Anda di halaman 1dari 25

IMPERIALISME AMERIKA DAN KETERLIBATANNYA DENGAN PERANG

DUNIA I DAN PERANG DUNIA II

Dosen Pengampu : Dra. Flores Tanjung, M.A & Pulung Sumantri, M.Si.

Disusun oleh: Kelompok 3

Rizki Fadilla Sambas (3233121028)

Putri Aulia Purba (3231121018)

Safira Farhana (3233121052)

Rahel Arthaida Hutajulu (3233121009)

Lady Yohana Sianturi (3233121014)

Frederik Noel Siregar (3233121013)

Javanya Sinaga (3233121065

D REGULER 23

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SEJARAH

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2024
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena berkat
kebaikan-Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan tepat waktu.

Makalah yang berjudul “Perkembangan Manusia Purba Zaman Prasejarah di Indonesia”


disusun oleh kami selaku kelompok tiga untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah
Indonesia pada Masa Praaksara Hindu-Buddha. Lewat proses panjang, kami pun yang
beranggotakan tiga orang sedikitnya bisa mengetahui bagaimana perkembangan budaya
manusia purba terdahulu.

Kami pun mengetahui jika makalah yang sudah digarap masih jauh dari kata sempurna.
Masih banyak kekurangan sehingga kami sangat berharap saran dan kritiknya kepada kami
agar di kemudian hari kami bisa membuat satu makalah yang lebih berkualitas.

Terakhir, semoga makalah berikut bisa mempunyai dampak dan manfaat kepada khalayak
yang membaca.

Medan, 22 April 2024

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1 Latar belakang..................................................................................................................1

1.2 Rumusan masalah.............................................................................................................1

1.3 Tujuan penulisan makalah................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2

2.1 Imperialisme Amerika......................................................................................................2

2.1.1. Latar Belakang Imperialisme Amerika.........................................................................2

2.1.2 Doktrin monroe.............................................................................................................3

2.1.3 Imperialisme Amerika...................................................................................................6

2.1.4 Latar belakang Keterlibatan Amerika Serikat dalam Perang Dunia I.........................10

2.1.5 Keterlibatan Amerika dalam perang dunia 1...............................................................12

2.1.6 Keterlibatan Amerika dalam perang dunia 2...............................................................14

2.1.7 Amerika dalam perang dunia 2....................................................................................15

BAB III PENUTUP................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................21

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Setelah Amerika menyelesaikan perang saudaranya, mereka berkembang menjadi
negara industrialisasi yang berkembang pesat terutama dalam ekonomi dan berfokus pada
masalah dalam negeri.

Untuk masalah luar negeri sendiri Amerika bersikap hati-hati, lembut dan netral
dalam mengatasi setiap masalahnya. Namun hal ini berubah setelah industrialisasi Amerika
menjadi terlalu besar dan kekurangan bahan mentah serta pasar penjualan untuk produk
mereka. Sejak saat itu mereka mulai secara aktif mencari masalah. periode ini disebut sebagai
masa imperialisme Amerika dan akan dijabarkan lebih lanjut dibawah ini.

Setelah Amerika menunjukkan taringnya dalam perang melawan Spanyol, mereka


telah menjadi salah satu negara besar yang dapat mempengaruhi dunia sehingga mereka
menjadi salah satu factor penting dalam perang dunia 1 dan 2.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa latar belakang imperialisme Amerika
2. Apa itu doktrin Monroe
3. Bagaimana sistem imperilisme amerika
4. Apa latar belakang keterlibatan Amerika serikat dalam perang dunia 1
5. Apa pengaruh Amerika serikat terhadap perang dunia 1
6. Apa latar belakang keterlibatan Amerika serikat dalam perang dunia 2
7. Apa pengaruh Amerika serikat dalam jalannya perang dunia 2

1.3 Tujuan penulisan makalah


1. Untuk mengetahui latar belakang imperialisme amerika
2. Untuk mengetahui apa pengaruh perang amerika spanyol
3. Untuk mengetahui pengaruh amerika dalam perang dunia 1 dan 2

1
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Imperialisme Amerika
2.1.1. Latar Belakang Imperialisme Amerika
Imperialisme berasal dari Bahasa latin yang berarti Imperare yang berarti memerintah.
Pengertian Imperialisme adalah sistem Politik untuk menguasai suatu negara demi
kepentingan negara penakluk melalui penanaman pengaruh dalam segala aspek kehidupan
diwilayah jajahan melalui metode Militer, Politik, Ekonomi, Diplomasi, dan Budaya.

Ada beberapa factor yang mendorong imperialisme Amerika, antara lain :

A. Ekonomi: Revolusi Industri memicu kebutuhan bahan baku dan sumber daya alam baru
untuk industri manufaktur yang sedang berkembang pesat. Amerika Serikat melihat negara-
negara di Amerika Latin, Asia, dan Pasifik sebagai sumber daya yang berharga

B. Politik dan Kekuasaan: Selain ekonomi, ada keinginan untuk memperluas pengaruh
politik dan militer. Amerika Serikat ingin menjadi kekuatan global yang disegani dan
memiliki kepentingan strategis di berbagai belahan dunia.

C. Idealisme dan Budaya: Beberapa kelompok di Amerika Serikat percaya bahwa mereka
memiliki budaya dan sistem pemerintahan yang superior yang harus disebarkan ke seluruh
dunia. Ini termasuk penyebaran agama Kristen dan nilai-nilai demokrasi ala Amerika

D. Manifest Destiny adalah keyakinan kuat orang Amerika pada abad ke-19 bahwa Amerika
Serikat ditakdirkan untuk meluas melintasi benua. Konsep ini terlahir sebagai "Arah misi
untuk menebus Dunia Lama dengan teladan yang tinggi ... yang dibangkitkan oleh
potensialitas dunia baru untuk membangun surga baru" Frasa ini berarti ada banyak hal yang
berbeda-beda dalam banyak rakyat yang berbeda-beda. Persatuan definisi yang ada berujung
pada "perluasan, telah dirancang oleh Surga".Para politisi dari pertengahan abad ke-19
menggunakan frasa ini untuk menjelaskan keperluan akan perluasan, jauh melampaui
Teritorial Louisiana.

E. Kebanggaan Nasional: Kemenangan dalam Perang Saudara Amerika dan meningkatnya


kekuatan industri nasional memberikan rasa percaya diri dan kebanggaan nasional yang
mendorong Amerika untuk berperan lebih aktif dalam urusan internasional. Masyarakat
Amerika mulai melihat negara mereka sebagai kekuatan besar yang harus diakui di arena
global.

2
F. Kompetisi Global: Di tengah kompetisi global antara kekuatan kolonial Eropa dan negara-
negara baru yang sedang bangkit, Amerika ingin memperoleh keberadaan dan pengaruhnya di
panggung dunia. Hal ini tercermin dalam keinginan mereka untuk mendapatkan pangsa di
wilayah-wilayah seperti Karibia, Pasifik, dan Asia.

G. Diplomasi dan Propaganda: Amerika Serikat menggunakan diplomasi dan propaganda


untuk menyebarkan pengaruhnya dan mempromosikan kepentingannya di seluruh dunia. Hal
ini dilakukan melalui berbagai cara, seperti bantuan luar negeri, pertukaran budaya, dan
media

untuk mempromosikan aturan dan norma global yang menguntungkan kepentingannya.

H. Elit Lokal: Amerika Serikat sering bekerja sama dengan elit lokal di negara-negara lain
untuk memperluas pengaruhnya. Hal ini dapat dilakukan melalui dukungan politik, bantuan
keuangan, atau bahkan melalui intervensi militer.

2.1.2 Doktrin monroe


James monroe yang merupakan presiden kelima Amerika serikat sejak awal telah
bersimpati terhadap gerakan kemerdekaan di negara jajahan Spanyol di benua Amerika dan
ingin secepat nya mengakui kemerdekaan mereka. Namun dia menahan diri karena adanya
perundingan dengan Spanyol terkait wilayah Florida. Setelah berhasil mengambil wilayah
Florida menjadi bagian dari Amerika serikat, Monroe langsung mengakui kemerdekaan
negara-negara baru bekas jajahan Spanyol serta mengumumkan doktrinnya yang berbunyi "
segala campur tangan pihak lain dalam urusan negara-negara di benua Amerika sebagai
(ancaman) bahaya terhadap keamanan dan keselamatan Amerika Serikat."

Isi Doktrin Monroe yang lengkap sangat panjang dan ditulis dalam bahasa diplomatik.
Akan tetapi, esensinya terdiri dari dua prinsip utama. Yang pertama menegaskan bahwa
Amerika tidak akan tunduk pada penjajahan oleh negara-negara Eropa. Dengan doktrin ini,
ditegaskan bahwa benua Amerika bersifat independen dan upaya oleh berbagai negara Eropa
untuk mengambil kendali negara merdeka di Amerika akan dipandang sebagai tindakan
agresi. Prinsip yang kedua menyatakan bahwa Amerika Serikat tidak akan ikut campur
dengan masalah internal Eropa. Selain itu, Amerika Serikat juga tidak akan mengganggu
koloni Eropa yang masih ada

3
Doktrin ini menjadi dasar kebijakan politik bagi presiden-presiden selanjutnya sesuai
dengan kepentingan strategis Amerika di dunia, terutama masalah perang.

Contoh dari hal ini adalah ketika Inggris berselisih dengan Venezuela tentang suatu
daerah antara Venezuela dengan Guyana yang merupakan salah satu daerah jajahan Inggris
dimana Venezuela meminta pertimbangan Amerika serikat yang dutanggapi oleh presiden
Cleveland dengan sebuah nota bahwa negara Amerika adalah penjelmaan peradaban,
kebijaksaan, keadilan dan kebenaran, dan bahwa sumber-sumber nya yang tiada terbatas
mengizinkan baginya untuk menjalankan kekuasaan de facto diseluruh benua Amerika.

Amerika latin sendiri menanggapi niat Amerika ini dengan tangan terbuka walau
mereka tidak mau dianggap sebagai taklukan. Amerika serikat juga pada masa itu lebih
bertujuan menciptakan suasana kerjasama dan ersahabatan antara semua republik di benua
itu. Hal ini bisa dilihat dari Senat yang mencegah tindakan Grant yang hendak merebut
kepulauan Attfila yang dimiliki oleh Denmark (1876) dan Sandomino (1868-1870).
Pemerintah Amerika dengan mulianya menolak ketika ditawarkan Haiti yang hendak
dilepaskan presidennya (1882), dan bersikap netral selama perjuangan pemberontakan Cuba
terhadap Spayol (1868-1878) yang berlangsung lama itu. Bahkan di laut teduh pun Amerika
masih bersikap lunak dsn hati-hati seperti pada tahun 1867 dimana pemerintah dibawah
pimpinan Jhonson telah membeli Alasan dari Rusia demi menyenangkan hati mereka.

Sikap lembut dan hati-hati Amerika ini selama tahap awal imperialisme nya mulai
berubah sejak tahun 1896 ketika kehidupan ekonomi yang sedang berkembang dengan
leluasa membutuhkan pasar untuk barang-barangnya dan bahan mentah untuk industrinya.
Sejak saat itu mereka malah mulai secara aktif mencari masalah

Dasar dari Doktrin Monroe sebenarnya telah diletakkan sejak periode kepemimpinan
Presiden George Washington. Setelah negara-negara Amerika Latin yang tadinya menjadi
jajahan Spanyol dan Portugal berjuang untuk meraih kemerdekaannya, Amerika Serikat
melihat momen ini sebagai kesempatan agar bisa terlepas sepenuhnya dari kolonialisme
Eropa. Terlebih lagi, beredar kabar bahwa wilayah Amerika Latin akan dikembalikan ke
Spanyol dan Prancis, sementara Rusia sedang melebarkan wilayah kekuasananya ke pantai
barat laut Amerika Utara. Oleh karena itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Quincy
Adams segera menyusun rencana untuk mengeluarkan kebijakan luar negeri yang menolak
campur tangan Eropa di wilayahnya.

4
Perang amerika spanyol

Latar belakang Perang Spanyol-Amerika berawal dari perjuangan Kuba untuk


merdeka dari Spanyol sejak Februari 1895. Pada akhir abad ke-19, wilayah jajahan Spanyol
semakin sedikit jumlahnya karena banyak yang telah memerdekakan diri. Oleh sebab itu,
daerah yang masih dijajah oleh Spanyol ingin melakukan hal yang sama, salah satunya Kuba.
Kuba pun melancarkan pemberontakan terhadap Spanyol sejak Februari 1895, yang
kemudian disebut sebagai Perang Kuba.

Pada tanggal 15 Februari 1898, sebuah ledakan menenggelamkan kapal perang


Amerika USS Maine di pelabuhan Havana yang bertujuan untuk melindungi warga negara
Amerika serikat dengan kematian 268 orang yang tidak diketahui sebab nya. Para jurnalis
yang menginginkan perang memprovokosi bahwa kecelakaan itu disebabkan oleh orang
Spanyol.

Setelah dua tahun berjuang, para pemberontak hampir mengalahkan tentara Spanyol.
Mereka berhasil merebut Kuba bagian timur dari tangan penjajah. Pada 9 April, Spanyol
mengumumkan gencatan sejata dan segera memberi Kuba kekuasaan pemerintahan sendiri
yang terbatas. Akan tetapi, Kongres AS keberatan dan segera mengeluarkan resolusi yang
memicu kemarahan Spanyol. Isi resolusi tersebut adalah hak Kuba untuk merdeka, menuntut
penarikan angkatan bersenjata Spanyol dari Kuba, dan mengizinkan penggunaan kekuatan
bersenjata oleh Presiden William McKinley untuk memastikan penarikan pasukan Spanyol,
yang sekaligus memberi kesempatan bagi AS untuk mencaplok Kuba. Menanggapi hal ini,
Spanyol pun menyatakan perang pada Amerika serikat pada 21 april 1898.

Pada 1 Mei 1898 dini hari, Komodor George Dewey memimpin skuadron angkatan
laut AS ke Teluk Manila di Filipina. Sesampainya di sana, selama dua jam angkatan laut AS
terus menggempur pelabuhan dan pasukan Spanyol. Dari peristiwa ini, diperkirakan AS
kehilangan sebanyak 10 orang, sementara di pihak Spanyol sekitar 370 orang. Manila pun
secara resmi dikuasai oleh AS pada Agustus. Sementara itu, Armada Karibia Spanyol di
Pelabuhan Santiago, Kuba, yang dikomandoi oleh Laksamana Pascual Cervera, terus diintai
oleh Amerika Serikat. Suatu hari, pasukan AS di bawah pimpinan Jenderal William Shafter,
mendarat di pantai timur Santiago. Baca juga: Krisis Rudal Kuba: Latar Belakang dan Akhir
Setelah itu, mereka terus maju ke kota dengan upaya memaksa Armada Cervera keluar dari
pelabuhannya. Pada 3 Juli, Cervera memimpin skuadronnya keluar dari Santiago dan

5
mencoba untuk melarikan diri ke arah barat. Namun, semua kapalnya mendapat tembakan
keras dari AS dan akhirnya terdampar. Kapal-kapal Cervera pun banyak yang dalam kondisi
habis terbakar dan tenggelam. Santiago akhirnya menyerah kepada Shafter pada 17 Juli, yang
menandai berakhirnya perang antara Spanyol dan Amerika.

Perang Spanyol-Amerika diakhiri dengan Perjanjian Paris, yang ditandatangani pada


10 Desember 1898. Isi perjanjian ini adalah bahwa Spanyol harus melepaskan semua klaim
atas Kuba, menyerahkan Guam dan Puerto Riko ke AS, dan menyerahkan kedaulatan atas
Filipina ke Amerika Serikat seharga 20 juta dollar AS. Akibat perjanjian ini, rakyat Filipina
yang telah berperang melawan kekuasaan Spanyol segera mengarahkan senjata mereka
melawan AS.

2.1.3 Imperialisme Amerika


Attila harus dijadikan sebuah danau Amerika Dimana-mana penanam modal Amerika
harus dilindungi dan dipungut bunga setiap Bahun. Dimana mana pula harus terdapat
pemerintahan yang lemah dan kurang jujur, yang tidak mampu memenuhi kewajibannya jika
tidak ada ancaman. Diplomasi dollar dijalankan bersama-sama, dengan diplomas kekerasan
(the big stick). Amerika harus bersikeras dan ekstra waspada terlebih karena beberapa Negara
Eropa masih berpendapat bahwa mereka mempunyai hak-hak di bagian dunia ini. Di tahun
1902, Inggris Jerman dan Italia hendak memaksa Venezuela membayar tunggakan ganti
kerugian dan bunga, dimana mereka memblokir pantai pantai Negara tersebut dan
mempersiapkan diri untuk mendarat

Tetapi Roosevelt mengancam akan menyerang mereka dengan mengutus laksamana


Dewey sebagi pasukan penghancur. Bagaimanapun juga, perkara ini diselesaikan dengan
jalan abitrase. Amerika Latin menghargai pembelaan kedaulatannya yang tegas itu. Menteri
luar negeri Argentina, Louis Drago mempergunakan kesempatan ini untuk menyatukan
bahwa pada azasnya suatu kekuasaan Eropa tidak berhal untuk menduduki suatu daerah
bangsa Amerika.

Berdalihkan berpendapat penyelesaian piutang umum, Roosevell dapat menyetujui


pernyataan itu. Amerika Serikat bukan Negara Eropa maka mereka mengadakan interpensi di
san damingo untuk mengangkat seorang bendahara di tempat itu yang diberi tugas
mengawasi pemasukin bead an mengambil sejumlah piutang warga Negara Amerika (1903).
Pada waktu Prancis memajukan keberatan, Roosevelt memaksa pemerintih setempat untuk

6
mengakui pengawasan Amerika Serikat (1905) Bankin bankir di New York dengan
secepatnya meminjamkan kepada anak barv "Uncle Sam" itu.

Sementara itu, Roosevelt mengambil tyındakan yang panda sela sudah lama pendapat
umum di Amerika memikirkan soal penggalian terusan yang menghubungkan samydera
atlantik dengan laut teduh.

Inggris mengakui hak Amerika Serikat untuk menggali terusan antara lautan itu hanya
satu syarat, bahwa semua kapal perang maupun dagang dari semua bangsa harus diberik hak
yang sama untuk mempergunakan terusan itu. Maka tinggal mendapat ijin dan kolombia yang
menguasai daerah yang diperlukan. Negara tersebut tawar menawar, membujuk dan akhirnya
menolak. Menanggapi hal ini Theodore Roosevelt bekerja. Bunau-Varilla menawarkan
kepadanya membangkitkan pemerontakan di Panama, armada Amerika menghindari
Kolombia untuk mengirimkan pasukan dan memadamkan pemberontakan tersebut.

Pada malam hari tanggal 34 november 1903, Panama dengan gagah berani
memproklamirkan kemerdekaannya Tiga hari kemudian, kemerdekaannya di akui oleh
Amerika Serikat dan sebagai penghargaannya, Negara yang baru ini tidak dapat berbuat lain
daripada menyerahkan kepada Amerika dengan menerima pembayaran, sejalur tanah yang
lebarnya 10 mil melintasi tanah genting Panama Siasat telah berhasil, hanya sedikit
sandiwara dipertunjukan dengan sangat cerdik. Terusan Panama yang diusahakan setelah
keadaan kesehatan disitu diperbaiki, dan disiapkan pada tahun 1914, mengakibatkan bahwa
Amerika Serikat dapat mengawasi seluruh benua serta daerah yang makın lama makin luas di
lautan Teduh

Disamping itu, hubungan ekonomi antara daerah Timur dan daerah Barat dari
Amerika Serikat di perluas. Pada tahun 1904, Theodore Roosevelt mengumumkan kepada
kongres sebagai tambahan ajaran Monroe bahwa dalam hal suatu Negara tetangga berbuat
jahat atau tidak berdaya, maka bangsa berada yang paling dekat wajib untuk campur tangan,
jika hal itu terjadi diseper dua bumi bagian Barat, maka hanya Amerika Serikat dapat
memegang peranan itu Dengan perkataan lain, pihak yang paling kuat selalu paling baik
pendapatnya. Pendapat yang masuk akal itu tidak dapat diterima oleh Amerika Latin.
Imperialisme yankee yang masih dalam tingkatan permulaan seperti anak muda bersifat nakal
dan sombong Makin meningkat waktu, lebih halus jalan yang ditempuh imperialisme itu
dengan hasil yang sama.

7
Sementara itu, daerah lautan Teduh mengecewakan. Kepulauan Hawai dengan tidak
ditemui kesulitan telah dianeksir pada tahun 1898 tetapi berlainan halnya dengan Filipina.
Penduduk asli menentang penjajahan Amerika Serikat seperti dahulu menentang Spayol.
Usaha menaklukkan mereka memakan waktu tiga tahu dan memerlukan tindakan-tindakan
yang kejam sekali (1898-1901), dan akhirnya mereka sama kedudukannya terhadap Filipina
seperti dahulu Spayol terhadap Kuba. Apakah itu membuktikan panggilan yang suci di
kepulauan tersebut? Beberapa pendeta Methodist mulai ragu-ragu tentang hal itu. Theodore
Roosevelt tetap berpendapat demikian, tetapi ia menghendaki lebih banyak lagi agar lautan
Teduh dijadikan tanah Amerika, tidak lebih dan tidak kurang daripada itu.

Meski Amerika Serikat telah menunjukkan bahwa mereka tidak berkepentingan di


Tiongkok, tidak menutup konsesi daerah apapun juga dan telah puas mempertahankan prinsip
pintu terbuka, tetapi mereka tidak berhasil memperluas pengaruhnya di sana. Berkat
perantara Theodore Roosevelt, Jepang yang kecil untuk sebuah Negara muncul sebagai
pemenang setelah menanda tangani perjanjian di Portsmouth dengan Rusia. Tetapi Jepang
sama sekali tidak berterima kasih kepada Amerika Dimana Jepang mempersulit segala
rencana pembuatan jalan kereta api atau pinjaman dari orang Amerika di Tiongkok,
sementara perdagangan mereka sendiri terus diperluas

Usaha memperluas daerah Amerika Serikat di Laut Attila menjelang tahun 1908
nampaknya berjalan lancar, tetapi keadaan di Timur jauh kelihatannya menjadi sulit. Sebagai
konfensasi, Theodore Roosevelt membanggakan din, bahwa ia telah menjaga perdamaian di
Eropa, ketika ia menentang keinginan Jerman untuk memiliki Maroko di Konferensi Algiers
(1906). Ketika itu Amerika dengan terus terang ikut campur tangan dalam urusan dunia lama
untuk pertama kalinya, tetapi bukan untuk yang terkahir kali.

Sistem Imperialisme Amerika

Ekspansi Wilayah: Amerika Serikat memperoleh wilayah baru melalui pembelian,


perjanjian, atau penaklukan. Contohnya, pembelian Louisiana pada tahun 1803 dan perang
melawan Meksiko yang menghasilkan wilayah Texas, California, dan wilayah barat daya
lainnya.

Intervensi Militer: Amerika menggunakan kekuatan militer untuk memperluas pengaruhnya.


Contohnya, Perang Spanyol-Amerika (1898) yang mengakibatkan Amerika menguasai Puerto
Rico, Kuba, Guam, dan Filipina.Intervensi militer juga terjadi selama Perang Dingin, seperti
di Korea dan Vietnam.

8
Diplomasi Ekonomi: Amerika menggunakan kekuatan ekonomi untuk memperluas
pengaruhnya. Ini melibatkan perjanjian perdagangan, investasi, dan bantuan luar negeri.
Organisasi seperti Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia memainkan peran
dalam memperkuat pengaruh ekonomi Amerika.

Kebudayaan dan Media: Hollywood, musik, dan budaya pop Amerika menyebar ke seluruh
dunia melalui film, televisi, dan internet. Media massa seperti CNN dan BBC World Service
mempengaruhi persepsi global tentang isu-isu internasional.

Dominasi Teknologi dan Ilmu Pengetahuan: Amerika memiliki keunggulan dalam


teknologi, ilmu pengetahuan, dan inovasi. Perusahaan teknologi seperti Apple, Google, dan
Microsoft memainkan peran penting dalam memperluas pengaruhnya.

Kontrol atas Organisasi Internasional: Amerika memiliki pengaruh besar dalam PBB,
NATO, dan organisasi internasional lainnya. Ini memungkinkan Amerika mempromosikan
kebijakan dan nilai-nilai yang sesuai dengan kepentingannya.

Pengaruh Militer Global: Amerika memiliki kehadiran militer di seluruh dunia melalui
pangkalan militer, kapal perang, dan pasukan yang ditempatkan di berbagai negara.

Dampak Imperialisme Amerika

Hidup itu seperti Yin dan Yang dimana suatu Tindakan dapat menghasilkan 2 hal yang baik
dan buruk atau positif dan negative, Imperialisme juga memiliki dua dampak positif dan
negative.

Dampak positif dari Imperialisme Amerika.

Pola Pikir Masyarakat Semakin Berkembang: Melalui interaksi dengan budaya dan sistem
dari negara imperial, masyarakat dapat mengembangkan pemahaman yang lebih luas tentang
dunia. Ini membuka pikiran mereka terhadap berbagai pandangan dan gagasan.

Mengenal Mata Uang: Dalam proses imperialisme, mata uang negara imperialis sering
digunakan dalam perdagangan dan bisnis. Ini memperkenalkan masyarakat lokal pada sistem
mata uang yang lebih maju dan memudahkan transaksi lintas batas.

Kehidupan Perekonomian Berkembang: Imperialisme dapat membawa investasi asing dan


teknologi baru ke negara yang dikuasai. Ini dapat meningkatkan sektor ekonomi,
menciptakan lapangan kerja, dan memperkaya masyarakat.

9
Terjadinya Akulturasi Budaya: Kontak antara budaya imperialis dan lokal menghasilkan
akulturasi. Ini bisa berupa adopsi elemen budaya baru, seperti makanan, bahasa, atau gaya
hidup, yang dapat memperkaya keberagaman budaya.

Amerika Serikat yang keluar sebagai pemenang, muncul sebagai kekuatan baru dunia dengan
kepemilikan luar negeri yang luas dan pengaruh dalam politik internasional yang besar.

Dampak Negatif dari Imperialisme Amerika

Eksploitasi Sumber Daya Alam dan Manusia: Negara-negara imperialis sering mengambil
keuntungan dari sumber daya alam dan tenaga kerja di wilayah yang dikuasai. Ini dapat
mengakibatkan pemanfaatan yang tidak adil dan merugikan masyarakat setempat.

Ketergantungan Ekonomi Terhadap Negara Imperialis: Negara-negara yang dikuasai


sering kali menjadi tergantung pada ekonomi negara imperialis. Ketergantungan ini dapat
menghambat perkembangan ekonomi dan kedaulatan.

Kerusakan Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati: Proses eksploitasi sumber daya


alam oleh negara imperialis dapat merusak lingkungan dan mengancam keberagaman hayati.
Misalnya, deforestasi dan polusi dapat mengakibatkan kerusakan yang sulit diperbaiki.

Penindasan Politik dan Budaya: Negara-negara imperialis sering memaksakan sistem


politik dan budaya mereka kepada wilayah jajahan. Ini dapat menghilangkan identitas budaya
lokal dan mengurangi kebebasan politik.

2.1.4 Latar belakang Keterlibatan Amerika Serikat dalam Perang Dunia I

First World War jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia secara harfiah menjadi Perang
Dunia Pertama. Istilah First World War (1914-1918) pertama kali diciptakan sejak 1920 oleh
Letnan-Kolonel Repington. Perang Dunia I yang juga dikenal sebagai Perang Besar, Perang
Perserikatan Bangsa, dan juga dikenal sebagai "Perang untuk Mengakhiri Semua Perang"
adalah sebuah konflik dunia yang terjadi pada 1914-1918. (Krisna.I.G. 2015.356)

Ada beberapa faktor yang memicu terjadinya Perang Dunia Pertama, yang dapat
dikategorikan sebagai sebab umum dan sebab khusus.

Sebab umum meliputi:

Persaingan antar negara: Pada masa itu, terjadi persaingan ketat di bidang ekonomi, politik,
dan militer antar negara-negara Eropa, terutama antara Jerman dan Inggris.

10
Sistem aliansi: Terbentuknya dua blok kekuatan di Eropa, yaitu Triple Entente (Inggris,
Prancis, dan Rusia) dan Triple Alliance (Jerman, Austria-Hungaria, dan Italia), yang saling
bermusuhan dan memicu ketegangan.

Militerisme: Negara-negara Eropa berlomba-lomba memperkuat persenjataan dan pasukan


mereka, menciptakan suasana yang penuh kecurigaan dan ketakutan.

Nasionalisme: Sentimen nasionalisme yang berlebihan di beberapa negara, seperti Jerman


dan Austria-Hungaria, mendorong mereka untuk memperluas wilayah dan pengaruhnya.

Sebab khusus yang memicu perang adalah pembunuhan Archduke Franz Ferdinand, pewaris
tahta Austria-Hungaria, dan istrinya di Sarajevo pada tanggal 28 Juni 1914. Pembunuhan ini
dilakukan oleh Gavrilo Princip, seorang Serbia, dan memicu kemarahan Austria-Hungaria
terhadap Serbia.

Austria-Hungaria kemudian mengeluarkan ultimatum kepada Serbia yang berisi beberapa


tuntutan, termasuk penangkapan para pelaku pembunuhan dan pembubaran organisasi-
organisasi nasionalis Serbia. Serbia menolak beberapa tuntutan tersebut, dan Austria-
Hungaria pun mendeklarasikan perang pada tanggal 28 Juli 1914.

Perang ini kemudian meluas ke seluruh Eropa dan melibatkan banyak negara lain, termasuk
Rusia, Jerman, Prancis, dan Inggris. Perang Dunia Pertama berlangsung selama empat tahun
dan menyebabkan kematian jutaan orang dan kerusakan besar di berbagai negara.

Perang global ini digagas dan dirancang oleh Raja Inggris, Edward VII, sang diktator jenius.
Bagaimana caranya Inggris memicu perang global ini merupakan kajian mengenai metode
klasik imperialisme devide et impera (divide and rule) atau pecah belah dan kuasai. Metode
ini jugalah yang memicu terciptanya suatu gerakan politik manipulatif: nasionalis-chauvinis,
yang telah membentuk karakter Eropa modern, terutama sejak 'Revolusi 1848' yang didesain
Perdana Menteri Inggris, Lord Palmerston.

Inggris sengaja mengeksploitasi aset mereka di Balkan (kerjasama dengan Perancis, yang saat
itu masih limbung sistem politiknya karena banyaknya reformasi sistem republik, sampai-
sampai Perancis menerapkan sistem Republik Perancis Ketiga yang dimulai sejak 1870-
1940). Tujuan Inggris adalah untuk memblokir perkembangan ekonomi di Eropa. Rencana
Inggris memboikot perekonomian Eropa ini kembali mencuat di kemudian hari tahun 1989
setelah reunifikasi Jerman (Barat-Timur). Sedangkan, di tahun awal abad ke-20, rencana ini
dimaksudkan Inggris sebagai strategi untuk menempa terbentuknya aliansi dengan Perancis

11
yang disebut Entente Cordiale (1903-1904) dan kemudian menyebabkan Rusia terpaksa
bergabung dalam jaringan manipulatif ini tahun 1907, menjadi Triple Entente.

Triple Entente (Aliansi Entente Tiga) dan Perang Dunia I (WWI) merupakan respons Raja
Inggris, Raja Edward VII, terhadap serangkaian tantangan atas usaha dominasi Imperium
Britania, yang di awal abad ke-20 saja sudah menggenggam seperempat dunia (dari lahan
area populasi produktif seluruh dunia). Ancaman atau tantangan yang menyerang Imperium
Britania dan eksploitasi kolonialnya bukan berupa agresi militer, tapi pembangunan jalur
kereta api dan intervensi bidang teknologi dalam pembangunan infrastruktur lainnya di sektor
kolonial, serta memecah monopoli Inggris atas wilayah laut.

2.1.5 Keterlibatan Amerika dalam perang dunia 1


Pada awalnya, Amerika bersikap netral terhadap perang dunia 1 di Eropa, hal ini dikarenakan
doktrin monroe yang menyatakan bahwa Amerika tidak akan campur tangan terhadap
masalah diluar benua Amerika, selain itu ada juga alasan bahwa kepresidenan dikuasai oleh
para partai democrat ynag menyuarakan kebebasan dan emansipasi negara-negara terjajah.

Kenetralitasan Amerika dipertegas oleh presiden Woodrow Wilson pada 2 minggu


setelah pecahnya perang, ia menyerukan kepada segenap rakyatnya agar menyebarkan
semangat itu. “Dampak bagi peperangan bagi negeri inibergantung dari yang diaktakan atau
dilakukan oleh warga negaranya. Setiap orang yang mencintai Amerika serikat akan berbuat
dan berbicara sesuai denngan semangat yang benar dari netralitas”. (Krisnadi.2015. 361)

Walau pemerintahan ingin bersikap netral selama perang, para rakyat Amerika sendiri
berharap agar Amerika mendukung salah satu blok, hal ini dikarenakan penduduk Amerika
kebanyakan merupakan keturunan Inggris dan Jerman.

Pemerintah Inggris membuat dua keputusan setelah Amerika Serikat menyatakan


netralitasnya. Keputusan yang pertama, Inggris menyatakan blokade besi dan baja di
pelabuhan Central Powers dan mengawasi barang dari negara netral yang masuk darinya.
Sementara itu ketika gangguan dari kapal-kapal selama Jerman membuat blokade terhadap
kapal-kapal Amerika Serikat yang menginginkan perdagangan di perairan Inggris tidak
efektif, namun Inggris menyatakan bahwa blokadery terhadap kapal-kapal dagang Amerika
Serikat telah efektif. Aksias Inggris tersebut telah mengganggu hak Negara Amerika Serikat
sebaga negara yang netral, Inggris terus menangkapi dan menahan kapal-kapal Amerika
Serikat yang berada di sekitar wilayah perairan negara-negars netral seperti Belanda,
Denmark, dan Swedia saat menuju ke Jerman. Inggris menuduh bahwa Jerman telah menebar

12
ranjau di Lautan Utars yang diklaim oleh Inggris. Atas keputusan itu, State Department d
Washington memprotes bahwa kebijakan inggris tersebut bertentangan dengan hukum
internasional. Sementara itu, pemerintah Jerman juga membuat aksi-akal menentang hukum
internasional dan membahayakan warga negara dan keamanan Amerika Serikat di wilayah
lautan tersebut Jerman berpendapat bahwa wilayah yang diklaim Inggris merupakan zona
perang dan akan menenggelamkan setiap kapal yang berlayar di sana. Amerika Serikat
memprotes kebijakan itu lewat Presiden Wilson pada 1915. Jerman pada saat itu mengancam
akan menembak setiap kapal yang berlayar di sekitar perairan Britania. Namun, Presiden
Wilson mengatakan bahwa Amerika Serikat akan melindungi setiap kapal dan warga
negaranya yang berlayar di lautan tersebut dan mengancam baliwa Amerika Serikat tidak
akan menoleransi tindakan Jerman yang berhubungan dengan hal tersebut ketika sejumlah
128 warga negara Amerika Serikat tewas dalam tragedi penenggelaman kapal Lusitania yaty
berbendera Inggris oleh pemerintah Jerman. 12 Pemerintah Jerman pada saat itu khawatir
akan adanya pernyataan perang dari Amerika Serikal Kemudian mereka membuat kebijakan
untuk melakukan peringatan kepada setiap kapal yang masuk ke daerah itu sebelum
menembakm apabila melanggar, meskipun itu adalah kapal berbendera musul Amerika
Serikat sempat mengultimatium akan memutuskan hubung dengan Jerman atas kasus
sebelumnya.

Dalam bulan Desember 1916 Presiden Wilson mencoba turun tangan dengan menawarkan
agar kedua belah pihak (Sekutu dan Sentral) mengadakan perundingan damai, namu tidak ada
satu pihal pun yang mau meninggalkan tujuan perangnya sehingga pihak lain pun tidak dapat
menerimanya. Tampaknya perang akan terus berlanjut sampai salah satu pihak atau dua-
duanya merasa sudah amat kelelahan.

Pada awal tahun 1917 Jerman memutuskan untuk melaksanakan lagi perang kapal selam
yang tak terbatas, dengan harapan dapat memukul Inggris. Para pemimpin Jerman yakin
bahwa Amerika Serikat sudah terlalu terlambat untuk ikut secara aktif dalam perang serta
memiliki tentara yang cukup untuk membalikkan keadaan sebelum suatu serangan terakhir ke
barat dilakukan oleh Jerman. Juga tidak dapat dipastikan bahwa Amerika Serikat akan
berbuat lebih dari hanya sekedar memprotes.

Untuk beberapa bulan lamanya, perang kapal selam yang tak terbatas yang dilancarkan oleh
Jerman tampak agak membuahkan hasil, dan mampu mengurangi bahya yang ditimbulkan
oleh Inggris di perairan atau selat-selat antara Inggris dengan Jerman. Namun, iring-iringan

13
kapal (convoy), yang merupakan jawaban atas perang kapal selam yang tak terbatas yang
dimulai lagi oleh Jerman, sedang dalam perjalanan dari Amerika Serikat ke Eropa. Dalam
bulan April 1917, Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Jerman, yang berarti
memasuki kancah Perang Dunia I. Satu hal lagi kiranya perlu dikemukakan di sini, ialah
ketidakikutan Amerika Serikat dalam perang sejak awal karena terhalang oleh kehadiran
negara yang diperintah secara otokratis (yaitu Rusia di bawah kaisarnya) dalam barisan
Sekutu. Wilson hanya dapat menerima perang sebagai perang suci yang idealistis "...to make
the world safe for democracy," ("... menjadikan dunia aman untuk pelaksanaan demokrasi"
(Craig, et al, 1986: 1089; Easton, 1966: 710). Ganjalan ini telah teratasi dengan terjadinya
revolusi di Rusia dalam bulan Maret 1917 yang berhasil menjatuhkan pemerintahan Tsar.

hal itu merupakan masalah waktu. Rusia, sebagaimana diharapkan, terdepak dari perang dan
mengadakan perjanjian damai (Perjanjian Sesudah pernyataan perang Amerika Serikat ini,
bagi Jerman Brest-Litovsk) dalam bulan Maret 1918, hingga dapat memberi kebebasan bagi
seluruh tentara Jerman untuk melakukan serangan ke barat. Rencana ini dilaksanakan dalam
bulan Mei 1918, namun pada saat itu kontingan tentara Amerika Serikat sudah berada Eropa,
yang dalam keadaan masih segar siap menyambut serangan Jerman tersebut. Lebih dari tiga
juta pasukan Amerika Serikat tela dimobilisasi dan dilatih sebelum berakhirnya perang.
Pasukan Sekut di bawah panglimanya yang baru, Marsekal Foch, menghada rencana serbuan
Jerman tersebut. Ketika serangan itu dilancarkan Sekutu melakukan serangan balasan yang
berhasil mendorong mundur pasukan Jerman di seluruh lini. Sebelum pemunduran sampai ke
perbatasan Jerman, Jerman mengajukan permohona damai atas dasar "The Fourteen Points"
yang diucapkan oleh Presiden Amerika Serikat, Woodrow Wilson, dan akhirnya gencatan
senjata disetujui mulai berlaku pada tanggal 11 November 1918.

2.1.6 Keterlibatan Amerika dalam perang dunia 2


Latar belakang perang dunia 2

Penyebab umum terjadinya Perang Dunia II Kegagalan Liga Bangsa-Bangsa (LBB) dalam
menciptakan perdamaian dunia. LBB bukan lagi alat untuk mencapai tujuan, tetapi menjadi
alat politik negara- negara besar untuk mencari keuntungan. LBB tidak dapat berbuat apa-apa
ketika negara-negara besar berbuat semaunya, misalnya pada tahun 1935 Italia melakukan
serangan terhadap Ethiopia. Negara maju saling berlomba memperkuat militer dan
persenjataannya. Dengan kegagalan LBB tersebut, dunia Barat terutama Jerman dan Italia
mencurigai komunisme Rusia, tetapi kemudian Rusia mencurigai fasisme Italia dan nasional-
sosialis Jerman. Oleh karena saling mencurigai akhirnya negara- negara tersebut memperkuat

14
militer dan pesenjataannya. Adanya pertentangan-pertentangan akibat ekspansi. Adanya
pertentangan faham demokrasi, fasisme dan komunisme. Adanya politik balas dendam
(―Revanche Idea‖) Jerman terhadap Perancis, karena Jerman merasa dihina dengan
Perjanjian Versailles. LBB tidak mempunyai angkatan bersenjata dan bergantung kepada
kekuatan internasional untuk menjaga agar resolusi-resolusinya dipatuhi. Meskipun awalnya
menunjukkan keberhasilan dalam menjalankan tugasnya, LBB akhirnya gagal mencegah
berbagai serangan yang dilakukan Kekuatan Poros pada tahun 1930-an.

Sebab Khusus Terjadinya Perang Dunia II Di Eropa, sebab khusus terjadinya Perang Dunia
II adalah serbuan Jerman ke Kota Danzig, Polandia pada tanggal 1 September 1939. Polandia
merupakan negara di bawah pengawasan Liga Bangsa-Bangsa. Hitler menuntut Danzig
karena penduduknya adalah bangsa Jerman, tetapi Polandia menolak tuntutan itu. Pada
tanggal 3 September 1939 negara-negara pendukung LBB terutama Inggris dan Perancis
mengumumkan perang kepada Jerman, kemudian diikuti sekutu-sekutunya. Perang Dunia di
Pasifik disebabkan oleh serbuan Jepang terhadap Pangkalan Armada Angkatan Laut Amerika
di Pearl Harbour, Hawai (7 Desember 1941).

2.1.7 Amerika dalam perang dunia 2


Sebelum terlibat pada Perang Dunia II (1939-1945), Pemerintah Amerika Serikat
menghadapi dilema antara netral atau membantu sekutu terutama Inggris untuk menghadapi
Axis (Jerman, Italia, dan Jepang). Ketika itu kekuatan politik Amerika Serikat dalam
menyikapi Perang Dunia I menganuhpaham Isolasionisme dengan kebijakan menutup dari
hasutanpolitik kepentingan baik di wilayah Eropa maupun di kawasan Amerika. Hal ini
dicerminkan oleh sikap konsolidasi ke dalam negeri dengan berkonsentrasi kepada
pembangunan dan kehidupan ekonomi, membangun pertahanan wilayah dan menghindari
konflik bilateral dan multilateral demi menciptakan perdamaian.

Paham isolasionisme berkembang menjadi rasa simpati kepada Inggris dan sekutunya
setelah Perang Dunia II dimulai. Hal ini dikarenakan kekuatan Nazi menyerang hampir
seluruh Eropa Barat.

Berbeda dengan perang dunia 1 dimana Amerika bersifat netral selama tahap awal perang dan
baru ikut serta diakhir pertempuran, Amerika serikat selama perang dunia 2 mengambil peran
yang cukup aktif dalam perang besar ini.

Latar belakang keterlibatan Amerika Serikat dalam Perang Dunia sebagai berikut: (1)
sifat dasar totalitarianisme Jerman, Italia dan Jepang yang agresif dan ekspansionis seperti

15
yang ditunjukkan Hitler yang mencaplok Austria ke dalam wilayah Jerman pada 1938 dan
daerah Sudeten di Cekoslowakia menjadi incaran Jerman berikutnya. Atau seperti yang
ditunjukkan Jepang telah berhasil menginvasi Cina pada 1931, jauh sebelum Perang Dunia II
dimulai di Eropa dan pengambilalihan kekuasaan Jepang atas Manchuria pada 1 Maret 1931
yang sekaligus sebagai awal dimulainya Perang Dunia II. Rakyat Amerika Serikat yang
kecewa atas kegagalan perjuangan membela demokrasi dalam Perang Dunia I mengumumkan
tidak akan memberikan bantuan kepada negara mana pun dalam bentuk apa pun dengan
tujuan mencegah keterlibatan Amerika Serikat dalam suatu peperangan non-Amerika dan
menolak untuk mengakul negara boneka Manchukuo bikinan Jepang di Manchuria, Hitler
ketika berhasil mencaplok Polandia, Denmark, Norwegia, Belanda, Belgia dan Prancis,
menjadikan kekhawatiran dan kemarahan Amerika Serikat bahwa gabungan kekuatan yang
mengancam keamanan Eropa dan kemudian mengancam keamanan Amerika Serikat.

Karena Hitler yang telah mencaplok Polandia, Norwegia, Belum, Belanda dan prancis
yang menjadikan negara Jerman menjadi terlalu kuat membuat Amerika Serikat menjadi
gelisah dan segera menyatakan keberpihakannya pada sekutu dengan berperan sebagai
pemasok senjata dan bahan-bahan.

Pada September 1940, Roosevelt memutuskan perjanjian presidensial dengan Perdana


Menteri Inggris Winston Churchill. Amerika Serikat menyerahkan kelebihan senjata militer
Navy 50 kepada Inggris untuk ditukar dengan pangkalan udara dan militer Inggris di
Newfoundland dan Atlantik Utara. Kampanye pemilihan presiden 1941 kaum isolasionis,
walaupun vokal, merupakan suara minoritas. Lawan Roosevelt dari Partai Republik, Wendell
Wilkie, cenderung memihak Tindakan intervensi.

Pada 6 Januari 1942, Sebagai persiapan perang, Presiden Roosevelt mengumumkan


sasaran produksi yang hebat seperti penyelesaian pembuatan pesawat terbang sebanyak
60.000 buah pada 1942, pembuatan tank sebanyak 45,000 buah, 20.000 meriam penangkis
udara, dan 18 juta ton berat perkapalan dagang. Uang dikumpulkan dalam jumlah yang
banyak, pembangunan industri perang, teknik-teknik baru yang mencolok diciptakan seperti
dalam produksi kapal dan pesawat terbang. Di bawah serangkaian Undang-Undang
Mobilisasi, angkatan bersenjata Amerika Serikat dinaikkan jumlahnya menjadi 15.100.000
orang. Pada akhir 1943 sekitar 65.000.000 orang berseragam tentara atau bekerja dalam
jabatan yang ada hubungannya dengan peperangan.

16
Inggris memulai serangan udara pada musim panas 1940, namun Amerika Serikat masih
menunjukkan netralitas. Amerika Serikat bergabung dengan Kanada dalam Dewan
Pertahanan Bersama dan bersepakat untuk melindungi hak milik negara-negara republik di
Amerika Latin. Mengingat semakin agresifnya negara-negara Blok Poros seperti yang telah
ditunjukkan Jerman maupun Jepang membuat Amerika Serikat semakin khawatir terhadap
keamanan Amerika Serikat sehingga Presiden Roosevelt menandatangani sebuah perintah
eksekutif yang tidak diterbitkan (rahasia) pada Mei 1940 yang mengizinkan personel militer
Amerika Serikat berpartisipasi dalam operasi terselubung di Cina sebagai "American
Volunteer Group" (AVG) yang juga dikenal sebagai Harimau Terbang Chennault. Selama
tujuh bulan, kelompok Harimau Terbang berhasil menghancurkan sekitar 600 pesawat
Jepang, menenggelamkan sejumlah kapal Jepang, dan menghentikan invasi Jepang terhadap
Birma. Dengan adanya tindakan Amerika Serikat dan negara lainnya yang memotong ekspor
ke Jepang1, maka Jepang merencanakan serangan terhadap Pearl Harbor pada 7 Desember
1941 tanpa peringatan deklarasi perang. Di bawah komando Laksamana Madya Chuichi
Nagamo, pada 7 Desember 1941 Jepang melakukan serangan udara kejutan terhadap Pearl
Harbour, pangkalan angkatan laut Amerika Serikat terbesar di Asia Pasifik sehingga
mengakibatkan kerusakan parah pada Armada Pasifik Amerika Serikat. Serang Jepang
terhadap Amerika ini tidak terhenti hanya di pearl Harbour namun juga dilanjut dengan
serangan ke pangkalan udara Amerika di Filiphina.

Amerika Serikat terlibat perang dengan Inggris dan Rusia (melawan Jerman dan
sekutunya) dan memutuskan untuk mengerahkan tenaga militer utama mereka di Eropa.
Sepanjang tahun 1942, militer Inggris dan jerman berulang kali berperang tanpa hasil di
Libya dan Mesir untuk menguasai terusan Suez. 1 (Flores Tanjung, -)

Tapi pada 23 Oktober, tentara Inggris yang dipimpin oleh Jenderal Sir Bernard
Montgomery, menyerang Jerman dari El Alamein. Bersenjatakan ribuan tank, banyak di
antaranya diproduksi oleh Amerika Serikat, mereka mengalahkan pasukan Jerman dalam
serangan yang melelahkan selama dua minggu lamanya.

Pada tahun 1942 juga menjadi saat yang menentukan bagi pasukan garis depan di
timur. Walau menderita kekalahan besar, Rusia berhasil menghentikan agresi Nazi di gerbang
kota Leningrad dan Moskow. Sementara di Pasifik, pasukan Amerika Serikat dipaksa

1
Pada 1 Agustus 1941, Atas pendukung Jepang terhadap Manchuria Amerika memberikan respon keras dengan
memperlakukan embargo minyak bumi yang sangat penting pada kala itu bagi Jepang yang tengah bangkit dalam
industrialisasi.

17
menyerah di Filipina pada awal 1942, tapi membalas kekalahannya pada bulan berikutnya.
Jendral James Doolittle memimpin pasukan pengebom dalam serangan mendadak ke Tokyo
pada April; tidak menghasilkan dampak nyata, tapi secara psikologis menyulut semangat
yang berkobar-kobar dalam pasukan Amerika Serikat.

Pada musim dingin 1942-43, pasukan Rusia mengalahkan Jerman di Stalingrad


(Volgograd) lalu memulai agresi jangka panjang yang akan membawa mereka ke Berlin pada
1945. Pada juli 1943, tentara Inggris dan Amerika menginvasi Sisilia dan menguasai pulau itu
dalam satu bulan. Selama itu, Benito Mussolini terguling dari tampuk kekuasaannya di Italia.
Pengganti Mussolini mulai bernegosiasi dengan Sekutu dan menyerah setelah invasi ke pulau
utama Italia pada September. Akan tetapi saat itu pasukan Jerman sudah menguasai pulau-
pulau kecil Italia. Pertempuran melawan pasukan Nazi di Italia berlangsung getir dan lama.
Italia baru bebas pada 4 juni 1944. Sekutu perlahan bergerak ke utara, membangun landasan
terbang, dan dari sana mereka melakukan serangan udara yang menghancurkan jalur kereta
api, pabrik, dan gudang senjata di Jerman Selatan dan Eropa Tengah.

Pada 7 November itu, pasukan bersenjata Amerika dan Inggris mendarat di Afrika
Utara jajahan Perancis. Terjepit pasukan yang merangkak dari timur dan barat, pasukan
Jerman mundur dan setelah melakukan perlawanan kuat, menyerah pada Mei 1943. Di kairo,
pada November 1943, Roosevelt dan Churchill bertemu dengan pemimpin Nasionalis Cina
Chiang Kai-shek untuk menyetujui persyaratan bagi Jepang, temasuk penyerahan hasil
keuntungan agresi militer sebelumnya. Tak lama setelah itu, di Teheran, Roosevelt, Churchill,
dan Stalin merancang perjanjian dasar terhadap daerah yang diduduki Jerman Pasca perang
dan didirikannya organisasi internasional baru, Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Selama itu, Benito Mussolini terguling dari tampuk kekuasaannya di Italia. Pengganti
Mussolini mulai bernegosiasi dengan Sekutu dan menyerah setelah invasi ke pulau utama
Italia pada September. Akan tetapi, saat itu pasukan Jerman sudah menguasai pulau-pulau
kecil Italia. Pertempuran melawan pasukan Nazi di Italia berlangsung getir dan lama. Italia
baru bebas pada 4 juni 1944. Sekutu perlahan bergerak ke utara, membangun landasan
terbang, dan dari sana mereka melakukan serangan udara yang menghancurkan jalur kereta
api, pabrik, dan gudang senjata di Jerman Selatan dan Eropa Tengah

Jenderal Amerika, Dwight D. Eisenhower, ditunjuk sebagai komandan tertinggi


pasukan Sekutu di Eropa. Setelah persiapan matang, pada 6 juni 1944, pasukan Amerika,
Inggris, dan kanada, dilindungi angkatan udara yang lebih hebat dan banyak, mendarat di

18
lima pantai di Normandy. Dengan didirikannya pangkalan pantai setelah pertarungan yang
sengit, lebih banyak lagi tentara yang dikirim ke sana sehingga memaksa mundur Jerman
setelah serangkaian pertempuran berdarah.

Pertempuran di Laut koral, di mana disebut sebagai pertarungan laut pertama dalam
sejarah karena semua serangan dilakukan oleh pesawat yang berlabuh di kapal induk. Armada
angkatan laut Jepang yang dikirim untuk menyerang daerah selatan Papua Nugini dan
Australia dipukul mundur oleh tentara Amerika dalam pertempuran jarak dekat. Beberapa
minggu kemudian, Pertempuran Laut di Midway di tengah Samudera Pasifik menghasilkan
kekalahan besar pertama angkatan laut Jepang, yang kehilangan empat kapal kapal induknya.

Pada Februari 1945, ketiga pemimpin Sekutu bertemu kembali di Yalta (sekarang
Ukraina), dengan kemenangan yang seolah sudah berada dalam genggaman. Di sana, Rusia
diam-diam menyetujui untuk berperang dengan Jepang tiga bulan setelah Jerman menyerah.
Sebagai imbalannya, Rusia akan memiliki kendali penuh atas Manchuria dan menerima
Kepulauan Kurile di Jepang sekaligus bagian selatan pulau Sakhalin.

Rusia mendapatkan kembali setengah teritorinya seperti sebelum berlangsungnya


Perang Dunia II. Diskusi mengenai pampasan perang yang akan diminta dari jerman, yaitu
pembayaran yang dituntut Stalin dan ditentang Roosevelt dan Churchill menemui jalan buntu.
Pengaturan secara rinci dibuat dengan mempertimbangkan daerah yang dikalahkan Sekutudi
Jerman, juga pengadilan dan hukuman bagi pelaku kriminal perang. Di Yalta juga disetujui
bahwa kekuatan besar di Dewan keamanan dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa yang hendak
diajukan harus memiliki hak veto atas masalah yang menyangkut keamanan bangsa mereka.
Dua Bulan setelah Harry Truman, yang ketika itu menjabat sebagai Wakil Presiden.

Pada akhir April 1945, Ibu Kota Jerman yaitu Berlin sudah dikepung oleh Uni Soviet
dan pada 1 Mei 1945, Adolf Hitler bunuh diri dengan cara menembak kepalanya sendiri
bersama dengan istrinya Eva Braun di dalam bunkernya, sehari sebelumnya Adolf Hitler
menikahi Eva Braun, dan setelah mati memerintah pengawalnya untuk membakar mayatnya.
Setelah menyalami setiap anggotanya yang masih setia. Pada 2 Mei 1945, Karl Dönitz
diangkat menjadi pemimpin menggantikan Adolf Hitler dan menyatakan Berlin menyerah
pada 2 Mei 1945. Disusul Pasukan Jerman di Italia yang menyerah pada 2 Mei 1945. Pasukan
Jerman di wilayah Jerman Utara, Denmark dan Belanda menyerah 4 Mei 1945. Sisa pasukan
Jerman di bawah pimpinan Alfred Jodi menyerah 7 Mei 1945 di Rheims, Prancis.

19
Di front Pasifik, perang berakhir setelah Amerika menjatuhkan little boy dikota
Hiroshima dan Nagasaki pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 yang membuat Jepang terpaksa
menyerah tanpa syarat pada tanggal 14 Agustus 1945 di atas kapal USS Missouri di teluk
Tokyo.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan dari makalah tentang imperialisme Amerika dan keterlibatan Amerika Serikat
dalam Perang Dunia II adalah bahwa Amerika Serikat memainkan peran yang signifikan
dalam kedua aspek tersebut. Sebelum perang, kebijakan imperialisme Amerika
mencerminkan ambisi ekonomi dan politik untuk memperluas pengaruhnya di seluruh dunia,
terutama di Amerika Latin, Karibia, dan wilayah Pasifik. Namun, setelah terjadinya Perang
Dunia II, Amerika Serikat terpaksa meninggalkan kebijakan isolasionisme dan terlibat secara
aktif dalam konflik global.

Keterlibatan Amerika Serikat dalam Perang Dunia II membawa dampak besar, baik secara
domestik maupun internasional. Amerika memberikan dukungan besar kepada sekutu, baik
dalam bentuk logistik, ekonomi, maupun dukungan militer langsung, yang berkontribusi
signifikan terhadap kemenangan Sekutu dalam perang. Selain itu, keterlibatan Amerika
Serikat dalam perang juga mengubah dinamika politik global dan memperkuat posisinya
sebagai kekuatan utama di panggung internasional.

Dengan demikian, keterlibatan Amerika Serikat dalam Perang Dunia II merupakan titik balik
penting dalam sejarah Amerika Serikat dan dunia, yang menggambarkan perubahan
signifikan dalam peran dan posisi negara tersebut dalam politik global.

20
DAFTAR PUSTAKA

Flores Tanjung, P. S. A. D., -. Amerika Sebagai Negara Adikuasa Dalam Panggung Dunia. -
ed. Medan: -.

Perry, M. (2013). Peradaban barat, dari revolusi Perancis hingga zaman globalisasi. Bantul:
Kreasi Wacana.

Ojong, P. K. (2001). Perang pasifik, Jakarta, Buku Kompas.

Krisnadi, I. G. (2012). Sejarah Amerika Serikat, Yogyakarta, Ombak.

Flores Tanjung, Lister Eva. (2013), Amerika Selayang Pandang, Medan, Unimed Press.

21

Anda mungkin juga menyukai