Tazkya Azzahra N
3019210263
Kelas G
Menurut Harjono Tjitrosubono sudah tentu saja sepenuhnya mengetahui bahwa antara
perkembangan hukum dan perubahan-perubahan sosial-politik-ekonomi didalam masyarakat ada
Interconnections dan Interdependencies. Fungsi – fungsi Lembaga Sosial, memberikan pedoman
berperilaku bagi warga masyarakat, terutama dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya
yang mencakup sandang, pangan dan papan; keselamatan jiwa dan harta benda, harga diri,
kesempatan untuk mengembangkan potensi serta kasih sayang.
Pelembagaan Hukum Tertulis dalam Masyarakat mempertahankan keutuhan masyarakat,
dengan cara menghimpun norma-norma dalam suatu wadah. menyelenggarakan sistim
pengendalian social. “Social Control”, yaitu suatu proses yang direncanakan atau tidak
direncanakan yang bertujuan untuk mendidik , mengajak atau bahkan memaksa warga
masyarakat agar mematuhi nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku. Definisi merupakan suatu
proses yang harus dialami suatu norma sosial tertentu untuk menjadi bagian dari salah satu
lembaga sosial.
Proses pelembagaan hukum mengenal taraf-taraf yaitu taraf paling rendah, taraf sedang
dan taraf tertinggi. Proses Pelembagaan (Institutionalization) Faktor-faktor yang mungkin
mempengaruhi berhasil atau gagalnya hasil proses pelembagaan, senantiasa tergantung pada 3
(tiga) macam masukan (in-put), yaitu :masukan bersifat pribadi (raw in-put) masukan
instrumental (instrumental in-put) masukan lingkungan (environmental in-put) Secara
konvensional, hukum tertulis (“Geschreven recht”) mencakup perundang-undangan, yaitu cara
pembuatannya bersifat nasional, dan traktat, yaitu cara pembuatannya bersifat internasional.
Hukum tertulis maupun hukum tidak tertulis diasumsikan sebagai hasil formulasi kesadaran
hukum masyarakat. Perbedaannya adalah pada hukum tertulis formulasinya dilakukan oleh
pembentuk undang-undang, sedang hukum tidak tertulis formulasinya dilakukan oleh
masyarakat. Hukum Tertulis Hukum Tertulis disebut juga dengan Hukum Tercatat (“beschreven
recht”), merupakan hukum tidak tertulis yang dicatat oleh ilmuwan, peneliti atau fungsionaris
(pamong praja).
Beberapa faktor penghalang Pelembagaan Hukum Tertulis mentalitas (yang relatif buruk)
dari penegak hukum sendiri, yang kemudian ditiru oleh masyarakat. faktor keinginan untuk
cepat-cepat memperoleh hasil yang baik, tanpa mengadakan evaluasi. tidak diciptakannya situasi
yang “favorable” bagi pelembagaan hukum tertulis dalam masyarakat.
Faktor-faktor yang dapat memperlancar proses pelembagaan hukum tertulis adalah
Penegak hukum harus dapat berkomunikasi dengan golongan sasaran, yaitu komunikasi yang
diartikan sebagai proses dimana kedua belah pihak mencapai suatu keserasian dalam pengertian
pesan-pesan yang diberikan, Penegak hukum harus dapat membawakan atau menjalankan
peranan yang dapat diterima oleh golongan sasaran, Faktor-faktor Penegak hukum harus dapat
memanfaatkan sementara unsur pola tradisionil dalam proses pelembagaan hukum tertulis,
Menggairahkan partisipasi dari golongan sasaran, misalnya dengan memberikan penjelasan
secara persuasif, bahwa perundang-undangan tertentu memberikan keuntungan-keuntungan
tertentu yang riel bagi warga masyarakat yang menganutinya, Memilih waktu dan lingkungan
yang tepat dalam memperkenalkan pernyataan kaedah hukum tertulis tertentu, Penegak hukum
harus dapat memberikan teladan yang baik, sebagai pemimpin.
Hukum dapat merupakan suatu lembaga kemasyarakatan yang primer didalam suatu
masyarakat, apabila dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut sumber dari hukum tersebut
mempunyai wewenang (Authority) dan berwibawa (Prestigeful) Hukum tadi jelas dan sah secara
yuridis, filosofis, maupun sosiologis Penegak hukum dapat dijadikan teladan bagi factor
kepatuhan terhadap hukum diperhatikannya faktor pengendapan hukum didalam jiwa pada warga
masyarakat Para Penegak dan Pelaksana Hukum merasa dirinya terikat pada hukum yang
diterapkannya dan membuktikannya didalam pola-pola perikelakuannya sanksi-sanksi yang
positif dan negatif dapat dipergunakan untuk menunjang pelaksanaan hukum Perlindungan yang
efektif terhadap mereka yang terkena oleh aturan-aturan hukum.