Allah adalah satu-satunya Tuhan yang saya imani dan sembah. Di lain sisi, Tuhan
(Allah) yang kami sembah bukanlah Tuhan yang eksklusif: Dia adalah Tuhanmu, Tuhanku
dan Tuhan kita semua. Dia adalah Tuhan Semesta Alam bagi siapa pun, dari keyakinan apa
pun. Hanya padanya saya meminta dan mengadu tentang hidup dan suka duka di dalamnya.
Secara pribadi, Allah merupakan Zat penolong yang dapat menolong saya saat semua
manusia di bumi ini tidak mampu dijadikan sandaran. Allah adalah Zat yang menciptakan
saya serta seluruh dunia dan isinya. Allah adalah sumber ketenangan dan kebahagiaan abadi.
Allah adalah Zat yang tidak boleh diragukan dan diduakan. Saya juga percaya bahwa Allah
selalu bersama saya sebagai hambanya dan Ia senantiasa memberikan perlindungannya
dimanapun saya berada. Sehingga saya tidak perlu merasa cemas atau takut diberbagai
keadaan dalam hidup ini. Selain itu, bagi saya Allah adalah obat dari segala duka yang terjadi
di dunia.
Sebagai manusia, kerap kali kita congkak dengan merasa mampu melakukan atau
menyelesaikan segala sesuatu dengan tekad dan kemampuan diri sendiri. Hal ini justru akan
menimbulkan sifat takabur yang sangat saya takuti dan akhirnya mampu menjauhkan kita
dari jangkauan Allah. Saya percaya, apabila dalam hati ini telah terpupuk sifat takabur
tersebut, apabila sekali jatuh ia akan merasa sangat kosong dan tidak mampu merasakan
eksistensi Zat penolong yang selama ini menolongnya. Sangat disayangkan bila kondisi
seperti ini terjadi maka hidup kita akan mulai dipenuhi dengan kecemasan dan ketidak-
tenangan yang mampu mengarahkan kita pada hal-hal tidak terpuji seperti tidak bersyukur
bahkan bunuh diri. Oleh karena itu, agama dikenalkan kepada umat manusia untuk menjadi
pedoman dan pegangan diberbagai kondisi manusia, salah satunya adalah saat rapuh.
Maka dari itu, perlu disadari bahwa keterlibatan Allah dalam setiap urusan manusia
dan hidupnya masing-masing akan sangat mempengaruhi keberhasilannya dalam upaya
mencapai kemenangan yang hakiki. Banyak sekali manusia yang terjebak dengan kesenangan
dunia yang fana ini karena jauh dari jangkauan Allah dan belum menemukan jalan untuk
terus menyandarkan diri kepada Sang Pencipta tersebut.