Anda di halaman 1dari 2

Siapakah Allah Bagiku Secara Pribadi?

dan Bagaimana Hubunganku Dengan Allah


Melalui Pengalaman Hidupku?

Allah adalah satu-satunya Tuhan yang saya imani dan sembah. Di lain sisi, Tuhan
(Allah) yang kami sembah bukanlah Tuhan yang eksklusif: Dia adalah Tuhanmu, Tuhanku
dan Tuhan kita semua. Dia adalah Tuhan Semesta Alam bagi siapa pun, dari keyakinan apa
pun. Hanya padanya saya meminta dan mengadu tentang hidup dan suka duka di dalamnya.
Secara pribadi, Allah merupakan Zat penolong yang dapat menolong saya saat semua
manusia di bumi ini tidak mampu dijadikan sandaran. Allah adalah Zat yang menciptakan
saya serta seluruh dunia dan isinya. Allah adalah sumber ketenangan dan kebahagiaan abadi.
Allah adalah Zat yang tidak boleh diragukan dan diduakan. Saya juga percaya bahwa Allah
selalu bersama saya sebagai hambanya dan Ia senantiasa memberikan perlindungannya
dimanapun saya berada. Sehingga saya tidak perlu merasa cemas atau takut diberbagai
keadaan dalam hidup ini. Selain itu, bagi saya Allah adalah obat dari segala duka yang terjadi
di dunia.

Sebagai manusia, kerap kali kita congkak dengan merasa mampu melakukan atau
menyelesaikan segala sesuatu dengan tekad dan kemampuan diri sendiri. Hal ini justru akan
menimbulkan sifat takabur yang sangat saya takuti dan akhirnya mampu menjauhkan kita
dari jangkauan Allah. Saya percaya, apabila dalam hati ini telah terpupuk sifat takabur
tersebut, apabila sekali jatuh ia akan merasa sangat kosong dan tidak mampu merasakan
eksistensi Zat penolong yang selama ini menolongnya. Sangat disayangkan bila kondisi
seperti ini terjadi maka hidup kita akan mulai dipenuhi dengan kecemasan dan ketidak-
tenangan yang mampu mengarahkan kita pada hal-hal tidak terpuji seperti tidak bersyukur
bahkan bunuh diri. Oleh karena itu, agama dikenalkan kepada umat manusia untuk menjadi
pedoman dan pegangan diberbagai kondisi manusia, salah satunya adalah saat rapuh.

Berbicara mengenai hubungan dengan Sang Pencipta tersebut, ada banyak


pengalaman berharga yang mengajarkan saya bahwa pada akhirnya, hanya Allah lah tempat
yang paling aman untuk mengadu. Hal ini karena bercerita kepada-Nya mampu menenangkan
hati dan membuat kita lega. Namun, tak bisa saya pungkiri, dalam menjalin hubungan
spiritual ini saya masih sama dengan manusia biasa lainnya yang mengalami fase kedekatan
bersifat naik dan turun. Semakin dirasa jauh dari Allah, saya akan cepat merasa cemas dan
tidak pernah merasa tenang. Hal ini mendorong saya untuk selalu mendahulukan dan
melibatkan Allah dalam segala urusan saya. Selain itu, saya juga berpegang teguh pada
prinsip “put Allah first and you will never be the last” karena saya pribadi percaya dekat
dengan Sang Pemberi Segala maka akan membuat kita didekatkan dengan segala hal-hal
terbaiknya. Hal ini lah yang saya rasa sangat perlu disadari demi hidup yang
berkesinambungan dan tetap dalam kondisi hati yang tenang. Selain itu, meskipun Allah tidak
mampu kita lihat di dunia ini, namun saya percaya Ia meninggalkan banyak bukti akan
realitas-Nya. Dengan jalinan erat yang dimiliki, manusia diberikan pengetahuan, ilham serta
dipelihara dan diperdayakan untuk mendapatkan kebahagiaan sebenarnya di dunia dan
kehidupan setelahnya.

Maka dari itu, perlu disadari bahwa keterlibatan Allah dalam setiap urusan manusia
dan hidupnya masing-masing akan sangat mempengaruhi keberhasilannya dalam upaya
mencapai kemenangan yang hakiki. Banyak sekali manusia yang terjebak dengan kesenangan
dunia yang fana ini karena jauh dari jangkauan Allah dan belum menemukan jalan untuk
terus menyandarkan diri kepada Sang Pencipta tersebut.

Anda mungkin juga menyukai