Anda di halaman 1dari 1

Surat berharga Syariah negara

Surat berharga syariah negara (SBSN) dapat disebut juga sukuk Negara, yaitu surat berharga
negara yang diterbitkan pemerintah berdasarkan prinsip syariah. Dan bukti sebagai penyertaan
terhadap aset SBSN dan dalam surat berharga tersebut ditandatangani oleh KEMENKEU. Sukuk
sendiri bukan hanya kepemilikan surat utang berharga tetapi bukti kepemilikan aset (manfaat,
jasa dan hak).

Contoh dari penerbitan surat berharga syariah negara yang diterbitkan oleh pemerintah dengan
kode PPLN08C obligasi syariah ijarah PLN tahun 2006 dengan nama emiten perusahaan listrik
Negara (persero), tidak hanya itu saja surat berharga syariah negarapun digunakan pemrintah
dalam membangun universitas di Indonesia.

Surat berharga yang diterbitkan oleh BI

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga yaitu dikeluarkan oleh Bank Indonesia
sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek (1-3 bulan) dengan sistem diskonto/bunga
dengan tujuan untuk mengontrol jumlah uang beredar dalam masyarakat yang secara tidak
langsung bisa mengendalikan laju inflasi dan juga nilai tukar rupiah.

Efek beragun aset syariah yang diterbitkan berdasarkan kontrak investasi kolektif

KIK-EBAS adalah EBA syariah yang diterbitkan oleh kontrak investasi kolektif antara manajer
investasi dengan bank kustodian. Aset yang menjadi dasar (underlying assets) penerbitan EBAS
ialah aset keuangan berbentuk piutang, pembiayaan atau aset keuangan lainnya yang memenuhi
prinsip Islam.

Apabila dalam pengelolaan portofolio asetnya ternyata terpapar oleh aset keuangan non-syariah,
maka manajer investasi harus segera melakukan pembersihan kekayaan EBAS dengan menjual
aset tersebut. Keuntungan yang berasal dari hasil penjualan aset keuangan non-syariah tidak
dapat diakui sebagai bagian dari EBAS, tetapi dicatat sebagai dana sosial. Bank kustodian harus
segera melaporkan kepada OJK dan investor tentang penggunaan dana sosial tersebut.

Anda mungkin juga menyukai