya
besar. Kondisi ini membuat penelitian bisa diwakili oleh populasi dan mampu digeneralisasi
secara keseluruhan dari populasi tersebut.

 Kelemahan wawancara tak terstruktur dalam penelitian:

1. Wawancara tersebut dirasa kurang fleksibel, ada pertanyaan baru yang tak bisa dinyatakan
secara tiba-tiba saat wawancara dilakukan. Hal ini tentu akan membuat muncul masalah,
karena secara tak terduga pertanyaan bisa muncul secara tiba-tiba.
2. Wawancara yang terstruktur tidak memiliki detail karena berupa pertanyaan tertutup dan
menghasilkan jenis data penelitian kuantitatif. Hal ini disebutkan bahwa peneliti tidak akan
tahu alasan yang membuat seseorang melakukan hal tertentu.

Sementara itu, Observasi non partisipan Menurut Zuriah, (2009 : 175) observasi
dibagi menjadi 2 yaitu observasi partisipan dan observasi non partisipan. Apabila peneliti
tidak ikut dalam kehidupan orang yang akan diobservasi dan secara terpisah berkedudukan
selaku pengamat hal itu disebut observasi non partisipan. Dalam penelitian ini peneliti
melakukan observasi non partisipan. Jadi dalam hal ini peneliti melihat kejadian dengan cara
mengamati orang yang akan diamati tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.
Observasi dilakukan dengan cara pengamatan pada saat keributan berlangsung dengan
melihatnya di media twitter.

Sama halnya dengan wawancara tak terstruktur, observasi non partisipan juga
memiliki kelebihan dan kelemahannya, diantara lain:

 Kelebihan observasi non partisipan

1. Peneliti dapat lebih menghemat waktu, tidak memerlukan banyaknya biaya dan yang
paling penting dapat lebih menghemat waktu.

2. Lebih sederhana dan mudah untuk dilakukan, karena kita hanya perlu mengamati saja.

3. Hanya butuh sumber laporan dan referensi yg banyak.

 Kelemahan observasi non partisipan

1. Kurang paham dengan tempat yang ingin dilaporkan.

2. Bisa jadi bahan referensi sudah tidak akurat dengan keadaan sekarang.

3. Karena hanya mengamati saja, sulit bagi peneliti untuk menemukan data yang valid,
dikarenakan peneliti tidak berkontak langsung dengan narasumber.

Peneliti menggunakan wawancara tak terstruktur dengan pertanyan-pertanyaan berikut ini:

1. Bagimana awal mula konflik dapat terjadi?

Menurut kejadian yang telah saya amati, konflik bermula dari fandom sebelah (army)
yang tidak terima dengan protes fandom lain (carat). Carat melakukan tindakan protes kepada
agensi karena tidak terima dan merasa tidak puas dengan lightstick tersebut, dan menaikan
hastag bersama untuk memboikot lightstick tersebut. Tetapi fandom sebelah mengatakan
bahwa tindakan carat adalah tindakan yang berlebihan dan bahkan mereka mengatakan
fandom carat tidak tahu diri dan tidak tahu terimakasih. Mereka juga tidak segan-segan untuk
melontarkan kata-kata tidak senonoh demi membela agensi.

2. Kapan konflik tersebut terjadi?

Konflik terjadi pada tanggal 21 Februari, tepatnya pada saat pengumuman bahwa
lightstick Seventeen telah diperbarui atau upgrade ke versi 3.

3. Dimana konflik tersebut terjadi?

Konflik terjadi di dalam media sosial yaitu twitter.

4. Apakah ada solusi dalam mengatasi konflik tersebut?

Solusinya adalah dengan berdamai satu sama lain dan saling mendukung antar sesama
fandom, tidak menjatuhkan satu sama lain dan saling menghargai. Karena menurut saya
mereka kan sesama kpopers jadi pasti tahu yang mana yang baik dan buruk dalam dunia
perkpopersan, toh pasti fandom army juga pernah kurang puas dengan apa yang agensi
berikan kepada idolnya.

Dari pertanyaan serta jawaban yang ada dapat disimpulkan bahwa konflik bisa saja
terjadi kapanpun dan dimanapun. Konflik juga dapat terjadi dikarenakan kesalahpahaman
diantara interaksi satu sama lain. Tidak ada yang melarang jika kita ingin berinteraksi dengan
orang lain, hanya saja kita juga harus memperhatikan dengan siapa kita berbicara, dimana
kita berbicara. Media sosial twitter adalah termasuk media yang besar, siapa saja bisa
mengakses hal-hal yang di twitter, lebih baik kita juga bijak dalam menggunakannya agar
tidak terjadi kesalahpahaman yang nantinya akan menimbulkan keributan.
KESIMPULAN

Antropologi adalah ilmu yang membahas tentang manusia. Antropologi adalah salah
satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Ini
berarti antropologi erat hubungannya dengan suatu kebudayaan. Budaya dapat berkembang
jika terus dilestarikan. Tetapi semakin banyaknya budaya yang ada juga dapat menimbulkan
konflik. Karena dengan adanya beragam macam budaya, maka bermacam-macam juga jenis
manusia serta pengetahuan yang ada. Perbedaan suku, bahasa, etnis, dan kebiasaan yang
berbeda dapat menimbulkan kesalahpahaman jika kita tidak tahu sama sekali. Untuk
mencegah terjadinya kesalahpahaman, kita diminta untuk saling menghargai satu sama lain.
Jika memang kita tidak tahu, kita bisa mempelajarinya atau sekedar memahaminya.
DAFTAR PUSTAKA

Koentjaraningrat. (2009). Antropologi (Disiplin Ilmu Sosial). Kompasnia.com. Diakses dari


https://www.kompasiana.com/rifdhaaisah/56f5411f6423bd460969da09/antropologi-disiplin-
ilmu-sosial-menurut-koentjaraningrat Pada tanggal 26 Maret 2023 pukul 18:31.

E.B Tylor. (1832-1917). Pengertian Budaya. Iainkediri.ac.id. Diakses dari


http://etheses.iainkediri.ac.id/1424/3/bab%202.pdf Pada tanggal 26 Maret 2023 pukul 18:59.

Berelson dan Stainer. (1964). Komunikasi. Kompas.com. Diakses dari


https://www.kompas.com/skola/read/2021/08/05/120000469/komunikasi--pengertian-para-
ahli-fungsi-tujuan-dan-jenis-jenisnya?page=all Pada tanggal 26 Maret 2023 pukul 17:30.

K. Kartono dan D. Gulo. (1987). Pengertian Konflik. Kompas.com. Diakses dari


https://www.kompas.com/skola/read/2023/01/12/170000369/pengertian-konflik-menurut-
para-ahli Pada tanggal 26 Maret 2023 pukul 17:47.

Marketing91. (2022). Pengertian Miskomunikasi. Glints Blog. Diakses dari


https://glints.com/id/lowongan/miskomunikasi-miscommunication-adalah/#.ZCAV0HZBzEY
Pada tanggal 26 Maret 2023 pukul 16:57.

Kartono. (2006). Pengertian Wawancara dan Jenis Wawancara. Psikologimultitalent.com.


Diakses dari https://www.psikologimultitalent.com/2020/10/pengertian-wawancara-dan-
jenis.html Pada tanggal 26 Maret 2023 pukul 19:15.

Morissan. (2017). Observasi. Bsi.ac.id. Diakses dari


https://repository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/245318/File_9-Bab-I-Pendahuluan.pdf Pada
tanggal 26 Maret 2023 pukul 18:27.

Androne, Mihai. (2013). Notes on John Locke’s views on education, Procedia – Social and
Behavioral Sciences 137 ( 2014 ) 74 – 79. Diakses dari
https://www.researchgate.net/publication/275537602_Notes_on_John_Locke’s_Views_on_E
ducation/link/554c0da80cf29752ee7ed4ba/download Pada tanggal 20 April 2023 pukul
22:10.

Sugiyono. (2019). Wawancara Tak Terstruktur. Sttkd.ac.id. Diakses dari


https://digilib.sttkd.ac.id/1807/4/SKRIPSI%20%20NENGAH%20WAHYU%20DIANA
%20SANTY_4.pdf Pada tanggal 20 April 2023 pukul 22:30.
Zuriah. (2009). Observasi Partisipan dan Non Partisipan. Umm.ac.id. Diakses dari
https://eprints.umm.ac.id/35498/4/jiptummpp-gdl-helminurha-47268-4-babiii.pdf Pada
tanggal 20 April 2023 pukul 23:00.

Anda mungkin juga menyukai