Anda di halaman 1dari 16

Mata Kuliah DosenPembimbing

Konseling Dewasa dan Manula Nurjanis,S.Ag.MA

MAKALAH
“DEWASA AKHIR II”

KELOMPOK 7 :

1. CHELSEA FEBRIANTI HIDAYAT (120402243220)


2. INDAH SUCI RAMADHANI (12040225277)
3. NURSOPIATUL FITRAH (12040225623)

BKI 6 C

BIMBINGAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya semata, kami dapat menyelesaikan Makalah
dengan judul “DEWASA AKHIR II”. Salawat dan salam semoga tetap tercurah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para keluarga, sahabat-sahabat dan
pengikut-pengikutnya sampai hari penghabisan.

Semoga dengan tersusunnya Makalah ini dapat berguna bagi kami semua
dalam memenuhi tugas dari mata kuliah “KONSELING DEWASA DAN
MANULA” dan semoga segala yang tertuang dalam Makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis maupun bagi para pembaca. Makalah ini disajikan khusus
dengan tujuan untuk memberi arahan dan tuntunan agar yang membaca bisa
menciptakan hal-hal yang lebih bermakna. kami menyadari bahwa dalam
penyusunan Makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan belum sempurna.
Untuk itu kami berharap akan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada
para pembaca guna perbaikan langkah-langkah selanjutnya.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua, karena kesempurnaan
hanya milik Allah SWT semata.
Wassalamu’alaikumWarahmatullahi Wabarakatuh.

Pekanbaru, 1 Mei 2023

Penulis
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan....................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................5
PEMBAHASAN...............................................................................................................5
A. Kondisi Pekerjaan..................................................................................................5
B. Kondisi Ekonomi...................................................................................................7
C. Kondisi Regligiulitas..............................................................................................9
D. Kondisi Seksual....................................................................................................10
E. Kondisi Kebutuhan dan Memenuhi Kebutuhan....................................................11
BAB III...........................................................................................................................15
PENUTUP.......................................................................................................................15
A. KESIMPULAN....................................................................................................15
B. Kritik dan Saran...................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap manusia mengalami perkembangan mulai dari masa bayi sampai


dengan lanjut usia. Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup
seseorang, yaitu suatu periode di mana seseorang telah "beranjak jauh" dari
periode terdahlu yang lebih menyenangkan atau beranjak dari waktu yang penuh
dengan manfaat. (Hurlock, 1980).

Masa tua dikatakan juga merupakan masa hidup menusia yang terakhir,
dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial
sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi.
Pada masa ini, seseorang tidak lagi terlalu memikirkan masalah ekonomi lebih
larut namun lebih mengutamakan masalah religius demi kebutuhan mereka untuk
menghadapi kematian yang akan datang. Oleh karena itu makalah ini disusun
untuk membahas lebih dalam mengenai kondisi pekerjaan, kondisi ekonomi,
kondisi religiuslitas, kondisi seksualitas dan kondisi kebutuhan dan memenuhi
kebutuhan masa dewasa akhir II. Untuk sebagai acuan dalam mengetahui kondisi
fisik sosial ekonomi religius masa dewasa akhir.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kondisi pekerjaan dewasa akhir II


2. Bagaiman kondisi ekonomi Dewasa akhir II?
3. Bagaimana kondisi Regiulitas Dewasa akhir II?
4. Bagaimana kondisi Seksualitas Dewasa akhir II?
5. Bagaimana kondisi kebutuhan dan pemenuhan kebuthan Dewasa akhr II?
C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui bagaimana kondisi pekerjaan dewasa akhir II


2. Untuk mengetahui apa saja kondisi ekonomi dewasa akhir II
3. Untuk mempelajari bagaimana kondisi Regiulitas dewasa akhir II
4. Untuk mempelajari kondisi seksualitas dewasa akhir II
5. Untuk mempelajari kondisi kebutuhan dan pemenuhan kebuthan Dewasa
akhr II

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kondisi Pekerjaan

Penyesuaian diri terhadap pekerjaan dan keluarga bagi orang dewasa akhir
adalah sulit karena hambatan ekonomis yang dewasa ini sangat memainkan peran
penting ketimbang masa sebelumnya. Walaupun ada bantuan keuangan dari
pemerintah dalam bentuk jaminan sosial, untuk membantu orang usia lanjut,
bantuan kesehatan dan pembagian keuntungan secara bertahap yang diperoleh dari
dana pensiun, dan dari perusahaan, mereka kadang tidak sanggup mengatasi
berbagai problem yang mereka hadapi. Karena pentingnya faktor keluarga dan
pekerjaan bagi dewasa akhir, maka segala hal yang menghambat penyesuaian
terhadap kedua faktor tersebut dapat diartikan sebagai bahaya atau resiko
potensial terhadap penyesuaian pribadi dan sosial. Resiko yang berhubungan
dengan setiap usia selama hidup, bahwa perbedaan antara resiko usia lanjut
dengan mereka yang usia muda, adalah orang usia lanjut mempunyai kontrol yang
kecil bahkan tidak mempunyai kontrol terhadap berbagai kondisi, yang
bertanggung jawab terhadap resiko tersebut. Misalnya orang usia muda yang
merasa pernikahannya belum dianggap lengkap sebelum mempunyai anak, dan
mereka dapat mengontrol situasi apabila mereka mempunyai anak dari
perkawinannya ataupun dari adopsi.
Berbeda dengan orang dewasa akhir, orang dewasa akhir tidak dapat mengontrol
apa yang dikerjakan anak-anaknya, misalnya tentang dimana mereka tinggal,
bagaimana mereka akan memperlakukan orang tua mereka yang sudah lanjut usia.

Seberapa penting peranan resiko pekerjaan terhadap penyesuaian pribadi dan


sosial orang usia lanjut sangat dipengaruhi oleh sikap mereka terhadap pekerjaan
tersebut. Makin tua seseorang dan berkurang daya tahan foisik seseorang, kondisi
demikian itu sangat payah dengan semakin tambahnya usia dan semakin rentang
tubuhnya. Sehingga aktifitas sehari hari hamper tidak tersentuh. Meskipun rata-
rata fungsi fisik dan kesehatan fisik lansia adalah bai, namun beberapa jenis
penyakit tertentu akan muncul dan menyerang lansia.1

Hambatan Pekerjaan

Ada dua resiko pekerjaan yang dianggap penting dalam masa dewasa akhir,
yaitu dilarang bekerja dan diharuskan pensiun. Keduanya sangat mengandung
resiko bagi penghargaan pribadi dan bahkan dapat mengarah pada perasaan
dirinya tidak ada gunanya dan sia-sia saja.

1. Larangan untuk bekerja.

Bahaya pertama yang paling serius umunya orang usia lanjut dilarang bekerja
pada saat mereka sesungguhnya ingin bekerja. Ada tiga alasan mengapa orang
usia lanjut dilarang untuk bekerja.

a. Karena kesempatan kerja pada usia lanjut sangat langka. Semakin


bertambah tua usia seseorang maka status penganggurannya akan
semakin serius. Alasannya karena para pekerja yang lebih muda tahu
bahwa kesempatan memperoleh pekerjaan dimasa datang lebih baik dan
begitupun sebaliknya pada usia lanjulan.

1
Putri, S. (2012). Karir dan Pekerjaan di Masa Dewasa Awal dan Dewasa Madya.
Semarang : Fakultas Psikolgi Universitas AKI Semarang (13 September
2012).
b. Berbagai kesulitan yang timbul yang menghalangi mereka yang berusia
lanjut yang ingin bekerja sehingga mengharuskan mereka pensiun pada
tingkat usia tertentu. Mereka yang terpaksa pensiun dan mereka yang
karena itu dirinya menolak untuk mempersiapkan diri secara psikologi
dengan cara menumbuhkan minat keinginan dan kegiatan baru maka
proses penyesuaian akan berjalan buruk dibanding mereka yang
mempersiapkan diri lebih baik terhadap kondisi hidup sebagai pensiun.

2. Masa Pensiun

Resiko besar yang kedua tentang pekerjaan bagi usia lanjut adalah
pensiun walaupun mereka sudah mempersiapkan diri untuk pensiun tetapi
orang usia lanjut menghadapi masalah yang disebut kritis identitas. Kreatif
identitas yang menimpa orang setelah pensiun adalah sebagai akibat dari
keharusan nya untuk melakukan perubahan peran yang drastis dari seorang
pekerja yang sibuk dan penuh optimis menjadi seorang pengganggu yang
tidak menentu. Sikap yang tidak senang terhadap masa pensiun
mempengaruhi kesehatan seseorang dan sering juga menyebabkan
menurunnya kemampuan fisik dan mengakibatkan seseorang meninggal
sebelum saatnya.2

B. Kondisi Ekonomi

Keadaan ekonomi orang lanjut usia terdapat dua kemungkinan yang pertama
orang itu tidak lagi berorientasi sepenuhnya kepada masalah ekonomi, mereka
cenderung mengesampingkan masalah ekonomi.

Sedangkan yang kedua orang itu masih berorientasi pada masalah ekonomi
dikarenakan tidak mempunyai cukup uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-
harinya, sering menghentikan banyak kegiatan yang penting bagi mereka yang
2
Jahja, Y. (2011). Psikologi perkembangan. Jakarta: Kencana.
kemudian memusatkan perhatiannya pada satu kegiatan yang dapat menghasilkan
sesuatu.

Menurut Hurlock dalam Psikologi Perkembangan Halaman 395396 terdapat


empat hal yang menyangkut keadaan ekonomi masa dewasa akhir:

1. Status ekonomi

Orang berusia lanjut merupakan faktor penting yang menentukan tingkat


ketertarikan mereka dalam merawat dan menjaga penampilan, apabila beberapa
hal penting dalam kehidupan harus dihemat maka uang yang dimanfaatkan untuk
merawat dan menjaga penampilan seseorang dianggap sebagai kemewahan yang
tak menghasilkan apa-apa.

2. Tempat tinggal

Tempat tinggal jugasangat memainkan peran penting dalam menentukan


tingkat ketertarikan seseorang dalam merawat penampilannya mereka yang hidup
sendiri berminat jauh lebih sedikit dibanding yang tinggal bersama anak yang
telah dewasa atau tinggal dalam rumah bersama orang-orang berusia lanjut
lainnya.

3. Minat terhadap pakaian

Tergantung pada sejauh mana orang berusia lanjut terlibat dalam kegiatan
sosial sebagian tergantung pada status ekonomi dan sebagian lagi bergantung pada
kesadaran untuk menerima kenyataan bahwa mereka telah lanjut usia sehingga
harus menyesuaikan diri berapa orang berusia lanjut ada yang masih terus
memakai gaya dan model yang biasa mereka pakai pada masa muda dan madya
sehingga menolak untuk berpakaian model masa kini walaupun mereka harus
memesan secara khusus pada tukang jahit. Orang berusia lanjut lainnya justru
sebaliknyasangatmementingkan mode dan mungkin memilih pakaian yang
dirancang untuk orang muda yang pantas menjadi anak atau cucu nya, mereka
berontak untuk usia lanjut dan karena mencoba untuk meyakinkan diri mereka
sendiri dan orang lain bahwa mereka lebih mudah dibanding kenyataan yang
mereka hadapi.

4. Minat terhadap uang

Semakin manusia tua semakin berkurang minat terhadap uangnya, yang


biasanya kesadaran tentang itu semakin besar sejalan dengan bertambahnya usia
pensiunan atau pengangguran mungkin akan menjalanimasa tuanya dengan
pendapatan yang kurang bahkan mungkin tanpa pendapatan sama sekali, kecuali
mereka memenuhi syarat untuk memperoleh dana sosial atau pinjaman
kesejahteraan masalah seperti ini menjadikan mereka memfokuskan perhatian
pada berbagaiusaha untuk memperoleh uang dan merangsang minat mereka untuk
berusaha keras dalam mencari uang.3

C. Kondisi Regligiulitas

Pada masa dewasa lansia individu berusia 65 keatas mengatakan bahwa


keyakinan agama merupakan pengaruh yang paling signifikan dalam kehidupan
mereka, sehingga mereka berusaha untuk melaksanakan keyakinan agama tersebut
dan menghadiri pelayanan agama (Gallup & Bezilla, 1992 dalam Santrock 1999).
Dalam hal spiritual Harlock mengatakan minat terhadap keagamaan walaupun
terdapat kepercayaan populer dalam masyarakat yang mengatakan bahwa orang
tertarik pada kegiatan keagamaan pada saat kehidupan hampir selesai akan tetapi
buktibukti yang menunjang kepercayaan. Seperti ini sangat sedikit sementara
orang berusia lanjut menjadi lebih tertarik pada kegiatan keagamaan. Secara garis
besar keberagamaan diusia lanjut memiliki ciri-ciri:

3
Elizabeth B. Hurlock. (1980). Psikologi Perkembangan Suatu PendekatanSepanjang Rentang
Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
1. Kehidupan keagaman pada usia lanjut sudah mencapai tingkat
kemantapan,
2. Meningkatnya kecenderungan untuk menerima pendapat keagamaan.
3. Mulai muncul pengakuan terhadap realitas tentang kchidupan akhirat
secara lebih sungguh-sungguh.
4. Sikap keagaman cenderung mengarah kepada kebutuhan saling cinta antar
sesama manusia serta siat-sifat luhur.
5. Timbul rasa takut kepada kematian yang meningkat sejalan dengan
pertambahan usia lanjutnya.
6. Perasaan takut kepada kematian berdampak pada peningkatan
pembentukan sikat keagamaan dan kepercayaan terhadap adanya
kehidupan abadi (akhirat).4

Agama dapat memnuhi kebutuhan psikologis pada orang-orang lanjut usia,


membantu mereka menghadapi kematian yang akan datang, menemukan dan
membina penghayatan akan makna dan pentingnya hidup, serta menerima
kemunduran yang tidak terelakan karena usia. Berdoa dan meditasi menurunkan
insiden kematian pada orang-orang lanjut usia karena dapat mengurangi stres dan
mengurangi produksi hormon stres seperti adrenalin. Berkurangnya hormon stres
berkaitan dengan jumlah keuntungan kesehatan, termasuk meningkatnya sistem
kekebalan tubuh.5

D. Kondisi Seksual

Kemunduran daya seksual sebagian besar adalah akibat kondisi kesehatan

4
Monks, dkk. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
5
https://mahasiswa.yai.ac.id/v5/data_mhs/tugas/1824090024/05Tugas%205%20-%20Theresia
%20Tulit%20Rapok%201824090024.docx
yang semakin buruk dan defisiensi gonad. Pada usia 50-an tahun secara
berangsur-angsur aktifitas dari gonad akan mengalami kemunduran. Namun, pada
usia 70-an sampai 80- an tahun pria masih mampu membuahi. Awal masa
menopause rata-rata terjadi pada usia 49 tahun. Sementara pada pria akan muncul
sindrom klimakterium, namun kondisi ini muncul pada usia 50 sampai 70 tahun.
Munculnya sindrom-sindrom menjelang menopause Sindrom terhadap
berhentinya haid. Berhentinya menstruasi dapat terjadi tiba- tiba atau periodic.
Iregularitas bertambah dengan jarak periode yang lebih jauh atau siklus yang
pendek dengan arus yang lancar dan deras.
Sindrom pada system reproduksi yang menurun dan berhenti. Ditandai dengan
terhentinya reproduksi ovarium, hormon ovarium dan hormone progesterone.
Sindrom pada ketidak nyamanan fisik. Ketidaknyamanan fisik yang dialami masa
menopause ialah rasa tegang dan linu yang tiba-tiba di sekujur tubuh, termasuk
pada leher, pada bagian atas dan keringat, gejala panas, tegang, pening, lelah,
jengkel, cepat marah, dan jantung berdebar-debar. Sindrom terhadap
bertambahnya berat badan. Bertambahnya berat badan selama menopause akibat
banyaknya lemak yan g menumpuk, terutama pada bagian perut dan paha
sehingga wanita kelihatan lebih berat daripada sebenarnya. Penampilan
kewanitaan menurun. Hormone ovarium dan seks sekunder berkurang, namun
bulu di wajah bertambah kasar, suara menjadi mendalam, lekuk tubuh rata, payu
dara lembek, bulu kemaluan dan aksial semakin tipis. Sindrom perubahan emosi,
cepar marah dan suka mengkritik.6

E. Kondisi Kebutuhan dan Memenuhi Kebutuhan

Kebutuhan orang dewasa bersifat dinamis. Artinya, kebutuhan tersebut


berubah-ubah sesuai dengan sifat kehidupan manusia itu sendiri. Sesuatu yang
menarik, diinginkan dan dibutuhkannya pada suatu saat tertentu, mungkin tidak
lagi menarik dan tidak dihiraukan lagi, pada waktu lain.

6
Daradjat,Z.(1990). Kesehatan mental. Jakarta: CV Haji Masagung
Setiap orang dewasa mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang pemunculannya
sangat bergantung pada kepentingan orang dewasa tersebut. Namun, pada
hakikatnya setiap manusia mempunyai kebutuhan dasar yang sama. Sama halnya
dengan lansia yang memiliki kebutuhan dasar dalam menunjang kehidupannya.7

Kebutuhan dasar lansia sebenarnya sama dengan kebutuhan dasar menurut


Hirarki Maslow dalam Mubarak (2009) antara lain yaitu :

a. Kebutuhan fisiologis

Kebutuhan Fisologis merupakan hal yang wajib dipenuhi oleh manusia untuk
bertahan hidup. Kebutuhan tersebut terdiri dari kebutuhan memerlukan oksigen
dan pertukaran gas, kebutuhan cairan (minuman), nutrisi (makanan), eliminasi,
istirahat dan tidur, aktivitas, keseimbangan suhu tubuh, dan kebutuhan seksual.

b. Kebutuhan rasa aman

Kebutuhan rasa aman dan perlindungan yang dibagi menjadi perlindungan


fisik dan perlindungan psikologis. Perlindungan fisik meliputi perlindungan atas
ancaman terhadap tubuh atau hidup seperti penyakit, kecelakaan, bahaya dari
lingkungan dan sebagainya, sedangkan perlindungan psikologis, yaitu
perlindungan atas ancaman dari pengalaman dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan kejiwaan seseorang misalnya, kekhawatiran yang dialami
lansia disaat menjelang ajal atau pengalaman mengenai kematian yang sering
dialami oleh lansia, karena merasa terancam dan ketakutan akan hal itu namun
seseorang tidak dapat menghindari hal itu karena semua makhluk yang bernafas
akan mengalami mati.

c. Kebutuhan rasa cinta

Kebutuhan rasa cinta. Kebutuhan rasa cinta erat kaitanya dengan dimensi
vertical dan dimensi horizontal dimana dimensi vertical ialah hubungan seorang
makhluk dengan tuhanya atau Alloh SWT atau biasa disebut Habluminalloh,
sedangkan dimensi horizontal ialah manusia dengan diri sendiri dan sesamanya

7
file:///C:/Users/ucer/Downloads/Sri%20Cahyani%20Wulandari%20BAB%20II.pdf
disebut Habluminannas (Potter & Perry ,2010). Adannya hubungan baik antara
makhluk dengan tuhanya dan makhluk dengan makhluk dalam menjalin suatu
hubungan yang positif dapat membuat hidup sesorang menjadi lebih baik. Pada
lansia banyaknya permasalahan yang kompleks baik masalah fisik maupun
psikologis yang dialami dapat ditunjang dengan kebutuhan adanya rasa cinta dan
kasih sayang dengan tuhanya ataupun dengan sesamanya.

d. Kebutuhan akan harga diri

kebutuhan akan harga diri dan perasaan dihargai oleh orang lain serta
pengakuan dari orang lain. Dan kebutuhan kelima kebutuhan aktualisasi diri, ini
merupakan kebutuhan tertinggi, yang berupa kebutuhan untuk berkontribusi pada
orang lain atau lingkungan serta mencapai potensi diri sepenuhnya.

Pada dasarnya kebutuhan pada dewasa akhir tidak hanya berfokus pada
kebutuhan fisik namun kebutuhan psikologi perlu ditunjang sehingga dapat
mengurangi permasalahan terutama rasa ketakutan yang akan dialami lansia
menjelang ajal. Adapun enam dimensi hidup sehat bagi lansia menurut Bandiyah
(2009) sebagai berikut :

a) Dimensi fisik yang berupa gaya hidup sehat dengan penerapan olahraga,
gaya hidup yang baik, dan pemeriksaan kesehatan yang teratur.
b) Dimensi sosial berupa interaksi dengan orang lain dengan membina
hubungan yang baik dalam komunikasi positif melalui beragam kegiatan
yang posotif pula.
c) Dimensi emosional berupa kemampuan seseorang dalam mengelola
menyalurkan emosi melalui konsultasi dengan orang lain maupun pada
terapis kesehatan.
d) Dimensi intelektual berupa peningkatan kemampuan dan keahlian dalam
bidang positif.
e) Dimensi vokasional yaitu kebutuhan aktualisasi diri dalam kegiatan yang
dapat menyalurkan kegiatan atau hobi serta bakat khusus yang dimliki.
f) Dimensi spiritual, yaitu kebutuhan untuk mengisi kebutuhan rohani dalam
upaya mendalami makna hidup

Memasuki masa dewasa akhir, sebagian besar lanjut usia kurang siap
menghadapi dan menyikapi masa tua tersebut, sehingga menyebabkan para lanjut
usia kurang dapat menyesuaikan diri dan memecahkan masalah yang dihadapi.8
Sejalan dengan bertambahnya usia, terjadinya gangguan fungsional, keadaan
depresi dan ketakutan akan mengakibatkan lanjut usia semakin sulit melakukan
penyelesaian suatu masalah. Sehingga lanjut usia yang masa lalunya sulit dalam
menyesuaikan diri cenderung menjadi semakin sulit penyesuaian diri pada masa-
masa selanjutnya.

Yang dimaksud dengan penyesuaian diri pada lanjut usia adalah kemampuan
orang yang berusia lanjut untuk menghadapi tekanan akibat perubahan perubahan
fisik, maupun sosial psikologis yang dialaminya dan kemampuan untuk mencapai
keselarasan antara tuntutan dari dalam diri dengan tuntutan dari lingkungan, yang
disertai dengan kemampuan mengembangkan mekanisme psikologis yang tepat
sehingga dapat memenuhi kebutuhan– kebutuhan dirinya tanpa
menimbulkan masalah baru.

8
https://www.ganipramudyo.web.id/2017/05/psikologi-perkembangan-dewasa.html?m=1
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Masa dewasa akhir merupakan periode penutup dalam rentang hidup


seseorang, yaitu suatu periode di mana seseorang telah "beranjak jauh" dari
periode terdahlu yang lebih menyenangkan atau beranjak dari waktuyang penuh
dengan manfaat. Masa tua terbagi menjadi tiga tahapan, masa tua awal, masa tua
madya dan masa tua akhir. Masa tua akhiratau masa dewasa akhir memiliki
tingkat perkembangan fisik, sosial, ekonomi, serta religius tersendiri.
Perkembangan fisik masa dewasa akhir ditandai dengan menurunya kemampuan
fisik, dimana Hurlock membagi menjadi tiga perubahan fisik yang berupa
penampilan, seperti: pada daerah bagian kepala, daerah bagian tubuh dan daerah
persendian. Masa dewasa akhir juga memiliki perubahan pada perkembangan
sosialnya, meliputi: minat sosial, jenis kegiatan sosial yang mulai dihentikan, dan
juga sumber kontak sosial, serta perubahan dalam status individual.

Di masa ini, keadaan ekonomi orang lanjut usia terdapat dua kemungkinan
yang pertama orang itu tidak lagi berorientasi sepenuhnya kepada masalah
ekonomi, mereka cenderung mengesampingkan masalah ekonomi. Sedangkan
yang kedua orang itu masih berorientasi pada masalah. ekonomi dikarenakan tidak
mempunyai cukup uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, sering
menghentikan banyak kegiatan yang penting bagi mereka yang kemudian
memusatkan perhatiannya pada satu kegiatan yang dapat menghasilkan sesuatu.
Terakhir, tingkat religius pada masa dewasa akhir cenderung lebih meningkat,
dengan ciri: kehidupan keagamaan pada usia lanjut sudah mencapai tingkat
kemantapan, mulai muncul pengakuan terhadap realitas tentang kehidupan akhirat
secara lebih sungguh-sungguh, timbul rasa takut kepada kematian yang meningkat
sejalan dengan bertambahnya usia, perasaan takut kepada kematian berdampak
pada peningkatan pembentukan sifat keagamaan dan kepercayaan terhadap
adanya abadi (akhirat).

B. Kritik dan Saran

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah


ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis
perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis.

Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya.

DAFTAR PUSTAKA

Daradjat,Z.(1990). Kesehatan mental. Jakarta: CV Haji Masagung.


Elizabeth B. Hurlock. (1980). Psikologi Perkembangan Suatu
PendekatanSepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
file:///C:/Users/ucer/Downloads/Sri%20Cahyani%20Wulandari%20BAB
%20II.pdf
https://mahasiswa.yai.ac.id/v5/data_mhs/tugas/1824090024/05Tugas%205%20-
%20Theresia%20Tulit%20Rapok%201824090024.docx
Jahja, Y. (2011). Psikologi perkembangan. Jakarta: Kencana
Monks, dkk. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Putri, S. (2012). Karir dan Pekerjaan di Masa Dewasa Awal dan Dewasa
Madya.Semarang : Fakultas Psikolgi Universitas AKI Semarang (13
September 2012).

Anda mungkin juga menyukai