Makalah Kelompok 8 Semantik
Makalah Kelompok 8 Semantik
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Semantik Bahasa
Indonesia
Dosen Pengampu:
Oleh:
Kelompok 8
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Homonimi, Homofoni dan Homografi” dengan tepat
waktu.
Adapun mengenai tujuan dari penulisan makalah ini ialah untuk memenuhi
tugas dari dosen pengampu mata kuliah Semantik, yaitu Ibu Ernalida, S.Pd.,
M.Hum., Ph.D. dan Ibu Novritika, S.Pd., M.Pd. Selain itu, adapula tujuan lain dari
pembuatan makalah ini adalah sebagai wadah pembelajaran dan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca. Pada kesempatan ini, tidak lupa pula kami ucapkan
terima kasih kepada dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah ilmu pengetahuan serta keterampilan sesuai studi yang ditekuni.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka
dari itu dengan segala keterbatasan yang kami miliki, kami sangat berharap para
pembaca dapat memberikan saran dan kritik sebagai evaluasi penulis untuk
pembuatan makalah ke depannya. Demikian yang dapat kami sampaikan, kami
ucapkan terima kasih.
Kelompok 8
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
PENDAHULUAN..................................................................................................iii
A. Latar Belakang...............................................................................................iii
B. Rumusan Masalah...........................................................................................iv
C. Tujuan.............................................................................................................iv
PEMBAHASAN......................................................................................................1
A. Definisi Homonimi..........................................................................................1
C. Jenis-jenis Homonimi......................................................................................2
D. Definisi Homofoni...........................................................................................4
E. Contoh Homofoni............................................................................................4
F. Definisi Homografi..........................................................................................4
G. Contoh Homografi...........................................................................................5
PENUTUP................................................................................................................6
A. Kesimpulan......................................................................................................6
B. Saran................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................7
ii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi antara anggota masyarakat. Seseorang
dapat menyampaikan pikiran, perasaan, dan keinginan kepada orang lain dengan
bahasa, dan dalam penyampaian itu memerlukan penguasaan kosakata yang baik.
Penggunaan kosakata yang baik memungkinkan seseorang dapat berbahasa
dengan baik dan benar pula
Bahasa merupakan alat komunikasi manusia yang tidak terlepas dari arti
atau makna pada setiap tuturan manusia. Bagian dari pembicaraan mengenai arti
atau makna dalam tutur manusia (bahasa) disebut semantik. Semantik adalah ilmu
yang mempelajari tentang seluk beluk makna dalam bahasa. Sebagai objek dari
kajian linguistik semantik, makna berada di seluruh atau di semua tataran yang
bangun membangun, makna berada di tataran fonologi, morfologi dan sintaksis
(Kuntarto, 2017).
Salah satu bahasan yang terdapat dalam semantik adalah relasi semantik
atau yang sering disebut relasi makna. Relasi makna adalah hubungan semantik
yang terdapat antara satuan bahasa yang satu dengan satuan bahasa lainnya.
Satuan bahasa di sini dapat berupa kata, frasa, maupun kalimat; dan relasi
semantik itu dapat menyatakan kesamaan makna, pertentangan makna,
ketercukupan makna, kegandaan makna, atau juga kelebihan makna. Dalam
pembicaraan tentang relasi
iii
makna ini biasanya dibicarakan masalah-masalah yang disebut sinonim, antonim,
polisemi, homonimi, hiponimi, ambiguiti, dan redundansi (Chaer, 2012: 297).
Adapun dalam makalah ini penulis hanya akan membahasa relasi makna yang
mencakup homonim, homofoni dan homografi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut.
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai
berikut.
iv
PEMBAHASAN
A. Definisi Homonimi
Kata Homonimi berasal dari bahasa Yunani kuno onoma yang artinya
‘nama’ dan homo yang artinya ‘sama’. Secara harfiah homonimi dapat diartikan
sebagai “nama sama untuk benda atau hal lain”. Homonimi adalah dua buah kata
atau satuan ujaran yang bentuknya “kebetulan” sama; maknanya tentu saja
berbeda, karena masing-masing merupakan kata atau bentuk ujaran yang
berlainan. Homonimi terjadi pada tataran morfem, tataran kata, tataran frase, dan
tataran kalimat. Di dalam kamus kata-kata yang berhomomnimi ini biasanya
ditandai dengan angka Romawi yang diletakkan di belakang tiap kata (entri) yang
berhomonimi itu; atau juga dengan angka Arab yang diangkat setengah spasi dan
diletakkan di depan kata-kata tersebut.
1. Menurut Sudrajat (2004: 42) Homonim adalah kata-kata yang bentuk atau
bunyinya sama atau mirip dengan benda lain tetapi maknanya berbeda.
2. Parera (2004: 81) mengemukakan bahwa homonim adalah dua ujaran
dalam bentuk kata yang sama lafalnya dan sama ejaannya/ tulisannya.
3. Putrayasa (2010: 118) berpendapat bahwa homonim adalah dua buah kata
atau lebih yang sama bentuknya, tetapi maknanya berlainan.
4. Homonim adalah dua kata atau lebih yang ejaan dan lafalnya sama, tetapi
maknanya berbeda (Munirah, 2016: 20).
5. Homonimi adalah dua leksem atau lebih yang sama bentuk dan bunyinya,
tetapi memiliki arti yang berbeda (Edi Subroto, 2011:81).
Hal tersebut diungkapkan pula oleh Chaer (2007: 302) bahwa homonim
adalah dua buah kata atau satuan ujaran yang bentuknya “kebetulan” sama tetapi
maknanya tentu saja berbeda karena masing-masing merupakan kata atau bentuk
ujaran yang berlainan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa homonim adalah ungkapan (kata atau frasa) yang sama bentuk
tetapi memiliki makna yang berbeda.
1
B. Faktor Terbentuknya Homonimi
Menurut Chaer (2009: 95) ada dua kemungkinan sebab terjadinya homonim
ini, yaitu sebagai berikut.
1. Bentuk-bentuk yang berhomonim itu berasal dari bahasa atau dialek yang
berlainan. Contohnya kata bisa yang berarti ‘racun ular’ berasal dari
bahasa Melayu, sedangkan kata bisa yang berarti ‘sanggup’ berasal dari
bahasa Jawa.
2. Bentuk-bentuk yang berhomonim itu terjadi sebagai hasil proses
morfologi. Umpamanya kata mengukur dalam kalimat ‘Ibu sedang
mengukur kelapa di dapur’ adalah berhomonim dengan kata mengukur
dalam kalimat ‘petugas agraria itu mengukur luasnya kebun kami’. Jelas,
kata mengukur yang pertama terjadi sebagai hasil proses pengimbuhan
awalan me- pada kata kukur (me + kukur = mengukur); sedangkan kata
mengukur yang kedua terjadi sebagai hasil proses pengimbuhan me- pada
kata ukur (me + ukur = mengukur).
C. Jenis-jenis Homonimi
Berdasarkan proses pembentukannya, homonimi dibedakan menjadi empat
jenis, yaitu:
1. Homonimi yang terbentuk karena kedua kata berasal dari bahasa atau
dialek yang berlainan. Contoh: kali.
2
pertama berarti ‘mempererat, menjadikan rapat’, sedangkan
kata merapatkan yang kedua berarti ‘mengajak berapat untuk
membicarakan sesuatu atau berunding’.
3
D. Definisi Homofoni
Homofoni berasal dari kata homo yang berarti ‘sama’ dan kata fon yang
berarti ‘bunyi’, maka homofon dapat diartikan homonim yang sama bunyinya,
tetapi berbeda tulisan dan makna (Sudaryat, 2008: 42). Adapun yang berpendapat
bahwa homofon berasal dari istilah Inggris homophone yang bermakna kata yang
lafalnya sama dengan kata yang lain, tetapi ejaan dan artinya berbeda
(Ensiklopedi, 2007: 326). Sejalan dengan itu, Parera (2004: 81) berpendapat
bahwa homofon adalah dua ujaran dalam bentuk kata yang sama lafalnya, tetapi
berlainan tulisannya. Sementara itu, Chaer (2007:303) menyatakan bahwa
homofon merupakan adanya kesamaan bunyi antara dua buah ujaran, tanpa
memperhatikan ejaannya, apakah ejaannya sama ataukah berbeda. Berdasarkan
beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa homofon adalah kata
yang sama bunyi (pelafalan) tetapi berbeda tulisannya
E. Contoh Homofoni
F. Definisi Homografi
Homograf berasal dari istilah Inggris homograph. Secara harafiah
homograf adalah kata yang ejaannya sama dengan kata yang lain, tetapi asal dan
artinya ber- beda (Ensiklopedi, 2007: 326). Sedangkan, Homonim homograf
adalah homonim
4
yang sama tulisannya tetapi berbeda ucapan dan maknanya (Sudaryat, 2008: 42).
Homografi berasal dari kata homo yang berarti ’sama’ dan kata grafi yang berarti
‘tulisan’. Maka, homograf dapat diartikan dua bentuk bahasa yang sama ejaannya,
tetapi berbeda lafalnya (Parera, 2004: 81). Sementara itu, Chaer (2007: 303)
mengungkapkan bahwa homograf adalah mengacu pada bentuk ujaran yang sama
otografinya atau ejaannya, tetapi ucapan dan maknanya tidak sama. Berdasarkan
beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa homograf adalah kata-
kata yang dalam bentuk tulisannya sama tetapi berbeda dalam pelafalannya dan
beda pula maknanya.
G. Contoh Homografi
(1) teras I: teras bermakna “bagian kayu yang keras‟ atau “intisari‟
teras II: “lantai rumah di depannya”
(2) mental I: “terpelanting”
mental II: “batin, jiwa, pikiran‟
Contoh (1) disebut homograf karena pada contoh di atas memiliki tulisan
yang sama tetapi lafal atau bunyinya tidak sama. Kata teras yang dilafalkan [təras]
dan berarti “bagian kayu yang keras” atau “intisari” dengan kata teras yang
dilafalkan [tϵras] yang berarti “lantai yang agak tinggi di depan rumah”. Contoh
(2) kata mental yang dilafalkan [məntal] dan berarti “terpelanting” dengan kata
mental yang dilafalkan [mϵntal] dan berarti “batin atau jiwa”.
5
PENUTUP
A. Kesimpulan
Homonim adalah dua buah kata atau satuan ujaran yang bentuknya
“kebetulan” sama tetapi maknanya berbeda karena masing-masing merupakan
kata atau bentuk ujaran yang berbeda. Faktor penyebab homonim terdiri dari dua
yaitu berasal dari bahasa yang berbeda dan sebagai hasil proses morfologi.
Adapun jenis- jenis homonim berdasarkan bentuknya terdiri dari 4, antara lain
yaitu homonimi dari bahasa atau dialek yang berlainan, homonimi terbentuk
karena proses afiksasi, homonimi yang terbentuk karena penyingkatan, dan
homonimi yang terbentuk karena gejala bahasa.
Homofoni berasal dari kata homo yang berarti ‘sama’ dan kata fon yang
berarti ‘bunyi’, maka homofon dapat diartikan homonim yang sama bunyinya,
tetapi berbeda tulisan dan makna. Sementara itu, Homograf berasal dari istilah
Inggris homograph. Secara harafiah homograf adalah kata yang ejaannya sama
dengan kata yang lain, tetapi asal dan artinya berbeda
B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna baik dari segi penulisan maupun materi yang disajikan. Oleh
karena itu, kami membutukan kritik dan saran agar kami dapat membuat makalah
yang lebih baik lagi ke depannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
diharapkan para pembaca dapat membaca sumber lain yang berhubungan dengan
materi yang disajikan.
6
DAFTAR PUSTAKA