Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

REVOLUSI AMERIKA

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah Sejarah Amerika

DOSEN PENGAMPU :
Drs. Budi Purnomo, M.Hum, M.Pd

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1


Siti Patimah : A1A220005
Sephia Nara Putri : A1A220009
Duma Lumban Gaol : A1A220053
Tike Putriana : A1A220057
Rivan Dwi.F : A1A220059

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS


KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
JAMBI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt atas limpahan rahmat, inayah dan
hidayahNya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul REVOLUSI AMERIKA. Makalah ini telah kami susun semaksimal
mungkin guna untuk memenuhi mata kuliah khususnya bidang studi Sejarah
Amerika.
Terima kasih pula kami ucapkan kepada dosen pembimbing study bapak Drs.
Budi Purnomo, M.Hum ,M.Pd. serta rekan-rekan mahasiswa atas kontribusinya
dalam penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat tersusun sedemikian
rupa.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik yang membangun
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki penyusunan makalah selanjutnya.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan
inspirasi terhadap pembaca maupun penulis sendiri.

Jambi, Februari 2023

Penyusun

2
i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................
1.1 Latar Belakang...............................................................................
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................
1.3 Tujuan..........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................
2.1 Latar Belakang Revolusi Amerika..............................................
2.2 Jalannya Revolusi Amerika........................................................
BAB III PENUTUP....................................................................................
3.1 Kesimpulan................................................................................
3.2 Penutup......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................

ii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Revolusi Amerika dilatar belakangi terjadinya penindasan ekonomi dan politik
oleh Inggris di wilayah Amerika Utara yang terjadi pada tahun 1765 - 1783. Sejarah
revolusi Amerika ini menjadi momentum dimana terbentuknya negara baru yaitu
Amerika Serikat yang terlepas dari jajahan Inggris.

Kala itu, kerajaan Inggris dinilai campur tangan terkait urusan negara bahkan
memaksa penduduk Amerika agar membeli dan menjual barang-barang hanya
kepada Inggris. Hal tersebut bertentangan dengan ideologi ekonomi yang dianut
rakyat koloni Amerika.

Tak hanya itu, terdapat beberapa faktor penyebab lain yang menjadi latar
belakang terjadinya revolusi Amerika. Dampak yang ditimbulkan dari revolusi ini
pun cukup besar secara global. Bahkan di wilayah Eropa, revolusi Amerika menjadi
inspirasi terjadinya revolusi Perancis. Dalam buku Sejarah Revolusi-Revolusi
Besar Dunia yang disusun oleh Yuliani (2020), disebutkan bahwa penduduk asli
Amerika adalah suku bangsa Maya di Amerika Tengah, Aztecs di México, Inka di
Perú, Chibcha di Kolombia, Sioux-Apache-Cheyenne di Amerika Utara. Sekitar
tahun 981 M, bangsa Noor dari Norwegia atau dikenal dengan sebutan Viking
menjadi orang kulit putih pertama yang datang dan mendiami benua Amerika. Awal
mula kronologi revolusi Amerika adalah ketika di tahun 1492, Christopher
Columbus yang sering kita kenal sebagai penemu benua Amerika, sampai di
Kepulauan Bahama, Kuba, dan Santo Domingo.

Columbus mengira ia sampai di India sehingga penduduk pulau tersebut disebut


sebagai Indian. Setelah kedatangannya, banyak orang Spanyol hingga Portugis
berdatangan ke Amerika. Bahkan Mexico berhasil mengambil Amerika
Tengah dan Spanyol menjajah Amerika Selatan. Hanya Amerika Utara yang belum

1
2

4
diduduki koloni negara manapun. Oleh karenanya, di abad ke-17, terjadi perebutan
Amerika Utara oleh Perancis, Inggris, dan Belanda. Kedatangan koloni Eropa
memicu berbagai polemik dan menjadi penyebab terjadinya revolusi Amerika.
Koloni Inggris berhasil menduduki sepanjang pantai Timur Amerika Utara,
bersama negara Eropa lainnya koloni-koloni mulai berebut untuk menguasai
wilayah Amerika. Berikut penyebab terjadinya revolusi Amerika.

Perang Tujuh Tahun. Perebutan kekuasaan antara koloni Inggris dan Perancis
berujung pada perang. Hal ini didasari pada pelanggaran yang dilakukan Inggris
untuk memperluas kekuasaannya ke wilayah jajahan Perancis. Terjadilah perang
selama tujuh tahun yaitu pada 1756 - 1763 yang berakhir dengan kemenangan
Inggris. Pemberlakuan Pajak yang Membebani Rakyat

Kerajaan Inggris memberlakukan pajak kepada penduduk Amerika.


Pemberlakuan ini terjadi karena Inggris butuh mengisi kas negara yang kosong
setelah menyelesaikan perang selama 7 tahun melawan Perancis. Pajak yang
berlaku misalnya pajak teh dan pajak gula. Rakyat Amerika terbebani, ditambah
tidak ada perwakilan di parlemen Inggris. Hal ini memicu perlawanan mereka yang
mulai pada tahun 1765. Munculnya Pemahaman Kebebasan

Tekanan koloni Amerika dari segi ekonomi, sosial, politik, bahkan agama yang
diterapkan Inggris menciptakan koloni baru yang didirikan oleh penduduk pelarian.
Mereka bertujuan untuk memerdekakan dan membentuk dunia baru yang terbebas
dari Inggris. Peristiwa ini berawal dari pengaruh paham liberalisme yang dibawa
John Locke. The Boston Tea Party Puncak revolusi Amerika terjadi karena dipicu
peristiwa The Boston Tea Party pada 16 Desember 1773. Akibat kekecewaan orang-
orang Amerika, mereka serempak membuang muatan teh ke laut hingga membuat
pemerintah Inggris marah dan terjadilah pertempuran sebagai awal revolusi
Amerika.
3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini
adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi suku Maya di amerika ?

2. Bagaimana perkenomian pada saat revolusi amerika ?

3. Bagaimana Kependudukan di Amerika ?

4. Bagaimana Dampak revolusi Amerika bagi dunia ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan makalah ini disusun adalah untuk memberikan informasi


tentang bagaimana latar belakang ,penyebab serta dampak revolusi Amerika.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Revolusi Amerika

Pada saat Revolusi Amerika Meletus, seluruh penduduk koloni sudah


mempunyai pengalaman berperintahan sendiri selama bertahun-tahun dan
demogratis terjadi perkembangan penduduk koloni yang meningkat secara
signifikan antara 1688-1750, yakni mencapai 1.600.000 orang. Aspek ini tentu
berdampak terhadap motivasi masyarakat koloni untuk berjuang dalam rangka
memperjuangkan hak-haknya. Adanya jumlah orang yang banyak, artinya
berpotensi untuk memaksimalkan mobilitas massa.

Pada abad XVII terjadi perluasan secara teratur gelombang perpindahan dari
Eropa dan berhubungan tanah dengan baik untuk pemukiman didekat pesisir sudah
diduduki, para pemukiman baru harus masuk lebih jauh ke pedelaman dibelakang
garis jeram sungai-sungai. Para pedagang menjelah kedaerah belakang dan
membawa keluarga mereka menembus hutan belantara. Sekalipun mengalami
kesulitan karena ganasnya alam, namun para pemukiman baru itu akhirnya datang
dan pada 1730-an belum merumuskan garis politik yang tegas bagi daerah-daerah
koloni yang menjadi miliknya. Hal ini karena pemerintah Kerajaan Inggris
berperang pada pandangan merkantilis bahwa koloni-koloni harus menyediakan
bahan-bahan mentah kepada negeri-induk dan tidak menyainginya dalam
pembuatan barang. Akan tetapi garis kebijakan ini dilaksanakan dengan buruk dan
koloni-koloni tidak pernah menganggap diri mereka sendiri lebih sebagai negara
atau anggota persemakmuran seperti juga Inggris yang hanya memiliki hubungan

4
5

longgar dengan para pejabat di London. Faktor geografi yang jauh antara negeri
induk dengan para kolonis yang dibatasi oleh lautan luas akan memperkecil bahaya
kecemasan oara kolonis terhadap Tindakan balasan yang tentu akan dirasakan para
kolonis seandainya jarak negeri indik para kolonis dekat.

Pertikaian sudah terjadi sejak 1613 antara para kolonis Prancis dengan Inggris yang
berujung pada terjadinya peperangan perebutan koloni antara Prancis dan Inggris
yang sesungguhnya merupakan rivalitas kedua negara tersebut dalam
memperebutkan dominasi sebagai negara paling kuat di Eropa. Antara 1689-1697
terjadi “perang raja William” merupakan perang perebutan koloni antara kedua
negara tersebut di Amerika yang sesungguhnya bagian dari perang palatin antara
Inggris dan Perancis di Eropa. Selain itu, kedua negara saling berperang seperti
tampak dalam perang Ame (1702-1713) sebagai perang pendamping perang
perebutan tahta Spanyol. Demikian juga kedua negara itu terlibat dalam perang
Raja George (1744-1748) mengiringi perang perebutan tahta Austria. Meskipun
Inggris mendapatkan keuntungan-keuntungan tertentu dalam perang-perang
tersebut namun sebenarnya umum tidak ada pemenang yang tegas di dalam
pertempuran-pertempuran tersebut, dan posisi koloni prancis di Benua Amerika
tetap kokoh. Walaupun demikian di dalam peperangan berlaku prinsip di Benua
Amerika tetap kokoh. Walaupun demikian di dalam peperangan berlaku prinsip
kalah menjadi abu, menang menjadi arang, maksudnya baik yang kalah maupun
yang menang akan mengalami kerugian yang lebih besar jika dibandingkan dengan
pihak yang menang.

Pertikaian antara Inggris dan Prancis memasuki tahun terakhir pada 1750-an.
Setelah persetujuan perdamaian Aix-la-Chappelle tahun 1748, Prancis
memperketat genggamannya atas lembah Mississippi. Pada waktu bersamaan arus
perpindahan kolonis Inggris yang menyebrangi Alleghenies bertambah banyak dan
hal ini merangsang perebutan untuk sama-sama memiliki daerah tersebut. Prancis
bukan hanya mengancam pemerintah Kerajaan Inggris, tetapi juga mengancam
koloni Amrika sebab dengan mengusai lembah Mississippi Prancis dapat
membendung Inggris yang akan memperluas koloninya kearah barat. Memasuki
6

1754 suatu berontakan bersenjata antara beberapa anggota lascar milisi Virginia di
bawah pimpinan George Washington yang masih berusia 22 tahun dan sepasukan
tentara perancis mengobarkan perang Prancis dan Indian dan kesempatan ini
dimanfaatkan Inggris untuk membantu Indian. Perang ini menentukan apakah
Inggris atau Prancis yang akan lebih unggul di Amerika Utara. Kemenangan
Inggris dalam perang Tujuh Tahun (1756-1763) menyebabkan Prancis
menyerahkan Sebagian besar daerah jajahannya ke Inggris seperti: Kanada, sebelah
timur sungai Mississippi. Setalah pasca-perang tujuh tahun Inggris menukar
koloninya di Kuba kepada Spanyol dan Inggris mendapatkan ganti dari Spanyol
tanah koloni Florida. Penukaran koloni tersebut disepakati oleh Inggris maupun
Spanyol karena memudahkan kedua belah pihak untuk mengelola koloninya di
Benua Amerika. Akibat kemenangan Inggris terhadap Prancis dalam perang
perebutan koloni di Benua Amerika (1756-1763), wilayah jajahan Inggris semakin
luas sehingga banyak timbul masalah-masalah baru seperti: persoalan menjaga
daerah-daerah pembetasan, mengelola daerah jajahan, menghadapi pemberontakan
orang-orang Indian. Semua masalah tersebut harus segera diatasi dan memerlukan
biaya yang besar. Kemenangan Inggris terhadap Prancis dalam perang Tujuh Tahun
(1756-1763) menyebabkan utang Inggris menjadi besar jumlahnya yaitu
130.000.000 poundsterlinng dengan bunga setiap tahunnya sebesar 4.000.000
poundsterling. Inggris berusaha menutupi utangnya dengan melaksanakan
undangundang gula tahun 1764 mengatur tentang larangan impor tentang minuman
keras diluar negeri (di luar Inggris), melarang impor gula, sirup dari luar negeri,
mengenakan bea masuk atas anggur, sutra, kopi, dan sejumlah barang mewah
lainnya. Undang-undang materai tahun 1765 mengatur tentang pembebanan
terhadap bea atas surat-surat kabar, almanac, pamphlet, lisensi, dadu, dan kartu judi
kepada para kolonis di Amerika.

Berbagai pajak tersebut mengakibatkan neraca dagang kaum kolonis menjadi


buruk. Antara 1700-1703 neraca perdagangan yang buruk meningkat sampai
melebihi 20.000.000 poundsterling. Para kolonis Inggris di Amerika kemudian
menentang kebijakan negeri induk (Inggris) dan mereka di bawah pimpinan George
Washington berhasil memproklamasikan kemerdekan pada 4 juli 1776.

6
7

2.2 Jalannya Revolusi Amerika

Dengan adanya peristiwa teh di Boston, Menurut aturan baru, the hanya boleh
dimasukkan sesudah dikenakan cukai masuk. Tanggal 16 Desember ada
pemudapemuda Amerika yang menyaru sebagai orang Indian naik ke atas kapal itu
dan membuang seluruh muatannya kedalam laut. Peristiwa itu menjadi permulaan
persengketaan. Orang Inggris segera membalas perbuatan itu dengan aturan-aturan
yang dipertajam. Sebagai jawaban atas tindakan itu, dalam bulan September tahun
1774 diadakan kongres pertama di Philadelphia, yang dihadiri oleh hamper sekalian
tanah koloni Amerika. Apa yang diputuskan? Dibuat daftar mengenai
tindakantindakan Inggris, yang tidak disenangi para kolonis, diputuskan
menghentikan import dari Inggris dan export ke tanah asal itu. George III
menganggap perbuatan itu sebagai suatu pemberontakan. Tak dapat ia dituduh
sebagai tyran, sebagai yang dituduhkan para kolonis Amerka itu.

George III dapat mengemukakan bahwa keputusan tadi itu diambil oleh suatu
golongan kecil yang radikal saja, sebagian besar dari pada kolonis akan tetap ingin
menjadi rakyat Baginda; tetapi pemerintah Inggris membuat kesalahan yang selalu
dilakukan orang terhadap gerakan revolusioner, yakni orang mengangap enteng saja
gerakan itu, berdasarkan tenaga aktif gerakan itu sangat sedikit jumlahnya. Sebab
golongan tengah, yang besar jumlahnya itu dan mereka yang termasuk golongan
yang tak ikut-ikut serta, biasanya lama-lama akan ikut pada peloporpelopor yang
tak banyak jumlahnya, tetapi yang tak mau mundur setampak pun. Artinya dengan
syarat-syarat, bahwa tuntutan-tuntutan yang dikemukakan golongan kecil yang aktif
itu ada dalam garis perkembangan. Hal itu kita lihat pula pada perkembang revolusi
Amerika itu.
8

George III bertekad untuk menundukkan Massachusetts dengan kekuatan


senjata. Rakyat koloni tidak menghiraukan tuntutan dan ancaman Inggris, dua belas
negara koloni lainnya telah menyatakan setia kawan berdiri di belakangnya. Pada
awal Desember 1774, ke tiga belas koloni mengadakan pertemuan di Philadelphia
(yang kemudian dikenal dengan Kongres Kontinental I) untuk menentukan langkah
dalam menghadapi Inggris. Peristiwa ini merupakan pertama kalinya bagi ketiga
belas koloni di Amerika untuk bersatu dan saling bekerja sama. Kongres
Kontinental I menghasilkan pernyataan yang pada dasarnya bahwa rakyat koloni di
Amerika tetap setia kepada Raja Inggris dan menuntut kebi-jaksanaan agar
memulihkan hubungan baik antara daerah koloni dan negara induk
Inggris.Sementara itu, telah terjadi pertempuran antara pasukan Inggris dan rakyat
koloni. Pertempuran pertama meletus di Lexington, kemudian menjalar ke
Concord, dan Boston. Inggris menolak tuntutan warga koloni. Adanya The Boston
Tea Party dan tuntutan tanah koloni dianggap sebagai tanda dimulainya suatu
pemberontakan. Pemerintah Inggris segera memperbesar jumlah pasukannya di
Amerika. Sejak saat itulah kaum koloni Amerika yakin bahwa jalan damai untuk
menuntut hakhaknya sebagai orang Inggris tidak mungkin dapat tercapai. Bahkan,
mereka terancam akan dimusnahkan segalanya sehingga mereka bertekad untuk
mempertahankan kebebasannya. Kaum koloni Amerika kemudian mengangkat
Goeroge Washington, seorang yang berjasa kepada Inggris dalam Perang Laut
Tujuh Tahun untuk menghadapi Inggris. Pada mulanya perang ini hanya bersifat
menentang kekerasan pemerintah Inggris terhadap kaum koloni dan belum
mempunyai tujuan untuk mencapai kemerdekaan. Akan tetapi, tujuan perang
menjadi jelas setelah terbitnya buku Common Sense (1776) karya Thomas Paine.
Tulisan ini berisikan paham kemerdekaan yang kemudian menyadarkan kaum
koloni untuk mengubah tujuan perjuangannya dari menentang kekerasan menjadi
perjuangan mencapai kemerdekaan.

Dalam Kongres Kontinental II tahun 1775 di Philadelphia, para wakil dari


ketiga belas koloni sepakat untuk memerdekakan diri. Akhirnya pada tanggal 4 Juli
1776 dicanangkan Declaration of Independence sebagai alasan untuk memisahkan
diri dari negeri induk Inggris. Naskah Declaration of Independence ini disusun oleh
panitia kecil yang beranggotakan lima orang, yakni Thomas Jefferson, Benyamin

8
9

Franklin, Roger Sherman,Robert Livingstone, dan John Adams. Mereka itulah yang
kemudian dikenal dengan Lima Tokoh Penyusun Naskah Declaration of
Independence. Pada tanggal 4 Juli 1776 ditandatangani Declaration of
Independence dan dijadikan hari Kemerdekaan Amerika (Independence Day).

Sementara itu, peperangan semakin meluas hampir di seluruh tiga belas koloni.
Pada mulanya tentara Amerika yang dipimpin oleh George Washington tersebut
selalu mengalami kekalahan. Kekalahan yang dialami oleh Amerika disebabkan
oleh faktor kelemahan militer Amerika yang sebagian besar terdiri atas kalangan
sipil yang tidak memiliki pengalaman tempur. Di samping masalah militer,
Amerika juga dihadapkan pada kondisi di dalam masyarakat yang belum
seluruhnya mendukung terhadap kemerdekaan Amerika. Beberapa golongan
masyarakat yang justru umumnya berasal dari kelas menengah ke atas masih
banyak yang pro terhadap Inggris dan tidak setuju kalau Amerika merdeka menjadi
suatu negara.

Menyadari kelemahan tersebut, para pemimpin Amerika berusaha untuk


menyusun strategi agar dapat mengalahkan kekuatan Inggris. Strategi yang
kemudian dilakukan adalah dengan meminta dukungan terhadap negara-negara
Eropa lainnya terhadap perjuangan kemerdekaan rakyat Amerika. Permintaan
dukungan tersebut terutama diarahkan pada negara-negara yang memiliki konflik
dengan Inggris seperti Prancis, Spanyol, Denmark, dan Belanda. Melalui dutanya
yang bernama Benjamin Franklin, Amerika berhasil menyusun dukungan dari
negara-negara Eropa tersebut terutama dari Prancis untuk membantu perang
kemerdekaan Amerika.

Bantuan dari negara-negara Eropa sangat berarti bagi kemerdekaan Amerika.


Hal ini terbukti sejak tahun 1780, pasukan Amerika berhasil mengalahkan pasukan
Inggris di berbagai pertempuran. Walaupun daerah Carolina, Charleston, dan
Virginia sempat dikuasai oleh Inggris, akan tetapi pada pertempuran berikutnya
pasukan Inggris berhasil dikalahkan oleh pasukan gabungan Amerika dan Prancis.
Gabungan pasukan George Washington dan Rochambeau yang berjumlah 15.000
orang berhasil mengalahkan pasukan Inggris di bawah pimpinan Lord Cornwalis di
daerah Yorktown, pantai Virginia. Akhirnya pada tanggal 19 Oktober 1781,
pasukan Cornwalis menyerah dan parlemen Inggris segera memutuskan untuk
10

menghentikan perang. Pada tahun 1782, perjanjian perdamaian dimulai antara


Amerika Serikat dengan Inggris dan baru pada tanggal 3 September 1783 secara
resmi ditandatangani perjanjian perdamaian tersebut. Hasil Perjanjian Paris tahun
1783 berisi tentang pengakuan Inggris terhadap kemerdekaan dan kedaulatan ketiga
belas koloni menjadi negara merdeka yaitu Amerika Serikat. Selain itu, Inggris juga
menyerahkan daerah bagian barat Mississippi kepada negara baru tersebut. Sesudah
peperangan berakhir, kongres Amerika kemudian mengusulkan agar 13 negara
bagian menyerahkan kembali hak milik kaum moderat/royalis yang dulu pro
terhadap Inggris yang selama peperangan disita oleh kaum milisi. Pasca perang
negara baru ini mulai berkonsentrasi untuk menyusun pemerintahan nasional yang
dapat menaungi seluruh aspirasi rakyat Amerika.

10
11

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perang Kemerdekaan Amerika Serikat atau disebut juga Revolusi Amerika


dilatarbelakangi oleh beberapa faktor. Dari segi ekonomi dan politik, kekalahan
Perancis dari Inggris pada perang Perancis-Indian bukan hanya menyebabkan
Perancis meninggalkan Amerika melainkan meninggalkan beban hutang nasional
yang tinggi bagi kedua negara. Revolusi Amerika memberikan dampak yang
penting bagi Amerika Serikat yaitu kemerdekaan dan kebebasan akhirnya yang
diraihnya sehingga Amerika Serikat menjadi negara independen yang lepas dari
kekuasaan penjajah yaitu Inggris. Cita-cita Washington dan para pendiri Amerika
Serikat terwujud melalui Perjanjian Paris (1783) dimana Inggris mengaku Amerika
Serikat sebagai negara berdaulat. Revolusi Amerika untuk melepaskan diri dari
Inggris telah menginspirasi beberapa bangsa di dunia untuk melakukan revolusi dan
perlawanan terhadap penjajahan dan ketidakadilan. Berkat kemenangan Amerika
Serikat pada Perang Kemerdekaan, nilai-nilai demokrasi dan republikan dapat
terwujud dalam pemerintahan negara Amerika Serikat.

3.2 Saran
Makalah ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis
sangat membutuhkan kontribusi kritik dan saran yang membangun dari pembaca
agar dijadikan sebagai intropeksi bagi makalah ini untuk menjadi lebih baik lagi
kedepannya. Terima kasih penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah terlibat
untuk mendukung dan membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
12

12
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Wood Gray (2014). Garis Besar Sejarah Amerika. Yogyakarta: Bentang
IG. Krisnaldi (2012). Sejarah Amerika Serikat. Yogyakarta: Penerbit
Ombak
Sejarah Dunia II "Revolusi Amerika Serikat"
13

14

Anda mungkin juga menyukai