Anda di halaman 1dari 1

Nama : Miftahul Jannah

NIM : 12320085
PEMBAGIAN SISTEM HIDROTERMAL (GEOTERMAL)
Dalam presentasinya pada Short Course IV on Exploration for Geothermal Resources pada
tahun 2009, Saemundsson menjelaskan tentang pembagian sistem geotermal berdasarkan suhu
dan karakteristiknya. Pembagian ini penting untuk memahami bagaimana pengelolaan energi
geotermal dapat dilakukan secara optimal.
Pertama-tama, Saemundsson memaparkan tentang sistem geotermal dengan suhu tinggi.
Sistem geotermal dengan suhu tinggi ditemukan pada daerah aktif vulkanik dan memiliki suhu
di atas 150°C. Sistem ini sangat efisien untuk menghasilkan listrik karena uap air dengan suhu
tinggi dapat langsung digunakan untuk memutar turbin pembangkit listrik. Beberapa daerah
yang terkenal dengan sistem geotermal suhu tinggi adalah Islandia, Jepang, dan California.
Selanjutnya, Saemundsson menjelaskan tentang sistem geotermal dengan suhu sedang. Sistem
geotermal dengan suhu sedang ditemukan pada daerah dengan aktivitas geotermal yang
moderat dan memiliki suhu antara 90-150°C. Sistem ini dapat digunakan untuk menghasilkan
listrik maupun panas. Sistem geotermal dengan suhu sedang dapat ditemukan di berbagai
belahan dunia, seperti di Filipina, Selandia Baru, dan Italia.
Kemudian, Saemundsson memaparkan tentang sistem geotermal dengan suhu rendah. Sistem
geotermal dengan suhu rendah ditemukan pada daerah dengan aktivitas geotermal yang rendah
dan memiliki suhu di bawah 90°C. Sistem ini biasanya hanya digunakan untuk penggunaan
pemanas, seperti untuk menghangatkan bangunan atau untuk keperluan industri. Sistem
geotermal dengan suhu rendah dapat ditemukan di berbagai belahan dunia, seperti di Islandia,
AS, dan Jerman.
Pembagian sistem geotermal berdasarkan suhu ini penting untuk memahami karakteristik dari
masing-masing sistem dan menentukan bagaimana pengelolaan energi geotermal dapat
dilakukan secara optimal. Sistem geotermal dengan suhu tinggi misalnya, sangat efisien untuk
menghasilkan listrik, namun hanya ditemukan di daerah tertentu yang memiliki aktivitas
vulkanik yang tinggi. Sedangkan sistem geotermal dengan suhu rendah hanya dapat digunakan
untuk pemanas dan biasanya tidak digunakan untuk menghasilkan listrik. Sistem geotermal
dengan suhu sedang, yang dapat digunakan untuk menghasilkan listrik maupun panas,
memiliki karakteristik yang dapat ditemukan di berbagai belahan dunia.
Dalam kesimpulannya, pemahaman tentang pembagian sistem geotermal berdasarkan suhu dan
karakteristiknya penting untuk memahami bagaimana pengelolaan energi geotermal dapat
dilakukan secara optimal. Meskipun masing-masing sistem memiliki karakteristik yang
berbeda, namun semuanya merupakan sumber energi yang bersih dan terbarukan yang
memiliki potensi besar untuk menjadi sumber energi utama di masa depan. Oleh karena itu,
penelitian dan pengembangan teknologi di bidang energi geotermal harus terus dilakukan untuk
memaksimalkan potensinya sebagai sumber energi yang efisien, bersih, dan terbarukan.

Anda mungkin juga menyukai