Anda di halaman 1dari 2

KAIDAH PENULISAN TANDA BACA

1. TANDA TITIK (.)


Tanda baca yang satu ini hampir selalu bisa dijumpai dalam sebuah kalimat. Menjadi penanda
akhir dari rangkaian kata, tanda titik lazim diletakkan di akhir sebuah kalimat. Namun, ada juga
beberapa penulisan dan pemakaian tanda baca titik (.) lainnya yang harus kamu pahami.
 Dipakai untuk mengakhiri singkatan yang belum resmi. Sebagai contoh, tanda ini ditaruh setelah
yang merupakan singkatan yang terhormat, hlm. yang merupakan singkatan dari halaman,
ataupun a.n. yang merupakan singkatan dari atas nama.
 Tanda titik (.) tidak dipakai pada judul ataupun keterangan pengirim maupun tujuan pada surat.
 Dipakai untuk membatasi singkatan pada gelar sarjana dengan bidang yang diambilnya, contohnya
S.Pd yang merupakan sarjana pendidikan, S.E yang merupakan sarjana ekonomi,
maupun S.Hum yang merupakan singkatan dari sarjana humaniora.
 Dipakai untuk mengakhiri angka ataupun huruf pada bentuk laporan ataupun tabel.
 Dipakai dalam daftar pustaka sebagai pembatas antara keterangan yang satu dengan yang lain.
Contoh: Knight, John. 2001. Wanita Ciptaan Ajaib. Bandung: Indonesia Publishing House.
 Dipakai sebagai pembatas untuk angka atau bilangan ribuan ataupun kelipatannya dan dipakai pada
pembatas jam dan menit dalam hitungan waktu.
Contoh: Saat ini, jumlah penduduk Jakarta hampir menembus 11.000.000 jiwa.

2. TANDA KOMA (,)


Ada beberapa fungsi dari tanda koma (,) yang cenderung ditemukan dalam percakapan ataupun
kalimat sehari-hari. Berikut ini adalah pemakaian dan penulisan tanda koma (,) yang tepat dalam
bahasa Indonesia.
 Menjadi pemerinci dalam sebuah kalimat yang memiliki subjek, objek, maupun keterangan yang
lebih dari dua. Pemakaiannya selalu berada di akhir kata yang dirincikan. Khusus pada kata
terakhir, pastikan (,) berada sebelum dan maupun atau yang menjadi kata hubung.
Contoh: Ibu membeli ayam, telur, sayuran, dan bumbu dapur di pasar.
 Menjadi pemisah antara anak kalimat yang letaknya berada mendahului induk kalimat.
Contoh: Karena hujan lebat dan tidak membawa payung, Rina menjadi telat pulang ke rumah.
 Menjadi pemisah antara petikan kalimat langsung dengan kalimat utama. Jika petikannya berada
belakang pengujar, tanda koma (,) diletakkan sebelum petikan langsung. Namun, jika petikan
kalimat langsungnya mendahului pengujar, tanda koma (,) diletakkan di akhir petikan, sebelum
tanda kutip (“).
Contoh:
1. Melihat Andy tiba di rumah dengan kondisi basah kuyub, ibu lantas berkata, “Kamu pasti tidak
bawa payung.”
2. “Kamu pasti tidak bawa payung,” kata ibu saat melihat Andy tiba di rumah dengan kondisi
basah kuyub.
 Menjadi pemisah antara nama dengan gelar.
Contoh: Akhirnya, ia berhasil menjadi sarjana dan kini ia bergelar Ayuningtias, S.E.
 Menjadi pemisah nama pengarang yang dibalik pada daftar pustaka.
Contoh: Christian, Diego. 2016. Kepada Gema. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
 Menjadi pembatas antara satu keterangan dengan keterangan lain yang ada di catatan kaki.
Contoh: Sutan Takdir Alisjahbana, Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Rakyat,
150), hlm. 20.
 Mengapit keterangan tambahan di dalam kalimat.
Contoh: Pria yang hampir berusia 80 tahun tersebut, Pak Kusnan, rutin berjalan pagi keliling
kompleks tiap harinya.

3. TANDA TITIK DUA (:)


Meskipun jarang ditemui pada kalimat sehari-hari, kenyataannya tanda baca yang satu ini masih penting
digunakan dalam beberapa tipe tulisan, seperti berikut ini.
 Dipakai untuk membatasi antara sebuah keterangan dengan rinciannya.
Contoh: Menjelang tahun ajaran baru, ibu sibuk membelikan kamu perlengkapan sekolah: seragam,
sepatu, peralatan tulis, juga tas.
 Dipakai dalam dialog pada naskah drama yang membatasi antara pengujar dan kalimat yang
diucapkan.
 Dipakai sebagai batas antara penerbit dengan kota penerbit dalam daftar pustaka.
 Dipakai sebagai pembatas keterangan dalam tulisan yang bersifat laporan.
Contoh:
Nama                                :
Tempat Tangga lahir        :
Alamat                              :

4. TANDA TITIK KOMA (;)


Pada dasarnya, tanda baca yang satu ini bersifat hampir sama dengan tanda koma (,) di dalam kalimat.
Namun, titik koma (;) baru digunakan jika ada dua penempatan tanda koma (,) yang salah satunya bersifat
lebih tinggi daripada yang lain. Contohnya pada kalimat majemuk yang memiliki rincian di dalamnya.
Contoh: Sebelum pergi berlibur; aku sudah menyiapkan berbagai perlengkapan yang dibutuhkan, mulai
dari pakaian, tiket hotel, kamera, sampai peralatan mandi.

5. TANDA HUBUNG (-)


Tanda baca yang satu ini juga termasuk yang sering dijumpai penggunaannya dalam kalimat sehari-hari.
Berikut ini adalah kondisi-kondisi yang membaut tanda hubung harus dicantumkan dalam sebuah kalimat.
 Dipakai sebagai penghubung antara kata-kata yang mengalami pengulangan.
Contoh: Anak-anak bermain di taman hingga menjelang senja.
 Dipakai sebagai penghubung antara imbuhan Indonesia dengan kata asing.
Contoh: Riasan wajahnya begitu rapi karena di-make up langsung oleh perias profesional.

6. TANDA PISAH (—)


Sepintas tanda baca yang satu ini mirip dengan tanda hubung (-), hanya saja bentuknya lebih panjang.
Namun, tentu penggunaannya berbeda. Berikut ini adalah pemakaian dan penulisan tanda pisah (—) yang
tepat dalam bahasa Indonesia.
 Seperti fungsi tanda koma (,); tanda baca yang satu ini juga dipakai sebagai pengapit keterangan
tambahan dalam sebuah kalimat.
 Menjadi pengganti kata sampai atau hingga dalam keterangan waktu.
Contoh:  Acara perpisahan pada malam itu berlangsung pukul 20.00—23.00.

7. TANDA PETIK (‘…’)


Ada dua pemakaian tanda petik yang penting dalam kalimat di bahasa Indonesia, seperti berikut ini.
 Dipakai mengapit istilah yang maknanya bersifat konotatif atau tidak sebenarnya.
 Dipakai untuk mengapit makna kata yang memang dicantumkan dalam kalimat.
Tanda Kutip (“…”)
Tanda baca yang satu ini sebenarnya adalah penggunaan ganda dari tanda petik. Hanya saja, fungsinya
jauh berbeda dari tanda petik. Beberapa pemakaian tanda kutip (“…”) yang tepat kalimat di bahasa
Indonesia adalah sebagai berikut.
 Dipakai untuk mengapit judul rubrik, judul makalah, bab buku, atau judul karangan lain yang berlum
diterbitkan.
Contoh: Skripsinya berjudul “Analisis Perbandingan Dongeng-dongeng Nusantara dengan Cerita
Rakyat dari Negara Lain”.
 Dipakai sebagai pengapit kalimat langsung.
Contoh: Pak RT menyampaikan, “Mulai bulan depan, besar iuran kebersihan akan ditingkatkan
menjadi dua kali lipat daripada semulai.”

8. TANDA GARIS MIRING (/)


Sering dianggap sebagai tanda baca yang kurang formal, sebenarnya garis miring (/) punya peran penting
dalam persuratan, yaitu menjadi pembatas dalam nomor surat. Selain itu, pada dasarnya fungsi tanda baca
ini adalah menggantikan kata tiap.

Anda mungkin juga menyukai