Makalah - Konseling - Dewasa - Dan - Manula - Kel - 7 BKI 6C
Makalah - Konseling - Dewasa - Dan - Manula - Kel - 7 BKI 6C
MAKALAH
“DEWASA AKHIR II”
KELOMPOK 7 :
BKI 6 C
Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya semata, kami dapat menyelesaikan Makalah
dengan judul “DEWASA AKHIR II”. Salawat dan salam semoga tetap tercurah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para keluarga, sahabat-sahabat dan
pengikut-pengikutnya sampai hari penghabisan.
Semoga dengan tersusunnya Makalah ini dapat berguna bagi kami semua
dalam memenuhi tugas dari mata kuliah “KONSELING DEWASA DAN
MANULA” dan semoga segala yang tertuang dalam Makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis maupun bagi para pembaca. Makalah ini disajikan khusus
dengan tujuan untuk memberi arahan dan tuntunan agar yang membaca bisa
menciptakan hal-hal yang lebih bermakna. kami menyadari bahwa dalam
penyusunan Makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan belum sempurna.
Untuk itu kami berharap akan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada
para pembaca guna perbaikan langkah-langkah selanjutnya.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua, karena kesempurnaan
hanya milik Allah SWT semata.
Wassalamu’alaikumWarahmatullahi Wabarakatuh.
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan....................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................5
PEMBAHASAN...............................................................................................................5
A. Kondisi Pekerjaan..................................................................................................5
B. Kondisi Ekonomi...................................................................................................7
C. Kondisi Regligiulitas..............................................................................................9
D. Kondisi Seksual....................................................................................................10
E. Kondisi Kebutuhan dan Memenuhi Kebutuhan....................................................11
BAB III...........................................................................................................................15
PENUTUP.......................................................................................................................15
A. KESIMPULAN....................................................................................................15
B. Kritik dan Saran...................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa tua dikatakan juga merupakan masa hidup menusia yang terakhir,
dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial
sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi.
Pada masa ini, seseorang tidak lagi terlalu memikirkan masalah ekonomi lebih
larut namun lebih mengutamakan masalah religius demi kebutuhan mereka untuk
menghadapi kematian yang akan datang. Oleh karena itu makalah ini disusun
untuk membahas lebih dalam mengenai kondisi pekerjaan, kondisi ekonomi,
kondisi religiuslitas, kondisi seksualitas dan kondisi kebutuhan dan memenuhi
kebutuhan masa dewasa akhir II. Untuk sebagai acuan dalam mengetahui kondisi
fisik sosial ekonomi religius masa dewasa akhir.
B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kondisi Pekerjaan
Penyesuaian diri terhadap pekerjaan dan keluarga bagi orang dewasa akhir
adalah sulit karena hambatan ekonomis yang dewasa ini sangat memainkan peran
penting ketimbang masa sebelumnya. Walaupun ada bantuan keuangan dari
pemerintah dalam bentuk jaminan sosial, untuk membantu orang usia lanjut,
bantuan kesehatan dan pembagian keuntungan secara bertahap yang diperoleh dari
dana pensiun, dan dari perusahaan, mereka kadang tidak sanggup mengatasi
berbagai problem yang mereka hadapi. Karena pentingnya faktor keluarga dan
pekerjaan bagi dewasa akhir, maka segala hal yang menghambat penyesuaian
terhadap kedua faktor tersebut dapat diartikan sebagai bahaya atau resiko
potensial terhadap penyesuaian pribadi dan sosial. Resiko yang berhubungan
dengan setiap usia selama hidup, bahwa perbedaan antara resiko usia lanjut
dengan mereka yang usia muda, adalah orang usia lanjut mempunyai kontrol yang
kecil bahkan tidak mempunyai kontrol terhadap berbagai kondisi, yang
bertanggung jawab terhadap resiko tersebut. Misalnya orang usia muda yang
merasa pernikahannya belum dianggap lengkap sebelum mempunyai anak, dan
mereka dapat mengontrol situasi apabila mereka mempunyai anak dari
perkawinannya ataupun dari adopsi.
Berbeda dengan orang dewasa akhir, orang dewasa akhir tidak dapat mengontrol
apa yang dikerjakan anak-anaknya, misalnya tentang dimana mereka tinggal,
bagaimana mereka akan memperlakukan orang tua mereka yang sudah lanjut usia.
Hambatan Pekerjaan
Ada dua resiko pekerjaan yang dianggap penting dalam masa dewasa akhir,
yaitu dilarang bekerja dan diharuskan pensiun. Keduanya sangat mengandung
resiko bagi penghargaan pribadi dan bahkan dapat mengarah pada perasaan
dirinya tidak ada gunanya dan sia-sia saja.
Bahaya pertama yang paling serius umunya orang usia lanjut dilarang bekerja
pada saat mereka sesungguhnya ingin bekerja. Ada tiga alasan mengapa orang
usia lanjut dilarang untuk bekerja.
1
Putri, S. (2012). Karir dan Pekerjaan di Masa Dewasa Awal dan Dewasa Madya.
Semarang : Fakultas Psikolgi Universitas AKI Semarang (13 September
2012).
b. Berbagai kesulitan yang timbul yang menghalangi mereka yang berusia
lanjut yang ingin bekerja sehingga mengharuskan mereka pensiun pada
tingkat usia tertentu. Mereka yang terpaksa pensiun dan mereka yang
karena itu dirinya menolak untuk mempersiapkan diri secara psikologi
dengan cara menumbuhkan minat keinginan dan kegiatan baru maka
proses penyesuaian akan berjalan buruk dibanding mereka yang
mempersiapkan diri lebih baik terhadap kondisi hidup sebagai pensiun.
2. Masa Pensiun
Resiko besar yang kedua tentang pekerjaan bagi usia lanjut adalah
pensiun walaupun mereka sudah mempersiapkan diri untuk pensiun tetapi
orang usia lanjut menghadapi masalah yang disebut kritis identitas. Kreatif
identitas yang menimpa orang setelah pensiun adalah sebagai akibat dari
keharusan nya untuk melakukan perubahan peran yang drastis dari seorang
pekerja yang sibuk dan penuh optimis menjadi seorang pengganggu yang
tidak menentu. Sikap yang tidak senang terhadap masa pensiun
mempengaruhi kesehatan seseorang dan sering juga menyebabkan
menurunnya kemampuan fisik dan mengakibatkan seseorang meninggal
sebelum saatnya.2
B. Kondisi Ekonomi
Keadaan ekonomi orang lanjut usia terdapat dua kemungkinan yang pertama
orang itu tidak lagi berorientasi sepenuhnya kepada masalah ekonomi, mereka
cenderung mengesampingkan masalah ekonomi.
Sedangkan yang kedua orang itu masih berorientasi pada masalah ekonomi
dikarenakan tidak mempunyai cukup uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-
harinya, sering menghentikan banyak kegiatan yang penting bagi mereka yang
2
Jahja, Y. (2011). Psikologi perkembangan. Jakarta: Kencana.
kemudian memusatkan perhatiannya pada satu kegiatan yang dapat menghasilkan
sesuatu.
1. Status ekonomi
2. Tempat tinggal
Tergantung pada sejauh mana orang berusia lanjut terlibat dalam kegiatan
sosial sebagian tergantung pada status ekonomi dan sebagian lagi bergantung pada
kesadaran untuk menerima kenyataan bahwa mereka telah lanjut usia sehingga
harus menyesuaikan diri berapa orang berusia lanjut ada yang masih terus
memakai gaya dan model yang biasa mereka pakai pada masa muda dan madya
sehingga menolak untuk berpakaian model masa kini walaupun mereka harus
memesan secara khusus pada tukang jahit. Orang berusia lanjut lainnya justru
sebaliknyasangatmementingkan mode dan mungkin memilih pakaian yang
dirancang untuk orang muda yang pantas menjadi anak atau cucu nya, mereka
berontak untuk usia lanjut dan karena mencoba untuk meyakinkan diri mereka
sendiri dan orang lain bahwa mereka lebih mudah dibanding kenyataan yang
mereka hadapi.
C. Kondisi Regligiulitas
3
Elizabeth B. Hurlock. (1980). Psikologi Perkembangan Suatu PendekatanSepanjang Rentang
Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
1. Kehidupan keagaman pada usia lanjut sudah mencapai tingkat
kemantapan,
2. Meningkatnya kecenderungan untuk menerima pendapat keagamaan.
3. Mulai muncul pengakuan terhadap realitas tentang kchidupan akhirat
secara lebih sungguh-sungguh.
4. Sikap keagaman cenderung mengarah kepada kebutuhan saling cinta antar
sesama manusia serta siat-sifat luhur.
5. Timbul rasa takut kepada kematian yang meningkat sejalan dengan
pertambahan usia lanjutnya.
6. Perasaan takut kepada kematian berdampak pada peningkatan
pembentukan sikat keagamaan dan kepercayaan terhadap adanya
kehidupan abadi (akhirat).4
D. Kondisi Seksual
4
Monks, dkk. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
5
https://mahasiswa.yai.ac.id/v5/data_mhs/tugas/1824090024/05Tugas%205%20-%20Theresia
%20Tulit%20Rapok%201824090024.docx
yang semakin buruk dan defisiensi gonad. Pada usia 50-an tahun secara
berangsur-angsur aktifitas dari gonad akan mengalami kemunduran. Namun, pada
usia 70-an sampai 80- an tahun pria masih mampu membuahi. Awal masa
menopause rata-rata terjadi pada usia 49 tahun. Sementara pada pria akan muncul
sindrom klimakterium, namun kondisi ini muncul pada usia 50 sampai 70 tahun.
Munculnya sindrom-sindrom menjelang menopause Sindrom terhadap
berhentinya haid. Berhentinya menstruasi dapat terjadi tiba- tiba atau periodic.
Iregularitas bertambah dengan jarak periode yang lebih jauh atau siklus yang
pendek dengan arus yang lancar dan deras.
Sindrom pada system reproduksi yang menurun dan berhenti. Ditandai dengan
terhentinya reproduksi ovarium, hormon ovarium dan hormone progesterone.
Sindrom pada ketidak nyamanan fisik. Ketidaknyamanan fisik yang dialami masa
menopause ialah rasa tegang dan linu yang tiba-tiba di sekujur tubuh, termasuk
pada leher, pada bagian atas dan keringat, gejala panas, tegang, pening, lelah,
jengkel, cepat marah, dan jantung berdebar-debar. Sindrom terhadap
bertambahnya berat badan. Bertambahnya berat badan selama menopause akibat
banyaknya lemak yan g menumpuk, terutama pada bagian perut dan paha
sehingga wanita kelihatan lebih berat daripada sebenarnya. Penampilan
kewanitaan menurun. Hormone ovarium dan seks sekunder berkurang, namun
bulu di wajah bertambah kasar, suara menjadi mendalam, lekuk tubuh rata, payu
dara lembek, bulu kemaluan dan aksial semakin tipis. Sindrom perubahan emosi,
cepar marah dan suka mengkritik.6
6
Daradjat,Z.(1990). Kesehatan mental. Jakarta: CV Haji Masagung
Setiap orang dewasa mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang pemunculannya
sangat bergantung pada kepentingan orang dewasa tersebut. Namun, pada
hakikatnya setiap manusia mempunyai kebutuhan dasar yang sama. Sama halnya
dengan lansia yang memiliki kebutuhan dasar dalam menunjang kehidupannya.7
a. Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan Fisologis merupakan hal yang wajib dipenuhi oleh manusia untuk
bertahan hidup. Kebutuhan tersebut terdiri dari kebutuhan memerlukan oksigen
dan pertukaran gas, kebutuhan cairan (minuman), nutrisi (makanan), eliminasi,
istirahat dan tidur, aktivitas, keseimbangan suhu tubuh, dan kebutuhan seksual.
Kebutuhan rasa cinta. Kebutuhan rasa cinta erat kaitanya dengan dimensi
vertical dan dimensi horizontal dimana dimensi vertical ialah hubungan seorang
makhluk dengan tuhanya atau Alloh SWT atau biasa disebut Habluminalloh,
sedangkan dimensi horizontal ialah manusia dengan diri sendiri dan sesamanya
7
file:///C:/Users/ucer/Downloads/Sri%20Cahyani%20Wulandari%20BAB%20II.pdf
disebut Habluminannas (Potter & Perry ,2010). Adannya hubungan baik antara
makhluk dengan tuhanya dan makhluk dengan makhluk dalam menjalin suatu
hubungan yang positif dapat membuat hidup sesorang menjadi lebih baik. Pada
lansia banyaknya permasalahan yang kompleks baik masalah fisik maupun
psikologis yang dialami dapat ditunjang dengan kebutuhan adanya rasa cinta dan
kasih sayang dengan tuhanya ataupun dengan sesamanya.
kebutuhan akan harga diri dan perasaan dihargai oleh orang lain serta
pengakuan dari orang lain. Dan kebutuhan kelima kebutuhan aktualisasi diri, ini
merupakan kebutuhan tertinggi, yang berupa kebutuhan untuk berkontribusi pada
orang lain atau lingkungan serta mencapai potensi diri sepenuhnya.
Pada dasarnya kebutuhan pada dewasa akhir tidak hanya berfokus pada
kebutuhan fisik namun kebutuhan psikologi perlu ditunjang sehingga dapat
mengurangi permasalahan terutama rasa ketakutan yang akan dialami lansia
menjelang ajal. Adapun enam dimensi hidup sehat bagi lansia menurut Bandiyah
(2009) sebagai berikut :
a) Dimensi fisik yang berupa gaya hidup sehat dengan penerapan olahraga,
gaya hidup yang baik, dan pemeriksaan kesehatan yang teratur.
b) Dimensi sosial berupa interaksi dengan orang lain dengan membina
hubungan yang baik dalam komunikasi positif melalui beragam kegiatan
yang posotif pula.
c) Dimensi emosional berupa kemampuan seseorang dalam mengelola
menyalurkan emosi melalui konsultasi dengan orang lain maupun pada
terapis kesehatan.
d) Dimensi intelektual berupa peningkatan kemampuan dan keahlian dalam
bidang positif.
e) Dimensi vokasional yaitu kebutuhan aktualisasi diri dalam kegiatan yang
dapat menyalurkan kegiatan atau hobi serta bakat khusus yang dimliki.
f) Dimensi spiritual, yaitu kebutuhan untuk mengisi kebutuhan rohani dalam
upaya mendalami makna hidup
Memasuki masa dewasa akhir, sebagian besar lanjut usia kurang siap
menghadapi dan menyikapi masa tua tersebut, sehingga menyebabkan para lanjut
usia kurang dapat menyesuaikan diri dan memecahkan masalah yang dihadapi.8
Sejalan dengan bertambahnya usia, terjadinya gangguan fungsional, keadaan
depresi dan ketakutan akan mengakibatkan lanjut usia semakin sulit melakukan
penyelesaian suatu masalah. Sehingga lanjut usia yang masa lalunya sulit dalam
menyesuaikan diri cenderung menjadi semakin sulit penyesuaian diri pada masa-
masa selanjutnya.
Yang dimaksud dengan penyesuaian diri pada lanjut usia adalah kemampuan
orang yang berusia lanjut untuk menghadapi tekanan akibat perubahan perubahan
fisik, maupun sosial psikologis yang dialaminya dan kemampuan untuk mencapai
keselarasan antara tuntutan dari dalam diri dengan tuntutan dari lingkungan, yang
disertai dengan kemampuan mengembangkan mekanisme psikologis yang tepat
sehingga dapat memenuhi kebutuhan– kebutuhan dirinya tanpa
menimbulkan masalah baru.
8
https://www.ganipramudyo.web.id/2017/05/psikologi-perkembangan-dewasa.html?m=1
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Di masa ini, keadaan ekonomi orang lanjut usia terdapat dua kemungkinan
yang pertama orang itu tidak lagi berorientasi sepenuhnya kepada masalah
ekonomi, mereka cenderung mengesampingkan masalah ekonomi. Sedangkan
yang kedua orang itu masih berorientasi pada masalah. ekonomi dikarenakan tidak
mempunyai cukup uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, sering
menghentikan banyak kegiatan yang penting bagi mereka yang kemudian
memusatkan perhatiannya pada satu kegiatan yang dapat menghasilkan sesuatu.
Terakhir, tingkat religius pada masa dewasa akhir cenderung lebih meningkat,
dengan ciri: kehidupan keagamaan pada usia lanjut sudah mencapai tingkat
kemantapan, mulai muncul pengakuan terhadap realitas tentang kehidupan akhirat
secara lebih sungguh-sungguh, timbul rasa takut kepada kematian yang meningkat
sejalan dengan bertambahnya usia, perasaan takut kepada kematian berdampak
pada peningkatan pembentukan sifat keagamaan dan kepercayaan terhadap
adanya abadi (akhirat).
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya.
DAFTAR PUSTAKA