Anda di halaman 1dari 5

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN


Jalan Ganesha 10 Bandung 40132,Telp: +6222 2501214, Fax +6222 2534162, e-mail : dekan@fsrd.itb.ac.id

MKU Sosioteknologi
UJIAN TENGAH SEMESTER II TAHUN 2021/2022
Matakuliah: Agama dan Etika Islam
Waktu: 100 menit
Nama : Miftahul Jannah
NIM : 12320085
Kelas : 07
Nomor Urut Absensi : 17
1. Konsep Dasar Ajaran Islam
a. Kita sering mendengar istilah rahmatan lil ‘alamin yang dapat diartikan Islam
merupakan agama yang membawa kedamaian bagi sekalian alam. Hal ini sejalan
dengan hakikat Islam. Islam merupakan agama ketuhanan (tauhidiyah),
kemanusiaan (insaniyah), dan alam (kauniyyah). Dalam konsep tauhidiyah, seorang
muslim meyakini bahwa Allah subhanahu wata’ala merupakan sumber kedamaian
yang hakiki. Dalam konsep insaniyah, diyakini bahwa Allah menciptakan manusia
sebagai makhluk sosial yang membutuhkan satu sama lain. Islam mengajarkan
manusia untuk menjaga kedamaian dalam kehidupan dengan jalan toleransi. Dalam
konsep kauniyyah, Allah menciptakan alam yang harus dijaga dan dikelola oleh
manusia dengan baik sehingga seluruh elemen kehidupan bisa meraih faedah. Jika
tiga konsep ini tidak dijalankan dengan baik, maka akan terjadi ketidakselarasan
dalam kehidupan. Dari penjelasan ini, dapat dilihat bahwa hakikat Islam dengan
kedamaian memiliki hubungan yang berbanding lurus. Hubungan antara hakikat
Islam dengan makna kedamaian termaktub dalam banyak ayat di Al-Quran dan
hadits Nabi. Berikut merupakan beberapa contoh hadits Nabi tentang kedamaian.

Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, Rasullah shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda,

“Ketika Allah menciptakan makhluk, Dia tulis dalam kitab-Nya secara sendiri dan
meletakkan tulisan itu dalam “Arsy. Tulisan itu adalah, ‘Sesungguhnya rahmat-ku
mengalahkan murka-Ku.” (H.R. Bukhari)

ْ‫علَيه‬
َ ‫للاه‬
ْ ‫ص لى‬
َ ‫ل للا‬ ‫ فَأَخ َب َْر َر ه‬،‫ارة‬
َْ ‫سو‬ َْ ‫عن ْهه أَنْ أَه‬
َ ‫ل قه َبا َْء اقتَتَلهوا َحتى ت ََرا َموا بالح َج‬ َ ‫للاه‬
ْ ‫ي‬ َْ ‫سعدْ َرض‬ َ ْ‫سهلْ بن‬ َ ْ‫عن‬ َ
‫اذهبهوا بنا نهصلح بينهم‬: ‫ل‬ َْ ‫ فَقَا‬، َ‫سل َْم بذَلك‬
َ ‫َو‬

Dariْ Sahalْ binْ Sa’adْ Radhiyallahuْ anhuْ bahwaْ pendudukْ Quba’ْ telahْ bertikaiْ
hinggaْsalingْlemparْbatu,ْlaluْRasûlullâhْshallallahuْ‘alaihiْwasallamْdikabarkanْ
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
Jalan Ganesha 10 Bandung 40132,Telp: +6222 2501214, Fax +6222 2534162, e-mail : dekan@fsrd.itb.ac.id

MKU Sosioteknologi
tentang peristiwa itu, maka beliau bersabda: Mari kita pergi untuk mendamaikan
mereka. [HR. Bukhari]

Referensi: https://almanhaj.or.id/3874-perdamaian-itu-lebih-baik.html
b. Secara linguistik, konsep Islam kaaffah merupakan konsep beragama Islam secara
menyeluruh tanpa terkecuali. Secara makna, konsep ini memberikan penegasan
bahwa setiap muslim harus menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi segala
larangan-Nya. Konsep Islam kaaffah dicantumkan dalam Q.S. Al-Baqarah 2:208.

ْ‫خ ط ه َو اتْ الش ي ط َ انْ ْۚ إ ن ههْ ل َ ك ه م‬ ‫ي َ اْ أ َ ي ُّ هَ اْ ال ذ ي نَْ آ َم ن ه و اْ اد ه‬


‫خ ل ه و اْ ف يْ الس ل مْ ك َاف ةْ َو َلْ ت َتْب ع ه و اْ ه‬
ْ‫ع َ د هوْ مه ب ين‬

Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan,


dan janganlah kamu ikuti Langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata
bagimu.

2. Peran Manusia
a. Dalam Q.S. Al-Baqarah 2:30, dijelaskan bahwa manusia diciptakan untuk menjadi
khalifah di muka bumi.

ْ‫خ ل ي ف َةْْْ ق َ ا ل ه و اْ أ َ ت َج ع َ لهْ ف ي هَ اْ َم نْ ي هف س دهْ ف ي هَ ا‬


َ ْ‫ج اع لْ ف يْ الَْر ض‬ َ ْ‫َو إ ذْ ق َ ا لَْ َر ب ُّ كَْ ل ل َم ََل ئ ك َةْ إ ن ي‬
َ
َْ‫سْ ل َ كَْْْ ق َ ا لَْ إ ن يْ أ ع ل َ مهْ َم اْ َلْ ت َع ل َ مه و ن‬
‫ح م د كَْ َو ن ه ق َ د ه‬ ‫َو ي َ س ف كهْ الد َم ا ءَْ َو ن َح نهْ ن ه س َ ب ه‬
َ ‫حْ ب‬

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku


hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
Jalan Ganesha 10 Bandung 40132,Telp: +6222 2501214, Fax +6222 2534162, e-mail : dekan@fsrd.itb.ac.id

MKU Sosioteknologi
Kata khalifah dalam ayat ini dapat ditafsirkan sebagai pemimpin. Allah
menciptakan manusia untuk menjadi pemimpin. Allah menetapkan manusia
sebagai pemimpin tentu saja bukan tanpa alasan. Manusia dibekali seperangkat
kemampuan yang membuat mereka pantas menjadi pemimpin. Manusia merupakan
‘abidْatau hamba yang punya akal dan nafsu. Akal akan membantu manusia dalam
mengelola Bumi sedangkan nafsu akan membuat manusia memiliki ambisi untuk
mencapai sesuatu. Gabungan antara akal dan nafsu yang proporsional dan disertai
dengan ketakwaan kepada Allah subhanahu wata’ala akan mendorong kemjuan di
muka Bumi tanpa meninggalkan aspek kedamaian. Hal ini dapat dirujuk pada Q.S.
Al-Azhab 33:72.

َْ‫إ ن اْ ع َ َر ض ن َ اْ ال َ َم ا ن َ ةَْ ع َ ل َ ىْ الس َم ا َو اتْ َو ال َر ضْ َو ال ج ب َ الْ ف َ أ َب َ ي نَْ أ َ نْ يَْح م ل ن َ هَ اْ َو أ َ ش ف َق ن‬


َ ْ‫ح َم ل َ هَ اْ اْل ن س َ ا نهْ ْۚ إ ن ههْ ك َا نَْ ظ َ ل ه وم ا‬
ْ‫ج ه ه ول‬ َ ‫م ن ه َ اْ َو‬

“SesungguhnyaْKamiْtelahْmenawarkan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-


gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir
tidak akan melaksanakannya. Lalu, dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnyaْiaْ(manusia)ْsangatْzalimْlagiْsangatْbodoh”.ْ

Walaupun telah didapuk menjadi pemimpin, manusia harus selalu sadar bahwa
mereka adalah makhluk yang zalim lagi bodoh. Tidaklah pantas bagi manusia untuk
merasa sombong atas amanat yang telah diberikan oleh Allah kepada mereka.
b. Dalam rangka meredam perseteruan dan ancaman konflik bersenjata, baik secara
internal maupun eksternal umat Islam, manusia sebagai pemimpin harus mengambil
rujukan pada Al-Quran dan hadits yang kemudian disesuaikan dengan peristiwa
yang terjadi. Dalam Q.S. Al-Hujurat 49:13 telah dijelaskan bahwa Allah
menciptakan manusia dengan keberagaman.

ٰ ْ‫ّللا اَت ٰقى هكمْ ۚان‬


َْ‫ّللا‬ ْٰ َ‫ارفهوا ْۚ انْ اَك َر َم هكمْ عن ْد‬
َ َ‫ل لتَع‬ ‫اس انا َخلَق ٰن هكمْ منْ ذَكَرْ واهن ٰثى َو َجعَل ٰن هكمْ ه‬
َْ ‫شعهوبا وقَبَ ۤا ِٕى‬ ْ‫ٰيٰٓاَيُّ َها الن ه‬
ْ‫عليمْ خَبير‬َ

Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-
suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu
di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui,
Mahateliti.

Hal ini harus dimaknai dengan benar oleh setiap muslim. Kita harus menyadari
bahwa keberagaman ini berlaku layaknya pisau bermata dua. Ia dapat membawa
faedah dan dapat pula membawa petaka. Maka dari itu kita harus senantiasa
bertoleransi. Selain menjelaskan tentang keberagaman, Allah juga menjelaskan
tentang kesetaraan derajat manusia. Maka, tidak pantas bagi kita untuk membeda-
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
Jalan Ganesha 10 Bandung 40132,Telp: +6222 2501214, Fax +6222 2534162, e-mail : dekan@fsrd.itb.ac.id

MKU Sosioteknologi
bedakan satu sama lain. Jika kita lihat kondisi saat ini, isu perbedaan kerap kali
menjadi pemecah persatuan baik dalam konteks kebangsaan maupun konteks
keagamaan. Oleh karena itu, hendaklah kita menyelesaikan permasalahan tersebut
dengan cara menumbuhkan rasa toleransi dan memperkuat ukuwah Islamiyah.
3. Al-Quran
a. Mukjizat memiliki pengertian suatu hal atau peristiwa luar biasa. Maka, kita dapat
mengartikan kemukjizatan Al-Quran sebagai keajaiban atau keistimewaan Al-
Quran. Keajaiban Al-Quran meliputi aspek bahasa, aspek berita-berita gaib, aspek
hukum atau syariat, dan aspek ilmu pengetahuan.
b. Al-Quran merupakan kitab yang mengandung kebenaran dalam berbagai bidang
ilmu khususnya sains. Al-Quran merupakan satu-satunya manuskrip kuno yang
mencantumkan fakta ilmiah yang pada akhirnya dibuktikan oleh banyak ilmuwan.
Sebagian dari kita mempelajari tentang perkembangan janin lewat pelajaran
Biologi. Dalam Al-Quran, hal ini tercantum dalam surah Al-Alaq. Contoh lain
adalah penjelasan tentang kematian Firaun dalam Al-Quran yang kemudian
divalidasi dengan penemuan jasad Firaun.

Q.S.ْAliْ‘Imranْ3: 190-191ْ“Sesungguhnyaْdalamْpenciptaanْlangitْdanْbumi, dan


silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan
bumiْ(serayaْberkata):ْ“YaْTuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan
sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalahْkamiْdariْsiksaْneraka”.ْAyatْdiatasْ
menjelaskan bahwa seluruh kejadian di muka bumi ini menandakan kekuasaan
Allah SWT. Setiap orang yang bisa memahami bahwa penciptaan langit dan bumi
serta pergantian siang dan malam adalah tanda kekuasaan Allah SWT, maka mereka
adalah ulul albab. Ulul albab merupakan orang yang sering berzikir dan berpikir. Ia
berzikir dalam semua kondisi, baik berdiri, duduk, maupun berbarig. Ia juga
memikirkan penciptaan alam semesta sampai pada kesimpulan bahwa Allah yang
menciptakan alam tidaklah sia-sia. Oleh sebab itu, ia pun kemudian berdoa kepada
Allah SWT dan memohon perlindungan dari kejamnya siksa neraka. Dikutip dari
https://today.line.me/id/v2/article/DxZ1Go.
4. Sunnah dan Ijtihad
a. Al-Qur’anْ hanyaْ mengandungْ kaidah-kaidahْ syari’atْ Islamْ secaraْ umum.ْ
Sehingga diperlukan bantuan untuk menafsirkan kaidah dan hukum yang masih
universal tersebut yakni Sunnah. Sunnah merupakan sumber hukum kedua setelah
AlْQur’an.ْHalْ demikianْituْdisebabkanْadanyaْ perbedaanْsifat,ْ yaituْalْQur’anْ
bersifatْ qhat’iْ alْ wurud,ْ sedangkanْ sunnahْ bersifatْ dhanniْ alْ wurud. Semantara
fungsiْsunnahْterhadapْalْQur’anْadalahْberfungsiْsebagaiْpenguatْ(ta’qid)ْatasْapa
yangْdibawaْAlْQur’an,ْsebagaiْpenjelasْ(tabyin)ْatasْapaْyangْterdapatْdalamْalْ
Qur’an,ْ danْ sebagai mustaqillah atau menetapkan hukum yang belum ada
hukumnya. Dalam al Qur’an. Sunnah danْ alْ Qur’anْ merupakanْ duaْ halْ yangْ
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
Jalan Ganesha 10 Bandung 40132,Telp: +6222 2501214, Fax +6222 2534162, e-mail : dekan@fsrd.itb.ac.id

MKU Sosioteknologi
menyatu. Jadi mengamalkan Al-Quran tanpa sunnah tidak disarankan. Macam-
macam sunnah dan contohnya (dikutip dari
https://hot.liputan6.com/read/4635050/macam-macam-sunnah-dan-contohnya-
penting-dalam-hukum-islam) :
- Sunnah Qauliyyah
Sunnah Qauliyyah adalah macam-macam sunnah yang berasal dari ucapan Nabi
Muhammad SAW. Sunnah Qauliyyah adalah ucapan Rasulullah yang didengar
atau disampaikan oleh seseorang atau beberapa sahabat. Macam sunnah ini
cenderung berisi tuntunan yang berkaitan dengan pembinaan hukum agama.
Contohnya hadis tentang penentuan puasa Ramadan, hadis tentang membaca al
fatihah saat salat, dan hadis tentang makan dan minum.
- Sunnah Fiiliyyah
Sunnah fiiliyyah adalah macam-macam sunnah yang berasal dari perbuatan
Nabi Muhammad SAW. Perbuatan ini dilihat, diketahui dan disampaikan para
sahabat kepada orang lain. Macam-macam sunnah ini bersumber dari segala
bentuk perbuatan Nabi. Tindakan yang dimaksud dalam sunnah ini, termasuk
tindakan agama dan duniawi. Sunnah fiiliyyah biasanya terkait dengan
penjelasan soal ibadah, dan penyelenggaraan hukum Islam. Contoh sunnah
fiiliyyah seperti tata cara salat, puasa, haji, sedekah, dan semacamnya.
- Sunnah Taqriyyah
Sunnah Taqriyyah adalah macam-macam sunnah yang berasal dari respons
Rasulullah terhadap segala perbuatan sahabat yang diketahuinya. Macam-
macam sunnah ini berupa perbuatan atau ucapan sahabat yang dilakukan di
hadapan atau sepengetahuan Nabi. Contohnya hadis tentang tayamum, dan
hadis tentang dagin dhabb.

b. Setiap orang Muslim bisa melakukan ijtihad asalkan memenuhi syarat sebagai
Mujtahid. Syarat tersebut meliputi: mengetahui Al-Qur’an,ْAsbabْal-Nuzul, Nasikh
dan Mansukh, As-Sunnah, Ilmu Diroyah Hadis, Hadis yang Nasikh dan Mansukh,
Asbab Al-Wurud Hadis, Bahasa Arab, Tempat-Tempat Ijma, Ushul Fiqh, Maksud
dan Tujuan Syariah, Manusia dan Kehidupan Sekitarnya, Adil dan Takwa. Q.S. al-
Taubah 9:122ْ“Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke
medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi
untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga
dirinya”.ْKitaْharusْmerujukْkepadaْpadaْulamaْyangْotoritatifْkarenaْulamaْituْ
memiliki ilmu yang lebih dari kita. Pada ayat di atas dijelaskan bahwa setiap orang
mempunyai peran masing-masing dan harus ada orang yang memperdalam ilmu
pengetahuan agama. Sudah sepatutnya kita merujuk kepada orang-orang itu atau
ulama yang otoritatif.

Anda mungkin juga menyukai