Oleh:
DASTY SUSILO RISTY
0802519038
PR19B
Presiden Indonesia, Joko Widodo telah mengumumkan ibu kota negara akan
dipindahkan dari Jakarta, yang ada di pulau Jawa, ke provinsi Kalimantan Timur, di
Kalimantan. Ini adalah rencana yang telah diusulkan oleh berbagai presiden Indonesia
selama beberapa decade sebelumnya, tetapi sepertinya langkah itu akhirnya akan
benar-benar terjadi di masa kepemimpinanya. Widodo mengatakan pemerintah akan
menyiapkan RUU untuk dipertimbangkan DPR. Jika disetujui, pembangunan bisa
dimulai tahun depan.
Perbincangan mengenai gagasan pindahnya Ibu Kota Negara atau yang sering
disebut sebagai IKN terus berlanjut hingga saat ini. Kondisi ini disebabkan oleh
Presiden Indonesia, Bapak Jokowi yang melontarkan gagasan tersebut ke tengah
publik dan berencana untuk mengimplementasikannya. Seperti yang telah
diperkirakan, dikotomi kelompok pro dan kontra hadir di tengah publik. Bagi mereka
yang setuju dengan hal ini berpendapat bahwa;
I. Poin pro pertama adalah pemindahan ini diperlukan untuk mengatasi
ketidaksetaraan dan mengurangi sebagian beban di Jakarta, dan pulau Jawa.
Jawa adalah rumah bagi 60% populasi negara dan lebih dari setengah kegiatan
ekonominya. Sedangkan Kalimantan hampir empat kali lebih besar, tetapi
menyumbang kurang dari sepersepuluh dari produksi domestik bruto.
Perpindahan ini bisa menjadi jawaban yang pas bagi keadaan penduduk yang
tidak merata ini.
II. Presiden Jokowi mengatakan bahwa pemindahan ibu kota akan menelan biaya
466 triliun rupiah ($32,7 miliar), di mana negara akan mendanai 19%, dan
sisanya akan didapat dari kemitraan publik-swasta dan investasi swasta. Label
harga termasuk kantor pemerintah baru dan rumah untuk sekitar 1,5 juta
pegawai negeri. Sehingga tidak akan membuat negara mengeluarkan dana
yang sangat besar seperti yang diisukan.
III. Dipindahkannya Ibu Kota Negara Indonesia adalah salah satu gagasan besar
yang strategis untuk memulai semuanya dari awal guna memajukan bangsa.
Hal ini didasari oleh pandangan Jokowi yang beranggapan bahwa perpindahan
IKN adalah salah satu pemikiran visioner untuk melewati masa global yang
lebih kompetitif di masa depan.
IV. Sebelumnya, pada tahun 2005 Naypyidaw menggantikan Yangon sebagai ibu
kota Myanmar. Seperti usulan ibu kota Indonesia, Naypyidaw adalah kota
terencana, seperti Canberra ketika menjadi ibu kota Australia pada tahun 1911.
Brasília, kota terencana lainnya, menggantikan Rio de Janeiro sebagai ibu kota
Brasil pada tahun 1960, memindahkan ibu kota ke lokasi yang lebih sentral di
negara. Pemindahan ini terbukti berhasil dan berdampak positif, sehingga
tidak ada salahnya dicoba.
Dilain sisi, terdapat pula mereka yang kontra dengan gagasan ini. Mereka juga
memiliki opininya sendiri, meliputi;
I. Kalimantan adalah rumah bagi kegiatan pertambangan besar serta hutan hujan,
dan merupakan salah satu dari sedikit tempat di mana orangutan hidup di
habitat aslinya. Pembangunan besar-besar yang akan dilakukan pastinya akan
membawa dampak yang negatif bagi lingkungan.
II. Selain itu, seiring dengan perencanaan tersebut muncul pula kekhawatiran
bahwa pemindahan tersebut akan berdampak pada peningkatan jumlah orang
yang tinggal di pulau tersebut, dan ini akan berdampak serius terhadap
lingkungan termasuk bagi habitat hutan hujan yang ada. Bila relokasi
dilakukan dan ditangani dengan kurang hati-hati, ini justru akan
mengakibatkan rusaknya Kawasan secara ekologis, hanya untuk menciptakan
kawasan lain.
III. Perpindahan ibukota pasti akan memakan biaya yang sangat besar, meskipun
negara dibantu oleh swasta untuk mendanai hal ini, alangkah lebih bijaknya
bila dana tersebut diprioritaskan untuk mengurangi tingkat kemiskinan negara
ini.
IV. Perpindahan Ibukota bukan prioritas utama yang mampu menjawab masalah
strategis nasional. Masih banyak cara lain yang dapat digunakan selain
merusak tempat baru untuk dijadikan wilayah ibukota (Anthony, 2022).
2. Bagaimana kaitan kasus tersebut dalam konteks Pembangunan Berkelanjutan
serta Partisipasi masyarakat dalam konteks atau kerangka SDG’s (Sustainable
Development Goals).
Jawab :
Selain itu, sebenarnya bila dikaitkan dengan konsep SDGs akan ada banyak
poin yang dilanggar Indonesia bila melakukan pemindahan ini, seperti poin ke-11
yang menyoroti kota dan komunitas berkelanjutan (Agung, 2022).. Dengan
berpindahnya ibukota dari Jakarta ke Kalimantan, hal ini akan mengakibatkan sulitnya
pemantauan keberlanjutan kegiatan yang ada di Jakarta karena infrastruktur akan
berada di tempat lain terancam mati atau tidak maksimal pelaksanaanya.
Jawab:
Referensi:
Agung. (2022). Mengupas Keselarasan Konsep Pembangunan Ibu Kota Negara Baru
dengan SDGs. UGM Press. https://ugm.ac.id/id/berita/22328-mengupas-keselarasan-
konsep-pembangunan-ibu-kota-negara-baru-dengan-sdgs
Anthony. (2022). Why is Indonesia moving its capital city? Everything you need to know. The
Guardian. https://www.theguardian.com/world/2019/aug/27/why-is-indonesia-moving-
its-capital-city-everything-you-need-to-know
Jefkins, Frank. 2003. Public Relations Edisi Kelima, Jakarta: PT Gelora Aksara