Anda di halaman 1dari 12

Masalah Ukraina Dalam Pandangan Teori

Legitimasi Negara dan Teori Kedaulatan

Nama : Steven Endrow Nenggolan

NPM : 41151010210047

Semester :2

Kelas : A1

Mata Kuliah : Ilmu Negara

Dosen : Dini Ramdania, S.H., M.H.

Ari Wibowo, S.H., M.H.

DISUSUN OLEH: Steven Endrow Nenggolan

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LANGLANGBUANA 2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. yang sudah melimpahkan rahmat,
dan kebaikan- Nya sehingga artikel ini bisa tersusun dengan baik serta tepat waktu. Seperti yang
sudah kita tahu“Ilmu Negara” itu sangat berperan dan berpengaruh dalam pemahaman
mengenai negara. Maka dalam makalah ini kita dapat memahami bagaimana Ilmu Negara
mengatasi kasus yang timbul dalam kehidupan.

Semoga dengan mempelajarinya dapat menambah pengetahuan kita jadi lebih luas lagi. Masih
banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini, kritik dan saran serta anjuran yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan guna kesempurnaan makalah ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dini Ramdania, S.H., M.H. dan Bapak Ari Wibowo,
S.H., M.H. . sebagai Dosen Pengampu mata kuliah Hukum Islam dan kepada pihak yang sudah
menolong turut dan dalam penyelesaian makalah ini. Atas perhatian serta waktunya, kami
sampaikan banyak terima kasih.

31 Mei 2022

Steven Endrow Nenggolan


Daftar Isi

COVER…………………………………………………………………………………………………………………………………………1

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………………………2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………………………..3

PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………………………………………..4

1. Latar Belakang Masalah……………………………………………………………………………………………….…4


2. Tujuan Pembahasan……………………………………………………………………………………………………….5
3. Identifikasi Masalah………………………………………………………………………………………………………..5

PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………………………………………………..7

1. 1 Teori Legitimasi…………………………………………………………………7
2 Eksistensi Ukraina dihubungkan dengan teori legitimasi dan teori kedaulatan….8
2. Akibat Konflik Rusia-Ukraina secara Universal………………………………….9
3. Peran PBB………………………………………………………………………....10

PENUTUPAN…………………………………………………...………………………...11

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………..………………………12
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Ribuan warga Ukraina tewas pada akibat konflik militer

Ribuan warga sipil tewas di Ukraina selama hampir 11 minggu perang di negara itu. Angka ini
lebih tinggi dari laporan jumlah korban tewas resmi PBB yang mencapai 3.381 jiwa. Hal itu diungkapkan
Kepala Misi Pemantau Hak Asasi Manusia PBB di Ukraina, Matilda Bogner, Selasa (10/5/2022). Tim
PBB, yang mencakup 55 pemantau di Ukraina, melpaorkan sebagian besar kematian terjadi akibat
penggunaan senjata peledak dengan area dampak luas, seperti rudal dan serangan udara.
Korban tewas warga sipil dalam perang Rusia-Ukraina bertambah menjadi 1.892 orang.
Sementara jumlah yang melarikan diri dari perang melebihi 4,6 juta orang, lapor PBB pada
Selasa."Setidaknya 2.558 orang terluka di Ukraina sejak 24 Februari," kata Kantor Komisaris Tinggi PBB
untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) dalam sebuah pernyataan. “Sebagian besar korban sipil yang tercatat
disebabkan oleh penggunaan senjata peledak dengan area dampak yang luas, termasuk penembakan
peluru artileri berat dan beberapa sistem peluncuran roket, serta serangan rudal dan udara,” tambah
OHCHR.

Data dari Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) menunjukkan jumlah orang yang
telah meninggalkan Ukraina sejak awal perang telah meningkat menjadi lebih dari 4,61 juta. Sebagian
besar dari mereka telah pergi ke negara-negara tetangga, lebih dari 2,64 juta ke Polandia, 701.741 ke
Rumania, 433.083 ke Rusia, 428.954 ke Hongaria, 413.374 ke Moldova, 320.246 ke Slovakia dan 21.292
ke Belarus, menurut angka terbaru UNHCR.

Masih ada jutaan pengungsi internal di Ukraina, dengan update dari Organisasi Internasional untuk
Migrasi awal pekan ini mengungkapkan jumlahnya sekitar 7,1 juta orang.

2. Tujuan Pembahasan

Setelah melihat latar belakang diatas, maka tujuan dari artikel ini adalah memahami situasi yang
terjadi di Negara terkait dan menganalisa eksistensi Ukraina dengan teori letimasi Negara dan teori
kedaulatan. Kita akan mendalami apa yang menjadi faktor penyebab dari terjadinya konflik antara
Ukraina dan Rusia, apa pengaruhnya bagi dunia, dan apa upaya dunia dalam mengatasi konflik ini, dan
upaya kita sebagai manusia yang beradab dan berperi kemanusiaan.

3. Identifikasi Masalah

Peperangan antara Ukraina dan Rusia yang pertama kali meletus pada tanggal 24 Februari 2022
hingga April 2022 ini belum juga usai, jauh dari kata resolusi dan rekonsiliasi. Konflik ini bermula dari
deklarasi kemerdekaan wilayah Donetsk dan Luhansk yang sebelumnya menjadi bagian timur wilayah
Ukraina. Kemudian pihak Rusia mengakui kemerdekaan atas dua wilayah tersebut, berbeda dengan
Ukraina yang menolak dan menganggap dua wilayah tersebut merupakan wilayah sah mereka.

Awal mula konflik Rusia dan Ukraina sebetulnya bermuara dari pertarungan geopolitik-geoekonomi
dua kekuatan, yakni Uni Eropa (European Union/EU) melawan Rusia. Secara tidak langsung, aliansi
pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) membekingi EU dalam aksinya
melawan Rusia. Sedangkan China, Korea Utara, Iran dan beberapa negara di Amerika Latin selalu ada di
belakang Rusia.

Ukraina yang menjadi negara di tengah kekuatan pertarungan EU dan Rusia seperti terdesak. Meski
Ukraina telah beberapa kali mencoba mengajukan proposal untuk masuk ke EU dan juga tergabung dalam
NATO Membership Action Plan (MAP) pada tahun 2008. Upaya ini juga juga salah satu alasan kenapa
Rusia melakukan operasi militer di Ukraina pada hari ini.

Rusia ingin Ukraina menjadi negara netral dan tidak memihak manapun (minimal), atau menjadi
negara pro Kremlin. Pilihan kedua ini dulu pernah dilakukan Rusia ketika Viktor Yanukovych terpilih
menjadi Presiden Ukraina medio 2010-2014, sebelum Volodymyr Zelensky menjadi Presiden Ukraina
hingga sekarang. Yanukovych sebelum dijatuhkan, memainkan peran penting hubungan baik dengan
Putin di Kremlin. Sedangkan Zelensky yang sekarang berkuasa menjadi tokoh antagonis Putin. Zelensky
yang merupakan mantan artis komedi ini lebih memilih mengajukan proposal keanggotaan ke EU dan
melawan Putin.
PEMBAHASAN

1.1 TEORI LEGITIMASI KEKUASAAN


Negara adalah suatu organisasi kekuasaan dan organisasi itu merupakan tatakerja daripadaalat-
alat perlengkapan negara yang merupakan suatu keutuhan, tatakerja mana melukiskanhubungan
serta pembagian tugas dan kewajiban antara masing-masing alat perlengkapannegara itu untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. Suatu negara pasti dipimpim oleh pemegangkekuasaan. Dan berikut ini adalah
beberapa teori tentang bagaimana kekuasaan itu didapat.· Teori TeokrasiTeori ini menyatakan bahwa asal
atau sumber daripada kekuasaan itu sendiri adalah
dariTuhan.· Teori Hukum ini menyatakan bahwa kekuasaan itu berasal dari rakyat. Huku inim
engatakan bahwa kekuasaan itu berasal dari rakyat dan asal kekuasaan yang ada pada rakyat ini tidak lagi
dianggap dari Tuhan, melainkan dari alam kodrat.!emudian kekuasaan yang ada
padarakyat ini diserahkan kepada seseorang yang disebut raja, untuk menyelanggarakankepentingan
masyarakat

 Rousseau mengatakan bahwa kekuasaan itu ada pada masyarakat,kemudian denganmelalui


perjanjian masyarakat, kekuasaan itu diserahkan kepada raja.
 Thomas HobbesThomas Hobbes mengatakan bahwa kekuasaan itu dari masing-masing orang
secara langsung diserahkan kepada raja dengan melalui perjanjian masyarakat. jadi sifat
penyerahan kekuasaan dari orang-orang tersebut kepada raja, atau perjanjian masyarakatnya,
bersifat langsung

1.2 Eksistensi Ukraina dihubungkan dengan Teori Legitimasi


Seperti yang sudah kita pelajari di atas, Tindakan yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina adalah
suatu tindakan yang disebut Invasi. Invasi adalah aksi militer di mana angkatan bersenjata suatu negara
memasuki daerah yang dikuasai oleh suatu negara lain, dengan tujuan menguasai daerah tersebut atau
mengubah pemerintahan yang berkuasa. Setelah 11 tahun terakhir invasi kembali terjadi.

Berdasar pada Pembenaran Negara Dari Sudut Kekuatan.Siapa yang berkemampuan memiliki kekuatan
maka mereka akan mendapat kekuasaan dan memegang tampuk pemerintahan. Kekuatan itu meliputi
kekuatan jasmani (physic), kekuatan rohani (psychis), atau kekuatan materi (kebendaan), maupun
kekuatan politik. Menunut teori evolusi Charles Darwin bahwa kehidupan semesta alam ini diliputi oleh
serba perjuangan untuk mempertahankan hidup masing-masing. Yang kuat akan menindas yang lemah,
maka semuanya berusaha untuk menjadi kuat dan unggul dalam perjuangan. Setiap perjuangan harus
senantiasa berusaha menambah kekuatan dan kemampuannya agar tetap berkuasa. Dalam keadaan itulah
terjadi evolusi, terjadi proses perubahan dan pertumbuhan yang terus menerus yang dibawakan
oleh penyesuaian dari pada kondisi perjuangan hidup. Semua ini ditegakkan dengan dasar kekuasaan ini.
Gambar disamping menjelaskan betapa
invasi itu membawa akibat yang sangat merugikan
dan membawa dampak sangat buruk dan
menyeramkan, dan sangat tidak patut dibiarkan.

Eksistensi dari Ukraina dihancukan oleh konflik


besar ini, korban yang sangat banyak, fasilitas-
fasilitas dan rumah rumah menjadi hancur, semua
itu memicu jutaan warga Ukraina memilih
meninggalkan tanah kelahirannya itu demi
meenghindari ancaman dari pihak yang
menginvasi.

situasi konflik yang tidak kunjung usai akan membuat kondisi Ukraina sebagai negara mengalami
kemunduran peradaban, kerusakan infrastruktur dan ekonomi, dan juga korban jiwa. Jutaan warga asli
Ukraina memilih mengungsi meninggalkan Ukraina ke negara tetangga seperti Rumania, Polandia,
Moldova dan beberapa negara di Eropa timur lainnya yang lebih aman. Terkini, Mariupol sebuah kota di
kawasan tenggara Ukraina luluh lantak akibat gempuran pasukan Rusia. Mariupol sebelumnya merupakan
kota yang memiliki kepadatan penduduk sekitar 400 ribuan, dan menjadi rumah bagi etnis Yunani Pontic,
selain etnis Ukraina dan Rusia.

2. Akibat Konflik Rusia-Ukraina secara Universal


1. Komoditas Melambung

Harga minyak dan gas telah melonjak akibat kekhawatiran pasokan karena Rusia adalah salah satu
produsen dan pengekspor bahan bakar fosil terbesar di dunia. Minyak mentah Brent North Sea, patokan
internasional, berdiri di sekitar 90 dollar AS pada Februari. Pada 7 Maret, melonjak ke 139,13 dollar AS
mendekati level tertinggi 14 tahun dan harga tetap sangat fluktuatif. Harga yang naik mendorong
pemerintah negara-negara di dunia mengambil langkah-langkah untuk meringankan kesulitan keuangan
bagi konsumen. Mulai PPN yang lebih rendah di Swedia, batas harga di Hongaria, atau diskon di
Perancis.

2. Ancaman Makanan

Sekjen PBB Antonio Guterres telah memperingatkan bahwa konflik dapat bergema jauh di luar
Ukraina, menyebabkan "badai kelaparan dan kehancuran sistem pangan global". Rusia dan Ukraina
adalah lumbung pangan dunia, menyumbang 30 persen dari ekspor gandum global. Harga sereal dan
minyak goreng telah meningkat. Organisasi Pangan dan Pertanian PBB mengatakan jumlah orang yang
kekurangan gizi dapat meningkat delapan hingga 13 juta orang selama tahun ini dan tahun depan.
Amerika Serikat, India dan Eropa dapat menutupi kekurangan gandum. Tapi bisa lebih rumit untuk
menggantikan minyak bunga matahari dan jagung, yang masing-masing jadi barang eksportir nomor satu
dan empat dunia di Ukraina.

3. Pasar Saham Terguncang

Perang telah membawa volatilitas ke pasar sementara bursa saham Moskwa ditutup selama tiga
minggu dan hanya dibuka kembali sebagian pada hari Senin. Sanksi Barat telah melumpuhkan sektor
perbankan dan sistem keuangan Rusia, sementara rubel telah runtuh. Langkah-langkah tersebut termasuk
upaya untuk membekukan 300 miliar dollar AS cadangan mata uang asing Rusia yang disimpan di luar
negeri. Rusia sekarang menghadapi risiko gagal bayar utang untuk pertama kalinya dalam beberapa
dekade. Moskwa membayar bunga atas dua obligasi berdenominasi dolar pekan lalu, memberi pemerintah
ruang bernapas sampai pembayaran utang berikutnya dalam beberapa minggu mendatang.

4. Perusahaan Melarikan Diri

Ratusan perusahaan Barat telah menutup toko dan kantor di Rusia sejak perang dimulai. Ini karena
sanksi, tekanan politik atau opini publik. Daftar tersebut mencakup nama-nama terkenal seperti Ikea,
Coca-Cola dan McDonald's. Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengangkat ancaman nasionalisasi
perusahaan milik asing. Beberapa perusahaan telah memilih untuk tinggal di Rusia, dengan alasan
tanggung jawab sosial mereka untuk tidak meninggalkan karyawan lokal mereka dan merampas barang-
barang penting penduduk.

5. Pertumbuhan Ekonomi Lebih Lambat

Perang mengancam akan menjadi penghambat pemulihan ekonomi global dari pandemi Covid.
OECD telah memperingatkan bahwa konflik tersebut dapat menimbulkan pukulan satu persen pada
pertumbuhan global. IMF diperkirakan akan menurunkan perkiraan pertumbuhannya, yang saat ini berada
di 4,4 persen untuk tahun 2022.
3.Peran PBB
Ukraina sudah merdeka pada 24 Agustus 1991, serta telah menjadi anggota PBB yang berarti
Ukraina merupakan negara merdeka dan berdaulat. Rusia dalam hal ini dengan terang telah melanggar
hukum internasional dengan menyerang wilayah kedaulatan Ukraina dan mengabaikan PBB sebagai
institusi internasional yang berwenang menengahi permasalahan semacam itu.Perserikatan Bangsa
Bangsa (PBB) dibentuk setelah Perang Dunia II dengan misi mewujudkan perdamaian, upaya resolusi
konflik dengan negosiasi, sehingga meminimalisir dan mencegah terjadinya perang yang mengerikan dan
menimbulkan kerugian besar seperti pada Perang Westphalia, Perang Dunia I dan II di masa
mendatang.Misi PBB tersebut nampaknya cukup sukses hingga Rusia memutuskan menginvasi Ukraina
sejak bulan Februari lalu. PBB boleh dikatakan mati kutu, tidak berdaya saat resolusi yang dihasilkan
pada forum tersebut dibatalkan oleh Rusia dengan memanfaatkan hak vetonya dalam Dewan Keamanan
PBB.

Hingga saat, selain sanksi-sanksi embargo ekonomi dan energi kepada Rusia oleh Uni Eropa
(EU) dan negara-negara lainnya yang menentang serangannya terhadap Ukraina, belum ada penyelesaian
pasti yang nampak efektif untuk menyudahi konflik ini, terutama dari PBB. Bahkan, aktivitas „serang-
lawan-bertahan‟ antara Rusia dan Ukraina masih terus berlangsung.

Menjadi pertanyaan, mengapa PBB sebagai organisasi bermisi perdamaian internasional -dengan
keanggotaan hampir seluruh negara di dunia, ketika berhadapan dengan kasus kejahatan yang bahkan
banyak memakan korban jiwa seperti di Ukraina, terkesan lemah saat disodorkan veto oleh Rusia, sang
pelakunya sendiri? Dewan Keamanan PBB tampaknya kesulitan dalam menegakkan dan memberi sanksi
terhadap pelanggaran Rusia tersebut. Sejalan dengan pernyataan direktur eksekutif Human Rights Watch
Group, Kenneth Roth pada forum “High-Level Ministerial Event on Framing the Use of Veto in the Face
of Massive Crimes” di Markas PBB di New York (30/9/2015), bahwa hak-hak veto yang diterapkan
hingga saat ini secara tidak langsung melemahkan legitimasi Dewan Keamanan PBB (Nugraha dalam
medcom.id, 01/10/2015).
PENUTUPAN
1. Kesimpulan

Konflik yang terjadi antara Ukraina dan Rusia menimbulkan sangat banyak musibah dan
dampak-dampak buruk bagi dunia. Sungguh suatu yang menjadi beban bagi banyak Negara di berbagai
belahan dunia bahkan dampak dan akibatnya sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan.

Pada intinya diharapkan PBB (United Nation) dapat melerai dan menengahi Konflik antara Rusia
dan Ukraina, diharapkan agar segera ada jalan tengah dan segala masalah yang ada dapat ditanggulangi
dengan baik tanpa mengakibatkan masalah-masalah baru.

2. Saran

Setelah memehami lebih dalam tentang hal ini, maka disarankan agar kita semua dapat
berperan dalam mencegah terjadinya konflik dalam lingkup kecil maupun lingkup besar, karena konflik
hanya akan membawa kekacauan bahkan pertumbahan darah. Jika kelak kita menjadi pemimpin
pemimpin bangsa ini, marilah kita sadar bahwa semuanya bias diselesaikan dengan cara yang manusiawi
dan bijak dalam kemanusiaan dan keadiilan
DAFTAR PUSTAKA

Youtube.com

https://international.sindonews.com

www.cnbcindonesia.com

https://www.kompas.com

Wikipedia.com

Brainly.com

https://ninyasminelisasih.com/

Anda mungkin juga menyukai