3_Fitriani1
INDENTITAS
Alokasi Waktu : 24 JP
Jumlah Pertemuan : 4 Pertemuan
Materi Pembelajaran :
Konsep Dasar Restoran
Pengenalan peralatan restoran
Tahap-tahap operasional restoran
Prosedur pelayanan
Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia,
Berkebinekaan global,
Bergotong Royong
Kreatif
Bernalar Kritis
Mandiri
Beriman, bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, dan Kreatif
Berakhlak Mulia, Bernalar Kritis
Berkebinekaan global, Mandiri
Bergotong Royong
SARANA PRASARANA
TUJUAN PEMBELAJARAN
PEMAHAMAN BERMAKNA
Penanganan pemesanan tempat
Pengertian restoran Menerima tamu
Jenis-jenis restoran Taking order
Jenis-jenis perabot Menyajikan makanan dan minuman
Jenis- jenis linen Clear up
Perlengkapan alat tata hidang Crumbing down
Tahap persiapan Changing the ashtray
Tahap pelayanan
PERTANYAAN PEMANTIK
. 1 . PERTEMUAN KE 1
Apakah pengertian restoran ?
Sebutkan jenis-jenis restoran ?
2. PERTEMUAN KE 2
Siapa yang bisa menyebutkan jenis perabot yang ada direstoran ?
S i a p a y a n g d a p a t m e n j e l a s k a n k l a s i fi k a s i
peralatan direstoran?
3. PERTEMUAN KE 3
Jelaskan tahapan dari opersional direstoran !
Sebutkan tahapan pelayanan direstoran !
4. PERTEMUAN KE 4
Apa yang dimaksud dengan prosedur Pelayanan ?
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
PERTEMUAN 1
Kegiatan Pendahuluan 1. Guru dan peserta didik memulai pembelajaran dengan berdoa
bersama, saling bertanya, guru mengabsen siswa dan mengecek
kesiapan siswa sebelum memulai pembelajaran.
2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
3. Guru menyampaikan garis besar cakupan materi melalui tanya
jawab ringan, yaitu:
Apakah pengertian restoran ?
Sebutkan jenis - jenis restoran?
STRATEGI ASESMEN
Kriteria Penilaian:
Sangat Baik (SB) : apabila memperoleh skor rata-rata: 3 < skor rata-rata ≤ 4
Baik (B) : apabila memperoleh skor rata-rata: 2 < skor rata-rata ≤ 3
Cukup (C) : apabila memperoleh skor rata-rata: 1 < skor rata-rata ≤ 2
Kurang (K) : apabila memperoleh skor rata-rata: skor rata-rata ≤ 1
LEMBAR ASESMEN DIAGNOSTIK
Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi
langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan
kepuasan pelanggan. Pelayanan merupakan kegiatan yang ditawarkan oleh organisasi atau
perorangan kepada konsumen/customer yang bersifat tidak berwujud dan tidak dapat
dimiliki. Dalam pelayanan yang disebut konsumen (customer) adalah masyarakat yang
mendapat manfaat dari aktivitas yang dilakukan oleh organisasi atau petugas dari organisasi
pemberi layanan.
Pelayanan prima (Excellent Service) merupakan pelayanan yang terbaik yang
diberikan kepada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal berdasarkan
standard dan prosedur pelayanan. Pelayanan prima (Excellent Service) adalah suatu
pelayanan yang terbaik dalam memenuhi harapan dan kebutuhan pelanggan. Dengan kata
lain, pelayanan prima merupakan suatu pelayanan yang memenuhi standard kualitas.
Pelayanan yang memenuhi standard kualitas adalah suatu pelayanan yang sesuai dengan
harapan dan kepuasan pelanggan atau masyarakat. Pelayanan prima (Service Excellent)
dapat dipahami sebagai melayani lebih dari yang diharapkan, dengan memberikan
perhatian kepada waktu, ketepatan, keamanan, kenyamanan, kualitas, biaya, proses, dan
kepuasan. Pelayanan prima adalah pelayanan dengan standar kualitas yang tinggi dan selalu
mengikuti perkembangan kebutuhan pelanggan setiap saat, secara konsisten dan akurat.
Konsep Pelayanan Prima
Keberhasilan dalam mengembangkan dan melaksanakan pelayanan prima tidak
terlepas dari kemampuan dalam pemilihan konsep pendekatannya. Konsep pelayanan prima
yaitu mengembangkan pelayanan prima dengan menyelaraskan konsep-konsep sikap
(attitide), perhatian (attention), tindakan (action), kemampuan (ability), penampilan
(appearance), dan tanggung jawab (accountability).
- Sikap (attitude)
Adalah perilaku yang harus dimunculkan ketika menghadapi pelanggan, yang meliputi
penampilan yang sopan dan serasi, berpikir positif, sehat dan logis, dan bersikap
menghargai.
- Perhatian (attention)
Kepedulian penuh kepada pelanggan, baik yang berkaitan dengan perhatian akan
kebutuhan dan keinginan pelanggan maupun pemahaman atas saran dan kritiknya, yang
meliputi mendengarkan dan memahami secara sungguh-sungguh kebutuhan para
pelanggan, mengamati dan menghargai perilaku para pelanggan, dan mencurahkan
perhatian penuh kepada pelanggan.
- Tindakan (action)
Berbagai kegiatan nyata yang harus dilakukan dalam memberikan layanan kepada
pelanggan, yang meliputi mencatat setiap pesanan para pelanggan, mencatat kebutuhan
para pelanggan, menegaskan kembali kebutuhan para pelanggan, mewujudkan
kebutuhan para pelanggan, dan menyatakan terima kasih dengan harapan pelanggan
mau kembali.
- Kemampuan (ability)
Kemampuan (Ability) adalah pengetahuan dan keterampilan tertentu yang mutlak
diperlukan untuk menunjang program pelayanan prima, yang meliputi kemampuan
dalam bidang kerja yang ditekuni, melaksanakan komunikasi yang efektif,
mengembangkan motivasi, dan mengembangkan public relation sebagai instrument
dalam membina hubungan kedalam dan keluar organisasi atau perusahaan.
- Penampilan (Appearance)
Penampilan (Appearance) adalah penampilan seseorang baik yang bersifat fisik saja
maupun fisik atau nonfisik, yang mampu merefleksikan kepercayaan diri dan kredibilitas
dari pihak lain.
- Tanggung Jawab (Accountability)
Tanggung Jawab (Accountability) adalah suatu sikap keberpihakan kepada pelanggan
sebagai suatu wujud kepedulian untuk menghindarkan atau meminimalkan kerugian atau
ketidakpuasan pelanggan.
Konsep pribadi pelayanan prima meliputi unsur-unsur kepribadian, penampilan,
perilaku, komunikasi, pengetahuan, dan penyampaian. Konsep pelayanan prima tersebut
terdiri dari hal-hal berikut:
- Pribadi prima tampil ramah
- Pribadi prima tampil sopan
- Pribadi prima tampil yakin
- Pribadi prima tampil rapi
- Pribadi prima tampil ceria
- Pribadi prima senang memaafkan
- Pribadi prima senang bergaul
- Pribadi prima tampil belajar dari orang lain
- Pribadi prima senang dalam kewajaran
- Pribadi prima senang menyenangkan orang lain
SOAL ESSAY
Peserta Didik
1. Apakah kalian memahami tentang pelayanan prima dibidang kuliner?
2. Apakah kalian dapat menjelaskan tentang pelayanan prima dibidang kuliner?
3. Manfaat apa yang dapat kamu peroleh dari materi pembelajaran ini?
4. Kesulitan apa yang kamu alami dalam proses pembelajaran?
5. Sikap positif apa yang kamu peroleh selama mengikuti kegiatan pembelajaran?
Guru
1. Apakah dalam membuka pelajaran dan memberikan penjelasan teknis atau instruksi
yang disampaikan untuk pembelajaran yang akan dilakukan dapat dipahami oleh
peserta didik?
2. Bagaimanakah pada rencana pembelajaran yang perlu diperbaiki?
3. Bagaimana tanggapan peserta didik terhadap materi atau bahan ajar, pengelolaan
kelas, latihan, dan penilaian yang telah dilakukan dalam pembelajaran?
4. Apakah dalam berjalannya proses pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan?
5. Apakah arahan dan penguatan materi yang telah dipelajari dapat dipahami oleh
peserta didik?
Remedial
Remedial dilakukan apabila tujuan pembelajaran belum tercapai. Belum tercapainya
tujuan pembelajaran dapat diketahui apabila skor perolehan dari instrument
penilaian/assessment masih dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Rencana
remedial yang akan diberikan adalah membahas soal-soal ujian sebelumnya
termasuk soal yang dianggap sulit berdasarkan hasil analisis hasil evaluasi.
Pengayaan
Merujuk pada sumber belajar lainnya dalam menambah wawasan peserta didik.
Disajikan materi contoh tentang pelayanan prima dibidang kuliner:
https://repository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/246994/File_10-Bab-II-Landasan-
Teori.pdf
http://etheses.uin-malang.ac.id/1774/5/09410038_Bab_2.pdf
Kelompok :
Anggota :
Kelas :
Mari berdiskusi!
Carilah materi tentang pelayanan prima dibidang kuliner melalui youtube, ebook, artikel
maupun buku. Kemudian buatlah sebuah resume tentang pelayanan prima dibidang kuliner
tersebut, setelah itu presentasikan hasilnya didepan guru dan teman sekelasmu!
MATERI PEMBELAJARAN PERTEMUAN 2
Komunikasi adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian publik yang lebih baik
yang dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap seseorang atau sesuatu
organisasi/badan. Komunikasi juga merupakan proses yang kontinu dari usaha-usaha
manajemen untuk memperoleh goodwill dan pengertian dari para langganannya,
pegawainya, dan publik umumnya kedalam dengan mengadakan analisis dan perbaikan-
perbaikan terhadap diri sendiri, keluar dengan mengadakan pernyataan-pernyataan.
Komunikasi merupakan kelanjutan dari proses penetapan kebijaksanaan, penentuan
pelayanan-pelayanan dan sikap yang disesuaikan dengan kepentingan orang-orang atau
golongan agar orang atau lembaga itu memperoleh kepercayaan dan goodwill dari mereka.
Kedua, pelaksanaan kebijaksanaan, pelayanan, dan sikap untuk menjamin adanya
pengertian dan penghargaan yang sebaik-baiknya.
Komponen yang terlibat dalam proses komunikasi antara lain proses tersebut
melibatkan beberapa komponen yaitu penerima pesan (receiver), pengirim pesan (sender),
pesan yang dikirimkan (messege), bagaimana pesan tersebut disampaikan (delivery channel
atau media), dan umpan balik atau balasan (feedback) yang diharapkan. Komunikasi
dilakukan oleh pihak yang memberitahukan (komunikator) kepada pihak yang menerima
(komunikan). Komunikasi efektif terjadi apabila suatu pesan yang ingin disampaikan atau
diberitahukan komunikator dapat diterima dengan baik atau sama oleh seorang komunikan,
sehingga tidak terjadi salah persepsi. Pengirim atau sender mengirimkan pesan kepada
seorang komunikan dengan cara menggunakan media tertentu. Unsur-unsur yang sangat
berpengaruh dalam komunikasi karena merupakan awal atau sumber terjadinya suatu
komunikasi sebagai berikut:
a. Komunikan atau penerima atau receiver yang menerima pesan dari komunikator,
kemudian memahami, mengartikan, dan akhirnya memberikan respons.
b. Media yaitu sarana yang digunakan untuk meneruskan pesan komunikasi biasanya
berupa ucapan, gambar, tulisan, bahasa formal, bahasa tubuh, dan sandi.
c. Pesan yaitu isi komunikasi yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan.
Kejelasan pengiriman dan penerima pesan sangat berpengaruh dalam berjalannya
suatu komunikasi.
d. Respons yaitu efek komunikasi sebagai respons yang diberikan atas penerima pesan.
Diimplementasikan dalam bentuk umpan balik atau feedback atau tindakan sesuai
dengan pesan yang telah diterima.
Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika berkomunikasi khususnya komunikasi formal
adalah:
- Percaya diri atau self confidence
- Tulus atau sincerity
- Kesungguhan atau seriousness
- Ramah atau friendship
- Berorientasi pada kebenaran atau truth
- Ketenangan atau poise
- Mau mendengarkan dengan baik atau good listener
Terdapat beberapa komponen atau unsur penting yang ada dalam komunikasi antara lain:
- Pengirim pesan
- Pesan yang dikirimkan
- Cara mengirimkan pesan
- Penerima pesan
- Timbal balik
Ruang Lingkup Komunikasi di Tempat Kerja
Dalam pelaksanaannya bahwa komunikasi didalam ruang lingkup lingkungan kerja
berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada didalam lingkup komunikasi itu
sendiri. Komunikasi semakin berkembang menyesuaikan kebutuhan dan kebijakan yang
ditetapkan dalam perusahaan. Semakin besar suatu perusahaan, maka semakin banyak
substansial yang harus dipatuhi dan dilewati sebagai bahan untuk perkembangan
perusahaan itu sendiri.
Berikut ini jenis-jenis komunikasi berdasarkan:
1. Komunikasi verbal
Merupakan salah satu bentuk komunikasi yang disampaikan oleh komunikator (orang
yang berbicara) kepada komunikan (orang yang mendengarkan atau menerima pesan
komunikasi) dengan cara tertulis ataupun lisan. Melalui komunikasi verbal ini maka pesan
dapat disampaikan secara baik dan memakan banyak porsi dalam proses komunikasi
karena dengan komunikasi verbal, ide dan gagasan dapat tersalurkan dengan baik.
Komunikasi verbal ini dapat dilakukan secara lisan maupun menggunakan media guna
memperlancar dan memperjelas penekanan pada pesan yang disampaikan.
2. Komunikasi non verbal
Merupakan komunikasi kebalikan dari komunikasi verbal, dimana komunikasi nonverbal
ini lebih banyak menggunakan media tanpa kata-kata ataupun ucapan, namun lebih
banyak menggunakan isyarat, ekspresi wajah, symbol, warna, ataupun gerakan tubuh.
Peran Komunikasi
Communication Technician
Pada tahap ini kemampuan komunikasi sangat diperlukan. Komunikasi diarahkan
untuk berperan menulis, menulis newsletter, menulis house journal, menulis news
release, menulis feature, dll.
Expert Prescriber
Praktisi komunikasi sebagai pendefisian problem, pengembangan program, dan
memiliki tanggung jawab dalam mengimplementasikannya secara baik. Pihak yang
terlibat didalamnya bekerjasama dalam tujuan yang sama dalam memajukan
perusahaan, menyampaikan pesan yang baik tentang perusahaan, dan membentuk
jejaring komunikasi yang andal. Mereka sebagai pihak yang pasif. Manajer yang
lainnya menyerahkan tugas komunikasi sepenuhnya ketangan si”komunikasi” ini,
sehingga mereka dapat mengerjakan pekerjaan mereka yang lainnya.
Communication Facilitator
Komunikasi sebagai pendengar setia dan broker informasi. Mereka sebagai
penghubung, interpreter, dan mediator antara organisasi dengan publiknya. Mereka
mengelola two way communication-nya dengan cara membuka rintangan komunikasi
yang ada atau yang terjadi. Tujuannya dalam hal ini untuk menyediakan kebutuhan
dua belah pihak akan informasi, membuat kesepakatan yang melibatkan minat kedua
belah pihak.
Problem Solving Facilitator
Para karyawan hendaknya berkolaborasi dengan manajer lain untuk mendefinisikan
dan memecahkan masalah yang dihadapi secara bersama dengan kordinasi yang baik
dan terfokus. Para karyawan dan manajemen menjadi bagian dalam manajemen
strategi perusahaan. Bergabung dengan konsultan mulai dari awal direncanakan
program hingga evaluasinya. Membantu manajemen menerapkan tahapan yang akan
ditetapkan dan strategi dalam pencapaian sesuai dengan tujuan yang ditetapkan
bersama. Problem solving ini menjadi indikasi dalam proses menyelesaikan masalah
yang dihadapi perusahaan, baik kedalam maupun keluar yang semua kebijakan dari
perusahaan dimaksudkan untuk kemajuan perusahaan secara maksimal. Jika
perusahaan mengalami kemajuan, maka karyawan yang bekerja didalamnya akan
terimbas dengan kemajuan yang dicapai oleh perusahaan itu sendiri.
Fungsi Komunikasi
Internal Eksternal
1. Mengkomunikasikan tujuan dari 1. Menyiapkan sarana bagi publik untuk
perusahaan antara pimpinan dengan melihat perusahaan secara langsung
karyawan 2. Mensosialisasikan kebijakan perusahaan
2. Menjelaskan perubahan kebijakan direksi kepada publik
dan manajemen agar karyawan 3. Membantu pemasaran untuk
memahami dasar pengambilan keputusan menciptakan citra produk
yang diambil 4. Mensosialisasikan prestasi yang dicapai
3. Membangun jaringan komunikasi oleh perusahaan
interaktif antara karyawan, manajemen,
dan direksi
4. Membantu terciptanya budaya
perusahaan yang sesuai dengan visi
organisasi
5. Membantu peningkatan rasa memiliki
karyawan terhadap perusahaan
Berikut ini tujuh sikap yang perlu diperhatikan dalam menerima telepon, antara lain:
- Caring, yaitu memperhatikan, mendengarkan, dan mencatat semua isi pembicaraan
penelepon.
- Commited, yaitu merasa terikat dengan organisasi/perusahaan, tidak melemparkan
masalah kepada orang lain atau melepas tanggung jawab, dengan alasan karena
bukan tugas/urusan anda.
- Considerate, yaitu mempunyai sikap bersahabat dan menjaga emosi penelepon.
- Controlet, yaitu mampu menjaga dan mengontrol emosi pada saat penelepon
marah/kecewa karena ada masalah dengan kantor kita. Kita harus tetap bersikap baik
dan bijaksana.
- Creative, yaitu kemampuan untuk menemukan cara yang efektif dalam bekerja.
- Contagious, yaitu selalu memelihara keakraban, kegembiraan, kesejukan, dan
kedamaian kepada penelepon.
Berikut ini cara mengatur emosi apabila mendengarkan sesuatu yang kurang
menyenangkan:
1. Tetap tenang
o Selalu berpikiran positif.
o Atur napas agar tetap dalam kondisi relaks.
o Jangan merasa hanya kita yang disalahkan.
o Seseorang yang emosi kondisi tempramennya tidak stabil, maka butuh perhatian
lebih.
o Yakinlah diri bahwa kita bisa mengatasi ini.
2. Berilah tanggapan yang mendukung
o Jangan mencoba menghindari, bersikap terbukalah.
o Berilah tanggapan yang positif dan tunjukkan bahwa kita ikut merasakan yang ia
rasakan.
o Hindari dan jangan melakukan perdebatan dengan pelanggan.
o Ungkapkanlah bahwa kita ingin benar-benar membantu. Apabila pelanggan ragu,
tanyakanlah ketidaknyamanan yang mengganggu pikirannya bila kita menangkap
dari pengamatan non-verbal.
SOAL ESSAY
1. Jelaskan pengertian komunikasi!
2. Sebutkan jenis-jenis komunikasi!
3. Sebutkan fungsi komunikasi!
4. Sebutkan tujuh sikap yang perlu diperhatikan dalam menerima telepon!
5. Sebutkan cara menelepon yang benar!
M.9.3_Fitarini2_A.9.3_Fitriani1
REFLEKSI
Peserta Didik
1. Apakah kalian memahami tentang peran berkomunikasi secara efektif melalui
telepon?
2. Apakah kalian dapat menjelaskan tentang peran berkomunikasi secara efektif
melalui telepon?
3. Manfaat apa yang dapat kamu peroleh dari materi pembelajaran ini?
4. Kesulitan apa yang kamu alami dalam proses pembelajaran?
5. Sikap positif apa yang kamu peroleh selama mengikuti kegiatan pembelajaran?
Guru
1. Apakah dalam membuka pelajaran dan memberikan penjelasan teknis atau instruksi
yang disampaikan untuk pembelajaran yang akan dilakukan dapat dipahami oleh
peserta didik?
2. Bagaimanakah pada rencana pembelajaran yang perlu diperbaiki?
3. Bagaimana tanggapan peserta didik terhadap materi atau bahan ajar, pengelolaan
kelas, latihan, dan penilaian yang telah dilakukan dalam pembelajaran?
4. Apakah dalam berjalannya proses pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan?
5. Apakah arahan dan penguatan materi yang telah dipelajari dapat dipahami oleh
peserta didik?
Kelompok :
Anggota :
Kelas :
Mari berdiskusi!
Kelompok 1 dan 3 : Jenis-jenis komunikasi
Kelompok 2 dan 4 : Komunikasi secara efektif melalui telepon
Buatlah sebuah materi dari tema yang sudah diberikan diatas sesuai dengan nomer
kelompokmu!
M.9.3_Fitarini2_A.9.3_Fitriani1
- Pengajar-siswa/trainer - trainee
- Suami-istri
- Ibu-anak
- Pimpinan-karyawan dan sebagainya
Dari masing-masing peran itulah merupakan bagian dari proses komunikasi itu
sendiri. Komunikasi antar pribadi bisa berasil dengan baik, apabila orang yang
berkomunikasi dapat:
- Saling percaya
- Saling terbuka
- Saling menghargai satu dengan yang lainnya
Komunikasi yang dilakukan karena terpaksa dapat digolongkan kedalam komunikasi
noninterpersonal, biasanya komunikasi jenis ini jarang mendapatkan hasil yang efektif.
Kematangan keperibadian dapat membantu dalam berkomunikasi karena seseorang yang
memiliki kepribadian yang matang akan lebih siap menerima berbagai pesan dan dampak
dari komunikasinya tersebut. Tipe keterampilan berkomunikasi yang dibutuhkan oleh setiap
karyawan adalah sebagai berikut:
dan norma lokal yang dimiliki pelanggan tersebut. Selain itu dengan memahami etika dan
norma lokal setiap daerah, Anda juga dapat memahami rekan kerja secara lebih baik.
Pengenalan etika dan norma lokal/daerah ini dapat bermanfaat untuk memperkaya
pengetahuan dan nilai-nilai luhur yang diwariskan pendahulu kita. Terutama terkait dengan
bagaimana cara bergaul dan bekerja sama di lingkungan kerja. Pemahaman yang baik
terhadap etika dan norma lokal juga akan mampu membentuk sikap cinta tanah air.
Kenegara mana pun kita pergi untuk bekerja, budaya, etika dan norma lokal akan menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari diri kita, wlaupun kita telah memahami etika pergaulan
internasional. Keberagaman budaya Indonesia merupakan aset budaya tidak ternilai
harganya. Adapun ragam budaya Indonesia adalah:
1. Orang dari Suku Jawa
Orang jawa adalah mereka yang berbahasa ibu bahasa jawa, yang nenek moyangnya
berasal dari propinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah istimewa Yogyakarta. Namun
karena pusat kebudayaan Jawa dahulu berada di Yogyakarta dan Surakarta, maka
pembahasan mengenai orang Jawa lebih banyak mengacu pada dua wilayah tersebut.
Dalam kehidupan sehari-hari, bahasa Jawa yang digunakan ialah bahasa Jawa ngoko dan
bahasa Jawa Krama. Dibedakan berdasarkan usia maupun status sosial orang yang diajak
bicara dengan orang yang sudah dikenal akrab, lebih muda usianya, serta lebih rendah
derajat atau status sosialnya.
Sementara bahasa Jawa Krama digunakan ketika berbicara dengan orang yang belum
dikenal akrab, tetapi yang sebaya dalam umur maupun derajat, serta tehadap orang yang
M.9.3_Fitarini2_A.9.3_Fitriani1
lebih tinggi umur dan status sosialnya. Orang jawa sangat berhati-hati dalam penggunaan
dan pemilihan bahasa serta tutur kata.
Mereka meyakini bahwa penggunaan kata atau ragam bahasa yang salah akan
membuat pihak lain merasa terhina, tersinggung, atau sebaliknya, merasa tersanjung secara
tidak pada tempatnya. Kepatutan perilaku dalam hidup bermasyarakat juga amat
diperhatikan orang Jawa. Perilaku yang tidak tepat atau tidak patut dianggap sebagai
kekurangan adab. Adab atau tata cara dalam kehidupan orang Jawa nampak pada tata cara
penggunaan bahasa penyapaan, tata cara sikap tubuh dan penempatan diri, tata cara
berbusana, dan sebagainya. Sikap keadaan menerima (nrimo) pada masyarakat Jawa juga
cukup terlihat, terutama pada lingkungan tempat kerja. Dari sikap menerima inilah
terbentuk sikap penyabar yang membuat mereka menjadi pribadi yang ulet, tekun, dan
setia. Mereka juga merasa tidak nyaman untuk mengungkapkan sesuatu yang menyangkut
kepentingan pribadi.
Orang jawa akan sulit mengemukakan sesuatu yang berpotensi menyinggung orang
lain. Oleh karena itu, kata-kata nuwun sewu (permintaan maaf) selalu diucapkan di awal
sebelum melakukan sesuatu yang berhubungan dengan seseorang. Dalam hal ini dikenal
dengan istilah ewuh-pekewuh (rasa tidak nyaman karena khawatir membuat orang tidak
nyaman/sungkan).
Dalam kehidupan orang Jawa, terdapat hal-hal yang tidak boleh dilakukan karena dianggap
sebagai sesuatu yang tidak baik. Hal tersebut merupakan pendidikan budi pekerti yang
mulia bagi orang jawa.
Hal-hal yang tidak baik dilakukan bagi orang Jawa antara lain sebagai berikut:
Duduk dibantal
Makna: tidak menghormati harga diri karena bantal diperuntukan untuk kepala
ketika tidur, bukan untuk diduduki, sehingga hal tersebut dianggap tidak sopan.
Tidur di pagi hari
Makna: tidak baik bagi kesehatan dan cenderung membuat badan lemas, waktu pagi
seharusnya dipakai untuk bekerja.
Menyebut ayah ibu dengan namanya langsung
Makna: tidak sopan dan membuat orang tua sakit hati.
Sering bertopang dagu
Makna: membuat pikiran kosong, melamun, dan membuang-buang waktu.
M.9.3_Fitarini2_A.9.3_Fitriani1
Bersiul
Makna: mengganggu ketenangan orang lain dan sering dikira kode-kode tertentu
yang membuat orang lain curiga.
Orang jawa pada umumnya membagi diri kedalam tiga kelompok sosial, yaitu
kelompok wong cilik (masyarakat berpenghasilan rendah), priyayi (brokrat dan
cendekiawan), dan ritual keagamaan. Aktivitas yang masih banyak dilakukan terkait
kepercayaan tersebut antara lain menyediakan sesajen dan berkonsultasi pada primbon
untuk memilih waktu serta tempat terbaik untuk melaksanakan acara penting, dan
sebagainya. Karakter orang jawa menurut nilai-nilai pewayangan antara lain harus berbudi
halus, elegan, bertutur kata lembut, sopan, mudah beradaptasi dan sensitif, tidak
memperlihatkan emosi didepan umum seperti kebahagiaan, kesedihan,
kekecewaan,kemarahan, penyerahan, harapan, dan rasa kasihan.
Orang jawa juga akan berhati-hati dan menghindari ketegangan pribadi dan sosial,
serta konflik dan konfrontasi. Orang Jawa menggangap bahwa kerukunan atau
keharmonisan merupakan sifat yang sangat penting. Hidup dalam harmoni berarti hidup
dalam pemufakatan, kedamaian dan ketenangan, tanpa konflik dan pertentangan.
Masyarakat pun diharapkan dapat bersatu untuk menciptakan sikap saling tolong-
menolong.
2. Orang dari Suku Aceh
Masyarakat Aceh berasal dari delapan kelompok etnis yaitu, etnis Aceh, Gayo, Alas,
Tamiang, Aneuk jamee, Kluet, Simeulue, dan Singkil. Kedelapan etnis tersebut merupakan
penduduk asli yang dahulu oleh Belanda disebut inlander (penduduk pribumi). Masyarakat
Aceh terkenal dengan pengamalan agama yang kuat. Hal tersebut nampak pada adat dan
budaya sehari-hari yang berlandaskan pada hukum syariat Islam.
M.9.3_Fitarini2_A.9.3_Fitriani1
Bagi orang Aceh, agama dan adat/budaya sulit untuk dipisahkan. Seperti sebuah
ungkapan Aceh yang mengatakan bahwa “adat ngon hukom hanjeut cree lagee zat ngon
sifeut”, yang artinya adat dengan hukum syariat islam tidak dapat dipisahkan seperti unsur
dengan sifatnya. Bagi mereka hukum agama Islam yang berlaku itu telah menyatu dengan
adat, seperti zat dengan sifat Allah SWT yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain.
Hal ini mengandung arti bahwa adat tidak boleh bertentangan dengan unsur-unsur agama
Islam. Dengan demikian adat/budaya harus berjalan sejajar, seiring dan sesuai dengan
tuntutan agama Islam.
Orang Aceh taat kepada kebiasaan, tata cara dan peraturan-peraturan yang telah
secara turun-temurun ditetapkan pemimpin/penguasa (umara). Selain itu, mereka juga taat
kepada hukum agama Islam yang difatwakan oleh para ulama. Adat pergaulan dan tata cara
hidup orang Aceh telah terjalin rapat dengan nafas Islam yang tidak terpisahkan. Ajaran-
ajaran agama Islam yang dihayati oleh penduduk (orang Aceh) sejak dahulu, juga masih
berlaku sampai sekarang.
Berikut nilai-nilai primer adat Aceh:
- Akidah Islami (hablumminallah).
- Persatuan dan kesatuan (hablumminannas).
- Komunal (tolong- menolong dan silaturahmi/kebersamaan ketauladanan pemimpin).
- Panut kepada iman (pemimpin).
- Jujur, amanah, dan berkhlak mulia.
- Malei kaom (malu diri, malu keluarga/harga diri).
- Percaya diri/kebanggaan bermartabat (bangga kaom).
- Cerdas dan bangga dengan pekerjaannya.
M.9.3_Fitarini2_A.9.3_Fitriani1
Suku bangsa Aceh memiliki empat bahasa, antara lain sebagai berikut:
- Bahasa gayo, digunakan oleh orang-orang Gayo Alas, dan Aceh Tengah.
- Bahasa Aneuk Jamee, digunakan oleh orang-orang Aceh Selatan dan Aceh Barat.
- Bahasa Tamiang digunakan oleh orang-orang yang tinggalnya dekat dengan
perbatasan Aceh dan Sumatra bagian timur.
- Bahasa Aceh digunakan oleh orang-orang Aceh Timur, Aceh Utara, Pidie, dan
sebagian Aceh Barat. Bahasa Aceh merupakan bahasa yang terbanyak (70%)
digunakan oleh penduduk Nangroe Aceh Darusalam.
Bahasa Aceh terdiri dari beberapa dialek, diantaranya dialek peusangan, banda,
Bueng, Daya pase, Pidie, Tunong, Seunangan, Matang, Meulaboh, dan Banda. Dialek banda
digunakan di banda Aceh. Karakteristik khas dari masyarakat Aceh antara lain sebagai
berikut:
- Mengucapkan salam ketika bertamu ke rumah orang (assalamu ‘alaikum), yang
artinya semoga Anda sekalian sejahtera.
- Orang Aceh tidak akan menyerahkan, menerima sesuatu atau menghimbau
seseorang dengan tangan kirinya, baik ketika bercanda ataupun pada situasi yang
serius. Mereka menganggap penggunaan tangan kiri paling tidak sopan. Bercanda
menggunakan kaki kiri ataupun kaki kanan juga merupakan hal yang menjadi
pantangan orang Aceh.
- Bagi orang Aceh, kepala adalah bagian tubuh yang ditakdirkan Tuhan berada di atas
sekali, Kepala merupakan letak indra terpenting seperti, mata, telinga, mulut dan
lidah. Sehingga memegang atau mengambil penutup kepala yang sedang digunakan
seseorang, baik bercanda apalagi secara sengaja, merupakan suatu hal yang sangat
dilarang karena dianggap merendahkan dan tidak menghargai.
- Orang Aceh menghormati orang yang lebih tua usianya. Orang tua dianggap telah
lama hidup dan telah berpengalaman, sehingga lebih bijaksana dalam tindak
tanduknya dibandingkan dengan orang yang masih berusia muda.
- Bagi orang Aceh, tetangga (jiran) merupakan kelompok orang yang dekat
hubungannya dengan orang Aceh. Bahkan mengalahkan saudara kandung yang
M.9.3_Fitarini2_A.9.3_Fitriani1
tinggal jauh dari mereka. Hal ini juga berlaku sama bagi tetangga yang tidak seagama
ataupun tidak sesuku dengan mereka. Tetangga, tanpa memandang agama, etnis
ataupun asal-usul, merupakan kelompok orang yang sangat bearti bagi orang Aceh.
Oleh karena itu, orang Aceh tidak akan merasa asing jika tinggal dekat dengan orang
yang berlainan suku bangsa atau agama yang dianutnya. Mereka akan tetap menjalin
hubungan kekeluargaan yang harmonis.
- Orang Aceh merupakan masyarakat yang cinta damai, prinsip hidup damai
merupakan suatu sikap yang dipertahankan secara sunguh-sungguh.
- Orang Aceh sangat menghargai sahabat yang benar-benar seperasaan dan
sependeritaan dengannya.
Orang bali hanya mengenal satu bahasa, yaitu bahasa bali yang terbagi dalam
beberapa dialek yaitu, dialek Buleleng, Karangasem, Klungkung, Bangli, Gianyar, Badung,
Tabanan dan jembran. Sama seperti budaya jawa, bahasa bali Hindu (majapahit) mengenal
tiga tingkatan pemakaian bahasa, yaitu: bahasa alus, lumrah (madya), dan bahasa Bali kasar.
M.9.3_Fitarini2_A.9.3_Fitriani1
Sekarang ini bahasa Bali alus digunakan secara resmi oleh hampir semua golongan dalam
pergaulan di pulau Bali. Masyarakat bali terbagi kedalam lapisan sosial yang dipengaruhi
oleh tiga sitem nilai, yaitu utama, dan nista. Kasta utama atau tertinggi adalah adalah
golongan Brahmana, kasta madya adalah golongan Kasatrya, dan kasta nista adalah
golongan Waisya. Selain itu, masih ada golongan yang dianggap paling rendah atau tidak
berkasta yaitu golongan Sudra. Golongan ini sering juga disebut jaba wangsa (tidak
berkasta). Tata kehidupan masyarakat bali, secara umum terbagi menjadi dua, yaitu :
- Sitem kekerabatan (kekeluargaan), yang terbentuk menurut adat yang berlaku dan
dipengaruhi oleh adanya klan-klan keluarga.
- Sistem kemasyarakatan (antarmasyarakat), merupakan kesatuan-kesatuan sosial
yang didasarkan atas kesatuan wilayah/teritorial administrasi
(perbekalan/kelurahan), yang pada umumnya terpecah lagi menjadi kesatuan sosial
yang lebih kecil, yaitu banjar dan teritorial adat. Banjar mengatur hal-hal yang
bersifat keagamaan, adat dan masyarakat lainnya.
b. Pengertian budaya
Kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan serta karya yang
dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyrakat, dijadikan miliknya dengan cara belajar.
M.9.3_Fitarini2_A.9.3_Fitriani1
Kebudayaan (culture) bearti keseluruhan dari hasil cipta, rasa, karsa manusia. Wujudnya
dapat berupa gagasan dan konsep pikiran manusia dan benda hasil karya manusia manusia
hidup bermasyarakat berisi aksi-aksi terhadap dan oleh sesama manusia sebagai anggota
masyarakat yang merupakan keprabadian, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
kebiasaan dan lain-lain. Kebudayaan adalah kompleks keseluruhan yang menjadi
pengetahuan,kepercayaan, kesenian, hukum, moral, kebiasaan, dan lain-lain kecakapan
yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat pendukung kebudayaan tersebut.
c. Ciri-ciri budaya
Ciri khas kebudayaan yang biasanya dimiliki oleh sekelompok manusia, suku dan
sebagainya yang menempati suatu daerah geografis turun-temurun, biasanya tampak pada:
1. Cara makan, pilihan bahan makanan, hasil masakan, seperti : bakmi, bakso, (asal
masakan Cina) gulai, nasi samin (masakan Arab) berbagai jenis makanan tradisional
makanan Indonesia, makanan Eropa dan lain-lain. Ada yang makan hidangan dari babi
dan ada pula yang mengharamkan (tidak makan) golongan masyarakatlah yang
menganggap sesuatu tindakan atau pilihan itu baik atau kurang baik, dan anggota
golongan belajar dari yang lainnya untuk mematuhi atau menganut kepada pilihan itu.
2. Cara berpakaian, pilihan bahan pakaian, modelnya dan cara memakainya, misalnya
diberbagai negara, wilayah, daerah semua memiliki ciri dan cara berpakaian sesuai
dengan budaya atau adat istiadat setempat. Namun demikian terdapat juga cara-cara
berpakaian yang berlaku secara umum (nasional atau internasional).
3. Perumahan, alat-alat yang mereka pakai sehari-hari berbeda dengan yang terdapat
pada kebudayaan lain.
4. Bahasa yang dipergunakan pada lingkungan mereka merupakan bahasa khas seperti,
jawa, Bali, Sunda, Aceh, Inggris prancis beserta dialeek-dialeknya.
5. Ciri khas atau bentuk fisik:muka, warna kulit, perawakan, hidung mancung atau pesek,
mata sipit atau beluk, rambut lurus atau keriting dan lain-lainnya.
d. Sosialisasi
Untuk dapat bekerja dengan baik sesama kolega dari berbagai budaya maka perlu
adanya sosialisasi. Yang dimaksud dengan sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang
M.9.3_Fitarini2_A.9.3_Fitriani1
mulai menerima dan menyesuaikan diri kepada adat istiadat sesuatu golongan, di mana
lambat laun akan merasa merupakan bagian dari golongan itu.
e. Perbedaan Budaya
Perbedaan budaya adalah perbedaan cara bersikap dan berinteraksi yang
disebabkan oleh budaya yang berbeda akan tampak aneh atau menyinggung orang lain.
Perhatian mengenai perbedaan budaya akan menjadikan kita memahami mengapa orang-
orang berperilaku demikian serta bereaksi demikian terhadap anda. Macam- macam
perbedaan budaya adalah ras, bahasa, ketidakmampuan, struktur keluarga, jenis kelamin,
usia, kecenderungan jenis kelamin, agama dan status sosial.
M.9.3_Fitarini2_A.9.3_Fitriani1
Contoh Komunikasi Verbal Cara Memberikan Salam dan Keramah Tamahan kepada
Pelanggan
1. Pelanggan Jepang
Seperti kebanyakan orang barat, jika kita kesulitan (tidak mengetahui atau tidak
dapat melafalkan nama keluarga) untuk menyebut nama pelanggan jepang, gunakan Sir
atau Madam. Jika kita dapat menyebut dengan tepat nama akhir pelanggan, pakailah nama
tersebut yang diikuti oleh San, apa pun jenis kelaminnya misalnya Takeshi San.
Orang Australia terbiasa menggunakan nama pertama, bahkan ketika berbicara
dengan seorang penguasa. Namun di jepang, hal ini tidak dapat diterima. Orang Jepang
saling mengucapkan salam dengan membungkuk. Kita harus melakukan sikap membungkuk
ini sebagai bentuk penghormatan dan sensitivitas. Kontak mata baik digunakan ketika
berkomunikasi dengan orang yang berbicara bahasa Inggris, tetapi orang jepang mungkin
merasa tidak nyaman jika kita mempertahankan kontak mata secara langsung dalam waktu
yang lama, pada saat berkomunikasi, lakukan kontak mata hanya untuk sesaat lalu alihkan
pandangan kita sedikit, terutama ketika berbicara dengan seorang wanita.
Pelayanan di jepang tepat waktu dan efisien, staf pelayanan pun sangat bersih dan
sopan, pemakaian seragam dimaksudkan untuk menciptakan kesan yang baik. Minuman
beralkohol diterima tetapi beberapa wanita jepang mungkin tidak minum didepan umum.
Pelanggan jepang akan sangat menghargai jika air dingin selalu tersedia. Permintaan maaf
harus disampaikan dengan tulus, permintaan maaf tidak boleh digunakan secara
sembarangan karena akan dianggap sebagai pembenaran atas kesalahan. Hilangkan alasan
untuk menunjukkan rasa bersalah. Dalam beberapa hal, hadiah diberikan dengan suatu
permintaan maaf untuk menunjukkan ketulusan. Di hotel tamu-tamu Jepang lebih suka
mandi berendam (bath) daripada shower, karena di Jepang, mandi adalah untuk relaksasi
M.9.3_Fitarini2_A.9.3_Fitriani1
bukan untuk membersihkan, selain itu air dapat dipercikkan kesekeliling dengan bebas.
Hotel harus menyediakan sandal karena orang jepang biasanya tidak mengenakan sepatu
didalam rumah. Bagi banyak orang Jepang, ada ketakutan alami terhadap api, karena
banyak kota di jepang memiliki penduduk yang sangat padat dan beberapa bangunan
terbuat dari bahan-bahan yang sangat mudah terbakar. Oleh karena itu, prosedur
pertolongan saat kebakaran di jepang dapat membantu mengurangi rasa takut mereka.
a. Greeting
Perkenalan dan komunikasi orang Jepang adalah sebagai berikut:
- Sangat formal.
- Jangan menyentuh seseorang.
- Jangan memanggil dengan nama pertama.
- Tidak berjabatan tangan, tetapi membungkukkan badan.
- Terima kartu bisnis dengan kedua tangan.
- Bungkukkan badan dan perhatikan gelar dikartu bisnis orang bersangkutan. Jika
orang Jepang tersebut memiliki status yang lebih tinggi, membungkuklah lebih dalam
dan lebih lama.
- Tidak menggunakan kartu bisnis untuk menulis.
- Beri/terima hadiah dengan dua tangan.
- Tidak membuka hadiah dihadapan pemberinya.
- Tidak menggunakan humor, slang atau guyonan.
- Tidak melakukan kontak mata terlalu lama.
- Bicaralah dengan pelan, jelas, dan dengan volume suara normal.
- Selalu tunjukkan tingkat formalitas tertentu.
- Bersikap sabar ketika seorang pelanggan Jepang tidak dapat berbahasa Inggris
dengan baik.
b. Kebiasaan
- Merokok masih sangat populer (lebih banyak pria dari wanita).
- Mandi berendam (bath) lebih populer daripada menggunakan shower.
- Permintaan maaf harus tulus, dan jangan gunakan alasan.
- Orang Jepang mungkin mengganggu pekerjaan kita dengan sebuah permintaan,
jangan mengartikan ini sebagai kekasaran.
M.9.3_Fitarini2_A.9.3_Fitriani1
- Orang Jepang tidak suka mengatakan “no”agar tetap “keep face”menjaga nama baik.
c. Makanan
Produk-produk susu tidak begitu popular.
d. Minuman
- Menyukai minuman alkohol (whisky dan sake).
- Air minum dingin.
2. Pelanggan Jerman
Orang Jerman mengharapkan pelayanan yang cepat dan efisien. Mereka dapat
tersinggung jika kita meminta mereka untuk menunggu tanpa menjelaskan alasannya.
Penampilan yang rapi dan bersih sangat penting, baik bagi pekerjaan maupun bagi diri kita
sendiri. Orang Jerman menganggap ruang makan yang tidak tertata atau penampilan
personal yang tidak rapi sebagai tanda inkompetensi.
Bersiaplah akan adanya permintaan-permintaan langsung dan tampak mendadak
karena para konsumen Jerman lebih menuntut ketimbang meminta untuk dilayani. Perlu
diingat bahwa ini bukan tanda kekasaran, namun merupakan sikap yang menjadi kebiasaan
mereka. Kata “Please”dan “thank you” mungkin tidak banyak di gunakan. Bila
memungkinkan, berilah informasi yang tepat, bukan pernyataan umum yang tidak jelas,
contoh “Bukan minggu depan, tetapi hari selasa setelah pukul 3.00 sore”, dari sudut
pandang orang Jerman, “pelayanan yang bagus adalah pelayanan yang tidak asal-asalan.”
M.9.3_Fitarini2_A.9.3_Fitriani1
a. Greeting
- Selalu jaga tingkat formalitas tertentu, panggil mereka dengan Mr. Atau Mrs. bila
kita mengetahui namanya, dan Sir atau Madam Jika kita tidak mengetahui namanya.
- Jangan pernah memanggil dengan nama pertama.
- Jabat tangan merupakan hal biasa bagi pria dan wanita.
- Tundukan kepala kita sedikit ketika memberi salam seorang tokoh.
b. Kebiasaan
- Tidak menggunakan humor atau selang.
- Bersiaplah akan adanya permintaan-permintaan mendadak.
- Cobalah menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan tepat.
- Para konsumen Jerman tidak punya waktu untuk meladeni sikap bohong /omong
kosong (nonsense).
- Orang Jerman mengharapkan penjelasan ketika diminta untuk menunggu.
- Tempat kerja yang berantakan diartikan sebagai tanda ketidakkompetenan
- (inkompetensi).
- Beberapa orang Jerman yang lanjut usia tidak dapat berbicara bahasa Inggris dengan
baik.
c. Makanan
- Orang Jerman akan mencoba sesuatu sesekali, tetapi akan sangat menghargai jika
makanan khas Jerman juga tersedia.
- Makanan yang populer adalah daging lembu, sosis, kentang, dan sauerkraut.
- Kurang menyukai makanan khas Asia.
d. Minuman
- Menyukai bir, anggur dan sparkling wine.
- Tidak banyak mengonsumsi cocktail.
a. Greeting
- Banyak orang Amerika mengatakan “Hello”dan menepuk bahu (jika pria), dan
memanggil dengan nama pertama terhadap orang yang dikenal akrab.
- Selalu menjaga tingkat formalitas tertentu. Panggil mereka dengan Mr. Atau Mrs.
ketika kita mengetahui namanya, dan Sir atau Madam jika Anda tidakmengetahui
namanya.
b. Kebiasaan
- Anggur atau sparkling wine disajikan dengan makan malam.
- Ingatlah selalu akan adanya permintaan-permintaan khusus.
c. Makanan
- Sarapan khas di sebuah hotel bintang lima dapat mencakup delapan menu, termasuk
steamed pear dengan saus anggur merah manis sebagai pembuka, hati sapi
panggang (medium) dengan bawang goreng, capsicum dan potongan-potongan apel
sebagai main course serta pancakes dengan sirup maple sebagai dessrt (makanan
pencuci mulut).
- Banyak cara berbeda memasak telur seperti, sunny-side up (telur mata sapi atau
ceplok), Turned over (telur goreng yang matang pada kedua sisinya), dan sebagainya.
- Sup dingin disajikan untuk makan siang di musim panas (termasuk sup buah-
buahan).
- Cottage cheese dan buah segar untuk makan siang pada musim panas.
M.9.3_Fitarini2_A.9.3_Fitriani1
- Daging merah apapun (termasuk breakfas bacon) yang dimasak pada suhu tertentu :
rare, medium rare, medium,medium welll, well done, dan very well done.
d. Minuman
- Air mineral harus tersedia pada tiap meja saat tamu tiba.
- Coctail beralkohol tinggi sebagai minuman sebelum makan.
- Kopi atau teh panas/dingin (tergantung musim), yang tersaji dengan makanannya.
4. Pelanggan muslim
Jika para pria dan wanita dari segala usia melakukan liburan kebanyak tempat
didunia, termasuk ke negara-negara Islam, tidak demikian halnya bagi orang Muslim, tidak
banyak orang muslim yang bepergian ke negara-negara barat. Pria dan wanita Muslim
bepergian terutama untuk alasan-alasan bisnis. Para wanita muslim hampir tidak pernah
bepergian ke negara-negara barat, dan terutama tidak pernah bepergian tanpa didampingi
oleh suami mereka atau kerabat pria dekat.
a. Greeting
- Selalu perlakukan konsumen muslim dengan formal.
- Gunakan Sir atau Madam.
- Jangan pernah gunakan nama pertama.
- Jabat tangan merupakan hal lazim hanya di kalangan pria, dan kadang menggunakan
kedua tangan.
M.9.3_Fitarini2_A.9.3_Fitriani1
b. Kebiasaan
- Orang muslim sering berbincang-bincang dahulu sebelum masuk ke alasan utama
adanya pertemuan.
- Orang muslim berdoa lima kali setiap hari dengan arah kiblat ke mekah, kota paling
suci umat islam.
- Terdapat tanda dalam kamar hotel yang menunjukkan arah kiblat ke Mekkah.
- Orang muslim melepas sepatu sebelum masuk ke dalam rumah.
- Permintaan mungkin terdengar menuntut.
- Orang muslim mengharapkan pelayanan yang efisien dan cepat, dan tidak peduli
dengan penyebab terjadinya masalah.
c. Makanan
- Makanan harus (wajib halal).
- Hewan-hewan buruan tertentu diperbolehkan.
- Hewan-hewan disembelih dengan cara khusus.
- Produk susu dari sapi, domba, dan kambing diperbolehkan.
- Ikan apa saja diperbolehkan.
- Madu, buah segar atau kering, kacang-kacangan.
- Biji- bijian seperti gandum dan beras, dan semua tumbuhan yang tidak beracun.
- Mengonsumsi sayuran segar atau yang dingin secara alamiah.
d. Minuman
- Minuman harus halal (tidak mengandung alkohol)
- Minuman ringan, air, susu, kopi, dan the
M.9.3_Fitarini2_A.9.3_Fitriani1
SOAL ESSAY
REFLEKSI
Peserta Didik
1. Apakah kalian memahami tentang peran bekerjasama secara efektif dengan kolega
dan pelanggan?
2. Apakah kalian dapat menjelaskan tentang peran bekerjasama secara efektif dengan
kolega dan pelanggan?
3. Manfaat apa yang dapat kamu peroleh dari materi pembelajaran ini?
4. Kesulitan apa yang kamu alami dalam proses pembelajaran?
5. Sikap positif apa yang kamu peroleh selama mengikuti kegiatan pembelajaran?
Guru
1. Apakah dalam membuka pelajaran dan memberikan penjelasan teknis atau instruksi
yang disampaikan untuk pembelajaran yang akan dilakukan dapat dipahami oleh
peserta didik?
2. Bagaimanakah pada rencana pembelajaran yang perlu diperbaiki?
3. Bagaimana tanggapan peserta didik terhadap materi atau bahan ajar, pengelolaan
kelas, latihan, dan penilaian yang telah dilakukan dalam pembelajaran?
4. Apakah dalam berjalannya proses pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan?
5. Apakah arahan dan penguatan materi yang telah dipelajari dapat dipahami oleh
peserta didik?
M.9.3_Fitarini2_A.9.3_Fitriani1
Pengayaan
Merujuk pada sumber belajar lainnya dalam menambah wawasan peserta didik.
Disajikan materi contoh tentang peran bekerjasama secara efektif dengan kolega
dan pelanggan.
Putri, Ria Tiara dkk. 2019. Komunikasi Industri Pariwisata. Yogyakarta: Andi
Yogyakarta
Program Remedial dan Pengayaan
Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Tahun :
Nama Rencana Program
No Tanggal Hasil
Elemen Peserta Sesudah Simpulan
Remedial Pengayaan Pelaksanaan Sebelum
Didik
Kelompok :
Anggota :
Kelas :
Mari berdiskusi!
Kelompok 1 dan 3 : bekerjasama secara efektif dengan kolega dan pelanggan
M.9.3_Fitarini2_A.9.3_Fitriani1
Kelompok 2 dan 4 : akibat yang ditimbulkan dari tidak adanya bekerjasama secara efektif
dengan kolega dan pelanggan
Buatlah sebuah materi dari tema yang sudah diberikan diatas sesuai dengan nomer
kelompokmu!
M.9.3_Fitarini2_A.9.3_Fitriani1
Saling Menghormati
Upaya saling menghormati dalam bisnis pelayanan menjadi “bahan baku utama”
sehingga dapat dikatakan bahwa industri pariwisata merupakan suatu industri yang
hospitable yaitu industri layanan yang diwarnai keramahan dan helpfully. Seseorang yang
M.9.3_Fitarini2_A.9.3_Fitriani1
memiliki sifat senang berteman atau mudah menyesuaikan diri lebih penting daripada
pelatihan formal, dia akan memiliki pengetahuan luas, lancar berbicara, daya tarik individu
yang menarik dan memikat hati audiens/tamu. Daya tarik kepribadian dari pembicara akan
dapat membangkitkan respon/minat pengunjung/tamu/teman bicara. Rasa atau minat
untuk mencari teman dan berteman akan memaksa seseorang untuk mencoba mengurangi
rasa ingin menang sendiri . Untuk menunjukkan rasa hormat, yang harus kita lakukan ialah
mencoba menyingkirkan rasa curiga dan “look down” terhadap seseorang, kita harus
berpikir positif terlebih dahulu, sehingga apa yang ada dihati kita akan tercermin dalam
wajah dan sinar mata.
Beberapa kiat menunjukkan rasa hormat antara lain:
Menyapa ramah atau menganggukkan kepala dengan tersenyum.
Mau mendengarkan adalah kunci utama untuk dihormati orang lain.
Menghormati solusi meskipun mungkin berbeda dengan kita.
Memperkenalkan diri dan mencoba mengenal latarbelakang mereka.
Lebih baik menawarkan saran daripada memerintah atau instruksi.
Dengarkan dengan seksama apa yang mereka katakan.
Mencoba untuk memahami kebutuhan dan keinginan mereka.
Mampu menempatkan diri sesuai dengan situasi dan posisi kita adalah kunci utama
dari saling menghormati.
- Waktu tidur rata-rata adalah 7 jam sehari, manfatkan waktu menjelang tidur untuk
diawali dengan mengingat hal-hal yang baik dan usahakan untuk tidak memikirkan
sesuatu yang berat, sehingga tanpa sadar anda akan tidur dalam keadaan tegang dan
dahi berkerut.
- Berlatihlah didepan cermin untuk menemukan mimik wajah yang ramah.
- Berjalan,
membiasakan diri untuk tegak, menekan perut dan melihat lurus kedepan. Usahakan
paha merapat, dan berjalan pada satu garis lurus. Latihan berjalan diatas balok, sangat
baik untuk melatih arah langkah dan keseimbangan. Jangan membiasakan telapak kaki
dalam melangkah mengarah keluar/membuka, usahakan arah menutup. Bagi laki-laki
arah sejajar.
Gerakan tubuh
Usahakan gerak apapun dari tubuh kita, dilakukan dengan pasti, tidak ragu-ragu dan
dengan kecepatan wajar. Hati-hati bukan berarti lamban, gerakan lamban sering
mengartikan malas dan ragu. Gerakan tubuh yang tidak perlu seperti: menggosok-gosok
hidung/telinga, sibuk dengan rambut, memainkan kuku, menggaruk yang tidak gatal, dll,
sebaiknya dihindari. Gerakan tanpa sadar ini biasanya muncul kalau seseorang sedang
gugup/nervous. Kalau kita merasa nervous cobalah untuk sedikit menjauh dari teman
bicara dan diam-diam tariklah nafas panjang dan yakinkan diri bahwa semuanya akan
selesai dengan baik.
Bahasa tubuh.
Bahasa tubuh adalah gerakan tubuh yang bermakna dan memperkuat makna bicara.
Dapatkah kita bayangkan seseorang bicara tanpa bahasa tubuh, misalnya pada saat
mengatakan “ya”, akan secara otomatis akan menganggukkan kepala, atau pada saat
orang mengatakan “tidak tahu” seringkali tanpa suara dan hanya mengangat bahu serta
memberi ekspresi wajah tersendiri.
Kontak mata
Kontak mata mempunyai peranan tersendiri, melalui sinar mata dapat diduga seberapa
besar kekuatan untuk mempengaruhi dan meyakinkan orang lain. Kalau kita tidak ingin
dan merasa akan dipengaruhi oleh orang lain, hindari kontak mata tanpa memalingkan
muka. Tetaplah memandang ke wajahnya tapi pusatkan pandangan diseputar mata dan
dahi teman bicara. “Perang kontak mata” sering terjadi pada moment negosiasi dimana
seseorang berusaha mengintimidasi yang lainnya. Hati-hatilah, mata memiliki kekuatan
magnet. Adakalanya bagi budaya tertentu kontak mata antara wanita dan pria yang
bukan “muhrim” adalah haram. Kontak mata yang terlalu berani kadang-kadang dapat
menimbulkan arti lain yang negatif.
M.9.3_Fitarini2_A.9.3_Fitriani1
kalau memang dia lebih suka dipanggil Timin dan itu merupakan nama kebanggaan, kalau
memang ini terjadi biasanya dia tidak menyembunyikannya dengan initial T.
Lakukan teknik berkomunikasi dalam percakapan, kita dituntut mampu berbicara dengan
mengingat:
- percaya diri (siap untuk berbicara / menguasai masalah)
- tepat pada sasaran (siapa, dimana, situasinya )
- singkat, mudah dimengerti (pesan, bahasa, volume suara, jelas)
- menarik (intonasi, pandangan mata, mimik muka, tatapan mata)
- tidak membosankan ( tanggap akan respon pendengar)
- berusaha memahami orang lain
kepada tamu yang baru dikenal. Contoh lain adalah saat seorang tamu dari suku tertentu
mengambil nasi dan lauk pauk sepiring penuh, kemudian petugas pengatur konsumsi
memandangnya dengan aneh yang membuat tamu tersebut menjadi bingung, karena
dengan mengambil banyak dianggapnya menghormati orang yang menyediakan makanan,
disisi lain petugas berpikir bahwa “tamu ini rakus sekali”. Kesalahpahaman ini membuat
suasana menjadi tidaknyaman lagi. Dalam dunia pelayanan, saat berinteraksi dengan
wisatawan/tamu, kita harus menyadari bahwa perbedaan budaya adalah:
- Adanya cara pandang yang berbeda dalam berpikir global.
- Mendorong adanya saling pengertian dan menghormati.
- Meluaskan wawasan pemahaman karakteristik wisatawan/tamu.
- Tingkat keformalan, kebiasan dan prilaku etnis.
- Adanya aneka budaya dengan gaya dan nilai-nilai yang dianut.
Hal-hal utama yang dapat mempengaruhi terjadinya kesalahpahaman yang disebabkan
perbedaan lintas budaya diantaranya:
- Cara pandang /persepsi yang berbeda.
- Perbedaan kondisi rohani / jasmani /disable.
- Kondisi lelah, ketakutan, khawatir yang berlebihan, ketidakpercayaan.
- Ketidakpuasan, rasa curiga dari pengalaman lalu /dari teman.
- Suasana kerja/bicara yang tidak kondusif/ pilih kasih/ras.
- Perbedaan kebutuhan, tujuan, visi, nilai, sikap.
- Kebiasaan, adat, pengertian kata yang kurang jelas.
- Tanggapan yang perduli (tak acuh) dari salah satu pihak.
- Temperamen rata-rata dari golongan tertentu
Contoh tahapan dalam menangani masalah perbedaan sosial budaya:
- Mencoba memahami dan mengenal perbedaan sosial budaya.
- Kenali dan analisa masalahnya serta kenali karakter golongan /asal/ personal.
- Mengulangi inti pembicaraan yang sama dengan kata-kata/kalimat dan intonasi yang
berbeda, yang mungkin akan lebih dimengerti/dipahami.
- Katakan “tidak” bila memang perlu mengatakannya (tanpa harus menyakiti dan
membuat tidak senang) daripada membiarkan orang dalam kebimbangan.
- Memperlambat pembicaraan dengan memperinci permasalahan.
M.9.3_Fitarini2_A.9.3_Fitriani1
- Menyetujui beberapa hal yang kita anggap tidak prinsip, namun tetap
mempertahankan prinsip-prinsip utama. Hal ini akan memperlunak teman bicara
dan memberi peluang kita untuk stabil (tidak emosional, agresif ataupun pasif). Bila
perlu tunjukkan perasaan kita yang sebenarnya sehingga teman bicara anda dapat
segera merespon.
- Upayakan agar permasalahan yang timbul, dapat diselesaikan dengan
menyenangkan (tidak merugikan) kedua belah pihak.
- Bila terjadi stagnasi (jalan buntu), ambil kesepakatan untuk menunda pembicaraan
dan sepakati kapan akan dilanjutkan.
ESSAY
REFLEKSI
Peserta Didik
1. Apakah kalian memahami tentang peran bekerjasama dalam lingkungan sosial yang
berbeda?
2. Apakah kalian dapat menjelaskan tentang peran bekerjasama dalam lingkungan
sosial yang berbeda?
3. Manfaat apa yang dapat kamu peroleh dari materi pembelajaran ini?
4. Kesulitan apa yang kamu alami dalam proses pembelajaran?
5. Sikap positif apa yang kamu peroleh selama mengikuti kegiatan pembelajaran?
Guru
1. Apakah dalam membuka pelajaran dan memberikan penjelasan teknis atau instruksi
yang disampaikan untuk pembelajaran yang akan dilakukan dapat dipahami oleh
peserta didik?
2. Bagaimanakah pada rencana pembelajaran yang perlu diperbaiki?
M.9.3_Fitarini2_A.9.3_Fitriani1
3. Bagaimana tanggapan peserta didik terhadap materi atau bahan ajar, pengelolaan
kelas, latihan, dan penilaian yang telah dilakukan dalam pembelajaran?
4. Apakah dalam berjalannya proses pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan?
5. Apakah arahan dan penguatan materi yang telah dipelajari dapat dipahami oleh
peserta didik?
Kelompok :
Anggota :
Kelas :
Mari berdiskusi!
Carilah materi tentang peran bekerjasama dalam lingkungan sosial yang berbeda melalui
youtube, ebook, artikel maupun buku. Kemudian buatlah sebuah resume tentang materi
tersebut, setelah itu presentasikan hasilnya didepan guru dan teman sekelasmu!
M.9.3_Fitarini2_A.9.3_Fitriani1
Glosarium
Asesmen Penilaian
Customer Organisasi atau orang yang membeli suatu produk barang atau jasa dari
suatu toko maupun bisnis tertentu
Diagnostik Ilmu untuk menentukan jenis penyakit berdasarkan gejala yang ada
Dialek Variasi bahasa yang berbeda-beda menurut pemakai (misalnya bahasa dari
suatu daerah tertentu, kelompok sosial tertentu, atau kurun waktu
tertentu)
Diplomasi Urusan atau penyelenggaraan perhubungan resmi antara satu negara dan
negara yang lain
Ekspresi Pandangan air muka yang memperlihatkan perasaan seseorang
Feedback Respon yang disampaikan komunikan atau penerima pesan setelah
menerima pesan dari komunikator
Formalitas Bentuk (peraturan, tata cara, prosedur, kebiasaan) yang berlaku
Instrument Sarana penelitian (berupa seperangkat tes dan sebagainya) untuk
mengumpulkan data sebagai bahan pengolahan
Karsa Daya (kekuatan) jiwa yang mendorong makhluk hidup untuk berkehendak
Kasta Golongan (tingkat atau derajat) manusia dalam masyarakat beragama
Hindu
Konsisten Tetap (tidak berubah-ubah); taat asas; ajek
Monopoli Situasi yang pengadaan barang dagangannya tertentu (di pasar lokal atau
nasional) sekurang-kurangnya sepertiganya dikuasai oleh satu orang atau
satu kelompok sehingga harganya dapat dikendalikan
Psikologis Berkenaan dengan psikologi; bersifat kejiwaan
Rubrik Kepala karangan (ruangan tetap) dalam surat kabar, majalah, dan
sebagainya
Sensitivitas Perihal cepat menerima rangsangan; kepekaan
Sosialisasi Proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan
menghayati kebudayaan masyarakat dalam lingkungannya
Teritorial Mengenai bagian wilayah (daerah hukum) suatu negara
M.9.3_Fitarini2_A.9.3_Fitriani1
DAFTAR PUSTAKA
https://repository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/246994/File_10-Bab-II-Landasan-
Teori.pdf
http://etheses.uin-malang.ac.id/1774/5/09410038_Bab_2.pdf
Putri, Ria Tiara dkk. 2019. Komunikasi Industri Pariwisata. Yogyakarta: Andi Yogyakarta
https://passertour.wordpress.com/2010/11/26/bekerja-dalam-lingkungan-sosial-yang-
berbeda/