Keterkaitan Antara Karakter Lokasi 910db745
Keterkaitan Antara Karakter Lokasi 910db745
ABSTRAK
Perkampungan Karet Kuningan mengalami tekanan akibat pertumbuhan kawasan komersial.
Perkembangan pusat bisnis di Kawasan Segitiga Emas, memunculkan tendensi fenomena
permintaan akan tenaga kerja dan fungsi pendukung dari pusat bisnis. Memicu kampung karet
kuningan untuk terus beradaptasi akan setiap perubahan dan pembangunan yang terjadi. Adaptasi
yang kian terjadi menjadi fenomena baru dalam kampung dimana pertumbuhan fungsi menjadi
daerah komoditas yang sangat padat.
Perkampungan Karet Kuningan beradaptasi menjadi hunian sewa yang dilakukan oleh masyarakat
penghuni kampung Karet yang merupakan pengembang berskala kecil, yang kemudian menjadi
pengaruh untuk terus melakukan pengembangan tanpa adanya tuntutan hukum pemerintah dan
tidak terencana. Perkembangan yang tidak terencana oleh pengembang berskala kecil ini
menyerupai yang disebut oleh ULI dengan small scale developer builders.
Hampir keseluruhan kampung Karet ini beralih fungsi menjadi hunian sewa dengan pola
pengembangan serta pertumbuhan yang relative tidak terencana/inkremntal. Namun produk hunian
sewa yang dihasilkan menggambarkan terdapat keteraturan bila dilihat dari segi intensitas
pengembangannya serta terlihat adanya keterkaitan dengan lokasi dimana hunian tersebut berada.
Melihat pesatnya perkembangan area komersil pada tahun-tahun mendatang, serta rencana tata
kota Jakarta oleh pemerintah, menimbulkan kemungkinan akan keberadaan Kampung Karet
Kuningan selanjutnya.
ABSTRACT
Perkampungan Karet Kuningan have pressure because the growth of commercial area. The growth
of central business area in Segitiga Emas, raises of the tendency about employment and supporting
function business center. Trigger their rubber kuningan to continue to adapt will any change and
construction of a happened. Transformation continuing happens to be new phenomenon of the
village where growth function areas very dense commodities.
Perkampungan Karet Kuningan transform into rental housing conducted by the community of
Kampung Karet Kuningan itself. Who later became influence to keep developing without any lawsuits
the government and not planned. The development not planned by the developer small-scale it
resembles so called by ULI with small scale developer builders.
Almost of kampung Karet Kuningan transform into rental housing develop with no pattern and relative
not planned. But the product of rental housing describe there are regularity form intensity and there
are related to location where the housing are located. The rapid development commercial area in
the coming years, and spatial planning Jakarta by the government, probable cause in the existence
of karet kuningan next.
1. PENDAHULUAN 2. METODOLOGI
1.1. Latar Belakang 2.1. Pendekatan Penelitian
Fenomena Umum Metode penelitian yang digunakan
Perkembangan Pusat Bisnis Di adalah metode eksploratif kualitatif yang
Kawasan Segitiga Emas, Memunculkan ditujukan untuk menggambarkan fenomena-
tendensi fenomena permintaan akan tenaga fenomena yang ada, yang berlangsung pada
kerja dan fungsi pendukung dari pusat bisnis. saat yang ini (Sukmadinata, 2006).
Tumbuh fungsi Hunian Sewa yang sangat Fenomena yang dimaksud ialah mengenai
pesat di area kampung, dan sebagian besar tipologi hunian sewa dan keterkaitannya
mengalami perubahan fungsi hunian menjadi dengan karakter lokasi Kampung Karet
hunian sewa. Belakang dan memprediksi tipe hunian serta
Fenomena Khusus lokasi yang akan berkembang selanjutnya.
Melihat dari struktur morfologi kota
Jakarta, keberadaan kampung sudah ada 2.2. Metode Pengumpulan Data
sejak masa kolonial dan terus berkembang A. Metode Pengumpulan Data
menjadi daerah pendukung bagi area pusat Karakteristik Lokasi dan Hunian
bisnis yang mengelilinginya, maka banyak Sewa
dari developer besar yang kini menjadikan Metode pengumpulan data terhadap
kampung sebagai sasaran area karakteristik lokasi dilakukan dengan cara
pengembangan. observasi partisipasi mengenai bentuk fisik
Perkembangan pada kampung karet (seperti ukuran lebar jalan, luas lahan,
kuningan tersebut menyerupai kondisi seperti intensitas bangunan) dan kondisi lingkungan
yang digambarkan oleh Congres for New pada seluruh area RW 02 dan sekitarnya.
Urbanism, ULI, sebagai suatu gerakan yang Pengamatan dilakukan dengan
disebut small scale developers & builders menggambarkan kembali/ sketsa dalam
melalui pendekatan inkremental (incremental bentuk peta dan dokumentasi kondisi
infill approach). lapangan.
Lokasi Kawasan Karet Belakang Penulis juga melakukan observasi
Perkembangan kota dan pusat Bisnis di mengenai bentuk fisik pada objek studi hunian
Jakarta menjadi pengaruh terbesar terjadinya sewa, bentuk fisik yang dimaksud ialah
perubahan sebuah kampung menjadi mengenai luas lahan, tinggi bangunan, jumlah
kawasan campuran. Salah satu Fenomena unit kamar sewa dan layout dalam hunian
yang terjadi Di kawasan Kelurahan Karet sewa.
Kuningan ( Kampung Karet Belakang,
Setiabudi) pada saat ini mulai terlihat B. Metode Pengumpulan Data terhadap
menjamurnya Hunian Sewa pada kampung Pengembang Hunian Sewa
tersebut, Hal tersebut adalah sebagai bentuk Metode pengumpulan data terhadap
adaptasi dari perkembangan pada daerah pengembang hunian sewa dilakukan dengan
prime tersebut. cara wawancara yang bersifat bebas (tidak
Pertumbuhan hunian sewa di daerah dibatasi dengan pertanyaan tertentu), kepada
kampung dibelakang Kawasan Mega pihak-pihak:
Kuningan, yakni Kampung Karet Kuningan, Pemilik sekaligus pengembang hunian
tumbuh satu persatu secara individu pada sewa (3 narasumber)
kurun waktu tertentu (tidak serentak). Pemilik sekaligus pengelola hunian
Bentuk Fisik maupun kondisi sosial sewa (2 narasumber)
yang terjadi memberikan nilai tambah yang Pengelola hunian sewa (25
cukup signifikan bagi kawasan kampung itu narasumber)
sendiri.
Fenomena berikutnya adalah karena Pertanyaan wawancara diarahkan
timbulnya pelaku pengembang berskala kecil untuk mendapatkan data mengenai profil
ini menjadi pengaruh transformasi/perubahan pemilik, lama beroperasinya hunian sewa,
kawasan tersebut dan mengundang adaptasi fasilitas yang diberikan kepada penyewa.
masyarakat lingkungan untuk melakukan
pengembangan tanpa tuntutan hukum C. Metode Pengumpulan Data terhadap
pemerintah dan planning (Abidin Kusno) -> Penyewa Hunian Sewa
Dengan sebagian besar mengembangkan Metode pengumpulan data terhadap
potensi lahan yang dimilikinya. penyewa dilakukan dengan menyebarkan
kuesioner kepada penghuni hunian sewa.
Untuk mendapatkan data mengenai profile
penghuni serta hunian sewa dengan fasilitas Analisis karakteristik lokasi Kampung
ideal yang diinginkan, digunakan metode Karet Belakang, Setiabudi, Karet
systematic samples without replacement Kuningan. Menjelaskan secara rinci
yakni penyebaran secara sistematis tanpa karakter lokasi serta suasana
pengulangan responden. lingkungan yang terbentuk pada
Dari total 36 hunian sewa, setelah Kampung Karet Belakang.
mendapatkan perkiraan mengenai tipe hunian Analisis tipologi hunian sewa secara
sewa, penyebaran kuesioner dilakukan fisik, profil penyewa, dan pemilik hunian
secara merata antara tipe tersebut (terhadap sewa. Mengelompokan hunian sewa
10 hunian sewa). Sehingga dari 10 hunian berdasarkan kategori yang sama dalam
sewa, masing-masing disebar 5 kuesioner tipe yang sama, dengan mengkaitkan
untuk mendapatkan 50 responden. data kategori hunian sewa yang satu
Untuk data penilaian terhadap dengan yang lainnya. Menganalisis
kepuasaan penggunaan fasilitas berdasarkan pula keterkaitan tipe hunian sewa
periode tahun operasionalnya, penulis secara fisik dengan profil penghuni dan
melakukan penyebaran kuesioner kedua, pengembang.
kepada 5 hunian sewa dengan metode
Analisis keterkaitan tipologi hunian
systematic samples without replacement
dengan karakteristik lokasi Kampung
(namun terjadi pengulangan responden
Karet Belakang, Setiabudi. Dilakukan
terhadap kuesioner pertama). Dengan
dengan cara memetakan kembali tipe
penyebaran sebagai berkut:
hunian sewa pada peta lokasi, untuk
mendapatkan karakter lokasi seperti
Periode 1 (2005 – 2009) : 10 responden
apa tempat hunian sewa tersebut
Periode 2 (2010 – 2015) : 10 berkembang.
responden.
Analisis tren pengembangan tipe
hunian sewa untuk memprediksi tipe
D. Tabel Kebutuhan Data
hunian sewa seperti apa dan lokasi
Berikut adalah tabulasi kebutuhan data
mana dalam Kampung Karet Belakang.
yang akan digunakan dalam analisis
penelitian :
Lokasi
Objek studi pada penelitian ini ialah
Tabel 1. Tabel kebutuhan data
hunian sewa yang berada pada area
No Sasaran
Data yang
Sumber
Teknik Teknik
Output
administrasi RW 02 dan Sekitarnya,
1. Karakter
dibutuhkan
Peta kawasan Kelurahan
pengumpulan
Survey
Analisis
Analisis Teridentifikasi
Kelurahan Karet Kuningan, Kecamatan
Lokasi
Kp. Karet
Karet
Belakang,
Karet
Kuningan
Wawancara
Foto
Kualitatif
Deskriptif
Klasifikasi
Zona berdasar
Setiabudi, Jakarta Selatan. Hunian sewa yang
Sketsa
Belakang,
Setiabudi
Setiabudi
Land Use
/ Dinas
Tata Kota Mapping
Karakteristik
Lokasi Karet dimaksudkan ialah rumah kos yang
Aksesibilitas kawasan Jakarta Belakang,
Fungsi
Kawasan RW
Karet
Belakang,
Setiabudi. menyewakan unit kamar dengan berbagai
06
Luas Lahan
setiabudi
Data
fasilitasnya serta dikelola oleh baik pemilik
Kepadatan /
Intensitas
kependuduka
n kawasan hunian sewa maupun pihak pengelola lainnya.
Karet
Belakang,
Setiabudi
2. Tipologi Hunian Sewa
Tipe secara Peta Kondisi Mapping, Mix Teridentifikasi
Fisik penyebaran Lapangan Survey, Methode Klasifikasi
Luas Lahan lokasi Hunian Foto Kualitatif bentuk Fisik
Luas Unit Sewa Sketsa Deskriptif, (karakter fisik)
Jumlah Unit Data internal Pemilik/ Observasi Kuantitati Hunian Sewa
Tahun hunian sewa pengurus Lapangan f Korelasi. berdasarkan
Operasi (Luas Lahan, hunian faktor internal.
Harga Luas Unit, sewa
Fasilitas Jumlah Unit,
Ketinggian
Bangunan,
Untuk masuk kedalam area kampung Bangunan hunian berada dibatas jalan,
Karet Belakang, dapat diakses melalui jl. Bek dengan lebar jalan kisaran 3-5 meter masih
Murad dan Jl.Karet Belakang. Dimana terdapat area parkir untuk mobil (Parkir pinggir
kampung karet belakang disebut jalan Anggrek, jalan). Rata-rata pemilik mobil yang parkir
untuk akses masuk ke jalan Anggrek dapat dipinggir jalan adalah tamu atau pemilik rumah
dilalui mobil 2 Arah namun secara bergantian, yang tidak memiliki garasi parkir. Ada beberapa
karena lebar jalan hanya sekitar 3-5 meter. saluran ditutup, fungsinya untuk memanfaatkan
Nama di jalan Lingkungan adalah (Jl. Anggrek, lahan parkir pinggir jalan, namun ada beberapa
Jl. Anggrek I,II, dan IV) dengan lebar jalan 3-5 area saluran dihias dengan taman-taman, hal
meter. Akses kendaraan dilalui oleh mobil tersebut adalah salah satu program dari RW
dengan lajur 1 arah, motor, dan pejalan kaki. sekitar untuk mengadakan sadar lingkungan.
Dan untuk nama jalan Kampung adalah (Jl. Kelas Jalan Kampung
Gang Anggrek I,III,VI,VII) dengan lebar jalan 1-
2 meter, dan hanya bisa dilalui oleh kendaraan
motor dan pejalan kaki.
3Lt
Sisi jalan digunakan untuk fungsi lain Pada periode 2005-2009 hunian sewa di
seperti parkir motor ataupun meletakan area Rw 02 dan sekitarnya sudah mulai muncul
barang,kursi duduk (biasanya difungsikan di Jalan kampung maupun di jalan Lingkungan,
untuk berkumpul bersama oleh warga namun pada periode tersebut prosentase
kampung). Sama halnya dengan jalan munculnya hunian sewa masih kecil 25% untuk
lingkungan, di jl.kampung juga diberlakukan di jalan kampung dan 23% di jalan Lingkungan.
program pengelolaan lingkungan.(Kondisi Dan perkembangan hunian sewa semakin
Jalan yang cukup bersih : diperbaharui dengan melonjak sangat pesat pada periode 2010-
aspal, tidak ada sampah. 2014, Dimana para pemilik melihat adanya
potensi pengembangan hunian sewa karena
C. Hunian sewa berdasarkan Tahun adanya faktor eksternal (Perkembangan area
Oprasional
segitiga emas).
Penggunaan Ruang Bersama
Gambar 18 Piechart prosentase hasil olahan Gambar 20 Piechart prosentase hasil olahan
temuan lapangan (Harga Sewa). Sumber: temuan lapangan (Luas Lahan hunian sewa.
Olahan Penulis 2016 Sumber: Olahan Penulis 2016
Dari hasil persentase untuk harga sewa Hasil persentase menunjukan untuk area
<1Jt yang berada di area hunian kampung hunian sewa di Jl.Kampung lebih kecil
sebesar 22%, dan range harga 1-2Jt sebesar dibandingkan dengan luasan hunian di
17%, Saat melakukan observasi dan Jl.Lingkungan. Setelah melakukan observasi di
wawancara, ditemukan bahwa di area kampung lapangan hal ini terjadi dikarenakan :
terdapat harga sewa yang sama dengan harga • Pada area kampung : 25% pemiliknya
di Jl.Lingkungan (2Jt) hal ini terjadi karena memanfaatkan lahan yang sudah ada. Dan
adanya faktor kategori lain yang 14% (190-250m²) masih dapat ekspansi
mempengaruhi. Seperti (Fasilitas yang lebih (membeli rumah sebelahnya untuk dijadikan
lengkap,dan tahun oprasional yang lebih baru hunian sewa kos-kosan)
dibanding dengan hunian kos lainnya) • Untuk Area Lingkungan kebanyakan adalah
lahan ex Pabrik, dan masih ada
kemungkinan ekspansi lahan (membeli
lahan/rumah sebelahnya untuk dijadikan
Hunian Sewa) dengan prosentase sebesar
31% (luas lahan 400-820m²).
HARGA SEWA
1.500.000
1.000.000
500.000
-
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900
LUAS LAHAN (M²)
Kemungkinan Kemungkinan
4.2. Saran/Rekomendasi
Perlunya peningkatan fasilitas bagi pemilik
Gambar 31 Prediksi kemungkinan terkait untuk hunian sewa berikutnya berdasrkan
ROW 24. Sumber: Peta RDTR 2014 dan Hasil permintaan para penghuni/penyewa.
Analisis Penulis, 2016 Pemerintah dan masyarakat perlu
bekerjasama untuk memantau
Dengan adanya potensi yang demikian, perkembangan kampung agar tidak hilang
dapat memberikan 2 dampak kemungkinan eksistensinya, supaya lahan diperkotaan
yang akan terjadi, yang pertama ialah dengan bukan hanya sekedar lahan komoditas.
adanya perkembangan area perkantoran dan Mereview apakah dengan pengaturan teknik
komersial yang diperkirakan selesai zonasi dalam TPZ memungkinkan terjadinya
pembangunannya dalam jangka waktu 3 tahun penguasaan lahan oleh pengembang besar
mendatang, hunian sewa tetap akan terus dan menjadikan kawasan kampung Karet
berkembang beriringan, dengan tipe besar Belakang sebagai kawasan komersil.
(melihat lot lahan pada peta rencana cukup
besar dan perencanaan R5), memungkinkan 5. DAFTAR PUSTAKA
adanya perubahan intensitas dengan kenaikan Mallach, Managing Neighborhood Change (National
KLB. Sedangkan kemungkinan yang kedua, Housing Institute, 2008)
melihat bahwa kawasan RW 02 dan sekitarnya Hudson,Barclay M.. Comparison of Current Planning
adalah termasuk area Teknik Pengaturan Theory: Counterparts and Contradictions (APA
Zonasi (TPZ) yang masih dapat direncanakan Journal: p. 387 & 389)
ulang zonasinya dengan beberapa peraturan Pitkin, Bill. 2001. Theories of Neighborhood Change:
dalam pasal rencana kota dapat terjadi Implication for Community Development Policy
kapitalisasi dengan adanya pembebasan lahan and Practice. UCLA Advanced Policy Institute.
Pusat Studi Metropolitan Universitas Tarumanagara,
oleh pengembang besar, sehingga tidak hanya 2016. Transformasi Urban Metropolitan Jakarta
hunian sewa yang tidak mengalami Adaptasi dan Pengembangan
perkembangan, bahkan kawasan kampung PBL dan Urbahn Urban Design, Dalam Investor-Led
Karet Belakang, setiabudi perlahan akan hilang Urban Development-Research Proposal, Sturm,
dan digantikan dengan lingkungan komersial. Carlo Henry M (2013)
Perkembangan komersialisai dan pusat Schwirian, P.Kent. (1983). Models of Neighborhood
bisnis yang makin berkembang hingga 3 tahun Change. Annual Review of Sociology, Vol 9.pp
kedepan, yang mungkin akan mempengerahui 83-102.
perubahan fungsi di area studi. Rencana jalan Sturm, Carlo Hendry, M. 2013. Investor-Led Urban
Development-Research Proposal. (TU Delft. P.
sudah ada sejak LRK 2005 dan hingga turun ke 39-41)
RDTR 2014.