Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Wr. Wb.


Puji syukur senantiasa penulis haturkan kehadapan Tuhan Yang Maha
Esa, yang telah melimpahkan rahmat, serta energi yang positif, sehingga penyusun
telah dapat menyelesaikan buku panduan ini dengan baik. Salam tak lupa
penyusun sampaikan kepada setiap inspirasi dan motivasi yang selalu ada
menemani peneliti selama menyusun pedoman ini.
Buku ini berjudul “Panduan Risiko Nutrisional
Pada Asuhan Gizi Pasien di Rumah Sakit Bhakti Asih Brebes”, diharapkan dapat
menjadi acuan dalam proses pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan pasien
terutama akses ke pelayanan dan kontinuitas pelayanan yang akan dilakukan
terhadap dirinya. Selama penyusunan buku panduan ini penyusun mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak, baik berupa bantuan moril, bimbingan, pengarahan,
pemikiran dan saran-saran yang sangat berarti dan bermanfaat bagi penyusun.
Untuk itulah, penyusun ingin mengucapkan banyak terima kasih.
Akhir kata penyusun berharap agar buku panduan ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi karyawan rumah sakit Bhakti Asih
Brebes, sehingga dapat tercipta pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien
dan keluarga.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Tim Penyusun

Panduan Risiko Nutrisonal Pada Asuhan Gizi RSBA 1


SAMBUTAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT BHAKTI ASIH BREBES

Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat atas segala karunia dan
petunjuk-Nya sehingga penyusunan “Panduan Risiko Nutrisional
Pada Asuhan Gizi Pasien di Rumah Sakit Bhakti Asih Brebes di Rumah Sakit
Bhakti Asih Brebes” telah dapat diselesaikan pada waktunya.
Proses penyusunan Buku “Panduan Risiko Nutrisional
Pada Asuhan Gizi Pasien di Rumah Sakit Bhakti Asih Brebes di Rumah Sakit
Bhakti Asih Brebes” ini melibatkan beberapa disiplin klinis di rumah sakit.
Dengan telah disusunnya buku panduan ini diharapkan dapat menunjang mutu
pelayanan pasien di rumah sakit terutama dalam hal peningkatan layanan rumah
sakit dalam menghormati hak pasien terutama hak dalam memberikan skrining
atau triase yang akan dilakukan.
Akhirnya kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada
semua pihak atas bantuan dan perhatiannya yang telah diberikan dalam
penyusunan “Panduan Risiko Nutrisional
Pada Asuhan Gizi Pasien di Rumah Sakit Bhakti Asih Brebes” Semoga Allah
SWT senantiasa memberikan bimbingan dan petunjuk kepada kita sekalian dalam
melaksanakan tugas ini. Amin.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Brebes, 13 Mei 2019


Direktur RS Bhakti Asih Brebes

dr. KHOSIATUN AZMI, MMR


NIK. 19840609 2011 098

Panduan Risiko Nutrisonal Pada Asuhan Gizi 2


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................1
SAMBUTAN DIREKTUR....................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................3
BAB I DEFINISI.............................................................................................4
BAB II RUANG LINGKUP.............................................................................5
BAB III TATA LAKSANA...............................................................................6
BAB IV DOKUMENTASI..............................................................................29
BAB V DAFTAR PUSTAKA........................................................................30

Panduan Risiko Nutrisonal Pada Asuhan Gizi 3


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan gizi rumah sakit adalah pelayanan gizi yang disesuaikan
dengan keadaan pasien dan berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status
metabolisme tubuhnya. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses
penyembuhan penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat
berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien (Depkes, 2003).
Kegiatan pelayanan gizi di ruang rawat inap merupakan salah satu
kegiatan yang dimulai dari proses pengkajian gizi, diagnose gizi, intervensi gizi
meliputi perencenaan, penyediaan makanan, penyuluhan/ edukasi dan
konseling gizi, serta monitoring dan evaluasi gizi. Tujuan kegiatan pelayanan
gizi rawat inap adalah memberikan pelayanan gizi kepada pasien rawat inap
agar memperoleh asupan makanan yang sesuai dengan kondisi kesehatannya
dalam upaya mempercepat proses penyembuhan, mempertahankan dan
meningkatkan status gizi. (Depkes RI, 2013).
Asuhan gizi adalah serangkaian kegiatan yang terorganisir/ terstruktur
yang memungkinkan untuk identifikasi kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan
untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Proses asuhan gizi terstandar (PAGT)
adalah pendekatan sistimatik dalam memberikan pelayanan yang berkualitas,
melalui serangkaian aktifitas yang terorganisir meliputi identifikasi kebutuhan
gizi sampai pemberian pelayanannya untuk memenuhi kebutuhan gizi. Proses
asuhan gizi terstandar merupakan struktur dan kerangka yang konsisten yang
digunakan untuk memberikan asuhan gizi dan menunjukkan bagaimana asuhan
gizi dilakukan.

Panduan Risiko Nutrisonal Pada Asuhan Gizi 4


Tujuan asuhan gizi ruang rawat inap adalah memberikan pelayanan gizi
kepada pasien rawat inap agar memperoleh asupan makanan yang sesuai
kondisi kesehatannya dalam upaya mempercepat proses penyembuhan,
mempertahankan dan meningkatkan status gizi serta menanamkan dan
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku sehat pada pasien rawat inap
melalui kebiasaan makan dan minum yang sesuai anjuran dietnya.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terciptanya sistem pelayanan gizi di Rumah Sakit Bhakti Asih Brebes
dengan memperhatikan berbagai aspek gizi dan penyakit, serta merupakan
bagian dari pelayanan kesehatan secara menyeluruh untuk meningkatkan
dan mengembangkan mutu pelayanan gizi di Rumah Sakit Bhakti Asih
Brebes
2. Tujuan Khusus
a. Terlaksananya pelayanan Asuhan Gizi di Ruang Rawat Inap
b. Terlaksananya pelayanan Asuhan Gizi di Ruang Rawat Jalan
c. Terlaksananya kegiatan penyuluhan gizi dan promosi kesehatan Rumah
Sakit Bhakti Asih Brebes
d. Teklaksananya penelitian dan pengembangan gizi terapan untuk
meningkatkan mutu pelayanan
e. Terlaksananya evaluasi dan pelaporan semua kegiatan
f. Meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelayanan gizi di Rumah
Sakit Bhakti Asih Brebes.

Panduan Risiko Nutrisonal Pada Asuhan Gizi 5


BAB II
RUANG LINGKUP

A. Pelayanan Gizi Rumah Sakit


Pelayanan gizi Rumah Sakit adalah pelayanan gizi yang disesuaikan
dengan keadaan pasien, berdasarkan keadaan klinis, status gizi dan status
metabolisme tubuh. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses
penyembuhan penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat
berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien. Sering terjadi kondisi pasien
semakin buruk, hal ini akibat tidak tercukupinya kebutuhan zat gizi tubuh,
karena diet yang sudah diupayakan penyelenggaraannya oleh petugas tidak
bisa optimal (PGRS, 2003).

B. Alur Proses Asuhan Gizi Ruang Rawat Inap


Alur proses pelayanan Asuhan Gizi ruang rawat inap dapat digambarkan
pada Gambar dibawah ini.
GAMBAR 1.
PROSES ASUHAN GIZI RUANG RAWAT INAP

Pasien masuk
Tidak beresiko
Tujuan tercapai
Skrining Diet Umum
gizi STO Pasien
(standar)
Tujuan tercapai
Beresiko
Panduan Risiko Nutrisonal Pada Asuhan Gizi RSBA
Diet Pengkajian Diagnosis Intervensi Monitoring dan
Khusus gizi gizi gizi evaluasi gizi
6
1. Skrining Gizi
Tahapan pelayanan asuhan gizi ruang rawat inap diawali dengan
melakukan skrining gizi atau penapisan oleh ahli gizi/ Dietisien dan
penetapan order diet awal (preskripsi diet awal) oleh Dokter. Skrining gizi
bertujuan untuk mengidentifikasi pasien/ klien yang berisiko, tidak berisiko
malnutrisi atau dalam kondisi khusus. Kondisi khusus yang dimaksud
adalah kondisi dimana pasien mengalami kelainan metabolik, hemodialisis,
bayi, anak, geriatrik, kanker dengan kemoterapi, luka bakar, pasien dengan
imunitas menurun, infeksi, sakit kritis, dan lain sebagainya.
Skrining gizi dilakukan pada pasien baru 1 x 24 jam setelah pasien
masuk rumah sakit. Metode skrining gizi yang digunakan sebaiknya
dilakukan dengan waktu yang singkat, cepat, dan disesuaikan dengan
kondisi pasien. Metode skrining gizi yang digunakan adalah modifikasi dari
Malnutrition Skrining Tools untuk dewasa dan skrining STRONG-kids
untuk anak.
Bila dari hasil skrining gizi menunjukkan pasien beresiko malnutrisi,
maka dilakukan pengkajian/ assessment gizi dan dilanjutkan dengan
langkah – langkah proses asuhan gizi terstandar oleh Dietisien. Pasien
dengan status gizi baik atau tidak beresiko malnutrisi dianjurkan dilakukan
skrining ulang setelah dirawat 1 minggu. Jika hasil skrining ulang pasien
beresiko malnutrisi maka dilakukan asuhan gizi terstandar. Pasien yang
mengalami sakit kritis atau kasus sulit yang beresiko mengalami gangguan
gizi tingkat berat, akan lebih baik bila ditangani oleh tim kesehatan.

2. Proses Asuhan Gizi Terstandart (PAGT)


Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) adalah pendekatan sistematik
dalam memberikan pelayanan asuhan gizi yang berkualitas melalui

Panduan Risiko Nutrisonal Pada Asuhan Gizi 7


serangkaian kegiatan mulai dari Assesment/ pengkajian gizi, Diagnosis gizi,
Intervensi gizi, Monitoring dan Evaluasi gizi. Proses asuhan gizi terstandar
dilakukan pada pasien yang berisiko kurang gizi, sudah mengalami kurang
gizi atau kondisi khusus dengan penyakit tertentu. Langkah PAGT terdiri
dari :
a. Pengkajian Gizi/ Nutrition Assesment
Semua data yang berkaitan dengan pengambilan keputusan (yang dicatat
dan berhubungan dengan gizi). Pengkajian gizi dikelompokkan dalam 5
kategori yaitu :
1) Pengukuran antropometri
2) Data biokimia
3) Pemeriksaan fisik klinis
4) Anamnesis riwayat gizi
5) Riwayat personal
 Antropometri
Antropometri merupakan pengukuran fisik pada individu.
Antropometri dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain :
a. Pengukuran tinggi badan (TB)
b. Berat badan (BB)
c. Panjang badan (PB)
d. Tinggi lutut (TL) apabila dalam kondisi tinggi badan tidak dapat
diukur
e. Lingkar lengan atas (LILA)
f. Tebal lipatan kulit (skinfold)
g. Lingkar kepala
h. Lingkar dada
i. Lingkar pinggang
j. Lingkar pinggul

Panduan Risiko Nutrisonal Pada Asuhan Gizi 8


Penilaian status gizi dilakukan dengan membandingkan beberapa
ukuran tersebut diatas, misalnya Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu
rasio BB menurut TB.
Parameter antropometri yang penting untuk melakukan evaluasi
status gizi pada bayi, anak, dan remaja adalah pertumbuhan.
Pertumbuhan ini dapat diukur melalui pengukuran antropometri
yaitu berat badan, panjang badan, lingkar kepala, dan lainnya yang
kemudian dibandingkan dengan standar.

 Biokimia
Data biokimia merupakan hasil pemeriksaan laboratorium,
pemeriksaan yang berkaitan dengan status gizi, status metabolik
dan gambaran fungsi organ yang berpengaruh terhadap timbulnya
masalah gizi. Pengambilan kesimpulan dari data laboratorium
yang terkait dengan masalah gizi harus selaras dengan data
asesmen gizi lainnya, seperti riwayat gizi yang lengkap, termasuk
penggunaan suplemen, pemeriksaan fisik dan sebagainya. Di
samping itu proses penyakit, tindakan pengobatan, prosedur dan
status hidrasi (cairan) dapat mempengaruhi perubahan kimiawi,
sehingga hal tersebut perlu dipertimbangkan.

 Pemeriksaan Fisik/ Klinis


Pemeriksaan fisik klinis dilakukan untuk mendeteksi adanya
kelainan klinis yang berkaitan dengan gangguan gizi. Pemeriksaan
fisik terkait dengan masalah gizi merupakan kombinasi dari tanda –
tanda vital dan antropometri yang dikumpulkan dari catatan medik
pasien.

 Anamnesis Riwayat Gizi

Panduan Risiko Nutrisonal Pada Asuhan Gizi 9


Anamnesis riwayat gizi merupakan data meliputi asupan makanan
termasuk komposisi, pola makan, diet, dan data lain yang terkait.
Anamnesis riwayat gizi dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.
Kualitatif digunakan untuk memperoleh gambaran kebiasaan
makan pasien. Sedangkan cara kuantitatif digunakan untuk
mendapatkan gambaran asupan zat gizi melalui food recall selama
24 jam. Kemudian dilakukan analisis zat gizi yang merujuk pada
DKBM.

 Riwayat Personal
Data riwayat personal meliputi 4 area yaitu riwayat obat – obatan
atau suplemen yang dikonsumsi, sosial budaya, riwayat penyakit
pasien dan data umum pasien.

b. Diagnosis Gizi/ Nutrition Diagnosis


Diagnosis gizi merupakan langkah mencari pola dan hubungan antara
data yang terkumpul dan kemungkinan penyebabnya. Kemudian memilih
masalah gizi yang spesifik dan menentukan masalah gizi secara singkat
dan jelas menggunakan terminologi sesuai dengan standart rumah sakit.
Pernyataan diagnosis gizi menggunakan PES (Problem Etiologi Sign
Symptom). Diagnosis gizi dikelompokkan menjadi tiga domain yaitu NI
(Domain Intake), NC (Domain Klinis), dan NB (Domain Perilaku
/lingkungan).

3. Intervensi Gizi/ Nutrition Intervention


Intervensi gizi yang dilakukan meliputi :
a. Perencanaan Intervensi
Intervensi gizi dibuat merujuk pada diagnosis gizi yang ditegakkan.
Menetapkan tujuan dan prioritas intervensi berdasarkan masalah gizinya,

Panduan Risiko Nutrisonal Pada Asuhan Gizi


penyebab, gejala dan tanda, kemudian tentukan pula jadwal frekuensi
asuhan. Perencanaan intervensi meliputi, penetapan tujuan intervensi dan
preskripsi diet. Preskripsi diet secara singkat menggambarkan
rekomendasi mengenai kebutuhan energi dan zat gizi, jenis diet,
modifikasi diet, jadwal pemberian diet, dan jalur makanan atau
pemberian makan.

b. Implementasi Intervensi
Bagian kegiatan intervensi gizi dimana dietisien melaksanakan dan
mengkomunikasikan rencana asuhan kepada pasien dan tenaga kesehatan
lain yang terkait. Suatu intervensi gizi harus menggambarkan dengan
jelas apa, dimana, kapan, dan bagaimana intervensi itu dilakukan.
Kegiatan ini juga termasuk pengumpulan data kembali, agar dapat
menunjukkan respon pasien dan perlu atau tidaknya modifikasi intervensi
gizi.

4. Monitoring Evaluasi/ Nutrition Monitoring and Evaluation


Kegiatan monitoring dan evaluasi gizi yang dilakukan untuk mengetahui
respon pasien/klien terhadap intervensi dan tingkat keberhasilannya. Tiga
langkah monitoring dan evaliasi gizi :
a. Monitor perkembangan yaitu kegiatan mengamati kondisi klien/ pasien
yang bertujuan untuk melihat hasil yang terjadi apakah sesuai dengan
yang diharapkan
b. Mengukur hasil kegiatan, yaitu mengukur perkembangan atau
pertumbuhan yang terjadi sebagai respon terhadap intervensi gizi.
Parameter yang harus diukur adalah berdasarkan tanda dan gejala dari
diagnosisis gizi.
c. Evaluasi hasil
Berdasarkan tahapan diatas, didapatkan 4 jenis hasil :

Panduan Risiko Nutrisonal Pada Asuhan Gizi


1) Dampak perilaku dan lingkungan terkait gizi yaitu tingkat
pemahaman, perilaku, akses, dan kemampuan yang mungkin
mempunyai pengaruh pada asupan makan dan zat gizi.
2) Dampak asupan makanan dan zat gizi dari berbagai sumber
3) Dampak terhadap tanda dan gejala fisik yang terkait dengan gizi yaitu,
pengukuran yang terkait dengan antropometri, biokimia, dan
parameter pemeriksaan fisik/ klinis
4) Dampak pada pasien/ klien terhadap intervensi gizi yang diberikan
pada kualitas hidupnya.

Panduan Risiko Nutrisonal Pada Asuhan Gizi


DAFTAR PUSTAKA

1. Ariontang, Irianton. 2012. Penyelenggaraan Makanan “ Manajemen Sistem


Pelayanan Gizi Swakelola & Jasa Boga di Instalasi Gizi Rumah Sakit “.
Yogyakarta. Leutika, CEBios dan Jurusan Gizi-Poltekkes Yogyakarta

2. Cornelia. dkk. 2010. Penuntun Konseling Gizi. Jakarta. PT Abadi

3. Ernawati, Siti M. 2013. Buku Pedoman PKRS RSUD Dr. SAIFUL ANWAR.
Malang

4. Kresnawan. Triyani. dkk. 2012. Pedoman Pelayanan Asuhan Gizi di RSUPN


Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO. Jakarta. Direktorat Medik dan
Keperawatan Bidang Pelayanan Medik RSUPN Dr. CIPTO
MANGUNKUSUMO.

5. McLeod, Jhon. 2008. Pengantar Konseling “ Teori dan Kasus “. Jakarta.


Kencana

6. Netty. Embry. dkk. 2007. Pedoman Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit.


Jakarta. Departemen Kesehatan RI

7. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 1096/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG HIGIENE SANITASI
JASABOGA

8. Sumapradja, Miranti G. dkk. 2011. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT).


Jakarta. Abadi Publishing & Printing

9. Supariasa. I Dewa Nyoman. 2013. Pendidikan dan Konsultasi Gizi. Jakarta.


Penerbit Buku Kedokteran EGC

Panduan Risiko Nutrisonal Pada Asuhan Gizi


10. Yuwono. Slamet Riyadi. dkk. 2013. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit
(PGRS). Jakarta. Kementrian Kesehatan RI

Panduan Risiko Nutrisonal Pada Asuhan Gizi

Anda mungkin juga menyukai