Anda di halaman 1dari 25

METODE STRATEGI PENDEKATAN DAN MODEL DALAM

PEMBELAJARAN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Strategi dan metode PAI

MIFTAHUR RAHMI

(21.00.4058)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)

HUBBULWATHAN DURI

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah Swt. Robbul Jalil. Puji dan syukur kita panjatkan ke
hadirat-Nya yang telah menurunkan Kitab Suci Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi umat manusia
untuk keselamatan di dunia dan akhirat. Sholawat dan salam mari kita ucapkan untuk Nabi
Muhammad Saw. pemimpin para Rasul Allah dan imamnya orang- orang yang bertakwa sebagai
Nabi Akhir Zaman, para sahabat dan umatnya yang senantiasa menjalankan syari’at-syari’at dan
sunnah-sunnahnya. Sesungguhnya perkataan yang paling benar adalah perkataan Allah Swt. dan
Rasul-Nya.

Tiada keberhasilan yang penyusun peroleh tanpa adanya bantuan dari pihak lain.karena itu , pada
kesempatan ini izinkan penyusun menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Hj.Efni Ramli,S.Ag,M.Pd selaku Dosen mata kuliah Pengenalan Kurikulum


2. Teman-teman yang berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini.
Namun dengan keterbatasan yang ada, penyusunan makalah ini amatlah jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, kritikk dan saran yang membangun dari pembaca selalu penyusun
harapkan.penyusun berharap semoga amal baik yang telah diberikan oleh pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini, memperoleh balasan yang berlipat ganda dari
Allah SWT.serta semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang
membacanya. makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan dan pemahaman bagi
penulis maupun pembaca .

Wassalamualaikum warhamatullahi wabarakatuh

Duri ,11 Maret 2023

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………….……………………..

DAFTAR ISI…………………………………………………………….………………......

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………..………………….

A. Latar belakang.............................................................................................................
B. Perumusan masalah.....................................................................................................
C. Tujuan.........................................................................................................................
D. Manfaat.......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................
1.Sejarah pendidikan di indonesia..................................................................................
2.Pengaruh islam dalam pendidikan...............................................................................
3.Pendidikan indonesia pada zaman Hindu – Buda.......................................................
4.Pendidikan pada masa clonial Belanda.......................................................................
5.Pendidikan pada masa clonial Jepang.........................................................................
6.Pendidikan Indonesia pada zaman kemerdekaan dan Bagaimana pendidikan setelah
kemerdekan (1945-1969).............................................................................................
BAB III PENUTUPAN .........................................................................................................

A. Kesimpulan..........................................................................................
B. Saran....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi Pembelajaran


Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif
dan efisien

B. Metode Pembelajaran

1. Problem Based Learning (PBL)


Merupakan metode pembelajaran yang bertujuan untuk mencetak peserta
didik yang mampu memecahkan masalah nyata secara independen maupun
berkelompok. Metode belajar yang diterapkan pertama kali pada tahun 1950 di
Case Western University ini memiliki empat fase yakni fase identifikasi masalah,
fase menyusun rencana untuk memecahkan masalah, fase implementasi rencana
dan terakhir fase evaluasi yang dilakukan guru bersama dengan murid.
Berikut ini sejumlah keuntungan metode PBL:
a. Melatih kemampuan berpikir kritis dan kreatif.
b. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah.
c. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
d. Memperbesar peluang peserta didik untuk memahami pelajaran.
Namun, PBL juga memiliki sejumlah kekurangan yaitu:
a. Membutuhkan lebih banyak waktu untuk menerapkan metode ini. Alhasil
waktu untuk mata pelajaran lain tersita.
b. Butuh banyak waktu bagi guru untuk mempersiapkan kelas.
c. Hanya efektif untuk kelas dengan layout yang fleksibel.
d. Jumlah materi yang dibahas lebih sedikit.

2. Cooperative Learning
Metode pembelajaran ini memiliki sebuah karakteristik di mana peserta
didik di kelas dibagi menjadi beberapa kelompok. Tiap anggota kelompok
memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing. Tujuan utama dari
metode cooperative learning akan tercapai jika setiap anggota kelompok berhasil
menyelesaikan tugas dan menjalankan fungsinya dengan baik.
Keuntungan menerapkan metode ini adalah:
a. Meningkatkan rasa tanggungjawab mengingat setiap peserta didik memiliki
fungsi dan tugas dalam kelompoknya.
b. Meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran.
c. Meningkatkan rasa percaya diri karena setiap peserta didik memiliki peran
dalam kelompok.
Kekurangan metode ini adalah:
a. Menciptakan strata dalam kelompok. Murid dengan kemampuan lebih baik
dapat membantu kelompok dan bekerja lebih keras, sedangkan murid
dengan kemampuan kurang akan lebih banyak dibantu oleh anggota
kelompok yang lain.
b. Tanggungjawab guru untuk mengajar dibebankan pada murid.
c. Dapat menciptakan ketergantungan antara murid yang lemah dalam
penguasaan materi ke murid yang memiliki kemampuan lebih baik.

3. Metode Gamification
Metode gamification merupakan metode yang melibatkan elemen-elemen
permainan dalam pembelajaran seperti tabel skor, kompetisi antar murid dan kerja
sama kelompok. Metode ini dipercaya bahwa peserta didik akan belajar dengan
baik jika mereka bersenang-senang dalam pembelajaran.dalam pelaksanaannya,
guru akan menggunakan game edukasi berbasis website maupun aplikasi yang
dapat dimainkan melalui laptop maupun smartphone.
Keuntungan menerapkan metode ini adalah:
a. Suasana kelas jadi lebih menyenangkan.
b. Peserta didik jadi lebih proaktif karena merasa nyaman dalam gaming
environments.
c. Partisipasi peserta didik sangat tinggi.
d. Murid diasah berpikir kritis dan kreatif. Lebih dari sekadar mengisi lembar-
lembar pertanyaan.
Kekurangan metode gamification adalah:
a. Sukar bagi guru untuk menerjemahkan hasil permainan pada objektif
pembelajaran. Oleh karenanya penilaian jadi sangat memakan waktu.
b. Membutuhkan device yang memadai. Laptop maupun smartphone peserta
didik harus bisa menjalankan aplikasi permainan yang digunakan oleh
guru.

4. Flipped Classroom
Metode flipped classroom adalah metode yang memiliki karakteristik
khusus di mana peserta didik diharuskan mempelajari materi pelajaran
terlebih dahulu sebelum kelas berlangsung. Tujuan utama metode ini adalah
membuat waktu pembelajaran dalam kelas menjadi optimal dan guru dapat
lebih memperhatikan perkembangan setiap peserta didik.
Kelebihan metode ini adalah:
a. Peserta didik dapat belajar kapan dan di mana saja cukup dengan
mengakses materi digital yang diberikan guru.
b. Peserta didik dapat belajar sesuai dengan kecepatan yang disukainya.
c. Waktu pembelajaran di kelas jadi lebih maksimal untuk memperdalam
pemahaman murid.
Kekurangan metode ini adalah:
a. Kesuksesan pembelajaran sangat bergantung pada kedisiplinan peserta
didik.
b. Guru harus bekerja lebih untuk membuat dan mendistribusikan konten
pembelajaran.
c. Tidak dapat diterapkan jika device tidak memenuhi spesifikasi yang
dibutuhkan.
5. Personalized Learnin
Pada metode ini, murid secara mandiri membuat rencana belajar
personal yang disesuaikan dengan ketertarikan serta kemampuan siswa.
Materi pelajaran, program dan instruksi diberikan secara online.Selama
melakukan penilaian, sekolah yang menerapkan metode ini menggunakan
penilaian berbasis Competency-Based Progression. Artinya, murid dapat
pindah level jika mereka sudah menguasai materi yang sedang mereka
pelajari.Meski sangat berpusat pada siswa, metode ini tetap mengizinkan guru
untuk mengajar dan membuat perubahan yang diperlukan terha dap rencana
belajar yang telah disusun oleh murid.
Keuntungan menggunakan metode ini adalah:
a. Siswa yang belum menguasai materi tidak tertinggal. Guru memastikan
siswa tersebut menguasai pelajarannya untuk naik level.
b. Siswa yang sudah menguasai pelajaran tidak perlu menunggu siswa
lainnya. Dia bisa naik level sesuai kemampuan dan kecepatan belajarnya.
c. Metode ini dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa karena pelajaran
disusun sesuai kemampuan dan kebutuhannya.
Kekurangan metode ini adalah:
a. Membutuhkan persiapan yang matang dan detail. Jika sekolah tidak
menggunakan Learning Management System (LMS) yang dapat
mengumpulkan data siswa dan menyajikan output pembelajaran secara
individual, dibutuhkan waktu lama untuk melakukan riset akademik siswa
secara satu per satu dan menemukan kelebihan kekurangannya.
b. Membutuhkan investasi cukup besar di bidang teknologi pendidikan.
Sekolah harus membeli program, software dan device yang dibutuhkan.

6. Kinesthetic Learning
Metode ini mewajibkan peserta didik untuk membuat, menciptakan
atau melakukan sesuatu. Pada metode Kinesthetic Learning, murid lebih
banyak melakukan aktivitas fisik dibandingkan mendengarkan penjelasan
guru atau melihat guru mendemonstrasikan sesuatu. Bermain peran,
membangun, menggunakan drama, aktivitas olahraga merupakan contoh dari
aktivitas kelas yang menggunakan metode ini.
 Kelebihan metode kinesthetic:
a. Partisipasi peserta didik sangat tinggi.
b. Sangat cocok diterapkan untuk peserta didik usia kelompok bermain
hingga taman kanak-kanak.
 Kekurangan metode ini:
a. Kurangnya riset yang membuktikan metode ini mampu membuat prestasi
akademik siswa lebih baik.

7. Direct Instruction
Metode yang paling konvensional dan paling banyak digunakan di
sekolah Indonesia ini sangat berpusat pada guru. Pada metode ini, peserta
didik lebih banyak pasif mendengarkan ceramah dan instruksi detail dari guru.
Guru berfungsi sebagai sumber informasi utama dan peserta didik diwajibkan
untuk melakukan aktivitas dan memahami pelajaran sama seperti yang
ditunjukkan dan diajarkan oleh guru.
 Kelebihan metode ini: 
a. Lebih mudah bagi guru dalam melakukan penilaian.
b. Kelas lebih tertib karena peserta didik tenang mendengarkan arahan dan
ajaran guru.
c. Murid cukup memusatkan perhatian pada satu hal yakni guru.
 Kekurangan metode ini:
a. Partisipasi peserta didik rendah.
b. Murid yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan kecepatan penjelasan
dari guru bisa tertinggal.
c. Minim kolaborasi dan kurang kesempatan bagi siswa untuk
mengembangkan skill komunikasi. 
8. Metode Konvensional
Metode konvensional atau metode ceramah merupakan metode
pengajaran dengan cara menyampaikan informasi secara lisan kepada siswa.
Metode belajar ini dinilai paling praktis serta ekonomis karena tidak
membutuhkan banyak alat bantu.

9. Metode Diskusi :
Metode diskusi adalah metode belajar yang berhubungan erat dengan
pemecahan masalah. Metode ini dilakukan dengan membuat kelompok pada
siswa untuk memberikan pemahaman serta menyelesaikan permasalahan
secara bersama. Metode ini mendorong siswa berpikir kritis, menyampaikan
pendapat, pemecahan masalah kerja sama dan saling menghargai.

10. Metode Demonstrasi


Metode demonstrasi merupakan metode belajar yang menggunakan
benda atau bahan ajar ketika kegiatan belajar mengajar. Bahan ajar tersebut
dapat memberikan pandangan mengenai apa yang dipelajari dan bisa melalui
praktikum. Metode ini membuat siswa lebih tertarik dengan apa yang
diajarkan, fokus terhadap materi, serta memberikan pengalaman yang
menyenangkan.

11. Metode Latihan Keterampilan


Metode latihan keterampilan merupakan metode belajar yang
bertujuan untuk melatih keterampilan siswa dengan membuat atau merancang
sesuatu. Metode ini membutuhkan kreativitas siswa dengan memanfaatkan
barang menjadi lebih berguna.

12. Metode Resitasi

Metode resitasi merupakan metode belajar yang mengharuskan siswa


merangkum materi yang disampaikan guru dengan menuliskannya di kertas
menggunakan bahasa sendiri. Metode ini membuat siswa lebih ingat dengan
materi yang anda ajarkan.

13. Metode Percobaan

Metode percobaan merupakan metode belajar yang menggunakan aksi


seperti percobaan lab. Dengan adanya metode ini, siswa akan
mengembangkan percobaan lainnya dan mengeksplorasi lebih jauh.

14. Metode Ceramah Plus

Metode ceramah plus artinya pengajaran dengan metode ceramah


ditambah beberapa lainnya, seperti metode ceramah plus tanya jawab, metode
ceramah plus diskusi, dan metode ceramah plus demonstrasikan.

15. Metode Karya Wisata

Metode karyawisata merupakan metode mengajar yang memanfaatkan


lokasi, lingkungan atau tempat-tempat yang menjadi sumber pengetahuan bagi
siswa. Metode ini membutuhkan pendamping seperti guru atau orang tua jika
usia anak masih kecil. Metode ini dilakukan dengan mengunjungi tempat
sejarah, alam terbuka dan lainnya.

16. Metode Pemecahan Masalah

Metode pemecahan masalah ini hampir sama dengan diskusi


kelompok. Siswa akan mengutarakan hasil pencarian materi, lalu diskusikan
dalam kelompok. Metode ini membuat siswa berpikir kritis untuk
memecahkan masalah.

17. Mind Mapping

Mind mapping merupakan metode pembelajaran yang menerapkan


cara berpikir runtut terhadap suatu permasalahan. Biasanya, peserta didik
diminta membentuk skema yang menghubungkan sebab akibat. Metode
belajar ini meningkatkan kemampuan analisis siswa dan berpikir kritis.
18. Metode Perancangan

Metode perancangan merupakan metode belajar yang mengharuskan


siswa merancang proyek yang akan diteliti atau dipraktekkan. Metode ini
dapat mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan dan sikap secara terpadu.

19. Metode Discovery

Metode discovery merupakan metode belajar modern yang membuat


siswa lebih aktif dan mandiri. Melalui metode ini, siswa akan mencari
jawaban atas pertanyaannya yang Ia buat sendiri.

20. Metode Inquiry

Inquiry merupakan metode yang menggunakan desain pengalaman


belajar. Metode ini melibatkan intelektual serta menuntut siswa memahami
apa yang mereka pelajari adalah hal yang berharga.

21. Cooperative script

Cooperative script merupakan metode belajar dengan menuntut siswa


untuk mengutarakan intisari materi pelajaran yang disampaikan. Anda bisa
mengelompokkan siswa, lalu bagi siapa saja yang akan menjadi pembicara
dan pendengar. Pembicara akan menyampaikan ringkasannya sebaik
mungkin dan mengutarakan ide pokok materi, kemudian bertukar peran
dengan pendengar. Setelah itu, guru akan memberikan kesimpulan di akhir
sesi pembelajaran.

22. Role playing

Role playing merupakan metode belajar memainkan peran atau drama


dimana siswa akan berakting untuk menunjukkan respon yang berkaitan
dengan materi. Metode ini melatih interaksi serta mengekspresikan diri secara
nyata.
C. Definisi Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan
efisien.

D. Macam-Macam Strategi Pembelajaran

Bila dilihat dari penyajiannya strategi pembelajaran dibagi 2 yaitu induktif


dan deduktif. Strategi pembelajaran ini sifatnya konseptual. Strategi atau model
pembelajaran ini bisa diimplementasikan dengan bentuk metode pembelajaran yang
nyata.

Metode pembejaran yang bisa dipilih dari konsep strategi pembelajaran adalah
1. Ceramah, 2. Diskusi kelompok, 3. Demonstrasi , 4. Simulasi, 5. Pengalaman
lapangan, 6. Mind Mapping, 7. Drama.dan lain-lain

E. Definisi dari Macam-Macam Strategi Pembelajaran

Dalam kurikulum 2013 strategi pembelajaran atau model pembelajaran ada 5

 Strategi discovery learning (Menyingkap Pembelajaran)


adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses
pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan
dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan
mengorganisasi sendiri
 Strategi Inkuiri Learning (Penyelidikan Pembelajaran)
didefinisikan oleh Piaget (Sund dan Trowbridge, 1973)
sebagai: Pembelajaran yang mempersiapkan situasi bagi
anak untuk melakukan eksperimen sendiri; dalam arti luas
ingin melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu,
ingin menggunakan simbul-simbul dan mencari jawaban
atas pertanyaan sendiri, menghubungkan penemuan yang
satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa
yang ditemukan dengan yang ditemukan orang lain.
 Strategi Problem Based Learning (PBL) (Pembelajaran
berbasis masalah) adalah metode pengajaran yang
bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks
untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan
keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh
pengetahuan (Duch,1995).
 Strategi Project Based Learning (Pembelajaran Berbasis
proyek) adalah pembelajaran yang menggunakan
proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan
eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi
untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.

 Strategi Saintifik Learning ( Pembelajaran Ilmiah) adalah


Proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar
peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau
prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk
mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan
masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis
data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep,
hukum atau prinsip yang “ditemukan”.

F. Tujuan Pembelajaran
Tujuan dari pemakaian bermacam-macam strategi pembelajaran adalah agar
tercapai standar kompetensi kelulusan. Kopentensi kelulusan meliputi sikap,
pengetahuan dan keterampilan.

Untuk memperkuat pendekatan ilmiah atau scientific maka diperlukan strategi


pembelajaran berbasis menyingkap/penelitian (discovery/inquiry learning) Sedangkan
untuk mendorong peserta didik guna menghasilkan karya nyata, baik induvidu
maupun kelompok maka strategi penbelajaran berbasis proyek (Project Based
learning) sangat ditekankan.

Rincian gradasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut

Sikap Pengetahuan Keterampilan


Menerima Mengingat Mengamati
Menjalankan Memahami Menanya
Menghargai Menerapkan Mencoba
Menghayati, Menganalisis Menalar
Mengamalkan Mengevaluasi Menyaji
Mencipta

G. Pendekatan Konstektual
 Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL)

merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi


yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (US Departement of
Education, 2001). Dalam konteks ini siswa perlu mengerti apa makna belajar,
manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya. Dengan ini
siswa akan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari berguna sebagai hidupnya
nanti. Sehingga, akan membuat mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang
memerlukan suatu bekal yang bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan
berusaha untukmenggapainya.

Dalam pengajaran kontekstual memungkinkan terjadinya lima bentuk


belajar yang penting,yaitu:

a. Mengaitkan
Mengaitkan adalah strategi yang paling hebat dan merupakan inti
konstruktivisme. Guru menggunakan strategi ini ketia ia mengkaitkan
konsep baru dengan sesuatu yang sudah dikenal siswa. Jadi dengan
demikian,mengaitkan apa yang sudah diketahui siswa dengan informasi
baru.

b. Mengalami
Mengalami merupakan inti belajar kontekstual dimana mengaitkan
berarti menghubungkan informasi baru dengan pengelaman maupun
pengetahui sebelumnya. Belajar dapat terjadi lebih cepat ketika siswa dapat
memanipulasi peralatan dan bahan serta melakukan bentuk-bentuk
penelitian yang aktif.
c. Menerapkan
Siswa menerapkan suatu konsep ketika ia malakukan kegiatan
pemecahan masalah. Guru dapet memotivasi siswa dengan memberikam
latihan yang realistic dan relevan.
d. Kerjasama
Siswa yang bekerja secara individu sering tidak membantu kemajuan
yang signifikan. Sebaliknya,siswa yang bekerja secara kelompok sering dapat
mengatasi masalah yang komplek dengan sedikit bantuan. Pengalaman
kerjasama tidak hanya membanti siswa mempelajari bahan ajar,tetapi
konsisten dengan dunia nyata.
e. Mentransfer
Peran guru membuat bermacam-macam pengalaman belajar dengan
focus pada pemahaman bukan hapalan.

 Pendekatan Konstrutivisme

Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang


lebih menekankan pada tingkat kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-ide baru yang
dapat diperlukan bagi pengembangan diri siswa yang didasarkan pada pengetahuan.Pada
dasarnya pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam peningkatan dan
pengembangan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa berupa keterampilan dasar yang
dapat diperlukan dalam pengembangan diri siswa baik dalam lingkungan sekolah
maupun dalam lingkungan masyarakat.
Dalam pendekatan konstruktivisme ini peran guru hanya sebagai pembimbing dan
pengajar dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, guru lebih mengutamakan
keaktifan siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan ide-ide
baru yang sesuai dengan materi yang disajikan untuk meningkatkan kemampuan siswa
secara pribadi. Secara umum yang disebut konstruktivisme menekankan kontribusi
seseorang pembelajar dalam memberikan arti,serta belajar sesuatu melalui aktivitas
individu dan sosial.

Tidak ada satupun teori belajar tentang konstruktivisme ,tetapi terdapat beberapa
pendekatan konstruktivis, misalnya pendekatan yang khusus dalam pendidikan
matematik dan sains. Beberapa pemikir konstruktivis seperti Vigotsky menekankan
berbagi dan konstruksi sosial dalam pembentukan pengetahuan (konstruktivisme
sosial);sedangkan yang lain seperti Piaget melihat konstruksi individu (konstruktivisme
individu) yang utama

a. Konstrukstivisme Individu
Para psikolog konstruktivis yang tertarik dengan pengetahuan individu, kepercayaan,
konsep diri atau identitas adalah mereka yang biasa disebut konstruktivis individual.
Riset mereka berusaha mengungkap sisi dalam psikologi manusia dan bagaimana
seseorang membentuk struktur emosional atau kognitif dan strateginya
b. Konstruktivisme social
Berbeda dengan Piaget, Vygotsky percaya bahwa pengetahuan dibentuk secara
sosial,yaitu terhadap apa yang masing-masing partisipan kontribusikan dan buat secara
bersama-sama. Sehingga perkembangan pengetahuan yang dihasilkan akan berbeda-
beda dalam konteks budaya yang berbeda. Interaksi sosial,alat-alat budaya,dan
aktivitasnya membentuk perkembangan dan kemampuan belajar individual.

Ciri-ciri pendekatan konstruktivisme

1. Dengan adanya pendekatan konstruktivisme,pengembangan pengetahuan bagi peserta


didik dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri melalui kegiatan penelitian atau pengamatan
langsung sehingga siswa dapat menyalurkan ide-ide baru sesuai dengan pengalaman
dengan menemukan fakta yang sesuai dengan kajian teori.
2. Antara pengetahuan-pengetahuan yang ada harus ada keterkaitan dengan pengalaman
yang ada dalam diri siswa.
3. Setiap siswa mempunyai peranan penting dalam menentukan apa yang mereka pelajari
4. Peran guru hanya sebagai pembimbing dengan menyediakan materi atau konsep apa yang
akan dipelajari serta memberikan peluang kepada siswa untuk menganalisis sesuai
dengan materi yang dipelajari
 Pendekatan Deduktif

Pendekatan deduktif (deductive approach) adalah pendekatan yang menggunakan


logika untuk menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion) berdasarkan seperangkat
premis yang diberikan. Dalam sistem deduktif yang kompleks,peneliti dapat menarik lebih
dari satu kesimpulan. Metode deduktif sering digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan
dari sesuatu yang umum kesesuatu yang khusus.

Pendekatan deduktif merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan umum
ke keadaan khusus sebagai pendekatan pengajaran yang bermula dengan menyajikan
aturan,prinsip umum dan diikuti dengan contoh contoh khusus atau penerapan aturan,prinsip
umum ke dalam keadaan khusus.

 Pendekatan Induktif

Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan


berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai sebuah pendekatan
pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum. Pendekatan induktif merupakan
proses penalaran yang bermula dari keadaan khusus menuju keadaan umum.

 Pendekatan Konsep

Pendekatan konsep adalah pendekatan yang mengarahkan peserta didik meguasai


konsep secara benar dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan konsep (miskonsepsi).
Konsep adalah klasifikasi perangsang yang memiliki ciri-ciri tertentu yang sama. Konsep
merupakan struktur mental yang diperoleh dari pengamatan dan pengalaman. Pendekatan
Konsep merupakan suatu pendekatan pengajaran yang secara langsung menyajikan konsep
tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati bagaimana konsep itu
diperoleh.
Ciri-ciri suatu konsep adalah:

a. Konsep memiliki gejala-gejala tertentu


b. Konsep diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman langsung
c. Konsep berbeda dalam isi dan luasnya
d. Konsep yang diperoleh berguna untuk menafsirkan pengalaman-pengalarnan
e. Konsep yang benar membentuk pengertian

Setiap konsep berbeda dengan melihat ciri-ciri tertentu. Kondisi-kondisi yang


dipertimbangkan dalam kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan konsep adalah:

a. Menanti kesiapan belajar, kematangan berpikir sesuai denaan unsur lingkungan.


b. Mengetengahkan konsep dasar dengan persepsi yang benar yang mudah dimengerti.
c. Memperkenalkan konsep yang spesifik dari pengalaman yang spesifik pula sampai
konsep yang komplek.
d. Penjelasan perlahan-lahan dari yang konkret sampai ke yang abstrak.

Langkah-langkah mengajar dengan pendekatan konsep melalui 3 tahap yaitu:

1. Tahap enaktik Tahap enaktik dimulai dari:


a. Pengenalan benda konkret.
b. Menghubungkan dengan pengalaman lama atau berupa pengalaman baru.
c. Pengamatan,penafsiran tentang benda baru
2. Tahap simbolik Tahap simbolik siperkenalkan dengan:
a. Simbol,lambang,kode,seperti angka,huruf. kode,seperti (?=,/) dll.
b. Membandingkan antara contoh dan non-contoh untuk menangkap apakah
siswa cukup mengerti akan ciri-cirinya.
c. Memberi nama,dan istilah serta defenisi.
3. Tahap ikonik Tahap ini adalah tahap penguasaan konsep secara abstrak,seperti :
Menyebut nama,istilah,defmisi,apakah siswa sudah mampu mengatakannya

 Pendekatan Proses
Pendekatan proses merupakan pendekatan pengajaran yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu
konsep sebagai suatu keterampilan proses.Pendekatan proses adalah pendekatan yang
berorientasi pada proses bukan hasil. Pada pendekatan ini peserta didik diharapkan
benar-benar menguasai proses. Pendekatan ini penting untuk melatih daya pikir atau
mengembangkan kemampuan berpikir dan melatih psikomotor peserta didik. Dalam
pendekatan proses peserta didik juga harus dapat mengilustrasikan atau memodelkan
dan bahkan melakukan percobaan. Evaluasi pembelajaran yang dinilai adalah proses
yang mencakup kebenaran cara kerja, ketelitian, keakuratan, keuletan dalam bekerja
dan sebagainya.

 Pendekatan Sains, Teknologi, dan Masyarakat

Pendekatan Science,Technology and Society (STS) atau pendekatan


Sains,Teknologi dan Masyarakat (STM) merupakan gabungan antara pendekatan
konsep, keterampilan proses, CBSA, Inkuiri dan diskoveri serta pendekatan
lingkungan. (Susilo,1999). Istilah Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam bahasa
Inggris disebut Sains Technology Society (STS), Science Technology Society and
Environtment (STSE) atau Sains Teknologi Lingkungan dan Masyarakat. Meskipun
istilahnya banyak namun sebenarnya intinya sama yaitu Environtment,yang dalam
berbagai kegiatan perlu ditonjolkan. Sains Teknologi Masyarakat (STM) merupakan
pendekatan terpadu antara sains,teknologi,dan isu yang ada di masyarakat. Adapun
tujuan dari pendekatan STM ini adalah menghasilkan peserta didik yang cukup
memiliki bekal pengetahuan,sehingga mampu mengambil keputusan penting tentang
masalah-masalah dalam masyarakat serta mengambil tindakan sehubungan dengan
keputusan yang telah diambilnya.

Filosofi yang mendasari pendekatan STM adalah pendekatan


konstruktivisme,yaitu peserta didik menyusun sendiri konsep-konsep di dalam
struktur kognitifnya berdasarkan apa yang telah mereka ketahui.

H. Model Dalam Pembelajaran

1. AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition)


Lewat pembelajaran ini, 3 hal akan kita eksplore: indra pendengaran, daya
pikir, dan repetisi (pengulangan). Kenapa indra pendengaran lebih diperhatikan,
bukan yang lain? Banyak yang belum tahu, bahwa indra pendengaran menjadi
dasar bagi siswa dalam menyimak, berpendapat, berargumen, dan presentasi.

2. Anchored Instruction
Pembelajaran yang mengubah segala konsep atau permasalahan yang
dipelajari dalam bentuk cerita. Sehingga member kesempatan siswa untuk
mengeksplor cerita itu sampai menemukan solusi pemecahan yang terbaik.

3. ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction)


Pembelajaran dengan tahapan mengikuti kepanjangan dari ARIAS:
tanamkan kepercayaan diri siswa (assurance) – hubungkan dengan pengalaman
sehari-hari (relevance) – bangkitkan minat belajar (interest) – penilaian diri dan
antar teman (assessment) – tumbuhkan rasa bangga (satisfaction).

4. ARTIKULASI
Mirip permainan pesan berantai, guru menyampaikan materi pada siswa,
lalu siswa menyampaikan materi tersebut kepada teman lainnya, demikian
seterusnya sampai semua siswa menerima materi.
5. Bamboo Dancing (Tari Bambu)

Separuh kelas berdiri berjajar, sehingga tiap siswa berhadapan dengan satu
teman di depannya. Keduanya bergantian menjelaskan materi. Setelah waktunya
selesai, tiap anak bergeser. Dan ia harus menjelaskan materi pada pasangan
barunya.

6. Bertukar Pasangan
Setiap siswa harus mencari pasangan untuk mempelajari materi. Setelah
waktu yang ditentukan habis, siswa mencari pasangan lain untuk bertukar
informasi.

7. Blended Learning
Saat ini, blended learning dikembangkan sebagai pembelajaran berbasis
web. Siswa diajak mencari informasi yang tersedia di internet,
menginterpretasikannya, lalu mengambil kesimpulan berdasarkan referensi
pendukung yang tersedia.

8. CIRC (Cooperative Integrated Reading And Composition)


CIRC dilakukan dengan tahapan: pembagian kelompok - penanaman
konsep – diskusi – publikasi – penguatan – refleksi – evaluasi.

9. Circuit Learning
Circuit learning berfokus pada pemberdayaan pikiran dan perasaan siswa.
Guru terlebih dulu mengidentifikasi kemampuan awal siswa untuk merencakan
suasana belajar yang kondusif dan terfokus. Siswa diberi kesempatan membuat
catatan kreatif secara mandiri (dengan bimbingan guru). Selanjutnya dilakukan
tanya jawab dan remidi berulang.

10. Cycle Learning (Pembelajaran Bersiklus)


Cyrcle learning dilakukan dengan tahap : pembagian kelompok, eksplorasi
materi, mencatat temuan yang diperoleh, tanya jawab, pemecahan masalah,
presentasi, dan saling menanggapi (diskusi).

11. Complete Sentence


Complete sentence kalimat lengkap. Jadi pembelajaran dilakukan dengan
menyiapkan kalimat/paragraf yang belum lengkap, dan siswa diminta
melengkapinya. Meski sederhana, tapi dengan desain paragraf dan media yang
menarik, pembelajaran ini mampu memaksimalkan struktur kognitif siswa.

12. Concept Sentence


Setelah guru menjelaskan materi, siswa membuat kata kunci (keyword)
sesuai apa yang dipahaminya. Jumlah keyword nya tergantung kesepakatan.
Siswa lalu diminta menuliskan kalimat memakai kata kunci itu. Kalimat bisa
berupa definisi, deskripsi, atau contoh dalam kehidupan sehari-hari.

13. Cooperative Guided Inquiry Lab


Pembelajaran berbasis laboratorium yang menekankan keterlibatan aktif
siswa dalam kerjasama menyelesaikan tugas praktikum, diikuti diskusi dan debat
bersama teman mereka.

14. Cooperative Script


Kelas dibagi menjadi 2 kelompok: pemateri dan penyimak. Tiap siswa
mencari pasangan dari kelompok yang berbeda. Kelompok pemateri membacakan
ringkasan materi selengkap mungkin, sedangkan kelompok penyimak bertugas
mengoreksi, menyanggah, dan melengkapi poin-poin penting yang belum
disebutkan. Setelah selesai, kedua kelompok bergantian peran.

15. Cooperative Learning


Cooperative learning bisa disebut sebagai induk segala model
pembelajaran yang dilakukan dengan cara membagi kelas menjadi kelompok
kecil. Pembelajaran kooperatif bisa dikembangkan sedemikan rupa dengan
bantuan media, alat peraga, atau teknologi yang menarik

Anda mungkin juga menyukai