Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

TB MANGKIR

A. PENDAHULUAN
TB Mangkir adalah Pelacakan yang dilakukan untuk pasien yang tidak datang pada
waktu yang ditentukan atau disepakati untuk pemberian pengobatan ( kurang dari 24 jam ).
Pengobatan TB Paru membutuhkan waktu 6 sampai 8 bulan, sehingga dimungkinkan
pasien tidak patuh dalam menelan obat. Oleh karena itu untuk menanggulangi masalah
tersebut, peran masyarakat sebagai pengawas menelan Obat sangatlah penting. Diharapkan
dengan peran aktif Pengawas Menelan Obat dalam pendampingan di Masyarakat akan
menurunkan angka droup out/ Default dan meningkatkan kesembuhan . Peran Pengawas
Menelan Obat adalah memastikan penderita menelan obat sesuai aturan, mendampingi dan
memberikan dukungan moral, mengingatkan pasien, menemukan dan mengenali gejala efek
samping obat, mengisi kartu control, serta memberikan penyuluhan. PMO diperlukan untuk
menjamin keteraturan pengobatan sehingga penderita TB Paru sembuh, pengobatan lengkap,
tidak droup out/ default, dan tidak gagal. Kegagalan pengobatan TB Paru mengakibatkan
Penderita mengalami TB MDR yaitu Penderita menjadi resisten dengan OAT. Pengobatan
TB MDR membutuhkan waktu yang lebih lama dan biaya yang cukup besar. Untuk
mencegah terjadinya kegagalan pengobatan Penderita memerlukan pengawasan langsung
dalam menelan Obat yang dilakuakn oleh PMO.
Penyuluhan dan promosi kesehatan sangat diperlukan dimasyarakat luas agar
masyarakat mengerti tentang pentingnya kesehatan terutama mengurangi angka TB Mangkir
di Masyarakat.

B. LATAR BELAKANG
Untuk mengurangi TB Mangkir di Puskesmas Cipaku diperlukan langkah-langkah
yang tepat diantaranya :
1. Penanganan pasien TB MDR mempergunakan strategi DOTS plus yang saat ini
disebut Programmatic Management of Drug resistant TB (PMDT)
2. Setiap pasien TB-MDR yang mangkir harus segera dilakukan pelacakan, oleh staf
fasyankes.
3. Adanya penyuluhan di masyarakat dengan cara kelompok dan individu agar informasi
yang diperoleh masyarakat merata.
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui penyebab mangkirnya pasien dan memotivasi untuk kembali
melanjutkan pengobatan. Agar menurunkan angka kesakitan dan angka kematian TB dengan
cara memutus rantai penularan sehingga penyakit TB tidak lagi merupakan masalah
kesehatan masyarakat kecamatan Cipaku.
2. Tujuan Khusus
a. Tercapainya angka kesembuhan minimal 85% dari semua penderita TB
b. Mengurangi Angka TB Mangkir

C. KEGIATAN
1. Petugas pelaksana Puskesmas menentukan pasien TB MDR mangkir
2. Petugas fasyankes melakukan pelacakan, baik per telepon maupun kunjungan ke
alamat rumah pasien
3. Mencatat hasil pelacakan.
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masih ada pasien yang mangkir dikarenakan pasien bosan dengan minum obat dalam
jangka waktu yang lama

B. Saran
Kegiatan penyuluhan atau promosi kesehatan lebih digalakan lagi di masyarakat
untuk pemerataan informasi.

Anda mungkin juga menyukai