Anda di halaman 1dari 20

TUGAS PERORANGAN

MAKALAH TENTANG

“KEDUDUKAN YESUS MENURUT YESAYA 9:5,

ANAK ALLAH ATAU BAPA YANG KEKAL ?”

Disusun oleh:

Han Timotius NIM 1120010

Diserahkan kepada:

Bapak Dr. Ani Teguh Purwanto

Sebagai Bagian dari Tugas Mata Kuliah

Exposisi PL IV (Nabi-nabi Besar)

SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA INJILI INDONESIA SURABAYA

Surabaya, Desember 2021

1
KATA PENGANTAR

Shalom,

Kita patut bersyukur kepada Tuhan kita Yesus Kristus atas berkat, kesehatan, bahkan nafas
kehidupan, serta perlindungan yang masih Ia berikan kepada kita. Jikalau bukan karena
Tuhan Yesus Kristus, penulis tidak akan mampu menyelesaikan tugas makalah ini. Akan
tetapi karena pertolongan Tuhan dan Roh Kudus yang selalu memberikan hikmat dan
pengertian kepada penulis dalam proses pembuatan makalah ini, akhirnya pada hari ini
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KEDUDUKAN YESUS MENURUT
YESAYA 9:5, ANAK ALLAH ATAU BAPA YANG KEKAL?”.

Dalam makalah ini penulis akan mencoba untuk menjelaskan tentang kedudukan
Yesus menurut Yesaya 9:5, Dia sebagai Anak Allah atau Bapa yang kekal ?

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis
berharap pembaca memberikan kritik dan saran, demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat berma nfaat bagi setiap orang yang membacanya.

Semitau, 15 November 2021

Penulis,

2
DAFTAR ISI

Cover ........................................................................................................................ 1

Kata Pengantar........................................................................................................... 2

Daftar Isi ................................................................................................................... 3

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang ............................................................................................. 4


B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
C. Tujuan .......................................................................................................... 5

Bab II Pembahasan

A. Latar Belakang dan Garis Besar Yesaya ...................................................... 6


B. Isi Kitab Yesaya ........................................................................................... 8
C. Yesus Anak Allah atau Bapa, menurut Yesaya 9:5 ..................................... 13
D. Kesimpulan Yesaya 9 ................................................................................... 17

Bab III Penutup

A. Kesimpulan .................................................................................................. 18

Daftar Pustaka .......................................................................................................... 19

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Allah Tritunggal adalah sebuah doktrin yang fundamental bagi iman Kristen.
Allah didalam Kekristenan adalah Tritunggal, yang berarti satu Allah dengan tiga
Pribadi, dan ketiganya adalah satu. Seringkali di dunia luar mengatakan bahwa Allah
orang Kristen adalah tiga bukan satu, karena ada Bapa, Anak, dan Roh Kudus, jadi
Allah orang Kristen itu tiga. Itu adalah pernyataan yang salah kaprah, Allah orang
Kristen bukan seperti allah orang-orang duniawi yang bisa direndahkan atau
ditinggikan dalam posisi keallahannya. Allah Tritunggal juga bukan tiga Allah,
melainkan satu Allah. Banyak orang tidak mengerti tentang konsep Allah Tritunggal,
oleh sebab itu mereka menyangkalnya. Ada definisi yang tepat, yang bisa
memberikan gambaran pengertian tentang Allah Tritunggal. Definisi yang tepat dari
Tritunggal menyatakan : “Tritunggal terdiri dari tiga Pribadi yang satu tanpa
keterpisahan eksistensi-secara utuh Bersatu untuk membentuk satu Allah. 1 Natur ilahi
hidup dalam tiga perbedaan-Bapa, Anak dan Roh Kudus. 2
Allah Tritunggal sangat dibedakan dengan Triteisme. Jikalau kita berbicara
tentang Allah Tritunggal, kita harus langsung memikirkan tentang Allah yang Esa,
Allah yang satu. Akan tetapi jikalau kita berbicara tentang Triteisme, baru kita bisa
memikirkan tentang kehadiran tiga allah. Contoh dari gambaran tentang Triteisme
yaitu dalam mitologi Yunani tentang Zeus, Posiedon, dan Hades. Itu merupakan
contoh dari Triteisme (tiga allah). Selain itu ada juga contoh di India yang
menggambarkan tentang tiga allah yaitu tentang dewa Brahmana, Wisnu, dan Siwa.
Jadi antara Tritunggal dan Triteisme itu sangatlah dibedakan. Pengertian
sederhananya dapat kita rangkai dengan kalimat : Tritunggal adalah Allah yang satu
dengan tiga Pribadi, sedangkan Triteisme adalah kepercayaan tentang tiga allah.
Berkaitan tentang Allah Tritunggal, jika Yesus adalah Anak Allah, mengapa di
Yesaya 9:5 disitu difirmankan Dia juga adalah “Bapa yang Kekal” . Untuk mengatasi

1
Paul Enns, The Moody Handbook of Theology, Revised and Expanted (1), (Malang : Literatur SAAT, 2019), hal
215.
2
Ibid

4
kebingunan tentang ayat tersebut, penulis akan mencoba membahas permasalahan
tersebut.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan dari latar belakang diatas, penulis merumuskan
beberapa pokok permasalahan yang nantinya akan membantu dalam proses
pembahasan dalam makalah ini, yaitu :
1. Apa latar belakang dan garis besar Kitab Yesaya ?
2. Apa isi Yesaya 9 ?
3. Jika Yesus adalah Anak Allah, mengapa dalam Yesaya 9:5 Dia disebut
sebagai “Bapa yang Kekal” ?
4. Apa kesimpulan dari Yesaya 9 ?
C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk :
1. Menjelaskan latar belakang dan garis besar Kitab Yesaya .
2. Menjelaskan isi kitab Yesaya 9.
3. Menjelaskan kedudukan Yesus berdasarkan Yesaya 9:5.
4. Menjelaskan kesimpulan dari Yesaya 9.
D.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Kitab Yesaya 3


Penulis kitab Yesaya adalah Yesaya sendiri. Waktu penulisan kita ini sekitar
tahun 700-680 SM. Penulisan kitab Yesaya ini terletak di Yerusalem, tepatnya di
Yehuda. Untuk tema dari kitab Yesaya adalah Hukuman dan Keselamatan; kemudian
Keselamatan bangsa melalui hukuman dan Anugerah. Untuk kata kunci yang sesuai
dengan kitab Yesaya adalah keselamatan.
Latar belakang Kitab Yesaya ini menjelaskan kondisi tentang bangsa Israel
yang pada saat itu berada di ambang kehancuran ketika Nabi Yesaya mulai melayani.
Pada 722 SM, Kerajaan Utara dengan kesepuluh sukunya dikalahkan oleh bangsa
Asyur (2 Raja-raja 17). Kerajaan Selatan, Yehuda, sedang menuju nasib yang sama.
Mereka telah mengalami kemerosotan secara sosial, politik dan iman (kerohanian
mereka). Kerajaan Yehuda harus dihakimi, tetapi Allah tetap mengingat perjanjian-
Nya sehingga menjanjikan keselamatan atas bangsa ini dengan kehadiran seorang
Hamba Tuhan. Dialah Sang Juruselamat yang akan menyelamatkan Yehuda dan
seluruh umat manusia.
Menurut arti namanya, Yesaya adalah Keselamatan dari Allah. Yesaya adalah
nabi orang Yehuda yang bernubuat pada zaman Uzia, Totam, Ahas dan Hizkia sesuai
dengan yang tertulis dalam Yesaya 1:1. Yesaya pada dasarnya adalah warga
Yerusalem. Menurut tradisi Yahudi, Yesaya berasal dari keluarga raja; berdasarkan
cerita-cerita dan ucapan-ucapan ilahi dalam kitabnya, kadang-kadang disimpulkan
bahwa bagaimanapun juga dia adalah keturunan bangsawan, tapi tidak ada kepastian
mengenai hal ini.
Tujuan penulisan kitab Yesaya ini adalah 4:
a) Menyadarkan dosa Israel dan hukuman dengan Allah yang akan
datang.

3
Lukas Adi S., Smart Book of Christianity : Perjanjian Baru, (Yogyakarta : Penerbit Andi 2015), hal 91-92
4
Harianto GP, TEOLOGI PAK, (Yogyakarta : Penerbit ANDI, 2017), hal 313.

6
b) Pengharapan bagi Angkatan masa depan orang Yahudi buangan.
Mereka akan dikembalikan dari pembuangan dan akan ditebus Allah
untuk menjadi terang bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi.
c) Allah akan mengirim Mesias dari keturunan Daud, yang keselamatan-
Nya pada akhirnya akan meliputi semua bangsa di bumi ini sehingga
memberikan pengharapan bagi umat Allah di bawah perjanjian yang
lama dan yang baru.

Garis besar
Garis besar kitab Yesaya dapat dibentuk sebagai berikut5 :
a) Nubuat terhadap hukuman Allah (Yesaya 1-35)
I. Nubuat terhadap Yehuda dan Israel (1-12)
i. Yehuda dihukum (1)
ii. Hari Tuhan (2-4)
iii. Perumpamaan tentang kebun anggur (5)
iv. Tugas Yesaya sebagai seorang nabi (6)
v. Nubuat : Israel ditaklukkan oleh Asyur (7-9)
vi. Nubuat : Asyur dihancurkan oleh Allah (10)
vii. Pemulihan Israel di bawah Mesias (11-12)
II. Nubuat terhadap musuh-musuh Israel (13-23). Babel, Asyur,
Filistin, Moab, Damsyik, Samaria, Etiopia, Mesir, Edom, Arabia,
dan Tirus; peringatan untuk Yerusalem.
III. Nubuat tentang hari Tuhan :
i. Kesengsaraan (24)
ii. Berkat-berkat kerajaan (25-27)
IV. Hukuman dan berkat diantara bangsa-bangsa (28-35). Celakalah
Efraim, Ariel, Mesir, Asyur, dan bangsa-bangsa musuh lainnya:
Raja yang akan datang, dan kerajaan yang akan datang
b) Raja Hizkia yang beriman – dan bodoh (Yesaya 36-39)
I. Asyur menantang Hizkia dan ayahnya (36)
II. Allah menggulingkan Asyur (37)
III. Allah menyembuhkan Hizkia dari sakitnya (38)

5
Ferry Simanjuntak, PENGANTAR KITAB-KITAB PUISI DAN NABI-NABI BESAR (Bandung : Penerbit satu-satu,
2015) hal. 95-96.

7
IV. Kebodohan Hizkia : memamerkan kekayaannya kepada utusan
Babel
c) Nubuat tentang Kabar Baik (Yesaya 40-66)
I. Nubuat tentang penyelamatan Allah (40-48), khususnya
perhatikan janji tentang hamba Allah, Mesias, dalam pasal 42,
dan pemulihan Israel dalam pasal 43-44)
II. Nubuat tentang Mesias (49-57)
III. Nubuat tentang kemuliaan mendatang (58-66) dari Israel yang
telah diperbarui.

B. Isi Yesaya 9
a. Ekposisi kitab Yesaya 9
 Yesaya 9:1-6 tentang Kelahiran Raja Damai
Ayat 1. Di ayat ini dikatakan bahwa sukacita ditengah penderitaan, melalui
kelahiran dan kerajaan Kristus. Tidak selamanya bangsa Israel merasakan
kegelapan atau masa-masa yang suram, pada akhirnya mereka merasakan adanya
terang yang hadir di tengah mereka. terang disini yang dimaksud adalah Dia
menyelamatkan dari kegelapan maut.6 Menurut Yunus Laukapitang, dalam
bukunya yang berjudul Kotbah Natal dan Tahun Baru Beritakan Kasih Kristus
Kepada Dunia, ungkapan, “telah melihat” , diterjemahkan dari kata Ibrani ra’ah
yang dapat memberi pengertian telah terbit, nampak dan kelihatan. 7
Ini
menunjukkan kepada kasih karunia terang yang datang kepada segala bangsa
(Yohanes 3:16).8 Di ayat 1 ini menunjukkan keadaan kegelapan dosa yang hebat
sehingga diperlukan terang yang besar untuk meniadakan kuasa kegelapan dosa
yang hebat itu yang telah menguasai seluruh bangsa. 9 Dialah Yesus Sang Anak
Allah Yang Mahatinggi.
Ayat 2. Di ayat yang kedua ini berbicara tentang sukacita yang sangat
besar yang dialami oleh mereka saat itu. sukacita itu seperti sukacita di waktu
panen, ketika orang-orang menabur dengan mencucurkan air mata, dan yang
sudah lama bersabar menantikan buah-bauh yang berharga dari bumi, menuai

6
Varian Autors, Pengkajian Kristalisasi (Yasperin, 2010)
7
Yunus Laukapitang, Kotbah Natal dan Tahun Baru Beritakan Kasih Kristus Kepada Dunia (STT Jaffray, 2018),
hal 44.
8
Ibid.
9
Ibid. hal. 45

8
dalam sukacita. Dan sukacita itu seperti orang yang bersukacita dalam
peperangan ketika setelah melewati pertempuran yang berbahaya. Kita bisa
merasakan sendiri betapa bahagianya rakyat Indonesia pada 17 Agustus 1945,
karena hari itu adalah hari kemerdekaan bangsa Indonesia. Setelah beberapa lama
berjuang demi negara melalui penderitaan dan peperangan, artinya mereka
meraskan kesukaan yang besar, sukacita yang besar. Sukacita yang dimaksudkan
dalam ayat ini bisa digambarkan seperti itu. selain itu di ayat ini juga dikatakan
bahwa mereka membagi-bagi jarahan. Injil membawa kelimpahan dan
kemenangan. Tetapi orang-orang yang mau merasakan sukacitanya harus bersiap-
siap melewati kerja keras, dan sukacita itu akan datang dan akan terbayarkan
secara berlimpah atas kerja keras yang sudah dilakukan.
Ayat 3. Frasa mematahkan kuk dan gandar yang menekan mereka
bermakna pembebasan dari dominasi asing. Kemudian untuk frasa mematahkan
tongkat penindas (gandar dan batang adalah simbol dari raja-raja asing yang
mengendalikan mereka). Tuhan mengatur sejarah dunia dan terutama Kanaan
karena keturunan Abraham (yaitu, Mesias yang akan datang).
Ayat 4. Frasa “menjadi umpan api” artinya setiap sepatu, jubah tantara itu
digambarkan sebagai perlengkapan prajurit dan akan dihancurkan. Artinya
dihancurkannya perlengkapan prajurit itu melambangkan masa damai sejahtera.
Masa itu secara kiasan digambarkan dalam Yesaya 11:6-9.
Ayat 5. Ayat ini menubuatkan tentang kelahiran Sang Mesias, yaitu Yesus
Kristus. Penjelasan mengenai kelahiran-Nya, seorang anak akan dilahirkan
(petunjuk bagi kemanusiaan).10Menurut Agustinus dari Hippo, dia mengatakan
bahwa Dia yang sudah ada sebagai Anak Allah sebelum segala zaman, yang
tanpa awal dan kekal, telah berkenan menjadi Anak Manusia di bumi ini.11
“Penasihat Ajaib”. Mesias sendiri akan menjadi keajaiban adikodrati (kata Ibr.
_pele’_ hanya dipakai untuk Allah, tidak pernah untuk manusia atau
pekerjaannya. Penasihat Ajaib ini merupakan penjelmaan hikmat sempurna dan
mempunyai kata-kata hidup kekal;selaku Penasihat, Ia akan menyingkapkan
rencna keselamatan sempurna. “Allah yang Perkasa”. Di dalam Mesias, seluruh
kepenuhan ke-Allahan berdiam secara jasmaniah. “Bapa yang Kekal”. Ia bukan
10
Harianto GP, Teologi Misi: Dari Missio Dei Menuju Missio Ecclesia (Yogyakarta : Penerbit ANDI, 2017), hal.
235
11
Collin Hansen, The New City Catechism (Renungan) :Kebenaran Allah untuk Hati dan Pikiran (Katalis Media &
Literatur-Yayasan Gloria, 2019) hal. 99

9
hanya datang untuk memperkenalkan Bapa sorgawi, tetapi Ia sendiri akan
bertindak pada umat-Nya secara kekal bagaikan seorang Bapa penuh belas
kasihan yang mengasihi, melindungi dan menyediakan kebutuhan anak-anak-
Nya. “Raja Damai”. Pemerintahan-Nya akan membawa damai dengan Allah bagi
umat menusia melalui pembebasan dari dosa dan kematian. Damai dalam bahasa
Ibrani adalah Syalom dan Syalom sebenarnya bukan saja berarti damai sejahtera,
namun juga bisa berarti utuh, selaras, berkat, selamat, Bahagia, sehat, tertib,
semua berada dan berfungsi sebagaimana seharusnya. 12
selain itu ayat 5 ini
menjelaskan mengenai seorang anak yang super spesial, penjelasannya yaitu :
a) Pemerintahan ada di atas bahunya, Dialah harapan dari benih
keturunan Daud
b) Mengenai nama-Nya (karakter Allah) Ia akan disebutkan sebagai :
 Penasihat Ajaib, ini menunjukkan rencana ilahi (lihat Yesaya
14:26-27; Yesaya 19:17)
 Allah yang Perkasa (Yesaya 10:21)
 Bapa yang Kekal
 Raja Damai
Ayat 6. Di dalam pernyataan nubuat ini mengenai penetapan pemerintahan
Kristus, tidak dibedakan di antara edatangan-Nya yang pertama dengan yang
kedua. Pada titik ini dalam sejarah manusia, seluruh karya penebusan Kristus dan
pemerintahan-Nya dipandang sebagai satu kedatangan yang jauh di masa depan.
Tidak pernah Perjanjian Lama dengan jelas menyatakan bahwa pemerintahan
Kristus di bumi meliputi kedatangan yang pertama dan kedua di dalam sejarah.
Demikian juga di dalam Perjanjian Baru, selang-selang waktu di antara aneka
peristiwa pada zaman akhir tidak senantiasa tampak dengan jelas.
 Yesaya 9:7-20 membahas tentang Murka Tuhan terhadap Efraim
Ayat 7. Mengenai firman Allah yang berkuasa. Ayat ini merupakan
pendahuluan bagi nubuat ini. “Tuhan telah melontarkan firman kepada
Yakub…”, melontarkannya melalui hamba-hamba-Nya, yaitu para nabi. Ia adalah
Allah yang Adil dan begitu mengasihi. Ia memperingatkan dan memberitahukan
terlebih dahulu apa yang akan dilakukan-Nya, supaya mereka dapat menjumpai-
Nya dijalan penghakiman-penghakiman-Nya. tetapi mereka tidak mau memahami
petunjuk itu, tidak peduli untuk menjauhkan murka-Nya, sehingga murka itu pun
12
Anton Siswanto, Passion to Your Words – Edisi Anak Laki-laki (Visi Press, 2013)

10
menimpa Israel. “…firman-Nya itu menimpa Israel.” Murka itu pasti datangnya
seolah-olah ia sudah datang, dan semua orang akan mengetahuinya dengan
merasakan apa yang tidak akan mereka ketahui dengan mendengar. Siapa yang
sengaja tidak mau tahu murka Allah yang dinyatakan dari sorga melawan dosa
dan para pendosa akan dibuat mengetahuinya.
Ayat 8-11. Ayat ini merupakan salah satu ayat yang menuliskan
kesombongan Israel dan sifat tidak mau bertobat dengan gigih, serta murka dan
hukuman Allah menimpa mereka, bahkan dalam kesulitan besarpun mereka tidak
bersedia merendahkan diri dan berbalik kepada Allah dengan hati yang menyesal
dan remuk. Selain itu ayat-ayat ini juga menginformasikan bahwa Tuhan telah
mengirimkan pesan yang jelas kepada Suku Utara. Mereka telah mendengar daan
memahaminya (lihat 8a), namun respon mereka tidak dapat diterima. Mereka
menegaskan dalam keangkuhan dan kesombongan, buktinya yaitu :
a) Mereka akan membangun kembali setelah penghakiman Tuhan,
bahkan lebih baik ( ayat 9) kemudian;
b) Mereka akan menanam kembali setelah penghakiman Tuhan, bahkan
lebih baik lagi, (ayat 9).
Ayat 12. “…bangsa itu tidak kembali kepada Dia yang menghajarnya.”
(mereka tidak terjamah untuk memperbarui hidup mereka, untuk meninggalkan
dosa-dosa mereka, dan untuk kembali pada kewajiban mereka), dan “mereka
tidak mencari TUHAN semesta alam”. Entah mereka tidak percaya akan adanya
Tuhan, atau mereka penyembah berhala, dan meminta petunjuk pada ilah-ilah
yang merupakan makhluk ciptaan khayalan mereka atau buatan tangan mereka
sendiri yang tidak berkuasa dan mati. Perhatikanlah apa yang dirancangkan
Tuhan, dalam menghajar kita, adalah untuk membuat kita berpaling pada-Nya
dan mendorong kita untuk mencari Dia. Jika hal ini tidak dapat dicapai melalui
penghakiman-penghakiman yang lebih ringan, maka bersiap-siaplah menghadapi
penghakiman-penghakiman yang lebih berat.
Ayat 13-15. “kepala dan ekor” ini seperti juga batang dan ranting yang
menunjuk para penguasa dan merupakan sebuah sisipan yang menjelaskan ayat
ini. Tuhan akan menghapuskan para penguasa dari orang Israel hanya dalam satu
hari saja. Siapakah yang disebutkan sebagai penguasa diantara orang-orang
Israel ? rupanya ada dijelaskan di ayatnya yang ke 14. Bahwa “Tua-tua dan
orang yang terpandang, itulah kepala, dan nabi yang mengajarkan dusta,

11
itulah ekor.” Sesuai dengan yang difirmankan di ayat tersebut, ternyata para tua-
tua dan orang yang terpandang itulah kepala, dan nabi yang mengajarkan dusta
itulah ekor. Akan tetapi, apa alasan lain mereka itu dihukum oleh Tuhan ?
alasannya ada disebutkan di ayatnya yang ke 15. Disitu difirmankan bahwa para
pemimpin bangsa Israel itu menyesatkan bangsanya (rakyat/bangsa Israel), dan
orang-orang yang dipimpin oleh penguasa tersebut menjadi kacau-balau. Oleh
sebab itulah Tuhan murka.
Ayat 16 “Sebab itu Tuhan tidak bersukacita karena teruna-teruna mereka,
dan tidak sayang kepada anak-anak yatim dan janda-janda mereka, sebab
sekaliannya mereka murtad dan berbuat jahat, dan setiap mulut berbicara bebal.
Sekalipun semuanya ini terjadi, murka-Nya belum surut, dan tangan-Nya masih
teracung.” Tuhan tidak merasa kasihan kepada para orang-orang muda, anak
yatim, bahkan para janda karena murka yang didatangkan oleh-Nya kepada
mereka. mengapa murka-Nya belum surut ? Di ayat ini dikatakan bahwa karena
mereka itu najis dan selalu berbuat kejahatan, pendusta besar, dan munafik.
Bahkan setelah Tuhan mendatangkan murka-Nya kepada mereka, Tuhan masih
marah.
Ayat 17. Ayat ini melukiskan kesombongan Israel dan sifat tidak mau
bertobat yang gigih, serta murka dan hukuman Allah atas mereka ; bahkan dalam
kesulitan besarpun mereka tidak bersedia merendahkan diri dan berbalik kepada
Allah dengan hati yang menyesal dan remuk, akan tetapi sebaliknya mereka
meninggikan diri, menganggap mereka mampu dan sanggup dan tidak
memerlukan bantuan bahkan dari Tuhan sendiri. Oleh sebab itulah bangsa Israel
sering dikatakan sebagai bangsa yang tegar tengkuk. Disebut demikian karena
banyak mengeluh, ada masalah sedikit, ingin kembali ke Mesir, sebentar melihat
mujizat Tuhan dan percaya TUHAN, tidak lama lagi, ketika ada masalah kembali
mencari dan menyembah berhala selain itu bangsa Israel adalah bangsa yang
dikasihi oleh Tuhan, tetapi juga susah diatur dan berani memberontak kepada
Tuhan serta berani menentang Musa, hamba yang dipilih secara khusus oleh
Tuhan. 13
Ayat 17-18 “ Sebab kefasikan itu menyala seperti api yang memakan
17

habis puteri malu dan rumput, lalu membakar belukar di hutan sehingga tonggak
asap berkepul-kepul ke atas. 18
Oleh karena murka TUHAN semesta alam,
13
Jarot Wijanarko, Roh Sukacita (Jakarta : Suara Pemulihan, 2007), hal. 12

12
terbakarlah tanah itu, dan bangsa itu menjadi makanan api; seorangpun tidak
mengasihani saudaranya.” Masih di ayat 17-18. Sebenarnya bukanlah
pembinasaan tanah melainkan pembinasaan rumput duri hasil tanah, sehingga
tanah yang menghasilkan rumput duri masih dapat diolah hingga menghasilkan
suatu yang berguna. 14 Penulis kitab ini yaitu Yesaya mengingatkan kepada orang
percaya terutama bagi mereka yang mengalami kemunduran rohani. Peringatan
disampaikan agar pembaca bertindak hati-hati dan penuh hikmat dan tuntunan
dari Allah
Ayat 19. Dalam gangguan-gangguan pada tubuh bagian dalam ini, orang-
orang mencakup ke sebelah kanan, tetapi masih lapar, dan betul-betul memakan
daging lengannya sendiri (KJV), memangsa diri mereka sendiri karena kelaparan
atau memangsa saudara-saudara mereka yang terdekat yang memiliki daging
seperti mereka. dari sini kita mengetahi bahwa kelaparan dan kelangkaan pada
saat itu sangat besar.
Ayat 20. “Manasye memakan Efraim, dan Efraim memakan Manasye…”,
meskipun mereka bergabung melawan Yehuda. Tidak bisa saling Bersatu. Tetapi
persepakatan mereka yang berdosa melawan tetangga mereka yang tinggal aman
bersama-sama dengan mereka itu sudah sewajarnya dihukum melalui
dipisahkannya mereka satu dari yang lain. Atau Yehuda, setelah berdosa seperti
Manasye dan Efraim, tidak saja akan menderita bersama mereka, tetapi juga
menderita karena mereka. Perhatikanlah, saling bermusuhan dan mendendam di
antara suku-suku Israel milik Allah adalah dosa yang membuat mereka menunggu
kehancuran, dan merupakan gejala yang menyedihkan dari kehancuran yang akan
datang dengan segera. Jika Efraim melawan Manasye, atau sebaliknya, dan
kedua-duanya melawan Yehuda, mereka semua akan segera menjadi mangsa
yang sangat empuk bagi musuh.

C. Klarifikasi Yesaya 9:5 Mengenai Yesus Anak Allah atau Bapa Yang Kekal ?
Menurut Witness Lee dalam bukunya yang berjudul Penerapan dan
Penafsiran Yerusalem Baru bagi Kaum Beriman yang Menuntut, ada kontradiksi yang
disebutkan di Yesaya 9:5, dikatakan dengan jelas mengenai Kristus yang sebagai
seorang anak yang dilahirkan Dia disebut Allah yang Mahakuasa dan sebagai Putra
yang diberikan Dia disebut Bapa yang kekal. Ada yang mengatakan bahwa Bapa di
14
Rifai, Superioritas Kristus dalam Kitab Ibrani : Mengungkap Kitab Ibrani (Yoyo Topten Exacta, 2019), hal. 161

13
dalam ayat ini tidak mengacu kepada Bapa dalam Keallahan. 15
Berdasarkan
penjelasan dari Witness Lee kita bisa menyimpulkan bahwa Anak Allah yaitu Yesus
itu posisinya di dalam Allah Tritunggal tetaplah sebagai Anak Allah. Untuk frasa
“Bapa yang Kekal” dalam ayat ini bukanlah mengacu kepada posisi di dalam
Keallahan atau mengenai konsep mengenai Allah Tritunggal.
Tokoh yang memberikan sumber menguatkan dan memberikan kita bukti
bahwa “Bapa yang Kekal” yang dimaksudkan bukanlah posisi dalam Allah Tritunggal
adalah Jonar Situmorang dalam bukunya yang berjudul KRISTOLOGI – Menggali
Fakta-fakta tentang Pribadi dan Karya Kristus. Dibukunya ia mengatakan bahwa
Yesus Kristus yang adalah Anak Allah itu dipanggil menjadi “Bapa yang Kekal” itu
kelihatannya seperti sesuatu yang misterius. Jika Dia adalah Anak, Dia tidak dapat
menjadi Bapa, karena Bapa dan Anak adalah dua Pribadi yang berbeda dan setiap
Pribadi dalam Keallahan itu terpisah, akan tetapi Ketiganya tetaplah sama-sama
Allah. Bapa adalah Allah, Anak adalah Allah, dan Roh Kudus adalah Allah. Jadi
jawaban dari permasalahan mengenai “Bapa yang Kekal” yang diikatkan dengan
Yesus yang adalah Anak Allah, menurut Yesaya 9:5 itu adalah cara orang Yahudi
menggunakan kata “Bapa”. 16
Bagi seorang Yahudi pada Zaman Perjanjian Lama
yang membaca tentang ramalan Yesaya, kata “Bapa” itu diartikan sebagai “Pencipta”.
Contoh-contoh didalam Alkitab mengenai pemakaian kata “bapa” yaitu Yesus yang
menyebut Iblis sebagai “bapa pendusta” dalam Yohanes 8:44. Jabal adalah “bapa
orang yang diam dalam kemah dan memelihara ternak”, menurut Kejadian 4:20. Jadi
dengan memanggil Yesus Kristus sebagai “Bapa yang Kekal”, nabi Yesaya
bermaksud mengatakan, “ Dia adalah Bapa dari segala sesuatu yang kekal dan Dia
adalah Bapa-Pencipta-dari kekekalan.17
Kata “Bapa” di sini harus diartikan sesuai dengan kebiasaan orang di sana
pada zaman itu atau pada waktu itu. Ada sebuah kebiasaan orang Timur untuk
menyebut seseorang sebagai bapa dari yang luar biasa dari yang lain dalam dirinya.
Sampai saat ini, diantara orang Arab, seorang yang bijaksana disebut ‘bapa dari
hikmat’ seorang yang sangat bodoh bisa disebut sebagai”bapa dari kebodohan’.
Kwalitet yang utama atau menonjol dalam seseorang dianggap berasal dari dia
seakan-akan itu adalah anaknya, dan ia adalah bapa dari kwalitet itu. Kristus disini
15
Witness Lee, Penerapan dan Penafsiran Yerusalem Baru bagi Kaum Beriman yang Menuntut (Yasperin,
2021).
16
Jonar Situmorang, KRISTOLOGI (Yogyakarta, Penerbit Andi, 2013), hal. 26-27
17
Ibid. hal 27

14
disebut dalam bahasa Ibrani ‘bapa dari kekekalan’ dengan mana dimaksudkan bahwa
Ia adalah pemilik dari kekekalan sebagai suatu sifat. Sifat yang menunjukkan bahwa
Yesus itu kekal, sehingga di atas semua yang lain, kekekalan dianggap berasal dari
Kristus, tetapi disini Ia dinyatakan sebagai orang tua dari kekekalan. Imajinasi kita
tidak bisa mengerti, karena kekekalan merupakan sesuatu yang melampaui kita.
Tetapi jika kekekalan kelihatannya adalah hal yang tidak bisa mempunyai orang tua,
haruslah diingat bahwa Yesus begitu kekal secara pasti dan hakiki, sehingga di sini
Yesus digambarkan sebagai sumber dan Bapa dari kekekalan. Yesus bukanlah anak
dari kekekalan, tetapi bapa dari kekekalan. Kekekalan tidak melahirkan Yesus, akan
tetapi Yesuslah yang melahirkan kekekalan.
Yesus adalah Firman. Di dalam sorga Yesus adalah Firman itu sendiri. Nama
Yesus bisa dimengerti sebagai Nama yang digunakan di bumi (meskipun tidak hanya
dibumi), akan tetapi Yesus adalah Firman yang menjadi manusia yang bernama
Yesus. Bahkan di Alkitab ada tertulis mengenai “…tiga yang memberi kesaksian di
dalam sorga : Bapa, Firman dan Roh Kudus…”. Jadi, Firman yang dimaksudkan
dalam 1 Yohanes 5:7 tersebut adalah Yesus. Yesus adalah Sang Firman itu sendiri.
Firman itu telah menjadi manusia sebagai Anak Tunggal Bapa, yaitu Tuhan Yesus
Kristus (Yohanes 1:18).18
Jadi jelaslah bahwa “Bapa yang Kekal” yang dimaksudkan di Yesaya 9:5 itu
bukan menunjuk kepada posisi di dalam Allah Tritunggal, akan tetapi hanya menjadi
makna “kiasan” untuk menggambarkan Seseorang sebagai yang paling awal dalam
melakukan segala sesuatu. Jikalau yang dimaksudkan di Yesaya 9:5 ini menunjuk
kepada “Bapa” dalam Allah Tritunggal, maka Alkitab menjadi salah. Karena di dalam
konsep Tritunggal itu memiliki satu Allah yang terdiri dari tiga pribadi. Bapa bukan
Yesus, Yesus bukan Roh Kudus, Yesus bukan Bapa, Bapa bukan Roh Kudus, Roh
Kudus bukan Bapa, akan tetapi ketiganya adalah Allah. untuk lebih jelasnya dapat
kita lihat contoh gambar yang mengilustrasikan tentang Allah Tritunggal, supaya kita
dapat mengerti dan memahami tentang konsep Allah Tritunggal.

18
Heri I. Budiyanto, Berbagi Terang Kristus (Jakarta : PT Grasindo, 2017), hal. 24

15
Jadi dari penjelasan mengenai Yesus dan gambar mengenai Allah Tritunggal
di atas, Dia adalah Anak Allah dan bukan Bapa. Istilah Anak Allah juga menunjuk
perbedaan antara Yesus dengan Bapa. 19
Bapa tetaplah berbeda dengan Yesus yang
adalah Sang anak, meskipun keduanya adalah Allah. Anak tetap Anak. Jadi, meskipun
hubungan Bapa-Anak-Roh Kudus itu sangat erat dan mesra namun tetap ada
perbedaan peran. Peran yang berbeda-beda yang dikerjakan oleh Bapa, Anak, dan
Roh Kudus adalah 20:
a) Bapa memprakarsai penciptaan dan penebusan ;
b) Anak menebus ciptaan ;
c) Roh Kudus melahirbarukan dan menguduskan, dalam rangka
mengaplikasikan penebusan kepada orang-orang percaya
19
Julius Pour, Dari Gelora Bung Karno ke Gelora Bung Karno (Grasindo, 2004), hal. 171
20
Jonar Situmorang, Theology Proper (Yogyakarta : Penerbit ANDI, 2015), hal. 264

16
D. Kesimpulan Kitab Yesaya 9
Di masa-masa yang paling sulit, umat Allah memiliki Seseorang yang
menghibur mereka (ayat 1) dan menyeimbangkan kesukaran mereka. sama seperti
orang-orang kudus kemudian menghibur diri mereka sendiri dengan pengharapan
akan kedatangan Kristus yang pertama, demikian pula sekarang kedatangan-Nya yang
kedua merupakan pengharapan yang besar dalam setiap hari yang gelap.
Yesaya 9:5-6 merupakan intisari dari sejarah penebusan yang telah
diekspresikan dengan memadatkan seluruh penyelenggaraan sejarah penebusan dari
Allah, yang termasuk baik kedatangan pertama dan kedatangan kedua dari Yesus
Kristus.21 Selain itu ayat ini juga menunjuk pada Mesias yang akan datang dan
memerintah sisa Israel yang selamat penuh keadilan dan membawa keselamatan
abadi.22 Mesias yang dimaksudkan disini adalah tokoh di masa depan (pada zaman
itu) yaitu Yesus Kristus yang adalah Tuhan yang turun dari sorga menjadi manusia
untuk menyelamatkan semua orang dari kebinasaan menuju kehidupan yang kekal
dengan syarat percaya kepada-Nya yaitu Yesus Kristus sebagai Tuhan dan
Juruselamat umat manusia secara pribadi.

21
Abraham Park, Pelita Perjanjian Yang Tak Terpadamkan, (Jakarta : Yayasan Damai Sejahtera Utama, 2013),
hal 326
22
S. M. Siahaan, Pengharapan Mesias dalam Perjanjian Lama, (Jakarta : Gunung Mulia, 2008), hal. 24

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis meyimpulkan beberapa ide utama pada
makalah kali ini, yaitu :
1. Allah Tritunggal memiliki satu Allah dengan tiga Pribadi yaitu Bapa,
Anak, dan Roh Kudus yang memiliki perannya masing-masing, akan
tetapi satu hati, sepikiran, dan sekehendak dan diantara ketiga-Nya
tidak ada yang saling menentang.
2. Penulis kitab Yesaya adalah Yesaya sendiri. Waktu penulisan kita ini
sekitar tahun 700-680 SM. Penulisan kitab Yesaya ini terletak di
Yerusalem, tepatnya di Yehuda. Untuk tema dari kitab Yesaya adalah
Hukuman dan Keselamatan; kemudian Keselamatan bangsa melalui
hukuman dan Anugerah. Untuk kata kunci yang sesuai dengan kitab
Yesaya adalah keselamatan.
3. Latar belakang Kitab Yesaya ini menjelaskan kondisi tentang bangsa
Israel yang pada saat itu berada di ambang kehancuran ketika Nabi
Yesaya mulai melayani.
4. Bapa yang Kekal yang ditulis di Yesaya 9:5 itu bukan menunjuk
kepada Bapa dalam Allah Tritunggal, akan tetapi frasa itu mengandung
makna kiasan yaitu “Bapa” diartikan sebagai “Pencipta”
5. Yesus adalah Anak Allah, Dia bukan Bapa.

18
DAFTAR PUSTAKA

Enns, Paul. 2019. The Moody Handbook of Theology, Revised and Expanted (1).Malang :
Literatur SAAT.

S Lukas Adi. 2015. Smart Book of Christianity : Perjanjian Baru. Yogyakarta : Penerbit Andi

GP Harianto. 2017. TEOLOGI PAK. Yogyakarta : Penerbit ANDI.

Simanjuntak ,Ferry. 2015. PENGANTAR KITAB-KITAB PUISI DAN NABI-NABI BESAR.


Bandung : Penerbit satu-satu.

Autors ,Varian. 2010. Pengkajian Kristalisasi. Yasperin.

Laukapitang , Yunus. 2018. Kotbah Natal dan Tahun Baru Beritakan Kasih Kristus Kepada
Dunia. STT Jaffray,

GP, Harianto. 2017. Teologi Misi: Dari Missio Dei Menuju Missio Ecclesia. Yogyakarta :
Penerbit ANDI.

Hansen, Collin. 2019. The New City Catechism (Renungan) :Kebenaran Allah untuk Hati
dan Pikiran. Katalis Media & Literatur-Yayasan Gloria.

Siswanto, Anton. 2013. Passion to Your Words – Edisi Anak Laki-laki. Visi Press.

Wijanarko, Jarot. 2007. Roh Sukacita. Jakarta : Suara Pemulihan.

Rifai. 2019. Superioritas Kristus dalam Kitab Ibrani : Mengungkap Kitab Ibrani. Yoyo
Topten Exacta

Lee, Witness. 2021. Penerapan dan Penafsiran Yerusalem Baru bagi Kaum Beriman yang
Menuntut. Yasperin.

Situmorang, Jonar. 2013. KRISTOLOGI. Yogyakarta, Penerbit Andi.

Budiyanto , Heri I. 2017. Berbagi Terang Kristus. Jakarta : PT Grasindo.

Pour, Julius. 2004. Dari Gelora Bung Karno ke Gelora Bung Karno. Grasindo.

Situmorang, Jonar. 2015. Theology Proper. Yogyakarta : Penerbit ANDI.

19
Park, Abraham. 2013. Pelita Perjanjian Yang Tak Terpadamkan. Jakarta : Yayasan Damai
Sejahtera Utama

Siahaan, S. M. 2008. Pengharapan Mesias dalam Perjanjian Lama. Jakarta : Gunung Mulia.

20

Anda mungkin juga menyukai